WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kalah, Tiba Saatnya Berpisah

TAK SESUAI :Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: thestar)

TAMAT. Itulah yang dialami pasangan senior Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
 Kekalahan di babak perempat final membuat keduanya bakal berpisah setelah Kejuaraan Dunia 2013. Mereka gagal menembus babak semifinal setelah ditundukkan pasangan Korea Selatan Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 15-21, 16-21 dalam pertandingan selama 46 menit yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (9/8).
 Dalam Kejuaraan Dunia 2013, pasangan negeri jiran tersebut diunggulkan di posisi kedua sedangkan lawannya di posisi kelima.Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) menargetkan Kien Keat/Boon Heong harus bisa menembus babak final.
 Kekalahan dari pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, ini menjadi kekalahan keempat dari empat kali bersua. Ini berarti Kien Keat/Boon Heong tak pernah menang.
 Bagi pasangan yang sudah tujuh tahun bertandem, perpisahan karena kalah di babak perempat final tentu menjadi hal yang menyedihkan. Kien Keat/Boon Heong pernah membawa harum Malaysia denan menjuarai Asian Games 2006, juara turnamen bergengsi All England 2007, dan finalis Kejuaraan Dunia 2010.
‘’Saya tak pernah mengerti kenapa kalau melawan pasangan Korea ini mereka seperti punya energi lebih,’’ kilah Kien Keat.
 Sebenarnya, kemenangan juga sudah ada di depan mata mereka. Pada game pertama, pasangan Malaysia tersebut unggul 11-9.
‘’Kami lebih berpengalaman dibandingkan mereka. Namun, semuanya berubah setelah mereka mampu menguasai pertandingan,’’ tambah Kien Keat.
Dia pun menyerahkan nasibnya kepada BAM untuk memutuskan. Meski, Kiean Keat mengakui mereka belum memenuhi target yang dibebankan.
‘’Kami tidak datang dengan target perempat fimal. Kami datang ke sini dengan target juara ganda putra,’’ tegas dia.
 Kegagalan Kiean Keat/Tan Boon Heong membuat Malaysia belum pernah menjadi juara sejak Kejuaraan Dunia kali pertama dilaksanakan pada 1977. (*)

Ganda Putra Malaysia Nyaris Juara
1989:Razif Sidek/Jailani Sidek (Semifinalis)
1993: Cheah Soon Kit/Soo Beng Kiang (Finalis)
1995: Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Semifinalis)
1997: Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Finalis)
2001: Chew Choon Eng/Chan Chong Ming (Semifinalis),Choong Tan Fook/Lee Wan Wah (Semifinalis)
2005:Chan Chong Ming/Koo Kien Keat (Semifinalis)
2007: Choong Tan Fook/Lee Wan Wah (Semifinalis)
2009: Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan (Semifinalis)
2010: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (Finalis)

Ini Beda dengan Indonesia dan Singapura

Hendra/Ahsan mendengarkan pengarahan Herry IP (foto: PBSI)

CAI Yun/Fu Haifeng sudah dikalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Itu bukan hanya sekali tapi dua kali.
 Keduanya pun terjadi dalam dua kali pertemuan terakhir yakni di Indonesia Super Series Premier 2013 dan sepekan sesudahnya di Singapura Super Series 201 3.  Hanya, skor pertemuan Hendra/Ahsan dengan Cai/Fu menjadi 2-2.
 Sebelumnya, Hendra/Ahsan juga dua kali menelan pil pahit dari ganda senior Tiongkok tersebut pada Hongkong Super Series 2012 dan pada Piala Sudirman 2009.
 Pada Hongkong Super Series 2012, Hendra/Ahsan baru kali pertama dipasangkan.  Sementara pada Piala Sudirman 2009,  keduanya tampil dengan status dadakan. Sebelumnya, Hendra berpasangan dengan Markis Kido sementara Ahsan dipasangkan dengan adik Kido, Bona Septano.
  Kali ini, dalam Kejuaraan Dunia 2013, Hendra/Ahsan kembali bersua pada babak semifinal. Itu setelah kedua pasangan melewati rintangan lawan-lawannya pada babak perempat final yang dilangsungkan di Tianhe Indooe Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (9/8).
 Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi keenam menang dua game langsung 21-14, 21-18 atas Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dari Taiwan. Sheng Mu/Chia Hsin pada babak ketiga membuat kejutan dengan menjungkalkan unggulan pertama asal Korea Selatan Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae 14-21, 21-14,21-19.
 Sementara Cai/Fu, yang diunggulkan di posisi kedelapan, lolos semifinal berkat kemenangan  dua game 21-13,22-20 atas unggulan keempat asal Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
 Siapa yang menang? Hendra/Ahsan kan? Harapan public bulu tangkis Indonesia pasti demikian. Namun, bermain di kandang membuat penampilan Cai/Fu tentu tak loyo agar tak malu di depan pendukungnya sendiri.
 Sayang, sukses Hendra/Ahsan lolos ke semifinal gagal diikuti oleh pasangan muda Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Unggulan kesepuluh ini harus mengakui ketangguhan ganda Denmark yang diunggulkan di posisi ketiga Mathias Boe/Carsten Mogensen 13-21, 21-11, 17-21. Boe/Mogensen akan dijajal Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel) yang di babak sebelumnya melibas unggulan kedua asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 21-15, 21-16. (*)

Ada Manfaatnya Berlatih di Indonesia

TERHENTI: Carolina Marin (foto: badmintoneurope)

PENAMPILAN Carolina Marin sempat menarik perhatian dalam Kejuaraan Dunia 2013. Tunggal putri asal Spanyol tersebut mampu menembus babak perempat final.
 Sayang, Marin gagal lolos ke empat besar setelah dipaksa mengakui ketangguhan unggulan keempat asal Thailand 18-21,22-20, 15-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok,pada Jumat waktu setempat (9/8).
 Marin, yang masih berusia 20 tahun, hadir dengan status nonunggulan. Tapi, pada babak pertama, dia sempat menjadi pusat perhatian dengan mempermalukan pebulu tangkis Indonesia Adriyanti Firdasari dengan dua game langsung 21-15, 21-11.
 Pada babak kedua, giliran unggulan ke-14 asal Thailand Busanan Ongbumrungpan yang dipaksa pulang lebih cepat dengan skor 21-12, 17-21,21-14. Jalan ke perempat final diperolehnya setelah melibas unggulan kelima Sung Ji-hyun dari Korea Selatan dengan dua game langsung 13-21,21-13, 22-20.
 Kekalahan dari Ratchanok ini juga menjadi kekalahan kedua bagi Marin. Dia pernah kalah oleh pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut pada Denmark Super Series 2011.
 Melesatnya penampilan Marin ini juga tak lepas dari gemblengan yang diterimanya di Indonesia sebelum berangkat ke Kejuaraan Dunia 2013. Ini membuat penampilan juara Eropa 2008 tersebut mengalami perubahan.
 Dia mampu memadukan skill Asia dan kecepatan Eropa.  Meski kalah, Ratchanok pun sempat dibuat ketar-ketir.
 Selain itu, kekalahan Marin juga membuat dahaga gelar juara Eropa di nomor tunggal putri semakin panjang. Sejak kali pertama digelar pada 1977, baru Lene  Koppen asal Denmark yang bisa meraihnya pada tahun yang sama. Saat itu, terjadi final sesama pebulu tangkis Eropa karena Koppen mengalahkan Gillian Gilks (Inggris). Selama 22 tahun kemudian, Camilla Martin mengulanginya dengan menundukkan wakil Tiongkok Dai Yun 11-6, 6-11, 11-10. . (*)

Lin Dan Pamer Kekuatan

BAHAYA: Lin Dan unjuk kekuatan (foto: bwF)

LIN Dan masih menakutkan. Langkahnya sudah mampu menembus babak semifinal tunggal putra Kejuaraan Dunia 2013.
 Itu setelah Lin Dan mampu menjungkalkan unggulan kedua yang juga pebulu tangkis Tiongkok Chen Long 21-13, 22-20 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tianhe  Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Jumat waktu setempat (9/8).
 Bahkan, langkah lolos ke partai puncak bukan pekerjaan susah. Lin Dan akan dijajal oleh pebulu tangkis Taiwan Nguyen Tien Minh, yang pada babak perempat final memuus Jan O Jorgensen (Denmark) dengan rubber game 21-8, 17-21, 22-20. Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Lin Dan selalu memetik kemenangan.
 Selain itu, final ideal pun sudah di depan mata. Ulangan final Kejuaraan Dunia 2011 dan Olimpiade 2012 bisa kembali terulang.
 Seteru berat Lin Dan. Lee Chong Wei asal Malaysia juga lolos ke semifinal. Tanpa kesulitan berarti, pebulu tangkis berusia 31 tahun tersebut menghentikan ambisi Tommy Sugiarto (Indonesia) dengan dua game mudah 21-6, 21-19. Dia akan dijajal unggulan ketiga Du Pengyu (Tiongkok) yang lolos semifinal setelah berjuang ekstrakeras melawan Kashyap Parupalli (India) 16-21, 22-20, 21-15. Dalam delapan kali pertemuan sebelumnya, Chong Wei hanya sekali kalah. Kali terakhir, Chong Wei mengalahkan lawannya tersebut pada final Korea Super Series Premier 2013 dengan dua game langsung 21-12, 21-15.
 Lin Dan sendiri nyaris absen dari semua kegiatan olahraga tepok bulu sejak sukses mempertahankan emas di Olimpiade London 2012 ada bulan Agustus. Dia hanya sekali unjuk kebolehan dalam Kejuaraan Asia 2013 di Taiwan pada bulan April. Namun, Lin Dan memilih WO di babak perempat final.
 Dia sempat memberi harapan dengan bakal berlaga dalam Indonesia Super Series Premier dan Singapura Super Series. Tapi, lagi-lagi, dia absen dengan alasan kondisinya belum fit dan ingin konsentrasi penuh menghadapi Kejuaraan Dunia 2013.  (*)

Tommy Sugiarto Sukses Revans


  
SATU hadangan berat sudah dilalui Tommy Sugiarto. Unggulan kedelapan tersebut mampu mengalahkan Marc Zwiebler dari Jerman dengan dua game langsung 21-19, 21-14 dalam pertandingan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok,pada Kamis waktu setempat (8/8).
 Kemenangan ini membuat Tommy mampu membalas kekalahan menyakitkan pada babak semifinal Indonesia Super Series Premier 2013. Ini juga membuat putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut memperkecil skor kekalahannya menjadi 2-3. 
 Pada babak perempat final, Tommy akan menantang kandidat utama juara Lee Chong Wei. Pebulu tangkis Malaysia tersebut lolos ke perempat final setelah menghentikan perlawanan Wang Zhengming (Tiongkok) 21-12, 21-7. 
 Kekalahan Zhengming ini menjadi satu-satunya kekalahan yang dialami wakil tuan rumah di nomor tunggal putra. Tiga andalan Tiongkok  Du Pengyu,  Lin Dan, dan Chen Long mampu mengalahkan para rival. 
 Du Pengyu lolos setelah mengalahkan Takuma Ueda dari Jepang 21-19,13-21,21-17. Sementara Lin Dan menghentikan perlawanan Chong Wei Feng (Malaysia) 22-20, 21-10 dan Chen Long memupus asa Liew Daren (Malaysia) 21-18, 21-15.
Bahkan, satu tempat di semifinal sudah berada dalam genggaman. Itu setelah Lin Dan, yang juara bertahan, bakal menantang unggulan kedua Chen Long. (*)  

Permintaan Bodin pun Tak Digubris

Maneepong (kanan) dan Bodin (foto: bangkok)

PASANGAN Thailand Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech harus gigit jari. Keinginan berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2013 kandas.
 Itu seiring dengan sanksi yang diberikan Komisi Disiplin BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) kepada Maneepong karena berkelahi dengan mantan pasangannya Bodin Issara dalam final turnamen Kanada Grand Prix 2013 di Richmond pada 21 Juli lalu.
 BWF memberikan sanksi kepada Maneepong tak boleh tampil dalam berbagai turnamen kalender BWF selama tiga bulan. Sedangkan Bodin menerima sanksi lebih berat yakni dua tahun dan berlaku sejak 21 Juli. Hukuman ini sama dengan yang dijatuhkan Asosiasi Bulu Tangkis Thailand (BAT) atas kejadian yang dianggap sebagai aib bulu tangkis tersebut.
Bodin pun sempat meminta agar BWF memberikan izin kepada mantan pasangannya tersebut bisa tampil pada Kejuaraan Dunia 2013. Sayang, usahanya tersebut sia-sia.
 Sebenarnya Maneepong/Nipitphon bisa langsung melaju ke babak kedua karena pada babak pertama memperoleh bye. Pada babak kedua, mereka akan dijajal pasangan Hongkong Lee Chun Hei/Ng Ka Long yang di babak pertama mengalahkan Adrian Liu/Derrick Ng (Kanada) 24-22, 21-19.
 Absennya pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, tersebut membuat Chun Hei/Ka Long langsung lolos babak ketiga dan menantang unggulan kedua Koo Kien Keat/Tan Boon Heong asal Malaysia.
 Bagi Kien Kean/Boon Heong, Maneepong/Nipitphon bisa jadi batu sandungan. Ini dikarenakan mereka pernah kalah di All England Super Series 2013 dengan straight game 17-21, 18-21. (*)

Tommy Ketemu Momok Jerman


BERTAHAN: Tommy Sugiarto (foto: badmintonindonesia)

TOMMY Sugiarto menjadi tumpuan asa Indonesia di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Dunia 2013. Putra juara dunia bulu tangkis yang pernah dimiliki merah putih, Icuk Sugiarto, tersebut menjadi satu-satunya wakil yang tersisa. 
 Itu setelah Dionysius Hayom Rumbaka harus mengakui ketangguhan unggulan teratas asal Malaysia Lee Chong Wei 21-14, 18-21,11-21 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Rabu (7/8). Sementara Tommy mampu menundukkan Hsu Jen Hao asal Taiwan 9-21, 7-21. 
 Jen Hao merupakan pebulu tangkis yang mempermalukan pebulu tangkis senior Indonesia Simon Santoso pada babak pertama sehari sebelumnya. 
 Meski menempati unggulan kedelapan tapi langkah Tommy menembus perempat final sangat berat. Dia bakal bersua seteru lamanya, Marc Zwiebler. Pada babak kedua, wakil Jerman tersebut menundukkan Toby Penty (Inggris) 21-14, 21-11.
 Dalam empat kali pertemuan, Tommy hanya sekali menang yakni di Hongkong Super Series 2012. Dalam pertemuan terakhir di Indonesia Super Series Premier 2013, Tommy kalah dua game langsung 17-21, 10-21. 
 Dari sisi peringkat pun, keduanya tak jauh berbeda. Tommy berada di posisi kedelapan sementara Zwiebler tiga peringkat di bawahnya. (*)

Hasil Wakil Indonesia 
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) 14-21, 21-18,21-11; Tommy Sugiarto (x8) v Hsu Jen Hao (Taiwan) 21-9, 21-7;

Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x2) v Belaetrix Manuputy (Indonesia) 21-12,21-8;  Lindaweni Fanetri (x9) v Beatriz Corales (Spanyol) 21-12, 21-11

Ganda Putra:Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x10) v Marcus Ellis/Paul Van Rietvelde (Inggris/Skotlandia) 21-11,21-8; Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (x6) v Ronel Estanislao/Paul Jefferson Vivas (Filipina) 21-9, 21-12; Alvent Yulianto/Markis Kido (x15) v Tarun Kona/Arun Vishnu (India) 21-15,13-21, 21-17

Ganda Putri: Rie Eto/Yu Wakita (Jepang) v Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia (Indonesia) 17-21,21-19,21-11; Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x9) v Amelia Alicia/Fie Cho Soong (Malaysia) 21-14, 21-19


Beda Ranah, Beda Kebijakan

TAMPIL: Dionysius Hayom Rumbaka (foto: badmintonindonesia)

ANGIN segar bagi Tim Bulu Tangkis Indonesia. Keberanian menampilkan Dionysius Hayom Rumbaka melawan pebulu tangkis Israel Misha Zilberman dalam Kejuaraan Dunia 2013 dianggap bukan sebagai aib besar.
 ‘’Ranahnya mungkin beda antara politik dan olahraga. Pertimbangannya pun juga beda,’’ terang Humas Departamen Luar Negeri Republik Indonesia Siti Sofia saat dihubungi smashyes.
 Meski, dia menegaskan bahwa Indonesia tak mempunyai hubungan diplomatic dengan Israel. Ini, tambah Opi, sapaan karib Siti Sofia, sebagai bentuk solidaritas kepada invasi  yang dilakukan Israel kepada Palestina.
 ‘’Indonesia memang tak mengakui adanya negara Israel,’’ terangnya. Sikap PP PBSI ini memang di luar dugaan dan menentang arus. Biasanya, atlet Indonesia tak mau berhadapan dengan wakil Israel.
 Kali terakhir sikap tersebut ditunjukan Tim Fed Indonesia pada 2006. Saat itu, para petenis putri merah putih menolak bertanding melawan Israel dalam babak playoff  Grup I Dunia.
 Imbasnya, Indonesia langsung turun ke Grup Asia-Oceania dan dilarang tampil setahun kemudian. Itu masih ditambah dengan beberapa denda uang yang harus dibayarkan PP Pelti. (*)

Siap-Siap Pergi, Firda

MENGECEWAKAN: Adrianti Firdasari

ADRIANTI Firdasari siap-siap angkat koper dari pelatnas Cipayung. Warning (peringatan) yang diberikan kepadanya untuk bisa menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam Kejuaraan Dunia 2013 tak mempan baginya.
Buktinya, dia langsung tersingkir pada babak pertama. Firda, sapaan karib Firdasari, harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis Spanyol Carolina Marin dengan dua game langsung 15-21, 11-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium,Guangzhou, Tiongkok, pada Selasa (6/8).
 Hasil ini juga membuat Firda gagal membalas kekalahan (revans) dari gadis Negeri Matador, julukan Spanyol, tersebut. Dia juga kalah dari Marin dalam babak pertama Indonesia Super Series Premier 2013 yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta,pada 11 Juli lalu. Saat itu, Firda juga kalah dua game langsung 13-21, 8-21.
 Kekalahan ini termasuk ironis juga. Sebab, sebelum berangkat ke Kejuaraan Dunia, juara junior Eropa tahun lalu tersebut berlatih di Indonesia.
 Kesabaran PP PBSI memang sudahb habis kesabarannya kepada Firda. Dia sudah dianggap tak bisa memanfaatkan waktu yang lama di pelatnas tanpa adanya prestasi. Gagal dalam Kejuaraan Dunia juga bukan hal yang asing bagi Firda.
 Selain Firda, Simon Santoso juga harus siap mental. Dia juga terancam meninggalkan pelatnas atau terkena sanksi larangan turun di semua turnamen selama enam bulan.
 Penyebabnya juga sama. Dia sudah tersingkir pada babak pertama Kejuaraan Dunia 2013 oleh wakil Taiwan Hsu Jen Hao.
 Pada nomor tunggal putri, selain Firda, Aprilia Yuswandari juga langsung angkat koper. Tunggal putri yang dibesarkan di Pusdiklat Semen Gresik tersebut kalah dua game 18-21, 10-21 oleh Kaori Imabepu dari Jepang.
 Untung kekalahan dua tunggal putri ini tak merembet kepada Bellaetrix Manuputty. Dia lolos babak kedua berkat kemenangan atas Sandra-Maria Jensen (Denmark) 21-6,21-19. Hanya, untuk lolos ke babak ketiga, Bella, sapaan karib Bellaetrix,akan menantang unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yihan, yang di babak pertama memperoleh bye.
 Sebelumnya, keduanya pernah bertemu di Jerman Grand Prix Gold 2013. Hasilnya, Bella kalah dua game 17-21,19-21. (*)

Kalah Bukan karena Trauma Cedera

TUMBANG: Sony Dwi Kuncoro (foto:badmintonindonesia)

PIL pahit harus ditelan Sony Dwi Kuncoro. Diharapkan mampu mengukir prestasi dalam Kejuaraan Dunia 2013, dia malah sudah tersingkir di babak pertama Kejuaraan Dunia 2013.
 Sony dipaksa harus mengakui ketangguhan Derek Wong asal Singapura dengan dua game langsung 22-24, 16-21. Ini menjadi capaian terburuknya selama berkiprah dalam Kejuaraan Dunia.
 Meski kalah, Sony menyempatkan waktu meladeni wawancara smashyes via layanan pesan singkat (SMS). Berikut petikan wawancaranya.

Jangan pernah menyerah
-Iya. Harus itu

Sony belum fit 100 persen ya?
-Sudah fit tapi memang kalah

Start pada game pertama agak telat tadi ya Son?
-Iya, terlalu pelan dan kurang agresif

Kekalahan ini apa karena masih trauma setelah mengalami cedera dan lama absen mengikuti turnamen?
-Enggak juga.

Kiprah Sony Dwi Kuncoro di Kejuaraan Dunia
2003:Perempat final
2005: Babak III
2006:Babak III
2007:Finalis
2009:Semifinalis
2010:kalah WO karena hadapi pebulu tangkis Israel
2011:Absen
2013: Babak I

Ada Apa dengan Simon Santoso



TAK MEMPAN: Joko Supriyanto beri arahan Simon (foto: PBSI)
SIMON Santoso tersingkir dari Kejuaraan Dunia 2013. Ironisnya, juara tunggal putra Indonesia Super Series Premier 2012 tersebut sudah angkat koper dari babak pertama.
 Yang mengalahkannya pun bukan pebulu tangkis top asal Taiwan Hsu Jen Hao dengan rubber game 21-11, 14-21, 20-22 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadoum, Guangzhou, Tiongkok, pada Senin (5/8). Sebenarnya, Jen Hao bukan lawan sepadan bagi Simon.
 Peringkatnya sekarang lebih bagus, 31, dibandingkan Simon yang terdampar di 48 dunia. Namun, Jen Hao dua kali kalah dari pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut.
 Itu terjadi di Jepang Super Series 2012 dan Taiwan Grand Prix Gold. Kemenangan itu pun digapai Simon dengan dua game langsung.
 Kekalahan ini membuat dia gagal bersua dengan rekan latihannya di Pelatnas Cipayung, Tommy Sugiarto. Putra salah satu juara dunia bulu yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut pada babak pertama harus bersusah payah untuk menyingkirkan Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 21-18, 15-21, 21-17. Dalam Kejuaraan Dunia 2013 ini, Tommy menempati unggulan kedelapan.
 Selain Simon, wakil Indonesia di nomor tunggal putra yang tersingkir adalah Sony Dwi Kuncoro. Unggulan ke-10 ini menyerah dua game langsung 22-24, 16-21 oleh wakil Singapura Derek Wong.
 Kekalahan ini membuat PP PBSI siap menjalankan vonisnya yakni selama enam bulan tak mengirimkan Simon ke berbagai turnamen internasional. Ini dipicu sikapnya yang membuat PP PBSI kecewa pada Piala Sudirman 2013 dan Indonesia Super Series Premier 2013.
 Di Piala Sudirman, Simon nyaris didaftarkan. Namun, dia memilih absen karena mengaku masih cedera dan ingin konsentrasi mempertahankan gelar di Indonesia Super Series 2013.
 Tapi di turnamen yang menyediakan hadiah USD 700 ribu tersebut, Simon juga batal tampil. Alasannya, dia mengalami cedera leher karena salah tidur. Nah, inilah yang membuat PP PBSI geram. (*)

Cari Menang, Lupakan Solidaritas Palestina

Dionysius Hayom Rumbaka (foto:badmintonindonesia)

KESUCIAN menodai nama Indonesia di dunia politik internasional. Kesucian untuk tak mengakui negara Israel ternoda dengan sikap PP PBSI yang mengizinkan pebulu tangkisnya Dionysius Hayom Rumbaka menghadapi wakil negara zionis tersebut  Misha Zilberman pada babak pertama Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok,pada Senin (5/8).
 Memang, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, memang menang dua game langsung 21-15,23-21. Ini membuat pebulu tangkis asal Djarum tersebut menantang unggulan pertama asal Malaysia Lee Chong Wei yang dalam penampilan perdananya menang mudah 21-14,21-15 atas Scott Evans asal Irlandia.
 Namun, sebenarnya ini bukan masalah menang atau kalah. Politik Indonesia sudah tegas tak mengakui Israel karena invasinya kepada Palestina.
 Tapi sikap tersebut tak digubris oleh PP PBSI. Mungkin, bagi induk olahraga tepok bulu Indonesia tersebut menang lebih di atas segalanya dengan melupakan solidaritas Palestina dan mungkin menyakiti jutaan warga Indonesia yang mayoritas muslin.
 PP PBSI tak mau belajar dari PB Pelti. Induk organisasi tenis lapangan di tanah air tersebut rela dianggap kalah dan mendapat vonis dari ITF (Federasi Tenis Internasional). Itu disebabkan Pelti tak mengizinkan Tim Fed Indonesia berhadapan dengan Israel di Tel Aviv pada 2006.
 Beberapa negara pun juga melakukan langkah yang sama dengan Indonesia, kecuali Hayom tentunya. Mereka rela atletnya kalah daripada harus berhadapan dengan wakil Israel.
 Sekjen PP PBSI Anton Subowo tak bisa dimintai komentarnya mengenai sikap organisasinya yang mengizinkan atlet Indonesia turun melawan pebulu tangkis Israel. Meski, sebelumnya, dia sempat memberikan jawaban layanan pesan singkat tentang masalah tersebut.
 ‘’Saya akan konfirmasi dulu dengan tim manajer mengenai kondisi ini. Terima kasih atas informasi dan perhatiannya,’’ terang Anton dalam pesan singkatnya. (*)

Tragedi Olahraga Nasional di Depan Mata



PANTANG: Misha Zilberman (foto: misha)

TRAGEDI politik bisa terjadi dalam Kejuaraan Dunia 2013. Ini dikarenakan tunggal putra Indonesia Dionysius Hayom Rumbaka bakal menghadapi wakil Israel Misha Zilberman dalam pertandingan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Senin malam waktu setempat (5/8). 
 Di atas kertas, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bakal menang menang. Peringkat pebulu tangkis asal Djarum tersebut jauh lebih unggul karena di posisi 26 dunia sementara Misha hanya di posisi 63.
 Tapi, bisa jadi Hayom bakal kalah WO (walk over). Alasannya, selama ini, Indonesia tak menjalin hubungan dengan Israel. Pertimbangannya karena Isreal merupakan negara zionis yang melakukan invasi ke Palestina. Sampai sekarang pun, negara yang beribukota Tel Aviv tersebut masih menjajal Palestina. 
 Kejadian bertemu Israel pernah terjadi di beberapa ajang. Kali terakhir saat Tim Fed Indonesia bersua dengan mereka pada 2006 pada babak playoff Grup II Dunia. 
 Bagaimana sikap PB Pelti? Mereka memilih tak bertanding meski risikonya harus turun ke Grup I Asia-Ocenia. Sudah selesai? Belum. Indonesia dilarang mengikuti ajang tenis beregu putri tersebut pada 2007.
 Ini masih ditambah beberapa sanksi dari ITF (Federasi Tenis Internasional). Jumlah denda yang harus dibayar Indonesia  dibagi dalam tiga kategori, yaitu sebesar USD 5.000  karena membatalkan keikutsertaannya sehingga melanggar Piala Fed. Regulation nomor 12. Indonesia juga dinyatakan melanggar aturan nomor 13 dan diwajibkan mengganti biaya-biaya yang telah dikeluarkan petugas ITF ke Israel untuk persiapan Piala Fed sebesar USD 6.600. Serta kewajiban mengganti biaya yang telah dikeluarkan tuan rumah yaitu sebesar USD 20.000.
 Sekjen PP PBSI Anton Subowo dan Manajer Tim Indonesia ke Kejuaraan Dunia Rexy Mainaky ketika coba dikonfirmasi melalui layanan pesan singkat tak memberikan jawaban. Semenara, mantan Sekjen PB PBSI (sebelum berubah menjadi PP PBSI) belum memberikan komentar. Dia hanya mengirimkan layanan pesan singkat tengah mengemudi di luar kota. 
 ‘’Ada apa? Saya nyetir luar kota,’’ tulis Yacob kepada smashyes. (*)  

Lin Dan Mau Numero Uno

SAMPAI AKHIR: Lin Dan pasang target juara (foto: thestar)
LIN Dan menebar teror. Pebulu tangkis tunggal putra asal Tiongkok tersebut pasang target meraih gelar Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di kandang sendiri, Guangzhou, pada 5-11 Agustus.
  Lin Dan ingin menambah koleksi gelarnya menjadi lima. Meski, dia baru saja kembali ke lapangan setelah lama absen usai mempertahankan emas olimpiade di London pada Agustus 2012.
‘’Ini akan menjadi awal bagiku lagi. Sebagai atlet, saya tidak menjamin  pasti juara tapi saya berjanji akan memberikan yang terbaik,’’ tegas Lin Dan seperti dikutip media Malaysia.
 Kondisi Lin Dan pun sudah kembali seperti semula. Otot tubuhnya seperti ketika dia mengalahkan Lee Chong Wei (Malaysia) pada final Olimpiade 2012.
 ‘’Saya mengucapkan terima kasih kepada BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang memberikan wild cards sehingga bisa tampil dalam Kejuaraan Dunia,’’ ucap suami mantan ratu tenis bulu tangkis Xie Xingfang tersebut.
 Dengan wild card, Lin Dan bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia. Ini disebabkan peringkatnya tak memungkinkan dia berlaga.
 Lin Dan pun membalas kepercayaan tersebut dengan latihan ekstrakeras. Tujuannya agar dia bisa menjadi Numero Uno (Nomor Satu alias juara) dalam Kejuaraan Dunia 2013.
‘’Saya melakukan persiapan untuk meraih gelar lagi,’’ lanjut Lin Dan.
Lin Dan mengakui mungkin bakal menjadi salah satu pebulu tangkis tertua  di Tiongkok. Namun, dia menjalani latihan dengan para pebulu tangkis muda Tiongkok di Qingdao dengan intens latihan yang sama.
‘’Saya senang dengan kondisi fisik sekarang,’’ pungkas Lin Dan. (*)

Sony Melawan Kerinduan

BUAH HATI: Divya Amanta Kuncoro


SONY Dwi Kuncoro baru sebulan dikarunai anak. Istrinya, Gading Safitri, telah melahirkan putri keduanya Naraya Aisha Kuncoro pada 4 Juli 2013. Anak pertamanya, yang juga putri, bernama Divya Amanta Kuncoro yang lahir 24 Juli 2009.
 Tapi, tahun ini, Sony tak bisa mendampingi sang buah hati saat Lebaran 8-9 Agustus 2013. Pebulu tangkis berusia 29 tahun  tersebut harus berada di Guangzhou, Tiongkok, untuk tampil pada Kejuaraan Dunia 2013. Kebetulan, event bergengsi tersebut dilaksanakan saat moment Lebaran yakni 5-11 Agustus. 
 ‘’Ya sudah risiko. Pekerjaannya memang begini,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Anak dan istri, tambah dia, juga tak mudik ke Surabaya selama Lebaran. Untuk itu, orang tua dan mertua harus ke ibu kota.
 ‘'Anak kedua kan tidak boleh terbang. Jadi, Lebaran ini memang seharusnya di Jakarta,’’ lanjut Sony.
 Dalam Kejuaraan 2013 ini Sony termasuk pebulu tangkis yang diharapkan bisa mengukir prestasi.  Ini disebabkan dia pernah mencapai prestasi dengan menjadi runner-up pada 2007 di Kuala Lumpur, Malaysia, serta posisi ketiga dua tahun kemudian di Hyderabad, India.
 Sejak 2005 melalui Taufik Hidayat, Indonesia tak pernah lagi mengantarkan wakilnya menjadi juara nomor tunggal putra. Pada Kejuaraan Dunia 2013, Indonesia mengirimkan empat wakil di nomor bergengsi tersebut. Selain Sony, ada nama Tommy Sugiarto, Simon Santoso, dan Dionysius Hayom Rumbaka. (*)

Keramahan Guangzhou Sambut Malaysia

MODAL: Malaysia senang dengan kondisi Guangzhou

SAMA dengan Indonesia, Malaysia pun sudah pamer kekuatan. Lee Chong Wei dkk telah berada di Guangzhou sebagai venue Kejuaraan Dunia 2013 pada 5-11 Agustus mendatang.
 Di Guangzhou,pasukan negei jiran tinggal di Hotel City of Light. Kubu Malaysia menganggap sambutan yang diberikan sangat baik.
 Pelatih ganda Malaysia Tan Kim Her merasa nyaman dengan fasilitas yang diberikan. Dia juga mengacungkan jempol setelah menjalani sesi latihan di Tianhe Gymnasium.
 Chong Wei dkk bakal menjajal venue pertandingan pada 4 Agustus atau sehari sebelum tampil dalam event bergengsi tersebut. Malaysia berharap mampu memecahkan kebuntuan gelar. Sejak Kejuaraan Dunia kali pertama dilaksanakan pada 1977, mereka belum pernah mampu menjadi juara.
 ‘’Para pemain dalam kondisi bagus. Dalam beberapa hari terakhir, kami terus memberikan motivasi kepada mereka,’’ ungkap Kim Her.
 Dalam latihan yang menggunakan dua lapangan tersebut para pebulu tangkis Malaysia yang ikut Lee Chong Wei, Liew Daren, Chong Wei Feng, Koo Kien Keat/Tan Boon Heong, Lim Khim Wah/Goh V Shem, Hoon Thien How/Tan Wee Kiong, Vivian Hoo/Woon Khe Wei, Goh Liu Ying/Lim Yin Loo, Ng Hui Lin/Ng Hui Ern, Amelia Anscelly/Soong Fie Cho, Chan Peng Soon, Ong Jian Guo, Tan Aik Quan, dan Lai Pei Jing.
Dua pebulu tangkis lainnya,  Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari-Mohd Zakry Abdul Latif – baru bergabung Minggu (4/8).

Jauh-Jauh untuk Tantang Teman

MINIM: Goh V Shem/Lim Khim Wah (foto: badmintonfreak)
CAI Yun/Fu Haifeng  sudah uzur. Usia keduanya pun sudah kepala tiga.
 Tapi, pasangan ganda putra asal Tiongkok ini masih menjadi momok bagi para pasangan lainnya. Bahkan, bagi pasangan muda usia pun.
 Untung, di Indonesia, Cai/Fu sudah dikalahkan dua pasangan papan atas Indonesia. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro pernah mengalahkan mereka.
 Tapi, bukan bagi pasangan Malaysia. Dua pasangan negeri jiran, Goh V Shem/Lim Khim Wah dan Hoon Thien How/Tan Wee Kiong, besar kemungkinan akan menjajal Cai/Fu. Itu dikarenakan keduanya saling jegal pada babak kedua dan bersua dengan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok pada babak ketiga.
Hanya, sebelum terjadi perang saudara, Wah/V Shem harus mampu menyingkirkan pasangan Skotlandia Martin Campbell/Patrick MacHugh pada laga pembuka. Ini bukan laga yang susah bagi pasangan Malaysia. 
‘’Kami melakukan perjalanan jauh ke Guangzhou hanya untuk bertemu dengan rekan satu tim di babak awal,’’ keluh V. Shem kepada media lokal Malaysia.
 Hanya, untuk sementara, dia akan melupakan hubungan perkawanan saat berada di lapangan nanti. Apalagi, partnernya, Kim Wah, sudah pengalaman tampil di Kejuaraan Dunia 2011.
Hanya, melawan Cai /Fu, kedua belum pernah menang dalam dua kali pertemuan. (*)

Tak Minder di Hadapan Presiden SBY

SBY menerima kaos bersama Yonathan, Hendra, dan Angga.
BAGAIMANA rasanya bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Tentu, menjadi kebanggaan bisa bertatap muka dengan orang nomor satu di Indonesia tersebut.
 Tapi, lain halnya dengan Yonathan Suryatana Dasuki. Dia tak minder ataupun grogi. ‘’Saya nggak grogi kok,’’ jelasnya kepada smashyes.
 Padahal, jarak keduanya sangat dekat. Itu terjadi saat SBY mendapat kenang-kenangan kaos Indonesia dengan tulisan nama SBY di belakang.
 Bisa jadi, ini dikarenakan Yonathan sudah sering masuk istana dan bersua SBY. Bahkan, dia sampai lupa berapa kali hadir di istana.
 Yonathan ditemui SBY bersama rombongan tim bulu tangkis Indonesia yang bakal berlaga dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus ini. Dalam event bergengsi tersebut, lelaki asal Jember, Jawa Timur, tersebut berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan.
 Mereka unjuk kemampuan di nomor ganda putra.Di situs BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Yonathan/Hendra lolos dengan status Indonesia 4. Posisinya di bawah Markis Kido/Alvent Yulianto (Indonesia 3), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia 2), dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Pada 2 Agustus, Yonathan/Hendra berangkat ke Tiongkok. Ini sehari lebih lambat dibandingkan dengan rombongan pelatnas Cipayung. (*)

Pasangan yang Jarang Latihan Bersama

SEGERA PISAH: Kido/Alvent (foto: badmintonindonesia)
MARKIS Kido dan Alvent Yulianto merupakan satu pasangan. Keduanya pun mampu lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus mendatang.
 Kido/Alvent pun tampil dengan status Indonesia 3 di bawah Angga Pratama/Rian Agung Saputro serta Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Satu pasangan lagi (Indonesia 4) adalah pasangan Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan.
 Tapi, siapa sangka, keduanya ternyata jarang berlatih bersama. ‘’Saya berlatih di Jaya Raya Jakarta, sementara Alvent seringnya di Bogor. Hanya Alvent kadang ikut latihan,’’ terang Kido kepada smashyes.
 Bahkan, menghadapi Kejuaraan Dunia 2013, kondisi tersebut masih berlangsung. Namun, itu tak membuat semangat Kido/Alvent kendur.
 Mereka tetap berusaha memberikan yang terbaik saat tampil di Negeri Panda, julukan Tiongkok, nanti. Bagi kedua, Kejuaraan Dunia bukan hal yang asing. Apalagi bagi Markis.
 Dia pernah menjadi juara dunia saat event tersebut dilaksanakan pada 2007.  Saat itu, dia berpasangan dengan Hendra Setiawan, yang kini berpartner dengan Mohammad AhSan.
 Kido/Alvent sendiri juga berangkat ke Guangzhou juga berbeda dengan rombongan Pelatnas Cipayung. Keduanya berangkat sehari lebih lambat atau 2 Agustus. ‘’Saya nggak tahu kenapa kok nggak bareng-bareng. Pengurus Jaya Raya yang membelikan,’’ tegas Kido.
 Kejuaraan Dunia 2013 juga menjadi kiprah terakhir bagi Kido/Alvent.Setelah event tersebut, Kido akan menggandeng Marcus Fernaldy. Sementara, Alvent belum memperoleh pasangan. (*) 

Bukan Tiongkok yang Bahaya, tapi Denmark

KEJUTAN: Mathis Boe di Taj Mahal India (foto: twitter)
INDONESIA boleh memasang target dua emas dalam Kejuaraan Dunia 2013. Nomor ganda putra dan ganda campuran diharapkan bisa mengobati dahaga gelar sejak 2007.
 ‘’Kalau melihat kesempatan dan peluang yang ada, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra serta Tontowi (Ahmad)/Butet (Liliyana Natsir) memang paling berpeluang,’’ kata Ketua Dewan Penasihat PP PBSI Yacob Rusdianto di Surabaya.
 Henda/Ahsan, tambah dia, mampu tampil konsisten sepanjang tahun. Buktinya, gelar juara Malaysia Super Series dan Indonesia Super Series Premier mampu digapai.
 ‘’Lawan-lawan yang dikalahkannya pun tak sembarangan. Pasangan Tiongkok yang selama ini menjadi momok, Cai Yun/Fu Haifeng, mampu dikalahkannya di Indonesia Super Series Premier 2013. Peraih emas Olimpiade London 2012 itu pun juga dipermalukan pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputro di Piala Sudirman. Angga/Rian, tambah Yacob, juga kans menjadi juara. Hanya, keduanya masih labil.
 ‘’Hendra/Ahsan muncul pas pasangan-pasangan lama mulai menurun kemampuannya. Lee Yong-dae sudah bukan lagi dengan Jung Jae-sung yang pensiun. Meski pasangan barunya, Ko Sung-hyun, bagus tapi mereka dua kali bisa dikalahkan Hendra/Ahsan,’’ tambah Yacob.
  Hanya, lelaki yang periode lalu duduk sebagai Sekjen PB PBSI (sekarang PP PBSI) tersebut menganggap kekuatan yang diwaspadai adalah ganda Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen. Meski, saat ini, penampilannya mulai menurun.
 Begitu juga di ganda campuran. Pasangan negeri Skandinavia tersebut, Joachim Fischer-Nielsen/Christinna Pedersen, bisa jadi batu sandungan Tontowi/Butet. Itu sudah terbukti pada semifinal Indonesia Oper Super Series Premier 2013. Ganda campuran Indonesia tersebut  harus menelan malu di depan publiknya sendiri.
 Untuk nomor lain, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, lanjut Yacob masih susah untuk menjadi juara. Kali terakhir Indonesia menempatkan wakilnya menjadi juara melalui Markis Kido/Hendra Setiawan di ganda putra serta Nova Widianto/Liliyana Natsir di ganda campuran. (*)