|
Ratchanok Intanon |
MEMBICARAKAN duel klasik di nomor tunggal putra seakan tiada habis-habisnya. Memang harus diakui, Lee Chong Wei asal Malaysia dan Lin Dan dari Tiongkok susah untuk dibendung.
Wajar kalau keduanya kembali bertemu pada final Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Minggu (11/8). Meski tak diunggulkan, Lin Dan tetap punya kans juara besar.
Namun, lain halnya dengan di nomor tunggal putri bisa lain cerita. Li Xuerui memang layak lolos ke laga pemungkas karena menduduki unggulan teratas.
Lawan yang dihadapinya di final nanti merupakan wakil dari Asia Tenggara. Malaysia? Jelas bukan karena negeri jiran tak punya tunggal putri jempolan. Indonesia? Lupakan saja karena ketangguhan tunggal putri Indonesia hanya menjadi bagian sejarah bukan sekarang.
Lalu dari mana? Thailand melalui Ratchanok Inthanon. Memang harus diakui, dia merupakan tunggal putri terkuat di Asia Tenggara sekarang.
Bahkan, di level dunia, dia pun sudah masuk papan atas. Gadis berusia 18 tahun ini lolos ke final setelah menundukkan pebulu tangkis yang sama-sama masih muda usia P.V Sindhu dari India dengan dua game langsung 21-10, 21-13.
Ini membuat Ratchanok membuat sejarah dengan menjadi tunggal putri Thailand pertama yang lolos ke final. Sebelumnya, dia juga melakukan hal yang sama di All England 2013. Sayang, di final, Ratchanok harus mengakui ketangguhan Tine Baun.
Jika jadi juara, ini akan menjadi catatan hebat baginya.Dia akan menggabungkan juara junior dan senior. Bahkan, posisi terhormat di level junior digapainya tiga kali pada 2009, 2010, dan 2011.
‘’Saya ingin membikin sejarah bagi Thailand,’’ tegas Ratchanok kepada media lokal Thailand. (*)
MEMBICARAKAN duel klasik di nomor tunggal putra seakan tiada habis-habisnya. Memang harus diakui, Lee Chong Wei asal Malaysia dan Lin Dan dari Tiongkok susah untuk dibendung.
Wajar kalau keduanya kembali bertemu pada final Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Tiongkok, pada Minggu (11/8). Meski tak diunggulkan, Lin Dan tetap punya kans juara besar.
Namun, lain halnya dengan di nomor tunggal putri bisa lain cerita. Li Xuerui memang layak lolos ke laga pemungkas karena menduduki unggulan teratas.
Lawan yang dihadapinya di final nanti merupakan wakil dari Asia Tenggara. Malaysia? Jelas bukan karena negeri jiran tak punya tunggal putri jempolan. Indonesia? Lupakan saja karena ketangguhan tunggal putri Indonesia hanya menjadi bagian sejarah bukan sekarang.
Lalu dari mana? Thailand melalui Ratchanok Inthanon. Memang harus diakui, dia merupakan tunggal putri terkuat di Asia Tenggara sekarang.
Bahkan, di level dunia, dia pun sudah masuk papan atas. Gadis berusia 18 tahun ini lolos ke final setelah menundukkan pebulu tangkis yang sama-sama masih muda usia P.V Sindhu dari India dengan dua game langsung 21-10, 21-13.
Ini membuat Ratchanok membuat sejarah dengan menjadi tunggal putri Thailand pertama yang lolos ke final. Sebelumnya, dia juga melakukan hal yang sama di All England 2013. Sayang, di final, Ratchanok harus mengakui ketangguhan Tine Baun.
Jika jadi juara, ini akan menjadi catatan hebat baginya.Dia akan menggabungkan juara junior dan senior. Bahkan, posisi terhormat di level junior digapainya tiga kali pada 2009, 2010, dan 2011.
‘’Saya ingin membikin sejarah bagi Thailand,’’ tegas Ratchanok kepada media lokal Thailand. (*)
Hasil Semifinal Kejuaraan Dunia 2013 (11/8)
Tunggal Putra: Lin Dan (Tiongkok) v Nguyen Tien Minh (Vietnam x7) 21-17, 21-15; Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Du Pengyu (Tiongkok x3) 20-22, 21-12, 21-15
Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Bae Yeon-ju (Korsel x3) 21-5,21-11; Ratchanok Intanon (Thailand x4) v P.V. Sindhu (India x10) 21-10, 21-13
Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x6) v Cai Yun/Fu Haifeng (Tiongkok x8) 21-19, 21-17; Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x3) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x5) 21-23, 21-18, 21-18
Ganda Putri: Eom Hye-won/Jang Ye-na (Korsel x8) v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok x5) 21-16, 21-19; Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x1) v Christina Pedersen/Kamilla RytterJuhl (Denmark x4) 21-14, 14-21, 21-15
Ganda Campuran:Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x1) v Shin Baek-choel/Eom Hye-won (Korsel) 21-15, 21-17;Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x3) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x2) 15-21, 21-18, 21-13