WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Menanti Lin Dan Kalahkan Jorgensen



TIONGKOK Super Series Premier 2014 bakal panas. Ini setelah nama Lin Dan terdaftar sebagai peserta dalam turnamen yang dilaksanakan di Fuzhou pada 11-16 November mendatang.
 Kehadirannya bisa mengacaukan scenario final idaman yang mempertemukan unggulan teratas Chen Long (Tiongkok) melawan Jan O Jorgensen (Denmark) yang menempati unggulan kedua. Namun, itu juga bukan hal yang mudah.
 Besar kemungkinan, di babak kedua turnamen berhadiah total USD 700 ribu tersebut Lin Dan bersua dengan musuh beratnya sekarang, Jan O Jorgensen. Dari rekor yang ada, juara dunia lima kali nomor tunggal putra tersebut bisa malu di publiknya sendiri.
 Dia kalah dalam tiga pertemuan terakhir. Itu dialaminya di Malaysia Super Series 2012 dan Jepan Super Series 2014. Sebenarnya, Lin Dan juga menyerah kepada Jorgensen pada Denmark Super Series Premier 2014. Hanya, dia menyerah sebelum pertandingan dimulai. Superdan, julukan Lin Dan, gagal turun ke lapangan karena mengalami cedera.
 Chen Long diunggulkan di posisi teratas setelah pebulu tangkis nomor satu dunia asal Malaysia Lee Chong Wei absen. Dia masih dalam penyelidikan karena dugaan doping yang digunakannya saat Kejuaraan Dunia 2014.
 Indonesia sendiri di nomor tunggal putra dalam Tiongkok Super Series Premier 2014 hanya diwakili oleh Tommy Sugiarto. Di babak pertama, dia dijajal Brice Leverdez dari Prancis.
 Tommy pernah mengalahkan Leverdez di Australia Super Series 2014. Dalam pertandingan yang dilaksanakan 26 Juni itu, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut menang 21-16, 21-14. (*)

Daftar unggulan tunggal putra Tiongkok Super Series Premier 2014
Tunggal putra:
1.Chen Long (Tiongkok)
2.Jan O Jorgensen (Denmark)
3. Kenichi Tago (Jepang)
4.Tommy Sugiarto (Indonesia)
5.Son Wan-ho (Korea Selatan)
6.Wang Zhengming (Tiongkok)
7. Hu Yun (Hongkong)
8.Tian Houwei (Tiongkok)

Kalahkan Juara Bertahan,Alfian/Annisa Lolos Final


KEJUTAN Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika di Bitburger Grand Prix Gold 2014 terus berlanjut.  Pasangan ganda campuran yang kini duduk di posisi 32 dunia tersebut sukses menembus babak final turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu (atau sekitar Rp 1,2 miliar) tersebut.
 Tiket babak pemungkas digapai berkat kemenangan tiga game 12-21, 21-18, 21-15 atas unggulan kedua yang juga andalan tuan rumah Michael Fuchs/Birgit Michaels dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Saarbrucken, Jerman, pada Sabtu waktu setempat (1/11).
 Ini menjadi kemenangan perdana setelah sebelumnya kedua pasangan belum pernah bertemu. Namun, melihat ranking, Alfian/Annisa jauh di bawah Fuchs/Michels. Dalam ranking terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), ganda Jerman ada di posisi kesembilan. Selain itu, Fuchs/Michels tahun lalu keluar sebagai juara.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat (2/11), Alfian/Annisa yang datang dengan status nonunggulan akan berhadapan dengan Zheng Si Wei/Chen Qingchen. Di semifinal, unggulan kelima asal Tiongkok tersebut menumbangkan unggulan teratas yang juga pasangan suami istri asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcock dengan tiga game 14-21, 21-14. 21-18.
 Ini akan menjadi penampilan keempat Alfian/Annisa di babak final. Hasilnya, mereka sudah mengoleksi dua gelar yakni di Vietnam Challenge 2014 dan Selandia Baru Grand Prix 2014. Sementara, kegagalan ditelan dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014.
 Sejak digelar 1988, Indonesia hanya sekali membawa pulang gelar juara melalui Maria Febe Kusumastuti dari nomor tunggal putri pada 2008. (*)

Jadwal final Bitburger Grand Prix Gold 2014
Tunggal putra: Chou Tien Chen (Taiwan x2) v Scott Evans (Irlandia x11)

Tunggal putri: Yu Sun (Tiongkok x4) v He Bing Jiao (Tiongkok)

Ganda putra: Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok x6) v Anders Skaarup Rasmussen/Kim Astrup Sorensen (Denmark x5)

Ganda putri: Ou Dongni/Xiaohan Yu (Tiongkok)  v Ekanerina Bolotova/Evgeniya Kosetskaya (Rusia)

Ganda campuran: Zheng Si Wei/Chen Qingchen (Tiongkok x5) v Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (Indonesia)

X=unggulan

Malaysia Kembali Datangkan Morten


MORTEN  Frost Hansen kembali ke Malaysia. Dia akan dipercaya sebagai Direktur Teknik Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mulai Maret 2015.
 Kepastian lelaki asal Denmark ke negeri jiran ini disampaikan langsung Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin. Ini setelah kedua belah mencapai kesepakatan pada 28 Oktober lalu.
Morten, yang kini berusia 56 tahun, akan menjadi koordinator program dari pengembangan di level elite serta jajaran pelatih. Selama ini, BAM tak memiliki direktur teknik.
 Ini merupakan kali kedua Morten memoles Malaysia. Dia pernah bekerja sama dengan BAM selama 3,5 tahun dari 1997 hingga 2000.
 Kehadiran juara empat kali All England tersebut diharapkan bisa mengangkat kembali prestasi Malaysia. Apalagi, saat ini, bulu tangkis negeri jiran tengah jadi sorotan setelah tunggal putra terbaiknya,Lee Chong Wei, diduga menggunakan doping dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus lalu.
 Selain itu, negeri beribukota Kuala Lumpur itu juga gagal memulangkan Piala Thomas usai dikalahkan Jepang di babak final. Yang terakhir, dalam Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, mereka juga gagal merebut emas. (*)
Deputi Presiden BAM Datuk Norza Zakaria membenarkan pernyataan Khairy. Pihaknya merasa bahagia bisa mempersunting salah satu legenda bulu tangkis dunia tersebut.
 ‘’Ini akan menjadi yang kedua kami bekerja sama dengan Morten,’’ terang Norza.
 Morten, jelas dia, bakal dibayar 100 ribu ringgit setiap bulan. (*)

Sekilas tentang Morten
Nama Lengkap: Morten Frost Hansen
Negara: Denmark
Lahir:4 April 1958
Prestasi Atlet:
1.Juara Junior Eropa (1975)
2. Juara Senior Eropa (1980, 1988)
3. Juara All England (1982,1984,1986, 1987)

Datang dengan Status Juara Bertahan


USIA Lee Hyun-il sudah tak muda lagi. Tahun ini, dia sudah menginjak 34 tahun.
 Wajar kalau Hyun-il pun tak sembarangan tampil di berbagai turnamen. Hingga November ini, dia hanya berlaga di lima turnamen.
 Hebatnya, Hyun-il mampu naik ke podium terhormat dalam tiga kejuaraan. Turnamen yang dimenangi lelaki asal Korea Selatan (Korsel) tersebut adalah Sri Lanka Challenge 2014, Kanada Grand Prix 2014, dan Indonesia Challenge 2014. Ini masih ditambah kesuksesannya saat mengantarkan Musica Champions Kudus menjadi juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014.
 Kini, Hyun-il pun akan unjuk kemampuan lagi. Tercatat, dia menjadi peserta dalam Korea Grand Prix 2014 yang dilaksanakan di Jeonju pada 4-9 November mendatang. Bahkan, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu (sekitar Rp 500 juta) tersebut, dia diunggulkan di posisi kelima.
 Pada babak pertama, Hyun-il, yang kini ada di posisi 59 dunia, akan dijajal Wei Cheng-po asal Taiwan. Tahun lalu, dia sukses menjadi juara. Saat itu, event tersebut masih masuk kategori grand prix gold. Pada babak final 2013, Hyun-il mengalahkan compatriot (rekan senegara) Hong Ji-hoon dengan dua game langsung 21-18, 21-12.
   Pada 2014, unggulan teratas nomor tunggal putra ditempati Lee Dong-keun asal Korea Selatan. Sedangkan Liew Daren dari Malaysia ditempatkan sebagai kandidat nomor dua menjadi pemenang. Indonesia sendiri di nomor tunggal putra diwakili Viky Anindita dan Fikri Ihsandi. (*)

Daftar unggulan tunggal putra:
1.Lee Dong-keun (Korea Selatan)
2. Liew Daren (Malaysia)
3. Riichi Takeshita (Jepang)
4. Mohd Arif Abdul Latif (Malaysia)
5. Lee Hyun-il (Korea Selatan)

Tien Chen Tembus 10 Besar Dunia


ADA nama baru di daftar ranking 10 besar dunia nomor tunggal putra. Siapa? Dia adalah Chou Tien Chen.
 Dalam daftar peringkat terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 30 Oktober 2014, lelaki asal Taiwan tersebut berada di posisi kedelapan.
 Ini berarti Tien Chen melonjak lima setrip dibandingkan pekan lalu. Capaian ini tak lepas dari hasil yang dipetiknya dalam turnamen berlabel super series, Prancis Open.
 Dalam event yang dilaksanakan di Paris pekan lalu itu, Tien Chen mampu menjadi juara. Pada pertandingan final yang dilaksanakan Minggu (26/10), dia menumbangkan unggulan kesepuluh dari Tiongkok Wang Zhengming dengan rubber game 10-21, 25-23, 21-19.
 Hasil itu   juga membuat Tien Chen membawa pulang 9.200 poin. Masuknya Tien Chen ke 10 besar memakan korban. Pebulu tangkis Hongkong Hu Yun turun tiga setrip ke posisi 11.
 Bahkan, tak menutup kemungkinan, ranking Tien Chen kembali naik. Ini disebabkan saat ini dia masih bertahan hingga babak semifinal Bitburger Grand Prix Gold 2014.
 Itu setelah dia mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang membela bendera Italia Indra Bagus Ade Chandra 21-10, 22-20 di Saarbrucken, Jerman, pada Jumat waktu setempat (31/10). Di semifinal, Tien Chen, yang diunggulkan di posisi kedua, akan dijajal Tian Houwei asal Tiongkok. Di perempat final, unggulan ketiga tersebut melibas rekan senegaranya, Liao Junwei, 21-18, 21-9.
 Semifinal lainnya di nomor tunggal putra akan bertemu Scott Evans, unggulan kesebelas dari Irlandia, melawan unggulan ketujuh asal India Prannoy HS. (*)

Ranking 10 besar tunggal putra
1.Lee Chong Wei (Malaysia)
2.Chen Long (Tiongkok)
3.Jan O Jorgensen (Denmark)
4.Tommy Sugiarto (Indonesia)
5.Kenichi Tago (Jepang)
6.Wang Zhengming (Tiongkok)
7.Son Wan-ho (Korsel)
8.Chou Tien Chen (Taiwan)
9.Tian Houwei (Tiongkok)
10.Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Alfian/Annisa Jadi Tumpuan


BEBAN berat di pundak Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika. Pasangan muda nomor ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut menjadi tumpuan harapan meraih gelar dalam Birburger Grand Prix Gold 2014.
 Ini setelah Alfian/Annisa menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan hingga babak semifinal dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu (atau sekitar Rp 1,2 miliar) tersebut.
 Pada babak perempat final yang dilaksanakan di Saarbrucken, Jerman, pada Jumat waktu setempat (31/10), Alfian/Annisa menundukkan ganda tuan rumah Johannes Schoetller/Johanna Goliszewski dengan dua game langsung 21-13, 21-11. Kemenangan ini membawa mereka kembali bersua dengan jagoan tuan rumah lainnya, Michael Fuchs/Birgit Michels. Unggulan kedua itu di babak sebelumnya menghentikan langkah Shi Longfei/Zhong Qianxin dari Tiongkok 21-18, 21-11.
 Ini akan menjadi pertemuan Alfian/Annisa dengan lawannya yang kini duduk di ranking kesembilan dunia tersebut. Pasangan merah putih itu di babak pertama Bitburger Grand Prix Gold 2014 langsung menyedot perhatian setelah menumbangkan unggulan ketiga Danny Bawa Chrisnanta/Vanessa Neo (Singapura).
 Penampilan Alfian/Annisa pada 2014 termasuk konsisten. Mereka sudah mengantongi dua gelar di Vietnam Challenge dan Selandia Grand Prix. Capaian itu membuat mereka kini duduk di posisi 32 dunia.
 Sayang, langkah Alfian/Annisa menembus semifinal Bitburger Grand Prix Gold 2014 gagal diikuti rekan-rekannya.
Di tunggal putri, langkah Lindaweni Fanetri dihentikan unggulan keempat asal Tiongkok Yu Sun 21-14. 18-21, 21-7. Di ganda putra, Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi menyerah 13-21, 21-10, 11-21 kepada Michael Fuchs/Johannes Schoettler, unggulan ketiga dari Jerman.
 Selain itu, di ganda putri, unggulan keenam Dian Fitriani/Nadya Melati tumbang 12-21, 15-21 kepasa pasangan nonunggulan Tiongkok Tang Yuanting/Yaqiong Huang. (*)

Linda Singkirkan Mantan Teman Latihan


INDONESIA masih punya sisa di nomor tunggal putri Bitburger Grand Prix Gold 2014. Ini setelah Lindaweni Fanetri menundukkan mantan rekannya di Pelatnas Cipayung, Millicent Wiranto, dengan straight game 21-14, 21-6 pada pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Saarbrucken, Jerman, pada Kamis waktu setempat (30/10).
 Meski sama-sama berasal dari Indonesia dan Millicent pernah ditempa di Pelatnas Cipayung sama halnya dengan Lindaweni namun keduanya belum pernah bersua dalam kejuaraan resmi.  Setelah lagi lagi di pelatnas, Millicent bergabung dengan sebuah klub di Malaysia. Kini, secara ranking, Lindaweni juga lebih unggul.Dia di posisi 33 sementara Millicent di tangga 71.
 Di perempat final, tantangan berat akan dilakoni Lindaweni. Dia bersua dengan pebulu tangkis Tiongkok Yu Sun. Di babak kedua, unggulan keempat ini menundukkan Tanvi  Lad (India) 21-17, 21-12.
 Sayang, sukses Lindaweni ini gagal diikuti oleh rekannya di pelatnas, Bellaetrix Manuputty. Dia menyerah dua game langsung 17-21, 14-21 kepada Michelle Li dari Kanada. Ini menjadi kekalahan kedua Bellaetrix dari lawan yang sama. Pil pahit pertama ditelan di All England Super  Series Premier 2014. Saat itu, Bellaetrix menyerah 15-21, 23-21, 16-21.
 Sejak kali pertama dilaksanakan pada 1988, Indonesia hanya sekali meraih juara nomor tunggal putrid melalui Maria Feber Kusumastuti pada 1998. Dalam partai final, dia menang 22-24,21-8, 23-21 atas wakil India Aditi Mutatkar. (*)


Posisi Terburuk Hendra/Ahsan


HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan akhirnya terlempar dari posisi kedua. Dalam rilis ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 30 Oktober 2014, mereka digusur pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen yang pekan lalu masih satu setrip di bawahnya.
 Ini tak lepas dari gelar juara yang diraih Boe/Mogesen di Prancis Super Series Premier 2014.  Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Paris pada 26 Oktober waktu setempat, mereka menundukkan pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dengan rubber  game 19-21, 21-9, 21-7.
Tambahan 9200 poin sudah cukup untuk menduduki posisi kedua. Beda dengan Hendra/Ahsan.
 Mereka absen di Prancis Super Series setelah sepekan sebelumnya hanya sampai di babak perempat final Denmark Super Series Premier 2014.
 Posisi ketiga ini menjadi capaian terburuk dalam ranking Hendra/Ahsan selama setahun terakhir. Duduk di posisi kedua pada November 2013, mereka sebulan kemudian mampu naik ke posisi teratas.
 Posisi itu ditempati Hendra/Ahsan hingga September. Mereka turun satu setrip setelah tak tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark. Alasannya, Ahsan mengalami cedera yang tak bisa dipaksaka tampil. Padahal, status mereka adalah juara bertahan setelah memenangi nomor tunggal putra dalam Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
 Di nomor ganda putra ini, ranking tertinggi masih ditempati pasangan Korea Selatan Lee Hyong-dae/Yoo Yeon-seong. Di Prancis Super Series 2014, mereka absen. Hanya, sepekan sebelumnya di Denmark, ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, ini mampu menembus final sebelum dikalahkan ganda kejutan Tiongkok Fu Haifeng/Zhang Nan. (*)

Posisi Ganda Putra Indonesia
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (3)
2. Markis Kido/Markus Fernaldi (10)
3. Angga Pratama/Rian Agung Saputro (13)
4. Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (26)
5.Berry Anggriawan/Ricky Karanda (29)

Marin Akhirnya Turun Lapangan

CAROLINA Marin akhirnya mengayunkan raket. Dia sempat vakum selama dua bulan setelah keluar sebagai juara tunggal putri 2014 dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark.
 Kini, perempuan asal Spanyol tersebut tampil dalam Bitburger Grand Prix Gold 2014. Dalam penampilan perdana di Saarbrucken, Jerman, pada Rabu waktu setempat (29/10), dia mampu mengalahkan Soraya De Visch dari Belanda dengan dua game langsung 21-14,21-19. Bagi Marin, Soraya bukan lawan yang asing.
 Keduanya dua kali bertemu saat masih sama-sama berlaga di kelompok junior. Marin mampu memenangi kedua pertemuan itu. Yakni di Kejuaraan Eropa Junior 2011 dengan 21-17, 21-15. Kemudian, dalam Kejuaraan Dunia Junior 2011 yang dilaksanakan sembilan blan kemudian atau bulan November, Marin menang 21-16, 22-24, 21-14.
 Pada babak kedua Bitburger Grand Prix Gold 2014, Marin bakal ditantang Rong Schafer. Di babak pertama, pebulu tangkis Amerika Serikat tersebut menundukkan Nanna Vainio dari Finlandia dengan 21-9, 21-15.
  Ini juga bukan kali pertama Marin berhadapan demgan Rong. Pada 2009, keduanya pernah bertemu dalam Irlandia International. Hasilnya, Marin menang 23-21, 16-21, 21-8. Hanya, saat itu, nama di belakang Rong bukan Schafer tapi Bo.
 Marin membuat sensasi besar pada tahun ini. Dia mampu mengawinkan gelar juara Eropa dan Dunia. Gelar di Benua Putih, julukan Eropa, digapai setelah menundukkan Anna Thea Madsen dari Denmark dengan 21-19, 14-21, 21-8. Sementara, dalam Kejuaraan Dunia, di babak pemungkas, Marin, yang pernah menimba ilmu di Pelatnas Cipayung, melibas unggulan teratas asal Tiongkok Li Xuerui 17-21, 21-17, 21-18.
 Di nomor tunggal putri ini, tiga wakil Indonesia juga menembus babak II Bitburger Grand Prix Gold 2014. Mereka adalah Lindaweni Fanetri, Milicent Wiranto, dan Bellaetrix Manuputty.
 Sayang, di babak kedua, Lindaweni sudah bersua dengan Millicent. Sedangkan Bellaetrix menjajal unggulan kedua asal Kanada Michelle Li. Ini menjadi pertemuan kedua. Sebelumnya, Bellaetrix kalah di All England Super Series Premier 2014 dengan 15-21, 23-21, 16-21. (*)

Febri Absen di Kandang Sendiri

PUBLIK tuan rumah tak akan bisa menyandarkan asa juara kepada Febriyan Irvannaldy dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Timur 2014. Pebulu tangkis spesialias tunggal putra tersebut bakal absen dalam event yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 3-8 November mendatang.
 ‘’Febri (sapaan karib Febriyan Irvannaldy) absen karena dia harus tampil di Bahrain International Challenge. Waktunya bersamaan yakni 4-8 November,’’ kata Ferry Stewart, pelatih Febri di klub Wima Surabaya.
 Dia pun mengaku tak bisa menahan anak asuhnya berlaga di Bahrain. Alasannya. Febri juga butuh poin untuk mendongkrak ranking internasionalnya.
 Apalagi, saat ini, ranking lelaki asal Petemon, tengah terpuruk. Dari daftar ranking terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Febri ada di posisi 404. Ini jauh dari posisi terbaiknya yang pernah menyentuh 235 dunia pada 5 Mei 2011.
 Ranking di kisaran 400 dunia itu juga disebabkan lamanya Febri absen dari berbagai turnamen internasional. Selama 2014, dia hanya berlaga di dua turnamen yakni Vietnam Challenge dan Indonesia International.
 Di dua turnamen tersebut, hasil yang diraihnya juga mengecewakan. Di Vietnam, dia kalah oleh Tan Chun Seang dari Malaysia di babak kedua dengan skor 12-21,15-21. Kemudian di  Indonesia International yang digeber di Semarang, Jawa Tengah, Febri dipermalukan Fikri Ihsandi dari Indonesia dengan 18-21, 21-18, 13-21.
 Namun, lain halnya kalau di dalam negeri dalam ajang sirnas. Febri sudah mengoleksi dua gelar yakni di Seri Sulawesi Selatan dan Seri Kalimantan Tengah. Pada Seri Sulawesi Selatan yang digelar di Makassar, dia menundukkan Hermansyah dari Jaya Raya dua game langsung 21-19, 21-13. Kemudian di Palangkaraya, host Seri Kalimantan Tengah, pebulu tangkis yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut menang tanpa memeras keringat atas Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma Bandung).
 Sebenarnya, dia bisa menambah koleksinya. Sayang, dalam Seri Sumatera Barat akir pekan lalu di Padang, Febri menyerah kepada Nugroho Andi Saputro (JR Enkei) 19-21, 21-13, 11-21. (*)    

Aprillia Masih ada

APRILLIA Yuswandari masih bisa unjuk kekuatan. Dia mampu menjadi juara nomor tunggal putri dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Sumatera Barat 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di Padang pada Sabtu (24/10), dia mengalahkan Elisabeth Purwaningtyas dari SGS Bandung dengan dua game langsung 21-18 21-14. Tentu, ini membuktikan bahwa kemampuannya masih layak diapresiasi.
 Padahal, sejak Juni lalu, Aprillia sudah bukan lagi penghuni Pelatnas Cipayung. Dia dikembalikan ke klub asalnya, Semen Gresik. Alasannya, prestasinya sudah mentok kalah dengan pebulu tangkis putri lain seperti Bellaetrix Manuputty dan Lindaweni Fanetri.
 Selain itu, setelah terpental, Aprillia juga sudah pernah berpesan kepada pelatihnya di Semen Gresik, Koko Pambudi, untuk mencarikan dia pekerjaan. Namun, semua itu tak membuat kualitasnya pudar. Apalagi, lawan yang dihadapinya bukan mantan-mantan rekannya di Pelatnas Cipayung. Kualitas gadis 24 tahun tersebut masih kelihatan di atas.
 Dari ranking terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Aprillia masih ada di posisi 58 dunia. Ranking terbaik yang pernah didudukinya adalah 21 pada 8 Juni 2013.
 Selama 2014, saat masih di Pelatnas Cipayung, kegagalan demi kegagalan menimpa Aprillia. Dari enam turnamen yang diikuti, empat kali dia langsung tumbang di babak pertama yakni di Korea Super Series, Malaysia Super Series Premier, Malaysia Grand Prix Gold, dan Indonesia Super Series Premier. Sementara, di India Super Series dan Indonesia Grand Prix Gold, dia mampu menembus perempat final.
 Hasil yang diperoleh Aprillia ini juga menjadi pengobat kecewa di tunggal putra. Harapan membawa pulang gelar bergengsi kandas.
 Itu seiring kekalahan Febriyand Irvannaldy (Wima Surabaya) oleh Nugroho Andi Saputro [JR Enkei Jakarta) dengan tiga game 19-21, 21-13, 11-21. Padahal, secara unggulan, Febri, sapaan karib Febriyand Irvannaldy, ada di posisi ketiga sementara lawannya di posisi keenam. (*)    

Hasil Final Sirnas Seri Sumatera Barat (Kategori dewasa)

1. Tunggal putra: Nugroho Andi Saputro [JR Enkei Jakarta x 6] v Febriyan Irvannaldy [Wima Surabaya x3] 21-19 13-21 21-11

2. Tunggal putri: Aprilia Yuswandari [Semen Gresik x 1] v Elisabeth Purwaningtyas [SGS Bandung x 2]     21-18 21-14   

3. Ganda putra: Arya Maulana Aldiartama/Darmiko (Djarum Kudus) v Didit Juang Indrianto/ Seiko Wahyu Kusdiantom (Djarum Kudus/Tjakrindo Masters x5) 21-18 19-21 21-14    

4. Ganda putri: Apriyani Rahayu/Jauza Fadhila Sugiarto [Pelatprov DKI Jakarta x3] v Aris Budiharti/Ery Octaviani [Jaya Raya Jakarta x2]
21-16 11-21 21-17   

5.Ganda campuran: Ardiansyah Putra/Devi Tika Permatasari (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) v Tri Kusharjanto/Keshya Nurvita Hanadia   (Tjakrindo Masters/SGS Bandung) 21-19 18-21 22-20

X=unggulan   
   

Pahlawan Musica Champions Bikin Kejutan Besar

MENJADI juara di ajang super series mungkin tak terbayang oleh Chou Tien Chen. Ini disebabkan dia tak banyak bersinar dalam turnamen elite dari kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Apalagi, pekan lalu, lelaki asal Taiwan tersebut langsung tersungkur dalam Denmark Super Series Premier 2014. Tien Chien menyerah kepada Lin Dan asal Tiongkok dengan tiga game 20-22, 21-10, 18-21 di Odense. Meski kalah, mampu mencuri satu game sudah membuat dia dapat perhatian khalayak.
 Bagaimanapun, Lin Dan termasuk salah satu pebulu tangkis yang masuk kategori legenda. Kemampuannya membuat dia sudah mengoleksi lima gelar juara dunia nomor tunggal putra dan dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012. Jadi, mencuri satu game dan membuat Lin Dan memeras keringat bukan hal yang mudah.
Namun, Minggu lalu, Tien Chen membuat mata insan dunia bulu tangkis terbelalak. Pemuda kelahiran 8 Januari 1990 tersebut mampu menjadi juara Prancis Super Series 2014.
 Dalam final, dia mengalahkan unggulan kesepuluh asal Tiongkok Wang Zhengming dengan tiga game 10-21, 25-23, 21-19. Ini juga menjadi kemenangan perdana Tien Chen atas Wang.
 Sebelumnya, dia kalah di putaran final Pala Thomas 2012 dan Swiss Grand Prix 2013. Kedua-duanya kalah dengan dua game langsung.
 Pada babak semifinal, dia juga mempermalukan unggulan keempat asal Indonesia Tommy Sugiarto. Putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut  ditaklukannya 14-21, 21-18, 21-19. Kemenangan ini juga membuatnya melakukan revans atas pil pahit yang ditelannya dari Tommy pada All England Super Series Premier 2013. Ketika itu, Tien Chien kalah mudah 12-21 8-21.
Tahun lalu, dalam Superliga Badminton Indonesia 2013 dia jadi pahlawan bagi Musica Champions Kudus. Tien Chen menjadi penentu kemenangan saat  ungguk 21-18, 21-19 atas Mohamad Arif Abdul Latief dari Malaysia Tigers dalam partai final yang dilaksanakan di Surabaya pada 9 Februari. (*)


Hasil Final Prancis Super Series 2014

Tunggal Putra:Chou Tien Chen (Taiwan) v Wang Zhengming (Tiongkok x10) 10-21, 25-23, 21-19

Tunggal Putri: Wang Shixian (Tiongkok x2) v Li Xuerui (Tiongkok x1) 21-15, 8-2 (ret)

Ganda Putra:Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) v Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x2) 18-21, 21-9, 21-7

Ganda Putri: Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x7) v Ma Jin/Tang Yuanting (Tiongkok x5) 21-15, 21-9

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x3) v Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris x4) 21-9, 21-16

X=unggulan

Gelar Ketiga Tontowi/Liliyana

PRANCIS Super Series 2013 cukup menyakitkan bagi Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Datang sebagai unggulan kedua, mereka harus pulang lebih awal karena menyerah 20-22, 17-21 kepada pasangan Chris Adcok Gabrielle Adcock dari Inggris di perempat final nomor ganda campuran.
 Memang, tahun ini, Tontowi/Liliyana mampu membalasnya dengan dua game juga 21-12, 21-18. Hanya,  revans tersebut dilakukan di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Nah, pelampiasan dendam tersebut akhirnya datang juga. Tontowi/Liliyana kembali bersua pasangan Chris/Gabrielle lagi. Kebetulan terjadi di Prancis Super Series dan di laga final.
 Hasilnya, Tontowi/Liliyana menang straigh game 21-9, 21-16 di Paris pada Minggu waktu setempat (26/10). Kemenangan ini juga membuat Tontowi unggul 3-1 atas pasangan suami istri tersebut. Kemenangan perdana ganda campuran terbaik Indonesia itu terjadi dalam Singapura Super Series 2013.
 Selain itu, hasil di Negeri Anggur, julukan Prancis, membuat Tontowi/Liliyana mengoleksi tiga gelar selama 2014. Dua posisi terhormat lainnya digapai dalam All England Super Series Premier dan Singapura Super Series.
 Sebenarnya, kunci gelar di Prancis Super Series terjadi di babak semifinal. Tontowi/Liliyana menumbangkan unggulan kedua Xu Chen/Ma Jin dari Tiongkok dengan dua game langsung 21-17, 21-16 pada Sabtu waktu setempat. Bagi mereka, ganda Tiongkok tersebut menjadi momok. Apalagi, pekan lalu, Tontowi/Liliyana menyerah kepada ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut 20-22, 15-21 di babak semifinal Denmark Super Series Premier 2014.
 Kemenangan itu juga mengecilkan rekor kekalahan Tontowi/Liliyana atas Xu Chen/Ma Jin. Kini, dalam 16 kali pertemuan, mereka memetik enam kali kemenangan. Hasil di ganda campuran tersebut juga membuat Indonesia bisa pulang tangan tanpa kosong.
 Sebenarnya, hingga babak semifinal, merah putih juga punya wakil di nomor tunggal putra, Tommy Sugiarto. Sayang, secara mengejutkan, dia harus mengakui ketangguhan wakil Taiwan Chou Tien Chen dengan rubber game 14-21, 21-18, 21-19. (*)

Juara Asian Games Ekshibisi di GOR Sudirman

SURABAYA: Brosur ekshibisi
WARGA Surabaya, Jawa Timur, yang gila bulu tangkis dapat kehormatan. Mereka bisa menyaksikan dua peraih emas di Asian Games 2014 Incheon, Korea Selatan, pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan pasangan ganda putri Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii secara langsung.
 ‘’Mereka akan melakukan pertandingan ekshibisi di GOR Sudirman pada Sabtu malam (25/10)  mulai pukul 18.30 WIB,’’ kata Martinus Rudianto, wakil Sekum Pengprov PBSI Jatim.
 Acara tersebut, jelas dia, terselenggara juga karena keinginan klub Jaya Raya yang ingin melakukan syukuran di Kota Pahlawan, julukan Surabaya. Di antara peraih medali emas di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, hanya Ahsan yang bukan berasal dari Jaya Raya. Dia merupakan pebulu tangkis yang bernaung di klub Djarum Kudus.
 Selain itu, rencananya, Wakil Gubernur Jawa Timur Syaifullah Yusuf juga akan turun ke lapangan. Dia akan berpasangan dengan mantan tunggal terbaik Indonesia Sony Dwi Kuncoro. Lawan yang dihadapi adalah Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim yang menggandeng Hendra Setiawan. 
 ‘’Saya yakin banyak yang hadir. Kami juga melibatkan klub dan juga sekolah,’’ ujar Rudi.
Hanya, selain pertandingan ekshibisi, Rudi belum mengetahui agenda lain dari Jaya Raya. Bisa jadi, salah satu klub raksasa di Indonesia tersebut bakal membagikan bonus kepada pemainnya.
 Ini sudah lazim dilakukan oleh klub kepada pebulu tangkis yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara di ajang internasional. Djarum Kudus misalnya. Mereka menggelontorkan dana yang tak sedikit saat Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir mampu menjadi juara dunia dan All England Super Series. (*)

Dewi Tira Kembali ke Lapangan

IS BACK: Dewi Tira (kiri) dan Martinus Rudi (foto;sidiq)
SEORANG cewek berhijab ada di ruangan Kantor Pengprov PBSI Jawa Timur pada Kamis (23/10/2014). Dia pun memakai kaca mata.
 Banyak yang mengira dia hanya staf di induk organisasi tepok bulu provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut. Lalu siapa dia? Orang banyak yang tak mengira dia adalah Dewi Tira.  Meski tak setenar Susi Susanti ataupun Maria Kristin, perempuan itu pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung.
 ‘’Hampir tiga tahun saya ada di Cipayung. Pada 2003, saya sudah tak di sana. Memang, tidak terlalu lama,’’ kata Dewi Tira.
 Namun, dalam rentang waktu itu, dia mencatatkan namanya pernah masuk Tim Uber Indonesia pada 2000. Dia mengisi nomor tunggal bersama Ellen Angelina dan Yuli Marfuah.
 Saat itu, Indonesia mampu menembus babak semifinal. Sayang, merah putih dikalahkan Tiongkok dengan 0-3. Dua tunggal yang dipercaya turunm Ellen dan Yuli gagal menyumbangkan angka. Saat itu, usianya masih belum genap 17.
 Tapi, dua tahun kemudian, dia mampu mengukir prestasi bagi merah putih. Dewi Tira mampu meraih perunggu dalam Kejuaraan Dunia Junior 2002 yang dilaksanakan di Afrika Selatan.
 ‘’Tapi, setahun kemudian, saya dikeluarkan dari Pelatnas Cipayung. Saya kena aturan tunggal putri Indonesia harus tingginya minimal 170 sentimeter,’’ jelas Dewi Tira.
 Peraturan itu, lanjut Dewi Tira, dikeluarkan oleh Ketua Umum PB PBSI saat itu, Chairul Tanjung. Dia menjadi korban karena postur yang dimilikinya tak sampai 170 sentimeter.
‘’Ini membuat saya kembali ke klub dan ikut persiapan PON 2004 di Palembang, Sumatera Selatan,’’ lanjut Dewi Tira.
 Namun, dalam event olahraga empat tahunan itu, perempuan yang kini berusia 30 tahun tersebut hanya menyumbangkan perak di nomor tunggal putri dan perunggu dari beregu putri.
 Dalam nomor tunggal putri, Dewi Tira lolos ke final setelah menundukkan Lidya Lidya Djaelawijaya (Jabar) 11-6, 6-11, 11-3. Lawan yang dihadpi Silvi Antarini (DKI) yang mengalahkan Nitya Krishinda (Aceh ) 11-3, 11-2.  Tapi, di babak final, penampilan Dewi antiklimaks. Dia kalah mudah 11-2, 11-0.
 Setelah PON, nama Dewi seolah menghilang. Wajahnya sempat terlihat di sebuah televisi lokal di Surabaya sebagai presenter.
 ‘’Itu juga nggak lama kok. Kini, saya ingin aktif lagi,’’ ujar Dewi.
 Keinginan itu pun tak bertepuk sebelah tangan. Rencananya, pebulu tangkis binaan PB Suryanaga, Surabaya, itu akan disiapkan menangani di sektor spesialisnya, tunggal putri.
 ‘’Hanya, dalam kejuaraan apa, kami belum sebutkan. Yang pasti, Dewi akan menjadi pelatih,’’ ujar Martinus Rudianto, wakil Sekum Pengprov PBSI Jatim. (*)

Seri Jawa Timur Kejar Rekor

SIRKUIT Nasional (Sirnas) Seri Jawa Timur luber peserta. Meski belum ditutup pendaftarannya, sudah terdaftar sekitar 1.300 peserta dalam event yang akan dilaksanakan di GOR Sudirman dan GOR Suryanaga, keduanya di Surabaya, 3-8 November tersebut.
 ‘’Bisa jadi jumlah pesertanya tembus 1.500 peserta. Kami ingin Seri Jawa Timur nanti menjadi rekor dalam jumlah peserta,’’ kata Bayu Wira, Ketua Panitia Sirnas Seri Jawa Timur.
 Jumlah ini akan bertambah, terang dia, karena banyak peserta masih konsentrasi tampil di Seri Sumatera Padang yang kini tengah berlangsung. Penggunaan dua gedung itu, tambah dia, juga sebagai antisipasi bakal hadirnya ribuan pebulu tangkis itu.
 Apalagi, dalam event di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, juga bakal hadir para wakil dari mancanegara. Tiga negara, Malaysia, Singapura, dan India sudah mengkonfirmasikan kedatangannya.
 Pada 2014 ini, Seri Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Makassar 3-8 Maret diikuti oleh 1118 peserta. Namun, jumlah ini dikalahkan Sirnas Seri Jawa Barat di Bandung 19-24 Mei dengan peserta 1125.
 Sebagai tuan rumah, lanjut Bayu, pihaknya juga tak ingin hanya sukses sebagai penyelenggara. Gelar juara juga diharapkan disumbangkan oleh pebulu tangkis asal wakil dari Jawa Timur.
 ‘’Dari sektor dewasa, Jawa Timur punya Sony Dwi Kuncoro di nomor tunggal putra dan Febby Angguni di tunggal putri. Kini, keduanya membela klub Tjakrindo Masters Surabaya. Ada juga Tri Kusharjanto di ganda campuran,’’ lanjut Bayu.
 Rencananya, dalam acara final di GOR Sudirman, ungkap Bayu,  bakal dihadiri pengurus BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). (*)

Gagal Ulang Sukses Denmark Super Series Premier

FU Haifeng/Zhang Nan membuat sensasi di Denmark Super Series Premier 2014. Pasangan Tiongkok ini keluar sebagai juara nomor ganda putra dalam turnamen berhadiah total USD 600 ribu tersebut.
 Padahal, pasangan yang baru dikawinkan pada 2014 tersebut memulai kejuaraan dari babak kualifikasi. Keduanya mulai mendapat perhatian setelah menumbangkan unggulan kedua asal Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dengan rubber game 17-21, 21-19, 21-11. Kemenangan ini membalas kekalahan di All England Super Series Maret lalu.
 Pada babak semifinal, Fu/Zhang kembali menumbangkan unggulan. Kali ini, unggulan ketujuh asal Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel disikat 21-15, 23-21.
 Puncaknya di babak final.
Hasil di Odense, host Denmark Super Series Premier 2014, menjadi bekal Fu/Zhang menatap Prancis Super Series 2014 yang dilaksanakan di Paris.
  Namun, hasilnya sungguh di luar dugaan. Mereka langsung tersungkur di babak pertama. Fu/Zhang dipaksa mengakui ketangguhan pasangan Malaysia yang melaju dari babak kualifikasi Goh V Shem/Tan Wee Kiong dengan tiga game 21-19, 9-21, 21-19. Pasangan negeri jiran itu melaju dari babak kualifikasi.
 Saat ini, Tiongkok tengah dilanda kebingungan di nomor ganda. Ini setelah pasangan andalan mereka, Fu Haifeng/Cai Yun sudah kehilangan superiornya. Pasangan ini sudah lima kali menjadi juara serta meraih emas pada Olimpiade London 2012. Namun, kehadiran Hendra/Ahsan dan Yong-dae/Yeon-seong membuat Tiongkok harus merombaknya.
 Lemahnya nomor ganda ini juga berpengaruh di ajang Piala Thomas. Untuk kali pertama, sejak 2002, Tiongkok kehilangan gelarnya. Mereka terhenti di babak semifinal oleh Jepang, yang akhirnya keluar menjadi juara baru. (*)

Pasangan ganda yang dimiliki Tiongkok
1.Liu Xialong/Qiu Zihan (9)
2.Chai Biao/Hong Wei (11)
3. Fu Haifeng/Zhang Nan (12)
4.Liu Junhui/Liu Yuchen (20)
5.Kang Jun/Liu Chen (27)

(ranking terakhir)

Tommy Lewati Hadangan Wakil Tiongkok

PEBULU tangkis Tiongkok sering jadi momok bagi Tommy Sugiarto. Sudah banyak tercatat dia selalu kalah kalau berhadapan dengan wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.
 Kali terakhir, dalam Denmark Super Series Premier 2014, Tommy dipermalukan Tian Houwei di babak pertama dengan dua game langsung 14-21, 14-21. Padahal, pada turnamen berhadiah total USD 600 ribu itu, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, menempati unggulan kelima.
 Sebelumnya, dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang juga dilaksanakan di Denmark, Tommy dihentikan Chen Long di semifinal. Dia menyerah 16-21, 20-22.
 Kini, dalam Prancis Super Series yang digelar di Paris, tunggal putra terbaik Indonesia itu juga nyaris kalah oleh Chen Yueken. Tommy dipaksa tampil lima game sebelum menang 15-21, 21-16, 21-14. Pada turnamen di Negeri Mode itu, dia diunggulkan di posisi keempat.
 Pada babak perempat final, Tommy bersua dengan Hans-Kristian Vittinghus. Tunggal putra Denmark itu di babak sebelumnya menang dua game 22-20, 21-14 atas Srikanth K dari India.
 Tommy punya memori manis dengan Vittinghus. Pada Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, dia menang rubber game 21-18. 15-21, 21-17. Dari ranking dunia,  dia juga unggul.
 Dari rilis yang dikeluarkan BWF, Tommy di posisi kelima sementara lawannya lima setrip di bawahnya. Pemenang Tommy versus Vittinghus akan berjumpa pemenang laga Chou Tien Chen (Taiwan) dengan Viktor Exelsen (Denmark).
  Pada Prancis Super Series Premier 2014, Tommy menjadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putra. Diharapkan, dia bisa mengukir prestasi dengan menjadi juara dalam event tersebut. (*)

Alvent pun Belum Merasakan Super Series


BERMAIN di level super series ataupun super series premier sudah menjadi hal yang biasa bagi Alvent Yulianto. Apalagi, pebulu tangkis spesialis ganda itu masih berpasangan dengan Luluk Hadiyanto.
Turnamen bergengsi Indonesia Open (kini Indonesia Open Super Series Premier)  mampu dimenanginya bersama Luluk pada 2004.  Posisi nomor satu dunia juga sudah diduduki.
 Saat berpisah dengan Luluk dan berpasangan dengan Markis Kido, turnamen level tertinggi pun sudah ditembus. Sayang, mereka berpisah setelah Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
 Lepas dari Kido, Alvent menggandeng Shintaro Ikeda dari Jepang. Namun, atmosfer prestasi pun masih jauh dari harapan.
 Kini, lelaki kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur, itu menggandeng teman lamanya, Yonathan Suryatama Dasuki. Keduanya mulai berpasangan di Indonesia Challenge 2014.
 Setelah itu, Alvent/Yonathan berlaga di Vietnam Grand Prix  2014 dan Indonesia Grand Prix Gold 2014. Hasilnya memang belum memuaskan. Mereka terjegal di babak awal.
 Kini, asa merasakan babak utama turnamen super series juga kandas. Ini setelah Alvent/Yonathan menyerah 18-21,15-21 kepada pasangan Taiwan Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin pada final kualifikasi Prancis Super Series 2014 yang dilaksanakan di Paris pada Selasa waktu setempat (21/10). Sebelumnya, pasangan merah putih tersebut menjungkalkan unggulan kedua babak kualifikasi Lucas Corvee/Brice Leverdez 15-21,19-21.
 Kegagalan ini membuat Indonesia gagal menambah slot di babak utama turnamen berhadiah total USD 275 ribu tersebut. Di babak elite tersebut Indonesia mempunyai Ade Yusuf/Wahyu Nayaka,Markis Kido/Markus Fernaldi,Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan, dan Ricky Karanda/Berry Anggriawan. (*)

Michelle Li Susah Dibendung


MICHELLE Li menjadi bintang dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Amerika (Pan American Championships) 2014. Dia mampu menyandingkan gelar beregu dan tunggal dalam event yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Kanada, tersebut.
 Di final nomor perorangan pada Minggu waktu setempat, dia tak mengalami kesulitan saat mengalahkan compatriot (rekan senegaranya) Rachel Honderich dengan dua game langsung 21-13, 21-16. Ini menjadi kemenangan ketiganya atas Rachel di ajang internasional.
 Sebelumnya, Michelle menang di Canada Challenge 2013 dan America Grand Prix 2014. Dari sisi ranking, gadis 21 tahun tersebut memang jauh di atas Rachel.Dalam daftar terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Michelle di posisi 16 sementara lawannya di 2010.
 Hasil ini juga membuat Michelle sukses mempertahankan gelar juara yang diraih tahun lalu. Ketika itu di Republik Dominika, dia mengalahkan pebulu tangkis Amerika Serikat berdarah Indonesia Jamie Subandhi.
 Empat hari sebelumnya, Michelle juga menjadi kunci kemenangan Kanada menjadi juara di nomor beregu. Kemenangannya membuat negeri beribukota Ottawa tersebut bangkit setelah sempat ketinggalan 0-2 atas Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat.  Pada Commonwealth Games (Pesta Olahraga Persemakmuran) 2014 di Glasgow, Skotlandia, Michelle juga menjadi juara tunggal. Dia menjadi orang pertama Kanada yang mampu melakukannya dalam event tersebut.
 Di nomor perorangan, selain nomor tunggal putri, Kanada juga meraih dua gelar lainnya dari ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, Adrian Liu/Derrick Ng menundukkan unggulan teratas asal Amerika Serikat Phillip Chew/Sattawat Pongnairat 21-15, 21-13. Sedangan di ganda campuran, Toby Ng/Alex Bruce  harus bekerja keras sebelum menang 21-16, 19-21, 21-18 atas Phillip Chew/Jamie Subandhi, unggulan teratas asal Amerika Serikat.
 Pasangan ganda putri, Eva Lee/Paula Lynn Obanana menjadi penyelamat Amerika Serikat berkat kemenangan 23-21, 21-14 atas Lohaynny Vicente/Luana Vicente asal Brasil. Untuk gelar bergengsi nomor tunggal putra jatuh ke tangan Osleni Guerrero dari Kuba yang menang 19-21, 21-14. 21-13 atas Bjorn Seguin (Amerika Serikat). (*)