WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hanya Alrie yang Melompat Tertinggi



Alrie Guna Dharma
TAK banyak pebulu tangkis Indonesia yang menanjak peringkat dunia pekan ini.  Salah satu yang perlu mendapat apresiasi adalah Alrie Guna Dharma.
 Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu 32 setrip dari pekan sebelumnya. Dari daftar ranking yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 20 Februari 2014, pebulu tangkis asal Bandung, Jawa Barat, itu ada di posisi 123.
 Lonjakan ini tak lepas dari hasil yang diraihnya dalam Iran Challenge 2013. Dalam event yang dilaksanakan di Teheran pada 13-16 Februari itu, Alrie mampu menembus final.
 Sayang, dalam laga final, lelaki 23 tahun itu harus mengakui ketangguhan unggulan kedua asal India Sourabh Varma dengan dua game langsung 13-21, 11-21. Namun, langkahnya itu sudah membuatnya mengantongi poin 3400.
 Dalam peringkat pekan ini, posisi tunggal putra Indonesia terbaik masih menjadi milik Tommy Sugiarto. Putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto itu ada di posisi ketiga. Sementara di bawahnya, Sony Dwi Kuncoro terpaut jauh, posisi 15, dan Dionysius Hayom Rumbaka di ranking 19. (*)  

Koo Kien Keat Tinggalkan Pemusatan Latihan

MUNDUR: Koo Kiean Keat 

BERAKHIR sudah hubungan Koo Kien Keat dengan Asosiadi Bulu Tangkis Malaysia (BAM). Pebulu tangkis 28 tahun tersebut telah mengajukan surat pengunduran diri pada Jumat (21/2) waktu setempat.
Menurut Wakil Presiden BAM Datuk Norza Zakaria, kepada media Malaysia, surat itu diberikan Kien Keat setelah dia menjalani latihan di Stadium Juara di Bukit Kiara, Kuala Lumpur. Sebenarnya, tanda-tanda Kien Keat akan meninggalkan pemusatan latihan nasional sudah terlihat ketika dia terlambat masuk setelah menjalani liburan Tahun Baru Tiongkok (Imlek).
 Daripada masuk pemusatan latihan, Kien Keat memilih menjalani perawatan mata. Dia baru masuk pemusatan latihan dua hari lalu.
 Sayang, Norza tidak menerangkan isi surat dari Kien Keat itu. Hanya, dia menganggap pengunduran pasangan Tan Boon Heong itu memudahkan BAM mengambil keputusan soal pasangan Kien Keat/Boon Heong.
 Keduanya mendapat sorotan setelah dianggap menurun. Puncaknya, saat Kien Keat/Boon Heong tersingkir dalam babak pertama dalam Malaysia Super Series Premier Januari 2014.
Kegagalan ini memperpanjang dahaga gelar sejak menjuarai Malaysia Terbuka 2010.BAM pun memutuskan Kien Keat/Boon Heong absen dari semua turnamen, termasuk di Jerman Grand Prix Gold dan All England Super Series Premier.
 “Kami ingin mengambil keputusan soal Koo dan Tan setelah mengetahui hasil kebugaran mereka dari Institut Olahraga Nasional (NSI). Tapi dengan mundurnya Koo membuat dasar kami mengambil keputusan,’’ ucap Norza.
 Pihak BAM, tambah dia, akan membiarkan Kien Keat pergi dan mencarikan pasangan bagi Boon Heong.
With the current turn of events, it looks like BAM have no choice but to let Kien Keat go, and find a new partner for Boon Heong.
 Kien Keat/Boon Heong merupakan pasangan Malaysia paling gemilang. Mereka mampu menjadi juara di Asian Games 2006, All England 2007,dan Malaysia Terbuka 2010. Keduanya juga lolos ke final dalam Kejuaraan Dunia 2010. (*)

Tinggal Berharap dari Nomor Ganda Campuran

BERTAHAN: M. Rian Ardianto/Zakia Ulfa

JONATHAN Christie digadang-gadang akan mengakhiri paceklik gelar Indonesia di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Junior Asia. Jalan menuju pun terbuka.
 Dalam event yang dilaksanakan di Taipe, Taiwan, itu, Jonathan menempati unggulan kedua. Sayang, asa tersebut gagal tercapai.
 Secara mengejutkan, juara Indonesia Challenge 2013 itu harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis nonunggulan asal Hongkong Lee Cheuk Yiu dengan tiga game 21-10, 19-21, 16-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Jumat waktu setempat (21/2).
 Kegagalan Jonathan menular kepada Anthony Sinisuka Ginting. Dia menyerah mudah dalam dua game 13-21, 15-21 kepada wakil Jepang Tsuneyama Kanta.
 Kini harapan membawa pulang tinggal diletakan di pundak pasangan ganda campuran Muhammad Rian Ardianto/Zakia Ulfa yang masih bertahan di semifinal. Pada babak sebelumnya, mereka menjungkalkan ganda Tiongkok He Jiting/Du Yue 21-16, 21-9.
 Hanya, untuk lolos final juga bukan pekerjaan mudah. Rian/Zakia harus bisa menyingkirkan unggulan kedua Kim Jung-ho/Kong Hee-yong.
 Gelar juara di nomor perorangan ini diharapkan mampu mengobati kegagalan di nomor beregu. Dalam pertandingan yang memakai format Piala Sudirman itu, langkah Indonesia dihentikan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, dengan skor 3-1 di babak perempat final.
 Tahun lalu, Indonesia juga gagal total. Gelar beregu dan perorangan gagal dibawa pulang ke Indonesia dalam event yang digelar di Kinabalu, Malaysia. (*)
 

Andre-Febe Tembus Semifinal

Andre Kurniawan Tedjono

DI level internasional series challenge, kualitas Andre Kurniawan Tedjono boleh diandalkan. Bahkan, dua capaian tertingginya selama 2013 digapai di ajang challenge yakni di Belgia dan Italia.
 Di Belgia, Andre mampu menjadi juara. Dalam final (14/9), mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menundukkan Eric Pang (Belgia) 21-17, 21-11.  Namun, di Italia, Andre harus mengakui ketangguhan sesama pebulu tangkis Indonesia tetap sekarang berbendera Italia Indra Bagus Ade Chandra 21-19, 15-21, 12-21.
 Kini, di Austria Challenge 2014, kans Andre menembus babak final terbuka. Pebulu tangkis yang masih tercatat sebagai anggota PB Djarum Kudus masih bertahan di semifinal.
 Itu setelah Andre mampu mengalahkan menghentikan perlawanan Wang Tzu Wei dari Taiwan dengan rubber game 24-22, 15-21, 21-15 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Wina pada Jumat  waktu setempat (21/2). Untuk bisa menembus babak pemungkas, Andre harus bisa mengalahkan Rasmus  Fladberg (Denmark) yang di perempat final memupus asa Niluka Karunaratne (Sri Lanka) 21-14, 21-18.
 Ini menjadi pertemuan kedua bagi Andre dan Fladberg. Pada pertemuan pertama di Swiss 2011, Andre menang 21-19, 21-5. Semifinal lain mempertemukan unggulan pertama Hsu Jen Hao asal Taiwan dengan Sourabh Varma.
 Indonesia juga meloloskan wakilnya di semifinal tunggal putri. Maria Febe Kusumastuti bakal berebut tiket final dengan unggulan teratas asal Taiwan Pai Hsiao Ma. Febe,. Sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, melangkah ke semifinal berkat keunggulan 21-13, 21-18 atas Olga Golovanova (Rusia) 21-13, 21-18. Sementara Hsiao Ma melibas Xu Wei (Tiongkok) 21-15, 21-18. (*)

Febe Ingin Cicipi Gelar

Maria Febe Kusumastuti

MARIA Febe Kusumastuti belum pernah sekalipun merasakan atmosfer turnamen selama 2014. Kini, dia pun mendapat kesempatan untuk tampil dalam Austria Challenge.
 Dalam turnamen yang dilaksanakan di ibu kota Austria, Wina, dan menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, diunggulkan di posisi ketiga.
 Dia pun mampu melewati hadangan Thulasi CP dari India dengan dua game langsung  21-13, 25-27. Kemenangan ini membuat gadis 25 tahun tersebut dijajal Vikroriia Vorobeva asal Rusia yang di babak pertama melibas Orsolya Varga (Hungaria) 21-18, 23-21.
 Tahun lalu, Febe tampil jeblok. Dalam semua turnamen yang diikuti, pebulu tangkis asal Boyolali, Jawa Tengah, tersebut tak satu pun bisa menjadi juara.
 Dia lebih sering tumbang di babak-babak awal. Capaian tertingginya adalah menembus semifinal Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakarta. Sayang, dia gagal menembus final karena dikalahkan wakil Tiongkok Yao Xue 11-21, 16-21.
 Dalam Austria Challenge 2014 ini,Indonesia mengirimnya banyak wakil. Bahkan, di nomor tunggal putra, Indonesia masih menempatkan tiga wakilnya di babak kedua yakni Adi Pratama, Andre Kurniawan Tedjono, dan Ihsan Maulana. (*)

Hanya Bisa Bikin Busanan Kerepotan

Gregoria Mariska (foto: PBSI)

TUNGGAL putri masih menjadi problem besar bagi PP PBSI. Di level senior, penampilannya masih angin-anginan.
 Sementara, di kelompok junior, srikandi-srikandi Indonesia belum bisa dibanggakan.
 Buktinya pada Kejuaraan Asia  Junior 2014. Dari lima nomor yang diikuti, hanya di nomor tunggal putri Indonesia sudah tak punya wakil.
 Ironisnya, itu sudah terjadi pada babak perempat. Satu-satunya wakil yang tersisa di babak 16 besar, Gregoria Mariska langkahnya dihentikan unggulan kedua asal Thailand Busanan Ongbumrungpan dengan tiga game 21-19,17-21, 20-22 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Taipe, Taiwan, pada Kamis (20/2) waktu setempat.
 Sebenarnya, Gregoria sempat membuat lawannya kewalahan. Tentu, ini di luar dugaan.
 Busanan merupakan finalis tahun lalu. Dari segi pengalaman pun jauh.
 Di level senior, Busanan sudah menjuarai turnamen di level grand prix. Begitu juga di sisi ranking.
 Dari daftar ranking  yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 20 Februari, pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, itu ada di peringkat 17 sementara Gregoria tak punya ranking.
 Kekalahan Gregoria pun memperpanjang puasa gelar di sektor tunggal putri. Sejak 1997, tak ada tunggal putri merah putih yang naik di podium terhormat.
 Pada Kejuaraan Junior Asia 2014, di nomor tunggal putri, selain Gregoria sebenarnta Indonesia diwakili Fitriani, Debora Vehrenica,dan Ruseli Hartawan. Dua nama terdepan langsung tersingkir di babak pertama sedang Ruseli angkat koper di babak kedua.
 Capaian ini beda dengan di tunggal putra. Hingga babak perempat final, Indonesia masih menempatkan dua dutanya, Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting. (*)

Gagal Tampil karena Tak Dapat Visa

Yonathan Suryatama Dasuki

NAMA Yonathan Suryatama Dasuki tak ada di peserta Austria Challenge 2014. Padahal, drawing (undian) turnamen yang dilaksanakan di Wina pada 19– 22 Februari itu, dia bakal turun.
 Hanya, pasangannya bukan lagi Hendra Aprida Gunawan. Lelaki asal Jember ini bergandengan dengan Albert Saputra.
 Pada babak pertama turnamen berhadiah USD 20 ribu tersebut, Yonathan/Albert menghadapi pasangan Swiss Florian Schmid/Gilles Tripet.
 ‘’Saya tak memperoleh visa. Jadi, saya tak bisa bermain di Austria,’’ kata Yonathan kepada smashyes.
 Padahal, penampilannya di Wina tersebut menjadi debutnya bersama Albert. Siapa Albert? Dia merupakan pebulu tangkis spesialis ganda yang sudah beberapa kali berganti pasangan.
 Terakhir, dia tampil bersama Siswanto. Peringkat Albert/Siswanto pun tak terlalu jeblok, 174.
 Sebelumnya, Yonathan lama berpasangan dengan Hendra AG, sapaan karib Hendra Aprida Gunawan. Pasangan ini sempat menembus posisi 14 besar dunia pada 2013.
 Posisi ini membuat Yonathan/Hendra berhak tampil pada Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus. Sayang, mereka sudah tumbang di babak pertama.
 Pasangan Yonathan/Hendra kali terakhir berpasangan di Hongkong Super Series 2013. Keduanya langsung angkat koper setelah tersingkir pada babak pertama.
 ‘’Kami berpisah karena kontrak dengan sponsor habis,’’ pungkas Yonathan. (*)

Chong Wei Usulkan Misbun Jadi Kepala Pelatih

DEKAT: Misbun (kiri) memijiti kaki Lee Chong Wei 

LEE Chong Wei tak pernah melupakan jasa Misbun Sidek. Pelatih yang mengangkat namanya di pentas bulu tangkis dunia itu diusulkannya menjadi pelatih kepala di pusat pelatihan nasional Malaysia.
Itu diungkapkan Chong Wei dalam pertemuan dengan Ketua Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) Tan Sri Tengku Mahaleel Tengku Ariff beberapa waktu lalu. Lelaki 31 tahun itu mengungkapkan Malaysia butuh sosok yang disegani untuk memimpin pebulu tangkis dan pelatih untuk menyinambungkan semua program.
 Seperti dikutip sebuah media Malaysia, Chong Wei pun membandingkan Malaysia dengan negara-negara yang tangguh di olahraga tepok bulu. Di Tiongkong, lanjut dia, ada Li Yong Bo, ada Rexy Mainaky di Indonesia, ada Park Jo-bong di Jepang, serta P. Gopichand di India. Semuanya, dulu merupakan pebulu tangkis besar di eranya.
Beda dengan Malaysia. Negeri beribu kota Kuala Lumpur tersebut belum mempunyai sosok seperti itu.
 Malaysia tak lagi mempunyai pelatih kepala setelah Yap Kim Hock mundur usai Olimpiade Beijing 2008.  Beruntung, Malaysia masih mempunyai Tan Kim Her. Dia bisa membuat program buat pelatih dan atlet.
 Chong Wei berharap Misbun akan menerima tantangan yang bakal diberikan BAM. Chong Wei dimintai masukan karena dia pebulu tangkis paling senior di tim Malaysia.
‘’Dalam pertemuan, saya katakan Malaysia butuh pelatih kepala. Sosok yang cocok adalah mantan pelatihku, Datuk Misbun,’’ ungkap bapak satu anak tersebut.
 Misbun menangani Chong Wei hingga Januari 2011. Dia memutuskan meninggalkan tim  nasional Malaysia karena merasa tidak senang dengan beberapa keputusan dari badan tim nasional.
 Dua tahun kemudian, anak Misbun, Misbun Ramdan, juga mengikuti jejaknya. Sekarang, Ramdan dilatih  ayahnya di rumah. Hasilnya, dia mampu menjadi juara di empat turnamen selama 2013. (*)

Duh, Sony Langsung Ketemu Wang Zhengming

Sony Dwi Kuncoro

ALL England bisa jadi turnamen yang kurang bersahabat bagi Sony Dwi Kuncoro. Arek Suroboyo tersebut selalu kurang beruntung dalam turnamen yang masuk kategori super series premier itu.
    Tahun lalu,Sony mengalami cedera pada babak kedua saat menghadapi pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen. Saat itu, kedudukan masih 7-11 bagi Jorgensen.
 Akibat cedera itu, Sony sempat lama absen termasuk membela Indonesia dalam Piala Sudirman 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia. Selain itu, cedera itu membuat penampilannya labil.
 Selama 2013, Sony tak pernah mencatatkan dirinya di tangga juara. Ukiran terbaiknya adalah menembus babak final Hongkong Super Series.
 Sayang, pada babak final, Sony tak berdaya di tangan Lee Chong Wei. Dia menyerah mudah dalam dua game 13-21, 9-21.
 Kini, pebulu tangkis yang dibesarkan PB Wima, Surabaya, itu juga kurang beruntung dalam All England Super Series Premier 2014. Pada babak pertama, dia langsung bertemu dengan wakil Tiongkok Wang Zhengming.
 Selama dua kali pertemuan, Sony tak pernah memetik kemenangan. Dua kali kekalahan tersebut ditelan bapak dua putri itu di Makau 2011 dengan 12-21, 14-21 serta di Tiongkok 2012 dengan 12-21, 21-14, 15-21.
 Selain itu, dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), ranking Wang Zhengming lebih bagus. Dia berada di posisi kesembilan sedangkan Sony enam setrip di bawahnya.
 Jika mampu mengatasi Wang Zhengming, besar kemungkinan Sony akan bersua dengan rekannya sendiri, Tommy Sugiarto. Unggulan ketiga ini pada babak pertama hanya menghadapi pebulu tangkis kualifikasi.
 Satu lagi wakil Indonesia di babak utama nomor tunggal putra All England Super Series Premier adalah Dionysus Hayom Rumbaka. Pada babak pertama, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, akan dijajal Eric Pang asal Belanda.
 Keduanya baru sekali bertemu yakni di Swiss pada 2010. Hasilnya, Hayom menang 21-14, 21-16.
 Di babak kualifikasi ada juga wakil Indonesia yakni Andre Kurniawan Tedjono.  Di laga perdana, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung ini menantang Anand Pawar, unggulan pertama babak kualifikasi. (*)

Wakil Indonesia di Babak Kualifikasi All England Super Series Premier 2014
Tunggal Putra:Tommy Sugiarto (x3), Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal Putri: Lindaweni Fanetri, Bellaetrix Manuputty

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x1), Angga Pratama/Rian Agung Saputro,Berry Anggriawan/Ricky Karanda,Markis Kido/Markus Fernaldi

Ganda Putri: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x7), Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris, Nitya Krishinda/Greysia Polii

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x2), Markis Kido/Pia Zebadiah (x6), Riky Widianto/Puspita Richi Dili (x7), Irfan Fadhilah/Weni Anggraeni

X=unggulan

Masih Utuh hingga Babak Kedua

MUDAH: Muhammad Bayu Pangisthu (foto:pb djarum)

WAKIL Indonesia di nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Junior Asia 2014 masih utuh. Empat duta merah putih melaju ke babak kedua yang dilaksanakan di Taipei, Taiwan, itu.
 Keempat pebulu tangkis tersebut adalah Jonathan Christie, Muhammad Bayu Pangisthu, Eska Riffan Jaya, dan Anthony Sinisuka Ginting. Di antara mereka, Jonathan dan Anthoy tak perlu memeras keringat karena memperoleh bye. Jonathan sendiri diunggulkan  di posisi kedua.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Rabu waktu setempat, pada babak pertama, Muhammad Bayu Pangisthu  menang mudah dua game 21-8, 21-11 atas wakil Filipina Wilson Joseph. Sementara Eska Riffan menghentikan perlawanan Kantawat L. dari Thailand 21-19,21-13.
 Pada babak kedua, Jonathan akan ditantang Chang En Chia asal Taiwan yang melibas Saetiaw (Thailand) 21-18, 23-21. Muhammad Bayu Pangisthu berhadapan lagi dengan wakil Filipina Gabuello.
 Sementara, Riffan akan menjajal ketangguhan unggulan ketujuh asal Singapura Ng Zin Rei, yang di babak pertama melibas wakil Makau I ek U Ieong 21-13, 21-16 dan Anthony menantang Lee Chak Wai (Hongkong), yang sebelumnya mematahkana ambisi Ranaweera P. 21-8, 21-18.
 Indonesia berharap bisa meraih gelar dari nomor perorangan. Ini setelah di nomor beregu, merah putih gagal karena langkahnya terhenti pada babak perempat final oleh Korea Selatan 1-3. Juara nomor beregu akhirnya jatuh ke tangan Tiongkok. (*)

Cari Pelampiasan Kegagalan Nomor Beregu

Jonathan Christie menerima bendera dari Sekjen Anton Subowo

INDONESIA babak belur di nomor beregu dalam Kejuaraan Asia Junior 2014. Langkah merah putih dihentikan Korea Selatan dengan skor telak 1-3 pada babak perempat final yang dilaksanakan di Taiwan pada Selasa (18/2).
 ‘’Ya, kami memang kalah dari Korea Selatan 1-3. Hasil ini tak sesuai target,’’ kata Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiarto kepada smashyes.
 Organisasi olahraga tepok bulu se-Indonesia tersebut, terang Budi, sapaan karib Achmad Budiarto, adalah seperti capaian tahun lalu. Saat itu, Jonathan Christie dkk mampu menembus babak semifinal.
 ‘’Namun, musuh memang lebik baik,’’ jelas lelaki yang baru saja mengemban tugas menjadi Direktur Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 itu.
 Dia berharap kegagalan beregu bisa terobati di nomor perorangan. Jonathan Christie masih menjadin andalan menjadi juara nomor tunggal putra. Apalagi, pebulu tangkis yang dipromosikan ke jenjang prestasi tersebut menduduki unggulan kedua.
 Pertandingan nomor perorangan sudah dimulai pada Rabu (19/2) atau setelah nomor beregu selesai. Nomor beeregu sendiri dijuarai oleh Tiongkok yang mengalahkan Korea Selatan 3-0. (*)

Tiongkok Back to Back Beregu Junior Asia

TANGGUH: Tunggal putra Tiongkok Lin Guipu

DOMINASI Tiongkok di pentas bulu tangkis masih susah digoyahkan. Bukan hanya di level senior. Di kelompok junior, Negeri Panda, julukan Tiongkok, masih menancapkan kekuasannya.
 Mereka mampu menjadi juara beregu Asia 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Taiwan pada Rabu (19/2), Tiongkok menang 3-0 atas Korea Selatan.
 Dengan memakai sistem Piala Sudirman, semua nomor dipertandingkan, Tiongkok membuka kemenangan dari nomor ganda campuran melalui pasangan Huang Kaixiang/Chen Qingchen yang menundukkan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan,Choi Jong-wo/Kim Hyang-im 21-7, 21-12.
 Tiongkok memperbesar kemenangannya menjadi 2-0 setelah tunggal putra andalannya, Lin Guipu, tak mengalami kesulitan mengalahkan Jae Seo-sung 21-11, 21-16.  Negeri terpadat dunia tersebut memastikan menjadi juara berkat pasangan ganda putra Huang Kaixiang/Zheng Siwei yang menghentikan perlawanan Ho Kim-jung/Hwan Kim-jae 21-17, 21-19.
 Sejak 2006 yang memulai memakai format Piala Sudirman, hanya pada pada tahun itu, Tiongkok gagal menembus final. Mulai 2007 hingga sekarang, mereka selalu menembus final.
Hasilnya, Tiongkok menjadi juara 2008, 2010, 2011, 2013, dan 2014. Pada 2007 dan 2009, negeri terpadat di dunia tersebut menyerah kepada Malaysia. Sedang pada 2012, Tiongkok takluk pada Jepang.
 Indonesia sendiri hanya mampu bertahan hingga babak perempat final. Pada pertandingan yang dilaksanakan pada Selasa (18/2), Jonathan Christie dkk kalah 1-3 oleh Korea Selatan.
  Indonesia pernah menjadi juara pada 1999 di kelompok putra. Setelah nomor beregu, Kejuaraan Asia Junior akan dilanjutkan dengan nomor perorangan. (*)

Belum Fit, Absen Jerman Grand Prix Gold

Angga Pratama (kanan)/Rian Agung

NAMA pasangan Angga Pratama/Rian Agung Saputra tercatat tampil di Jerman Grand Prix Gold 2014. Bahkan, keduanya diunggulkan di posisi ketiga dalam turnamen yang dilaksanakan di Mulheim pada 25 Februari hingga 3 Maret tersebut.
 ‘’Tapi, kami absen. Kondisi kami lagi tidak fit,’’ kata Rian kepada smashyes.
 Ini membuat pasangan juara juara SEA Games 2013 tersebut langsung konsentrasi menghadapi turnamen bergengsi All England Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan di Birmingham, Inggris, pada 4-9 Maret mendatang. Apalagi, tahun lalu, Angga/Rian gagal memberikan hasil memuaskan. Pasangan terbaik kedua Indonesia itu langsung tersingkir pada babak I.
 Mereka dipaksa mengakui unggulan teratas saat itu Mathias Boe/Carsten Mogensen asal Denmark dengan dua game langsung 18-21, 19-21.  Langkah Boe/Mogensen pun secara mengejutkan juga terhenti di babak kedua setelah kalah 21-11, 11-21, 25-27 oleh Liu Xiaolong/Qiu Zihan, yang akhirnya menjadi juara.
 Tahun lalu juga, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga gagal menjadi juara. Mereka terhenti di semifinal. Pada 2014, Hendra/Ahsan menduduki unggulan teratas. Satu lagi pasangan Pelatnas Cipayung yang ikut ambil bagian adalah Ade Yusuf/Wahyu Nayaka.
 Angga/Rian baru sekali tampil pada 2014 yakni pada Malaysia Super Series. Sayang, pasangan muda ini dihentikan langkahny oleh pasangan tuan rumah Goh V Shem/Lim Khim Wah 25-23,13-21, 20-22.
 Angga dan Rian sempat terpisah pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014. Dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut, Angga membela Jaya Raya dan Rian memperkuat Musica Champion. (*)

16 Pebulu Tangkis Indonesia Serbu Win

UNJUK KEBOLEHAN: Maria Febe Kusumastuti

TIDAK ada turnamen tanpa kehadiran pebulu tangkis Indonesia. Selama masih bisa dijangkau dan menyediakan poin sert hadiah yang menggiurkan, wakil merah putih bakal ikut memanaskan persaingan,
 Seperti halnya dengan Austria Challenge 2014. Dalam event yang dilaksanakan di Wina pada 19-22 Februari tersebut, ada nama-nama pebulu tangkis Indonesia.
  ’’Sejak penutupan pendaftaran, kami menerima sebanyak 16 pebulu tangkis asal Indonesia. Saya pikir, pada turnamen tahun ini jumlah pebulutangkis Indonesia adalah yang terbanyak,’’ ucap Ewald Cejnek, panitia Austria Challenge, saat ditemui rekan smashyes, Ahmad Reza Khomaini, di Wina.
 Pada edisi 2013, Indonesia hanya diwakili Andre Kurniawan Tedjono (tunggal putra) dan pasangan Christopher Rusdianto /Trikusuma Wardhana (ganda putra). Prestasi terbaik yang pernah ditorehkan pada 2010. Ketika itu, Indonesia yang diwakili Andre Kurniawan, Fransisca Ratnasari, dan pasangan Viki Indra Okvana/Ardiansyah Putra berhasil meraih gelar juara di tunggal putra dan putri, serta ganda putra.
 Tahun ini, kesempatan Indonesia meraih gelar juara juga cukup besar. Beberapa nama yang memiliki kans untuk membawa harum nama bangsa seperti Andre Kurniawan Tedjono, Siswanto, Riyanto Subagja, dan Adi Pratama, bertekad untuk tampil all out di turnamen ini.
’’Ini turnamen perdana saya di Eropa. Saya ingin meraih sebanyaknya poin (kemenangan) untuk memperbaiki peringkat saya di WBF. Saya yakin, teman-teman yang lain juga punya keinginan yang sama,’’ kata Adi Pratama saat ditemui Reza akhir pekan lalu.
Adi yang sejak Desember lalu dikontrak ÖBV (PBSI-nya Austria, Red) sebagai asisten pelatih Timnas Austria ini sudah melakukan persiapan dengan matang. Lelaki yang pernah masuk Pelatnas Cipayung ini mengaku sudah tak sabar untuk melakoni turnamen yang akan dihelat di Wiener Stadthalle B tersebut.
 ’’Mohon doa dan dukungannya semoga saja bisa (juara),’’ ucap pebulutangkis yang meraih gelar juara Piala Wali Kota Surabaya 2013 itu.
 Perjuangan pebulu tangkis tanah air di Austria Challenge 2014 juga akan mendapat dukungan dari warga Indonesia yang menetap di Austria. Pekan lalu, Kedutaan RI di Wina merilis informasi dan ajakan bagi seluruh warga Indonesia di Austria untuk datang memberikan dukungannya untuk pebulutangkis tanah air. (*)


16 PEBULUTANGKIS INDONESIA
Albert Saputra (ganda campuran dan ganda putra)
Viky Anindita (tunggal putra dan ganda campuran)
Julian Arbitama (tunggal putra)
Yonathan Suryatama Dasuki (ganda campuran dan ganda putra)
Wirawan Ihsan Adam (ganda putra dan tunggal putra)
Maria Febe Kusumastuti (tunggal putri)
Ihsan Maulana Mustofa (tunggal putra)
Alfian Eko Prasetya (ganda campuran dan ganda putra)
Adi Pratama (ganda putra dan tunggal putra)
Annisa Saufika (ganda putri)
Ellen Frederika Setiawan (ganda putra dan tunggal putra)
Siswanto (ganda putra dan tunggal putra)

Pengusaha Indonesia Sponsori Singapura Super Series 2014

KERJA SAMA:Peter Riady (empat dari kiri). (foto: sq.com)

BULU tangkis Singapura terus menarik minat sponsor. Buktinya, sebuah perusahaan property, OUE, bersedia menjadi sponsor Singapura Super Series.
 Ini membuat turnamen yang dilaksanakan pada 8-13 April 2014 tersebut titel resminya OUE Singapura Super Series. Menariknya begitu terjadi kesepatan, situs di BWF (Federas Bulu Tangkis Dunia), pun langsung berubah dengan nama titel resminya.
 Petinggi OUE Stephen Riady mengatakan bahwa Singapura Terbuka merupkan turnamen bergengsi. Dengan menjadi sponsor, mereka berharap bisa berperan dalam pengembangan bulu tangkis di Negeri Singa, julukan Singapura.
 ’’Kami juga ingin mengangkat potensi pebulu tangkis lokal ke level yang lebih tinggi,’’ kata dia.
 Lelaki yang juga putra pengusaha Indonesia pemilik Lippo Group James Riady tersebut  berharap kehadiran OUE juga memberi inspirasi kepada pebulu tangkis untuk tidak hanya mahir dalam olahraga yang ditekuni. Tapi, mereka juga mengembalikan mereka ke masyarat melalui olahraga tepok bulu itu.
 Kehadiran OUE ini juga membuat panitia lega. Ini disebabkan kerja samanya dengan sebuah apparel dari Tiongkok , Li-Ning, telah berakhir tahun lalu.
 Meski bukan lagi menjadi sponsor utama, tapi Li-Ning tetap berperan dalam turnamen yang tahun ini menyedikan hadiah total USD 300 ribu tersebut.  Mereka menjadi pendukung dalam hal peralatan dan apparel.
 Ketua turnamen Singapura Super Series, Ng Yoje Weng menambahkan bahwa kerjasama pihaknya dengan OUE baru kali pertama berlangsung.  Pihaknya berharap agar kerja sama ini terus berlangsung.
Tahun lalu, Indonesia meraup sukses. Tiga gelar mampu dibawa dari Singapura Super Series melalui Tommy Sugiarto di nomor tunggal putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). (*)

Denmark Kembali Kuasai Eropa

KALAHKAN RUSIA: Selebrasi tim putri Denmark 

DOMINASI Denmark di nomor beregu di lingkup Eropa belum tergoyahkan. Itu setelah negara yang beribukota di Kopenhagen tersebut mampu menyandingkan gelar beregu putra dan putri.
  Di kelompok putra, Denmark mengalahkan Inggris dengan skor 3-2 pada laga yang dilaksanakan di Basel, Swiss, pada Minggu (16/2) waktu setempat.
Sebenarnya, Inggris sempat mengejutkan Denmark. Di nomor tunggal pertama, andalan Denmark Hans-Kristian Vittinghus menyerah kepada Rajiv Ouseph dengan dua game langsung 13-21, 16-21. Kemenangan ini membut Ouseph menyamakan kedudukan menjadi 3-3 selama enam kali pertemuannya dengan Vittinghus.
 Finalis Olimpiade London 2012, pasangan ganda Mathias Boe/Carsten Mogensen membut Denmark menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Mereka menghentikan perlawanan ganda Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis dengn tiga game  21-17,19-21, 21-14.
 Denmark memperbesar keunggulan lewat Viktor Axelsen yang menang mudah straight game 21-13, 21-8 atas tunggal kedua Inggris Toby Penty. Nah, pasangan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding memastikan Denmrk menjadi juara berkat kemenangn 21-15, 21-19 atas Chris Langride/Peter Mills.
 Hasil ini membuat Denmark  telah lima kali menjadi jura di sektor putra. Dua tahun lalu di Amsterdam, mereka memupus asa Jerman, yang tahun ini dikalahkan Inggris pada babak semifinal dengan skor 3-2.
 Sementara, di sektor putrid, tanpa mengalami banyak hambatan, Denmark menundukkan Rusia 3-0. Line Kjaersfeldt mengawali pesta Denmrk dengan melibas wakil Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, Natalia Perminova 21-17, 21-14. Disusul kemudin, Sandra-Maria Jensen yang unggul 21-13, 21-16 atas Ella Diehl dan ditutup oleh Mia Blichfeldt yang memupus asa Anastasia Chervaykova 21-16, 21-19.
 Juara di sektor putri ini mengobati kegagalan dua tahun lalu di Amsterdam. Ketika itu, Denmark dihentikan oleh Jerman, yang tahun ini dijegal Rusia di babak semifinal. (*)

Juara Beregu Eropa
Putra:
2006: Denmark
2008: Denmark
2010: Denmark
2012: Denmark
2014: Denmark

Putri:
2006: Belanda
2008: Demmark
2010: Denmark
2012: Jerman
2014: Denmark

Cai Yun/Fu Haifeng Tundukkn Dua Legenda Tunggal Putra

Lee Chong Wei berpasangn dengn Lin Dan (foto:twitter) 

PASANGAN Cai Yun/Fu Haifeng masih tangguh. Paduan kedua pebulu tangkis senior tersebut masih mampu mengalahkan pasangan dadakan yang tak bisa dipandang enteng, Lee Chong Wei/Lin Dan dengan dua game langsung 21-18, 21-19 pada pertandingan ekhibisi di Hainan, Tiongkok, pada Minggu waktu setempat (16/2).
 Kedua pasangan tampil di sela-sela pertandingan final Tiongkok Challenge 2014. Chong Wei yang berasal dari Malaysia tampil atas undangan pelatih Tiongkok Li Yong Bo.
 Cai Yun/Fu Haifeng merupakan pasangan legendaris milik Negeri Panda, julukan Tiongkok. Mereka telah lima kali menjadi juara dunia.
 Belum lagi, capaian dengan dua kali menembus babak final olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012.  Hanya, di Beijing, Cai Yun/Fu Haifeng kalah oleh pasangan Indonesia Markis Kido/Hendra Setiawan. Namun, empat tahun kemudian, mereka akhirnya menjadi juara dengan menundukkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Namun, pada akhir 2013, Cai Yun tak lagi bersama Fu Haieng. Ini menyusul hasil buruk yang dialami mereka dalam beberapa turnamen, termasuk juga dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di kandang sendiri, Guangzhou.
 Mereka kembali dihadirkan dalam laga ekshibisi. Selain untuk memeriahkan final turnamen berhadiah total USD 50 ribu, kehadiran Cai Yun/Fu Haifeng juga untuk meresmikan tempat pemusatan latihan yang baru milik Tiongkok.
 Sementara, bagi Lin Dan, penampilannya di Hainan merupakan yang pertama setelah meraih titel kelima juara dunia tunggal putra pada Agustus lalu.
 Kebetulan, lawan yang dikalahkannya adalah Chong Wei. Meski lawan berat di lapangan, Lin Dan dan Chong Wei dikenal akrab di lapangan. Jadi saat dipasangkan dengan Lin Dan, tanpa banyak bicara, Chong Wei langsung menerima.
 Hasil final Tiongkok Challenge sendirin Tiongkok hanya kehilangan gelar di nomor tunggal putra. Ini dikarenakan di nomor bergengsi tersebut terjadi final  sesama pebulu tangkis Hongkong (all Hongkong Finals) antara Wei Nan versus Ng Ka Long. Pertandingan ini dimenangkan Ka Long dengan dua game langsung 21-16, 21-15. (*)

HASIL FINAL TIONGKOK CHALLENGE
Tunggal Putra: Ng Ka Long (Hongkong) v Wei Nan (Hongkong x2) 21-16, 21-15

Tunggal Putri: Liu Xin (Tiongkok) v Xirui Hui (Tiongkok x2) 21-15, 21-17

Ganda Putra:Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok) v Liao Chi-Hung/Lio I Liang (Taiwan) 21-14, 21-12

Ganda Putri: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok x1) v Ou Dongni/Xiong Mengjing (Tiongkok) 21-13, 21-12

Ganda Campuran:  Wang Yilv/Ou Dongni (Tiongkok) v Zhang Wen/Huan Xia (Tiongkok) 21-18, 15-21, 21-19

X=unggulan

Menunggu Penantian Tommy Berakhit

Tommy Sugiarto (foto; sidiq)

TOMMY Sugiarto menanggung beban. Dia menjadi unggulan teratas dalam Jerman Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Mulheim an der Ruhr pada 25 Februari hingga 2 Maret.
 Untung, lawan yang dihadapinya pada babak pertama tergolong ringan. Putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut akan dijajal Eetu Heino dari Finlandia.
 Ini menjadi pertemuan kedua bagi Tommy dan Eetu. Sebelumnya, Tommy menang 21-10, 21-16 di Spanyol pada 2011.
 Dengan menempati unggulan pertama, Tommy diharapkan bisa memenangi turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut. Apalagi, selama 2014, pebulu tangkis yang membela Jaya Raya Jakarta di Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 itu belum mengantongi gelar.
 Capaian terbaiknya adalah menembus babak final Malaysia Super Series 2014. Sayang, dalam pertandingan puncak turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut, dia harus mengakui ketangguhan jagoan tuan rumah Lee Chong Wei dengan dua game langsung 19-21, 9-21.
 Sepekan sebelumnya, hasi mengecewakan diperoleh Tommy. Menempati unggulan ketiga, dia menyerah kepada pebulu tangkis nonunggulan asal Tiongkok Tian Houwei 12-21. 17-21.
 Selain Tommy, di nomor tunggal putra ini, Indonesia diwakili oleh Dionysius Hayom Rumbaka. Menempati unggulan kesepuluh, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, akan dijajal Derek Wong asal Singapura.
 Dalam ajang resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), keduanya belum pernah bertemu.  Tapi, dua pekan lalu, keduanya bersua di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014.  Dalam pertandingan yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3 Februari tersebut, Hayom yang membela Djarum Kudus menang dua game 21-6, 21-18 atas lawannya yang membela Singapura. Pada Jerman Grand Prix Gold 2014, Indonesia absen di nomor ganda putri. (*)

Wakil Indonesia di Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra: Tommy Sugiarto (x1), Dionysius Hayom Rumbaka (x10)
Tungal Putri: Maria Febe Kusumastuti
Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (x3)
Ganda Campuran: Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika, Irfan Fadilah/Weni Anggraeni. (*)

Kans Denmark Sandingkan Gelar

SUMBANG POIN: Hans-Kristian Vittinghus 

KEJUTAN tim putra Finlandia terhenti. Mereka harus mengakui ketangguhan Denmark dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Basel, Swiss, pada Sabtu waktu setempat (15/2).
 Tunggal pertama Finlandia Ville Lang menyerah mudah dua game 12-21, 15-21 kepada Hans-Kristian Vittinghus. Ini menjadi kekalahan kedua bagi Ville. Sebelumnya, dia menyerah kepada Vittinghus di turnamen Belanda Internasional.
 Viktor Axelsen memperbesar kemenangan Denmark. Pebutangkis peringkat 25 dunia itu unggul tiga game 21-11, 14-21, 21-5 atas Eetu Heino, yang kini ada di ranking 74.
 Mantan pasangan peringkat pertama dunia Mathias Boe/Carsten Mogensen memastikan negaranya ke final. Mereka hanya butuh 19 menit saat menghentikan perlawanan Iikka Heino/Anton Kaisti 21-13, 21-3.
 Pada babak final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat, Denmark akan ditantang Inggris yang secara mengejutkan mengalahkan Jerman 3-1. Penyakit kalah pun masih dialami tunggal terbaik Denmark Marc Zwiebler.
 Dia tumbang kepada Rajiv Ouseph tiga game 13-21, 21-17, 16-21. Jerman ketinggalan 0-2 saat pasangan Michael Fuchs/Johannes Schoettler takluk 19-21, 19-21 kepada Chris Adcock/Andrew Ellis.
 Harapan Jerman sempat terbuka ketika tunggal keduanya Dieter Domke unggul 21-18-21-17 atas Toby Penty. Sayang, pasangan Peter Kaesbauer/-ngo Indervater menyerah 21-19, 17-21, 18-21.
 Kegagalan Jerman di sektor putra berlanjut di kelompok putri. Menyandang status juara bertahan, mereka kalah 2-3 dari Rusia. Pada babak final, Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, akan menjajal ketagguhan Denmark.
Dua tahun lalu di Armsterdam, Belandan, juara sektor putra adalah Denmark yang mengalahkan Jerman. Sedang tim putri Jerman menggagalkan ambisi mengawinkan gelar Denmark. (*)

Rekam Jejak Taufik di Indonesia Terbuka


BUKU: Jumping smash (foto: sidiq)
TAK akan pernah habis kalau kita bicara sosok Taufik Hidayat. Bukan hanya dari sisi prestasi, tapi sisi negatifnya pun tetap menarik jika diangkat.
 Namun, bagaimanapun sosok lelaki asal Pangalengan, Kabupaten Bandung, ini tetap menarik diikuti. Kini, buku tentang menantu dari mantan Ketua KONI Pusat Agum Gumelar tersebut kembali hadir.
 Peluncurannya pun dilakukan di sela-sela pertandingan Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014 di DBL Arena, Surabaya, awal Februari lalu.
Buku itu diberi nama "Jejak Taufik Hidayat di Indonesia Terbuka".
 Sesuai dengan judulnya, buku setebal 152 halaman tersebut pun menggambarkan perjalanan Taufik dalam turnamen yang menjadi kebanggaan Indonesia itu. Buku yang merupakan rekaman fotograper sebuah harian dulu  tabloid olahraga Jakarta Erly Bahtiar tersebut bukan hanya berisi masa kejayaan Taufik, saat terpuruk pun ada.
 Buki ini memang lebih banyak berisi foto-foto Taufik. Meski sejak 1996, Taufik sudah berpartisipasi di Indonesia Terbuka, namun buku dengan sampul warna hijau ini dimulai pada 1998 atau saat pengarang mulai bekerja di media olahraga tersebut.
 Kita bisa melihat masih lugunya Taufik pada 1998. Setahun kemudian, kejayaan suami Amy Gumelar itu pun dimulai.
 Ya, Taufik mampu menjadi juara Indonesia Terbuka sebanyak enam kali yakni pada 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006. Capaian ini menyamai apa yang sudah ditorehkan seniornya, Ardy B. Wiranata. Putra mantan Sekjen PB PBSI Le Ch. Wiranata itu naik di podium terhormat pada  1990, 1991, 1992, 1994, 1995,dan 1997.
 Erly mampu menampilkan fotonya bukan cuma saat Taufik menang di lapangan. Ketika di luar lapangan, ketika dia harus menahan sakit pada 2003 di Batam, Kepulauan Riau, mampi disajikannya dengan baik.
 Begitu juga ketika sinar Taufik mulai redup. Bahkan, Erly pun menggambarkan pertandingan pemungkas Taufik di arena bulu tangkis yakni Indonesia Terbuka 2013. Momen mengharukan saat Taufik memeluk pelatihnya, Mulyo Handoyo, pun diambil dengan sempurna oleh Erly. (*)