WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Lin Dan pun Turun ke Kejuaraan Asia

JAM TERBANG: Lin Dan 


SATU turnamen masih kurang bagi Lin Dan. Untuk itu, dia pun bakal tampil pada Kejuaraan Asia 2014 yang dilaksanakan di Gimcheon, Korea selatan, pada 22-27 April.
 Hanya, beda dengan Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014 yang masih berlangsung, Lin Dan tak perlu melalui babak kualifikasi. Lelaki 31 tahun itu mendapat tempat di babak utama.
 Pada babak pertama, pebulu tangkis yang kini duduk di posisi 103 itu menantang unggulan ketujuh asal India K Srikanth. Secara ranking sekarang, tentu Lin Dan jauh di bawah lawannya yang berada di posisi 25.
 Namun, kalau bicara kualitas dan kemampuan, Srikanth jauh dibandingkan Lin Dan. Pebulu tangkis ini merupakan juara dunia lima kali dan peraih emas dua kali olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012.
 Sementara, Srikanth yang masih berusia 21 tahun, capaian terbaiknya adalah menembus final India Grand Prix Gold 2014. Sayang, di final, dia dikalahkan wakil Tiongkok Xue Song.
 Lin Dan juga pernah mengalahkan Srikanth. Itu terjadi di babak pertama Thailand Open 2012. Saat itu, Superdan, julukan Lin Dan, menang mudah dua game langsung 21-11,21-13.
 Jika menang, besar kemungkinan, dia bersua dengan wakil Tiongkok Chou Tien Chen yang hanya melawan pebulu tangkis dari babak kualifikasi.
 Lin Dan tampil di Kejuaraan Asia 2014 sebagai persiapan menghadapi putaran final Piala Thomas. Ini disebabkan dia lama absen bertanding setelah sukses menjadi juara dunia di Guanghou, Tiongkok, pada Agustus, lalu.
 Rencananya, Lin Dan bakal dipercaya menjadi tunggal ketiga. Ini membuat dia tunggal ketiga paling berbahaya di turnamen beregu puyra tersebut.
 Indonesia sendiri tak mengirimkan wakilnya. Ini disebabkan waktu pelaksanaan Kejuaraan Asia  bersamaan dengan waktu pemusatan latihan tim bayangan Piala Thomas 2014. (*)

Tak Canggung karen Semua Teman Lama


SATU KAMAR JUGA: Markis Kido/Markus Fernaldi

MARKIS Kido sudah mengikuti pemusatan latihan di Kudus. Ini sebagai upaya membentuk tim yang tangguh menghadapi putaran final Piala Thomas.
 Tentu, ini menjadi reuni bagi Markis yang sudah hampir tiga tahun tak menjadi latihan  di bawah program latihan pelatih Pelatnas Cipayung. Ya, sejak tak menemui kata sepakat soal urusan kontrak, Markis, yang saat itu berpasangan dengan Hendra, memilih menjadi pebulu tangkis professional atau mandiri.
 Bagaimana perasaan Markis? ‘’Biasa. Saya juga tak canggung karena sudah lama berkumpul dengan mereka,’’kata Markis kepada smashyes.
 Bahkan, dia enjoy mengikuti setiap program latihan yang diberikan Herry Iman Pierngadi dan Christian Hadinata. Keduanya, terang Kido, punya peran sendiri-sendiri.
 ‘’Koh Herry banyak ke teknik. Tapi tetap ada latihan fisik,’’ lanjut peraih medali emas Olimpiade Beijing 2008 bersama Hendra Setiawan itu.
 Mulai 16 April lalu, tim bayangan Piala Thomas dan Uber Indonesia ditempa di Kota Kretek, julukan Kudus. Kido dipanggil bersama pasangannya sekarang, Markus Fernaldi. Bahkan, dia dan Sinyo, panggilan akrab Markus Fernaldi, tinggal satu kamar di Hotel Griptha.
 Kido/Sinyo merupakan satu-satunya pasangan nonpelatnas yang berada di tim bayangan Piala Thomas Indonesia. Mereka harus bersaing dengan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Angga Pratama/Rian Agung Saputra, Berry Anggriawan/Riky Karanda, dan Ade Yusu/Wahyu Nayaka.
 Di Piala Thomas nanti, di sektor ganda bakal diisi oleh tiga pasangan. Nomor ganda juga diharapkan menjadi kunci Indonesia untuk bisa membawa pulang Piala Thomas yang lepas sejak 2004 atau 10 tahun bersemayam di Tiongkok. (*)


Lupakan Mimpi Jadi Juara Dunia

TERSINGKIR AWAL: Jonatan Christie (foto:PBSI)

LANGKAH Jonatan Christie menjadi juara dunia junior terhenti. Menduduki unggulan teratas, pebulu tangkis asal Jakarta itu menyerah kepada Lin Gui Pu (Tiongkok) dengan dua game langsung 21-17, 21-18 pada pertandingan perempat final Kejuaraan Dunia Junior 2014 yang dilaksanakan di Stadium Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia, pada Rabu waktu setempat (16/4).
 Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Hanya, melihat ranking dunia yang dimiliki, Jonatan seharusnya bisa melaju mulus.
 Di level junior, dia menduduki urutan pertama. Sementara lawannya di ranking enam.
Bahkan, di kelompok senior, Jonatan unggul jauh. Dia di ranking 121 sedang Lin Gui Pu di tangga ke-482.
 Kekalahan ini membuat Jonatan dua kali gagal mengemban asa yang diamanatkan. Pada nomor beregu, saat menghadapi Tiongkok, dia kalah oleh wakil Negeri Panda Shi Yuqi juga dengan dua game 19-21, 20-22.  Dalam pertandingan yang dilaksanakan di tempat yang sama pada 11 April itu, Indonesia akhirnya menyerah 2-3.
 Kekalahan ini membuat Indonesia gagal mengukir sejarah dengan menjadi juara. Selama ini, merah putih hanya mampu mentok menjadi finalis beregu dalam dua tahun terakhir.
 Untung, di nomor tunggal putra ini, Indonesia masih punya wakil. Itu setelah Antony Ginting, yang diunggulkan di posisi 9-16, menundukkan Kanta Tsuneyama dengan rubber game 22-20, 11-21, 21-13.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan Kamis (17/4), Antony akan menjajal unggulan kedua Shi Yuqi, yang di perempat final menundukkan wakil Malaysia Satheistharan dengan dua game langsung 21-12, 21-7. (*)

Musuh Terberat Hendra/Ahsan Bakal Tampil Lagi

Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto:victor)

KEKUATAN Korea Selatan (Korsel), khususnya di ganda, telah pulih. Dua pebulu tangkis andalannya, Lee Yong-dae dan Kim Ki-jung, bisa turun lagi di berbagai ajang internasional, khususnya Asian Games Incheon yang dilaksanakan September mendatang.
 Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Korea  (BKA) Shin Geh-ryuen mengatakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dalam pertemuan Senin lalu membatalkan keputusan yang melarang keduanya berlaga selama setahuh. Ini dikarenakan Yong-dae/Ki-jung menolak menjalani tes selama tiga kali pada 2013.
 ‘’Komisi telah menghapus hukuman yang diberikan kepada Lee dan Kim pada 2013. Sekarang, mereka bebas berlaih dan mengikuti di kompetisi internasional,’’ kata Shin.
 Selain itu, Yong-dae juga kembali menjadi anggota atlet BWF. Hanya, BWF memberikan hukuman denda USD 41.170 kepada BKA kepada kesalaan yang dilakukan.
 Melalui saran dari  penasihat hokum Kim dan Chang, BKA mengajukan banding kepada Badan Arbitrase Olahraga atas keputusan BWF yang dijatuhkan kepada dua pebulu tangkis andalan Negeri Ginseng tersebut.
 Tentu, batalnya hukuman ini membuat Indonesia harus waspada. Berpasangan dengan Yoo Yeon-seong, Yong-dae jadi momok yang menakutkan bagi ganda putra terkuat Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Selama tiga kali bersua, mereka tak pernah menang. (*)

Menang Mudah dalam Penampilan Perdana

TERAKHIR: Lin Dan (kanan) dan Lee Chong Wei 

HAMPIR delapan bulana absen, Lin Dan akhirnya turun lapangan. Penampilan perdananya  pun langsung diwarnai kemenangan.
 Itu setelah Lin Dan memetik kemenangan dua game langsung 21-12, 21-12 atas pebulu tangkis Thailand Thammasin Sitthikom di babak pertama Tiongkok Masters Grand Prix Gold di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changhou, pada Rabu waktu setempat (16/4).
 Kemenangan ini membuat Lin Dan berhadapan dengan Shao Wen Hsu asal Taiwan yang di babak pertama menang tanpa memeras keringat atas Iskandar Zulkarnain dari Malaysia. Secara peringkat, Lin Dan tetap masih unggul, meski saat ini dia terdampar di ranking 103. Namun, lawannya malah 100 setrip di bawahnya.
 Kali terakhir, Lin Dan tampil dalam Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou pada Agustus 2013. Saat itu, dia mengalahkan rival beratnya asal Malaysia Lee Chong Wei 16-21, 21-13, 20-17 (ret).
 Besar kemungkinan, Lin Dan masih dibutuhkan Tiongkok untul tampil pada ajang putaran Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan 18-25 Mei mendatang. Kehadirannya sangat dibutuhkan untuk memperkuat sektor tunggal. Ini dikarenakan di sektor ganda, Negeri Panda, julukan Tiongkok, lemah di ganda seiring bercerainya pasangan legendaries Cai Yun/Fu Haifeng.
 Di Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014 ini, di nomor tunggal, Indonesia hanya diwakili Kaesar Akbar. Dia pun langsung tumbang oleh unggulan ketiga Wei Nan asal Hongkong dengan 9-21 15-21. (*)  

Selvanus/Kevin Cari Tantangan

MALAYSIA: Selvanus (kanan)/Kevin

TANTANGAN lebih tinggi dilakoni Selvanus Geh/Kevin Sanjaya Sukamulya. Mereka akan berlaga di level grand prix, yakni Selandia Baru Grand Prix 2014 yang dilaksanakan di Auckland pada 15-23 April.
 Sebelumnya, Selvanus/Kevin hanya berlaga di level challenge. Memang, hasilnya cukup memuaskan.
 Mereka mampu menjadi juara di Vietnam Challenge 2014.  Padahal, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total 2014 itu merupakan penampilan perdana bagi keduanya sebagai pasangan ganda putra.
 Dalam final yang dilaksanakan di Hanoi pada 30 Maret 2014, Selvanus/Kevin menundukkan unggulan kedua Robin Midleton/Roos Smith (Australia) dengan dua game langsung 21-14, 21-13.
 Dalam laga perdana di Selandia Baru Grand Prix 2014, Selvanus/Kevin akan berhadapan dengan wakil Malaysia Chiang Jiann Shiarng/Yeoh Kay Ee. Dari segi ranking, pasangan merah putih lebih unggul. Selvanus/Kevin ada di ranking 253 sementara Jian Shiarng/Kay Ee di posisi 667.
  Jika menang, Selvanus/Kevin pun tak bisa melenggang mudah. Besar kemungkinan, mereka bersua dengan unggulan ketiga yang  juga berasal dari Malaysia Gan Teik Chai/Ong Soon Hock.
 Di nomor ganda putra ini, Indonesia juga diwakili Hardianto/Agripinna Prima Rahmanto. Di babak pertama, mereka berhadapan dengan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin (Taiwan).


Pulang Lama untuk Fokus Indonesia Super Series Premier


LAMA berkelana di Eropa tak membuat Andre Kurniawan Tedjono betah.Pebulu tangkis asal klub Djarum itu memulih pulang dan mempersiapkan diri ke Indonesia Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan di Jakarta pada 17-22 Juni mendatang.
"Kalau ngikuti jadwal turnamen tidak ada habis. Habis tampil di dua pertandingan Bundesliga (kompetisi bulu tangkis Jerman), saya balik ke Indonesia," terang Andre kepada smashyes.
 Jerman sudah bukan negara asing baginya. Sejak 2006, lelaki 27 tahun itu sudah berkompetisi di sana.
 Musim ini, Andre memperkuat klub Ludinghausen. "Namun, saya tak tinggal di kota itu. Hanya bela klub," ungkap lelaki yang menghuni Pelatnas Cipayung 2003-2006.
 Selain membela klub, lelaki asal Magelang, Jawa Tengah, itu juga menjadi lawan tanding pebulu tangkis nasional Jerman di  Saarbrucken. Nah, di kota itulah Andre menetap.
Dia juga agak lama berada di Indonesia karena ingin memulihkan kondisinya yang tengah cedera. Usia yang terus bertambah membuat dia tak lagi seprima empat atau lima tahun lalu.
 "Fokus Indonesia Open saja. Sebenarnya ada undangan ke Kejuaraan Asia bulan ini, namun saya tolak. Takut cedera gak sembuh-sembuh," lanjut Andre.
 Meski, dia mengakui untuk melangkah jauh di Indonesia Super Series Premier 2014 juga bukan pekerjaan mudah. Dengan titel super series premier, para pebulu tangkis papan atas dunia.  (*)

Tambah Moncer di Tangan Pelatih Klub

Simon Santoso setelah mengalahkan Chong Wei (foto:PBSI)

FOKUS mata insan bulu tangkis nasional tengah tertuju kepada Simon Santoso. Dia baru menjadi juara di Singapura Super Series 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Minggu (13/4), Simon mempermalukan peringkat pertama dunia nomor tunggal putra Lee Chong Wei asal Malaysia dengan dua game langsung 21-15, 21-10. Selama ini, Simon hanya menang sekali dalam sepuluh kali pertemuan.
 Menariknya, kemenangan atas Chong Wei di Singapura itu dibukukan Simon saat dia sudah tak menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. Bahkan, dua pekan lalu, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, itu menjadi juara di Malaysia Grand Prix Gold 2014.
 Siapa sosok yang membuat Simon tangguh di lapangan? ‘’Sekarang, Simon ditangani Hendri Saputra. Dia pelatih Tangkas Jakarta,’’ kata Wijanarjo Adi Mulya, salah satu pengurus PP PBSI, kepada smashyes.
 Hendri, jelas dia, merupakan pelatih bertangan dingin. Bersama duetnya di Tangkas, Kurnia Hu, banyak pebulu tangkis top yang lahir dari klub asal ibu kota itu. Sayang, Hendri maupun Kurnia Hu belum pernah menularkan ilmunya kepada pebulu tangkis pelatnas Cipayung.
 Ya, bersama Hendri, Simon beda dengan sebelumnya. Dia seakan susah ditundukan oleh lawan-lawannya, termasuk Chong Wei.
  Padahal, selama hampir 10 tahun di Pelatnas Cipayung, Simon naik turun. Hasil tertinggi dicapainya pada 2012 saat menjadi juara Indonesia Super Series Premier.
 Namun, Hendri belum bisa dimintai komentar. Layanan pesan singkat (SMS) yang dikirim smashyes belum dijawab. (*)

Lolos Lima, Tiga yang Juara

Eva Lee 

AMERIKA Serikat (AS) memang bukan negara papan atas di pentas bulu tangkis. Namun, kemampuan pebulu tangkis mereka tetap tak boleh dipandang sebelah mata.
 Ini dibuktikan pada Peru Challenge 2014. Negara adi daya itu meloloskan semua wakilnya dalam event yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut.
 Sayang, AS hanya mampu merebut tiga gelar. Nomor yang lepas adalah tunggal putra dan ganda putra.
 Di ganda putra, wakil negeri beribukota Washington tersebut Christian Yahya Christianto/Lee Hock Lai menyerah kepada pasangan Belgia yang diunggulkan di posisi keempat Matijs Dierickx/Freek Golinski 21-17, 19-21, 13-21. Sementara di tunggal putra, Hock Lai takluk kepada unggulan pertama asal Kuba Osleni Guerrero 17-21, 13-21.
  Untung, kekalahan di dua nomor tersebut tak merembet ke tunggal putri, ganda putrid, dan ganda campuran. Menariknya, di antara penggawa Paman Sam, julukan AS, ada pebulu tangkis berdarah Indonesia yakni Christian Yahya Christianto.
 Setelah gagal di ganda putra, Christian membalasnya di nomor ganda campuran. Kini, dia telah menjadi warga negara AS.
 Di Indonesia, lelaki asal Bandung, Jawa Barat, itu digembleng di klub Mutiara. Dia pernah mengikuti seleksi di Pelatnas Cipayung.
 Sayang, dia terpental. Setelah itu, Christian menjadi sparring partner di AS sebelum akhirnya memutuskan ke AS.
 Christian juga tercatat pernah menjadi pasangan Tony Gunawan. Ya, Tony sejak awal 2000-an tinggal di sana. Bahkab, juara ganda putra Olimpiade 2000 Sydney itu menjadi juara dunia 2005 bersama Howard Bach. Pada Olimpiade 2012 di London, Tony membela AS. (*)



Hasil Final Per Challenge 2014
Tunggal Putra:Osleni Guerrero (Kuba x1) v Lee Hock Lai (AS) 21-17, 21-13

Tunggal Putri:Zhang Beiwen (AS x1) v Michelle Li (Kanada) 27-25, 21-19

Ganda Putra:Matijs Dierickx/Freek Golinski (Belgia x4) v Christian Yahya Christianto/Lee Hock Lai (AS) 17-21, 21-19, 21-13

Ganda Putri:Eva Lee/Paula Lynn Obanana (AS x1) v Nicole Grether/Charmaine Reid (Kanada x2) 21-14, 21-15

Ganda Campuran: Christian Yahya Christianto/Eva Lee (AS x8) v Ng Derrick/Michelle Li (Kanada) 21-16, 21-18

x=unggulan

Gagal Ulangi Hasil Finlandia

JERMAN: Lukas Schmidt (foto:badzine)

DENMARK gagal sapu bersih juara di Kroatia Internasional 2014. Mereka hanya mampu membawa pulang empat gelar dari turnamen yang berhadiah total USD 5 ribu tersebut.
 Ironisnya, satu-satunya gelar yang lepas adalah nomor bergengsi tunggal putra. Bahkan, finalnya Denmark tak meloloskan wakilnya.
 Juara tunggal putra akhirnya jatuh ke tangan pebulu tangkis Jerman Lukas Schmidt, yang juga unggulan pertama. Dua mengalahkan David Obernosterer dari Austria dengan dua game langsung 21-14, 21-9 di Zagreb pada Minggu waktu setempat (13/4).
 Ini menjadi gelar perdana bagi pebulu tangkis peringkat 84 dunia itu. Setelah sebelumnya, pada 2014 ini, Schmidt gagal di empat turnamen yang diikuti yakni Swedia Challenge, Jerman Grand Prix Gold, Swiss Grand Prix Gold, dan Prancis Challenge.
 Kemenangan atas Obernosterer di Kroasia Internasional ini juga membuat Schmidt unggul 3-0. Dua kemenangan sebelumnya dipetik di Kroasia Open 2012 dan Spanyol Open 2011.
 Hasil di Kroasia Internasional ini membuat Denmark gagal mengulangi hasil di Finlandia Challenge 2014. Dalam event yang dilaksanakan 3-6 April itu, negara di skandinavia itu menyapu bersih lima nomolr yang dipertandingan. (*)

Final Kroasia Internasional 2014
Tunggal Putra: Lukas Schmidt (Jerman x1) v David Obernosterer (Austria x2) 21-14, 21-9

Tunggal Putri:Mette Poulsen (Denmark x2) v Ozge Bayrak (Turki x5) 23-25, 21-19, 21-16

Ganda Putra: Mathias Christiansen/David Daugard (Denmark) v Theodor Johansen/Mads Pedersen (Denmark) 21-8, 21-12

Ganda Putri: Julie Finne-Hipsen/Rikke S. Hansen (Denmark x3) v Iben Bergstein/Louise Seiersen (Denmark) 15-21, 21-17, 21-19

Ganda Campuran: Nichlas Nohr/Sara Thygesen (Denmark) v Mads Pedersen/Mai Surrow (Denmark) 21-15, 13-21, 21-18

X=unggulan

Gelar Pengobat Kegagalan di India

Tontowi/Liliyana (foto; PBSI)
TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir dalam obat kecewa. Mereka mampu menjadin juara ganda campuran dalam Singapura Super Series 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Minggu waktu setempat (13/4), Tontowi/Liliyana mengalahkan rekannya sendiri di Pelatnas Cipayung, Riky Widianto/Richi Dilli Puspita, dengan dua game langsung 21-15, 22-20. Ini juga menjadi kemenangan perdana juara dunia 2013 itu kepada rekannya yang menempati unggulan kedelapan di Singapura Super Series 2014 itu.
 Meski sering berlatih bersama, namun di ajang resmi Tontowi/Liliyana belum pernah bersua dengan Riky/Richi. Karena sering bersua itulah, kedua pasangan sudah tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing.
Namun, mental juara yang dimiliki Tontowi.Liliyana membuat mereka mampu lepas dari tekanan.  Khususnya, pada game kedua.
 Kemenangan  ini juga membuat Tontowi/Liliyana mempertahankan gelar yang diraih tahun lalu. Saat itu, mereka menundukkan ganda Korea Selatan Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won 21-12, 21-12.
 Mereka juga pernah menjadi juara pada 2011. Saat itu, Tontowi/Liliyana menundukkan Chen Hung-ling/Cheng Wen-hsing (Taiwan) 21-14, 27-25. Setahun kemudian, mereka gagal mempertahkan gelar karena mengalami cedera di babak kedua. Gelar juara diraih Hung-ling/Weng-hsing.
 Selain itu, juara di Singapura ini juga membuktikan bahwa Tontowi/Liliyana masih menakutkan. Ini dikarenakan di India Super Series 2014 lalu, mereka kalah 20-22, 18-21 di babak semifinal oleh pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Kim Ha-na.
 Peristiwa serupa nyaris terjadi di semifinal Singapura Super Series 2014. Tontowi/Liliyana dipaksa kerja keras sebelum menghadapi ganda Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin 17-21, 21-11, 21-19. (*)


Hasil final Singapura Super Series 2014

Tunggal Putra:  Simon Santoso (Indonesia) v Lee Chong Wei (Malaysia x1)  21-15, 21-10

Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x2) v Li Xuerui (Tiongkok x1) 21-11, 21-19

Ganda Putra: Cai Yun/Lu Kai (Tiongkok) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x6) 21-19. 21-14

Ganda Putri: Bao Yixin/Tan Jinhua (Tiongkok x2) v Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x1) 14-21, 21-19, 21-15

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) v Riky Widianto/Richi Dilli Puspita (Indonesia x8) 21-15, 22-20

X=unggulan

Febri hanya Ingin Tampil Maksimal

MASAKAN PADANG: Febriyan Irvannaldy 

AKSI Febriyan Irvannaldi bakal di Indonesia Internasional 2014 dimulai. Pebulu tangkis asal klub Wima, Surabaya, tersebut langsung dijajal Yosi Widhi Pratomo pada pertandingan pertama dalam event yang dilaksanakan di Semarang, Jawa Tengah, itu.
 ‘’Saya berusaha main maksimal saja. Semoga hasilnya juga maksimal,’’ kata Febri kepada smashyes.
 Jika menang, besar kemungkinan, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldi, akan bersua dengan rekannya satu klub, Rizky Antasari. Ini disebabkan Antasari, sapaan karib Rizky Antasari, hanya bersua dengan lawan yang lolos dari babak kualifikasi.
 Dalam turnamen yang berhadiah total USD 5 ribu itu, Febri diunggulkan di posisi kelima. Ini disebabkan saat mendaftar, ranking dunia di 383. Sekarang, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut ada ranking 319. Posisi terbaik yang pernah ditempati Febri adalah 319.
 Kali terakhir, Febri berlaga di Vietnam Challenge 2014. Dia mampu menembus babak kedua sebelum dihentikan unggulan kedua asal Malaysia Tan Chun Seang 12-21, 15-21 (26/3).
 Dalam Indonesia Internasional 2014, unggulan teratas ditempati Evert Sukamto dan Siswanto di unggulan kedua. (*)


Mission Impossible Simon Santoso

KETEMU LAGI: Simon Santoso (kiri) dan Lee Chong Wei

DUA tahun sudah Simon Santoso tak bersua dengan Lee Chong Wei. Kali terakhir, dia bersua dengan tunggal putra andalan Malaysia itu di semifinal Jepang Super Series 2012.
 Hasilnya, Simon menyerah dua game langsung 7-21, 17-21. Kekalahan ini membuat Simon kalah untuk kali kesembilan dari Chong Wei dan hanya sekali menang sepanjang karirnya. Saat itu,  dia masih berada di Pelatnas Cipayung.
 Kini, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, itu kembali menantang Chong Wei di final Singapura Super Series 2014 di Singapore Indoor Stadium Minggu (13/4) waktu setempat. Simon menembus babak pemungkas setelah menghentikan langkah unggulan kelima asal Tiongkok Du Pengyu 16-21, 21-17, 21-17.
 Hasil manis ini membuat Simon pun tiga kali sukses menundukkan wakil dari negeri terpadat penduduknya itu. Kali terakhir, dia menang di final Indonesia Super Series Premier 2012 dengan 18-21, 21-11, 21-13.
 Gelar tersebut juga menjadi gelar tertinggi sepanjang kiprah Simon di ajang olahraga tepok bulu. Sayang, setelah, penampilan dia menurun drastis.
 Cedera membuat Simon sering absen dari berbagai turnamen dan juga tumbang di babak-babak awal. Imbasnya, pada Januari 2014, dia pun mundur dari Pelatnas Cipayung setelah sebelumnya sempat diancam dipecat.
 Setelah keluar dari Cipayung, penampilan Simon malah melonjak. Buktinya, dia mampu menjuarai Malaysia Grand Prix Gold 2014 yang menjadi turnamen perdananya setelah memutuskan menjadi pebulu tangkis mandiri/professional.
 Sementara, bagi Chong Wei, dia berusaha menjadi juara di empat turnamen dari lima turnamen yang diikuti selama 2014. Ayah satu anak itu hanya gagal di Korea Super Series setelah kalah oleh Chen Long (Tiongkok) 14-21, 15-21.
 Posisi terhormat diraihnya di Malaysia Super Series, All England, dan India Super Series. (*)
 

Riky/Richi Mengejar Gelar Pertama

FINAL: Riky Widianto/Richi Puspita Dilli (foto:PBSI)

TAHUN lalu, Indonesia membawa pulang dari Singapura Super Series 2013. Tommy Sugiarto naik ke podium terhormat di tunggal putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran).
  Capaian ini gagal diulangi pada tahun ini. Maksimal, Indonesia hanya mampu memperoleh juara di dua nomor, tunggal putra dan ganda campuran. Di nomor tunggal putra, Indonesia meloloskan Simon Santoso dan bakal berhadapan dengan tunggal terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei asal Malaysia.
 Beda di ganda campuran, possisi juara pasti di tangan wakil merah putih. Itu setelah Tontowi/Liliyana bersua dengan rekannya sendiri, Riky Widianto/Richi Puspita  Dilli.
 Dalam semifinal yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Sabtu waktu setempat (12/4), Tontowi/Liliyana dipaksa bermain tiga game 17-21, 21-11, 21-19 oleh pasangan Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin. Kemenangan ini menjadi kemenangan ketiga atas ganda Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu.
 Sebelumnya, Tontowi/Liliyana menang di Tiongkok Super Series Premier 2013 dan Denmark Super Series Premier 2013. Hanya, dalam pertemuan terakhir di Tiongkok, pasangan merah putih juga dipaksa bermain tiga game.
 Sementara Riky/Puspita memulangkan unggulan ketiga Ko Sung-hyun/Kim Ha-na asal Korea Selatan dengan tiga game 20-22, 21-17, 21-16. Ini menjadi kemenangan perdana bagi Riky/Puspita atas pasangan Negeri Ginseng itu.
 Bagi mereka, berhadapan dengan Tontowi/Liliyana merupakan pertemuan perdana. Meski, selama ini, mereka sering bersua dengan pasangan juara dunia tersebut di Pelatnas Cipayung.
 Selain itu, lolos ke final turnamen super series juga menjadi capaian terbaik sepanjang karir Riky/Richi. Bahkan, selama 2014, mereka selalu tumbang di babak-babak awal.
 Di Malaysia Super Series Premier, mereka menyerah di babak kedua kepada Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok) 14-21, 16-21.Kemudian di All England, Riky/Richi menyerah oleh pasangan Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, lainnya Lu Kai/Huang Yaqiong 14-21, 14-21 dan sepekan setelah itu di Swiss Grand Prix Gold giliran rekannya sendiri Praveen Jordan/Debby Susanto memaksa takluk 18-21, 21-15, 18-21 di babak pertama Swiss Grand Prix Gold.
 Yang terakhir, Riky/Richi tersingkir di babak kedua Malaysia Grand Prix Gold. Menempati unggulan ketujuh, mereka kalah dua game langsung 16-21, 12-21 oleh pasangan nonunggulan Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl. (*)

Agenda Final Singapore Super Series 2014 (13/4)
Tunggal Putra : Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Simon Santoso (Indonesia)

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Wang Yihan (Tiongkok x2)

Ganda Putra: Cai Yun/Lu Kai (Tiongkok) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x6)

Ganda Putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rytter-Juhl (Denmark x1) v Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x2)

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) v Riky Widianto/Puspita Richi Dilli (Indonesia)

X=unggulan

Suhandinata Cup Belum Mau Singgah

PODIUM LAGI: Tim Tiongkok setelah juara (foto:BWF)

NAMA resmi Kejuaraan Dunia Junior adalah Suhandinata Cup. Ini diambil dari tokoh bulu tangkis Indonesia yang dianggap punya peran besar dalam memajukan bulu tangkis dunia.
 Meski memakai nama salah satu tokoh bulu tangkis tanah air, namun trofi beregu bagi pebulu tangkis usianya di bawah 19 tahun itu belum pernah singgah di Indonesia. Meski, sebenarnya, kesempatan tersebut sempat terbuka karena Indonesia mampu ke babak final.
 Pada 2013, Indonesia dipaksa menyerah kepada Korea Selatan dengan skor tipis 2-3. Nah, asa membalas kegagalan itu sempat diletakkan ke pundak Jonatan Christie dkk pada tahun ini.
 Sayang, dalam final yang dilaksanakan di Stadium Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia,pada Jumat waktu setempat (11/4/2014), Indonesia harus mengakui ketangguhan Tiongkok dengan skor telak 0-3. Indonesia langsung tertinggal saat pasangan ganda campuran Muhammad Rian Ardianto/Rosyita Eka menyerah tiga game 14-21, 21-17, 17-21 kepada Huang Kaixiang/Chen Qingchen.
 Jonatan Christie yang diharapkan menjadi penyumbang poin gagal ,merealisasikannya. Juara turnamen senior Indonesia Challenge 2013 itu takluk dua game langsung 19-21, 20-22 kepada Shi Yuqi, juara Asia 2014.
 Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, memastikan gelar kembali menjadi miliknya setelah pasangan ganda putra Muhammad Rian Ardianto/Clinton Hendrik takluk 22-20, 12-21, 18-21 kepada Huang Kaixian/Zheng Siwei.  Kali terakhir Tiongkok juara pada 2012. (*)

Juara Dunia Junior (5 Tahun Terakhir)
2010: Tiongkok
2011:Malaysia
2012: Tiongkok
2013: Korsel
2014: Tiongkok

Yoo Yeon-seong Jadi Mimpi Buruk Hendra/Ahsan

SANDUNGAN: Yoo Yeon-seong (kanan)/Kim Sa-rang

YOO Yeon-seong jadi momok bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Saat berpasangan dengan Lee Yong-dae, mereka mengalahkan ganda putra terbaik Indonesia itu tiga kali.
  Namun, untuk sementara, Hendra/Hasan tak bersua dengan  Yeon-seong/Yong-dae. Ini setelah Yong-dae mendapat sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena tak mau mengikuti tes doping.
 Meski begitu, Yeon-seong tetap menakutkan. Berpasangan dengan Kim Sa-rang, mereka mempermalulan Hendra/Ahsan dengan tiga game 21-15, 13-21, 21-19 pada babak perempat finaal Singapura Super Series 2014 yang dilaksanakan di Singapore Indoor Stadium pada Jumat waktu setempat (11/4).
 Dalam Singapura Super Series 2014, Hendra/Ahsan menempati unggulan teratas sedangkan Yeon-seong/Sa-rang menduduki unggulan kelima.
 Kekalahan ini juga membuat Hendra/Ahsan gagal mempertahankan gelar. Selain itu, di ganda putra ini, merah putih dipastikan pulang dengan tangan hampa. Pasangan Indonesia lainnya yang juga berlaga di perempat final, Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi menyerah kepada ganda Tiongkok Cai Yun/Lu Kai 21-16, 18-21, 21-12.
 Di semifinal yang dilaksanakan Sabtu waktu Singapura (12/4), Yeon-seong/Sa-rang bersua dengan Cai Yun/Lu Kai. Sementara, semifinal lainnya mempertemukan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel (Korsel) dengan Lee Sheng-Mu/Tsai Chia Hsin. (*)

Mereka yang mengalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
2013:
Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel): Babak I Korea Open  21-19, 21-19

Liu Xialong/Qiu Zihan (Tiongkok): Semifinal All England  21-12, 13-21, 21-17

Alvent Yulianto/Markis Kido (Indonesia): Babak I Swiss Open 21-19, 14-21, 21-14

Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia): Semifinal Australia Open  22-20, 21-19

Ronald Alexander/Selvanus Geh (Indonesia): Perempat Final Indonesia Grand Prix Gold 8-21, 21-19, 21-18

Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel):
Final Denmark Open 21-19, 21-16
Babak I Tiongkok Masters  21-18, 21-11
Semifinal Hongkong Open 22-20, 22-20

2014
Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan): Babak II Malaysia Open 21-10, 19-21, 21-13

Tunggal Putra Harus Jaga Rekor

PILIHAN: Jonatan Christie

INDONESIA membawa tiga tunggal putra dalam Kejuaraan Dunia Junior 2014. Mereka mempunyai kemampuan yang tak jauh beda.
 Bahkan, Anthony Sinisuka Ginting, Muhammad Bayu Pangisthu, dan Jonatan Christie selalu menyumbang poin saat dipercaaya turun ke lapangan. Namun, saat menghadapi Tiongkok di laga final yang dilaksanakan di Stadium Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia, pada Jumat waktu setempat (11/4), Indonesia tak boleh salah pilih.
 ‘’Rasanya, Jonatan yang akan dipercaya turun,’’ kata Budi Santoso, pelatih tunggal putra kelompok potensi, kepada smashyes.
 Bisa jadi, ini disebabkan ranking Jonatan paling tinggi dibandingkan dua rekannya yang lain. Saat ini, dia ada di posisi 121. Sementara Anthony di 285 dan Bayu (207).
 Tiongkok sendiri mempunyai andalan di tunggal putra pada Zhao Yunpeng, Shi Yuqi, dan Lin Guipu. Hanya, mereka pernah menelan kekalahan saat menghadapi Malaysia dan Jepang.
 Melawan Malaysia, Negeri Panda, julukan Tiongkok, kalah saat mempercayakan tunggal putra kepada Lin Guipu. Kemudian, di semifinal melawan Jepang, lagi-lagi Lin Guipu takluk.
 Hanya, saat ini, performa dia tengah naik. Pebulu tangkis yang punya ranking senior 482 itu juara di dua turnamen junior, Jerman dan Belanda. Dalam perjalanan ke podium terhormat, Lin Guipu dua kali menundukkan Shi Yuqi.

Hanya, status Shi Yuqi merupakan juara Asia tahun ini. Di final, lelaki yang juga duduk di posisi 520 itu menundukkan wakil Jepang Kanta Tsuneyama 19-21,, 21-16, 21-16. (*)


Posisi tunggal putra Indonesia
v Sri Lanka (7/4): Anthony Sinisuka Ginting
v Kanada (7/4): Muhammad Bayu Pangisthu
v Jerman (8/4):Jonatan Christie
v  Hongkong (9/4): Jonatan Christie
v Thailand (10/4): Anthony Sinisuka Ginting
v Tiongkok (11/4): ?

Selangkah Lagi Bikin Sejarah Baru

PENENTU: Rosyita Eka Putri/Apriani Rahayu

INDONESIA kembali punya kans menjadi juara dunia beregu junior. Itu setelah anak asuh Imam Thohari mampu menembus babak final 2014.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan di Stadium Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia, Kamis waktu setempat (10/4), Indonesia mampu mengalahkan Thailand dengan skor ketat 3-2.
 Pasangan ganda putri Rosyita Eka/Apriani Rahayu menjadi pahlawan merah putih berkat kemenangan dua game 21-9, 21-13 atas pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Busanan Ongbumrungpan/Puttita Supajirakul.
 Thailand sempat membuat deg-degan saat mampu menyamakan kedudukan menjadi 2-2. Padahal, merah putih sempat leading 2-0 berkat kemenangan di nomor ganda campuran dan tunggal putra.
 Muhammad Rian Ardianto/Rosyita Eka menghentikan perlawanan Dechapol Puavaranukroh/Puttita Supajirakul 21-19, 21-19. Ini diikuti Anthony Sinisuka Ginting yang menang mudah 21-13, 21-7 atas  Kantaphon Wangchaeron.
 Thailand memperkecil ketinggalan setelah tunggal putri andalannya Busanan Ongbumrungpan menundukkan Ruseli Hartawan 21-16, 21-13. Pertandingan menjadi semakin panas setelah ganda putra merah putih Clinton Hendrik/Muhammad Rian Ardianto menyerah dua game 18-21, 11-21 kepada Dechapol Puavaranukkroh/Kittinupong Ketlen.
 Pada babak final yang dilaksanakan Jumat (11/4), Indonesia bersua dengan Tiongkok, yang di babak semifinal menang 3-2 atas Jepang.
 ‘’Semoga Indonesia bisa menjadi juara untuk kali pertama,’’ kata Budi Santoso, pelatih tim potensi Pelatnas Cipayung, kepada smashyes.
 Tahun lalu, Indonesia menyerah 2-3 dari Korea Selatan di babak final yang dilaksanakan di Hua Mark Stadium, Bangkok.  Di semifinal, merah putih menundukkan Tiongkok. (*)

Daftar Juara Dunia Junior (5 event terakhir)
 2009 (Alor Setar, Malaysia): Tiongkok
2010 (Guadalajara, Meksiko): Tiongkok
2011 (Taipei, Taiwan): Malaysia
2012 (Chiba, Jepang): Tiongkok
2013 (Bangkok, Thailand): Korea Selatan


Turun sebelum Bela Tiongkok di Piala Thomas

Thammasin (foto:badzine)

MIMPI apa Thammasin Sitthikom. Tampil di Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014 itu   langsung bersua salah satu legenda tunggal putra sekaligus andalan tuan rumah Lin Dan dalam event yang dilaksanakan di Jiangsu 15-20 April 2014.
 Secara ranking, Thammasin, yang berasal dari Thailand, tak jauh berbeda, namun secara kemampuan gapnya bagai bumi dan langit. Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia tujuuh setrip di bawah Ln Dan yang Lin Dan yang kini duduk di posisi 104.
 Meski mengemas  lima kali gelar juara dunia dan dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, ranking Lin Dan termasuk jeblok. Ini disebabkan dia tak pernah lagi tampil usai menjadi juara dunia di kandangnya sendiri, Guangzhou, pada Agustus 2013. Tiongkok Masters 2014 ini merupakan debutnya.
 Lin Dan memang tampil di saat-saat tertentu. Kali ini, kehadirannya dibutuhkan Negeri Panda, julukan Tiongkok, untuk menambah kekuatan menyongsong putaran Piala Thomas yang dilaksanakan di Delhi, India, pada 18-25 Mei mendatang.
    Tiongkok perlu memperkuat sektor tunggal. Alasannya, saat ini, di sektor ganda, negeri terpadat penduduknya di dunia itu masuk kategori lemah.
 Pada Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014, dua unggulan teratas ditempati wakil tuan rumah, Wang Zhengming dan Tian Houwei. (*)  

Wakil Indonesia di Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra: Kaesar Akbar

Tunggal Putri:-

Ganda Putra: Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (x4); Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan

Ganda Putri: -

Ganda Campuran: Praveen Jordan/Debby Susanto (x4)

Simon Lapangkan Jalan Tembus Semifinal

SINGKIRKAN: Lee Dong-keun (foto:xinhua)

JEJAK kaki Simon Santoso di Singapura Super Series 2014 semakin jauh. Datang dengan status nonunggulan, dia sudah sampai ke babak perempat final turnamen berhadiah total USD 300 ribu tersebut.
 Itu setelah dia memetik kemenangan 21-16, 21-16 atas Hsu Jen Hao (Taiwan) pada babak kedua di Singapore Indoor Stadium pada Kamis waktu setempat (10/4). Di babak pertama, Jen Hao membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan keenam asal Korea Selatan Son Wan-ho.
 Untuk bisa lolos ke semifinal, Simon harus bisa menundukkan Lee Dong-keun. Di babak kedua, pebulu tangkis Korea Selatan itu menghentikan perlawanan Gao Huan (Tiongkok) 21-14, 8-21, 21-18.
 Ini merupakan pertemuan kedua bagi Simon daan Dong-keun. Keduanya saling mengalahkan.
 Dalam pertemuan pertama di Selandia Baru Grand Prix, Simon, yang diunggulkan di posisi teratas, kalah tiga game 19-21, 21-13, 18-21 (12/4/2013). Kemudian, di Korea Grand Prix Gold, giliran Dong –keun, yang diunggulkan di posisi kedua, menyerah 19-21, 13-21.
 Melihat ranking terakhir, Simon butuh perjuangan untuk bisa memetik kemenangan atas pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korsel, itu. Dong-keun ada di ranking 35 sementara Simon di 52.
 Namun, melihat capaian terakhir, Simon diprediksi bakal unggulan. Dalam turnamen yang diikuti, mantan tunggal putra terbaik Indonesia itu menjuarai Malaysia Grand Prix Gold pekan lalu.
 Sayang, sukses Simon ini gagal diikuti Dionysius Hayom Rumbaka. Tunggal putra ketiga terbaik Indonesia itu menyerah mudah dua game 11-21, 15-21  kepada Hu Yun (Hongkong).
 Kekalahan tersebut menjadi kekalahan ketiga bagi Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, atas Hu Yun. Menariknya, dua pil pahit ditelan Hayom terjadi di Hongkong Super Series yakni 2008 dan 2010.
 Nomor tunggal putra di Singapura Super Series tahun lalu dijuarai pebulu tangkis Indonesia Tommy Sugiarto. Namun, kali ini, dia absen karena mengalami cedera. (*)