WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Datang, Langsung Hadapi Vietnam

ASIA ALL-STARS: Bao Chunlai (kiri) dan Zheng Bo (foto: sidiq)


INDONESIA menyandang status salah satu tuan rumah Axiata Cup 2013. Tapi, pada sehari menjelang pertandingan, rombongan besar kontingen merah putih belum juga menginjakkan kaki di Surabaya, venue penyisihan Axiata Cup 2013.
 ‘’Banyak pebulu tangkis Indonesia yang habis bermain di Eropa tertahan di Jerman. Ini imbas mogoknya karyawan maskapai di sana,’’ kata Ketua Panitia Pelaksana Axiata Cup 2013 Yacob Rusdianto di sela-sela peluncuran Axiata Cup 2013 di Surabaya pada Rabu (20/3/2013).
 Rencananya, pada hari H pertandingan atau 21 Maret, Tontowi Ahmad dkk langsung menginjakkan kaki di Surabaya. Artinya, mereka tak mempunyai waktu istirahat yang cukup untuk meladeni Vietnam di DBL Arena pada pukul 13.00.
 Para pebulu tangkis baru saja melakoni tur di Eropa dengan tampil di Jerman Grand Prix Gold di Mulheim (26 Februari-3 Maret), All England Super Series Premier di Birmingham, Inggris (5-10 Maret), dan Swiss Grand Prix Gold di Basel (12-17 Maret).
 Mereka yang berlaga dalam tur Eropa antara lain Tommy Sugiarto, Dionysius Hayom Rumbaka (keduanya turun di tunggal putra), Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari,  Adriyanti Firdasari (ketiga tunggal putri), termasuk juga pasangan ganda campuran juara All England 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. 
 ‘’Semoga mereka bisa datang dan bisa menang lawan Vietnam,’’ harap Yacob, yang juga mantan Sekjen PB PBSI (*)


Jadwal Axiata Cup 2013 di DBL Arena, Surabaya
21 Maret
12.30 WIB: Indonesia v Vietnam
                    Thailand v Asia All-Stars
        Malaysia v Filipina
                     Singapura v Eropa All-Stars

22 Maret
12.30 WIB: Indonesia v Singapura
                    Asia All-Stars v Filipina
                    Malaysia v Thailand
                    Eropa All-Stars v Vietnam

23 Maret
Indonesia v Malaysia
Filipina v Vietnam
Asia All-Stars v Eropa All-Stars
Singapura v Thailand


24 Maret
Indonesia v Asia All-Stars
Thailand v Vietnam
Malaysia v Eropa All-Stars
Filipina v Singapura

Justian pun Tak Kalah Optimistis

SITUS:Justian Suhandinata (foto: sidiq)



Poul-Erik Hoyer lagi menepuk dada. Lelaki asal Denmark tersebut sudah berkoar bakal menjadi Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
Alasannya, dia mengklaim sudah memperoleh banyak dukungan dari federasi bulu tangkis di Eropa dan Afrika. Suaranya pun jauh lebih unggul dibandingkan dua kandidat lain, Justian Suhandinata dari Indonesia dan Datuk Seri Nadzmi Mohd Salleh dari Malaysia.
 Namun kini, peta kekuatan bisa berubah. Itu setelah Nadmi menjadi pelaksana Presiden BAC (Konfederasi Bulu Tangkis Asia).
 ‘’Saya pun optimistis juga menang kalau kompetitor saya juga optimistis. Itu kan wajar-wajar saja,’’ kata Justian melalui pesan singkat.
 Modalnya tentu saja bakal bersatunya suara Asia. Sebagai kiblat bulu tangkis dunia, tentu suara Asia lebih diperhatikan.
 ‘’Tapi, tunggu saja pernyataan Asia Bersatu dari Nadzmi pada Sabtu  23 Maret mendatang di Kuala Lumpur,’’ terangnya.
 Dalam acara tersebut, dia, PB PBSI (Pengurus Besar  Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) serta BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) bakal hadir. Sementara itu, Justian juga menyebutkan negara-negara yang bakal mendukungnya menjadi organisasi yang dulunya bernama IBF (Federasi Bulu Tangkis Internasional) tersebut.
 ‘’Saya sudah keliling ke berbagai negara di dunia untuk melakukan lobi,’’ ungkap Justian.
  Dia menambahkan sudah banyak negara yang siap memberikan suaranya kepada dia. Semua itu, lanjut dia, bisa dilihat di situsnya, Justian Suhandinata.com
 ‘’Semua negara yang memberikan dukungan ada di situs tersebut,’’ ungkapnya.
 Optimismenya semakin tinggi dengan sokongan dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia), KOI (Komite Olimpiade Indonesia), Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo serta PB PBSI. Bahkan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), ucap Justian, sudah menginfokan kepada para duta besar dan konsulat untuk mendukung pencalonannya. (*)
  

Axiata Cup Kejar Rekor Muri


AXIATA Cup 2013 segera bergulir. Turnamen yang diikuti oleh delapan tim tersebut bakal digelar di dua kota, Surabaya (Indonesia) dan Kuala Lumpur (Malaysia), mulai 21 Maret hingga 14 April.
 Memang, rentang waktunya terlihat lama. Tapi, sebenarnya, event yang sudah memasuki tahun kedua tersebut terbagi dalam beberapa sesi. Babak awal  dilaksanakan di Surabaya pada 21-24 Maret di DBL Arena. Kemudian, dilanjutkan 29-31 Maret di dua kota serta babak semifinal di Kuala Lumpur 13-14 April.
 ‘’Di Surabaya, semua peserta Axiata akan unjuk kemampuan. Setelah itu,mereka akan menjalani fase grup di dua kota,’’ terang Ketua Panpel Axiata Cup 2013 Yacob Rusdianto.
 Delapan tim tersebut adalah Indonesia, Vietnam, Filipina, dan Eropa All-Stars yang berada di grup Surabaya. Sedangkan mereka yang akan bertanding di Kuala Lumpur adalah Malaysia, Singapura, Filipina, dan Eropa All-Stars.
 Yang menarik, turnamen tersebut bakal menyediakan hadiah USD 1 juta atau sekitar Rp 10 Miliar. Nah, dengan hadiah yang begitu wah, Axiata Cup 2013 seharusnya bisa masuk Museum Rekor Indonesia (Muri).
 ‘’Ini akan menjadi rekor dengan hadiah terbanyak di Indonesia sekaligus juga dunia,’’ tambah Yacob.
 Memang,dibandingkan turnamen-turnamen lain yang dilaksanakan di Indonesia, Axiata Cup 2013 unggul jauh. Turnamen super series premier, Indonesia Open, saja hanya menyediakan hadiah USD 600 ribu. Apalagi dengan Indonesia Grand Prix Gold atau malah dengan sirkuit nasional.
 ‘’Harapannya, dengan hadiah besar juga mampu merangsang penonton datang dan juga mengangkat kembali prestasi Indonesia di ajang internasional,’’ tandas Yacob. (*)


Lapangkan Jalan Justian Suhandinata



JALAN Justian Suhandinata maju sebagai satu-satunya wakil Asia dalam persaingan Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbuka lebar. Lelaki asal Indonesia tersebut tak perlu bersaing dengan Datuk Seri Nadzmi Mohd Salleh dari Malaysia.
 Meski sang rival asal Malaysia tersebut juga tak harus mengundurkan diri dalan pemilihan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia,pada Mei mendatang. Itu disebabkan Nadzmi kini duduk sebagai pelaksana Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Asia (BAC).
 Dari rilis BAC yang diterima penulis, Nadzmi dipercaya memimpin BAC setelah para anggota melakukan mosi tak percaya kepada Presiden BAC Katsuto Momii asal Jepang dalam pertemuan luar biasa yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand, pada Senin (18/3/2013). Tentu, jika Nadzmi menjadi orang nomor satu BAC, dia pasti akan maju menghadapi Poul-Erik Hoyer Larsen, presiden asosiasi bulu tangkis Eropa yang berasal dari Denmark.
 Sebelumnya, Sekjen BAC Surasak Songvarakulpan meminta agar salah satu di antara Justian atau Nadzmi mundur. Tujuannya agar suara Asia tak terbelah. Hingga saat ini, posisi Poul-Erik memang lagi di atas. Suara peraih emas nomor tunggal putra Olimpiade Atlanta 1996 tersebut didukung negara-negara Eropa dan Afrika. (*)

Pengurus BAC sebelum Pertemuan di Bangkok
Presiden Mr. Katsuto Momii
Wakil Presiden:
Dr. Akhilesh Das Gupta
Dr. Mohamed Al-Amin bin Haji Abdul Majid
Mr. Jassem Kanso
Mr. Kim Hak Suk
Mr. Liu Fengyan
Mr. Juniarto Suhandinata
Sekretaris Jendral:   Mr. Surasak Songvarakulpan
Sub Komite
Keuangan: Mr. Tsai Hung Peng
Pengembangan: Mr. Juniarto Suhandinata
Teknik : Mr. Junichiro Yamada
Pemasaran: Mr. Le Dang Xu
Hukum: Mr. Prakash Bahadur Shahi
Humas: Ms. Kholoud Bitar
Event Ms. Maria do Carmo R.M. Carvalho

Bao Chunlai Gabung Asia All-Stars


KEMBALI: Bao Chunlai (foto: badzine)
BAO Chunlai dan Zheng Bo telah memutuskan gantung raket. Ini membuat keduanya pun sudah tak membela Tiongkok dalam berbagai event internasional.
 Tapi, bukan berarti keduanya total istirahat dari olahraga tepok bulu tersebut. Bahkan, aksinya bisa disaksikan di Indonesia dalam Axiata Cup yang dilaksanakan di DBL Arena Surabaya pada 21-24 Maret.
 Keduanya akan membela Asia All-Stars dalam event yang menyediakan hadiah total USD 1 juta tersebut. Bao Chunlai, yang bermain dengan tangan kiri, merupakan juara dunia junior pada 2000 dan runner-up kejuaraan dunia 2006. Bao mundur setelah mengalami masalah dengan cedera.
 Sementara, Zheng, yang satu provinsi dengan Bao dari Yunan, merupakan pasangan ganda campuran terkuat di dunia bersama Ma Jin. Keduanya juga pernah menjadi juara dunia. Dengan usia masih 29 tahun, dia memutuskan keluar dari timnas negaranya dan juga mundur dari semua ajang kompetisi.
Meski begitu, Bao dan Zheng turun sebagai pasangan ganda dengan membela daerah asalnya dalam China Badminton League.
 Keduanya akan kembali bersatu dalam Axiata Cup dengan membela Asia All-Stars. Mereka akan bergabung bersama bintang tunggal putra Korsel Lee Hyun-il dan juara tunggal putri Malaysian Open Tai Tzu-ying asal Taiwan. (*)

Siapa Mereka
Nama: Bao Chunlai
Negara: Tiongkok
Spesialis: Tunggal
Usia: 30
Prestasi:
-Kejuaraan Dunia: Runner-up (2006), Posisi III (2003, 2007)
-Asian Games: Emas Beregu (2006, 2010)
-Piala Thomas: Juara (2004, 2006, 2008, 2010)


Zheng Bo
Negara: Tiongkok
Usia: 30
Spesialis: Ganda
Prestasi:
Kejuaraan Dunia: Juara bersama Ma Jin

Kecewa Performa Kien Keat/Boon Heong



  GANDA putra Malaysia tengah dalam sorotan. Ini menyusul hasil buruk dalam tur Eropa yang berakhir akhir pekan ini.
 Dari semua pasangan yang berangkat ke Jerman Grand Prix, All England Super Series, dan Swiss Grand Prix Gold, hasil terbaik hanya mampu menembus babak perempat final di All England melalui pasangan Hoon Thien How/Tan Wee Kiong yang menduduki peringkat tujuh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dan di Swiss lewat pasangan peringkat 15 dunia Goh V Shem/Lim Khim Wah.
 Sebaliknya, pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong yang digadang-gadang bakal berjaya malah menuai hasil buruk. Pasangan peringkat kedua dunia tersebut tumbang pada babak kedua All England setelah dipermalukan Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuapech dari Thailand. 

 “Harus diakui, hasil tur Eropa yang paling buruk adalah pasangan Kien Keat/Boon Heong,” kata pelatih ganda Malaysia Tan Kim Her.
 Sebaliknya, dia memuji Thien How/Wee Kiong yang untuk kali pertama merasakan masuk babak perempat final All England. Meski, diakui keduanya bukan tumpuan asa dalam turnamen super series tertua itu.  

 Begitu juga dengan pasangan V Shem/Khim Wah. Hanya, mereka masih perlu butuh kerja keras untuk bisa mewakili Malaysia dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang. Dalam event tersebut, setiap negara bisa diwakili oleh tiga pasangan. Selain ketiganya, negeri jiran juga mempunyai Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari. Kini, keduanya duduk di posisi ke-16.
 “Jadi, pasangan V Shem/Khim Wah masih bisa digantikan Zakry/Fairuzizuan,’’ ungkap Kim Her.
Khusus untuk Kien Keat/Boon Heong, pihaknya akan mencoba membantu dengan memberikan suntikan motivasi. Untuk itu, dia akan mengajak pelatih ganda lainnya, Paulus Firman duduk satu meja. (*)


PUJIAN: Thien How/Wee Kiong (foto: badmintonfreak)











 Peringkat Ganda Malaysia (Per 14 Maret 2013)

1.Koo Kien Keat/Tan Boon Heong  peringkat 2
2. Hoon Thien How/Tan Wee Kiong  peringkat 7
3. Goh V Shem/Lim Khim Wah  peringkat 15
4. Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari  peringkat 16
5. Gan Teik Chai/Ong Soon Hock peringkat 18 

Indonesia Kirim Kekuatan Terbanyak

MASUK: Dionysius Hayom Rumbaka (foto:badzine)
INDONESIA menyandang status juara bertahaAxiata. Bahkan, saat dilaksanakan tahun lalu di Jakarta, dua tim merah putih, Garuda dan Rajawali, saling bertemu di final.
 Pertandingan ini pun akhirnya dimenangkan Garuda yang diperkuat pebulu tangkis papan atas Indonesia seperti Taufik Hidayat, Simon Santoso, dan Sony Dwi Kuncoro. Tapi, kali ini, usaha untuk mempertahankan posisi terhormat tersebut bukan sebuah pekerjaan mudah. Indonesia hanya menurunkan satu tim.
 Selain itu, persaingan pun bakal ketat. Semua negara peserta pun menurunkan komposisi terbaik. Apalagi, banyak peserta menggunakan ajang Axiata Cup 2013 sebagai ajang pemanasan menuju Piala Sudirman yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19-26 Mei mendatang.
 Axiata Cup sendiri dilaksanakan di Surabaya dan Kuala Lumpur dari 21-24 Maret dan dilanjutkan 29-31 Maret serta semifinal dan final di Kuala Lumpur pada 13-14 Maret.
 ‘’Format yang kami pakai memang beda. Semua tim peserta akan saling bertemu dalam kejuaraan kali ini,’’  kata Ketua Panpel Axiata Cup 2013 Yacob Rusdianto.
 Ini, tambah dia, dilakukan semua peserta bisa saling mengukur kekuatan. Bagi penonton sendiri, bisa menyaksikan semua peserta yang membawa pebulu tangkis terbaiknya akan jadi hiburan tersendiri.
 Dari daftar yang sudah ada, memang nama pebulu tangkis terbaik dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei belum ada. Tapi, sebelumnya, sebuah surat kabar Malaysia pernah memberitakan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) mengharuskan Chong Wei ikut ambil bagian. Meski, itu bukan dari pertandingan awal di Surabaya.
 ‘’Semua masih bisa berubah hingga menjelang pertandingan nanti,’’ ungkap Yacob.
 Indonesia sendiri mengirim kekuatan terbanyak yakni 19 pebulu tangkis. Hanya, dalam daftar tersebut tak terdapat nama Taufik Hidayat.
 Bisa jadi, ini dikarenakan kemampuannya sudah dianggap menurun. Buktinya, dia sudah lama puasa gelar dan sering tumbang pada babak pertama dalam berbagai event yang diikuti. (*)

Daftar Peserta Axiata Cup  2013        

Malaysia                        
1       Liew Daren                       MS              #12
2       Chong Wei Feng               MS          #17
3       Koo Kien Keat                 MD            #2
4       Tan Boon Heong          
5       Chan Peng Soon                XD          #3
6       Goh Liu Ying            
7       Lim Yin Loo                      XD      
8       Tee Jing Yi                          WS               #54
                       
Indonesia
1       Sony Dwi Kuncoro        MS      #4
2       Simon Santoso               MS      #8
3       Tommy Sugiarto             MS      #24
4       Dionysius Hayom Rumbaka         MS      #26
5       Lindaweni Fanetri               WS      #18
6       Aprilia Yuswandari          WS   #27
7       Adriyanti Firdasari             WS      #31
8       Bellaetrix Manuputy           WS      #41
9       Ryan Agung Saputro          MD      #12
10      Angga Pratama          
11      Hendra Setiawan              MD      #37
12      Mohammad Ahsan          
13      Muhammad Ulinnuha       MD      #29
14      Ricky Karanda Suwardi   MD      
15      Bona Septano    MD      #39
16      Tontowi Ahmad   XD      #2
17      Liliyana Natsir        
18      Muhammad Rijal  XD      #7
19      Debby Susanto          
                       
Thailand
1       Boonsak Ponsana MS      #15
2       Tanongsak Saensomboonsuk        MS      #39
3       Bodin Issara    MD      #8
4       Sudket Prapakamol       XD      #6
5       Saralee Thoungthongkam          
6       Songphon Anugritayawon  MD      #22
7       Kunchala Voravichitchaikul      XM      
8       Ratchanok Intanon       WS      #8
9       Busanan Ongbamrungphan  WS      #17
                       
Filipina
1       John Kenneth Monterubio        
2       Antonino Benjamin Gadi  MS      #479
3       Peter Gabriel Magnaye           MD      #108
4       Philip Joper Escueta            
5       Ronel Estanislao                        MD      #98
6       Paul Jefferson Vivas            #98
7       Malvinne Ann Venice Alcala      WS      #312
8       Bianca Ysabel Carlos            WS      #276
                       
Singapura

1       Wong Zi Liang Derek     MS      #46
2       Chen Yongzhao Ashton    MS      #53
3       Huang Chao                      MS      #158
4       Robin Gonansa           MS      #135
5       Yeo Zhao Jiang Terry    MD      #64
6       Liu Yi          
7       Hee Yong Kai Terry              
8       Muhd Asraf Bin Ishak            
9       Xing Aiying                     WS      #41
10      Chen Jiayuan            WS      #56
11      Gu Juan                 WS      #19
12      Liang Xiaoyu            WS      #105
13      Shinta Mulia Sari               WD  15          
14      Yao Lei        
15      Danny Bawa Chrisnanta   XD      #9
16      Neo Yu Yan Vanessa              
17      Delis Yuliana          
                       
       
1       Nguyen Tien Minh        MS      #9
2       Nguyen Hoang Nam        MD      #262
3       Duong Bao Duc          
4       Huynh Nguyen Khang      MD      #385
5       Bao Minh                
6       Vu Thi Trang    WS      #248
7       Thai Thi Hong Gan       F      

Asia All-Stars
1       Lee Hyun Il (Korea)     MS      #25
2       Tai Tzu Ying (Taiwan) - TBC     WS      #9
3       Yip Pui Yin (Hongkong) - TBC    WS      #24
4       Fang Chieh Min (Taiwan) - TBC   MD      #27
5       Lee Sheng Mu (Taiwan) - TBC            
6       Ashwini Ponnappa (India)        XD      #31
7       Tarun Kona (India)              
                       
        Eropa All-Stars
1       Dymtry Zavadsky (Ukraine)       MS      #47
2       Scott Evans (Ireland)           MS      #54
3       Tine Baun (Denmark)             WS      #7
4       Carolina Marin (Spanyol)        WS      #32
5       Vladimir Ivanov (Rusia)         MD      #11
6       Ivan Sozonov (Rusia)            
7        Jacco Arends (Belanda) MD      #44
8       Jelle Maas (Belanda)            
9       Robert Mateusiak (Polandia)     XD      #8
10      Nadiezda Zieba (Polandia)              
11      Michael Fuchs (Jerman)          XD      #13
12      Birgit Michels (Jerman)        
13      Baptiste Careme (Prancis)       XD      #29
14      Audrey Fontaine (Prancis)           

Ket:
MS: tunggal putra
WS: tunggal putri
MD: ganda putra
XD: ganda campuran

#: peringkat dunia

Dulu Jerman, Kini Italia, Status Tangkas

KE EROPA: Indra Bagus Ade Candra (foto: pbsi)

INDRA Bagus Ade Candra. Dari namanya, kita pasti ta hu bahwa dia orang Indonesia.
 Bahkan, bagi penggemar bulu tangkis, nama itu pun sudah tak asing.  Ini dikarenakan pemuda berusia 25 tahun tersebut pernah menjadi penghuni pelatnas Cipayung.
 ‘’Dia punya skill yang bagus. Dulunya dia membela bendera Tangkas,’’ kata Wijanarko Adi Mulya, salah satu pengurus Pengprov PBSI Jatim yang mengenal sosok Indra.
 Bahkan, dia sempat memperkirakan Indra bakal jadi penerus Taufik Hidayat yang sudah mulai luntur perjalanan prestasinya. Apalagi, saat di pelatna, dia sudah mulai sering diberi kesempatan membawa nama Indonesia di ajang internasional.
 Sayang, harapan itu terbang seiring tak lagi beradanya lelaki kelahiran 13 Juli 1987 tersebut tak lagi di Cipayung, lokasi pelatnas PB PBSI. Menariknya, dia pun setelah itu terbang ke Eropa dengan membela bendera Spanyol.
 Tercatat, dia mampu menjadi juara Swedia Internasional serta menembus perempat final di Bitburger Open dan Italia Internasional 2010 dan 2011. Namun, lama tak terdengar kabarnya, Indra sudah tak lagi membela Negeri Matador, julukan Spanyol.
 Pada Rumania Internasional 2013 yang dilaksanakan di Timisoara yang berakhir Minggu (17/3/2013) waktu setempat itu, dia memakai bendera Italia. Dia pun harus melangkah dari babak kualifikasi.
 Itu dikarenakan peringkatnya sekarang di BWF (Federasi BuluTangkis Dunia) jeblok. Dalam peringkat per 14 Maret, dia hanya duduk di posisi 246. Untung, dia mampu lolos hingga ke babak utama. Namun, dia sudah terkuras tenaganya karena harus menyingkirkan tiga lawannya sebelum melangkah ke babak elite.
 Ini juga yang ikut mempengaruhi penampilannya. Langkahnya hanya bisa sampai ke babak semifinal. Indra gagal menembus babak semifinal setelah dihentikan pebulu tangkis Prancis nonunggulan Lucas Corvee dua game langsung 16-21, 24-26.
  Corvee sendiri akhirnya gagal menjadi juara karea takluk oleh wakil Jepang yang melaju dari babak kualifikasi Takuto Inoue 21-10,17-21, 15-21.
 Meski membela Italia, ternyata Indra tetap bagian dari Tangkas Jakarta. Tentu, status ini sama dengan beberapa rekannya yang membela bendera Jerman seperti Ari Trisnanto dan Yoga Pratama
 ‘’Ya, dia masih anggota kami,’’ tegas pengurus Tangkas Yuniarto Suhandinata.(*)

Daftar Juara Rumania Internasional
Tunggal Putra:Takuto Inoue (Jepang) v Lucas Corvee (Prancis) 10-21, 21-17, 21-15
Tunggal Putri: Beatriz Corrales (Spanyol x1) v Kim Na-young (Korsel) 15-21, 21-6, 21-15
Ganda Putra:Takuto Inoue/Yuki Kaneko (Jepang) v Quentin Vincent/Sebastien Vincent (Prancis) 21-10, 21-10
Ganda Putri:Irina Khlebko/Polikarpova (Rusia) v Natalya Voytsekh/Yelyzaveta Zharka (Ukraina) 21-18, 23-21
Ganda Campuran: Choi Sol-kyu/Kim Hye-rin (Korsel) v Ramazan Ozturk/Neslihan Kilic (Turki) 21-16, 21-13

Dua Kali Beruntun Rasakan Gagal

PELAJARAN: Ratchanok Inthanon (foto: chiangraitime)

DUA pekan terakhir bisa jadi selalu dikenang Ratchanon Inthanon. Pebulu tangkis Thailand tersebut mampu menembus dua final turnamen secara berurutan di Eropa.
 Pada 10 Maret 2013, perempuan kelahiran 5 Februari  1995 tersebut mampu menembus final turnamen paling bergengsi di muka bumi ini, All England. Sayang, pada turnamen yang masuk kategori super series, turnamen tertinggi dalam kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia harus mengakui Tine Baun dari Denmark dengan rubber game 14-21, 21-16, 10-21.
 Ini membuat dia gagal mengukir rekor menjadi pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, pertama yang mendapat kalungan medali di nomor tunggal putrid pada turnamen yang usianya sudah lebih 100 tahun tersebut.
 Sepekan kemudian atau Minggu (17/3), kesempatan membalas kegagalan di Birmingham, venue All England 2013, terbuka lebar. Tiga kali juara dunia junior tunggal putri tersebut menembus babak final Swiss Grand Prix Gold.  
 Lawan yang dihadapi adalah Wang Shixian. Tapi, lagi-lagi, Ratchanok gagal  menjadi yang terbaik karena kalah dua game langsung 16-21, 12-21. Ini juga menjadi kekalahan keempat Ratchanok dalam lima kali pertemuan dengan pebulu tangkis Tiongkok yang kini duduk di peringkat tujuh dunia tersebut. Tahun lalu, Wang juga yang menghentikan asa Ratchanok pada babak semifinal  turnamen yang sama. (*)


Hasil Final Swiss Grand Prix Gold 2013 (17/3)

Tunggal Putra:Wang Zhengming (Tiongkok x11) v Du Pengyu (Tiongkok x1) 21-18,21-18
Tunggal Putri:Wang Shixian (Tiongkok x4) v  Ratchanok Inthanon (Thailand x5) 21-16,21-12
Ganda Putra:Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x6) v Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae (Korsel x1) 21-14,18-21, 21-14
Ganda Putri:Jung Kyun-eun/Kim Ha-na (Korsel x3) v Lee So-hee/Shin Seung-chan (Korsel) 23-21, 21-16
Ganda Campuran: Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x2) v Zhang Nan/Tang Jinhua (Tiongkok) 22-20, 21-19

Tak Ragu Tolak Pinangan Thailand

MANTAN CIPAYUNG: Bagus Suprobo (foto: sidiq)

LEBIH baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang, Banyak orang yang mulai meninggalkan peribahasa ini.
 Tapi, bukan bagi seorang Bagus Suprobo. Lelaki kelahiran 1985 tersebut memilih tetap bertahan dan melatih sebuah klub yang tak masuk kategori besar di Indonesia bahkan di Jawa Timur.
 ‘’Saya melatih PB Bintang Terang ini sejak 2010. Sebenarnya, saat itu, ada tawaran melatih di Thailand juga,’’ terang Bagus saat ditemui di GOR Bintang Terang d kawasan Pagerwojo, Sidoarjo.
 Tawaran yang diberikan pemilik PB Bintang Terang dianggap cukup menarik.Apalagi,dia diberi kebebasan.’ ‘’Saya punya keinginan memajukan bulu tangkis di Sidoarjo,’’ ungkapnya.
 Sebenarnya, dengan label mantan pebulu tangkis nasional bukan hal yang susah baginya mendarat di klub yang lebih tersohor. Ya, Bagus pernah menjadi salah satu penghuni pelatanas Cipayung.
 ‘’Saya di Cipayung satu tahun 2003-2004. Saat masuknya rombongan dan keluarnya juga rombongan. Saya satu angkatan dengan Stenny Kusuma (pebulu tangkis Suryanaga dan kini menangani dan membela Spanyol,’’ ungkapnya.
 Setelah tak lagi berada di Cipayung, Bagus pun kembali ke klub asalnya.  Baginya, Suryanaga merupakan klub yang telah memberinya banyak pengalaman. Itu disebabkan sejak usia 7 tahun, dia sudah bergabung di klub yang dipimpin mantan Sekjen PB PBSI yang juga Ketua Umum Pengpro PBSI Jatim Yacob Rusdianto tersebut.
 Hanya, pada 2006-2007,  Bagus meninggalkan Suryanaga untuk menjadi sparring partner Singapura. Dia menjadi lawan tanding pebulu tangkis Negeri Singa di nomor ganda.
 ‘’Jadi saya nggak pernah membela Singapura dan juga tak pernah ada niat membela negara itu,’’ tambah Bagus.
 Setelah kontraknya habis, lelaki yang awalnya menekuni nomor tunggal tersebut kembali ke Indonesia dan masuk program PON 2008 membela Jawa Timur. Dalam event empat tahunan tersebut, dia membawa provinsi paling timur Pulau Jawa itu meraih perunggu nomor beregu dalam event yang dilaksanakan di Kalimantan Timur tersebut.
 Setelah dari PON, dia pun memantapkan diri menjadi pelatih.  Apalagi, dia merasa persaingan dip eta bulu tangkis Indonesia pun semakin ketat. (*)


Tentang Bagus Suprobo
-Lahir di Surabaya 1985 dan mulai masuk Suryanaga pada usia 7 tahun
-Pernah membela Indonesia di ajang pelajar Asia Tenggara pada 2001
-Dengan postur yang dianggapnya kurang ideal, dia ber
pindah ke nomor ganda
-Saat masuk pelatnas pada 2003, dia masih turun di nomor tunggal
-Selain menjadi pelatih di PB Sinar Terang, dia juga masih sering tampil di event yang masuik kalender resmi PB PBSI
-Juga aktif di berbagai turnamen yang disebutnya sendiri sebagai ajang tarkam

Markis Kido/Alvent Yulianto pun Menyusul


INDONESIA kembali akrab dengan kegagalan. Setelah menuai juara di Malaysia Super Series 2013 melalui pasangan ganda putra M. Ahsan/Hendra Setiawan dan dilanjutkan pasangan ganda campuran  Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di All England Super Series, kali ini merah putih gagal membawa pulang gelar dari Swiss Grand Prix Gold.
 Padahal, dalam turnamen yang dilaksanakan di Basel tersebut, kedua pasangan juara itu juga ikut ambil bagian.  Hanya, Ahsan/Hendra sudah tersingkir pada babak kedua  oleh rekannya sendiri pasangan  Markis Kido/Alvent Yulianto dan Tontowi/Liliyana menyerah dari pasangan nonunggulan asal Tiongkok Zhang Nan/Tang Jinhua di semifinal.
 Tentu asal pun diletakan di pundak Markis/Alvent. Sayang, keduanya pun gagal pada babak semifinal karena harus mengakui ketangguhan Chai Biao/Hong Wei, unggulan keenam asal Tiongkok, dengan rubber game 21-17, 9-21, 20-22 pada pertandingan yang dilakukan Sabtu malam waktu setempat (16/3) atau Minggu dini hari WIB.
 Kemenangan tersebut membuat Chai/Hong menantang unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung -hyun yang di semifinal menundukkan Chris Adcock/Andrew Ellis (Inggris) straight game 21-15, 21-9. Ini merupakan pertemuan perdana bagi kedua pasangan. (*)

Perjalanan Wakil Indonesia
Tunggal Putra: Andre Kurniawan (Babak I), Dionysius Hayom Rumbaka (babak III)

Tunggal Putri: Maria Febe Kusumastuti, Hera Desi, Adriyanti irdasari (babak I)

Ganda Putra: Angga Pratama/Ryan Agung) ,Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan , M. Ahsan/Hendra Setiawan (babak II), Markis Kido/Alvent Yulianto

Ganda Putri: Suci Rizky Andini/Della Destiara , Anneke Feinya/Nithya  Krishinda (babak I),  Meiliana Jauhari/LIliyana Natsir (babak II), Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (babak perempat final)

Ganda Campuran: Indra Viki/Gustiani Megawati (babak I), Markis Kido/Pia Zebadiah, M. Rijal/Debby Susanto  (perempat final), Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (semifinal)

Nonunggulan Pulangkan Tontowi/Liliyana


GELAR All England Super Series 2013 belum membuat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir begitu tangguh. Belum genap seminggu, keduanya gagal mempertahankan juara di Swiss Grand Prix Gold.
 Itu setelah pasangan yang menempati unggulan teratas dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut tumbang pada semifinal oleh pasangan Tiongkok nonunggulan Zhang Nan/Tang Jinhua  dengan rubber game 17-21, 21-19, 10-21.  Di atas kertas, seharusnya pasangan merah putih tak perlu kalah. Dalam peringkat
 Sebenarnya, saat di All England Zhang Nan sudah dipermalukan Tontowi/Liliyana. Hanya,saat itu, dia berpasangan dengan Zhao Yunlei.
 Pergantian pasangan ini tampaknya membuat Tontowi/Liliyana kerepotan. Bisa jadi, keduanya bingung karena pertemuan di Basel, venue Swiss Grand Prix Gold, ini merupakan pertemuan perdana.
 Tahun lalu, Tontowi/Liliyana juara setelah menundukkan pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thungthongkam dua game langsung 21-16, 21-14. (*)

Asa Dua Wakil Tersisa


SATU per satu wakil Indonesia bertumbangan  di Swiss Grand Prix Gold. Hingga babak semifinal, merah putih hanya menyisakan dua wakil di dua nomor yakni ganda putra dan ganda campuran.
Di ganda putra ada pasangan senior Markis Kido/Alvent Yulianto dan pasangan ganda campuran  Tontowi Ahmad/Liliyana Nasir. Pada babak perempat final Jumat (15/3), Markis/Alvent memulangkan unggulan kedua asal Korea Selatan (Korsel) Kim Ki-jung/Kim Sa-rang 25-27,21-9, 21-13. Pada babak  semifinal, pasangan non unggulan tersebut akan menantang Chai Biao/Hong Wei. Unggulan keenam asal Tiongkok tersebut memupus Hoon Thien How/Tan Wee Kiong, unggulan ketiga asal Malaysia, 21-15, 22-20. Ini merupakan pertemuan kali pertama Markis/Alvent dengan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.
 Di ganda campuran, Tontowi/Liliyana bertemu pasangan Tiongkok Zhang Nan/Tan Jinhua. Harapannya, tentu mereka bisa menjadi juara seperti yang sudah dilakukannya pekan lalu di All England Super Series. Sebenarnya, Indonesia mengirim wakilnya di semua nomor. Sayang, langkah mereka sudah terthenti sebelum babak semifinal.
 Yang lebih ironis, di tungga putri. Wakil Indonesia sudah tersingkir pada babak pertama. (*)

Sidoarjo Punya Senjata Rahasia

MELOMPAT: Para anggota Pelatda Sidoarjo (foto: sidiq)

HANYA di pandang sebelah mata di pentas bulu tangkis Jawa Timur. Ini disebabkan belum ada prestasi yang ditorehkan Kota Udang tersebut dalam event daerah, termasuk juga dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov).
 Tapi, cibiran tersebut bisa berubah 180 derajat.  Syaratnya,  Sidoarjo mampu meraih medali dalam event olahraga yang dipakai Jawa Timur sebagai persiapan menghadapi Pekan Olahraga Nasional (PON) tersebut.
 ‘’Target meraih medali memang harus. Namun, yang paling realistis, kami pasang target lolos ke semifinal dulu,’’ kata Manajer Tim Bulu Tangkis Porprov Sidoarjo M. Thoriq.
 Dari nomor perorangan dan beregu, ungkap dia, sektor putri dianggap punya kans merealisasikan target tersebut. Pertimbangannya, kemampuan pebulu tangkis kaum hawa dari Sidoarjo masih bisa menyaingi wakil daerah lain seperti Surabaya, Gresik, ataupun juga Jember.
 ‘’Apalagi, kami juga punya pebulu tangkis yang saat ini masih berlatih di Djarum Kudus. Bukan hanya satu tapi dua pebulu tangkis,’’ ungkap Thoriq.
 Ini, tambah dia, bisa menjadi senjata rahasia Sidoarjo. Alasannya, kekuatan mereka tak terdeteksi lawan-lawannya di Porprov nanti. ‘’Mereka gabung hanya pada saat pertandingan Porprov nanti. Pihak Djarum pun sudah memberikan izin,’’ tambah lelaki yang juga pemilik perkumpulan bulu tangkis FIFA tersebut.
 Selain itu, untuk merealisasikan target medali itu, para pebulu tangkis Sidoarjo menjalani latihan rutin pagi dan sore. Untuk pagi khusus fisik dan sorenya dipadukan dengan teknik.
 ‘’Latihan  fisiknya di Gelora Delta. Sementara latihan  skill di Rangkah Kidul dan Ental Sewu,’’ ungkap Thoriq.
 Saat ini masih ada 24 pebulu tangkis yang ada di pelatnas. Rencananya, hanya 12 pebulu tangkis yang akan membawa nama Sidoarjo dalam event yang dilaksanakan di Ponorogo pada Juni mendatang tersebut. (*)


Sony Masih di Empat Besar


POSISI Sony Dwi Kuncoro di peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) belum tergeser.  Pada edisi yang dikeluarkan pada 14 Maret 2013, arek Suroboyo tersebut masih bertahan di posisi keempat tunggal putra.
 Sebenarnya, ini cukup mengejutkan. Alasannya, karena dia baru saja memetik hasil jeblok dalam All England Super Series Premier yang dilaksanakan 5-10 Maret di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, tersebut, Sony sudah tersingkir pada babak kedua.
 Unggulan keempat dalam turnamen berhadiah total USD 400 ribu tersebut, dia menyerah dari pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen 7-11 pada game pertama. Sony tak bisa melanjutkan pertandingan karena cedera.  Petaka itu pula yang membuat Sony harus absen dari Swiss Grand Prix Gold 2013. Padahal, dalam event berhadiah total USD 120 ribu tersebut, dia menjadi unggulan kedua.
 Dalam peringat terbaru, Lee Chong Wei asal Malaysia masih berada di posisi teratas. Dia belum bisa digantikan Chen Long, yang baru saja mempermalukan Chong di final All England Super Series. Di atas Sony masih ada pebulu tangkis Tiongkok lainnya, Du Pengyu.
 Memang, di posisi lima besar tak ada perubahan.Tapi, di bawah lima besar terjadi pergeseran. Pebulu tangkis Hongkong yang membela Suryanaga, Surabaya, di Superliga Badminton Indonesia 2013 Hu Yun naik satu setrip ke posisi keenam. Di peringkat ketujuh, Parupalli Kashyap asal Indonesia beranjak dua tingkat.
Sedangkan Jan O Jorgensen memetik hasil dari capaiannya di All England.  Dia melonjak lima peringkat ke posisi kedelapan. (*)

Peringkat Pebulu Tangkis Indonesia (Per Peringkat 14 Maret 2013)
1.Sony Dwi Kuncoro   4
2. Tommy Sugiarto 17
3. Simon Santoso  20
4. Taufik Hidayat
5. Dionysius Hayom Rumbaka  29
5. Andre Kurniawan Tedjono 50

Kido/Alvent Lebih Tangguh

SAAT JUARA: Markis/Hendra (foto: badmintonfreak)

PASANGAN Markis Kido/Hendra Setiawan pernah ditakuti di pentas bulu tangkis dunia. Mereka mampu merajai hampir semua event bergengsi.
 Juara dunia pun pernah digapai pada 2007 dan emas olimpiade pun mampu diraih di Beijing. Kursi pasangan ganda putra nomor satu dunia pun lama diduduki.
 Sayang, di akhir 2012, keduanya harus berpisah. Meski, meraka pun masih sering dipasangkan jika membela klubnya, Jaya Raya.
 Namun, di ajang internasional, Markis/Hendra resmi bercerai. Kido menggandeng pebulu tangkis yang juga memilih keluar dari pelatnas Cipayung Alvent Yulianto. Sedangkan Hendra memutuskan kembali ke pelatnas dan digandengkan dengan M. Ahsan.
 Hanya, sekarang, dalam sisi prestasi, Ahsan/Hendra lebih mentereng. Keduanya baru saja menjuarai turnamen Malaysia Super Series serta menembus babak semifinal All England Super Series Premier. Sementara Kido/Alvent hanya mampu sampai perempat final di Malaysia dan sudah gugur pada babak pertama pada All England Super Series Premier.
 Tapi, saat kedua pasangan tersebut bertemu di Swiss Grand Prix Gold 2013, Kido/Alvent lebih unggul. Mereka mampu memetik kemenangan dengan rubber game 21-19, 14-21, 21-14. Padahal, dalam sisi unggulan, Ahsan/Hendra menduduki posisi kelima sedangkan Kido/Alvent dalam status non unggulan.
Kemenangan itu membawa Kido/Alvent menantang unggulan kedua asal Korea Selatan Kim Ki-jung/Kim Sa-rang, yang di babak kedua menundukkan Gan Teik Chai/Ong Soon Hock (Malaysia) 21-17, 21-19. (*)

Masa Kejayaan Markis Kido/Hendra Setiawan
2005: Juara Asia, Indonesia Open
2006: Jakarta Satellite, Hongkong Open, Tiongkok Open, Perunggu Asian Games
2007: Juara Dunia, Tiongkok Super Series, Taiwan Grand Prix Gold, Hongkong Super Series, Asian Games
2008: Juara Malaysia Super Series, Olimpiade Beijing, Tiongkok Super Series,Denmark Super Series, Prancis Super Series
2009: Juara Malaysia Super Series, Jepang Super Series, Prancis Super Series
2010: Juara Asian Games

Penuhi Undangan Uji Coba ke Malaysia

PENGALAMAN:Janatul, Tabita, Malikhatus, dan Irfan (foto: sidiq)
PELUH masih membasahi empat pebulu tangkis Hi-Qua Wima. Mereka tengah menjalani program latihan di GOR Mikasa yang berada di kawasan Bratang, Surabaya, pada 13 Maret 2013.
 Tapi, keempatnya masih belum berhenti. Bagi mereka, latihan merupakan pembuka jalan untuk bisa meraih prestasi.
 Apalagi, keempatnya baru saja memperoleh pengalaman yang tak pernah terbayangkan sebelumnya. Mereka baru saja diundang ke negeri jiran untuk menjadi latih tanding. Mereka adalah Irfan Arif Setiagunaman (putra) serta tiga tunggal putri Tabita Christian, Jannatul A'la, serta Malikhatus Sholekah.
 ‘’Anak-anak menghadapi Michael Badminton Academy dan sebuah sekolah olahraga di sana,’’ kata Pelatih Wima Ferry Stewart.
 Dia tak melihat menang atau kalah dalam pertandingan tersebut. Baginya, bertanding di luar negeri akan sangat membantu dalam pembentukan mental juara.
 Memang, Wima sudah sering mengirimkan pebulu tangkis ke mancanegara. Bukan hanya ke Malaysia, tapi juga ke Singapura.
 Bahkan, dua pebulu tangkisnya Riky Widianto dan Febriyan Irvannaldy lama membela bendera negeri pulau tersebut. Namun, keduanya kembali ke Indonesia setelah harus memilih kewarganegaraan.
 Untung, dari Singapura, Riky dan Febri, sapaan karib Febriyan Irvanaldy, pun masuk Pelatnas PBSI di Cipayung, Jakarta Timur.  Tapi, saat ini, tinggal Riky yang ada di kawah candradimuka bulu tangkis tanah air tersebut. Dia difokuskan di nomor ganda campuran. Sementara, Febri memilih kembali ke Wima.
 ‘’Saya cinta Wima dan Indonesia jadi tak akan pindah ke negara lain,’’ tegas Febri. (*)

Target Tembus 40 Besar Dunia

CHRISTOPHER sudah punya keputusan bulat. Dia memilih jadi pebulu tangkis mandiri setelah tak lagi berada di pelatnas Cipayung.
 "Saya masih yakin bisa berprestasi meski sudah tak di pelatnas," kata Christopher.
 Langkah nyata pun sudah dilakukannya. Dengan memilih Trikusuma Wardhana sebagai pasangan, dia sudah tampil dalam Austria Challenge. Akhir April ini, mereka akan mengejar poin di Eropa.
 "Semua itu saya lakukan untuk mengejar target bisa masuk 40 besar dunia di akhir 2013," tegasnya.
 Untuk itu, selain menyusun program turnamen yang diikuti, dia juga akan hengkang ke Jakarta. Tujuannya agar dia dapat lawan tanding (sparring) yang berkualitas.
 "Saya akan ikut latihannya Koh Alvent (Yulianto, yang mantan  juga mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung," ungkapnya.
 Rencananya, program latihan di ibu kota tersebut dilaksanakan setelah melakoni tur di Prancis, Finlandia, Belandan, dan Kroasia. Sebagai pelatih, jika tak ada aral melintang, mereka akan ditangani Sigit Budiarto, mantan juara dunia dan All England saat berpasangan dengan Candra Wijaya. (*)

Li Ning-Red Bull Sponsori Event BWF

BULU tangkis laku dijual. Buktinya, BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) bisa menggandeng sponsor, apparel asal Tiongkok Li Ning  dan sebuah produk minuman berenergi, Red Bull Tiongkok.
 Kerja sama tersebut dilaksanakan selama empat tahun hingga 2016. Piala Sudirman yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, menurut situs bisnis dan olahraga, pada Mei mendatang menjadi event yang disponsori. Setelah itu, dukungan sponsor dilanjutkan ke Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang. Tentunya juga Piala Thomas-Uber.
‘’BWF sangat senang bisa bekerja sama dengan Li Ning dan De Bull Tiongkok dalam turnamen-turnamen utama mulai 2013-2016,’’ kata Sekjen BWF Thomas Lund.
 Dia mengakui turnamen-turnamen yang diikat sponsor tersebut penuh gengsi dan tradisi tinggi. Itu, tamah Lund, juga membuktikan bahwa bulu tangkis sudah semakin berkembang.
 Kerja sama dengan Li Ning meliputi pengadaan shuttlecock dan matras lapangan. Nama Li Ning pun sudah melekat pada Piala Sudirman nanti.
 “Bulu tangkis sudah menjadi olahraga internasional dan terkenal  sekarang,’’ kata General Manager Li Ning Indoor Sport  Hong Yu Ru. Apalagi, event BWF sekarang sudah disiarkan oleh televisi di 160 negara. (*)

Langsung Tersungkur di Babak I



TUNGGAL putri Indonesia masih terpuruk. Tak ada satu pun wakil yang lolos ke babak kedua dalam turnamen Swiss Grand Prix Gold 2013. 
 Tiga wakil yang turun pada babak pertama, Maria Febe Kusumastuti, Hera Desi, dan Adriyanti Firdasari harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya di Basel Rabu waktu setempat (13/3). Febe, sapaan karib Maria Febe, menyerah Tai Tzu Ying asal Taiwan yang diunggulkan di posisi keenam dengan rubber game 21-17,21-14, 21-12.Hera juga takluk dengan tiga game  oleh Shizuka Uchida 16-21, 21-11, 19-21 sedangkan Firda, sapaan karib Adriyanti Firdasari, harus mengakui ketangguhan Jiang Yanjiao, unggulan ketujuh asal Tiongkok, dua game langsung 13-21, 9-21.
 Jika Indonesia tak menyisakan wakil, beda dengan Thailand. Negeri Gajah Putih tersebut meloloskan dua wakilnya, Busanan Ongbumrungpan dan Ratchanok Intanon. Busanan  dipaksa bermain tiga game 21-10, 18-21, 21-19 oleh Karin Schnaase (Jerman) untuk bisa lolos babak kedua. Ratchanok, yang diunggulkan di posisi kelima, pun juga harus memeras keringat selama tiga game sebelum menyingkirkan pebulu tangkis kualifikasi asal Jepang Kano Ito 21-10, 10-21, 21-9.
 Ratchanok tengah on fire. Pekan lalu, juara dunia junior tersebut mampu lolos ke final turnamen bergengsi All England Super Series Premier di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris. Sayang, di laga pemungkas, dia takluk oleh pebulu tangkis senior asal Denmark Tine Baun. (*)