WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Sudah Cukup Koo Kien Keat/Tan Boon Heong

ADIOS: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:thestar)

KOO Kien Keat/Tan Boon Heong terpental dari skuad Malaysia. Mereka tak lagi dikirimkan oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) ke berbagai turnamen.
 Keputusan ini diambil pada pekan lalu di Kuala Lumpur. Ini tak lepas dari jebloknya penampilan kedua dalam semua turnamen yang diikuti.
Apalagi, Kien Keat/Boon Heong tampil buruk di kandang sendiri pada Malaysia Super Series Premier 2014 di Putra Stadium, Bukit Jali, Kuala Lumpur. Tampil pada babak pertama, pasangan yang masuk duduk di posisi keenam dunia tersebut langsung tumbang. Mereka dipaksa mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Chai Biao/Hong Wei. Kegagalan tersebut membuat Kien Keat/Tan Boon Heong dahaga gelar selama empat tahun.
 Ini bukan kali pertama Kiean Keat/Boon Heong dikabarkan dicoret. Setelah Olimpiade London 2012, mereka dikabarkan tak lagi dipakai. Namun, faktanya, BAM masih memaka tenaga pasangan yang sudah tujuh tahun digandengkan tersebut.
Bahkan, saat juara Asian Games 2006 tersebut tumbang di perempat final Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, itu dianggap sebagai akhir perjalanan Kien Keat/Boon Heong. Tapi, Presiden BAM Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Ariff memutuskan untuk memberikan kesempatan lagi.
 Namun, Tengku Mahaleel akhirnya memutuskan tak ada lagi toleransi kepada pasangan yang sempat melonjak ketika ditangani pelatih asal Indonesia Rexy Mainaky tersebut. ‘’Kami mempertahankan mereka dan mengirim ke berbagai turnamen karena kami ingin mereka untuk memperoleh poin bagi Malaysia agar lolos ke putaran final Piala Thomas Mei mendatang,’’ terang Tengku Mahaleel seperti dikutip media lokal Malaysia.
 Ternyata, ungkap dia, hanya Lee Chong Wei yang selalu memberikan poin. Apalagi, Malaysia sekarang sudah punya dua pasangan muda yang menjanjikan pada diri Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dan  Lim Khim Wah/Goh V Shem, yang akhirnya menjadi juara nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2014.
“Kami pun sudah lolos ke Putaran Final Piala Thomas (meski BWF baru mengumumkan April mendatang,red),’’ ungkap Tengku Mahaleel. (*)

Menahan Amuk Saina Nehwal


TANTANGAN: Lindaweni Fanetri

LINDAWENI  menyandang status juara bertahan dalam India Grand Prix Gold. Pada 2012, dia mampu mengalahkan andalan tuan rumah P.V. Sindhu 21-15,18-21, 21-18.
 Pada 2013, Lindaweni gagal mempertahankan posisi terhormat. Bukan karena kalah sebelum naik ke tangga juara. Tapi, ini dikarenakan India Grand Prix Gold tidak jadi digelar dengan alasan tertentu.
 Nah, kini, pada 2014, turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut kembali bergulir. Lindaweni pun kembali unjuk kebolehan.
 Dia datang dengan posisi unggulan keeempat. Pada babak pertama, pebulu tangkis yang bergabung dengan Suryanaga, Surabaya, tersebut akan dijajal wakil tuan rumah Arathi Sara Sunil di Lucknow pada Rabu waktu setempat (22/1).
 Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Tapi, melihat ranking terakhir, Arathi bukan lawan sepadan bagi Lindaweni. Dia ada di posisi 18 sedangan Arathi di ranking 174.
 Ganjalan terbesar Lindaweni paling besar di semifinal. Jika semua berjalan sesuai skenario, dia akan kembali berusia dengan Sindhu.
 Hanya, Sindhu punya bekal berharga atas Lindaweni. Dalam pertemuan terakhur di Malaysia Super Series Premier pekan lalu di Malaysia, dia menang dua game langsung 17-21, 18-21.
 Kalau pun kembali lolos ke final, bukan jaminan Lindaweni akan bisa mengulangi capaian 2012. Bintang India Saina Nehwal tengah mencari pelampiasan menjadi juara setelah jeblok pada 2013 dengan tak ada satupun gelar yang diraih. Imbasnya, peringkatnya di posisi kedua pun melorot hingga sekarang di posisi kedelapan.
 Di India Grand Prix Gold 2014 ini, Indonesia juga diwakili Bellaetrix Manuputty yang diunggulkan di posisi kelima dan Hera Desi yang diunggulkan di posisi ketujuh. (*)  
 

Kejar Peringkat via Bendera Austria

KOLABORASI: Adi Pratama dan John Dinesen 

2013 Adi Pratama masih mengorbit di pentas bulu tangkis Indonesia. Gelar juara Piala Wali Kota Surabaya pun masih disandangnya. Tapi, pada 2014, dia sudah membela Austria. Rekan smashyes yang juga wartawan harian di Jakarta, Ahmad Reza Khomaini, melaporkan dari Wina.



ADI Pratama pernah digadang-gadang bakal menjadi tunggal putra masa depan Indonesia. Posisi kelima dalam Kejuaraan Dunia 2007 pernah diduduki.
 Bahkan, rekan seangkatannya kini sudah menjadi pebulu tangkis papan atas dunia seperti Chen Long asal Tiongkok dan Kenichi Tago dari Jepang. Dalam peringkat dunia terbaru per 19 Januari 2014, Chen Long ada di posisi kedua dan Tago di posisi kelima.
 Lalu berapa ranking Adi? Jangankan 50 besar, 100 besar pun tidak. Lelaki kelahiran 1 Mei 1990 tersebut terdampat di posisi 375 dunia.
 Ini wajar karena dia sudah jarang tampil di event internasional setelah dicoret Pelatnas Cipayung pada 2012. Kalau pun ikut turnamen, levelnya hanya internasional series dan challenge dan sering tumbang pada babak-babak awal.
 Tapi, itu tak membuat pamornya pudar. Asosiasi Bulu Tangkis Austria (OVB) masih tertarik untuk mereekrutnya.
 Mereka menggaet Adi untuk menularkan ilmunya kepada pebulu tangkis nasional Austria. Nama dan fotonya kini sudah terpampang di situs resmi ÖVB http://www.badminton.at/cont/trainerteam.php .
 Saat ditemui di tempat latihan Timnas Austria di Maxx Centre, Wina, belum lama ini, John Dinesen, pelatih kepala Timnas Austria, mengatakan, curriculum vitae yang dimiliki Adi menjadi alas an utama pihak ÖVB mengikatnya. ’’Pebulu tangkis Indonesia punya cara bermain (bulutangkis) yang berbeda dengan negara-negara Asia lainnya. Adi juga punya skill netting dan trick shoot yang bagus sekali. Pengalaman dia di Pelatnas dan juga mengikuti sejumlah kejuaraan akan sangat bermanfaat bagi kami,’’ tutur John.
  Pelatih berkebangsaan Denmark ini mengaku lega bisa mendatangkan Adi ke Austria. Diceritakannya, proses pengurusan dokumen Adi dari Indonesia cukup panjang.
  ’’Kami memulainya pada Agustus tahun lalu dan kepastian visanya baru keluar Desember,’’ ucap John.
  Kontrak kerja Adi dengan ÖVB sendiri berdurasi 1 tahun dengan masa percobaan 3 bulan. Pada 3 bulan awal ini, Adi akan dinilai kinerjanya.
  ’’Kalau bagus dan sesuai dengan yang kami harapkan, yah berlanjut sampai akhir kontrak. Sejauh ini, saya cukup puas dengan apa yang diberikan Adi. Satu hal yang selalu saya minta kepada dia adalah jangan malas. Itu saja,’’ ujar John.
  Ditemui terpisah usai menjalani sesi latihan di Maxx Centre, Adi meluangkan waktunya untuk bercerita seputar tugas barunya di negeri berpenduduk 8,4 juta jiwa ini. Menurut dia, alasan utama menerima tawaran melatih di Austria adalah kesempatan bertanding di beberapa turnamen besar di Eropa yang cukup terbuka.
  Diterangkan Adi, level turnamen  di Eropa lebih tinggi dibandingkan di Asia. ’’Bukan materinya. Yang menjadi pertimbangan saya adalah kesempatan bertanding di Eropa. ÖVB memberikan dukungan itu ikut di berbagai kejuaraan. Ini juga bisa membantu menaikan peringkat saya di dunia,’’ ungkap pengagum Taufik Hidayat ini.
 Selama satu tahun ke depan, Adi minimal akan mengikuti enam kejuaraan  di Eropa. O VB  juga memberikan dukungan agar Adi mampu memanfaatkan setiap kejuaraan yang akan diikutinya tahun ini.
  ’’Dukungan finansial juga diberikan untuk ikut turnamen nanti. Jadi saya cukup bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini,’’ ucap Adi.
  Saat disinggung mengenai tugas barunya di Austria,  pebulu tangkis asal Jaya Raya, Jakarta, ini menerangkan sejauh ini dirinya bisa menjalani segala arahan dan program yang telah diberikan pelatih kepala dengan baik. Tugas utama yang dijalankan Adi adalah menjadi lawan tanding bagi para pebulu tangkis nasional Austria, khususnya tunggal putra.
  ’’Agar para pemain Austria terbiasa bermain dengan gaya permainan pemain Asia, terutama Indonesia. Main netting dan juga trick shoot,’’ ungkap  Adi.
  Namun, dia juga tidak menampik adanya program latihan yang berbeda dengan apa yang biasa dijalankannya di tanah air. Menurut dia, program latihan di Austria lebih intensif.
 Dia mencontohkan, untuk latihan selama dua  jam, para pebulu tangkis  bisa mendap atkan lebih dari tiga  program latihan berbeda. Sementara di Indonesia, dua jam latihan maksimal hanya tiga  program.  
 ’’Di Indonesia kan para pebulu tangkisnya  sudah memiliki dasar skill yang mumpuni. Berbeda dengan para pebulu tangkis Austria. Jadi menurut saya, program latihan di sini lebih banyak karena memang dasar skill pemainnya belum sepenuhnya mumpuni,’’ kata pria yang menginjak kakinya di Austria sejak 9 Desember 2013 itu.
 Sebelumnya, pihak OVB sempat melakukan pembicaraan dengan mantan pebulu tangkis pelatnas lainnya yang berasal dari Hi-Qua Wima, Surabaya, Febriyan Irvanaldy. Namun, komunikasi kedua berhenti di tengah jalan hingga akhirnya OVB lebih memilih Adi. (*)  


Kurang Persiapan, Bukan karena Konflik

PILAR: Alamsyah Yunus

BUKAN hanya Suryanaga yang absen di pentas Superliga Badminton Indonesia (SBI)  2014. Klub besar lainnya yang tak bisa tampil dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, 3-9 Februari 2014 tersebut adalah Tangkas Jakarta.
 "Ini untuk kali pertama Tangkas absen. Kami kurang persiapan," kata Ketua Tangkas Juniarto Suhandinata kepada smashyes.
 Dia membantah kalau absennya tangkas ini karena ketidakcocokan dirinya dengan pengelola sBI 2014 dan pengurus PP PBSI. Apalagi, Juniarto saat ini juga tercatat sebagai pengurus PP PBSI.
 "Hubungan saya dengan PBSI dan pengelola bagus dan baik," lanjut lelaki yang menjadi wasit BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Tangkas, papar dia, bakal tampil pada SBI 2015 jika digelar. Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkan diri lebih dini.
 "Mudah-mudahan  tahun depan ikut lagi  kalau waktu persiapan memadai," papar Juniarto.
 Dia pun mempersilahkan pebulu tangkis membela klub lain. Tentu, lanjut dia, tetap melalui mekanisme.
"Tapi samoai sekarang belum ada permintaan resmi.  Kan ada prosedur teknisnya yang harus dipenuhi," ungkap saudara calon Presiden BWF Justian Suhandinata tersebut.
 Dalam pelaksanaan SBI, perjalanan Tangkas tak bisa dipandang sebelah mata. Pada 2007, mereka menembus babak final kelompok putra sebelum dihentikan Suryanaga dengan skor 3-0. Sementara, di kelompok putri, Tangkas mampu menjadi juara dengan menundukkan sesama tim Jakarta Jaya Raya dengan 3-2.
 Pada 2011, lagi-lagi Tangkas harus puas sebagai runner-up karena kalah oleh Djarum dengan skor 1-4. Di kelompok putri, Tangkas tersingkir di babak penyisihan.
 Kegagalan kembali dialami pada 2013. Di sektor putra, Simon Santoso dkk menyerah 1-3 dari Musica Champion yang menurunkan Lee Chong Wei, tunggal putra terbaik dunia saat ini asal Malaysia. Sedang tim putrinya terhenti di penyisihan. (*)

Kido Tergolek Terserang Demam Berdarah

KANGEN:Kido bersama putrinya, Queensha Olympia Richardo,

MARKIS Kido tengah tergolek di atas ranjang. Dia dipaksa harus istirahat dari aktivitasnya di lapangan bulu tangkis.
 ‘’Saya kena demam berdarah. Jadi habis balik dari Malaysia, saya langsung dibawa ke Rumah Sakit Global Jakarta,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido,kepada smashyes.
 Sebelumnya, sakit itu pula yang membuat dia memilih mundur pada babak perempat final nomor ganda campuran bersama sang adik, Pia Zebadiah.  Saat itu, seharusnya, Kido/Pia menghadapi juara dunia 2013  yang juga berasal dari Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 Saat itu, Kido merasakan tubuhnya demam. Panas tubuhnya tak seperti biasanya.
 Dokter di RS Global, tambah Kido, pun menyarankan dirinya untuk istirahat sampai sembuh total. Ini pula yang membuat dia belum memastikan bisa berlaga dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 yang akan dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang.
 ‘’Belum tahu,’’ jawab Kido singkat.
 Rencananya, Kido bakal membela Jaya Raya dalam turnamen yang menyediakan hadiah total Rp 2 miliar tersebut. Tahun lalu, Kido gagal membawa klubnya juara.
 Meski, dia dipasangkan lagi dengan mantan tandemnya, Hendra Setiawan. Kido/Hendra merupakan pasangan Indonesia yang kali terakhir menjadi juara olimpiade yakni pada 2008 di Beijing.
 Pasangan ini berpisah menjelang Olimpiade London 2012. Kini, Kido berpasangan dengan Markus Fernaldi dan Hendra dengan Mohammad Ahsan. (*)

Wima Batal Datangkan Andre Tedjono

Arie Ghifar Ramadhan (foto: pbsi)

KOMPOSISI Hi-Qua Wima di ajang Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 terbentuk. Klub asal Surabaya tersebut bakal mendatangkan tiga pebulu tangkis tamu yakni Arif Ghifar Ramadhan asal Djarum serta di nomor tunggal serta dua dari Suryanaga, Fauzi Adnan (tunggal) dan Ronald Alexander (ganda).
 ‘’Kami memang perlu pebulu tangkis di luar Wima untuk melengkapi kekuatan,’’ kata pelatih Hi-Qua Wima Ferry Stewart kepada smashyes.
 Selain ketiganya, Wima mengandalkan pebulu tangkis binaan sendiri. Di nomor tunggal, klub yang menggelar latihan di GOR Mikasa dan GOR Krukah itu mempercayakan kepada Febriyand Irvanaldy dan Rizky Antasari. Sementara di tunggal, tambah Ferry, ada nama Selvanus Geh, Ade Yusuf, Riky Widianto, Rizky Hidayat, dan Riyo Arif. Tiga nama di depan saat ini masih tercatat sebagai anggota Pelatnas Cipayung.
 ‘’Kami bary gabung bersama pada 1 Februari mendatang. Ini untuk memupuk kekompakan,’’ terang Ferry.
 Sebenarnya, lanjut dia, Wima hendak memanggil pebulu tangkis senior Andre Kurniawan Tedjono. Ini jika mereka gagal mendatangkan Fauzi.
 ‘’Ternyata, Fauzi bisa. Ya, terpaksa Andre batal karena kami sudah duluan akan memakai Fauzi,’’ lanjut Ferry.
 Meski mengandalkan pebulu tangkis dalam negeri, Wima, ungkap dia, tetap pasang target semifinal. Pihaknya tak gentar dengan nama-nama besar di ajang yang tahun lalu di juara Musica Champion di kelompok putra tersebut.
 ‘’Kami turun ke Superliga kan nggak main-main. Target semifinal menjadi sasaran Wima,’’ tandas Ferry, yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Pengprov PBSI Jatim tersebut. (*)
SKUAD HI-QUA WIMA DI SBI 2014
 Tunggal putra: Febriyand Irvanaldy (ranking 367), Fauzi Adnan (357), Arif Ghifar Ramadhan (169), Rizky Antasari (1.117)

Ganda: Ronald Alexander (63), Selvanus Geh (63), Ade Yusuf (30), Riky Widianto (15), Rizky Hidayat (383), Riyo Arif (383)

Ket: ranking BWF per 19 Januari 2014

Akhiri Penantian Tiga Tahun Ganda Putra

SELEBRASI:  Goh V Shem/Lim Khim Wah (malaysiaonline)

DAHAGA gelar Malaysia di nomor ganda putra pada Malaysia Open terobati. Itu setelah pasangan Goh V Shem/Lim Khim Wah mampu mengalahkan  Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) dengan dua game langsung 21-19, 21-18 pada pertandingan yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Minggu waktu setempat (19/1).
 Gelar ini membuat Malaysia mengoleksi dua gelar dalam event yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut. Satu gelar disumbangkan Lee Chong Wei dari nomor tunggal putra setelah menghentikan perlawanan wakil Indonesia Tommy Sugiarto 21-19, 21-9.
 Kali terakhir, Malaysia menjadi juara ganda putra di kandangnya sendiri  tiga tahun lalu melalui Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.Pasangan yang tahun lalu dikabarkan diceraikan tersebut, juga naik ke podium terhormat pada 2007.
 Tahun lalu, gelar juara digapai pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tahun ini, secara mengejutkan, mereka tumbang pada babak kedua oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin rubber game 10-21, 19-21, 13-21.
Setelah dari Malaysia Open 2014 atau juga disebut Malaysia Super Series Premier 2014, turnamen super series premier bakal istirahat selama sebulan. Setelah itu, turnamen All England Super Series Premier bakal menjadi tujuan para pebulu tangkis papan atas dunia untuk berburu poin dan dolar. (*)

HASIL FINAL MALAYSIA SUPER SERIES 2014

Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia x4) 21-19, 21-9

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Wang Shixian (Tiongkok x2) 21-16, 21-17

Ganda Putra: Goh V Shem/Lim Khim Wah (Malaysia) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 21-19, 21-18

Ganda Putri: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x5) v Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x3) 21-19, 14-21, 21-13

Ganda Campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x5) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x3) 21-11, 17-21, 21-13

Chong Wei Kejar Gelar Kesepuluh

SUA LAGI: Lee Chong Wei dan Tommy Sugiarto 

LEE Chong Wei bakal memperpanjang gelarnya di Malaysia Open. Itu setelah dia mampu lolos ke final yang pada tahun ini menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut.
 Pada 2014 ini, Chong Wei lolos ke partai pemungkas berkat kemenangan mudah dua game atas Jan O Jorgensen dari Denmark dengan 21-13, 3-0 (ret) di Putra Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Sabtu waktu setempat (18/1) . Pada babak final Minggu (19/1), lelaki berusia 32 tahun tersebut akan menghadapi wakil Indonesia Tommy Sugiarto, yang di babak semifinal mengalahkan Kenichi Tago dari Jepan dengan dua game langsung 21-13, 21-18.
 Menilik rekor pertemuan dan ranking, tak ada kamus bagi Chong Wei menyerah.  Dia selalu menang dalam delapan kali pertemuan.
 Kali terakhir, Chong Wei mengalahkan Tommy di Super Series Finals 2013 yang juga dilaksanakan di Kuala Lumpur dengan dua game langsung 21-10, 21-12. Ranking Chong Wei juga di atas Tommy. Dia di posisi teratas sementara Tommy, tiga setrip di bawahnya.
 Lee Chong Wei sudah Sembilan kali mengoleksi gelar juara di Malaysia Open. Sejak 2004, hanya Peter Gade yang mampu menembusnya dominasinya pada 2007. Saat itu, langkahnya sudah dihentikan Bao Chunlai dari Tiongkok pada babak perempat final dengan 21-14, 21-18.  Tahun lalu, bapak satu anak tersebut mengalahkan wakil Indonesia Sony Dwi Kuncoro dengan dua game mudah 21-7, 21-8. (*)

Wima Sabet Juara Umum Piala Fifa

Rizky Hidayat dan Faujiah

 Hi-Qua Wima, Surabaya, tampil perkasa di kejuaraan bulu tangkis Piala FIFA. Anak asuh Ferry Stewart tersebut mengoleksi tujuh gelar dalam event yang berakhir kemarin di GOR Fifa, Rangkah Kidul, Sidoarjo.
 ‘’Saya puas dengan penampilan anak-anak. Mereka semangat di lapangan,’’ kata Ferry yang hadir menunggui Joverian dkk.
 Sukses tersebut juga terasa lengkap setelah nomor bergengsi ganda campuran dewasa jatuh ke tangan pasangan Wima Rizky Hidayat/Faujia Lahiya. Pasangan yang sukses mempersembahkan emas dalam Porprov Jatim tersebut menang 21-16, 8-21, 22-20 atas pasangan M. Andrean/Tays Rona dari Citra Raya Unesa.
 Sebenarnya, Wima datang ke Kota Udang, julukan Sidoarjo, bukan peserta terbanyak. Mereka kalah oleh klub sekota, Suryanaga, yang mengusung kekuatan 80-an pebulu tangkis. Suryanaga sendiri hanya mampu meraih satu gelar di nomor ganda anak-anak putra.
 Sementara, tuan rumah Fifa memetik hasil lebih bagus dibandingkan Suryanaga. Mereka mengoleksi tiga gelar dari nomor tunggal anak-anak putra,  ganda anak-anak, dan  tunggal taruna putri.
‘’Persaingan memang ketat dan Wima memang tangguh,’’ puji M. Thoriq, pemilik klub Fifa Sidoarjo yang juga penasihat turnamen.
 Untuk turnamen, dia akan berusaha Piala Fifa bisa digelar rutin setiap tahun. Apalagi, Ketua Pengprov PBSI Jatim Jacob Rusdianto memberikan restu dengan digelarnya turnamen yang diikuti oleh 719 pebulu tangkis dari 63 klub Jawa dan Bali itu. (*)


DISTRIBUSI JUARA PIALA FIFA 2014
Hi-Qua Wima Surabaya: 7  (tunggal putra usia dini, ganda anak-anak putra, ganda remaja putri, ganda remaja putra, tunggal remaja putri, tunggal remaja putra, ganda campuran dewasa)
FIFA Sidoarjo: 3  (tunggal anak-anak putra, ganda anak-anak putri, tunggal taruna putri)
Kumala Tuban: 1 (tunggal putri usia dini, tunggal taruna putri)
Gemilang Surabaya: 1 (tunggal anak-anak putri)
Suryanaga Surabaya: 1 (ganda anak-anak putra)
Bayu Kencana Pasuruan: 1(tunggal taruna putra)
Citra Raya Unesa : 1 (tunggal pemula putri)
Pelatcab Probolinggo/Pratama Surabaya: 2 (ganda pemula putra, tunggal pemula putra)

Kota Sama, Komposisi Semifinal pun Sama

KANS BESAR: Tommy Sugiarto 

KOMPOSISI babak semifinal Super Series Finals2013 kembali terulang. Ini terjadi dalam Malaysia Super Series Premier 2014.
 Kebetulan pula, pertandingannya dilaksanakan di tempat yang sama, Kuala Lumpur. Ya, Lee Chong Wei asal Malaysia akan menghadapi Jan O Jorgensen (Denmark), serta Tommy Sugiarto bakal bersua dengan Kenichi Tago di slot yang lain. Saat itu, pada pertandingan yang dilaksanakan 14 Desember 2013, Chong Wei dan Tommy menang dan bersua di final.
 Kesempatan Tommy untuk lolos ke final memang sangat terbuka. Rekor pertemuannya dengan Tago memang lebih bagus.
 Dia menang dua kali dalam tiga kali pertemuan. Kebetulan, dua kali kemenangan tersebut dipetik dalam Super Series Finals 2013 yakni di penyisihan dan semifinal. Satu-satunya kekalahan ditelan Tommy pada perempat final Prancis Super Series 2013.
 Sebenarnya, lolos ke babak semifinal menjadi pengobat kegagalannya di Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan pekan lalu. Saat itu, Tommy langsung tersingkir pada babak pertama setelah dipaksa menyerah dua game langsung oleh pebulu tangkis Tiongkok Tian Houwei 12-21, 17-21.
 Untung, meski tersingkir di babak pertama, peringkat Tommy di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tak goyah. Putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut ada di posisi empat dunia.
 Hanya, ranking tersebut bukan terbaik baginya. Tommy pernah berada di tangga ketiga atau capaian terbaiknya selama ini. (*)

Bukan Mengalah tapi karena Demam

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (foto: pb djarum)

TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir lolos ke semifinal Malaysia Super Series Premier 2014 tanpa memeras keringat. Lawannya di perempat final, Markis Kido/Pia Zebadiah, memutuskan mundur di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Jumat waktu setempat (17/1).
 Awalnya, banyak menduga ini meniru strategi yang sering dilakukana Tiongkok jika bertemu sesame rekannya satu negara (compatriot). Tujuannya memuluskan salah satu pasangan untuk bisa menjadi juara.
 Benarkah? ‘’Demam Mas,’’ pesan singkat Kido kepada smashyes.
 Ya, tenaga Kido pun juga baru saja terkuras. Turun di nomor ganda putra berpasangan dengan Markus Fernaldi, Kido kalah tiga game 14-21, 21-11, 15-21 oleh pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei.
 Dari rekor pertemuan, Kido/LIliyana juga lebih diunggulkan. Juara dunia 2013 tersebut tak pernah kalah selama empat kali pertemuan.
 Kemenangan tersebut dipetik Tontowi/Liliyana di Indonesia Super Series Premier 2012, Indonesia Grand Prix Gold 2012, Denmark Super Series Premier 2012, dan All England Super Series Premier 2013.
 Di semifinal, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, akan menghadapi Xu Chen/Ma Jin. Unggulan keempat asal Tiongkok tersebut menghentikan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) 21-12, 21-13.
 Pertemuan Tontowi/Liliyana dan Xu Chen/Ma Jin sudah berlangsung 12 kali. Hasilnya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, menang 7 kali.
 Pertemuan terakhir kedua pasangan terjadi di Super Series Finals 2013 juga di Kuala Lumpur. Tontowi/Liliyana menyerah di penyisihan grup dengan 23-21, 21-16. (*)

Yong-dae/Yeon-seong pun Bisa Dikalahkan Pasangan Indonesia

TERJANG: Angga Pratama/Rian Agung Saputro

 Bahkan, pasangan terbaik dunia saat ini dan juga Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tiga kali beruntun kalah.
 Pada Malaysia Super Series 2014, Yong-dae/Yeon-seong pun menambah daftar pasangan Indonesia yang jadi korbannya. Mantan pasangan Pelatnas Cipayung Fran Kurniawan/Bona Septano dipaksa menyerah dua game yang ketat 19-21, 26-24 di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Kamis (16/1).
 Tapi, rekor Yong-dae/Yeon-seong pun akhirnya terhenti. Pasangan yang diunggulkan di posisi kelima dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut menyerah kepada Angga Pratama/Rian Agung Saputro dengan dua game langsung 22-20, 21-16 pada Jumat waktu setempat (17/1).
 Kemenangan ini membuat Angga/Rian juga menggapai tiket semifinal. Hanya, untuk bisa lolos ke babak pemungkas, mereka harus bisa mengalahkan pasangan Malaysia Goh V Shem/Lim Khim Wah yang diperempat final melibas Chris Langridge/Peter Mills 21-16, 21-14.
 Sayang, langkah Angga/Rian ini gagal diikuti oleh pasangan Indonesia lainnya, Markis Kido/Markus Fernaldi. Juara Prancis Super Series 2013 ini menyerah kepada pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 14-21, 21-11, 15-21. (*)

LEE Yong-dae/Yoo Yeon-seong jadi momok bagi pasangan Indonesia. Belum ada pasangan merah putih mampu mengalahkan ganda Korea Selatan tersebut.

Masih Turun di Level Challenge

AKRAB: Budi Santoso (kanan) dan anak asuhnya.

TUNGGAL putra Pelatnas Cipayung kelompok potensi menata kekuatan. Mereka tengah mempersiapkan beberapa turnamen yang akan diikuti selama 2014. Ini bertujuan untuk mematangkan kemampuan Jonathan Christie dkk sebelum dipromosikan menjadi andalan merah putih di masa depan.
 ‘’Turnamen terdekat yang akan kami ikuti adalah Tiongkok Challenge. Yang lain masih kami bahas,’’ kata asisten pelatih tunggal putra Pelatnas Cipayung kelompok potensi Budi Santoso kepada smashyes.
 Turnamen di Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut akan dilaksanakan 11-16 Februari 2014 di Kota Lingshui. Ini juga akan menjadi pertemuan para pebulu tangkis masa depan Indonesia dan Tiongkok.
 ‘’Kami memang memilih challenge karena peringkat anak-anak masih bisa masuk. Lain dengan level grand prix ke atas,’’ lanjut Budi.
 Namun, lelaki yang sukses mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2002 tersebut mengakui ada beberapa anak asuhnya yang bakal terjun di level grand prix. Hanya, jumlahnya tak banyak.
 ‘’Dua pebulu tangkis yang rencananya kami kirim,’’ tambah Budi.
 Dia menambahkan, sekarang, dia dan pelatih kepala Imam Tohari bisa lebih fokus memoles Jonathan dkk. Alasannya, jam berlatih mereka sudah tak bentrok lagi dengan kelompok prestasi atau Sony Dwi Kuncoro dkk.
 ‘’Kami latihannya pukul 10.00-13.000 setelah yang prestasi yang berlatih pukul 07.00-10.00,’’ ungkap bapak dua anak tersebut. (*)

Anggota Kelompok Potensi Tunggal Putra
1.Jonathan Christie (ranking 146)
2.Ihsan Maulana Mustofa (200)
3. Anthony Sinisuka Ginting (295)
4. Muhammad Bayu Pangistu (202)
5. Rifan Fauzin Ivanuddin (222)
6. Firman Abdul Kholik (-)

Nitya/Greysia Tembus 10 Besar

NAIK: Nitya Krishinda/Greysia Polii 

NITYA Krishinda/Greysia Polii baru dipasangkan saat Piala Sudirman Mei 2013. Belum satu tahun, keduanya sudah menunjukan prestasi dengan menembus posisi 10 besar dunia nomor ganda putri.
 Dalam daftar ranking yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 16 Januari 2014, Nitya/Greysia ada di tangga Sembilan atau naik tiga setrip dari pekan lalu. Itu tak lepas dari capaian Nitya/Gresyia Polii di Korea Super Series 2014.
 Dalam event yang dilaksanakan di Seoul, Korea Selatan, pada 7-12 Januari 2014 itu, mereka mampu menembus babak semifinal. Sayang, langkah mereka dihentikan oleh unggulan kelima asal Tiongkok Bao Yixin/Tang Jinhua dengan rubber game 5-21. 21-19, 11-21. Tapi, ini sudah menjadi capaian terbaik dari Nitya/Gresysia selama mengikuti event super series atau super series premier.
 Memang, keduanya pernah menjadi juara. Namun, turnamen yang dimenangi ‘’hanya’’ level grand prix yakni Thailand Grand Prix.
 Saat ini, Nitya/Gresyia pun juga menjadi tumpuan Pelatnas Cipayung  pada Malaysia Super Series Premier 2014.  Keduanya masih bertahan hingga babak perempat final. Memang, masih ada Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta. Tapi, mereka sudah tidak terdaftar sebagai penggawa Cipayung.
 Di perempat final, Nitya/Greysia akan berhadapan dengan pasangan Jepang Reiika Kakiwa/Miyuki Maeda, yang di babak kedua melibas ganda Singapura Shinta Mulia Sari/Yao Lei 21-14, 21-12. Ini merupakan pertemuan pertama dan kans untuk menang bagi Nitya/Greysia pun sangat besar dan mengulangi capaian pekan sebelumnya di Korea. (*)

Wakil Indonesia di Top Ten (per 16 Januari)
Tunggal Putra:
4. Tomy Sugiarto
10. Sony Dwi Kuncoro

Ganda Putra
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Ganda Putri
7.Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta
9.Nitya Krishinda/Greysia Polii

Ganda Campuran
2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
7. Praveen Jordan/Vita Marissa
9. Markis Kido/Pia Zebadiah

Langsung Gagal di Turnamen Pertama

Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (foto: badzine)
HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan datang sebagai unggulan teratas nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2014. Persiapan matang pun telah dilakukan keduanya. Salah satunya dengan memilih absen dari Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 7-12 Januari. Tujuannya, agar pasangan juara dunia 2013 tersebut mampu mempersembahkan gelar perdana bagi Indonesia di ajang super series, setelah babak belur di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan.
 Pada babak pertama, Hendra/Ahsan menang dua game langsung 21-18, 21-9 atas pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis. Ini masih sesuai rencana.
 Tapi, pada Kamis siang (16/1) di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, kejutan besar terjadi. Hendra/Ahsan tumbang pada babak kedua oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 10-21, 21-19, 13-21. Pada babak pertama,  Sheng Mu/Chia Hsin juga mengalahkan pasangan Indonesia Berry Anggriawan/Ricky Karanda
   Kekalahan Hendra/Ahsan tersebut juga menjadi kekalahan pertama atas lawan yang sama. Sebelumnya, pasangan yang dipasangkan di akhir 2012 tersebut tak pernah kalah selama empat kali pertemuan pada 2013 yakni di All England Super Series Premier, Singapura Super Series, Kejuaraan Dunia, dan Jepang Super Series. Semuanya dilewati Hendra/Ahsan dengan kemenangan dua game langsung.
 Kekalahan ini juga semakin menunjukkan permainan Hendra/Ahsan sudah diketahui para lawannya. Bahkan, menghadapi pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeong-seong, mereka tak pernah menang selama tiga pertemuan selama 2013 di Tiongkok Super Series Premier,  Denmark Super Series Premier, dan Hongkong Super Series.
 Ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi Hendra/Ahsan serta pelatih di ganda putra Pelatnas Cipayung. Jika tidak, sinar yang begitu terang selama awal 2013 bakal redup dan ambisi membawa pulang Piala Thomas juga akan ikut menguap. (*)

17-21, 21-17, 23-21.

Rijal/Vita Masih Redup di Awal Reuni

JEBLOK: Muhammad Rijal/Vita Marissa 

HARAPAN tinggi sempat diberikan kepada Muhammad Rijal/Vita Marissa saat bakal berpasangan lagi. Meski tak berada di Pelatnas Cipayung, keduanya diprediksi bakal menjadi ganda campuran kedua terbaik Indonesia di bawah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 Sayang, harapan tersebut susah digapai. Minimal kalau melihat hasil dari dua turnamen yang sudah diikuti di awal 2014 ini yakni Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier.
 Pada dua turnamen itu, Rijal/Vita langsung tersingkir pada babak pertama. Di Korea, mereka harus mengakui ketangguhan Chan Yun Lung/Tse Ying Suet asal Hongkong dengan 21-18, 21-19. Di Malaysia, pasangan asal Djarum itu menyerah rubber game 23-21, 17-21, 10-21 kepada ganda tuan rumah yang menjadi unggulan keenam Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
 ‘’Mungkin, mereka belum kompak. Kan baru bergabung lagi setelah laama berpisah,’’ kata Wakil Sekjen PP PBSI Achmad Budiharto yang juga pengurus Djarum kepada smashyes.
  Ya, pasangan Rijal/Vita cukup lama berpisah. Ini dikarenakan Vita memutuskan keluar dari Pelanas Cipayung pada 2009. Padahal, setahun sebelumnya bersama Rijal, keduanya mampu menjadi juara turnamen bergengsi Jepang Terbuka.
 Nama Vita kembali terangkat pada 2013. Berpasangan dengan pebulu tangkis muda Praveen Jordan, 20, Vita, yang kini berusia 33 tahun mampu menembus level atas dengan mengoleksi tiga trofi juara di level grand prix.  Sayang, baru setahun, pasangan ini dipisah karena Praveen masuk Pelatnas Cipayung.
 Rijal yang posisinya juga mulai goyah di Cipayung pun akhirnya memutuskan keluar dan kembali dengan Vita. Meski sudah memutuskan keluar, di masa akhirnya di Cipayung, Rijal masih mempersembahkan emas nomor ganda campuran di ajang SEA Games 2013 berpasangan dengan Debby Susanto, yang kini ditandemkan dengan Praveen. (*)

Untung Lawan Teman Sendiri

LAWAN: Tai Tzu Ying (foto:victor)

INDONESIA nyaris sudah kehilangan wakil tunggal putri sejak babak pertama Malaysia Super Premier 2014. Dari enam wakil, tinggal Bellaetrix Manuputty yang mampu menembus babak kedua dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut.
 Bella, sapaan karib Bellaetrix Manuputty, pun lolos karena mengalahkan wakil Indonesia lainnya, Millicent Wiranto, dengan dua game langsung 21-10, 21-16 di Putra Stadium, Bukit Jalil,Kuala Lumpur, pada Rabu waktu setempat (15/1).
 Jika keduanya bersua dengan lawan yang bukan berasal dari Indonesia, bisa jadi, wakil merah putih sudah tak ada di babak kedua. Seperti yang terjadi pekan lalu di Korea Super Series 2014.
 Wakil Indonesia yang sudah angkat koper dari babak pertama adalah Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, dan Hera Desi. Linda, sapaan karib Lindaweni, menyerah dua game langsung 17-21, 18-21 kepada musuh bebuyutannya, P.V. Sindhu, Aprilia kalah 19-21, 18-21 kepada unggulan keenam asal Korea Selatan Bae Yeon-ju 19-21, 18-21, dan Hera tak berdaya di kaki unggulan kedelapan Sania Nehwal (India) 10-21, 16-21. Sementara, mantan penghuni Pelatnas Cipayung Andrianti Firdasari kalah 19-21, 14-21 oleh Nichaon Jindapon dari Thailand.
 Namun, untuk lolos ke perempat final bukan hal yang mudah bagi Bella. Dia berhadapan dengan unggulan ketujuh asal Taiwan Tai Tzu Ying, yang di babak pertama menghentikan Yip Pui Yin (Hongkong) 22-20, 21-18.
 Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, Bella hanya sekali memetik kemenangan yakni di Indonesia Grand Prix Gold 2011. Sementara, di Vietnam Grand Prix 2010 dan Taiwan Grand Prix Gold 2013, Bella kalah dengan rubber game.
 Tunggal putri tengah melakukan pembenahan. Firda, sapaan karib Adrianti Firdasari, dicoret karena sudah dianggap mentok. Di jajaran pelatih Marleve Mainaky kembali masuk menggantikan Liang Chiu Shia. (*)

Kento Momota Bikin Jepang Tenang

Kento Momota (foto: zimbio.com)

REGENERASI tunggal putra Jepang berlangsung dengan baik. Kini,mereka tak lagi mengandalkan Kenichi Tago dalam mengarungi kerasnya persaingan di ajang internasional.
 Siapa? Kento Momota. Pada 2012, dia sudah menunjukan kualitasnya dengan menjadi juara dunia junior.   Memasuki kelompok senior, ternyata lelaki asal Kagawa tersebut dia mampu mempertahankan penampilan.
 Pada awal 2013, Kento, yang kini berusia 20 tahun, masih berada di posisi 89. Tapi, selang setahun, dia sudah bertengger di posisi 17 . Bahkan, lelaki yang penampilannya dianggap seperti Lin Dan, juara dunia lima kali asal Tiongkok, tersebut masih yakin  bisa lebih baik lagi dalam mendongkrak peringkatnya.
  Salah satu capaian terbaiknya adalah menembus babak semifinal Tiongkok Super Series Premier. Sayang, langkahnya dihentikan oleh wakil tuan rumah Wang Zhengming dengan rubber game 20-22, 21-9, 6-21.
 Makin moncernya Momota juga membantu Jepang dalam persiapan menghadapi Piala Thomas di New Delhi, India. Sistem yang dipakai dalam event beregu putra tersebut tak lagi memakai kualifikasi tapi ranking negara.
Saat ini, posisi Momota menjadi tunggal ketiga terbaik Negeri Sakura, julukan Jepang. Posisi teratas ditempati Tago yang mempunyai ranking dunia kelima dan Takuma Ueda di posisi 15.
‘’Saya bermain baik tahun lalu yang membuat saya bisa berada di posisi 17 dunia,’’ ucap Kento seperti dikutip sebuah media Malaysia.
Bergabung satu klub NTT East dengan seniornya, Tago, juga diakunya memberikan pengaruh yang besar. Dia banyak belajar yang membuatnya semakin terasah kemampuannya.
‘’Saat ini, Jepang duduk sebagai negara di peringkat ketiga dunia. Saya juga akan berusaha memantapkan posisi sebagai tunggal ketiga,’’ tandas Kento. (*)

Baru Pertama Sudah Banjir Peserta

VENUE: GOR Fifa Sidoarjo (foto: sidiq)

PESERTA kejuaraan bulu tangkis Piala Fifa 2014 di luar dugaan. Sebanyak 719 pebulu tangkis dari 63 klub hadir dalam event yang dilaksanakan di GOR Fifa, Sidoarjo, pada 13-19 Januari 2014 tersebut.
 ‘’Semua klub di Jawa Timur ikut serta dengan klub tambahan klub dari Jawa Tengah, Jawa Barat,dan Bali. Masih ada klun undangan dari Banjarmasin (Kalimantan Selatan),’’ kata Ketua Panpel Piala Fifa 2014 Eko Kusbiantoro kepada smashyes.
 Dalam event yang menyediakan hadiah total puluhan juta tersebut menggelar semua kelompok umur mulai dari usia dini hingga dewasa. Hanya di kelompok dewasa bukan nomor tunggal tapi ganda campuran.
Menariknya, sebagai tuan rumah, Fifa bukan menjadi penyumbang peserta terbanyak. Klub binaan M. Thoriq tersebut ‘’hanya’’ mengirim 27 pebulu tangkis.
 Mereka masih kalah oleh Suryanaga. Klub raksasa asal Surabaya tersebut mengirimkan 85 pebulu tangkis.
 Selain itu, meski baru kali pertama dilaksanakan, tapi pembukaan turnamen pada Senin (13/1) dilakukan oleh Bupati Sidoarjo Saiful Ilah dan Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Yacob Rusdianto.
 Yacob sendiri memuji Thoriq sebagai sosok baru yang getol memajukan bulu tangkis di Kota Udang, julukan Sidoarjo. Lelaki yang juga kontraktor tersebut dianggapnya murni terjun ke bulu tangkis tanpa ada kepentingan politis di belakangnya. (*)

Tolak Jatah Wild Card bagi Lin Dan (Lagi)

COMEBACK: Lin Dan bakal kembali di All England



KEJUARAAN Dunia 2014 masih akan berlangsung Agustus mendatang di Kopenhagen, Denmark. Tapi, suara menolak tampil bagi Lin Dan dengan status wild card sudah nyaring terdengar.
Ini belajar dari pengalaman Kejuaraan Dunia 2013. Saat itu, Lin Dan tak bisa tampil dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, tersebut.
 Peringkat yang dimiliki lelaki asal Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu tak memungkinkan berlaga karena ada di luar 100 besar dan tuan rumah punya banyak pebulu tangkis yang peringkatnya di atas Lin Dan dan memungkinkan tampil.
 Namun, menjelang Kejuaraan Dunia dimulai, BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) secara mengejutkan memberikan fasilitas wild card kepada suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut. Hasilnya, Lin Dan mampu menjadi juara dan menambah koleksinya menjadi lima kali meraih gelar posisi terhormat di nomor tunggal putra.
 Pelatih Jepang Park Joo-bong mengatakan bahwa keputusan BWF tahun lalu sangat kontroversial dan  tidak fair. Dia tak ingin kejadian itu terulang.
 Apalagi, saat ini, ranking lelaki 30 tahun tersebut masih berada di 101. Peringkat Lin Dan tak kunjung naik karena setelah Kejuaraan Dunia 2013, dia absen dari semua turnamen. Langkah ini juga dilakukannya setelah mempertahankan emas olimpiade dengan menjuarai Olimpiade London Agustus 2012.
 Rencananya, Lin Dan akan turun ke lapangan pada All England 2014.  Tentu, pebulu tangkis berjuluk Super Dan itu harus kerja ekstrakeras untuk bisa menembus peringkat sebagai syarat bisa tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014. (*)