WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pulang dan Kunjungi Negeri Leluhur

BALIK: Imam (dua dari kiri) bersama wakil Finlandia
KEJUARAAN Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta jadi kesempatan pulang kampung. Itu tentunya buat pelatih atau pebulu tangkis yang mempunyai darah Indonesia.

Dalam ajang yang dilaksanakan di Istora pada 10-16 Agustus itu ada dua sosok yang punya ikatan dengan Indonesia. Satunya masih sebagai WNI (warga negara Indonesia) yakni Imam Teguh Santoso dan satunya menjadi wakil Belgia Yuhan Tan.

''Saya datang dengan membawa pebulu tangkis Finlandia. Ada 2 tunggal putra dan satu ganda putri,'' kata Imam kepada smashyes.

Tunggal putra yang dimaksudkannya adalah Eetu Heino dan Ville Lang. Sementara tunggal putri Finlandia yang lolos ke ajang bergengsi tersebut adalah Mathilda Lindholm/Jenny Nystrom.

Dengan kekuatan tersebut, dia tak banyak berharap bakal melaju lebih baik. Lolos dari putaran pertama, ungkapnya, sudah menjadi sebuah kebanggan.

Di tunggal putra, kans lebih besar untuk lolos ke babak kedua  ada di pundak Eetu. Alasannya, dia berjumpa dengan pebulu tangkis asal Eropa Scott Evans (Irlandia)Vil.

''Mendingan begitu daripada langsung ketemu dengan wakil Asia,'' jelas Imam.

Beda dengan Ville. Dia bersua dengan unggulan kesembilan Son Wan-ho asal Korea Selatan.Meski belum pernah bertemu, namun ranking anak asuhnya kalah jauh. Saat ini, Ville berada di posisi 50 dunia sedangkan wakil Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, ada di ranking sembilan.

Sedangkan Mathilda Lindholm/Jenny Nystrom di babak perdana berjumpa dengan Hsu Ya Ching/Pai Yu Po.Kedua pasangan belum pernah adu kekuatan.

Hanya, dari ranking, wakil Finlandia tersebut kalah. Saat ini, Mathilda/Jenny menghuni tangga ke-79 sedangkan lawannya di posisi 37.

Lain halnya dengan Yuhan Tan. Dia datang untuk turun ke lapangan.

Di babak pertama, lelaki berdarah Bandung, Jawa Barat, tersebut berjumpa dengan Derek Wong dari Singapura.

Kans lolos babak kedua tetap ada. Dengan ranking 69, dia akan menantang lawannya yang ada di psisi 47.

Saat coba dikonfirmasi melalui telepon genggam tak ada balasa. Nomor yang dihubungi memakai nomor Belgia.

''Biasanya Yuhan sama saya. Tapi, ini lagi nggak sama dia,'' kata Andre Kurniawan Tedjono, mantan penghuni Pelatnas Cipayung yang jadi rekan satu klub Yuhan di Jerman.

Dia juga tak mempunyai nomor Indonesia yang dipakai sahabatnya tersebut.

Yuhan sendiri sudah beberaa kali ke Indonesia. Bahkan, dia pernah berlatih di negeri ayahnya tersebut dan menjajal beberapa kejuaraan di tanah air. (*)  

Kota Malang Sokong Indonesia GPG

Wijanarko (kiri) dengan Wali Kota Malang M. Anton
INDONESIA Grand Prix Gold 2015 masih empat bulan lagi. Tepatnya pada 1-6 Desember mendatang.

Tapi, Pengprov PBSI Jatim sudah mulai ancang-ancang serius. Buktinya, mereka sudah melakukan Memorandum of Understanding (MoU/nota kesepakatan)dengan Pemerintah Malang, Jawa Timur, pada 4 Agustus 2015.

''Penyerahannya kepada Wali Kota Malang Muhammad Anton. Disaksikan oleh Ketua Pengkot PBSI Malang Heri (Mursid Brotosejati),'' kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya.

Selain itu, tambahnya, ikut menyaksikan Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Malang ikut menyaksikan.Pemerintah Kota Pelajar, julukan Kota Malang, mendukung penuh pelaksanaan turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.

''Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan di GOR Cakrawala di kompleks Universitas Negeri Malang (UM),'' lanjut Wijar, sapaan karib Wijanarjo Adi Mulya.

Pemerintah Kota Malang, lanjutnya, membantu pembiayaan di beberapa pos. Begitu juga dengan PBSI Kota Malang.

''Sisanya, ditutup Pengprov PBSI Jatim,'' terang lelaki yang juga mantan manajer tim bulu tangkis Jatim di beberapa kali penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tersebut.

Sejak Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan 2010, baru kali ini Jawa Timur memperoleh kesempatan menjadi host. Tahun lalu, kasta ketiga di turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia)dilaksanakan di Palembang, Sumatera Selatan. Dua tahun sebelumnya (2012), Kota Empek-Empek, julukan Palembang, juga menjadi tuan rumah. (*)

Host Indonesia Grand Prix Gold

2010: Samarinda, Kalimantan Timur

2011: Samarinda, Kalimantan Timur

2012: Palembang, Sumatera Selatan

2013: Jogja, Jogjakarta

2014: Palembang, Sumatera Selatan

2015: Malang, Jawa Timur

Bisa Beri Tuah kepada Saina

SAINA Nehwal bukan kandidat teratas juara tunggal putri. Gadis India 25 tahun tersebut hanya ditempatkan di posisi kedua di bawah Carolina Marin dari Spanyol dalam Kejuaraan Dunia 2015.

Saina Nehwal diunggulkan di posisi kedua (foto:dailymail)
Saina juga belum pernah merasakan manisnya naik ke podium terhormat di level kejuaraan dunia. Meski, di level junior, dia pernah melakukan pada 2008.

Tahun lalu dalam Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, langkah Saina terhenti di perempat final. Dia dipaksa oleh unggulan teratas Li Xuerui dari Tiongkok. Ketika itu, juara jatuh ke tangan Marin.

Terhenti hingga babak perempat final Kejuaraan Dunia menjadi langganan baginya sejak 2009. Hanya kali pertama ikut pada 2007, Saina terhenti di babak ketiga.

Tapi, bermain di Indonesia bisa juga mengubah perjalanan Saina. Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, seperti rumah kedua baginya.  Saina pernah menjadi juara Indonesia Open tiga kali yakni 2009, 2010l,dan 2012.

Sayang, pada 2015, diunggulkan di posisi kedua, langkah Saina terhenti di babak perempat final. Dia menyerah kepada Wang Shixian, unggulan kelima asal Tiongkok, dengan rubber game 21-16, 12-21, 18-21.

Dalam Kejuaraan Dunia 2015, di babak pertama, Saina memperoleh bye. (*)


Saina Nehwal di Kejuaraan Dunia
2007: Babak III

2009: Perempat final

2010: Perempat final

2011: Perempat final

2013: Perempat final

2014: Perempat final

Chong Wei Tampil dengan Dandanan Beda

Chong Wei (tengah) di antara rombongan (foto:thestar)
KEJUARAAN Dunia 2015 punya arti yang lain bagi Lee Chong Wei. Dia mengubah penampilan dan tak biasanya juga dalam kejuaraan bergengsiyang akan dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16 Agustus mendatang tersebut dia tak masuk dalam daftar unggulan.

Penampilan yang baru itu dengan rambut biru itu diharapkan membawa tuah bagi Chong Wei dalam keikutsertaannya yang kali kesembilan dalam Kejuaraan Dunia. Paling tidak, lelaki 32 tahun itu bukan hanya menjadi finalis tapi juara.

Chong Wei bersama 21 pebulu tangkis Malaysia lainnya, pada Kamis (6/8) telah menginjakkan kaki di Jakarta. Dalam rombongan itu ikut juga Direktur Teknik BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) Morten Frosten asal Denmark dan pelatih asal Indonesia yang kini dipercaya menangani Chong Wei Hendrawan.

''Saya mengecat rambu saya setelah berubah menjadi abu-abu dalam beberapa hari terakhir,'' canda Chong Wei kepada media Malaysia, The Star.

Dia pun merasa senang dengan tak dijadikan kandidat juara. Itu, ungkap Chong Wei, akan membuatnya tampil tanpa beban.

''Sebelumnya, saya mempersiapkan diri ke Kejuaraan Dunia tanpa pelatih kepala. Saat ini, saya mempunyai Morten, Hendrawan, dan Tey Seu Bock di belakang saya,'' ungkap Chong Wei.

Ini, tambahnya, membuat persiapannya lebih baik. Mereka, jelas Chong Wei,  juga menganalisis dan berdiskusi tentang pertandingan.

''Saya berkembang dalam fisik dan mental,'' terang mantan pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut.

Chong Wei pun mengakui persaingan juara nanti bukan hanya tentang dia dan juara dunia lima kali asal Tiongkok Lin Dan. Dia menilai Kento Momota (Jepang), K. Srikanth (India), Tommy Sugiarto (Indonesia), dan Chen Chou-tien bakal membuat kejutan. (*)

Kuartet Muda Cari Poin di Vietnam

PETUALANGAN: Anthony Sinisuka Ginting (foto: BWF)
KUARTET tunggal putra Pelatnas Cipayung terus diberi kesempatan. Jonatan Christie, Firman Abdul Kholik, Ihsan Maulana Mustafa, dan Anthony Sinisuka Ginting akan tampil dalam Vietnam Grand Prix yang dilaksanakan 24-30 Agustus mendatang di Ho Chi Minh.

Tujuannya, agar kemampuan para pebulu tangkis muda tersebut semakin matang. Selain tentunya mendongkrak ranking guna bisa menembus Olimpiada Rio de Janeiro pada 2016.

Kuartet tersebut sempat memberikan harapan dengan andil menyumbangkan emas nomor beregu putra dalam SEA Games 2015 yang dilaksanakan di Singapura. Hanya, di turnamen level super series dan super series premier, mereka masih perlu banyak jam terbang.

Di antara para tunas muda tersebut, Anthony Sinisuka Ginting yang boleh ke depankan. Dia sukses menembus perempat final dalam dua turnamen beruntun, Indonesia Super Series Premier 2015 dan Taiwan Grand Prix Gold 2015.

Imbasnya, rankingnya pun sudah masuk 100 besar. Hanya, di Vietnam Grand Prix Gold, para pebulu tangkis muda tersebut susah untuk menjadi juara.

Turunnya para jago tepok bulu papan atas dunia membuat harapan melihat naik podium sulit terealisasi. Peluang juara ada di tangan unggulan teratas Tommy Sugiarto. (*)



Pebulu tangkis Indonesia ke Vietnam Grand Prix
Tunggal putra:
kualifikasi: Andrew Susanto, Kho Henriko Wibowo, Setyaldi Putra Wibowo
utama: Tommy Sugiarto (x1), Wisnu Yuli Prasetyo,Evert Sukamta,Reksy Aureza Megananda,Alamsyah Yunus,Shesar Hiren Rustavito,Muhammad Bayu Pangisthu,Anthony Ginting,Ihsan Maulana Mustofa,Thomi Azizan Mahbub,Firman Abdul Kholik,Andre Kurniawan Tedjono,Jonatan Christie,Sony Dwi Kuncoro

Tunggal putri:
kualifikasi: Lyanny Alesandra Mainaky
utama: Fitriani, Lindaweni Fanetri (x5), Ruselli Hartawan, Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini

Ganda putra:
kualifikasi: Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana
utama:Eka Fajar/Setyaldi Putra Wibowo, Berry Anggriawan/Rian Agung Saputro (x7), Markus Fernaldi/Kevin Sanjaya (x4), Hardianto/Kenas Adi Haryanto,Fajar Alfian/M. Rian Ardianto (x8), Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (x2)

Ganda putri:
kualifikasi: Della Destiara Haris/Rizky Amelia Pradipta
utama: Weni Anggraeni/Pia Zebadiah, Suci Rizki Andini/Maretha Dea Giovani, Komala Dewi/Vita Marissa,Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia, Anggia Shitta/Ni Ketut Mahadewi

Ganda campuran
kualifikasi:-
utama: Riky Widianto/Richi Puspita Dili (x1), Alfian Eko Prasetya/Annisa Saufika (x7), Hendra Aprida Gunawan/Shendy Puspa Irawati,Fran Kurniawan/Komala Dewi, Hafiz Faizal/Shella Devi Aulia,Markis Kido/Pia Zebadiah,Ronald Alexander/Melati Daeva (x4), Andrei Adistia/Vita Marissa, Irfan Fadilah/Weni Anggraeni,Praveen Jordan/Debby Susanto (x2)

x=unggulan

Sponsor Gelontor Ratusan Juta ke Indonesia Challenge

Hyun-il saat mengalahkan Jonatan di Indonesia Challenge  2014
INDONESIA Challenge tetap laku di mata sponsor. Buktinya, sebuah perusaah apparel asal Korea Selatan, Victor, siap menjadi pendukung utama dalam kejuaraan bulu tangkis yang akan dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 1-6 September mendatang.

''Victor membantu ratusan juta rupiah. Sehingga titel resminya pun Victor Indonesia Challenge,'' kata Ketua Panitia Turnamen Wijanarko Adi Mulya.

Namun, lanjutnya, biaya yang dibutuhkannya pun tak sedikit. Apalagi, beberapa negara asing dikabarkan bakal ikut.

Pada 2015 ini, Indonesia Challenge kembali ke Jawa Timur. Tahun lalu, ajang turnamen kasta kelima BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut dilaksanakan di Jakarta pada 12-16 Agustus. Dengan sponsor utamanya, apparel milik pasangan emas Olimpiade Barcelona 1992, Alan Budikusuma dan Susi SUsanti, yakni Astec.

Ketika itu, Indonesia gagal sapu bersih. Dua gelar yang lepas merupakan nomor bergengsi tunggal putra dan tunggal putri. Tunggal putra jatuh ke tangan pebulu tangkis Korea Selatan Lee Hyun-il. Di final, dia mengalahkan juara bertahan Jonatan Christie asal Pelatnas Cipayung. Sementara, Hera Desi asal Cipayung tak bisa menghentikan laju Mayu Matsutomo dari Jepang.

Sedangkan di ganda putra dijuarai Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (Pelatnas Cipayung), ganda putri disabet Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia (Pelatnas), dan wakil Pelatnas Cipayung Ronald Alexander/Melati Daeva menjuarai nomor ganda campuran.

Besar kemungkinan, Pelatnas Cipayung akan kembali menurunkan wakil-wakilnya. Alasannya, dari ajang Indonesia Challenge diharapkan mampu menambah punda-pundi poin untuk mendongkrak ranking. (*)

Marin, Ratchanok, atau...

BURUK: Marin saat  di Indonesia Open (foto:xinhua)
DOMINASI Tiongkok di tunggal putri dalam dua Kejuaraan Dunia terakhir telah patah. Tahun lalu di di Kopenhagen, Denmark, gelar juara jatuh ke tangan Carolina Marin dari Spanyol.

Sedangkan pada 2013, kejutan dimulai oleh Ratchanok Intanon dari Thailand.Menariknya, keduanya mengalahkan lawan yang sama, Li Xuerui dari Negeri Panda, julukan Tiongkok.

Tahun ini di Jakarta, Marin kembali diunggulkan menjadi pemenang. Buktinya, gadis 22 tahun tersebut menduduki kandidat teratas untuk bisa menjadi juara.

Selama 2015, pebulu tangkis yang pernah menimba ilmu di Pelatnas Cipayung tersebut mampu menjadi juara di turnamen paling bergengsi di dunia, All England di Inggris. Selain itu, di Australia Super Series, Marin juga menjadi pemenang.

Sayang, dalam penampilannya terakhir dalama Indonesia Super Series Premier 2015, dia menuai hasil jeblok. Secara mengejutkan, Marin langsung tersingkir di babak pertama. Dia menyerah rubber game 21-10, 15-21, 17-21 kepada Yui Hashimoto dari Jepang.

Sebagai juara bertahan, tentu hasil di Indonesia Super Series Premier 2015 menjadi bekal yang buruk baginya. Apalagi, para seterunya sudah mulai panas.

Ratchanok menjadi lawan yang perlu dapat perhatian utama. Hanya, kalau pun bertemu, Marin akan bersua di babak final.

Tapi, jalan terjal sudah menghadangnya di perempat final. Pebulu tangkis Tiongkok Wang Shixian bisa mempermalukannya di perempat final.Rekor pertemuan keduanya masih imbang 2-2.

Hanya, dalam dua perjumpaan terakhir di Malaysia Super Series Premier 2015 dan Australia Super Series, Marin selalu memetik kemenangan.

Selain Shixian, Li Xuerui tetap diharapkan bisa membangkitkan kembali prestasi negerinya.Tiongkok kali terakhir menempatkan wakilnya menjadi juara di nomor tunggal putri melalui Wang Yihan pada 2011. Sementara, pebulu tangkis terakhir yang bisa mempertahankan gelar tunggal putra adalah Xie Xinfang. Istri legenda tunggal putra dunia Lin Dan asal Tiongkok tersebut uara pada 2005 dan 2006 (*)



Juara tunggal putri (8 kejuaraan dunia terakhir)
2005: Xie Xingfang (Tiongkok)
2006: Xie Xingfang (Tiongkok)
2007: Zhu Lin (Tiongkok)
2009:Lu Lan (Tiongkok)
2010: Wang Lin (Tiongkok)
2011: Wang Yihan (Tiongkok)
2013: Ratchanon Intanon (Thailand)
2014: Carolina Marin (Spanyol)

Rekor Buruk Kandang

MANIS: Tontowi/Liliyana saat juara dunia 2013 (foto:badzine)
TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir menjadi asa Indonesia dalam Kejuaraan Dunia 2015. Alasannya, gelar terhormat pernah dirasakan pada 2013 saat ajang bergengsi itu dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.

Saat itu, sebelum menuju tangga terhormat, Tontowi/Liliyana mengalahkan pasangan tuan di babak semifinal dan final. Di empat besar, pasangan asal Pelatnas Cipayung tersebut menang tiga game 15-21,21-18, 21-13 atas Zhang Nan/Zhao Yunlei. Kemudian, di laga pemungkas, giliran Xu Chen/ Ma Jin yang dipermalukan 21-13, 16-21, 22-20.

Tapi, tahun lalu, saat Kejuaraan Dunia digeber di Kopenhagen, Denmark, Tontowi/Liliyana absen. Cedera Tontowi memaksa kedua gagal mempertahankan gelar.

Posisi terhormat disabet wakil Nan/Yunlei. Bahkan, di babak final, mereka menundukkan rekannya sendiri, Chen/Jin.

''Kami berharap Tontowi/Liliyana bisa menjadi juara,'' ungkap Ahmad Budiharto, Wakil Sekjen PP PBSI.

Meski bermain di depan publik sendiri, bukan berarti jalan Tontwi/Liliyana menjadi juara terbentang luas. Ganda yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut punya rekor tak apik kalau bermain di kandang sendiri.

Buktinya, mereka tak pernah menjadi juara Indonesia Open. Bahkan, tahun ini, langkah Tontowi/Liliyana hanya sampai babak semifinal.

Perjalanan keduanya dihentikan oleh Nan/Yunlei. Ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, ini bisa disebut sebagai musuh besarnya.

Hanya, Tontowi/Liliyana punya rekor buruk dengan Nan/Yunlei. Dalam 15 kali pertemuan, mereka hanya menang lima kali. Ironisnya, dalam lima kali pertemuan terakhir, mereka tak pernah menang.

Selama 2015, Tontowi/Liliyana hanya sekali menjadi juara yakni dalam Kejuaraan Asia. Sayang, di turnamen All England yang sudah tig kali dijuarai malah lepas. Lagi-lagi, langkah mereka tersandung Nang/Yunlei. (*)

Kirim 2 Wasit dan 10 Hakim Garis

Eddyanto Sabarudin bersama Presiden BWF Paul Erik.
INDONESIA tak hanya mengirim pebulu tangkisnya dalam Kejuaraan Dunia 2015. Tapi juga mengirim para petugas pertandingan dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16 Agustus mendatang.

''Banyak petugas pertandingan yang dari Indonesia,'' kata Eddyanto Sabarudin, Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI.

Di antara dua petugas menjadi wasit yakni Tommy Oscariano dari Surabaya (Jawa Timur) dan Wahyana dari Jogjakarta.

''Paling tugas jadi hakim garis, ada 38 orang. Semuanya pilihan PP PBSI,'' terang lelaki yang sudah 10 tahun lebih menjadi Sekum Pengprov PBSI Jatim tersebut.

Hanya, jumlah hakim garis sebanyak itu, terang Eddy, sapaan karib Eddyanto Sabarudin, masih kurang. Tambahan 10 orang, lanjutnya, berasal dari luar negeri.

Indonesia sendiri sudah tiga kali dipercaya menjadi host Kejuaraan Dunia. Selain tahun ini, pada 1980 dan 1989, event yang diikuti para pebulu tangkis terbaik di setiap negara tersebut juga dilaksanakan di ibu kota Indonesia tersebut.

Hanya, pada 1980 dianggap lebih sukses. Alasannya, itu juga diikuti oleh dari segi prestasi.

Saat itu, Indonesia memperoleh empat gelar dari Rudy Hartono (tunggal putra), Verawaty (tunggal putri), Ade Candra/Christian Hadinata (ganda putra), dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna (ganda campuran). Hanya,di ganda putri, Indonesia gagal juara. Ambisi Verawaty/Imelda Wiguna di final dikalahkan Nora Pery/Jane Webster dari Inggris.

Sementara, pada 1989, merah putih gagal total dengan tak meraih satu gelar pun. Meski, sebenarnya, Indonesia meloloskan dua wakilnya di final yakni Ardy Wiranata (tunggal putra) dan Eddy Hartono/Verawaty Fajrin. (*)

Siap Hadapi Chen Long Lagi

KOMPAK: Hendrawan bersama Lee Chong Wei (foto:thestar)
LEE Chong Wei masuk dalam daftar peserta Kejuaraan Dunia 2015.  Hanya dalam event yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus itu, dia tak masuk dalam daftar unggulan. Ini untuk kali pertama Chong Wei tak masuk dalam daftar unggulan dalam ajang bergengsi tersebut.

''Saya hanya ingin memperbaiki peringkat,'' ungkap Chong Wei seperti dikutip media Malaysia, The Star.

Dia juga tak mempermasalahkan undian yang sudah keluar. Chong Wei hanya fokus pada pertandingan dengan mendengarkan arahan dari pelatihnya, Hendrawan, Morten Frost, dan Tey Seu Bock. 

''Chong Wei sudah siap tampil dalam Kejuaraan Dunia 2015. Kamis (5 Agustus),'' tambah Hendrawan melalui pesan singkat kepada smashyes.

Dia pun sama dengan anak asuhnya dalam target. Chong Wei hanya konsentrasi dalam tiap pertandingan dulu.

''Satu-satu dulu,'' lanjut Hendrawan.

Juara dunia tunggal putra 2001 asal Indonesia tersebut pun mengakui optimistis anak asuhnya bakal memberikan kejutan kepada Chen Long. Pebulu tangkis Tiongkok itulah yang bisa mengalahkan Chong Wei di perempat final Taiwan Grand Prix 2015. Itu menjadi kekalahan perdananya usai kembali ke lapangan bulu tangkis usai menjalani sanksi delapan bulan dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 1 Mei lalu.

''Nanti dijajal lagi kalau ketemu Chen Long,'' ucap Hendrawan.

Chong Wei sendiri belum pernah merasakan manisnya juara dunia. Meski, lelaki yang mendapat gelar kebangsaan Datuk dari Pemerintah Malaysia tersebut pernah dua kali lolos ke final pada 2011 di London (Inggris) dan 2013 di Guangzhou (Tiongkok). Sayang, langkahnya dihentikan Lin Dan asal Tiongkok.

Sama juga pada 2013 di Kopenhagen, Denmark. Dia gagal di final Chen Long. Namun, gelar runner-upnya dicabut karena Chong Wei terbukti doping. (*)

Agendakan Turun Tujuh Turnamen Elite

BANGKIT: Lee Chong Wei (foto: mid-day)
LEE Chong Wei siap kembali ke puncak. Pebulu tangkis tunggal putra andalan Malaysia telah mengagendakan 12 kejuaraan.

Dalam daftar yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), lelaki 32 tahun tersebut dia akan berlaga dalam tujuh turnamen super series. Jepang Super Series yang dilaksanakan 8-13 September menjadi langkah awal Chong Wei.

Kali terakhir, bapak dua anak tersebut tampil di ajang super series premier, Indonesia Open pada Juni 2014. Saat itu, langkahnya dihentikan pebulu tangkis Jepang Kenichi Tago di semifinal.

Sejak menyelesaikan hukuman delapan bulan karena kasus doping pada 1 Mei lalu, Chong Wei terus tampil dalam berbagai turnamen. Hasilnya, dia melonjak rankingnya dari 180 kini sudah menembus 45 dunia.

Poin tersebut didapatnya dari kemenangan yang diraihnya di Piala Sudirman 2015 serta dua gelar dari Amerika Grand Prix Gold 2015 dan Kanada Grand Prix 2015. Sayang, langkah Chong Wei dihentikan tunggal nomor satu dunia Chen Long asal Tiongkok di babak perempat final Taiwan Grand Prix Gold dua pekan lalu din Taipe.

''Sangat bagus bisa kembali beraksi di turnamen utama super series maupun super series premier BWF,'' kata Chong Wei seperti dikutip media Malaysia, The Star. (*)

Bisa Gagal Meraih Gelar Keenam

Lin Dan saat tampil di All England 2015 (badmintonphoto)
STATUS Lin Dan dalam Kejuaraan Dunia sangat menterang. Lelaki asa Tiongkok itu sudah lima kali menjadi juara yakni 2006 di Madrid (Spanyol), 2007 (Kuala Lumpur, Malaysia), 2009 (Hyderabad, India), 2011 (London),dan 2013(Guangzhou, Tiongkok).

Pada 2010, secara mengejutkan langkahnya dihentikan Park Sung-hwan dari Korea Selatan di babak perempat final. Sementara, dalam Kejuaraan Dunia tahun lalu di Kopenhagen, Denmark, Lin Dan tak lolos karena rankingnya tak memenuhi kualifikasi.

Namun, kegagalan pun kembali membayangi pada Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus mendatang. Alasannya, pada tahun ini, Lin Dan tak terlalu superior.

Dari delapan turnamen yang diikuti, Super Dan, julukan Lin Dan, hanya sekali juara. Itu dilakukannya dalam Kejuaraan Asia yang dilaksanakan di kandangnya sendiri.

Selain itu, kegagalan demi kegagalan memayungi. Bahkan, dalam dua turnamen, Australia Super Series dan Indonesia Super Series Premier, Lin Dan sudah angkat koper dari babak I.

Lawan yang bisa mengalahkannya pun bukan lagi rival abadinya, Lee Chong Wei, dari Malaysia ataupun pebulu tangkis nomor satu yang juga rekan satu negara, Chen Long. Tercatat Tommy Sugiarto, Viktor Axelsen (Denmark), maupun Chou Tien Chen (Taiwan) mampu memaksa lelaki 32 tahun itu keluar lapangan dengan kepala tertunduk.

Dalam Kejuaraan Dunia 2015, Lin Dan hanya mendapat lawan ringan di babak pertama dan kedua. Dalam penampilan perdana, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut berjumpa dengan Sattawat Pongnairat (Amerika Serikat).

Lin Dan pernah mengalahkannya dalam Kejuaraan Dunia 2013 dengan straight game 21-6, 21-9.Di babak kedua, lawannya pun antara David Paiola (Brasil) dengan Davis Obernosterer (Austria). (*)

Langkah juara Lin Dan dalam Kejuaraan Dunia
2006:v Bao Chunlai (Tiongkok) 18-21, 21-17, 21-12

2007: v Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) 21-11, 22-20

2009: Chen Jin (Tiongkok)21-18, 21-16

2011: Lee Chong Wei (Malaysia) 20-22, 21-14, 21-13

2013:v Lee Chong Wei (Malaysia) 16-21, 21-13, 20-17 (ret)

Naik Tiga Setrip dari Rusia

NAIK: Tommy Sugiarto (foto:badzine)
POSISI Tommy Sugiarto naik. Dalam daftar ranking tunggal putra terbaru yang dliris BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 30 Juli 2015, dia ada di posisi ke-13.

Tempat ini tiga setrip lebih bagus dibandingkan pekan sebelumnya. Naiknya ranking putra juara dunia tunggal putra 1983 tersebut tak lepas dari hasil Rusia Grand Prix.

Dalam turnamen berhadiah total USD 50 ribu tersebut, Tommy mampu menjadi juara. Dalam final yang dilaksanakan di Vladivostok pada Minggu (26/7/2015), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut mengalahkan Raul Must dari Estonia dengan 21-16, 21-10.

Gelar itu menjadi pengobat dahaga baginya. Dua tahun lalu lebih, Tommy tak merasakan manisnya menjadi juara. Kali terakhir, dia meraih posisi terhormat dalam Singapura Super Series 2013 yang dilaksanakan Juni.

Selain itu, naiknya ranking itu juga bisa menjadi penambah semangat sebelum tampil dalam Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta pada 10-16 Agustus mendatang. Dari undian yang sudah dilaksanakan di Mesuem Bank Indonesia, Jakarta, pada 28 Juli lalu, Tommy memperoleh undian yang ringan di babak-babak awal.

Pada babak pertama, dia bersua dengan Pablo Abian. Pebulu tangkis Spanyol itu juga dikalahkan Tommy di Rusia Grand Prix Gold.

Dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, Tommy mampu menembus babak semifinal. Sayang, langkahnya dihentikan Chen Long dari Tiongkok dengan straigt game 16-21, 20-22. (*)

Mencari Kado buat Hari Kemerdekaan

KEJUT: Greysia Polii/Nitya Krishinda (foto:PBSI)
SETAHUN yang lalu di Kopenhagen, Denmark, Indonesia gagal membawa gelar dari Kejuaraan Dunia. Padahal, pada 2013 di Guanzhou, Tiongkok, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran sukses naik podium terhormat.

''Kami ingin tahun ini, Indonesia bisa kembali meraih dua gelar seperti target sebelumnya. Apalagi, eventnya kan juga di Jakarta,'' kata Ahmad Budiharto, wakil Sekjen PP PBSI, kepada smashyes.

Ya, Hendra/Ahsan dan Tontowi/Liliyana tetap menjadi tumpuan. Meski pada 2015, perjalanan keduanya dalam berbagai turnamen tengah tertatih-tatih.

Hendra/Ahsan, yang dalam Kejuaraan Dunia 2015 diunggulkan di posisi ketiga, hanya mampu sekali juara yakni di Malaysia Super Series Premier. Namun, di turnamen lain, keduanya babak keluar. Termasuk juga di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series Premier yang hanya sampai babak semifinal.

Sama halnya dengan Tontowi/Liliyana. Mereka hanya sekali menjadi juara yakni dalam Kejuaraan Asia.

Di turnamen super series/super series premier, kegagalan selalu mengiringi. Termasuk di kandang sendiri, Indonesia Super Series Premier yang juga sampai empat besar.

''Tapi, ganda putri juga punya peluang juara,'' lanjut Budi, sapaan karib Ahmad Budiharto.

Pasangan ganda putri yang diharapkan menjadi juara tentu Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Penampilannya tengah menanjak seiring hasil juara di Taiwan Grand Prix Gold 2015.

Gelar dalam Kejuaraan Dunia 2015, ungkap Budi, diharapkan menjadi kado ultah Republik Indonesia ke-70. Ini disebabkan finalnya akan dilaksanakan 16 Agustus atau sehari sebelum Indenpence Day.(*)

Ingin Tembus 8 Besar Dulu


UNDERDOG: Riky Widianto/Richi Dili (foto:PBSI)
DI awal 2015, Riky Widianto/Richi Puspita Dili sempat memberikan harapan tinggi. Mereka mampu menjadi juara ganda campuran dalam turnamen India Grand Prix.

Dalam final, Riky/Richi menghentikan langkah wakil tuan rumah Manu Attri/M. Maneesha dengan dua game langsung 21-17, 21-17. Sayang, setelah itu, perjalanan keduanya tertatih-tatih.

Di berbagai turnamen super series dan super series premier, Riky/Richi sudah tumbang di babak-babak awal. di All England Super Series Premier, Malaysia Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Australia Super Series, mereka tersingkir dalam penampilan perdana.

Hanya di Indonesia Super Series Premer, mereka tak tersingkir di babak pertama. Tapi, Riky/Richi menyerah di babak kedua.

Nah, kini kesempatan mereka untuk unjuk kekuatan terbuka. Ini setelah Riky/Richi mampu menembus Kejuaraan Dunia 2015. Bahkan, keduanya menduduki unggulan ke-10.

''Secara pribadi, target saya mau lolos hingga babak delapan besar dulu,'' kata Riky kepada smashyes.

Melihat hasil undian, langkah terberat bakal dilakoni di babak ketiga. Riky/Richi akan berjumpa dengan unggulan keempat Liu Cheng/Bao Yixin dari Tiongkok.

Kedua pasangan memang belum pernah berjumpa. Hanya, pasangan Pelatnas Cipayung itu sering mengalami kesulitan jika berjumpa denan wakil dari Negeri Panda, julukan Tiongkok.

Tahun lalu di Kopenhagen, Denmark, langkah Riky/Richi juga dihentikan pasangan Tiongkok yang merupakan unggulan teratas Zhan Nan/Zhou Yunlei di babak ketiga. Saat itu, mereka menyerah 15-21, 14-21.

Di nomor ganda campuran, kali terakhir Indonesia juara pada 2013 di Guangzhou, Tiongkok, melalui Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Ketemu Lagi dengan Abian

PUBLIK: Tommy Sugiarto (foto:xinhua)
PADA 24 Juli 2015, Tommy Sugiarto baru saja mengalahkan Pablo Abian. Namun, pebulu tangkis Spanyol tersebut akan kembali dihadapinya dalam Kejuaraan Dunia 2015 yang dilaksanakan di Jakarta 10-16 Agustus.

Ini setelah BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) menggelar drawing (undian) di Museum Bank Indonesia, Jakarta, pada Selasa WIB (28/7/2015). Tentu Tomny lebih diunggulkan untuk kembali memetik kemenangan.

Hasil di Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, sudah menjadi bukti. Saat itu, Tommy unggul dua game langsung 21-17, 21-9. Ini juga membalas kekalahan yang ditelannya empat tahun lalu dalan Spanyol Open.

Selain itu, dari ranking dunia terakhir, putra juara dunia asal Indonesia Icuk Sugiarto tersebut jauh di atas Pablo. Tommy ada di posisi ke-16 sedangkan lawannya di posisi 42.

Jika lolos dari hadangan Pablo, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut akan menunggu pertandingan Howard Shu (Amerika Serikat) melawan Wei Nan (Hongkong).

Dari keduanya, Wei Nan bisa menjadi momok bagi Tommy. Dia dua kali dalam tiga pertemuan.

Pil pahit itu ditelannya di Asian Games 2014 dengan 17-21, 23-21, 16-21 dan Hongkong Super Series 2014 dengan 21-15, 15-21, 19-21.

Hanya, Tommy mampu membalasnya di India Super Series 2015. Dia menang dua game langsung 21-12, 21-13.

Selain Tommy, di nomor tunggal putra, Indonesia juga meloloskan Dionysius Hayom Rumbaka. Dalam penampilan perdananya, lelaki yang akrab disapa Hayom tersebut langsung bertemu dengan peraih emas Pan American Games 2015 Kevin Cordon asal Guatemala.

Selama ini, keduanya belum pernah berjumpa. Hanya, dari sisi ranking, Hayom lebih unggul.

Pebulu tangkis yang kini membali ke klub asalnya, Djarum Kudus, tersebut ada di posisi 21 sedangkan lawannya 28 setrip di bawahnya.

Namun, kalau menang, lawan berat sudah siap menghadang Hayom. Besar kemungkinan, dia akan menantang unggulan kesembilan asal Korea Selatan Son Wan-ho, yang di babak pertama berjumpa lawan enteng Ville Lang dari Finlandia.

Dalam enam kali pertemuan dengan Wan-ho, Hayom hanya sekali menang yakni di Jerman Grabd Prix 2015. Kali terakhir, mereka berjumpa dalam Kejuaraan Asia 2015. Hasilnya, Hayom kalah dengan tiga game. (*)

Hasil undian wakil Indonesia dalam Kejuaraan Dunia 2015
Babak I
Tunggal putra: Tommy Sugiarto v Pablo Abian (Spanyol), Dionysius Hayom Rumbaka v Kevin Cordon

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti (x16) bye, Lindaweni Fanetri v Soraya Eijbergen (Belanda)

Ganda putra: Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan v Mathew Fogarty/Bjorn Seguin (AS), Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan (x3) bye, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka v Raphael Beck/Andreas Heinz (Jerman), Angga Pratama/Ricky Karanda bye

Ganda putri:Greysia Polii/Nitya Krishinda (x7) bye, Devi Tika/Keshya Nurvita v Johanna Goliszewski/Carla Nelte (Jerman), Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta v Samantha Barning/Iris Tabeling (Belanda), Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa v Eva Lee/Paula Obanana (AS)

Ganda campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto (x11) bye, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (x3) bye, Edi Subaktiar/Gloria Widjaja (x12) bye, Riky Widanto/Richi Puspita Dili (10) bye

Sumber: bwf

Berharap Undian Bagus dari Gedung 177 Tahun

LOKASI: Museum Bank Indonesia Jakarta
INDONESIA mau tak hanya menyandang status sebagai host Kejuaraan Dunia 2015. PP PBSI ingin memerikan kesan yang beda dan mendalam kepada para peserta.

Itu pun dimulai dari undian (drawing). Agenda untuk menentukan pertandingan tersebut tak dilakukan di kantor pusat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) di Kuala Lumpur, Malaysia.

Juka bukan di Cipayung, Jakarta Timur, yang menjadi pusat kegiatan PP PBSI. Lalu di mana undian akan dilaksanakan.

Ternyata, undian Kejuaraan Dunia 2015 dilaksanakan di tempat yang tak ada hubungannya sama sekali dengan olahraga tepok bulu tersebut.Rencananya, drawing dilaksanakan di Museum Bank Indonesia yang berada di Jalan Pintu Besar Utara, Jakarta Barat, pada Selasa (28/7/2015). Agenda tahunan itu sendiri digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16Agustus 2015.

Dikutip dari situs Jakarta.go.id, Museum Bank Indonesia menyajikan informasi peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa yang dimulai sejak sebelum kedatangan bangsa barat di Nusantara hingga terbentuknya Bank Indonesia pada  1953. Juga betisi tentang kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, meliputi pula latar belakang dan dampak kebijakan Bank Indonesia bagi masyarakat sampai dengan tahun 2005.

Penyajiannya dikemas sedemikian rupa dengan memanfaatkan teknologi modern dan multi media, seperti display elektronik, panel statik, televisi plasma, dan diorama sehingga menciptakan kenyamanan pengunjung dalam menikmati Museum Bank Indonesia. Selain itu terdapat pula fakta dan koleksi benda bersejarah pada masa sebelum terbentuknya Bank Indonesia, seperti pada masa kerajaan-kerajaan Nusantara, antara lain berupa koleksi uang numismatik yang ditampilkan juga secara menarik.

Pada awalnya gedung BI Kota adalah gedung dari De Javasche Bank (DJB), yang didirikan pada 1828 atau 177 tahun yang lalu. Kini pemerintah telah menetapkan bangunan tersebut sebagai bangunan cagar budaya. BI juga memiliki benda-benda dan dokumen-dokumen bersejarah yang perlu dirawat dan diolah untuk dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi masyarakat.

Dari gedung tersebut diharapkan undian Kejuaraan Dunia 2015 bisa memudahkan langah bagi pebulu tangkis Indonesia untuk kembali berjaya. (*)

Bersatu Kembali untuk Kejuaraan Dunia

SEMENTARA: Pia Zebadiah/Rizki Amelia (foto:PBSI)
SUDAH dua bulan pasangan Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta berpisah. Itu setelah Rizki Amelia Pradipta, memenuhi panggilan Pelatnas Cipayung.

Di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut, dia dipasangkan dengan Della Destiara Haris. Imbasnya, Pia pun harus mencari pasangan baru.

Namun, tak butuh waktu lama baginya untuk mendapatkan tandem pengganti Amel. Nama Variella ''Lala'' Putri menjadi pilihan.

Kedua pasangan anyar itu pun sama-sama tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold 2015. Tapi, hasilnya, Pia/Lala lebih bagus.

Mereka mampu menembus hingga babak perempat final. Upaya Pia/Lala lolos ke empat besar dihentikan unggulan kedua asal Tiongkok Huang Yaqiong/Ma Jin dengan dua game langsung 11-21, 6-21.

Hasil tersebut jauh lebih bagus dibandingkan Rizki/Della. Keduanya langsung tersingkir di babak pertama setelah dihentikan pasangan Korea Selatan Go Ah-ra/Yoo Hae-won dengan 12-21, 20-22.

Tapi, Pia/Rizki pun harus kembali bersatu. Bukan untuk selamanya.

Ini setelah pasangan yang sama-sama berasal dari Jaya Raya tersebut masuk daftar lolos ke Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta pada 10-16 Agustus mendatang. Dalam daftar peserta, Pia/Rizki ada di posisi ke-15.

Mereka menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia setelah Greysia Polii/Nitya Krishinda asal Pelatnas Cipayung. Selain kedua pasangan ini, merah putih juga menempatkan Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa dan Devi Tika Permatasari/Keshya Nurvita.Hanya, Shendy/Vita berasal dari Djarum dan Devi/Keshya dari Berkah  Abadi Banjarmasin. (*)

Harapan Tertinggi di Pundak Hayom

SEMI: Dionysius Hayom Rumbaka (foto:PB Djarum)
INDONESIA meloloskan 34 pebulu tangkis dalam Kejuaraan Dunia 2015. Namun, sebenarnya, kekuatan tersebut terbagi menjadi dua, pelatnas dan nonpelatnas.

Salah satu pasukan nonpelatnas tersebut berasal dari Djarum Kudus. Klub raksasa itu mengirimkan wakilnya dalam ajang yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, pada 10-16 Agustus mendatang.

''Kami ingin semua wakil Djarum bisa tampil maksimal,'' kata Manajer Djarum Kudus Fung Permadi.

Hanya, di antara beberapa wakil tersebut, Dionysius Hayom Rumbaka diharapkan bisa melangkah jauh. Mantan tunggal putra andalan Pelatnas Cipayung tersebut diharapkan menembus babak semifinal.

Memang, untuk merealisasikannya butuh perjuangan ekstrakeras. Semua pebulu tangkis tangguh di atas bumi turun semua. Dari Tiongkok, ada si nomor satu Chen Long dan juara dunia lima kali Lin Dan.

Lee Chong Wei pun juga kembali turun setelah memulai debutnya pascasanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada 1 Mei lalu. Kejuaraan Dunia 2015 menjadi major turnamen perdana yang diikuti oleh lelaki yang memperoleh gelar kebangsaan Datuk dari Pemerintah Malaysia tersebut. Dari Eropa, Jan O Jorgensen tetap tak bisa dipandang sebelah mata.

Di nomor lainnya, pasangan ganda putra Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan pun juga dipasangi target. Mereka diharapkan mampu menembus babak delapan besar.

Meski pasang target tinggi, Djarum, lanjut Fung, tak menambah porsi latihan. Hanya, pelatih terus mengingatkan anak asuhnya untuk lebih fokus. (*)



Wakil Indonesia ke Kejuaraan Dunia 2015
Tunggal putra: Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka (*)

Tunggal putri: Maria Febe Kusumastuti (*), Lindaweni Fanetri

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan (*),Angga Pratama/Ricky Karanda, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf

Ganda putri: Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari, Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta,Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa (*),Devi Tika Permatasari/Keshya Nurvita

Ganda campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, Praveen Jordan/Debby Susanto,Riky Widianto/Richi Puspita Dili, Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja

*=membela Djarum Kudus

Koleksi Kelima Andalan Tuan Rumah

JUARA: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov (foto:badzine)
TAK sia-sia Vladimir Ivanov konsentrasi di satu nomor, ganda putra. Hasilnya, dia yang berpasangan dengan Ivan Sozonov mampu menjadi juara.

Pasangan yang menduduki unggulan teratas tersebut mengalahkan wakil Malaysia Goh V Shem/Tan Wee Kiong dalam pertarungan final yang ketat 22-20, 21-19 di Vladivostok pada Minggu waktu setempat (26/7/2015). Tahun lalu, Ivanoz/Sozonov gagal menjadi juara.

Saat itu, Ivanov turun di tunggal dan menjadi pemenang. Hanya, kansnya mengulangi sukses cukup berat.

Untuk tunggal, kondisinya tengah onfire. Rankingnya menurun jauh hingga sekarang di 157.

Selain itu, Ivanov punya rekor head to head yang kurang bagus jika bertemu dengan unggulan teratas Rusia Grand Prix 2015 Tommy Sugiarto. Dia pernah kalah saat berjumpa di Italia International 2011.

Di ganda, Rusia menjadi tumpuan asa bagi Ivanov/Sozonov mendongkrak ranking sekaligus pemanasan menjelang Kejuaraan Dunia 2015 yang segera digelar di Jakarta pada 10-16 Agustus mendatang.Apalagi, dalam beberapa turnamen terakhir yang diikuti, mereka memperoleh hasil yang jeblok.

Kemenangan di kandang sendiri juga membuat Ivanov/Sozonov sudah mengoleksi lima gelar di Rusia Open, nama resmi Rusia Grand Prix. Empat gelar sebelumnya diraih pada 2009-2010 dan 2012-2013.
Tahun lalu, gelar juara jatuh ke tangan wakil Jepang Kenta Kazuno/Kazuhi Mahada. (*)

Perjalanan Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov di 2015
1.India Grand Prix Gold: finalis

2. Jerman Grand Prix Gold: finalis

3. All England Super Series Premier: Babak II

4. India Super Series : semifinalis

5. Malaysia Super Series Premier: babak I

6. Singaura Super Series: babak I

7. Australia Super Series: babak I

8. Indonesia Super Series Premier: babak I