WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Selvanus Geh Akhirnya Bisa Bela W

Ferry Stewart dan Najwa  (foto: sidiq)

MAIN..batal..main. Ini bukan suara tokek di atap. Tapi, ini menggambarkan status Selvanus Geh pada Superliga Badminton Indonesia  (SBI) 2014.
Semula, lelaki asal Kalimantan Timur tersebut didaftarkan oleh klub asalnya, Hi-Qua Wima Surabaya, tampil. Namun, namanya hilang saat manajemen SBI 2014 merilis daftar peserta event dengan hadiah total Rp 2 miliar tersebut.
 Selvanus batal tampil karena namanya masuk dalam pebulu tangkis Pelatnas Cipayung yang bakal berlaga dalam Austria Challenge 2014 yang dilaksanakan di Wina pada 19-22 Februari mendatang. Tapi, keputusan tersebut berubah lagi.
 ‘’Sekarang, Selvanus bisa membela Wima di Superliga. Pelatihnya di pelatnas juga mempebolehkan,’’ kata Pembina sekaligus pelatih Hi-Qua Wima Ferry Stewart.
 Dia mengakui kehadiran Selvanus sangat dibutuhkan klub yang asal Kota Pahlawan, julukan Surabaya, tersebut sangat dibutuhkan. Rencananya, dia akan ditandemkan dengan pasangan lamanya, Ronald Alexander.
 ‘’Keduanya kan sudah saling mengerti dan bisa kompak. Meski, tak menutup kemungkinan akan dipasangkan dengan pebulu tangkis lain,’’ ucap Ferry.
 Ya, sebenarnya, Ronald/Selvanus termasuk pasangan yang bisa menjadi pasangan masa depan Indonesia. Buktinya, mereka mampu menembus final turnamen Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakarta. Pada babak perempat final, mereka mempermalukan juara dunia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Kemudian di semifinal menghentikan pasangan anyar, Markis Kido/Markus Fernaldi, yang menjuarai Prancis Super Series 2013.  Sayang, di laga pemungkas,Ronald/Selvanus harus mengakui seniornya di Pelatnas Cipayung, Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Pada SBI 2014 ini, status Ronald juga pinjaman. Klub asalnya adalah Suryanaga yang tahun ini absen karena konsentrasi pembenahan internal.
 Selain Ronald, Wima juga meminjam pebulu tangkis Suryanaga Fauzi Adnan dan Arif Ghifar dari Djarum. Keduanya bakal turun di nomor tunggal. (*)

Tetap Patuh Aturan BWF

SATU TAHUN: Lee Yong-dae

SANKSI BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) kepada Lee Yong-dae membawa imbas kepada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014. Ini dikarenakan pebulu tangkis spesialis ganda asal Korea Selatan tersebut bakal unjuk kemampuan dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut.
 Rencananya, pebulu tangkis berusia 25 tahun tersebut akan membela Musica Champions, Kudus. Kehadiran Yong-dae diharapkan mampu mendongkrak gengsi dan menyedot penonton untuk selalu memenuhi gedung yang berada di Jalan A, Yani tersebut.
‘’Kalau BWF memberikan sanksi tak boleh main di event apapun, ya tentunya tidak boleh di SBI 2014,’’ kata Wakil Direktur SBI 2014 Wijanarjko Adi Mulya.
 Awalnya, Wijar, sapan karib Wijanarjo, tak mengetahui kasus yang menimpa Yong-dae. Dia tahu setelah smashyes mengirim pesan singkat kepadanya.
 ‘’Saya sudah baca. Kita harus tunduk pada BWF dong,’’ terang lelaki asal Surabaya tersebut.
Yong-dae disanksi BWF karena dua kali menolak menjalani tes doping. Ini dianggap melanggar aturan yang sudah ditetapkan.
 Dengan absennya Yong-dae ini juga mengikuti jejak Jan O Jorgensen. Hanya, pebulu tangkis tunggal putra asal Denmark itu harus absen karena membela negaranya di ajang Kejuaraan Beregu Eropa yang dilaksanakan di Basel, Swiss, pada 11-16 Februari.
 ‘’Jon O Jorgensen sudah nggak bisa. Tapi, ada beberapa perubahan daftar peserta,’’ lanjut Wijar.
 Hanya, dia masih enggan menyebutkan nama-nama tersebut. Keputusan akhir nama peserta akan dibahas dalam temu teknik. (*)

Asian Games-Piala Thomas tanpa Yong-dae

EMAS 2008: Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung

KARIR gemilang Lee Yong-dae,25,  tercemar. Pebulu tangkis putra andalan Korea Selatan (Korsel) tersebut dihukum BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tampil di segala turnamen selama setahun.
Selain Yong-dae, pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, yang terkena sanksi serupa adalah Kim Ki-jung. Kedua disanksi karena menolak mengikuti tes doping. Hukuman tersebut berlaku mulai 23 Januari 2014.
 Yong-dae merupakan peraih emas nomor ganda campuran pada Olimpiade Beijing 2008.Di final, Yong-dae yang berpasangan dengan Lee Hyo-jung menundukkan pasangan Indonesia Nova Widanto/Liliyana Natsir. Sebelumnya, mereka juga menghentikan pasangan merah putih Flandy Limpele/Vita Marisaa di babak semifinal.
 Pada Olimpiade London 2012, Yong-dae meraih perunggu nomor ganda putra berpasangan dengan Jung Jae-sung. Sayang, di semifinal, keduanya kalah oleh pasangan Denmark Mathias Boe/Cartsen Mogensen. Untung, pada perebutan posisi ketiga, Yong-dae/Jae-sung memupus asa pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.
 Hukuman ini membuat Korsel rugi besar. Ini disebabka tenaga dan kemampuan Yong-dae sangat dibutuhkan pada putaran final Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei  mendatang.
Selain itu, Yong-dae juga menjadi asa Korsel pada Asian Games 2014 yang kebetulan dilaksanakan di kandang sendiri, Incheon, pada 18 September-4 Oktober.
‘’Hukuman berlaku mulai 23 Januari 2014 hingga 23 Januari 2015. Mereka tak boleh berlaga dalam segala kompetisi.’’ Kata BWF dalam statemennya.
Yong-dae dan Ki-jung akan melakukan banding ke Badan Arbitrase Olahraga paling telat 17 Februari.Tentu saja, sanksi ini memantik kecewa Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan (BKA). Mereka menganggap federasi olahraga yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut tidak adil.
 Yong-dae merupakan pebulu tangkis tersukses Korea Selatan. Banyak sukses yang telah dikantonginya. Selain emas dan perungu olimpiade, dia juga membawa negaranya lolos ke final Piala Thomas 2012 dan 2008. (*)

Ayah Chong Wei Bikin Heboh

SENSASI: Lee Ah Chai (kanan)

KESUKSESAN Lee Chong Wei mengangat nama Malaysia membuat dia menjadi publik figur di negara. Dia bersama keluarganya pun menjadi sorotan media dan masyarakat.
 Bahkan, bukan hanya Chong Wei dan istrinya, Wong Mew Choo, tapi juga ayah dan ibunya. Bahkan, saat sang ayah, Lee Ah Chai, mengunduh fotonya bersama seorang wanita di media sosial, Malaysia pun gempar.
 Banyak yang mengucapkan selamat atas munculnya foto tersebut. Tercatat 353 komentar menanggapi foto tersebut, 1.259 pun mengunduh, serta 4.000 memberikan acungan jempol.
 Hanya, Ah Chai atau yang juga dikenal dengn nama Steven Lee mengatakan dia tak peduli dengan pengguna media sosial lain yang memberikan perhatian kepadanya.
 ‘’Kamu tahu urusan keluargaku? Jika terjadi sesuatu kepada kalian, apakah kamu puny aide untuk mengatasi. Kalian tidak akan mengerti perasaanku,’’ jelas Ah Chai seperti dikutip media Malaysia.
 Dia mengunduh foto tersebut karena ingin berbagi kabar dengan rekan-rekannya. Foto yang diunduhnya menggambarkan bahwa ayah Chong Wei tersebut memakai pakaian pernikahan.
 Hanya, foto yang diunduhnya tersebut ada sosok perempuan yang beda dengan sebelum-sebelumnya. Hanya, Ah Chai menganggap mereka hanya berteman.
 Ah Chai sempat menghiasi media Malaysia pada April lalu saat dia diberitakan bercerai dengan istrinya atau ibu Chong Wei pada April lalu.Sejak itu, dia tinggal di  Bukit Mertajam, Penang, sendiri.
Pada 2012, Ah Chai juga membuat berita besar saat dia dilaporkan hendak melompat dari jembatan di Penang karena masalah keluarga. (*)


Kesempatan Saina Melepas Rindu

Saina Nehwal 

2013 menjadi tahun kelabu bagi Saina Nehwal. Gadis 23 tahun tersebut tak pernah menjadi juara.
Imbasnya, peringkat dunianya pun turun. Sempat duduk di posisi kedua, kini dalam ranking terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 23 Januari, Saina ada di posisi kesembilan.
 Pada 2014 awal pun, hasil kurang memuskan pun diterimanya lagi. Pada Malaysia Super Series Premier , dia menyerah pada babak kedua oleh pebulu tangkis Tiongkok Yao Xue dengan rubber game 21-16, 10-21, 19-21. Setelah sebelumnya, pada babak pertama menghentikan wakil Indonesia Hera Desi 21-10, 21-16.
 Nah, sebagai pelampiasan, Saina pun tampil di India Grand Prix Gold 2014. Kini harapan meraih gelar terbentang setelah mampu lolos ke babak final. Tiket tersebut diperolehnya setelah menundukkan wakil Tiongkok Deng Xuen dengan tiga game 21-14, 17-21, 21-19 pada pertandingan semifinal di Lucknow pada Sabtu waktu setempat (25/1).
 Pada babak pemungkas, Saina akan ditantang compatriot (rekan satu negara) PV Sindhu, yang di babak semifinal memupus asa Lindaweni Fanetri (Indonesia) 21-6, 21-12, 21-17.
 Dalam catatan BWF, keduanya belum pernah bertemu di turnamen yang masuk dalam agenda kegiatannya. Hanya, kalau melihat ranking terakhir, pertandingan bakal berlangsung ketat. Kini, Sindhu hanya dua setrip di bawah Saina. Dibandingkan Saina, pada 2013, Sindhu merasakan satu gelar di ajang Makau Grand Prix Gold.
 ‘’Saina adalah senior saya dan baru kali ini bertemu di ajang resmi BWF. Saya akan memberikan kemampuan terbaik 100 persen,’’ kata Sindhu seperti dikutip media lokal India. (*)

AGENDA FINAL
Tunggal Putra: Srikanth K (India x6) v Song Xue (Tiongkok x9)

Tunggal Putri: Saina Nehwal (India x1) v PV Sindhu (India x1)

Ganda Putra: Junhui Li/Yuchen Liu (Tiongkok x4) v Huang Kaixiang/Zheng Si Wei (Tiongkok x4)  

Ganda Putri: Xiaohan Yu/Yaqiong Huang (Tiongkok x4) v Chen Qingchen/Jia Yi Fan (Tiongkok)

Ganda Campuran: Wang Yilv/Yaqiong Huang (Tiongkok) v Huang Kaixiang/Chen Qingchen (Tiongkok)

X=unggulan

Lindaweni Gagal Pertahankan Gelar


HARAPAN Indonesia mengulangi sukses India Grand Prix Gold 2012 gagal. Satu-satunya harapan meraih posisi terhormat kandas seiring kekalahan yang dialami Lindaweni.
 Dia dipaksa mengakui ketangguhan musuh musuh besarnya, PV Sindhu, dengan rubber game 6-21, 21-12, 17-21 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Lucknow pada Sabtu waktu setempat (25/1). Kekalahan ini juga membuat rekor pertemuan kedua pebulu tangkis menjadi 2-4 bagi Sindhu.
 Dua tahun lalu,Lindaweni mempermalukan Sindhu dalam final India Grand Prix Gold dengan rubber game 21-15, 18-21, 21-18. Tapi, kemenangan terakhir menjadi kemenanga terakhir Lindaweni. Setelah itu, pebulu tangkis yang tercatat membela Suryanaga tak pernah menang lagi.  Lindaweni kalah dua kali di Piala Sudirman 2013 dan Malaysia Super Series Premier 2014.
 Lindaweni menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa setelah semua rekan-rekannya tersingkir di perempat final. Di tunggal putri, Bellaetrix Manuputty dan Desi Hera menyerah kepada lawan-lawannya. Begitu juga dengan dua pasangan ganda putra Fran Kurniawan/Bona Septano serta Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan. (*)

Sony Jadi Pemain Hura-Hura

ENGKEL: Sony Dwi Kuncoro (foto:PBSI)

DALAM daftar peserta Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 tak ada nama Sony Dwi Kuncoro. Padahal, sebelumnya, dia digembar gemborkan bakal membela Musica  Champions,Kudus.
 "Tapi saya tetap dilibatkan kok sama Musica dan masuk tim," kata Sony kepada smashyes.
 Arek Suroboyo tersebut mengungkapkan dirinya sebagai pemain  hura-hura. Ini membuat dia tetap datang ke SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang.
 "Sekalian pulang kampung," canda Sony.
 Ya, dalam skuad Musica Champion terdapat para pebulu tangkis papan atas. Ada nama tunggal putra terbaik dunia saat ini asal Malaysia Lee chong Wei, semifinalis dua kali olimpiade, Beijing dan London, Lee Hyun-il asal Korea Selatan, dan Vladimir Ivanov asal Rusia.
 Sony mengakui dia gagal tampil karena masih dalam proses pemulihan cedera engkel. Petaka itu pula yang membuat bapak dua putri ini absen di Korea Super Series 2014 dan Malaysia Super Series Premier 2014.
 Imbasnya, dalam daftar ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 23 Januari, Sony melorot lima setrip ke posisi limabelas.
"Doakan saya cepat sembuh dan bisa naikkan peringkat lagi," harap pebulu tangkis yang pernah dibina oleh Ferry Stewart di Wima, Surabaya, itu.  
 Pada SBI sebelum-sebelumnya, Sony selalu membela Suryanaga. Bahkan, pada 2007,kolaborasinya dengan Chen Hong mengantarkan klub asal KotaPahlawan, julukan Surabaya, itu menjadi juara.
 Tahun ini, Suryanaga absen karena ingin melakukan pembenahan internal. Selain Sony, pebulu tangkis Suryanaga yang membela Musica adalah Rian Agung Saputro.

Simon pun Pilih Jalan Profesional

AYUNKAN RAKET: Simon Santoso 

NAMA Simon Santoso sudah tak ada dalam penghuni Pelatnas Cipayung 2014. Dia memutuskan mundur setelah gagal bersinar dalam turnamen pembuka tahun, Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier.
 Ditarget juara, pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut sudah menyerah di babak awal. Namun, dalam daftar peringkat yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 23 Januari 2014, ranking Simon naik tiga setrip di posisi 55.
 Tapi itu tetap tak membuat PP PBSI bermurah hati. Keputusan mundur mungkin dianggap lebih bagus daripada dipecat.
Lalu, apa langkah Simon setelah tak berada di Cipayung. ‘’Saya akan menjadi pebulu tangkis professional,’’ terang Simon dalam SMS singkat yang diberikannya kepada smashyes.
 Menjadi pebulu tangkis profesional memang menjadi pilihan para mantan Cipayung. Segala keperluan diurus pebulu tangkis setiap mengikuti turnamen, termasuk juga dalam hal pendanaan.
 Sayang, Simon enggan menjawab tentang target yang dikejarnya dengan menjadi pebulu tangkis profesional. Termasuk lolos ke Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
 Simon sendiri mulai menurun setelah menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012. Penyebabnya dia menderita sakit dan dianggap indisipliner.
 Rankingnya yang pernah menembus tiga besar terus melorot hingga pernah terlempar dari 100 besar. PP PBSI pun menghukumnya dengan tak mengirim ke semua turnamen super series. Bahkan, Simon dipaksa turun dalam Kejurnas Perorangan 2013 yang dilaksanakan di Denpasar, Bali. (*)

Permudah Klub Lain Pinjam Atlet

Tike Arieda

SURYANAGA sudah memutuskan absen pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014. Tapi, bukan berarti pebulu tangkis dari klub asal Surabaya tersebut tak berlaga dalam event yang menyediakan hadiah total Rp 2 Miliar tersebut. Para pebulu tangkis Suryanaga menyebar ke berbagai klub.
 ‘’Mereka hanya pinjam dan kami tidak mempersulitnya,’’ kata Ketua Umum PB Suryanaga Yacob Rusdianto kepada smashyes.
 Dia menganggap peminjaman tersebut akan bisa mempererat hubungan antarklub. Selain itu, klub juga tetap bisa saling menghormati.
 ‘’Tapi, saya tidak mau debatkan lagi masalah ini,’’ terang Yacob.
  Di antara klub peserta SBI 2014, USM yang terbanyak memakai tenaga pebulu tangkis Suryanaga. Mereka yang akan membela klub asal Semarang tersebut adalah Tike Ariedaningrum, Variella Aprilsasi, dan Ketut Mahadewi. Sedangkan tunggal putri terbaik Indonesia saat ini Lindaweni Fanetri memperkuat Mutiara Bandung.
 Di kelompok putra, pebulu tangkis spesialis ganda putra Rian Agung Saputro bakal berbaju Musica Champion Kudus. Namun, yang mengejutkan, tunggal putra andalan Suryanaga, Sony Dwi KUncoro, tak terdaftar di semua klub peserta dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut.
 ‘’Mungkin Sony punya prioritas tersendiri dan dia juga anak baik,’’ ungkap Yacob.
 Memang, sebelumnya Sony memang sudah ragu tampil pada SBI 2014. Dia ingin konsentrasi memulihkan kondisinya bisa fit 100 persen. Meski, arek Suroboyo tersebut mengaku sudah mendapat taawaran dari berbagai klub, termasuk Musica. (*)

Sarankan Selvanus ke Austria Challenge

WIMA: Rizky Hidayat, Febriyan, Rizky Antasari, dan Riyo

SEBUAH surat elektronik masuk ke penulis. Isinya memberitahu bahwa ada tulisan di smashyes yang kurang tepat soal Selvanus Geh (baca: Tak Gentar di Tengah Kepungan Klub Asing).
 Di situ tertulis, Selvanus masih membela Hi-Qua Wima dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI)  2014. Padahal, dalam daftar yang dikeluarkan panitia, lelaki asal Kalimantan Timur tersebut absen.
 Penulis pun penasaran dan mendatangi latihan Wima yang setiap Kamis berlatih di GOR Krukah,Surabaya, untuk meminta konfirmasi kepada pelatih sekaligus  pembina klub tersebut, Ferry Stewart. Ini dikanekan dia masih sering menyebut Selvanus bagian dalam timnya saat tampil dalam turnamen berhadiah total  Rp 2 miliar tersebut.
 Benarkah? ‘’Selvanus batal membela Wima di Superliga. PBSI baru memberitahukan ke kami,’’ kata Ferry.
 Alasannya, lanjut dia, Selvanus tengah dipersiapkan tampil di Austria Challenge 2014. Padahal,kalau melihat jadwal SBI 2014 dan Austria Challenge, seharusnya dia bisa turun.
 Ini disebabkan Austria Challenge 2014 baru dilaksanakan 19-22 Februari atau 10 hari setelah SBI kelar. Selvanus, tambah Ferry, juga sempat bingung.
 ‘’Namun, saya menyarankan agar dia ke Austria saja. Dia kan sekarang tengah di pelatnas, jadi harus mengikuti program pelatih pelatnas,’’ ucap lelaki yang sudah berusia 60 tahun tersebut.
 Dia berharap dengan membela Indonesia di Austria, karir anak asuhnya tersebut terus meningkat. Apalagi, pada akhir 2013, Selvanus mampu menjadi juara di Malaysia Challenge 2013.
 Saat itu, dia berpasangan dengan Alfian Eko Prasetyo. Hasil ini cukup mengejutkan karena keduanya baru dipasangkan di negeri jiran.
Sebelumnya, Selvanus berpasangan dengan Ronald Alexander. Pasangan ini cukup sempat menjanjikan dengan menembus final Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Dalam perjalanannya, Selvanus/Ronald mampu menyingkirkan unggulan teratas sekaligus juara dunia 2013 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
 Dengan absennya Selvanus di SBI 2014, Wima, ungkap Ferry, akan mengandalkan Ronald, Riky Widianto, Rizky Antasari, dan Riyo Arie di nomor ganda. Sementara, di tunggal tak mengalami perubahan dengan komposisi Arif Gifar, Febriyand Irvanaldy, Fauzi Adnan, dan Rizky Antasari.
 Pada SBI 2014, Wima bergabung grup A bersama dengan Jaya Raya Jakarta dan tiga klub asing Cooperative Bank (Taiwan), Malaysia Tigers (Malaysia), dan SGC (Thailand). (*)

Buangan Cipayung Masih Unjuk Kebolehan

Fran Kurniawan/Bona Septano (foto: PBSI)

TERBUANG dari Pelatnas Cipayung tak membuat kemampuan Fran Kurniawan/Bona Septano pudar. Buktinya, mereka masih mampu bertahan hingga babak perempat final turnamen India Grand Prix Gold 2014.
  Pada babak kedua yang dilaksanakan di Lucknow pada Kamis waktu setempat (23/1), Fran/Bona menang rubber game 25-27,21-17, 21-17 atas pasangan tuan rumah Guru Prasad/Venkatesh Prasad. Untuk bisa menembus babak semifinal, keduanya harus bisa menundukkan unggulan keempat asal Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen, yang di babak kedua menghentikan perlawanan pasangan India lainnya Mayank Behal/Varun dua game yang singkat 21-8, 21-9.
 Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua pasangan. Memang, secara unggulan, Li/Liu lebih unggul. Namun, dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir per 23 Januari 2014, Fran/Bona lima tingkat lebih bagus dibandingkan lawannya yang ada di posisi 66 dunia.
 Ya, naiknya peringkat Fran/Bona tak lepas dari capaian dalam Malaysia Super Series Premier 2014. Dalam event berhadiah total USd 500 ribu yang dilaksanakan di Putra Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur, itu, pasangan yang juga juara Vietnam Grand Prix 2013 itu menembus babak kedua sebelum dihentikan pasangan unggulan kelima asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong 19-21, 24-26. Namun, hasil tersebut sudah membuat Fran/Bona membawa pulang poin 4.320 dan mendongkrak 16 peringkat ke posisi 61 dunia.
 Sukses Fran/Bona menembus perempat final India Grand Prix Gold 2014 ini juga diikuti Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan. Mereka memupus asa pasangan tuan rumah Sanjeeth S./Jagadish Yadav 21-16, 21-16.
 Kemenangan ini membawa Andrei/Hendra menjajal ketangguhan unggulan kedua Pranaav Jerry/Akshay Dewalkar asal India, yang di babak kedua melibas Darren Issac/Ong Yew Sin (Malaysia) 21-12, 21-9.
 Di tunggal putri, tiga wakil Indonesia Lindaweni Fanetri, Bellaetrix Manuputty, dan Hera Desi juga menembus perempat final. (*)

Tommy Kembali Tempati Ranking III

Tommy Sugiarto
POSISI ketiga dunia kembali ditempati Tommy Sugiarto. Itu tak lepas dari capaiannya pada Malaysia Super Series Premier 2014.
 Dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut, Tommy mampu lolos ke final. Sayang, di laga pemungkas yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 Januari tersebut, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis tunggal putra peringkat satu dunia yang juga tumpuan asal tuan rumah Lee Chong Wei  dengan dua game langsung 19-21, 9-21.
 Namun, kekalahan tersebut membuat Tommy mengantongi poin 9.350. Ini membuat putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut melengserkan pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen satu setrip.
 Posisi ketiga pernah diduduki Tommy saat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) merilis rankingnya pada 19 Desember. Sayang, posisi tersebut hanya bertahan satu  pekan.
 Hanya, untuk bisa menggeser Chen Long dari Tiongkok di posisi kedua butuh perjuangan ekstrakeras. Apalagi, Tommy masih labil.
 Buktinya, sepekan sebelumnya di Korea Super Series, lelaki 27 tahun tersebut sudah tersingkir pada babak pertama.  Tommy menyerah kepada Tian Houwei dua game langsung 12-21, 17-21.
 Perburuan besar bakal semakin sengit pada Maret mendatang. Para pebulu tangkis papan atas dunia akan tampil pada All England Super Premier di Inggris 3-9 Maret.
 Namun, saat Tommy naik peringkatnya, andalan Indonesia lainnya di nomor tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, melorot lima setrip ke ranking 15. Itu dikarenakan bapak dua putri ini absen di dua turnamen pembuka 2014, Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier. Sementara tunggal putra lainnya Dionysius Hayom Rumbaka, tetap bertahan di posisi 19. (*)

TIGA BESAR WAKIL INDONESIA (PER 23 JANUARI 2013)
TUNGGAL PUTRA: Tommy Sugiarto (ranking 3), Sony Dwi Kuncoro (15), Dionysous Hayom Rumbaka (19)

TUNGGAL PUTRI: Lindaweni Fanetri (20), Bellaetrix Manuputty (25), Aprillia Yuswandari (29)

GANDA PUTRA: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (1), Angga Pratama/Rian Agung Saputro (9), Markis Kido/Markus Fernaldi

GANDA PUTRI: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (7), Nitya Krishinda/Greysia Polii (10), Variella Aprilsasi/Vita Marissa (14)

GANDA CAMPURAN: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2), Markis Kido/Pia Zebadiah (7), Praveen Jordan/Vita Marissa (10)

Pantang Kehilangan Gelar, Musica Bertabur Bintang



DAYA PIKAT: Lee Yong-dae
MUSICA Champion tak mau kehilangan di kelompok putra. Mereka pun mendatangkan pebulu tangkis papan atas dunia dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014.
 Dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surab aya, pada 3-9 Februari tersebut, klub asal Kudus tersebut akan menurunkan tunggal putra terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei asal Malaysia. Sebagai antisipasi jika dia tak bisa turun, Musica pun langsung menyiapkan dua tunggal tangguh, Lee Hyun-il dan Vladimir Ivanov asal Rusia.
 Seperti diketahui, pada SBI 2013, Chong Wei hanya turun dua pertandingan. Bahkan, saat mengadapi rekan-rekannya sendiri di Malaysia Tigers, dia ‘’menyerah’’ kepada Liew Daren.
 Kehadiran Ivanov memang bisa serbaguna. Dengan tinggi menjulang, sekitar 190-an sentimeter, dia bisa juga turun di ganda. Beberapa pebulu tangkis pun telah disiapkan Musica seperti Rian Agung Saputro, Ricky Karanda, dan Wahyu Nayaka.Mereka merupakan pebulu tangkis yang saat ini masih digembleng di Pelatnas Cipayung.
 Bahkan, Musica pun tengah menjajagi untuk bisa menggaet salah satu pebulu tangkis ganda terbaik dunia Lee Hyong-dae asal Korea Selatan. Hanya, belum ada jawaban resmi dari Yong-dae.
 Saingan terberat Musica adalah Jaya Raya Jakarta.  Klub ibu kota ini mendatangkan dua pebulu tangkis spesialis ganda, Kenichi Tago asal Jepang dan Nguyen Tien Minh asal Vietnam. Mereka masih ditopang tunggal putra terbaik Indonesia Tommy Sugiarto.
 Dalam SBI 2014 ini setiap klub diperbolehkan mendatangkan pebulu tangkis asing sebanyak-baanyaknya. Hanya, mereka  diperbolehkan turun di dua nomor. Regulasi ini memberi kesempatan kepada pebulu tangkis Indonesia untuk tetap bisa turun ke lapangan dan mematangkan kemampuannya. (*)

DAFTAR PEBULU TANGKIS SBI 2014
PUTRA

GRUP A
JAYA RAYA JAKARTA: Kenichi Tago (Jepang), Nguyen Tien Minh (Vietnam), Tommy Sugiarto, Wisnu Yuli, Hermansyah, Angga Pratama, Hendra Setiawan, Markis Kido, Bona Septano, Putra Eka Rhoma

HI-QUA WIMA:  Arief  Gifar, Febryan Irvanaldy, Fauzi Adnan, Ricky Widianto, Ade Yusuf Santoso, Ronald Alexander, Rizky Antasari, Rizky Hidayat Ismail, Riyo Arief Andrianto

COOPERATIVE BANK TAIWAN:  Chou Tien Chen, Hsueh Hsuan Yi, Chu Han Chou, Lu Chi Yuan, Tsai Chia Hsin, Lee Sheng Mu, Lin Chia Yu, Wu Hsiao Lin

MALAYSIA TIGERS: Iskandar Zulkarnain Z, Goh Soon Huat, Chong Yee Han, Tan Kian Meng, Teo Ee Yi, Nelson Heg Wei Keat, Chooi Kah Ming, Ow Yaw Han, Teo Kok Siang, Low Juan Seng

SCG THAILAND:  Sitikom Thammasin, Khosit Phetpradab, Pannawit Thongnuam, Dechapol Pauvaranukroh, Kittinupong Kedren, Supak Jomkoh, Natdanai Uakoolwarawat, Wannawat Ampunsuwan, Nipithphon Phuangphuphet

GRUP B
DJARUM KUDUS: Dionysius Hayom Rumbaka, Riyanto Subagja, Thomi Azizan Mahbub, M. Bayu Pangisthu, Moh. Ahsan, Berry Angriawan, Fran Kurniawan, Moh. Ulinnuha, Yohanes Rendy Sugiarto, Didit Juang Indirianto

GUNA DHARMA BANDUNG: Alrie Guna Dharma, Setyaldi Putra Wibowo, Senatria Agus Setia Putra, Adi Andrianus Prasojo, Rizko Asuro, Wildan Atmaja, Fajar Alvian, Riki Erianto, Dandi Prabudita, Kenas Adi Haryanto

MUSICA CHAMPION KUDUS: Lee Chong Wei (Malaysia), Le Hyu-il (Korea Selatan),  Marc Zweibler (Jerman), Vladimir Ivanov (Rusia), Simon Santoso, Alamsyah Yunus, Rian Agung Saputro, Wahyu Nayaka, Ricky Karanda Suwardi, Lee Yong-dae  (Korea Selatan) /Tri Kusharjanto

UNISYS JEPANG:  Hyo Nakajo, Shuichi Sakamoto, Hajime Komiyama, Fumitake Shimizu,Yu Hirayama, Yosuke Nakanishi, Kenta Kazuno, Kazushi Yamada, Hiroyuki Endo, Kenichi Hayakawa

SINGAPURA: Derek Wong Ziliang, Ashton Chen Yong Zhao, Robin Gonansa, Huang Chao, Danny Bawa Chrisnanta, Chayut Triyachart, Terry Yeo Zhao Jiang, Loh Kean Hean, Terry Hee Yong Kai


PUTRI:
GRUP  C:
JAYA RAYA JAKARTA: Busanan Ongbungprungpan (Thailand), Bellaetrix Manuputy,   Adriyanti Firdasari, Rizky Amelia Pradipta, Pia Zebadiah, Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Della Destiara Haris,  Aggia Shitta Awanda,
Minati Minatsu (Jepang)

DJARUM KUDUS: Intan Dwi Jayanti, Febby Angguni, Ana Rovita, Dinar Dyah Ayustine, Vita Marissa, Liliyana Natsir, Shendy Puspa Irawati, Meiliana Jauhari, Melati Daeva Oktaviani, Rosyita Eka Putri Sari

RENESAS JEPANG: Satoko Suetsuna, Miyuki Maeda, Mizuki Fujii, Reika Kakiiwa, Kana Ito, Yui Miyauchi, Naoko Fukuman, Ayumi Mine, Yuki Fukushima, Sayaka Hirota

GIFU TRICKY PANDA JEPANG:  Rie Eto, Aya Shimozaki, Saya Yamamoto, Aoi Matsuda, Soyoka Yamaguchi, Arisa Hashizume

COOPERATIVE BANK TAIWAN: Hsu Ya Ching, Pai Yu Po, Chiang Mei Hui, Cheng Shao Chieh, Cheng Wen Hsing, Hsieh Pei Chen, Wang Pei Rong, Kuo Yu Wen

GRUP D
MUTIARA CARDINAL BANDUNG: Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, Hera Desiana Rachmawati, Hanna Ramadini, Tiara Rosalia Nuraidah, Suci Rizki Andini, Gebby Ristiyani Himawan, Melvira Oklamona, Mareta Dea Geovani

USM SEMARANG:  Tieke Ariedaningrum, Arinda Sari Sinaga, Aida Arum Amanah, Rina Andriani, Variella Aprilasasi Putri Lejarsari, Komala Dewi, Ririn Amelia, Della Augustya Surya, Uswatun Khasanah, Ketut Mahadewi

UNISYS JEPANG:  Ayane Kurihara, Zhizuka Uchida, Masayo Mojirino, Ayaka Takahashi, Misaki Matsutomo, Sayaka Takahashi, Momoka Kimura, Naru Shinoya, Nozomi Okuhara, Chisato Hoshi

SINGAPURA:  Gua Juan, Chen Jiayuan, Liang Xiaoyu, Yeo Jia Min, Shinta Mulia Sari, Vanessa Neo Yu Yan, Elaine Chua Yi Ling, Delis Yuliana, Tan Wei Han

Tak Gentar di Tengah Kepungan Klub Asing

REUNI: Ronald Alexander/Selvanus Geh

NYALI Hi-Qua Wima layak dapat acungan jempol. Klub binaan Fery Stewart tersebut tak gentar sedikitpun menyongsong Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014.
 Wima tetap mengusung target lolos semifinal dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut.  Meski, mereka harus berhadapan dengan tiga klub mancanegara, Cooperative Bank (Taiwan), Malaysia Tigers (Malaysia), dan SGC (Thailand).
 ‘’Lawan kami paling berat justru sesama klub Indonesia, Jaya Raya, Jakarta. Materi lokal mereka bagus dan ditopang pebulu tangkis asingnya yang jempolan,’’ kata Ferry kepada smashyes.
 Ya, dalam kejuaraan yang berhadiah total Rp 2 miliar tersebut,Wima berada di grup A. Dibandingkan grup B, grup A relative tidak terlalu berat.
 Di grup A, juara bertahan Musica Champion, Kudus, bakal dijajal Djarum (Kudus), Gunadarma (Bandung), Unisys (Jepang), dan Singapura. Di grup ini, Gunadarma diperkirakan bakal susah bersaing.
 Wima sendiri dalam SBI 2014 menurunkan 100 persen pebulu tangkis lokal. Bahkan, mayoritas dari mereka  merupakan produk binaan sendiri seperti Febriyan Irvanaldy dan Rizky Antasari di nomor tunggal. Di ganda, mereka mengandalkan Selvanus Geh, Ade Yusuf, Riky Widianto, Rizky Hidayat, dan Riyo Arief.
Hanya, Wima tetap membutuhkan kehadiran pebulu tangkis dari klub lain guna menopang kekuatan.  Dua dari tiga pebulu tangkis non-Wima berasal dari Suryanaga, Fauzi Adnan (tunggal) dan Ronald Alexander (ganda). Satunya lagi Arif Ghifar Ramadhan dari Djarum yang turun di nomor tunggal.
 Wima menjadi satu-satunya klub asal Surabaya yang tampil di kandang sendiri. Itu setelah Suryanaga memutuskan absen karena tengah melakukan pembenahan internal. (*)

Masih Utuh di Babak II

Hera Desi (foto: PBSI)

TIGA tunggal putri Indonesia lolos babak II India Grand Prix Gold 2014.  Itu setelah Bellaetrix Manuputty, Lindaweni Fanetri, dan Hera Desi mampu mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan babak pertama yang dilaksanakan di Lucknow pada Rabu waktu setempat (22/1).
 Bella, sapaan karib Bellaetrix, yang diunggulkan di posisi kelima, menang mudah dua game langsung21-14, 21-6 atas  Riya Pillai dari India. Kemenangan ini membuat juara SEA Games 2013 tersebut kembali berusia dengan Dhanya Nair, yang di pertandingan sebelumnya mengalahkan compatriot (rekan senegara) Rachita Sachdev 21-11, 21-9.
 Sementara, Lindaweni , yang diunggulkan di posisi keempat, menang mudah 21-11, 21-10 atas wakil tuan rumah lainnya Arathi Sara Sunil . Pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut akan dijajal Sayali Gokhali (India), yang di babak pertama menundukkan rekannya sendiri Mudra Dhainje 21-17, 21-18.
 Sukses keduanya juga diikuti Hera Desi.Unggulan ketujuh ini menghentikan perlawanan Thulasi PC asal India 21-17, 21-7. Wakil tuan rumah , Santoshi Hasini, bakal kembali dihadapinya di babak kedua.
 Pada India Grand Prix Gold 2014 ini, Lindaweni datang dengan status juara bertahan. Dua tahun lalu lalu, dia mempermalukan andalan tuan rumah PV Sindhu. Pada 2013, karena masalah teknis, turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut gagal digelar. (*)

Legenda Bulu Tangkis Inggris Kembali Turun Lapangan

 Gail Emms turun di Kejuaraan Nasional (foto: thesun)

KEJUTAN ada di Kejuaraan Nasional Inggris. Bukan dari hasil pertandingan karena event tersebut baru dilaksanakan di Milton Keynes pada 8-9  bulan depan.
 Lalu apa? Dalam daftar peserta terdapat nama Gail Emms. Perempuan yang memperoleh gelar kebangsaan MBE (Member of the Order British Empire) pada 2009  dari Kerajaan Inggris tersebut akan ikut ambil bagian. Padahal,Gail  Emms sudah menyatakan mundur setela Olimpiade Beijing 2008.
  Gail Emms akan berpasangan dengan Ella Tripp di nomor ganda putri. Pasangannya tersebut sudah tiga kali menjadi juara nasional selama tiga kali dan pada 2013 lolos ke final. Sementara, di ganda campuran, Gail Emms bakal bermain bersama Marcus Ellis.
 Kejuaraan Nasional Inggris akan diikuti oleh 132 pebulu tangkis. Mereka terdiri dari 32 pebulu tangkis di nomor tunggal putra  dan putri serta  24 pasangan di ganda putra, putri, dan campuran.
Adrian Christy,wakil dari asosiasi bulu tangkis Inggris,bakal diikuti oleh para pebulu tangkis dari negeri yang beribukota London tersebut. Ini masih ditambah para pebulu tangkis muda yang bakal jadi tumpuan Inggris.
 “Gail pun akan melakukan comeback,’’ ungkap dia.
 Gail Emms merupakan pebulu tangkis putri yang mengharumkan Inggris di berbagai ajang internasional.  Capaian tertingginya adalah menyumbangkan perak di Olimpiade Athena 2004.
 Berpasangan dengan Nathan Robertson, mereka harus mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Zhang Jun/Gao Ling 15-1, 12-15, 15-12. Tapi, empat tahun kemudian, Nathan Robertson/Gail Emms kembali berlaga di olimpiade yang kebetulan dilaksanakan di kandang sendiri, London.
 Namun , langkahnya dihentikan pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, yang akhirnya meraih emas. Setelah olimpiade, Emms memutuskan gantung raket alias pensiun dalam usia 31 tahun. (*)

Sudah Cukup Koo Kien Keat/Tan Boon Heong

ADIOS: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:thestar)

KOO Kien Keat/Tan Boon Heong terpental dari skuad Malaysia. Mereka tak lagi dikirimkan oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) ke berbagai turnamen.
 Keputusan ini diambil pada pekan lalu di Kuala Lumpur. Ini tak lepas dari jebloknya penampilan kedua dalam semua turnamen yang diikuti.
Apalagi, Kien Keat/Boon Heong tampil buruk di kandang sendiri pada Malaysia Super Series Premier 2014 di Putra Stadium, Bukit Jali, Kuala Lumpur. Tampil pada babak pertama, pasangan yang masuk duduk di posisi keenam dunia tersebut langsung tumbang. Mereka dipaksa mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Chai Biao/Hong Wei. Kegagalan tersebut membuat Kien Keat/Tan Boon Heong dahaga gelar selama empat tahun.
 Ini bukan kali pertama Kiean Keat/Boon Heong dikabarkan dicoret. Setelah Olimpiade London 2012, mereka dikabarkan tak lagi dipakai. Namun, faktanya, BAM masih memaka tenaga pasangan yang sudah tujuh tahun digandengkan tersebut.
Bahkan, saat juara Asian Games 2006 tersebut tumbang di perempat final Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, itu dianggap sebagai akhir perjalanan Kien Keat/Boon Heong. Tapi, Presiden BAM Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Ariff memutuskan untuk memberikan kesempatan lagi.
 Namun, Tengku Mahaleel akhirnya memutuskan tak ada lagi toleransi kepada pasangan yang sempat melonjak ketika ditangani pelatih asal Indonesia Rexy Mainaky tersebut. ‘’Kami mempertahankan mereka dan mengirim ke berbagai turnamen karena kami ingin mereka untuk memperoleh poin bagi Malaysia agar lolos ke putaran final Piala Thomas Mei mendatang,’’ terang Tengku Mahaleel seperti dikutip media lokal Malaysia.
 Ternyata, ungkap dia, hanya Lee Chong Wei yang selalu memberikan poin. Apalagi, Malaysia sekarang sudah punya dua pasangan muda yang menjanjikan pada diri Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dan  Lim Khim Wah/Goh V Shem, yang akhirnya menjadi juara nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2014.
“Kami pun sudah lolos ke Putaran Final Piala Thomas (meski BWF baru mengumumkan April mendatang,red),’’ ungkap Tengku Mahaleel. (*)

Menahan Amuk Saina Nehwal


TANTANGAN: Lindaweni Fanetri

LINDAWENI  menyandang status juara bertahan dalam India Grand Prix Gold. Pada 2012, dia mampu mengalahkan andalan tuan rumah P.V. Sindhu 21-15,18-21, 21-18.
 Pada 2013, Lindaweni gagal mempertahankan posisi terhormat. Bukan karena kalah sebelum naik ke tangga juara. Tapi, ini dikarenakan India Grand Prix Gold tidak jadi digelar dengan alasan tertentu.
 Nah, kini, pada 2014, turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut kembali bergulir. Lindaweni pun kembali unjuk kebolehan.
 Dia datang dengan posisi unggulan keeempat. Pada babak pertama, pebulu tangkis yang bergabung dengan Suryanaga, Surabaya, tersebut akan dijajal wakil tuan rumah Arathi Sara Sunil di Lucknow pada Rabu waktu setempat (22/1).
 Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Tapi, melihat ranking terakhir, Arathi bukan lawan sepadan bagi Lindaweni. Dia ada di posisi 18 sedangan Arathi di ranking 174.
 Ganjalan terbesar Lindaweni paling besar di semifinal. Jika semua berjalan sesuai skenario, dia akan kembali berusia dengan Sindhu.
 Hanya, Sindhu punya bekal berharga atas Lindaweni. Dalam pertemuan terakhur di Malaysia Super Series Premier pekan lalu di Malaysia, dia menang dua game langsung 17-21, 18-21.
 Kalau pun kembali lolos ke final, bukan jaminan Lindaweni akan bisa mengulangi capaian 2012. Bintang India Saina Nehwal tengah mencari pelampiasan menjadi juara setelah jeblok pada 2013 dengan tak ada satupun gelar yang diraih. Imbasnya, peringkatnya di posisi kedua pun melorot hingga sekarang di posisi kedelapan.
 Di India Grand Prix Gold 2014 ini, Indonesia juga diwakili Bellaetrix Manuputty yang diunggulkan di posisi kelima dan Hera Desi yang diunggulkan di posisi ketujuh. (*)  
 

Kejar Peringkat via Bendera Austria

KOLABORASI: Adi Pratama dan John Dinesen 

2013 Adi Pratama masih mengorbit di pentas bulu tangkis Indonesia. Gelar juara Piala Wali Kota Surabaya pun masih disandangnya. Tapi, pada 2014, dia sudah membela Austria. Rekan smashyes yang juga wartawan harian di Jakarta, Ahmad Reza Khomaini, melaporkan dari Wina.



ADI Pratama pernah digadang-gadang bakal menjadi tunggal putra masa depan Indonesia. Posisi kelima dalam Kejuaraan Dunia 2007 pernah diduduki.
 Bahkan, rekan seangkatannya kini sudah menjadi pebulu tangkis papan atas dunia seperti Chen Long asal Tiongkok dan Kenichi Tago dari Jepang. Dalam peringkat dunia terbaru per 19 Januari 2014, Chen Long ada di posisi kedua dan Tago di posisi kelima.
 Lalu berapa ranking Adi? Jangankan 50 besar, 100 besar pun tidak. Lelaki kelahiran 1 Mei 1990 tersebut terdampat di posisi 375 dunia.
 Ini wajar karena dia sudah jarang tampil di event internasional setelah dicoret Pelatnas Cipayung pada 2012. Kalau pun ikut turnamen, levelnya hanya internasional series dan challenge dan sering tumbang pada babak-babak awal.
 Tapi, itu tak membuat pamornya pudar. Asosiasi Bulu Tangkis Austria (OVB) masih tertarik untuk mereekrutnya.
 Mereka menggaet Adi untuk menularkan ilmunya kepada pebulu tangkis nasional Austria. Nama dan fotonya kini sudah terpampang di situs resmi ÖVB http://www.badminton.at/cont/trainerteam.php .
 Saat ditemui di tempat latihan Timnas Austria di Maxx Centre, Wina, belum lama ini, John Dinesen, pelatih kepala Timnas Austria, mengatakan, curriculum vitae yang dimiliki Adi menjadi alas an utama pihak ÖVB mengikatnya. ’’Pebulu tangkis Indonesia punya cara bermain (bulutangkis) yang berbeda dengan negara-negara Asia lainnya. Adi juga punya skill netting dan trick shoot yang bagus sekali. Pengalaman dia di Pelatnas dan juga mengikuti sejumlah kejuaraan akan sangat bermanfaat bagi kami,’’ tutur John.
  Pelatih berkebangsaan Denmark ini mengaku lega bisa mendatangkan Adi ke Austria. Diceritakannya, proses pengurusan dokumen Adi dari Indonesia cukup panjang.
  ’’Kami memulainya pada Agustus tahun lalu dan kepastian visanya baru keluar Desember,’’ ucap John.
  Kontrak kerja Adi dengan ÖVB sendiri berdurasi 1 tahun dengan masa percobaan 3 bulan. Pada 3 bulan awal ini, Adi akan dinilai kinerjanya.
  ’’Kalau bagus dan sesuai dengan yang kami harapkan, yah berlanjut sampai akhir kontrak. Sejauh ini, saya cukup puas dengan apa yang diberikan Adi. Satu hal yang selalu saya minta kepada dia adalah jangan malas. Itu saja,’’ ujar John.
  Ditemui terpisah usai menjalani sesi latihan di Maxx Centre, Adi meluangkan waktunya untuk bercerita seputar tugas barunya di negeri berpenduduk 8,4 juta jiwa ini. Menurut dia, alasan utama menerima tawaran melatih di Austria adalah kesempatan bertanding di beberapa turnamen besar di Eropa yang cukup terbuka.
  Diterangkan Adi, level turnamen  di Eropa lebih tinggi dibandingkan di Asia. ’’Bukan materinya. Yang menjadi pertimbangan saya adalah kesempatan bertanding di Eropa. ÖVB memberikan dukungan itu ikut di berbagai kejuaraan. Ini juga bisa membantu menaikan peringkat saya di dunia,’’ ungkap pengagum Taufik Hidayat ini.
 Selama satu tahun ke depan, Adi minimal akan mengikuti enam kejuaraan  di Eropa. O VB  juga memberikan dukungan agar Adi mampu memanfaatkan setiap kejuaraan yang akan diikutinya tahun ini.
  ’’Dukungan finansial juga diberikan untuk ikut turnamen nanti. Jadi saya cukup bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini,’’ ucap Adi.
  Saat disinggung mengenai tugas barunya di Austria,  pebulu tangkis asal Jaya Raya, Jakarta, ini menerangkan sejauh ini dirinya bisa menjalani segala arahan dan program yang telah diberikan pelatih kepala dengan baik. Tugas utama yang dijalankan Adi adalah menjadi lawan tanding bagi para pebulu tangkis nasional Austria, khususnya tunggal putra.
  ’’Agar para pemain Austria terbiasa bermain dengan gaya permainan pemain Asia, terutama Indonesia. Main netting dan juga trick shoot,’’ ungkap  Adi.
  Namun, dia juga tidak menampik adanya program latihan yang berbeda dengan apa yang biasa dijalankannya di tanah air. Menurut dia, program latihan di Austria lebih intensif.
 Dia mencontohkan, untuk latihan selama dua  jam, para pebulu tangkis  bisa mendap atkan lebih dari tiga  program latihan berbeda. Sementara di Indonesia, dua jam latihan maksimal hanya tiga  program.  
 ’’Di Indonesia kan para pebulu tangkisnya  sudah memiliki dasar skill yang mumpuni. Berbeda dengan para pebulu tangkis Austria. Jadi menurut saya, program latihan di sini lebih banyak karena memang dasar skill pemainnya belum sepenuhnya mumpuni,’’ kata pria yang menginjak kakinya di Austria sejak 9 Desember 2013 itu.
 Sebelumnya, pihak OVB sempat melakukan pembicaraan dengan mantan pebulu tangkis pelatnas lainnya yang berasal dari Hi-Qua Wima, Surabaya, Febriyan Irvanaldy. Namun, komunikasi kedua berhenti di tengah jalan hingga akhirnya OVB lebih memilih Adi. (*)  


Kurang Persiapan, Bukan karena Konflik

PILAR: Alamsyah Yunus

BUKAN hanya Suryanaga yang absen di pentas Superliga Badminton Indonesia (SBI)  2014. Klub besar lainnya yang tak bisa tampil dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, 3-9 Februari 2014 tersebut adalah Tangkas Jakarta.
 "Ini untuk kali pertama Tangkas absen. Kami kurang persiapan," kata Ketua Tangkas Juniarto Suhandinata kepada smashyes.
 Dia membantah kalau absennya tangkas ini karena ketidakcocokan dirinya dengan pengelola sBI 2014 dan pengurus PP PBSI. Apalagi, Juniarto saat ini juga tercatat sebagai pengurus PP PBSI.
 "Hubungan saya dengan PBSI dan pengelola bagus dan baik," lanjut lelaki yang menjadi wasit BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Tangkas, papar dia, bakal tampil pada SBI 2015 jika digelar. Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkan diri lebih dini.
 "Mudah-mudahan  tahun depan ikut lagi  kalau waktu persiapan memadai," papar Juniarto.
 Dia pun mempersilahkan pebulu tangkis membela klub lain. Tentu, lanjut dia, tetap melalui mekanisme.
"Tapi samoai sekarang belum ada permintaan resmi.  Kan ada prosedur teknisnya yang harus dipenuhi," ungkap saudara calon Presiden BWF Justian Suhandinata tersebut.
 Dalam pelaksanaan SBI, perjalanan Tangkas tak bisa dipandang sebelah mata. Pada 2007, mereka menembus babak final kelompok putra sebelum dihentikan Suryanaga dengan skor 3-0. Sementara, di kelompok putri, Tangkas mampu menjadi juara dengan menundukkan sesama tim Jakarta Jaya Raya dengan 3-2.
 Pada 2011, lagi-lagi Tangkas harus puas sebagai runner-up karena kalah oleh Djarum dengan skor 1-4. Di kelompok putri, Tangkas tersingkir di babak penyisihan.
 Kegagalan kembali dialami pada 2013. Di sektor putra, Simon Santoso dkk menyerah 1-3 dari Musica Champion yang menurunkan Lee Chong Wei, tunggal putra terbaik dunia saat ini asal Malaysia. Sedang tim putrinya terhenti di penyisihan. (*)