WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Posisi Simon Naik 18 Setrip


HASIL Malaysia Grand Prix Gold 2014 membawa banyak efek kepada Simon Santoso. Di satu sisi, dia mendapat panggilan masuk tim bayangan Piala Thomas 2014.
 Meski, saat ini, dia  sudah tak lagi menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. Ya, sejak pertengahan Januari, lelaki 28 tahun itu mengundurkan diri dari tempat yang menggemblengnya selama 10 tahun tersebut.
 Selain itu, hasil dari turnamen yang dilaksanakan di Johor Bahru itu ikut mendongkrak posisi Simon.  Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 3 April 2013, mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu sudah ada di tangga ke-38. Berarti, Simon  melambung 18 setrip dari posisi pekan lalu.
 Dalam final Malaysia  Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan Minggu (30/3), Simon, yang diunggulkan di posisi ke-15, menjungkalkan lawannya yang diunggulkan di posisi kedelapanSourabh Varma dengan tiga game 15-21, 21-16, 21-19.  Kemenangan ini juga membuat Simon mendapat tambahan 7 ribu poin.
 Penampilannya di Johor Bahru juga menjadi aksi perdananya sebagai pebulu tangkis profesional atau mandiri. Simon mundur dari Cipayung setelah merasa tak bisa memenuhi target yang diembannya dalam dua turnamen besar pembuka 2014 yakni Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier.
 Di Korea, Simon, yang berlaga dari babak kualifikasi, kalah di babak pertama oleh unggulan kedua Chen Long dari Tiongkok 11-21, 12-21. Sepekan kemudian, dia malah sudah tersungkur pada babak kualifikasi oleh lawan yang juga berasal dari Negeri Panda, julukan Tiongkok, Gao Huan dengan tiga game 21-14, 22-24, 19-21.
 Simon mencapai masa puncak saat menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012. Dalam final, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut mengalahkan Du Pengyu asal Tiongkok 21-18, 13-21, 21-11. Sayang, setelah itu, Simon banyak absen karena cedera. Bahkan, dia pernah dianggap indisipliner. (*)

Rijal/Vita Punya Teman di Babak II

Muhammad Rijal/Vita Marissa (foto: PBSI)

JEPANG diharapkan kembali memberikan tuah kepada M. Rijal/Vita Marissa. Mereka pernah merasakan manisnya juara bergengsi di Negeri Sakura, julukan Jepang, pada 2006 dengan memenangi Jepang Super Series.
 Kini, pasangan ganda campuran senior tersebut kembali datang ke Jepang. Namun, bukan untuk turnamen level series.
 Rijal/Vita unjuk kemampuan dalam turnamen yang levelnya tergolong bawah, Osaka Challenge 2014.
 Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, Rijal/Vita menempati unggulan kedua. Pada penampilan perdana yang dilaksanakan Kamis waktu setempat (3/4), mereka menundukkan pasangan Jepang Kenta Kazuno/Yui Miyauchi dengan dua game langsung 21-14, 21-18.
 Ini membuat pasangan yang sama-sama pernah mengenyam latihan di Pelatnas Cipayung itu berhadapan dengan wakil tuaan rumah lainnya, Takatoshi Kurose/Megumi Yokoyama, yang di babak pertama menundukkan Wang Chih Hao/Cheng Yu Chieh (Taiwan) 21-8, 21-6.
 Pertemuan Rijal/Vita dengan Takatoshi/Megumi merupakan laga perdana bagi keduanya. Hanya, kalau melihat ranking dunia, pasangan merah putih unggul jauh. Rijal/Vita ada di posisi 130 sementara lawannya 852.
 Rijal/Vita masih terpuruk karena belum pernah memetik hasil memuaskan. Selama kembali bergabung Januari lalu, mereka lebih sering tumbang di babak-babak awal.
 Di Osaka Internasional 2014, Indonesia juga meloloskan Didit Juang/Komala Dewi ke babak kedua nomor ganda campuran. Mereka menundukkan Hung Ying Yuan/Chiang Kai Hsin (Taiwan) 21-18, 21-13.
 Sayang, di nomor tunggal putri, wakil Indonesia, Febby Angguni, Dinar Diyah Ayustine, dan Ana Rovita langsung tersingkir. (*)


Super Series Finals Terbang ke Dubai

HOST: Hamdan Sport Comolex, Dubai

HOST Super Series Finals merambah timur tengah. Pada penyelenggaraan 2014, event yang diikuti delapan tunggal dan ganda terbaik dunia itu akan unjuk kemampuan di Hamdan Sports Complex, Dubai, Uni Emirat Arab (UEA) pada 17-21 Desember mendatang.
 Mereka yang lolos adalah pebulu tangkis yang poinnya mampu menembus delapan besar dari 12 kali penyelenggaraan super series.
‘’Kami sangat gembira bisa menggelar BWF Super Series Finals di Dubai. Bulu tangkis akan semakin dikenal karena  bakal disiarkan oleh televise di 160 negara,’’ kata Presiden BWF  Poul-Erik Hoyer dalam rilisnya.
 Dubai, tambah dia, dipilih karena mempunyai trek yang bagus dalam setiap kali penyelenggaraan event dunia. Ini diharapkan bisa membuat olahraga tepok bulu itu semakin berkembang dan dikenal.
 Super Series Final tahun lalu diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam event tersebut, Indonesia membawa pulang gelar dari nomor ganda putra melalui pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. (*)


Cedera Bikin Andre Pesimitis Juara

UNGGULAN KETIGA: Andre Kurniawan Tedjono


POSISI unggulan ketiga ditempati Andre Kurniawan Tedjono dalam Finlandia Challenge 2014. Namun, itu tak membuat mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut optimistis menjadi juara dalam event yang dilaksanakan 3-6 April di Vantaa tersebut.
 ‘’Awalnya, target saya di Finlandia adalah juara. Namun, persiapan saya lagi nggak bagus,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Ini dikarenakan, tambah dia, cedera yang menimpanya pada Prancis Challenge 2014. Imbasnya, langkahnya terhenti di babak semifinal karena kalah oleh Pablo Abian dari Spanyol dengan dua game 9-21, 16-21.
 Pada babak pertama Finlandia Challenge 2014, Andre pun langsung bersua dengan lawan berat. Dia ditantang pebulu tangkis Rep Ceko Petr Koukal .
 Meski menang dua kali dalam tiga kali pertemuan, namun Andre kalah saat keduanya kali terakhir bersua di Austria Challenge 2013. Ketika, pebulu tangkis Djarum itu menyerah 14-21, 17-21.
 Hanya, dalam ranking terakhir, Andre masih unggul. Dia berada di posisi 51 sementara Koukal ada di tangga ke-72.
 Tahun lalu, Andre hanya sekali menjadi juara yakni di Belgia Internasional. Dalam final, dia menundukkan Eric Pang (Belanda) 21-17, 21-11.
 Pada 2014, capaian terbaik Andre menembus final Austria Challenge. Sayang, di final, dia harus mengakui ketangguhan unggulan kelima asal India Sourabh Varma 11-21, 23-21, 18-21. (*)

Wakil Indonesia di Finlandia Challenge 2014

Tunggal Putra: Viky Anindita; Andre Kurniawan Tedjono (x3)

Tunggal Putri: -

Ganda Putra:Viky Anindita/Ihsan Adam Wirawan;Andy Hartono (berpasangan dengan Richard Eidestedt asal Inggris)

Ganda Putri: -

Ganda Campuran: -

Anggia/Della Pulangkan Unggulan Keempat

Anggia Shitta/Della Destiara (foto: PBSI)

INDIA Super Series 2014 baru menyelesaikan babak I. Namun, di nomor ganda putri, wakil Indonesia sudah banyak yang harus angkat koper.
 Dari empat wakil yang tampil dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut, hanya pasangan Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris yang mampu menembus babak kedua.
 Itu setelah mereka menumbangkan unggulan keempat asal Korea Selatan  Jang Ye-na/Kim So-young dengan tiga game 21-13, 11-21, 21-16 dalam pertandingan yang dilaksanakan di New Delhi pada Rabu waktu setempat (2/4). Kemenangan ini membuat Anggia/Della bersua dengan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, lainnya Jung Kyung-eun/Kim Ha-na, yang di babak pertama menghentikan perlawanan Amelia Alicia/Soong  Fie Cho dengan 21-7, 21-7.
 Ini menjadi kesempatan bagi Anggia/Della melakukan revans. Pasangan yang duduk di ranking 38 dunia tersebut kalah saat bersua Kyung-eun/Ha-na di Swiss Grand Prix Gold 2014 dengan 23-35, 22-20.
 Tiga pasangan Indonesia lainnya yang langsung angkat koper adalah Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia Nuraidah, dan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii . Pia/Rizki, yang diunggulkan di posisi ketujuh, secara mengejutkan menyerah kepada pasangan Thailand Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul 21-14. Sementara Suci/Tiara dan Nitya/Greysia menyerah kepada ganda Tiongkok.
 Suci/Tiara ditundukkan Tan Yuanting/Yu Yang 12-21, 16-21 serta Nitya/Greysia menyerah tiga game 16-21, 21-13, 21-18 kepada unggulan keenam Ma Jin/Wang Xiaoli. (*)

Hasil Babak I Wakil Indonesia
Tunggal Putra: Dionysius Hayom Rumbaka v Vladimir Malkov (Rusia) 21-12, 21-17

Tunggal Putri: Aprilia Yuswandari  v Matilda Petersen (Swedia) 21-11, 21-11

Ganda Putra: Ade Yusu/Wahyu Nayaka v Sanjeeth/Jagadish Yadav (India) 21-13, 21-13; Kim Sa-rang/Yoo Yeon-seong (Korsel x6) v Fran Kurniawan/Bona Septano 21-18, 20-22, 13-21; Angga Pratama/Rian Agung Saputro (x4) v Liang Jui Wei/Liao Kuan Hao (Taiwan) 21-17, 16-21, 21-12; Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark) 21-14, 19-21, 21-12

Ganda Putri:Anggia Shitta Awanda/Jang Ye-na/Kim So-young (Korsel x4) 21-13, 11-21, 21-16; Tang Yuanting/Yu Yang (Tiongkok) v Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia 21-12, 21-16; Ma Jin/Wang Xiaoli (Tiongkok x6) v Nitya Krishinda/Greysia Polii 16-21, 21-13, 21-18

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x2) v Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda (Jepang) 21-13, 21-9; Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) v Markus Gideon/Rizki Amelia Pradipta 21-11, 21-12; Markis Kido/Pia Zebadiah (x6) v Mohd Lutfi Zaim/Soong Fie Cho (Malaysia) 21-17, 21-11; Praveen Jordan/Debby Susanto v Takeshi Kamura/Misato Aratama (Jepang) 26-24, 21-18, Riky Widianto/Puspita Richi Dili (x7) v Wannawat Ampunsuwan/Jongkonphan Kittiharakul (Thailand) 21-12, 21-18

Bertemu setelah Delapan Tahun

BARU SAJA GAGAL: Febby Angguni 

FEBBY Angguni cari pelampiasan. Penampilan perdana di musim 2014 sangat mengewakan.
 Dia langsung tumbang pada babak pertama Malaysia Grand Prix Gold 2014. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menyerah kepada wakil Jepang Kana Ito 17-21, 21-14,18-21.
 Memang harus diakui, Febby memang selalu kesulitan di level grand prix ke atas. Namun, di ajang di bwahnya yakni, internasional series dan challenge, dia termasuk berjaya.
 Tahun lalu, pebulu tangkis tunggal putri binaan Djarum itu mampu menjadi juara di Babolat Kharkov Internasional dan Belgia Internasional.
 Nah, Osaka Challenge menjadi turnamen level bawah yang tahun ini kali pertama diikuti. Pada babak pertama turnamen berhadiah USD 15 ribu tersebut, Febby bertemu dengan Hung Shih Han. Pebulu tangkis Taiwan ini pernah dikalahkann Febby delapan tahun lalu di Malaysia Challenge 21-16, 21-11. Saat itu, Shih Han menempati unggulan teratas.
 Dalam penampilannya di Negeri Sakura, julukan Jepang, 2014, Febby ditemani rekan-rekannya dari Djarum seperti Dinar Dyah Ayustine, dan Ana Rovita. Dinar langsung menantang unggulan teratas Kaori Imabepu dari Jepang dan Ana dijajal pebulu tangkis kualifikasi. Di nomor tunggal putra, Indonesia tak mengirim wakilnya. (*)

Wakil Indonesia di Osaka Internasional
Tunggal Putra: -

Tunggal Putri: Dinar Dyah Ayustine, Febby Angguni, Ana Rovita

Ganda Putra: Yohanes Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan, Didit Juang/Muhammad Ulinnuha

Ganda Putri: Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa, Komala Dewi/Meiliana Jauhari

Ganda Campuran: Didit Juang/Komala Dewi, Muhammad Rijal/Vita Marissa


Kido Berharap Sinyo Juga Ikut

Markis Kido/Markus Fernaldi (foto: PBSI)

KEINGINAN Markis Kido mendapat kesempatan membela Indonesia di ajang Piala Thomas 2014 tercapai. Dia dipanggil masuk tim bayangan kejuaraan beregu putra tersebut.
 Bahkan, Kido dipanggil bersama pasangannya saat ini, Markus Fernaldi.  Pasangan yang baru bergabung usai Kejuaraan Dunia 2013 itu menjadi satu-satunya pasangan non-Pelatnas Cipayung.
 Selain Kido/Sinyo, sapaan karib Markus Fernaldi, semua pasangan yang dipanggil merupakan gemblengan Cipayung. Mereka adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, dan Berry Anggriawan/Riky Karanda.
 ‘’Saya akan memenuhi panggilan pembentukan Tim Thomas Indonesia. Apalagi, Sinyo juga dipanggil,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Dia berharap bisa masuk bersama Sinyo. Hanya, jika pasangannya itu gagal, dia tak mempermasalahkan.
 ‘’Siap saja pokoknya, asalkan buat kepentingan tim,’’ jelas lelaki yang menjadi juara dunia 2007 dan meraih emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Hendra Setiawan itu.
 Dia pun bakal langsung ke Kudus untuk mengikuti pemusatan latihan setelah berlaga di Singapura Super Series yang dilaksanakan 8-13 April.
  Kido sendiri berharap bisa membawa Indonesia menjadi juara. Alasannya, selama karirnya, dia hanya mengantarkan merah putih menjadi runner-up pada 2010. Di final, Indonesia dikalahkan Tiongkok 3-0. (*)

Dari Malaysia, Langsung ke India

Praveen Jordan/Vita Marissa (foto: badmintonphoto)

TIDAK ada waktu istirahat bagi Praveen Jordan/Debby Susanto. Keduanya langsung terbang ke India setelah berlaga dalam Malaysia Grand Prix Gold yang berakhir Minggu (30/3).
 Di India, pasangan anyar ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut berlaga dalam India Super Series yang digelar di Nee Delhi pada 1-6 April.
 Sebenarnya, Jordan/Debby harus memulai turnamen berhadiah  total USD 250 ribu tersebut dari babak kualifikasi. Ini disebabkan ranking yang dimiliki pasangan yang sama-sama berasal dari PB Djarum itu belum mencukupi untuk langsung lolos ke babak utama.
 Saat mendaftar, ranking Jordan/Debby masih terlempar dari 100 besar. Kini, keduanya sudah ada di 97. Bahkan, tak menutup kemungkinan pekan ini, posisi mereka bakal melonjak lagi.
 Itu dikarenakan keberhasilan Jordan/Debby yang mampu lolos ke babak final Malaysia Grand Prix Gold 2014. Sayang, di final, pasangan yang digabungkan Januari itu menyerah dua game langsung 14-21, 13-21 kepada Kai Lu/Yaqiong Huang (Tiongkok).
 Di India Super Series, Jordan/Debby bersua dengan pasangan yang lolos dari babak kualifikasi Takeshi Kamura/Misato Aratama dari Jepang. Ini menjadi pertemuan perdana dua pasangan.
 Namun, melihat ranking, Jordan/Debby seharusnya bisa menembus babak kedua. Kini, mereka ada di ranking 97 sementara Takeshi/Misato terdampar di 955.
 Di India Super Series, juara dunia 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir juga ikut ambil bagian. Di penampilan perdana, mereka ditantang pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda.
 Mereka pernah saling bertemu di Tiongkok Open 2013. Hasilnya, Tontowi/Liliyana Natsir menang dua game langsung 21-11, 21-13.
 Selain Jordan/Debby dan Tontowi/Liliyana, di nomor ganda campuran, Indonesia diwakili Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta, Markis Kido/Pia Zebadiah, dan Riky Widianto/Puspita Richi Dilli. (*)

Wakil Indonesia di India Super Series 2014
Tunggal Putra: Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal Putri: Aprilia Yuswandari

Ganda Putra: Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Fran Kurniawan/Bona Septano, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Berry Anggriawan/Riky Karanda, Markis Kido/Markus Fernaldi

Ganda Putri: Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris, Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia, Nitya Krishinda/Greysia Polii

Ganda Campuran: Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta, Markis Kido/Pia Zebadiah, Praveen Jordan/Debby Susanto, Riky Widianto/Puspita Richi Dilli, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

Belajar dari Kegagalan Dua Turnamen

MENANG: Alfian Eko Prasetya

DUA turnamen sudah dilakoni Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika. Di Austria Challenge, mereka masuk babak delapan besar nomor ganda campuran. Kemudian, di Jerman, Alfian/Annisa kalah di penampilan perdana babak utama.
 Namun, penampilan di dua turnamen tersebut memberi banyak pelajaran berharga. Ketika berlaga di Vietnam Challenge 2014, pasangan yang kini duduk di posisi 266 dunia itu pun sudah mulai menyatu.
 Hasilnya, Alfian/Annisa mampu menjadi juara dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut. Dalam final yang dilaksanakan di Hanoi pada Minggu (30/3), mereka mampu menjungkalkan unggulan ketiga asal Hongkong Fernando Kurniawan/Lok Yan Poon dengan dua game 21-14, 21-17 yang memakan waktu 30 menit.
 Bermain di ganda, khususnya ganda campuran bukan ha lasing bagi Alfian. Bahkan, bersama Shella Devia Aulia, mereka mampu menjadi runner-up Kejuaraan Dunia 2012.
 Selain bersama Shella, di nomor ganda campuran, dia pernah dipasangkan dengan Gloria Emannuele Widjaja, Sri Wulan, Wenny Anggraeni, dan terakhir dengan pebulu tangkis senior Shendy Puspa Irawati.
 Bersama Shendy, mereka menjadi juara di Malaysia Internasional Series 2013 yang dilaksanakan di Kuching. Di event yang sama, Alfian juga juara di nomor ganda putra bersama Selvanus Geh.
 Meski juara, pasangannya di ganda campuran dan ganda putra tak dipertahankan,Hingga akhirnya Alfian ditandemkan dengan Annisa Saufika.
 Di Vietnam Challenge 2014, selain di ganda campuran, Indonesia juga juara di ganda putra melalui Selvanus Geh/Kevin Sanjaya. Di final, pasangan yang baru dipasangkan di Vietnam Challenge 2014 ini mempermalukan unggulan kedua asal Australia Robin Middleton/Ross Smith 21-14, 21-13. (*)

Hasil Final Vietnam Challenge 2014
Tunggal Putra: Nguyen Tien Minh (Vietnam x1) v Tan Chun Seng (Malaysia x2) 21-17, 21-13

Tunggal Putri:Hung Shih Han (Taiwan x6) v Jiang Yujiang (Tiongkok) 21-18, 21-15

Ganda Putra: Selvanus Geh/Kevin Sanjaya (Indonesia x6) v Robin Midleton/Ross Smith (Australia  x2) 21-14, 21-13

Ganda Putri: Yano Chiemi/Yumiko Nishiyama (Jepang) v Melvira Oklamona/Melati Daeva (Indonesia x6) 21-12, 22-20
Ganda Campuran:  Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (Indonesia x7) v Fernando Kurniawan/Poon Lok Yan (Hongkong x3) 21-14, 21-17

X=unggulan

Tak Perlu Jauh-Jauh Intip Lawan

LAWAN BERAT:Tim Thomas Tiongkok (foto: imagechina.cn)

INDONESIA tak perlu susah-susah memantau lawannya di ajang Piala Thomas. Dari undian (drawing) yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Minggu (30/3), Sony Dwi Kuncoro dkk menghuni Grup A bersama dengan Thailand dan Singapura. Satu tim lagi adalah Nigeria.
 Dengan kompossi yang ada, seharusnya Indonesia bisa melaju mulus ke babak kedua dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, padaa 18-25 Mei 2014 itu. Hanya, kans merah putih menyapu bersih semua partai tak sebesar penyelenggaraan sebelumnya.
 Itu disebabkan masih labilnya penampilan skuad Indonesia di berbagai turnamen. Tommy misalnya.
 Meski menjadi pebulu tangkis tunggal putra terbaik Indonesia saat ini dan duduk di ranking keempat dunia, dia sering kalah oleh pebulu tangkis tidak terkenal atau rankingnya jauh di bawah.
 Melawan tunggal terbaik Thailand saat ini, Boonsak Ponsana, Tommy pernah sekali kalah dalam empat kali pertemuan. Selain itu, dalam pertemuan terakhir di Singapura Super Series 2013, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto itu harua berjuang ekstrakeras selama tiga game.
 Untung, dua poin di ganda besar kemungkinan akan selalu aman. Komposisi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro masih susah ditundukkan oleh pasangan manampun.
 Undian awal ini juga memisahkan Indonesia dengan Tiongkok. Negeri Panda, julukan Tiongkok, masih dianggap sebagai kandidat kuat juara. Meski lemah di ganda, mereka mempunyai tiga tunggal yang kemampuannya susah ditundukkan. Apalagi, dua kali peraih emas olimpiade, Lin Dan, kabarnya bakal kembali masuk tim. Meski hanya diposisikan sebagai tunggal ketiga.
 Beda dengan Piala Uber. Lindaweni Fanetri dkk harus memeras keringkat sejak penyisihan grup. Mereka berada satu grup dengan Korea Selatan yang besar kemungkinan sudah pasti menjadi juara grup.
 Nah, untuk bisa lolos, Indonesia harus bisa mengalahkan saingan baru di kawasan Asia Tengga, Singapura. Satu negara lagi di Grup B adalah Australia.
  Sejak 2004, Indonesia tak pernah lagi menjadi juara di ajang Piala Thomas. Sementara di Uber, sejak 1996, lambing event beregu putri itu sudah meninggalkan tanah air. (*)

Pembagian Grup
Piala Thomas
Grup A: Indonesia, Thailand, Nigeria, Singapura
Grup B: Jepang, Denmark, Hongkong, Inggris
Grup C: Malaysia, Korea Selatan, India, Jerman
Grup D: Tiongkok, Taiwan, Rusia, Prancis

Piala Uber:
Grup A: Tiongkok, Taiwan, Inggris, Rusia
Grup B: Korea Selatan, Indonesia, Australia, Singapura
Grup C: Thailand, India, Kanada, Hongkong
Grup D: Jepang, Denmark, Malaysia, Jerman

Simon Belum Mau Berpesta

JUARA: Simon di atas podium (foto:thestar)

PEMANGGILAN Simon Santoso ke Skuad Thomas Indonesia berdampak besar. Semangat lelaki 28 tahun itu menjadi berlipat saat berlaga di Malaysia Grand Prix Gold 2014.
 Apalagi, pemanggilan itu terjadi di tengah-tengah turnamen berhadiah total USD 120 ribu itu. Imbasnya, Simon pun membawa gelar dari turnamen level III BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Pasir Gudang Municipal Stadium pada Minggu waktu setempat, Simon melibas wakil India Sourabh Varma dengan tiga game 15-21, 21-16, 21-19.
‘’Saya datang ke Malaysia Grand Prix Gold dengan target juara dan memang bisa saya lakukan. Saya berharap gelar ini bisa memberikan tempat bagiku di tim Thomas,’’ kata Simon setelah menundukkan lawannya yang berusia 22 tahun itu kepada media Malaysia.
 Dengan ranking saat ini yang terdampar di 56 dunia atau posisi keeenam terbaik di Indonesia, Simon bakal menjadi tunggal ketiga yang berbahaya di Piala Thomas yang diadakan di New Delhi, India, pada 28-25 Mei tersebut.
 Ya, di atas Simon, Indonesia mempunyai Tommy Sugiarto yang kini duduk di ranking empat dunia,  Sony Dwi Kuncoro (15), Dionysius Hayom Rumbaka (19), Andre Kurniawan Tedjono (51), dan  Alamsyah Yunus (52).
 Simon juga berharap kemenangan di negeri jiran tersebut akan mendongrak rankingnya yang ambles setelah lama absen karena cedera dan gagal di beberapa turnamen. Simon sendiri belum pernah membawa Indonesia meraih gelar di ajang bergengsi beregu selama 10 tahun menghuni Pelatnas Cipayung.
‘’Ini bukan waktu yang pas untuk berpesta. Saya harus bisa mendongkrak peringkat salah satunya melalui Singapura Super Series nanti,’’ ungkap lelaki yang mulai Januari lalu memutuskan menjadi pebulu tangkis professional setelah tak lagi berada di Pelatnas Cipayung.
 Sayang, gelar yang diraih Simon di Malaysia Grand Prix Gold 2014 menjadi satu-satunya juara yang dibawa pulang ke Indonesia. Dua pebulu tangkis merah putih yang berlaga di babak final, Adriyanti Firdasari (tunggal putri) dan Praveen Jordan/Debby Susanto (ganda campuran) menyerah kepada lawan-lawannya.  (*)

Hasil Final Malaysia Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra: Simon Santoso (Indonesia x15) v Sourabh Varma (Indiax8) 15-21, 21-16, 21-19

Tunggal Putri: Yao Xue (Tiongkok x2) v Adriyanti Firdasari (Indonesia) 21-18, 21-8

Ganda Putra: Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart (Singapura) v Goh V Shem/Lim Khim Wah (Malaysia x2) 21-17, 22-20

Ganda Putri: Xiaohan Yu/Yaqiong Huang (Tiongkok x5) v Ou Dongni/Xiong Mengjing (Tiongkok) 22-20, 12-21, 21-18

Ganda Campuran: Kai Lu/Yaqiong Huang (Tiongkok) v Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia) 21-14, 21-13

Pasangan Baru Memburu Gelar

Selvanus Geh (foto:badzine)

SELVANUS Geh/Kevin Sanjaya kali pertama dipasangkan. Namun, mereka sudah punya kesempatan menjadi juara.
 Kemenangan dua game langsung 21-8, 21-16 atas pasangan Malaysia Nelson Wei/Low Juan Shen di Hanoi pada Sabtu waktu setempat (28/3) membuat Selvanus/Kevin berhak tampil di laga pemungkas Vietnam Challenge 2014.
Pada babak final, mereka akan menjajal ketangguhan unggulan kedua Robin Midleton/Ross Smith. Pada babak semifinal, unggulan kedua ini menghentikan perlawanan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin (Taiwan) 22-20, 21-19.
 Dari sisi peringkat, Selvanus/Kevin belum punya. Ini disebabkan mereka baru turun di turnamen BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) di Vietnam Challenge 2014 ini. Sementara, Robin/Ross saat ini berada di ranking 51 dunia.
 Bagi Selvanus, lolos dengan pasangan yang baru dipasangkan pernah dialaminya tahun lalu di Malaysia Challenge 2013. Saat itu, pebulu tangkis asal Wima Surabaya tersebut bertandem dengan Alfian Eko Prasetya.
 Mereka mampu menjadi juara setelah mengalahkan pasangan tuan rumah Chooi Kah Ming/Teo Ee Yi 21-15, 21-13. Sayang, setelah memetik hasil manis, pasangan Selvanus/Alfian tak dilanjutkan masa depannya.
 Sementara, kali terakhir, Kevin diduetkan dengan Arya Maulana. Mereka juga tampil di Malaysia Challenge dan hanya sampai di babak awal.
 Selain Selvanus/Kevin di ganda putra, Indonesia juga meloloskan pasangan ganda putri Melvira Oklamona/Melati Daeva dan pasangan ganda campuran Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika.
 Sementara, harapan meloloskan wakil di tunggal putra kandas. Fikri Ihsandi menyerah kepada unggulan teratas yang juga pujaan penonton tuan rumah Nguyen Tien Minh. (*)

Jeffer Jadi Juara Tunggal Tertua


JANGAN pernah meremehkan Jeffer Rosobin.  Meski usianya sudah 38 tahun, dia masih mampu menjadi juara di ajang Sirkuit Nasional (Sirnas).
 Ini dilakukan Jeffer di Sirnas Seri Kepulauan Riau 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Batam pada Sabtu waktu setempat (29/2), dia mengalahkan lawan yang usianya jauh di bawahnya, Nugroho ‘’Gepeng’’ Andi dengan 21-17, 16-3 (ret).
 Kemenangan ini membuat Jeffer menjadi pebulu tangkis tertua yang menjuarai nomor tunggal. Untuk nomor lainnya, dia masih kalah dengan Tri Kusharjanto. Lelaki yang pernah bersama Jeffer di PB Suryanaga, Surabaya, itu menjuarai nomor ganda di usia 39 tahun.
 ‘’Ini memang rekor baru. Saya mau motivasi anak-anak muda Indonesia,’’ kata Jeffer kepada smashyes.
 Bahkan, dia memastikan akan terus tampil di ajang sirnas. Paling tidak, tambah juara Asia 1996 itu,untuk bisa jaga kesehatan.
 ‘’Namun, saya sekarang lebih banyak melatih di klub, Academy  Rosobin di Jakarta,’’ ungkap dia.
 Absennya beberapa pebulu tangkis yang memilih berlaga di turnamen BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Vietnam Challenge 2014 dan Malaysia Grand Prix Gold 2014, membuat jalan juara bagi Jeffer lapang.
Salah satu lawan terberatnya saat ini adalah Febriyan Irvannaldy dari Wima Surabaya. Lelaki yang memilih berlaga di Vietnam Challenge ini mengalahkannya di sirnas sebelumnya di Makassar, Sulawesi Selatan, dan  turnamen Piala Wali Kota Balikpapan. (*)

Juara Kelompok Dewasa
Tunggal Putra: Jeffer Rosobin  (Academy Rosobin) v NUgroho Adi (JR Enkei) 21-17, 16-3 (ret)

Tunggal Putri: Yeni Asmarani (Djarum Kudus) v Elizabeth Purwaningtyas (SGS Bandung) 21-19, 14-21, 21-11

Ganda Putra: Ardiansyah Putra/ Sholahudin Alam (Berkat Abadi Banjarmasin/Suryanaga) v Rizky Hidayat/Riyo Arief (Wima Surabaya) 21-13, 21-12

Ganda Putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Jaya Raya Jakarta) v Devi Tika/Keshya Nurvita (SGS Bandung) 21-17, 9-21, 21-13

Ganda Campuran: Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) v Anggun Nugroho/Keshya Nurvita (Halim Jakarta/SGS Bandung) 21-16, 21-12

Firda Ternyata Masih Ada

Adriyanti Firdasari 

ADRIYANTI Firdasari masih bertaji. Dibuang Pelatnas Cipayung akhir tahun lalu, banyak yang memprediksikan dia bakal tamat karirnya.
Namun, anggapan itu salah. Paling tidak di Malaysia Grand Prix Gold 2014.
 Firda, sapaan karib Adriyanti Firdasari, mampu  menembus babak final tunggal putri turnamen berhadiah USD 120 ribu tersebut.  Pada babak semifinal yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat (29/2) di Johor Bahru, pebulu tangkis asal klub Jaya Raya Jakarta itu mengalahkan Nozomi Okuhara dari Jepang dengan dua game langsung 21-19, 21-14.
 Pada babak final, Firda akan menantang unggulan kedua Yao Xue. Pebulu tangkis Tiongkok ini di semifinal menghentikan perlawanan Hsu Ching Hsu (Taiwan) dengan tiga game 21-15, 20-22, 21-15.  Ini merupakan pertemuan perdana antara Firda dengan Yao Xue.
 Hanya,melihat ranking, Firda bakal mengalami kesulitan. Rankingnya jauh di bawah lawannya. Dia ada di posisi 135 sementara Yao Xue di posisi 28.
 Pada 2014, Firda hanya sekali tampil yakni pada Malaysia Super Series Premier.  Mantan tunggal putri terbaik Indonesia ini harus melalui babak kualifikasi.
 Sayang, saat sudah di babak utama, Firda langsung tersingkir. Dia menyerah kepada wakil Thailand Nichaon Jindapon 19-21, 14-21.
 Ya, jebloknya penampilan itu pula yang membuat Firda dicoret dari pelatnas yang sudah hampir 10 tahun menjadi tempatnya berlatih.
 Selain Firda, di final Indonesia juga menempatkan wakilnya melaluik Simon Santoso di tunggal putra dan pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. (*)

Rekor Lebih Berpihak Andre

Toby Penty (foto:badmintonengland)

TUGAS berat harus dilakoni Andre Kurniawan Tedjono. Dia akan menantang unggulan teratas Brice Leverde dari Prancis pada babak perempat final tunggal putra Prancis Challenge 2014.
 Andre lolos setelah melibas dua lawan dalam pertandingan yang dilaksakan di Orleans pada Jumat waktu setempat (28/3). Pada babak pertama,Andre menundukkan Mathias Almer dari Austria dengan dua game langsung 21-14, 21-13.  Selang beberapa jam kemudian, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menundukkan wakil Inggris Toby Penty juga dengan straight game 21-13, 21-12.
 Meski melawan  unggulan teratas, namun Simon tetap peercaya diri. Alasannya, dia dua kali menang atas pebulu tangkis andalan tuan rumah tersebut.
 Dua kali kemenangan dipetiknya di Autria Challenge 2010 dan Bulgaria Grand Prix 2008. Sekali kekalahan dialami Andre di Belgia Internasional 2011.
 Menariknya, semua pertandingan harus dilaksanakan di tiga game. Hanya, saat ini, dari sisi peringkat, Andre kalah. Dia ada di posisi 51 sementara Leverde di tangga ke-32.
 Andre merupakan satu-satunya pebulu tangkis Indonesia yang berlaga di babak utama tunggal putra Prancis Challenge 2014. Sebenarnya ada Indra Bagus Ade Candra.  Hanya, dia membela bendera Itaia dan kalah di babak pertama oleh unggulan keempat Pablo Abian dari Spanyol dengan 17-21, 21-17, 21-19.  (*)


Lewati Jonatan, Fikri Sudah Menanti

Nguyen Tien Minh (foto:talkvietnam)

NGUYEN Tien Minh mengoptimalkan pengalaman yang dimiliki. Itu terjadi saat unggulan teratas nomor tunggal putra itu mengalahkan pebulu tangkis muda Indonesia Jonatan Christie dengan dua game langsung 23-21, 21-15 dalam pertandingan perempat final Vietnam Challenge 2014 yang dilaksanakan di Hanoi pada Jumat waktu setempat (28/3).
 Pada game pertama, Minh, yang kini duduk di posisi 10 dunia, sempat kerepotan menghadapi Jonatan. Namun, ketenangannya karena sudah lama malang melintang di pentas olahraga tepok bulu membuat Jonatan kewalahan. Hingga akhirnya, tenaga Yonatan yang terkuras pada game kedua, membuat Minh mampu melaju ke semifinal.
 Namun, untuk bisa menembus final, dia harus bisa menyingkirkan pebulu tangkis muda Indonesia lainnya, Fikri Ihsandi Hadmadi. Dia lolos ke semifinal setelah menjungkalkan unggulan keempat Wan Chia-Hsin dengan rubber game 14-21, 21-18, 21-8.
Dari segi peringkat, Fikri bakal dengan mudah bakal dikalahkan Minh. Saat ini, rankingnya masih berkutat di 221.
 Pertandingan semifinal lainnya di nomor tunggal putra mempertemukan sesame pebulu tangkis Malaysia Tan Chun Sheang, yang merupakan unggulan kedua, dengan Tan Kian Meng, unggulan ke-14. (*)

Wakil Indonesia di Semifinal Vietnam Challenge 2014
Tunggal Putra: Fikri Ihsandi (x12)

Tunggal Putri: -

Ganda Putra: Selvanus Geh/Kevin Sanjaya

Ganda Putri: Ni Ketut Mahadewi/Annisa Saufika, Melvira Oklamona/Melati Daeva Oktaviani

Ganda Campuran: Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika (x7)

X=unggulan

Masih Ada Tempat Buat Simon

BAYANGAN: Sebagian penggawa Tim Thomas Indonesia 

PENAMPILAN Simon Santoso masih dapat perhatian dari PP PBSI. Buktinya, meski tak lagi menjadi penghuni Pelatnas Cipayung, dia tetap masuk nominasi Tim Thomas Indonesia yang bakal berlaga di New Delhi, India, pada 18-25 Mei mendatang.
 Simon tampil moncer lagi pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014.  Dia mampu mengantarkan klub yang dibelanya, Musica Champion Kudus, menjadi juara dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada Februari lalu itu.
 Bahkan, selama tampil pada kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 2 miliar itu, Simon tak pernah terkalahkan. Dia juga dianggap menjadi kunci kebangkitan Musica Champion saat berlaga di babak final. Kemenangannya mengembalikan diri kepercayaan rekan-rekannya setelah sempat tertinggal 0-2dari Jaya Raya Jakarta.
 Saat ini pun, Simon kondisinya juga masih on fire. Dia pun mampu menembus babak semifinal Malaysia Grand Prix Gold 2014.
 Itu setelah lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut mampu mengalahkan wakil tuan rumah Soo Teck Zhi 21-10, 21-4 pada pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Johor Bahru pada Kamis waktu setempat.  Kemenangan ini membawa unggulan ke-15 tersebut bakal berhadapan dengan Thammasin Sitthikom asal Thailand, yang di babak perempat final menggulingkan unggulan kesepuluh Wei Nan (Hongkong) 21-17, 17-21, 21-17.
 Pertemuan  ini menjadi pertarungan perdana bagi Simon dengan pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, itu. Namun, dari sisi peringkat, Simon unggul jauh. Dia berada di ranking 56 sementara lawannya 139.
 Pertemuan semifinal tunggal lainnya mempertemukan antara unggulan kedua Chong Wei Feng melawan Sourabh Varma dari India. (*)

Nominasi
Tim Thomas

Tunggal
1. Tommy Sugiarto
2. Sony Dwi kuncoro
3. Dionysius. Hayom Rumbaka
4. Jonatan Christie
5. Simon Santoso
6. Wisnu Yuli Prasetyo
7. Riyanto Subagja
8. Ihsan Maulana Mustofa

Ganda
1. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
2. Angga Pratama/Rian Agung Saputro
3. Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi
4. Wahyu Nayaka AP/Ade Yusuf Santoso
5. Markis Kido/Marcus Fernaldi Gideon

Tim Uber

Tunggal
1. Lindaweni  Fanetri
2. Bellaetrix Manuputty
3.Aprilia Yuswandari
4. Hera Desi Ana
5. Maria Febe Kusumastuti
6. Hanna Ramadini

Ganda
1. Della Destiara Haris/Anggia Shitta Awanda
2. Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari
3. Tiara Rosalia Nuraidah/Suci Rizki Andini
4. Pia Zebadiah Bernadet/Rizki Amelia Pradipta

Sendirian Bawa Nama Indonesia di Babak Utama

TANPA KAWAN: Andre Kurniawan Tedjono (foto:badzine)
 ANDRE Kurniawan bakal berjuang sendirian membawa nama Indonesia dalam Prancis Challenge 2014. Itu setelah Adi Pratama harus mengakui ketangguhan Cheng Kuo Po dari Taiwan dengan rubber game 16-21, 21-17, 21-16 dalam final kualifikasi yang dilaksanakan di Orleans pada Kamis waktu setempat (27/3) atau Jumat dini hari WIB (28/3).
 Sebenarnya, di babak kualifikasi turnamen berhadiah USD 15 ribu tersebut bukan hanya Adi yang membela merah putih. Ada juga nama-nama seperti Ihsan Adam Wirawan, Rafael Valentino, Kaizar Bobby, Ellen Frederika, dan Viky Anindita. Sayang, semuanya sudah bertimbangan sebelum mencapai babak pemungkas perebutan tiket babak utama.
 Adi sendiri masih membela bendera Indonesia. Meski, sejak awal tahun ini, lelaki yang juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut tinggal di Wina,  karena menjadi lawan tanding (sparring partner) pebulu tangkis Austria.
 Ini beda dengan Viky Indra. Dalam Prancis Challenge, dia langsung lolos ke babak utama. Hanya,bendera yang dibelanya bukan merah putih tapi Italia.
 Penampilan di Prancis Chalenge ini juga menandai kembalinya Andre. Kali tampil, pebulu tangkis PB Djarum yang lama berkelana di Eropa ini tampil di Swiss Grand Prix Gold pada 11-16 Maret lalu. Dia absen di Rumania Internasional Series dan Polandia Challenge.
 Saat ini, Andre duduk di peringkat 51 dunia. Pada babak pertama Prancis Challenge, dia dijajal Mathias Almer dari Austria.
 Ini menjadi pertemuan perdana bagi Andre dengan Almer. Hanya, dari sisi ranking, harusnya dia mampu melewati dengan mudah. Saat ini, Almer rankingnya 101 di bawah Andre. (*)

Melawan Kepungan Pebulu Tangkis Muda

FIGHTING SPIRIT: Jeffer Rosobin

 SIRKUIT Nasional (Sirnas) Seri Kepulauan Riau sudah memasuki babak perempat final. Begitu juga di nomor tunggal putra.
 Menariknya, ada nama pebulu tangkis senior di antara kerumunan anak muda. Siapa? Ya, Jeffer Rosobin.
 Dengan usia yang sudah 38 tahun, Jeffer akan menantang unggulan kedelapan Eska Riffan Jaya dari Mutiara Bandung. Itu setelah Jeffer, yang kini membela klubnya sendiri Academy Jeffer Rosobin, mengalahkan Carven Pratama dari Banda Baru Batam dengan 21-10, 21-12.
 ‘’Dia otot kawat. Padahal, sudah tuwek (tua) dengan usianya 38,’’ kata rekan Jeffer, Wijanarko Adi Mulya.
 Selain itu, dia memuji kelebihan Jeffer yang tak dimiliki peb ulu tangkis lainnya, khususnya yang berusia muda. Bukan hanya fisik yang selalu prima, tapi semangat juangnya di lapangan.
 ‘’Fighting spiritnya jarang dipunyai pebulu tangkis muda saat ini,’’ ucap Wijar,sapaan karib Wijanarko.
 Padahal, lanjut dia, masa keemasan pebulu tangkis yang dibesarkan Suryanaga, Surabaya, itu sudah lewat. Nama Jeffer sempat mencuat ketika menjadi juara Asia di Surabaya 1996.
Dalam final, Jeffer mengalahkan wakil Tiongkok Luo Yigang. (*)

Posisi Yonathan/AlbertMelonjak 239 Setrip


LOMPATAN demi lompatan terus dilakukan Yonathan Suryatama Dasuki/Albert  Prasetyo. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federas Bulu Tangkis Dunia), keduanya ada di posisi 249.
 Artinya, Yonathan/Albert naik 239 setrip dari pekan lalu. Ini tak lepas dari penampilan keduanya di Polandia Challenge 2014.
 Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, Yonathan/Albert mampu menembus babak perempat final. Sayang, mereka gagal lolos empat besar karena ditundukkan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha 16-21, 14-21.
Selain di Polandia, Yonathan/Albert baru tampil di dua turnamen lainnya, Jerman Grand Prix Gold dan Swiss Grand Prix Gold. Hanya, dalam turnamen tersebut, mereka langsung kalah di laga perdana.
 Di Jerman Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Mulheim, Yonathan/Albert menyerah di babak kualifikasi kepada pasangan tuan rumah Fabian Holzer/Mark Lamsfuss 5-21, 19-21, 13-21. Kemudian di Basel, yang jadi host Swiss Grand Prix Gold, keduanya langsung tersungkur saat berhadapan dengan unggulan pertama di babak utama, Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmak), 14-21, 6-21.
 ‘’Tapi, kami tak bisa main di Prancis Challenge yang saat ini berlangsung di Orleans. Nama kami nggak muncul,’’ kata Yonathan kepada smashyes.
 Ini membuat mereka pun kembali ke Indonesia lebih dulu. Sasaran terdekatnya, Yonathan/Albert akan tampil dalam Singapura Super Series.
 Dalam event yang dilaksanakan 8-13 April itu, nama keduanya muncul. Hanya, pasangan yang memulai laga internasional dari ranking 1194 itu harus memulainya dari babak kualifikasi. (*)