WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Paksa Simon Tampil Lima Game


PERLAWANAN: Goh Soon Huat (foto:thestar)
SIMON Santoso balikkan keadaan. Sempat tertinggal di dua game awal, dia mampu menang 3-11, 9-11, 11-8, 11-5, 11-7 atas
Goh Soon Huat dalam lanjutan pertandingan Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan Purple League pada Sabtu waktu setempat (3/1).
 Sayang, kemenangan tersebut tak mampu menolong klub yang dbela Simon,Klang United, dari kekalahan. Mereka kalah 112-122 oleh Kepong. Sebenarnya, skor kedua tim imbang 3-3.Namun, dari game per pertandingan Klang kalah.
 Di Klang sendiri, dalam pertandingan Sabtu itu hanya diperkuat satu wakil dari Indonesia, Simon. Satu lagi pebulu tangkis asingnya berasal dari Singapura, Derek Wong.
 Tapi, finalis Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) 2014 itu takluk kepada Chong Wei Feng tiga game langsung 6-11, 5-11, 10-11.  Kemenangan ini mengangkat Kepong ke posisi tiga klasemen sementara Purple League.
 Pebulu tangkis Indonesia memang banyak yang tampil dalam Purple League 2014-2015. Bahkan, klub yang berada di pucak klasemen Puchong United juga ada wakil merah putih,Markis Kido. Dia langsung tampil dengan pasangan barunya, Agripinna Prima Rahmanto. (*)

Sony Kalah, Ampang Melorot

PENAKLUK: Daren Liew (foto:thestar)

AWAL kurang memuaskan bagi Sony Dwi Kuncoro di 2015. Dia dipaksa menelan kekalahan oleh Daren Liew 6-11, 4-11, 11-10, 8-11 pada Jumat (2/1).
 Hanya, kekalahan tersebut terjadi bukan di turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Sony kalah oleh pebulu tangkis Malaysia tersebut dalam Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Purple League. Dalam ajang yang dimulai sejak November itu, Sony membela klub Ampang Jaya dan Daren memperkuat Puchong United
 ‘’Kalah menang tetap main terus. Nggak ada pengaruhnya di ranking dunia,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Ini juga menjadi  kekalahan perdana Arek Suroboyo tersebut. Bukan hanya dari Liew tapi juga di ajang Purple League.
 Tumbangnya Sony juga membuat Ampang Jaya menyerah 190-204. Menariknya, salah satu kemenangan Puchong disumbangkan pasangan anyar, Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto. Mereka mengalahkan pasangan Ampang Jaya Muhammad Amzzar/Ong Yew Sin 11-7, 7-11, 11-7, 11-7.
Kemenangan ini semakin mengukuhkan Puchong United di puncak klasemen. Sementara, Ampang Jaya turun dua setrip ke posisi kelima. (*)

Wima Tarik Antony Ginting

TUNGGAL:Anthony Ginting

WIMA Surabaya mulai menyusun kekuatan untuk Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Mereka melakukan perubahan di sektor tunggal dan mengandalkan mula-muka lama di nomor ganda dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Bali pada 25 Januari-1 Februari.
 ‘’Di tunggal, ada dua pemain dari luar dan dua pemain dari Wima sendiri,’’ kata Ferry Stewart, pelatih yang juga Pembina Wima Surabaya, kepada smashyes.
 Dua pebulu tangkis tamu tersebut, jelasnya, adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Panji Akbar. Saat ini, Antony berstatus pebulu tangkis yang digembleng di Pelatnas Cipayung.Klub asalnya SGS Bandung. Panji merupakan pebulu tangkis yang saat ini bernaung di Puslatprov DKI dari klub Pelita Jaya.
Sementara, dua tunggal yang merupakan didikan Wima adalah Febriyan Irvannaldy dan Rizki Antasari. Komposisi ini hampir tak pernah berubah dibandingkan Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014.
 Ketika itu, di tunggal juga ada nama Febriyan dan Rizki. Hanya, mereka didampingi Fauzi Adnan dari Suryanaga dan  Arief Gifar Ramadan (Djarum).
 ‘’Kalau di ganda, Wima akan menurunkan Riki Widianto, Selvanus Geh, Ade Yusuf, Rizky Hidayat, dan Riyo Arief. Semuanya merupakan anak-anak Wima,’’ ungkap Ferry.
 Tahun lalu, Wima membuat kejutan dengan menembus babak semifinal dalam event yang digelar di DBL Arena, Surabaya, tersebut. Mereka gagal menembus babak pemungkas setelah dikalahkan Musica Champions Kudus dengan skor tela 0-3. Musica akhirnya menjadi juara kelompok putra usai menundukkan Jaya Raya. (*)

Pulang untuk Sembuhkan Sakit

OUT: Selvanus Geh

NAMA Selvanus Geh tak ada dalam daftar penghuni Pelatnas Cipayung 2015. Seharusnya, pebulu tangkis asal Wima, Surabaya, tersebut masuk dalam skuad ganda putra atau juga bisa ke ganda campuran.
 ‘’Iya, nama Selvanus memang nggak ada. Dia lagi sakit dan pulang ke Samarinda, Kalimantan Timur,’’ kata Ferry Stewart, pelatih Wima, kepada smashyes.
 Menurutnya, anak asuhnya tersebut pulang kampung untuk proses penyembuhan. Selvanus, terang Ferry, akan kembali ke Pelatnas Cipayung jika sudah sembuh.
 Sebenarnya, Selvanus termasuk pebulu tangkis yang punya potensi. Saat masih berpasangan dengan Ronald Alexander, yang juga berasal dari klub asal Surabaya Suryanaga, mereka mampu menembus babak final Indonesia Grand Prix Gold 2013. Salah satu lawan yang dikalahkan adalah pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang baru saja pulang menjadi juara dunia. Sayang, di final, Selvanus/Ronald kalah kepada seniornya di Pelatnas Cipayung, Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Setelah itu, keduanya dipisah. Selvanus lebih banyak tampil dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
 Hasil yang diraih keduanya selama 2014 cukup bagus untuk pasangan yang baru digabungkan. Selvanus/Kevin mampu menjadi juara di Vietnam Challenge dan Bulgaria Challenge.
 Selain itu, di Indonesia Grand Prix Gold juga melaju hingga babak akhir. Namun, di final, Selvanus/Kevin dihentikan Markis Kido/Markus ‘Sinyo’ Fernaldi.
 Di nomor ganda putra di Pelatnas Cipayung 2015, masih terdapat muka-muka lama. Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan masih menjadi andalan. (*)

Penghuni Pelatnas Cipayung Nomor Ganda Putra
1.       Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
2.       Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
4.       Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5.       Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
7.       Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas, Jakarta)
8.       Ade Yusuf (Wima Surabaya, Jawa Timur)
9.       Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas, DKI Jakarta)
11.   Muhammad Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
12.   Fajar Alvian (SGS Bandung, Jawa Barat)
13.   Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
14.   Kenas Adi Haryanto (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Rian Swastedian (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
16.   Hantoro (Djarum, Jawa Tengah)

Andre Tedjono Susul Sony

KE MALAYSIA: Andre Kurniawan Tedjono (kanan)

PEBULU tangkis Indonesia yang membela Ampang Jaya di Purple League bertambah. Kali ini, giliran Andre Kurniawan yang akan memperkuat klub yang saat ini duduk di posisi ketiga dalam event yangmerupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 ‘’Saya akan mulai membela AmpangJaya 8 Januari mendatang. Saya akan berangkat sehari sebelum pertandingan,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Rencananya, lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun sebagai tunggal pertama. Ini disebabkan ranking dunia nomor tunggal putra miliknya masih yang terbaik di antara skuad Ampang Jaya. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir pada 24 Desember lalu, Andre berada di posisi 46.
 Di negeri jiran, lelaki binaan Djarum Kudus tersebut akan bergabung dengan Sony Dwi Kuncoro. Mantan pebulu tangkis nomor satu Indonesia tersebut sudah bergabung sejak Desember.
 ‘’Saya baru bergabung Januari karena November-Desember masih di Eropa,’’ terang Andre.
 Ya, saat Purple League mulai digelar November, dia tengah berada di Eropa. Selain mengikuti beberapa turnamen, Andre juga unjuk kemampuan di kompetisi bulu tangkis Liga Jerman (Bundesliga).
 Selain Andre dan Sony, wakil Indonesia di Ampang Jaya masih ada Aprilia Yuswandari. Dia turun di tunggal putri, yang menjadi spesialisnya. (*)

Alamsyah Langsung Ketemu Kandidat Utama Juara

TERJAL: Alamsyah Yunus (foto:zimbio.com)

MALAYSIA Grand Prix Gold pernah memberi kenangan yang manis bagi Alamsyah Yunus. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut pernah menjadi juara pada edisi 2013 atau dua tahun lalu. Di babak final, wakil merah putih tersebut menundukkan Goh Soon Huat dengan rubber game 10-21, 21-19, 21-19.
 Tahun lalu,Alamsyah gagal mempertahankan gelar. Dia mundur karena cedera dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Kini, tantangan berat menghadang lelaki binaan Jaya Raya tersebut. Pada babak pertama turnamen yang dilaksanakan pada 13-18 Januari 2015, dia langsung berhadapan dengan kandidat utama juara tunggal putra, K. Srikanth.
 Bagi Alamsyah, pebulu tangkis India itu bukan lawan yang asing. Hanya, dia punya pengalaman pahit.
 Alamsyah kalah dua game langsung Makau Grand Prix Gold 2012. Saat itu, 27 November 2012, dia kalah dua game langsung 10-21, 18-21.
 Selain itu, kini rankingnya jauh di bawah Srikanth. Dari rilis peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 24 Desember lalu, Alamsyah di ranking 190 sedangkan Srikanth di posisi keempat.
 Jebloknya ranking Alamsyah ini dikarenakan jarangnya dia berlaga di event internasional. Toh, kalaupun tampil, raja sirnas itu hanya bertahan di babak-babak awal.
 Beda dengan Srikanth. Tahun 2014 merupakan tahun terbaik sepanjang karir pemuda 21 tahun tersebut.
 Dia mampu menjadi juara turnamen bergengsi, Tiongkok Super Series Premier. Lawan yang dikalahkannya di final pun bukan sembarang pebulu tangkis, Lin Dan, juara dunia lima kali dan dua kali peraih emas olimpiade.
 Setelah itu, Srikanth juga memetik hasil bagus dalam dua turnamen terakhir yakni menembus semifinal Hongkong Super Series 2014 dan Super Series Finals 2014 di Dubai,Uni Emirat Arab (UEA).
 Hal yang sama juga dialami Evert Sukamta. Dia langsung berhadapan dengan unggulan kedua Hu Yu nasal Hongkong. (*)

Jorgensen-Tago Panaskan Purple League

HADIR: Jan O Jorgensen (foto:zimbio.com)
LIGA Bulu Tangkis Malaysia atau yang dikenal dengan Purple League makin panas.  Dua pebulu tangkis papan atas dunia masuk dalam bursa transfer yang ditutup akhir pekan lalu.
Mereka adalah Jan O Jorgensen, tunggal putra peringkat tiga dunia asal Denmark, dan Kenichi Tago, tunggal putra peringkat keempat asal Jepang. Keduanya akan membela Petaling.
 Sebelumnya, kompetisi yang dimulai sejak November 2014 itu sudah diikuti oleh para atlet olahraga tepok bulu seperti Hendra Setiawan dan Tommy Sugiarto dari Indonesia, Lee Hyun-il dari Korea Selatan, dan Nguyen Tien Minh dari Vietnam.
 Purple League akan kembali diputar pada 2 Januari setelah libur selama tiga minggu. Dalam rentang itu, dibuka transfer.
‘’Jendela transfer dibuka mulai 8-22 Desember. Kami pun sudah menyelesaikannya,’’ kata Datuk Jack Koh, chief executive Purple League.
 Dia berharap liga bakal semakin menarik dengan kehadiran muka muka baru tersebut. Apalagi, tambah Jack, semua tim all out untuk bisa menjadi juara.
 ‘’Kami berharap penonton juga akan memberikan dukungan,’’ ungkapnya.
Selain itu, Puprple League bisa disaksikan melalui televisi di enam negara yakni Taiwan, India, Tiongkok, Hongkong, Thailand, dan Singapura.
 Saat ini, posisi puncak liga ditempati PUchong United. Tim ini diperkuat tunggal putra nomor 26 dunia asal Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dan mantan juara junior tunggal putri Asia Aya Ohori. (*)

Hanya Ada Dua Pasangan

DUTA: Riki Widianto/Richi Dilli Puspita
INDONESIA tampil dengan kekuatan minim dalam India Grand Prix Gold 2015. Tercatat hanya dua pasangan yang unjuk kekuatan pada event yag dilaksanakan di Lucknow, 20-25 Januari tersebut.
 Dua pasang yang menjadi wakil merah putih tersebut adalah Yonatan Suryatama Dasuki/Didit Juang dan Riki Widianto/Richi Dili Puspita di ganda campuran.  Bahkan, Riki/Dili menjadi unggulan teratas dalam kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Sementara di tiga nomor lainnya, tunggal putra, tunggal putri, dan ganda putri, Indonesia tak mengirimkan wakil. Ini tentu menjadi tanda tanya. Alasannya, tak ada jadwal internasional yang bentrok dengan India Grand Prix Gold.
 Pada 2014, tidak ada wakil merah putih yang naik ke podium juara. Capaian terbaik diraih Lindaweni Fanetri di nomor tunggal putri yang menembus babak semifinal.
 Perempuan yang akrab disapa Linda ini pernah menjadi juara pada 2012. Dalam babak final, dia mengalahkan jagoan tuan rumah PV Sindhu dengan rubber game 21-15, 18-21, 21-18. (*)

Indonesia Grand Prix Gold Bakal Jadi Buruan Poin

HOST DUA EVENT: Istora Senayan Jakarta
INDONESIA masih mendapat kepercayaan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Buktinya, empat event olahraga tepok bulu yang sudah dilaksanakan pada tahun ini, kembali dilaksanakan 2015.
 Hanya, dibandingkan 2014, jadwal pertandingan internasional tersebut mengalami sedikit perubahan. Turnamen USM Internasional Series tetap jadi pembuka dan dilaksanakan pada April dengan kota yang sama, Semarang, Jawa Tengah.
 Setelah itu, turnamen dengan gengsi tinggi, Indonesia Super Series Premier, juga digeber pada Juni dengan host Jakarta. Hanya, pada 2015, turnamen ini dilaksanakan setelah Australia Super Series beda dengan tahun ini yang digeber sebelum turnamen di Negeri Kanguru, julukan Australia.
  Nah, selang dua bulan dari Indonesia Super Series Premier, Indonesia akan diserbu para atlet olahraga tepok bulu tersebut dengan adanya Kejuaraan Dunia di Jakarta padda 10-16 Agustus.
 Jika ada wakil merah putih bisa naik ke podium terhormat, ini akan menjadi kado yang indah bagi bangsa Indonesia. Ini disebabkan sehari usai Kejuaraan Dunia merupakan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
 Tiga pekan kemudian, Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, kembali menjadi host Indonesia International Challenge. Agenda BWF di Indonesia pun ditutup dengan turnamen berlabel grand prix gold pada  1-6 Desember.
 Diperkirakan selain Indonesia Super Series Premier dan Kejuaraan Dunia, Indonesia Grand Prix Gold juga akan menyedot para pebulu tangkis top dunia. Alasannya, poin dari event yang belum diputuskan hostya itu sangat penting untuk bisa tampil dalam Olimpiade 2016 Rio de Janeiro, Brasil. (*)


Kalender BWF 2015  di Indonesia
1.USM International Series , Semarang, 14-19 April
2.Indonesia Super Series Premier, Jakarta, 2-7 Juni
3.Kejuaraan Dunia, Jakarta, 10-16 Agustus
4. Indonesia International Challenge, -, 1-6 September
5. Indonesia Grand Prix Gold, -, 1-6 Desember

Terkejut Tak Lagi Tangani Pelatnas

Budi Santoso (foto;PBSI)
BARU satu tahun Budi Santoso menjadi bagian pelatih di Pelatnas Cipayung. Selama rentang itu, dia mampu memoles beberapa anak asuhnya untuk bisa menjadi pilar masa depan bulu tangkis Indonesia.
 Salah satu anak asuhnya yang mencuat adalah Firman Abdul Kholiq. Binaannya di Mutiara, Bandung, dan juga Pelatnas Potensi itu mampu memenangi tunggal putra dalam Indonesia Junior Challenge 2014 dan juga menembus final turnamen senior Indonesia Grand Prix Gold 2014.
 Sayang, di akhir tahun, Budi menerima kabar yang tak sedap. Namanya sudah tak ada lagi di daftar pelatih Pelatnas Cipayung untuk 2015.
 ‘’Saya sendiri juga kaget. Coba tanyakan sajake Binpres,’’ kata Budi kepada smashyes.
 Dia pun tak mendapat kabar bahwa harus meninggalkan tempat yang masuk wilayah Jakarta Timur tersebut. Kini, pilihannya harus kembali ke klub binaannya, Mutiara.
 Sebelumnya, selama rentang hampir satu tahun, Budi memoles pebulu tangkis Pelatnas Potensi. Mereka adalah atlet yang masih muda usia dan diharapkan menjadi pelapis bagi seniornya.
 Bahkan, tak jarang Budi mendampingi pebulu tangkis senior Tommy Sugiarto. Dia dianggap mampu mengerti saat bersama tunggal putra terbaik Indonesia itu.
 Kini, di nomor tunggal putra, jajaran pelatih diisi Hendry Saputra, Marleve Mainaky, Imam Tohari, dan Deni Danuaji. Sementara, skuadnya terdiri dari Tommy Sugiarto, Simon Santoso, Ihsan Maulana, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Firman Abdul Kholik, Muhammad Bayu Pangisthu,dan Riyanto Subagja. (*)


Sinyo Datang Lagi ke Cipayung

COMEBACK: Markus 'Sinyo' Fernaldi (foto; PBSI)
KEJUTAN kembali terjadi di Pelatnas Cipayung. Nama Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi kembali masuk kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 Padahal, hampir tiga tahun, nama Sinyo terpental. Hanya,  dia kembali mencuat saat kembali berpasangan dengan pebulu tangkis kawasan Markis Kido.
 Bersama Kido, Sinyo merasakan kerasnya persaingan di ajang elite. Bahkan, gelar bergengsi di ajang super series digenggaman saat di Prancis Open 2013. Tahun ini, Kido/Sinyo juga naik ke podium terhormat dalam Indonsia Grand Prix Gold.
 Selain itu, mereka juga tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark. Sayang, pada Desember ini, Kido/Sinyo memutuskan berpisah.
 Kido memilih Agripinna Putra Rahmanto sebagai pasangan baru. Mereka akan langsung berlaga dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015 pada Januari mendatang.
 Belum ditentukan siapa yang akan menjadi pasangan Sinyo. Namun, setelah berpisah dengan Kido, dia sempat tampil di Turki
 Sinyo tampil dalam dua nomor pada event yang berlabel international series Di ganda putra, dia menggandeng Kaizar Bobby Alexander dan di ganda campuran bertandam dengan Gabriela Stoeva dari Bulgaria.
Di ganda campuran, Sinyo sempat menembus final sebelum ditundukkan pasangan Indonesia yang berbendera Jerman Jones Jansen/Cisita Jansen.  
 Hanya, beberapa nama bisa menjadi alternatif dipasangkan dengan Sinyo di Pelatnas Cipayung nanti. Salah satunya pebulu tangkis muda Kevin Sanjaya.
 Alasannya, pasangan terakhir Kevin, Selvanus Geh tak ada lagi. Dengan karakter yang hampir sama, bisa jadi Sinyo bertandem dengan lelaki yang dibesarkan PB Djarum Kudus tersebut. (*)


Para penghuni Cipayung 2015
Tunggal Putra
1.       Tommy Sugiarto (Pelita Bakrie, Jakarta)
2.       Simon Santoso (Tangkas, Jakarta)
3.       Ihsan Maulana Mustofa (Djarum, Jawa Tengah)
4.       Jonatan Christie (Tangkas, DKI Jakarta)
5.       Anthony Sinisuka Ginting (SGS Bandung, Jawa Barat)
6.       Firman Abdul Kholik (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
7.       Muhammad Bayu Pangisthu (Djarum, Jawa Tengah)
8.       Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah)

Tunggal Putri
1.       Lindaweni Fanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
2.       Bellaetrix Manuputty (Jaya Raya, DKI Jakarta)
3.       Hanna Ramadini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4.       Dinar Dyah Ayustine (Djarum, Jawa Tengah)
5.       Gregoria Mariska (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Fitriani (Exist, DKI Jakarta)

Ganda Putra
1.       Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
2.       Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
4.       Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5.       Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
7.       Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas, Jakarta)
8.       Ade Yusuf (Wima Surabaya, Jawa Timur)
9.       Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas, DKI Jakarta)
11.   Muhammad Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
12.   Fajar Alvian (SGS Bandung, Jawa Barat)
13.   Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
14.   Kenas Adi Haryanto (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Rian Swastedian (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
16.   Hantoro (Djarum, Jawa Tengah)

Ganda Putri
1.       Greysia Polii (Jaya Raya, Jakarta)
2.       Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya, Jakarta)
3.       Suci Rizki Andini (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
4.       Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
5.       Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya, DKI Jakarta)
6.       Della Destiara Haris (Jaya Raya, DKI Jakarta)
7.       Gebby Ristiyani Imawan (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
8.       Rosyita Eka Putri Sari (Djarum, Jawa Tengah)
9.       Maretha Dea Giovani (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
10.   Melvira Oklamona (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
11.   Ni Ketut Mahadewi Istarani (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
12.   Nisak Puji Lestari (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
13.   Rika Rositawati (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
14.   Meirisa Cindy Sahputri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)

Ganda Campuran
1.       Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah)
2.       Liliyana Natsir (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Praveen Jordan (Djarum, Jawa Tengah)
4.       Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah)
5.       Riky Widianto (Wima Surabaya, Jawa Timur)
6.       Richi Puspita Dili (SGS Bandung, Jawa Barat)
7.       Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya, Jakarta)
8.       Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah)
9.       Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah)
11.   Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
12.   Melati Daeva Octavianti (Djarum, Jawa Tengah)
13.   Hafiz Faisal (Jaya Raya, Jakarta)
14.   Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Masita Mahmudin (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
16.   Zakia Ulfa (Aufa, Kalimantan Selatan)

Pelatih
Tunggal Putra: Hendry Saputra,, Marleve Mainaky, Imam Tohari, Deni Danuaji

Tunggal Putri: Bambang Supriyanto, Sarwendah Kusumawardhani

Ganda Putra: Herry Iman Pierngadi, Aryono Miranat, Chafidz Yusuf

Ganda Putri: Eng Hian, Endra Muliajaya, Endang Nursugianti

Ganda Campuran: Richard Mainaky, Nova Widianto, Edwin Iriawan, Enroe Suryanto

Sepuluh Tahun tanpa Gelar Kopenhagen Masters

KALAH:Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia (foto:PBSI)
KEGAGALAN pebulu tangkis Indonesia selama 2014 belum tuntas. Meski, di penghujung tahun ini masih ada sebuah turnamen bergengsi yang membuat wakil merah putih berjaya.
 Alih-alih berjaya, sebaliknya petaka yang harus dibawa pulang. Wakil Indonesia tak ada yang bisa naik ke podium terhormat dalam Kopenhagen Masters 2014 yang dilaksanakan di Frederiksberg pada 27-28 Desember waktu setempat.
 Padahal, kans menjadi juara terbuka.Di nomor tunggal putra, Indonesia mengirimkan tunggal terbaiknya, Tommy Sugiarto.
 Tapi, dalam penampilan perdananya 27 Dsember, putra salah satu legenda bulu tangkis merah putih Icuk Sugiarto langsung menyerah kepada wakil tuan Viktor Axelsen dengan dua game langsung 21-17, 21-15. Ini membuat Tommy menelan kekalahan tiga kali selama lima pertemuan.Viktor akhirnya menjadi juara usai menumbangkan rekan senegarnya, Jan O Jorgensen, dengan straight game  22-20, 21-9
 Sementara di ganda campuran, Riki Widianto/Richi Dili Puspita juga langsung angkat koper di penampilan pertama. Ganda nomor dua Indonesia setelah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir tersebut takluk dua game langsung 12-21, 16-21 kepada andalam Denmark Joachim Fischer Nielsen/Charistina Pedersen.
 Satu wakil Pelatnas Cipayung, tempat pebulu tangkis nasionak Indonesia digembleng, yang kalah di laga pertama adalah Suci Rizki Andini/Tiara Rosalia tak bisa mengatasi pasangan Denmark lainnya, Christinna Pedersen/CamillaRhytter Juhl dan menyerah 18-21, 16-21.
 Hasil ini juga membuat Indonesia puasa gelar selama 10 tahun dari Kopenhagen Masters. Kali terakhir, wakil merah putih yang naik podium terhormat adalah pasangan ganda putra Flandy Limpele/Eng Hian pada 2004.
 Gelar itu melanjutkan tradisi juara ganda putra yang selalu jatuh ke pasangan Indonesia sejak 2000. (*)

Habis Turun, Kini Naik Satu Setrip

POSISI: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
BULAN Desember menjadi bulan yang menarik bagi pasangan ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Posisinya selalu naik turun dalam bulan terakhir dalam kalender perhitungan Masehi tersebut.
  Di pekan pertama dan kedua, Hendra/Ahsan duduk di posisi kedua dalam peringkat yang biasanya dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) setiap Kamis sore tersebut. Posisi runner-up ini bertahan selama dua pekan.
 Namun, kejutan besar terjadi pada pekan ketiga. Hendra/Ahsan melorot tiga setrip di posisi kelima. Capaian ini menjadi catatan terburuk bagi pasangan yang dipasangkan sejak 2012 itu.
 Untung, pada 24 Desember yang jatuh pada hari Rabu karena Kamis merupakan Hari Natal, Hendra/Ahsan naik satu setrip ke posisi keempat. Sebenarnya, lompatan lebih bisa dilakukan pasangan terbaik Indonesia itu.
 Sayang, dalam Super Series Finals 2014 yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA), langkah Hnedra/Ahsan tak sesuai harapan. Keduanya hanya sekali tampil dalam event yang diikuti oleh delapan pasangan terbaik dunia selama 2014 tersebut,
 Cedera pinggang Hendra/Ahsan yang kambuh, membuat mereka langsung tersingkir di babak penyisihan. Padahal, tahun lalu, pasangan yang berasal dari klub yang berbeda itu mampu menjadi juara.
 Hendra/Ahsan berhak tampil di Super Series Finals karena hasil yang dipetik tahun ini. Selama 2014, mereka mampu menjuarai dua turnamen level tinggi, All England Super Series Premier dan Hongkong Super Series. Sayang, di Indonesia Super Series Premier, Hendra/Ahsan gagal naik ke podium juara. Padahal, mereka sudah menembus babak final sebelum dihentikan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong. Sepekan sebelumnya, ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu juga memupus asa Hendra/Ahsan di Singapura Super Series.
 Pil pahit lainnya, pada 2014 ini, Hendra/Ahsan absen dari Kejuaraan Dunia yang digeber di Kopenhagen, Denmark. Padahal, mereka menyandang status juara bertahan. Alasannya pun sama, Ahsan kembali mengalami cedera. (*)

Terdepak setelah Enam Tahun

POSISI Lee Chong Wei asal Malaysia  sebagai tunggal putra nomor satu dunia benar-benar lengser. Sekarang, ranking nomor wahid menjadi milik Chen Long asal Tiongkok.
 Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Rabu  (24/12), Chen Long mengoleksi poin 90.001.Sementara, Chong Wei tetap bertahan dengan 84.631. Posisi nomor satu diduduki Chong Wei hampir selama enam tahun.Selama kurun itu, dia hanya tergeser oleh musuh bebuyutannya, Lin Dan, asal Tiongkok.
 Terdepaknya Chong Wei memang sudah diperkirakan usai Chen Long menjadi juara Super Series Finals yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirates Arab. Dari event yang diikuti delapan pebulu tangkis terbaik itu, Chen Long mengalahkan wakil Denmark Hans-Kristian Vittinghus.
 Beda dengan Chong Wei. Sejak Asian Games pada September lalu di Inchen, Korea Selatan, dia sudah tak pernah turun ke lapangan lagi. Bapak satu anak ini memperoleh sanksi yang belum diputuskan hingga sampai kapan. Ini dikarenakan dia terkena doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopemhagen, Denmark, pada Agustus lalu.
 Sebenarnya, di Super Series Finals, Chong Wei merupakan juara bertahan. Tahun lalu, dia mengalahkan wakil Indonesia Tommy Sugiarto.
 Di Dubai, Tommy tampil babak belur. Langkahnya sudah terhenti di babak penyisihan.
 Imbasnya, ranking yang dimiliki pun ikut melorot. Kini, kakak Jauziah Sugiarto, pebulu tangkis PON DKI Jakarta, itu berada di posisi kesembilan atau turun satu tingkat. (*)


Ranking 10 besar (tunggal putra)
1.Chen Long  (Tiongkok)
2. Lee Chong Wei (Malaysia)
3.Jan O Jorgensen (Denmark)
4.K. Srikanth (India)
5.Son Wan-ho (Korea Selatan)
6.Lin Dan (Tiongkok)
7.Chou Tien Chen (Taiwan)
8. Kenichi Tago (Jepang)
9. Tommy Sugiarto (Indonesia)
10. Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Langsung Unjuk Kekuatan di Malaysia


MARKIS Kido tak perlu lama-lama menyembunyikan pasangan barunya. Dia akan langsung tampil bersama Agripinna Prima Rahmanto dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015 yang dilaksanakan 13-18 Januari mendatang.
 Bahkan, Kido/Agripinna langsung ditempatkan sebagai unggulan kelima dalam event yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, tersebut. Ini membuat Indonesia menempatkan tiga pasangan di posisi unggulan lima besar.
 Mereka adalah Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia sebagai unggulan ketiga dan Ade Yusuf/Wahyu Nayaka diunggulkan di posisi keempat.Unggulan teratas sendiri ditempati Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dari Singapura . Sementara, pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov.
 Ya,usai berlaga di Hongkong Super Series, Kido memutuskan berpisah dengan pasangan lamanya, Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi. Artinya pasangan ini hanya bertahan tak lebih dari satu tahun setengah.
 Mereka mulai bertandem usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Satu gelar super series mampu dipetik dalam Prancis Open 2013. Sebelum berpisah pada 2014 ini, Kido/Sinyo naik ke podium terhormat dalam Indonesia Grand Prix Gold. (*)

Chong Wei Kehilangan Posisi Ranking Pertama


ABSEN dalam beberapa turnamen bergengsi membuat posisi Lee Chong Wei gawat. Pekan ini, ranking pertama tunggal putra yang diduduki pebulu tangkis Malaysia tersebut selama enam tahun terakhir bakal berpindah tangan ke Chen Long.
 Itu menyusul hasil yang dipetik pebulu tangkis Tiongkok tersebut dalam Super Series Finals 2014. Dalam final yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada Minggu (21/12), Chen Long mengalahkan Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) dengan dua game langsung 21-16, 21-10.
 Sebelum meraih gelar Super Series Finals, Chen Long mengoleksi 84.041 poin. Ini masih di bawah Chong Wei yang mempunyai 84.361 poin. Namun, kemenangan atas Vittinghus membuat bakal mengantongi total poin, 90.361.
 Selama enam tahun terakhir, Chong Wei hanya sekali kehilangan posisi selama beberapa pekan karena diserobot Lin Dan, yang juga berasal dari Tiongkok.
 Chong Wei sendiri sudah tak pernah tampil usai Asian Games 2014  di Incheon, Korea Selatan, pada September lalu. Penyebabnya, dia mendapat hukuman dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tanpa batas karena positif doping dalam Kejuaraan Dunia di Denmark pada Agustus 2014.
  Diperkirakan, hukuman itu berlaku hingga All England Super Series yang dilaksanakan 3-8 Maret mendatang di Birmingham, Inggris. Tapi, kans berlaga di Olimpiade Rio de Janeiro, Brasil, masih terbuka karena perburuan poin pesta olahraga empat tahunan tersebut baru dihitung mulai Mei. (*)

Bona Segera Jadi Pilot

BONA Septano hilang dari pentas bulu tangkis. Dia memutuskan untuk memutuskan menekuni profesi barunya yang tak ada hubungannya dengan olahraga tepok bulu tersebut.
 ‘’Bona mau jadi pilot. Sekarang, dia tengah sekolah pilot di Bali,’’ ungkap Markis Kido, pebulu tangkis spesialis ganda yang juga kakak kandung Bona.
 Profesi pilot, tambah dia, sudah lama menjadi idaman adiknya tersebut. Nah, keinginan itu semakin mencuat setelah dia terpental dari Pelatnas Cipayung pada awal 2015.
 Setelah lulus, terang Markis, Bona bakal bekerja sebagai sopir burung besi. Hanya, karena masih pendidikan, Bona belum bisa menentukan maskapai yang akan menampung.
 Pensiunny Bona sebagai pebulu tangkis ini sebenarnya cukup mengejutkan. Alasannya, hingga Juni lalu, dia masih tampil di level tertinggi, super series dan super series premier.
 Kali terakhir, adik Kido tersebut tampil di Indonesia Super Series Premier. Dia berpasangan dengan lelaki yang sama-sama terpental dari Pelatnas Cipayung, Fran Kurniawan.
 Sayang, di Indonesia Super Series Premier 2014, mereka langsung tumbang di babak pertama. Fran/Bona dipaksa mengakui ketangguhan Fu Haifeng/Zhang Nan dari Tiongkok dengan dua game langsung 13-21, 14-21.  Sepekan sebelumnya, Fran/Bona juga tumbang di babak pertama dalam Singapura Super Series oleh unggulan kedua dari Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.
 Bona merupakan saudara dari Kido. Selain Bona juga ada Pia Zebadiah. Ketiganya pernah sama-sama digembleng di Pelatnas Cipayung. Namun, satu demi satu, mereka meninggalkan kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 Puncak prestasi Bona terjadi pada 2010-2011. Saat itu, dia berpasangan dengan Mohammad Ahsan.
 Mereka mampu menembus mengantarkan Indonesia menembus final Piala Thomas 2010. Setahun kemudian, Bona/Ahsan menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 2011di London dan juga meraih emas SEA Games 2011.
 Kini, Ahsan berpasangan dengan Hendra Setiawan. Mereka mampu meraih juara dunia 2013 dan All England Super Series Premier 2014. (*)

Chen Long Ulangi Capaian 2012

CHEN Long kembali meraih gelar nomor tunggal dalam Super Series Finals.  Ini berkat kemenangan 21-16, 21-10 yang dipetik pebulu tangkis Tiongkok tersebut atas Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emirate Arab, pada Minggu waktu setempat (21/12).
 Ini menjadi kemenangan kesembilan Chen Long dari sepuluh kali pertemuan dengan Vittinghus. Dia hanya tumbang dari pebulu tangkis Negeri Dongeng, julukan Denmark, tersebut dalam pertemuan pertama di Makau Grand Prix 2009.
 Gelar di Dubai ini menjadi yang kedua bagi Chen Long dalam Super Series Finals. Dua tahun lalu,  dia juara saat event yang diikuti delapan besar terbaik dunia itu dilaksanakan di Shenzhen, Tiongkok.
 Namun, sejak dilaksanakan 2007, Chen Long masih kalah dari Lee Chong Wei. Tunggal putra andalan Malaysia itu sudah mengoleksi empat gelar yakni pada 2008, 2009, 2010, dan 2013. Sementara, nama di luar Chen Long dan Chong Wei yang pernah menjarai nomor tunggal putra Super Series Finals adalah Lin Dan. Lelaki asal Tiongkok yang dijuluki Superdan itu naik ke podium terhormat pada 2011.
 Satu gelar dari Chen Long di Dubai ini membuat Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut membawa pulang dua gelar. Satu medali berharga dipetik dari nomor ganda campuran karena terjadi final sessama wakil Tiongkok (All Chinas Finals). Pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei menundukkan  Liu Cheng/Bao Yixin 21-15, 21-12.
 Indonesia sendiri gagal total dalam Super Series Finals 2014. Meski, merah putih mengirim wakilnya di empat nomor.
 Mereka aalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (ganda putra), Nitya Krishinda/Greysia Polii (ganda putri), dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (ganda campuran). Semuanya sudah angkat koper dari babak pertama. (*)


Juara Super Series Finals 2014

Tunggal putra:Chen Long (Tiongkok) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 21-16, 21-10

Tunggal putri: Tai Tzu Ying (Taiwan) v Sung Ji-hyun (Korea Selatan) 21-17, 21-12

Ganda putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 19-21, 21-19, 21-16

Ganda putri:Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang) v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok) 21-17, 21-14

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok) 21-15, 21-12.

Gagal Juara dengan Pasangan Baru

DEKAT: Gabriela Stoeva (foto: badmintonfoto)
TAK butuh lama bagi Markus Fernaldi untuk mencari pasangan baru. Tak tanggung-tanggung, lelaki yang akrab disapa Sinyo tersebut punya gandengan anyar di nomor ganda putra dan ganda campuran.
 Di ganda putra, pebulu tangkis asal Tangkas, Jakarta, itu bertandem dengan Kaizar Bobby Alexander dan berpasangan dengan Gabriela  Stoeva di ganda campuran.
 Pasangan anyar ini pun langsung ikut ambil bagian dalam turnamen Turki International. Hasilnya pun tak mengecewakan.
 Dalam event yang dilaskanakan di Ankara dan menyediakan hadiah total USD 5 ribu tersebut, di ganda putra, Sinyo/Kaizar menembus babak perempat final. Langkah pasangan merah putih ini dihentikan unggulan keempat asal Rusia Konstantin Abramov/Alexandr Zinchenko 15-21, 21-12, 16-21.
 Di ganda campuran, langkah Sinyo lebih jauh. Berpasangan dengan perempuan Bulgaria Gabriela Stoeva, mereka mampu menembus babak final.
 Sayang, dalam pertandingan yang dilaksanakan Minggu (21/12) waktu setempat, pasangan yang dikabarkan dekat itu harus mengakui pasangan Jerman berdarah Indonesia Jones Rafli Jansen/Cisita Joity Jansen dengan rubber game 21-17, 17-21, 12-21.
 Dalam satu tahun setengah ini, di ganda putra, Sinyo berpasangan dengan Markis Kido. Sebagai pasangan baru, capaian keduanya cukup spektakuler.
 Mereka mampu meraih satu gelar super series yakni Prancis Super Series 2013, dan turnamen grand prix gold, Indonesia Grand Prix Gold.
 Bahkan, dari ranking terakhir yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia),Sinyo/Kido masih bertengger di posisi 10 dunia. Mereka menjadi pasangan nomor dua terbaik Indonesia setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang ada di posisi kelima.
 Hendra sendiri sebelumnya juga pernah menjadi pasangan Kido. Pasangan Hendra/Kido pernah mengharumkan nama Indonesia di berbagai turnamen internasional. Juara dunia 2007 dan emas Olimpiade Beijing 2008 mampu digapai. Setelah pisah dari Hendra, Kido berpasangan dengan Alvent Yulianto, pebulu tangkis yang pernah juga digembleng di Pelatnas Cipayung. Hanya, usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, mereka berpisah. Kido pun berpasangan dengan Sinyo.
 Kini, Kido berpartner dengan rekannya di klub Jaya Raya yang juga pernah ditempa di pelatnas, Agripinna Prima Rahmanto. (*)

Hasil Turki International

Tunggal putra:Mathias Almer (Austria x4) v Nick Fransman (Belanda x3) 21-15, 7-21, 21-17

Tunggal putri:Neslihan Yigit (Turki x3) v Ozge Bayrak (Turki x1) 13-21, 21-14, 21-16

Ganda putra:Konstantin Abramov/Alexandr Zinchenko (Rusia x4) v Karnphop Atthavoroj/Gergely Krauusz (Thailand/Hungaria) 21-17, 21-15

Ganda putri: Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x1) v Ozge Bayrak/Neslihan Yigit (Turki x2) 21-11, 21-9

Ganda campuran: Jones Rafli Jansen/Cisita Joity Jansen (Jerman x3) v Markus Fernaldi/Gabriela Stoeva (Indonesia/Bulgaria) 17-21, 21-17, 21-12

X=unggulan

Hanya Tunggal Putri yang Pasti Lepas

KEJUTAN:Tai Tzu Ying (foto:allengland)

TIONGKOK mendominasi babak pemungkas Super Series Finals 2014. Negeri Panda, julukan Tiongkok, menempatkan wakilnya di empat nomor.
 Bahkan, di nomor ganda campuran, terjadi All China Finals (final sesama Tiongkok). Pasangan Zhang Nan/Zhao Yunlei, yang menempati unggulan teratas, akan dijajal Liu Cheng/Bao Yixin.
 Itu setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya. Zhang/Zhao tak mengalami kesulitan saat mengalahkan pasangan suami-istri Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris) 21-9, 21-12 di Dubai, Uni Emirate Arab (UEA) pada Sabtu waktu setempat. Sedangkan Liu/Bao menghentikan perlawanan pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen 21-13, 21-12.
 Kans Tiongkok menambah koleksi gelar terbentang di tunggal putra. Unggulan teratas Chen Long dijajal Hans-Kristian Vittinghus (Denmark). Tiket final digapai Chen Long berkat kemenangan 21-18, 21-9 atas Srikanth K. (India) dan Vittinghus menundukkan compatriot (rekan satu negara) Jan O Jorgensen 21-11, 21-17.
 Di babak penyisihan grup, Chen Long mampu mengalahkan Vittinghus dengan rubber game 13-21, 21-10, 21-9. Dari rekor pertemuan, pebulu tangkis Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, juga jauh lebih unggul.
 Dia hanya kali menelan kekalahan dari sembilan kali pertemuan. Satu-satunya pil pahit Chen Lon dari Vittinghus hanya terjadi di pertemuan pertama di Makau pada 2009.
 Hanya, di nomor tunggal putri, Tiongkok tak bisa menempatkan dutanya. Final di nomor ini terjadi antara Tai Tzu Ying (Taiwan) melawan Sung Ji-hyun (Korea Selatan).Di semifinal, Tzy Ying dan Ji-hyun pun menang bukan dari wakil Tiongkok.
 Tzu Ying menundukkan Saina Nehwal dari India dengan 11-21, 21-13, 21-9. Sementara Ji-hyun menghentikan perlawanan Akana Yamaguchi (Jepang) 21-13, 21-13.
 Indonesia sendiri sudah gagal menempatkan wakilnya di babak semifinal. Meski, merah putih menempatkan wakilnya di Super Series Finals pada empat nomor. Mereka adalah Tommy Sugiarto (tunggal putra), Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, Greysia Polii/Nitya Krishinda (ganda putri), dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Berebut juara di Super Series Finals 2014
Tunggal putra: Chen Long (Tiongkok) v Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)

Tunggal putri:Tai Tzu Ying (Taiwan) v Sung Ji-hyun (Korea Selatan)

Ganda putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok)

Ganda putri:Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)v Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok)

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok)