WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Tommy Kembali Tempati Ranking III

Tommy Sugiarto
POSISI ketiga dunia kembali ditempati Tommy Sugiarto. Itu tak lepas dari capaiannya pada Malaysia Super Series Premier 2014.
 Dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut, Tommy mampu lolos ke final. Sayang, di laga pemungkas yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 Januari tersebut, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis tunggal putra peringkat satu dunia yang juga tumpuan asal tuan rumah Lee Chong Wei  dengan dua game langsung 19-21, 9-21.
 Namun, kekalahan tersebut membuat Tommy mengantongi poin 9.350. Ini membuat putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut melengserkan pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen satu setrip.
 Posisi ketiga pernah diduduki Tommy saat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) merilis rankingnya pada 19 Desember. Sayang, posisi tersebut hanya bertahan satu  pekan.
 Hanya, untuk bisa menggeser Chen Long dari Tiongkok di posisi kedua butuh perjuangan ekstrakeras. Apalagi, Tommy masih labil.
 Buktinya, sepekan sebelumnya di Korea Super Series, lelaki 27 tahun tersebut sudah tersingkir pada babak pertama.  Tommy menyerah kepada Tian Houwei dua game langsung 12-21, 17-21.
 Perburuan besar bakal semakin sengit pada Maret mendatang. Para pebulu tangkis papan atas dunia akan tampil pada All England Super Premier di Inggris 3-9 Maret.
 Namun, saat Tommy naik peringkatnya, andalan Indonesia lainnya di nomor tunggal putra, Sony Dwi Kuncoro, melorot lima setrip ke ranking 15. Itu dikarenakan bapak dua putri ini absen di dua turnamen pembuka 2014, Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier. Sementara tunggal putra lainnya Dionysius Hayom Rumbaka, tetap bertahan di posisi 19. (*)

TIGA BESAR WAKIL INDONESIA (PER 23 JANUARI 2013)
TUNGGAL PUTRA: Tommy Sugiarto (ranking 3), Sony Dwi Kuncoro (15), Dionysous Hayom Rumbaka (19)

TUNGGAL PUTRI: Lindaweni Fanetri (20), Bellaetrix Manuputty (25), Aprillia Yuswandari (29)

GANDA PUTRA: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (1), Angga Pratama/Rian Agung Saputro (9), Markis Kido/Markus Fernaldi

GANDA PUTRI: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (7), Nitya Krishinda/Greysia Polii (10), Variella Aprilsasi/Vita Marissa (14)

GANDA CAMPURAN: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (2), Markis Kido/Pia Zebadiah (7), Praveen Jordan/Vita Marissa (10)

Pantang Kehilangan Gelar, Musica Bertabur Bintang



DAYA PIKAT: Lee Yong-dae
MUSICA Champion tak mau kehilangan di kelompok putra. Mereka pun mendatangkan pebulu tangkis papan atas dunia dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014.
 Dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surab aya, pada 3-9 Februari tersebut, klub asal Kudus tersebut akan menurunkan tunggal putra terbaik dunia saat ini Lee Chong Wei asal Malaysia. Sebagai antisipasi jika dia tak bisa turun, Musica pun langsung menyiapkan dua tunggal tangguh, Lee Hyun-il dan Vladimir Ivanov asal Rusia.
 Seperti diketahui, pada SBI 2013, Chong Wei hanya turun dua pertandingan. Bahkan, saat mengadapi rekan-rekannya sendiri di Malaysia Tigers, dia ‘’menyerah’’ kepada Liew Daren.
 Kehadiran Ivanov memang bisa serbaguna. Dengan tinggi menjulang, sekitar 190-an sentimeter, dia bisa juga turun di ganda. Beberapa pebulu tangkis pun telah disiapkan Musica seperti Rian Agung Saputro, Ricky Karanda, dan Wahyu Nayaka.Mereka merupakan pebulu tangkis yang saat ini masih digembleng di Pelatnas Cipayung.
 Bahkan, Musica pun tengah menjajagi untuk bisa menggaet salah satu pebulu tangkis ganda terbaik dunia Lee Hyong-dae asal Korea Selatan. Hanya, belum ada jawaban resmi dari Yong-dae.
 Saingan terberat Musica adalah Jaya Raya Jakarta.  Klub ibu kota ini mendatangkan dua pebulu tangkis spesialis ganda, Kenichi Tago asal Jepang dan Nguyen Tien Minh asal Vietnam. Mereka masih ditopang tunggal putra terbaik Indonesia Tommy Sugiarto.
 Dalam SBI 2014 ini setiap klub diperbolehkan mendatangkan pebulu tangkis asing sebanyak-baanyaknya. Hanya, mereka  diperbolehkan turun di dua nomor. Regulasi ini memberi kesempatan kepada pebulu tangkis Indonesia untuk tetap bisa turun ke lapangan dan mematangkan kemampuannya. (*)

DAFTAR PEBULU TANGKIS SBI 2014
PUTRA

GRUP A
JAYA RAYA JAKARTA: Kenichi Tago (Jepang), Nguyen Tien Minh (Vietnam), Tommy Sugiarto, Wisnu Yuli, Hermansyah, Angga Pratama, Hendra Setiawan, Markis Kido, Bona Septano, Putra Eka Rhoma

HI-QUA WIMA:  Arief  Gifar, Febryan Irvanaldy, Fauzi Adnan, Ricky Widianto, Ade Yusuf Santoso, Ronald Alexander, Rizky Antasari, Rizky Hidayat Ismail, Riyo Arief Andrianto

COOPERATIVE BANK TAIWAN:  Chou Tien Chen, Hsueh Hsuan Yi, Chu Han Chou, Lu Chi Yuan, Tsai Chia Hsin, Lee Sheng Mu, Lin Chia Yu, Wu Hsiao Lin

MALAYSIA TIGERS: Iskandar Zulkarnain Z, Goh Soon Huat, Chong Yee Han, Tan Kian Meng, Teo Ee Yi, Nelson Heg Wei Keat, Chooi Kah Ming, Ow Yaw Han, Teo Kok Siang, Low Juan Seng

SCG THAILAND:  Sitikom Thammasin, Khosit Phetpradab, Pannawit Thongnuam, Dechapol Pauvaranukroh, Kittinupong Kedren, Supak Jomkoh, Natdanai Uakoolwarawat, Wannawat Ampunsuwan, Nipithphon Phuangphuphet

GRUP B
DJARUM KUDUS: Dionysius Hayom Rumbaka, Riyanto Subagja, Thomi Azizan Mahbub, M. Bayu Pangisthu, Moh. Ahsan, Berry Angriawan, Fran Kurniawan, Moh. Ulinnuha, Yohanes Rendy Sugiarto, Didit Juang Indirianto

GUNA DHARMA BANDUNG: Alrie Guna Dharma, Setyaldi Putra Wibowo, Senatria Agus Setia Putra, Adi Andrianus Prasojo, Rizko Asuro, Wildan Atmaja, Fajar Alvian, Riki Erianto, Dandi Prabudita, Kenas Adi Haryanto

MUSICA CHAMPION KUDUS: Lee Chong Wei (Malaysia), Le Hyu-il (Korea Selatan),  Marc Zweibler (Jerman), Vladimir Ivanov (Rusia), Simon Santoso, Alamsyah Yunus, Rian Agung Saputro, Wahyu Nayaka, Ricky Karanda Suwardi, Lee Yong-dae  (Korea Selatan) /Tri Kusharjanto

UNISYS JEPANG:  Hyo Nakajo, Shuichi Sakamoto, Hajime Komiyama, Fumitake Shimizu,Yu Hirayama, Yosuke Nakanishi, Kenta Kazuno, Kazushi Yamada, Hiroyuki Endo, Kenichi Hayakawa

SINGAPURA: Derek Wong Ziliang, Ashton Chen Yong Zhao, Robin Gonansa, Huang Chao, Danny Bawa Chrisnanta, Chayut Triyachart, Terry Yeo Zhao Jiang, Loh Kean Hean, Terry Hee Yong Kai


PUTRI:
GRUP  C:
JAYA RAYA JAKARTA: Busanan Ongbungprungpan (Thailand), Bellaetrix Manuputy,   Adriyanti Firdasari, Rizky Amelia Pradipta, Pia Zebadiah, Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Della Destiara Haris,  Aggia Shitta Awanda,
Minati Minatsu (Jepang)

DJARUM KUDUS: Intan Dwi Jayanti, Febby Angguni, Ana Rovita, Dinar Dyah Ayustine, Vita Marissa, Liliyana Natsir, Shendy Puspa Irawati, Meiliana Jauhari, Melati Daeva Oktaviani, Rosyita Eka Putri Sari

RENESAS JEPANG: Satoko Suetsuna, Miyuki Maeda, Mizuki Fujii, Reika Kakiiwa, Kana Ito, Yui Miyauchi, Naoko Fukuman, Ayumi Mine, Yuki Fukushima, Sayaka Hirota

GIFU TRICKY PANDA JEPANG:  Rie Eto, Aya Shimozaki, Saya Yamamoto, Aoi Matsuda, Soyoka Yamaguchi, Arisa Hashizume

COOPERATIVE BANK TAIWAN: Hsu Ya Ching, Pai Yu Po, Chiang Mei Hui, Cheng Shao Chieh, Cheng Wen Hsing, Hsieh Pei Chen, Wang Pei Rong, Kuo Yu Wen

GRUP D
MUTIARA CARDINAL BANDUNG: Lindaweni Fanetri, Aprilia Yuswandari, Hera Desiana Rachmawati, Hanna Ramadini, Tiara Rosalia Nuraidah, Suci Rizki Andini, Gebby Ristiyani Himawan, Melvira Oklamona, Mareta Dea Geovani

USM SEMARANG:  Tieke Ariedaningrum, Arinda Sari Sinaga, Aida Arum Amanah, Rina Andriani, Variella Aprilasasi Putri Lejarsari, Komala Dewi, Ririn Amelia, Della Augustya Surya, Uswatun Khasanah, Ketut Mahadewi

UNISYS JEPANG:  Ayane Kurihara, Zhizuka Uchida, Masayo Mojirino, Ayaka Takahashi, Misaki Matsutomo, Sayaka Takahashi, Momoka Kimura, Naru Shinoya, Nozomi Okuhara, Chisato Hoshi

SINGAPURA:  Gua Juan, Chen Jiayuan, Liang Xiaoyu, Yeo Jia Min, Shinta Mulia Sari, Vanessa Neo Yu Yan, Elaine Chua Yi Ling, Delis Yuliana, Tan Wei Han

Tak Gentar di Tengah Kepungan Klub Asing

REUNI: Ronald Alexander/Selvanus Geh

NYALI Hi-Qua Wima layak dapat acungan jempol. Klub binaan Fery Stewart tersebut tak gentar sedikitpun menyongsong Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014.
 Wima tetap mengusung target lolos semifinal dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari tersebut.  Meski, mereka harus berhadapan dengan tiga klub mancanegara, Cooperative Bank (Taiwan), Malaysia Tigers (Malaysia), dan SGC (Thailand).
 ‘’Lawan kami paling berat justru sesama klub Indonesia, Jaya Raya, Jakarta. Materi lokal mereka bagus dan ditopang pebulu tangkis asingnya yang jempolan,’’ kata Ferry kepada smashyes.
 Ya, dalam kejuaraan yang berhadiah total Rp 2 miliar tersebut,Wima berada di grup A. Dibandingkan grup B, grup A relative tidak terlalu berat.
 Di grup A, juara bertahan Musica Champion, Kudus, bakal dijajal Djarum (Kudus), Gunadarma (Bandung), Unisys (Jepang), dan Singapura. Di grup ini, Gunadarma diperkirakan bakal susah bersaing.
 Wima sendiri dalam SBI 2014 menurunkan 100 persen pebulu tangkis lokal. Bahkan, mayoritas dari mereka  merupakan produk binaan sendiri seperti Febriyan Irvanaldy dan Rizky Antasari di nomor tunggal. Di ganda, mereka mengandalkan Selvanus Geh, Ade Yusuf, Riky Widianto, Rizky Hidayat, dan Riyo Arief.
Hanya, Wima tetap membutuhkan kehadiran pebulu tangkis dari klub lain guna menopang kekuatan.  Dua dari tiga pebulu tangkis non-Wima berasal dari Suryanaga, Fauzi Adnan (tunggal) dan Ronald Alexander (ganda). Satunya lagi Arif Ghifar Ramadhan dari Djarum yang turun di nomor tunggal.
 Wima menjadi satu-satunya klub asal Surabaya yang tampil di kandang sendiri. Itu setelah Suryanaga memutuskan absen karena tengah melakukan pembenahan internal. (*)

Masih Utuh di Babak II

Hera Desi (foto: PBSI)

TIGA tunggal putri Indonesia lolos babak II India Grand Prix Gold 2014.  Itu setelah Bellaetrix Manuputty, Lindaweni Fanetri, dan Hera Desi mampu mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan babak pertama yang dilaksanakan di Lucknow pada Rabu waktu setempat (22/1).
 Bella, sapaan karib Bellaetrix, yang diunggulkan di posisi kelima, menang mudah dua game langsung21-14, 21-6 atas  Riya Pillai dari India. Kemenangan ini membuat juara SEA Games 2013 tersebut kembali berusia dengan Dhanya Nair, yang di pertandingan sebelumnya mengalahkan compatriot (rekan senegara) Rachita Sachdev 21-11, 21-9.
 Sementara, Lindaweni , yang diunggulkan di posisi keempat, menang mudah 21-11, 21-10 atas wakil tuan rumah lainnya Arathi Sara Sunil . Pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut akan dijajal Sayali Gokhali (India), yang di babak pertama menundukkan rekannya sendiri Mudra Dhainje 21-17, 21-18.
 Sukses keduanya juga diikuti Hera Desi.Unggulan ketujuh ini menghentikan perlawanan Thulasi PC asal India 21-17, 21-7. Wakil tuan rumah , Santoshi Hasini, bakal kembali dihadapinya di babak kedua.
 Pada India Grand Prix Gold 2014 ini, Lindaweni datang dengan status juara bertahan. Dua tahun lalu lalu, dia mempermalukan andalan tuan rumah PV Sindhu. Pada 2013, karena masalah teknis, turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut gagal digelar. (*)

Legenda Bulu Tangkis Inggris Kembali Turun Lapangan

 Gail Emms turun di Kejuaraan Nasional (foto: thesun)

KEJUTAN ada di Kejuaraan Nasional Inggris. Bukan dari hasil pertandingan karena event tersebut baru dilaksanakan di Milton Keynes pada 8-9  bulan depan.
 Lalu apa? Dalam daftar peserta terdapat nama Gail Emms. Perempuan yang memperoleh gelar kebangsaan MBE (Member of the Order British Empire) pada 2009  dari Kerajaan Inggris tersebut akan ikut ambil bagian. Padahal,Gail  Emms sudah menyatakan mundur setela Olimpiade Beijing 2008.
  Gail Emms akan berpasangan dengan Ella Tripp di nomor ganda putri. Pasangannya tersebut sudah tiga kali menjadi juara nasional selama tiga kali dan pada 2013 lolos ke final. Sementara, di ganda campuran, Gail Emms bakal bermain bersama Marcus Ellis.
 Kejuaraan Nasional Inggris akan diikuti oleh 132 pebulu tangkis. Mereka terdiri dari 32 pebulu tangkis di nomor tunggal putra  dan putri serta  24 pasangan di ganda putra, putri, dan campuran.
Adrian Christy,wakil dari asosiasi bulu tangkis Inggris,bakal diikuti oleh para pebulu tangkis dari negeri yang beribukota London tersebut. Ini masih ditambah para pebulu tangkis muda yang bakal jadi tumpuan Inggris.
 “Gail pun akan melakukan comeback,’’ ungkap dia.
 Gail Emms merupakan pebulu tangkis putri yang mengharumkan Inggris di berbagai ajang internasional.  Capaian tertingginya adalah menyumbangkan perak di Olimpiade Athena 2004.
 Berpasangan dengan Nathan Robertson, mereka harus mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Zhang Jun/Gao Ling 15-1, 12-15, 15-12. Tapi, empat tahun kemudian, Nathan Robertson/Gail Emms kembali berlaga di olimpiade yang kebetulan dilaksanakan di kandang sendiri, London.
 Namun , langkahnya dihentikan pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Lee Hyo-jung, yang akhirnya meraih emas. Setelah olimpiade, Emms memutuskan gantung raket alias pensiun dalam usia 31 tahun. (*)

Sudah Cukup Koo Kien Keat/Tan Boon Heong

ADIOS: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:thestar)

KOO Kien Keat/Tan Boon Heong terpental dari skuad Malaysia. Mereka tak lagi dikirimkan oleh Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) ke berbagai turnamen.
 Keputusan ini diambil pada pekan lalu di Kuala Lumpur. Ini tak lepas dari jebloknya penampilan kedua dalam semua turnamen yang diikuti.
Apalagi, Kien Keat/Boon Heong tampil buruk di kandang sendiri pada Malaysia Super Series Premier 2014 di Putra Stadium, Bukit Jali, Kuala Lumpur. Tampil pada babak pertama, pasangan yang masuk duduk di posisi keenam dunia tersebut langsung tumbang. Mereka dipaksa mengakui ketangguhan ganda Tiongkok Chai Biao/Hong Wei. Kegagalan tersebut membuat Kien Keat/Tan Boon Heong dahaga gelar selama empat tahun.
 Ini bukan kali pertama Kiean Keat/Boon Heong dikabarkan dicoret. Setelah Olimpiade London 2012, mereka dikabarkan tak lagi dipakai. Namun, faktanya, BAM masih memaka tenaga pasangan yang sudah tujuh tahun digandengkan tersebut.
Bahkan, saat juara Asian Games 2006 tersebut tumbang di perempat final Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, itu dianggap sebagai akhir perjalanan Kien Keat/Boon Heong. Tapi, Presiden BAM Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Ariff memutuskan untuk memberikan kesempatan lagi.
 Namun, Tengku Mahaleel akhirnya memutuskan tak ada lagi toleransi kepada pasangan yang sempat melonjak ketika ditangani pelatih asal Indonesia Rexy Mainaky tersebut. ‘’Kami mempertahankan mereka dan mengirim ke berbagai turnamen karena kami ingin mereka untuk memperoleh poin bagi Malaysia agar lolos ke putaran final Piala Thomas Mei mendatang,’’ terang Tengku Mahaleel seperti dikutip media lokal Malaysia.
 Ternyata, ungkap dia, hanya Lee Chong Wei yang selalu memberikan poin. Apalagi, Malaysia sekarang sudah punya dua pasangan muda yang menjanjikan pada diri Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dan  Lim Khim Wah/Goh V Shem, yang akhirnya menjadi juara nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2014.
“Kami pun sudah lolos ke Putaran Final Piala Thomas (meski BWF baru mengumumkan April mendatang,red),’’ ungkap Tengku Mahaleel. (*)

Menahan Amuk Saina Nehwal


TANTANGAN: Lindaweni Fanetri

LINDAWENI  menyandang status juara bertahan dalam India Grand Prix Gold. Pada 2012, dia mampu mengalahkan andalan tuan rumah P.V. Sindhu 21-15,18-21, 21-18.
 Pada 2013, Lindaweni gagal mempertahankan posisi terhormat. Bukan karena kalah sebelum naik ke tangga juara. Tapi, ini dikarenakan India Grand Prix Gold tidak jadi digelar dengan alasan tertentu.
 Nah, kini, pada 2014, turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut kembali bergulir. Lindaweni pun kembali unjuk kebolehan.
 Dia datang dengan posisi unggulan keeempat. Pada babak pertama, pebulu tangkis yang bergabung dengan Suryanaga, Surabaya, tersebut akan dijajal wakil tuan rumah Arathi Sara Sunil di Lucknow pada Rabu waktu setempat (22/1).
 Ini akan menjadi pertemuan perdana bagi kedua pebulu tangkis. Tapi, melihat ranking terakhir, Arathi bukan lawan sepadan bagi Lindaweni. Dia ada di posisi 18 sedangan Arathi di ranking 174.
 Ganjalan terbesar Lindaweni paling besar di semifinal. Jika semua berjalan sesuai skenario, dia akan kembali berusia dengan Sindhu.
 Hanya, Sindhu punya bekal berharga atas Lindaweni. Dalam pertemuan terakhur di Malaysia Super Series Premier pekan lalu di Malaysia, dia menang dua game langsung 17-21, 18-21.
 Kalau pun kembali lolos ke final, bukan jaminan Lindaweni akan bisa mengulangi capaian 2012. Bintang India Saina Nehwal tengah mencari pelampiasan menjadi juara setelah jeblok pada 2013 dengan tak ada satupun gelar yang diraih. Imbasnya, peringkatnya di posisi kedua pun melorot hingga sekarang di posisi kedelapan.
 Di India Grand Prix Gold 2014 ini, Indonesia juga diwakili Bellaetrix Manuputty yang diunggulkan di posisi kelima dan Hera Desi yang diunggulkan di posisi ketujuh. (*)  
 

Kejar Peringkat via Bendera Austria

KOLABORASI: Adi Pratama dan John Dinesen 

2013 Adi Pratama masih mengorbit di pentas bulu tangkis Indonesia. Gelar juara Piala Wali Kota Surabaya pun masih disandangnya. Tapi, pada 2014, dia sudah membela Austria. Rekan smashyes yang juga wartawan harian di Jakarta, Ahmad Reza Khomaini, melaporkan dari Wina.



ADI Pratama pernah digadang-gadang bakal menjadi tunggal putra masa depan Indonesia. Posisi kelima dalam Kejuaraan Dunia 2007 pernah diduduki.
 Bahkan, rekan seangkatannya kini sudah menjadi pebulu tangkis papan atas dunia seperti Chen Long asal Tiongkok dan Kenichi Tago dari Jepang. Dalam peringkat dunia terbaru per 19 Januari 2014, Chen Long ada di posisi kedua dan Tago di posisi kelima.
 Lalu berapa ranking Adi? Jangankan 50 besar, 100 besar pun tidak. Lelaki kelahiran 1 Mei 1990 tersebut terdampat di posisi 375 dunia.
 Ini wajar karena dia sudah jarang tampil di event internasional setelah dicoret Pelatnas Cipayung pada 2012. Kalau pun ikut turnamen, levelnya hanya internasional series dan challenge dan sering tumbang pada babak-babak awal.
 Tapi, itu tak membuat pamornya pudar. Asosiasi Bulu Tangkis Austria (OVB) masih tertarik untuk mereekrutnya.
 Mereka menggaet Adi untuk menularkan ilmunya kepada pebulu tangkis nasional Austria. Nama dan fotonya kini sudah terpampang di situs resmi ÖVB http://www.badminton.at/cont/trainerteam.php .
 Saat ditemui di tempat latihan Timnas Austria di Maxx Centre, Wina, belum lama ini, John Dinesen, pelatih kepala Timnas Austria, mengatakan, curriculum vitae yang dimiliki Adi menjadi alas an utama pihak ÖVB mengikatnya. ’’Pebulu tangkis Indonesia punya cara bermain (bulutangkis) yang berbeda dengan negara-negara Asia lainnya. Adi juga punya skill netting dan trick shoot yang bagus sekali. Pengalaman dia di Pelatnas dan juga mengikuti sejumlah kejuaraan akan sangat bermanfaat bagi kami,’’ tutur John.
  Pelatih berkebangsaan Denmark ini mengaku lega bisa mendatangkan Adi ke Austria. Diceritakannya, proses pengurusan dokumen Adi dari Indonesia cukup panjang.
  ’’Kami memulainya pada Agustus tahun lalu dan kepastian visanya baru keluar Desember,’’ ucap John.
  Kontrak kerja Adi dengan ÖVB sendiri berdurasi 1 tahun dengan masa percobaan 3 bulan. Pada 3 bulan awal ini, Adi akan dinilai kinerjanya.
  ’’Kalau bagus dan sesuai dengan yang kami harapkan, yah berlanjut sampai akhir kontrak. Sejauh ini, saya cukup puas dengan apa yang diberikan Adi. Satu hal yang selalu saya minta kepada dia adalah jangan malas. Itu saja,’’ ujar John.
  Ditemui terpisah usai menjalani sesi latihan di Maxx Centre, Adi meluangkan waktunya untuk bercerita seputar tugas barunya di negeri berpenduduk 8,4 juta jiwa ini. Menurut dia, alasan utama menerima tawaran melatih di Austria adalah kesempatan bertanding di beberapa turnamen besar di Eropa yang cukup terbuka.
  Diterangkan Adi, level turnamen  di Eropa lebih tinggi dibandingkan di Asia. ’’Bukan materinya. Yang menjadi pertimbangan saya adalah kesempatan bertanding di Eropa. ÖVB memberikan dukungan itu ikut di berbagai kejuaraan. Ini juga bisa membantu menaikan peringkat saya di dunia,’’ ungkap pengagum Taufik Hidayat ini.
 Selama satu tahun ke depan, Adi minimal akan mengikuti enam kejuaraan  di Eropa. O VB  juga memberikan dukungan agar Adi mampu memanfaatkan setiap kejuaraan yang akan diikutinya tahun ini.
  ’’Dukungan finansial juga diberikan untuk ikut turnamen nanti. Jadi saya cukup bersyukur bisa mendapatkan kesempatan ini,’’ ucap Adi.
  Saat disinggung mengenai tugas barunya di Austria,  pebulu tangkis asal Jaya Raya, Jakarta, ini menerangkan sejauh ini dirinya bisa menjalani segala arahan dan program yang telah diberikan pelatih kepala dengan baik. Tugas utama yang dijalankan Adi adalah menjadi lawan tanding bagi para pebulu tangkis nasional Austria, khususnya tunggal putra.
  ’’Agar para pemain Austria terbiasa bermain dengan gaya permainan pemain Asia, terutama Indonesia. Main netting dan juga trick shoot,’’ ungkap  Adi.
  Namun, dia juga tidak menampik adanya program latihan yang berbeda dengan apa yang biasa dijalankannya di tanah air. Menurut dia, program latihan di Austria lebih intensif.
 Dia mencontohkan, untuk latihan selama dua  jam, para pebulu tangkis  bisa mendap atkan lebih dari tiga  program latihan berbeda. Sementara di Indonesia, dua jam latihan maksimal hanya tiga  program.  
 ’’Di Indonesia kan para pebulu tangkisnya  sudah memiliki dasar skill yang mumpuni. Berbeda dengan para pebulu tangkis Austria. Jadi menurut saya, program latihan di sini lebih banyak karena memang dasar skill pemainnya belum sepenuhnya mumpuni,’’ kata pria yang menginjak kakinya di Austria sejak 9 Desember 2013 itu.
 Sebelumnya, pihak OVB sempat melakukan pembicaraan dengan mantan pebulu tangkis pelatnas lainnya yang berasal dari Hi-Qua Wima, Surabaya, Febriyan Irvanaldy. Namun, komunikasi kedua berhenti di tengah jalan hingga akhirnya OVB lebih memilih Adi. (*)  


Kurang Persiapan, Bukan karena Konflik

PILAR: Alamsyah Yunus

BUKAN hanya Suryanaga yang absen di pentas Superliga Badminton Indonesia (SBI)  2014. Klub besar lainnya yang tak bisa tampil dalam event yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, 3-9 Februari 2014 tersebut adalah Tangkas Jakarta.
 "Ini untuk kali pertama Tangkas absen. Kami kurang persiapan," kata Ketua Tangkas Juniarto Suhandinata kepada smashyes.
 Dia membantah kalau absennya tangkas ini karena ketidakcocokan dirinya dengan pengelola sBI 2014 dan pengurus PP PBSI. Apalagi, Juniarto saat ini juga tercatat sebagai pengurus PP PBSI.
 "Hubungan saya dengan PBSI dan pengelola bagus dan baik," lanjut lelaki yang menjadi wasit BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut.
 Tangkas, papar dia, bakal tampil pada SBI 2015 jika digelar. Untuk itu, pihaknya akan mempersiapkan diri lebih dini.
 "Mudah-mudahan  tahun depan ikut lagi  kalau waktu persiapan memadai," papar Juniarto.
 Dia pun mempersilahkan pebulu tangkis membela klub lain. Tentu, lanjut dia, tetap melalui mekanisme.
"Tapi samoai sekarang belum ada permintaan resmi.  Kan ada prosedur teknisnya yang harus dipenuhi," ungkap saudara calon Presiden BWF Justian Suhandinata tersebut.
 Dalam pelaksanaan SBI, perjalanan Tangkas tak bisa dipandang sebelah mata. Pada 2007, mereka menembus babak final kelompok putra sebelum dihentikan Suryanaga dengan skor 3-0. Sementara, di kelompok putri, Tangkas mampu menjadi juara dengan menundukkan sesama tim Jakarta Jaya Raya dengan 3-2.
 Pada 2011, lagi-lagi Tangkas harus puas sebagai runner-up karena kalah oleh Djarum dengan skor 1-4. Di kelompok putri, Tangkas tersingkir di babak penyisihan.
 Kegagalan kembali dialami pada 2013. Di sektor putra, Simon Santoso dkk menyerah 1-3 dari Musica Champion yang menurunkan Lee Chong Wei, tunggal putra terbaik dunia saat ini asal Malaysia. Sedang tim putrinya terhenti di penyisihan. (*)

Kido Tergolek Terserang Demam Berdarah

KANGEN:Kido bersama putrinya, Queensha Olympia Richardo,

MARKIS Kido tengah tergolek di atas ranjang. Dia dipaksa harus istirahat dari aktivitasnya di lapangan bulu tangkis.
 ‘’Saya kena demam berdarah. Jadi habis balik dari Malaysia, saya langsung dibawa ke Rumah Sakit Global Jakarta,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido,kepada smashyes.
 Sebelumnya, sakit itu pula yang membuat dia memilih mundur pada babak perempat final nomor ganda campuran bersama sang adik, Pia Zebadiah.  Saat itu, seharusnya, Kido/Pia menghadapi juara dunia 2013  yang juga berasal dari Indonesia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 Saat itu, Kido merasakan tubuhnya demam. Panas tubuhnya tak seperti biasanya.
 Dokter di RS Global, tambah Kido, pun menyarankan dirinya untuk istirahat sampai sembuh total. Ini pula yang membuat dia belum memastikan bisa berlaga dalam Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 yang akan dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 3-9 Februari mendatang.
 ‘’Belum tahu,’’ jawab Kido singkat.
 Rencananya, Kido bakal membela Jaya Raya dalam turnamen yang menyediakan hadiah total Rp 2 miliar tersebut. Tahun lalu, Kido gagal membawa klubnya juara.
 Meski, dia dipasangkan lagi dengan mantan tandemnya, Hendra Setiawan. Kido/Hendra merupakan pasangan Indonesia yang kali terakhir menjadi juara olimpiade yakni pada 2008 di Beijing.
 Pasangan ini berpisah menjelang Olimpiade London 2012. Kini, Kido berpasangan dengan Markus Fernaldi dan Hendra dengan Mohammad Ahsan. (*)

Wima Batal Datangkan Andre Tedjono

Arie Ghifar Ramadhan (foto: pbsi)

KOMPOSISI Hi-Qua Wima di ajang Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2014 terbentuk. Klub asal Surabaya tersebut bakal mendatangkan tiga pebulu tangkis tamu yakni Arif Ghifar Ramadhan asal Djarum serta di nomor tunggal serta dua dari Suryanaga, Fauzi Adnan (tunggal) dan Ronald Alexander (ganda).
 ‘’Kami memang perlu pebulu tangkis di luar Wima untuk melengkapi kekuatan,’’ kata pelatih Hi-Qua Wima Ferry Stewart kepada smashyes.
 Selain ketiganya, Wima mengandalkan pebulu tangkis binaan sendiri. Di nomor tunggal, klub yang menggelar latihan di GOR Mikasa dan GOR Krukah itu mempercayakan kepada Febriyand Irvanaldy dan Rizky Antasari. Sementara di tunggal, tambah Ferry, ada nama Selvanus Geh, Ade Yusuf, Riky Widianto, Rizky Hidayat, dan Riyo Arif. Tiga nama di depan saat ini masih tercatat sebagai anggota Pelatnas Cipayung.
 ‘’Kami bary gabung bersama pada 1 Februari mendatang. Ini untuk memupuk kekompakan,’’ terang Ferry.
 Sebenarnya, lanjut dia, Wima hendak memanggil pebulu tangkis senior Andre Kurniawan Tedjono. Ini jika mereka gagal mendatangkan Fauzi.
 ‘’Ternyata, Fauzi bisa. Ya, terpaksa Andre batal karena kami sudah duluan akan memakai Fauzi,’’ lanjut Ferry.
 Meski mengandalkan pebulu tangkis dalam negeri, Wima, ungkap dia, tetap pasang target semifinal. Pihaknya tak gentar dengan nama-nama besar di ajang yang tahun lalu di juara Musica Champion di kelompok putra tersebut.
 ‘’Kami turun ke Superliga kan nggak main-main. Target semifinal menjadi sasaran Wima,’’ tandas Ferry, yang juga duduk sebagai Wakil Ketua Pengprov PBSI Jatim tersebut. (*)
SKUAD HI-QUA WIMA DI SBI 2014
 Tunggal putra: Febriyand Irvanaldy (ranking 367), Fauzi Adnan (357), Arif Ghifar Ramadhan (169), Rizky Antasari (1.117)

Ganda: Ronald Alexander (63), Selvanus Geh (63), Ade Yusuf (30), Riky Widianto (15), Rizky Hidayat (383), Riyo Arif (383)

Ket: ranking BWF per 19 Januari 2014

Akhiri Penantian Tiga Tahun Ganda Putra

SELEBRASI:  Goh V Shem/Lim Khim Wah (malaysiaonline)

DAHAGA gelar Malaysia di nomor ganda putra pada Malaysia Open terobati. Itu setelah pasangan Goh V Shem/Lim Khim Wah mampu mengalahkan  Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) dengan dua game langsung 21-19, 21-18 pada pertandingan yang dilaksanakan di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Minggu waktu setempat (19/1).
 Gelar ini membuat Malaysia mengoleksi dua gelar dalam event yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut. Satu gelar disumbangkan Lee Chong Wei dari nomor tunggal putra setelah menghentikan perlawanan wakil Indonesia Tommy Sugiarto 21-19, 21-9.
 Kali terakhir, Malaysia menjadi juara ganda putra di kandangnya sendiri  tiga tahun lalu melalui Koo Kien Keat/Tan Boon Heong.Pasangan yang tahun lalu dikabarkan diceraikan tersebut, juga naik ke podium terhormat pada 2007.
 Tahun lalu, gelar juara digapai pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tahun ini, secara mengejutkan, mereka tumbang pada babak kedua oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin rubber game 10-21, 19-21, 13-21.
Setelah dari Malaysia Open 2014 atau juga disebut Malaysia Super Series Premier 2014, turnamen super series premier bakal istirahat selama sebulan. Setelah itu, turnamen All England Super Series Premier bakal menjadi tujuan para pebulu tangkis papan atas dunia untuk berburu poin dan dolar. (*)

HASIL FINAL MALAYSIA SUPER SERIES 2014

Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia x4) 21-19, 21-9

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Wang Shixian (Tiongkok x2) 21-16, 21-17

Ganda Putra: Goh V Shem/Lim Khim Wah (Malaysia) v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 21-19, 21-18

Ganda Putri: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x5) v Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x3) 21-19, 14-21, 21-13

Ganda Campuran: Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok x5) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x3) 21-11, 17-21, 21-13

Chong Wei Kejar Gelar Kesepuluh

SUA LAGI: Lee Chong Wei dan Tommy Sugiarto 

LEE Chong Wei bakal memperpanjang gelarnya di Malaysia Open. Itu setelah dia mampu lolos ke final yang pada tahun ini menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut.
 Pada 2014 ini, Chong Wei lolos ke partai pemungkas berkat kemenangan mudah dua game atas Jan O Jorgensen dari Denmark dengan 21-13, 3-0 (ret) di Putra Stadium Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Sabtu waktu setempat (18/1) . Pada babak final Minggu (19/1), lelaki berusia 32 tahun tersebut akan menghadapi wakil Indonesia Tommy Sugiarto, yang di babak semifinal mengalahkan Kenichi Tago dari Jepan dengan dua game langsung 21-13, 21-18.
 Menilik rekor pertemuan dan ranking, tak ada kamus bagi Chong Wei menyerah.  Dia selalu menang dalam delapan kali pertemuan.
 Kali terakhir, Chong Wei mengalahkan Tommy di Super Series Finals 2013 yang juga dilaksanakan di Kuala Lumpur dengan dua game langsung 21-10, 21-12. Ranking Chong Wei juga di atas Tommy. Dia di posisi teratas sementara Tommy, tiga setrip di bawahnya.
 Lee Chong Wei sudah Sembilan kali mengoleksi gelar juara di Malaysia Open. Sejak 2004, hanya Peter Gade yang mampu menembusnya dominasinya pada 2007. Saat itu, langkahnya sudah dihentikan Bao Chunlai dari Tiongkok pada babak perempat final dengan 21-14, 21-18.  Tahun lalu, bapak satu anak tersebut mengalahkan wakil Indonesia Sony Dwi Kuncoro dengan dua game mudah 21-7, 21-8. (*)

Wima Sabet Juara Umum Piala Fifa

Rizky Hidayat dan Faujiah

 Hi-Qua Wima, Surabaya, tampil perkasa di kejuaraan bulu tangkis Piala FIFA. Anak asuh Ferry Stewart tersebut mengoleksi tujuh gelar dalam event yang berakhir kemarin di GOR Fifa, Rangkah Kidul, Sidoarjo.
 ‘’Saya puas dengan penampilan anak-anak. Mereka semangat di lapangan,’’ kata Ferry yang hadir menunggui Joverian dkk.
 Sukses tersebut juga terasa lengkap setelah nomor bergengsi ganda campuran dewasa jatuh ke tangan pasangan Wima Rizky Hidayat/Faujia Lahiya. Pasangan yang sukses mempersembahkan emas dalam Porprov Jatim tersebut menang 21-16, 8-21, 22-20 atas pasangan M. Andrean/Tays Rona dari Citra Raya Unesa.
 Sebenarnya, Wima datang ke Kota Udang, julukan Sidoarjo, bukan peserta terbanyak. Mereka kalah oleh klub sekota, Suryanaga, yang mengusung kekuatan 80-an pebulu tangkis. Suryanaga sendiri hanya mampu meraih satu gelar di nomor ganda anak-anak putra.
 Sementara, tuan rumah Fifa memetik hasil lebih bagus dibandingkan Suryanaga. Mereka mengoleksi tiga gelar dari nomor tunggal anak-anak putra,  ganda anak-anak, dan  tunggal taruna putri.
‘’Persaingan memang ketat dan Wima memang tangguh,’’ puji M. Thoriq, pemilik klub Fifa Sidoarjo yang juga penasihat turnamen.
 Untuk turnamen, dia akan berusaha Piala Fifa bisa digelar rutin setiap tahun. Apalagi, Ketua Pengprov PBSI Jatim Jacob Rusdianto memberikan restu dengan digelarnya turnamen yang diikuti oleh 719 pebulu tangkis dari 63 klub Jawa dan Bali itu. (*)


DISTRIBUSI JUARA PIALA FIFA 2014
Hi-Qua Wima Surabaya: 7  (tunggal putra usia dini, ganda anak-anak putra, ganda remaja putri, ganda remaja putra, tunggal remaja putri, tunggal remaja putra, ganda campuran dewasa)
FIFA Sidoarjo: 3  (tunggal anak-anak putra, ganda anak-anak putri, tunggal taruna putri)
Kumala Tuban: 1 (tunggal putri usia dini, tunggal taruna putri)
Gemilang Surabaya: 1 (tunggal anak-anak putri)
Suryanaga Surabaya: 1 (ganda anak-anak putra)
Bayu Kencana Pasuruan: 1(tunggal taruna putra)
Citra Raya Unesa : 1 (tunggal pemula putri)
Pelatcab Probolinggo/Pratama Surabaya: 2 (ganda pemula putra, tunggal pemula putra)

Kota Sama, Komposisi Semifinal pun Sama

KANS BESAR: Tommy Sugiarto 

KOMPOSISI babak semifinal Super Series Finals2013 kembali terulang. Ini terjadi dalam Malaysia Super Series Premier 2014.
 Kebetulan pula, pertandingannya dilaksanakan di tempat yang sama, Kuala Lumpur. Ya, Lee Chong Wei asal Malaysia akan menghadapi Jan O Jorgensen (Denmark), serta Tommy Sugiarto bakal bersua dengan Kenichi Tago di slot yang lain. Saat itu, pada pertandingan yang dilaksanakan 14 Desember 2013, Chong Wei dan Tommy menang dan bersua di final.
 Kesempatan Tommy untuk lolos ke final memang sangat terbuka. Rekor pertemuannya dengan Tago memang lebih bagus.
 Dia menang dua kali dalam tiga kali pertemuan. Kebetulan, dua kali kemenangan tersebut dipetik dalam Super Series Finals 2013 yakni di penyisihan dan semifinal. Satu-satunya kekalahan ditelan Tommy pada perempat final Prancis Super Series 2013.
 Sebenarnya, lolos ke babak semifinal menjadi pengobat kegagalannya di Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan pekan lalu. Saat itu, Tommy langsung tersingkir pada babak pertama setelah dipaksa menyerah dua game langsung oleh pebulu tangkis Tiongkok Tian Houwei 12-21, 17-21.
 Untung, meski tersingkir di babak pertama, peringkat Tommy di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tak goyah. Putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut ada di posisi empat dunia.
 Hanya, ranking tersebut bukan terbaik baginya. Tommy pernah berada di tangga ketiga atau capaian terbaiknya selama ini. (*)

Bukan Mengalah tapi karena Demam

Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (foto: pb djarum)

TONTOWI Ahmad/Liliyana Natsir lolos ke semifinal Malaysia Super Series Premier 2014 tanpa memeras keringat. Lawannya di perempat final, Markis Kido/Pia Zebadiah, memutuskan mundur di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Jumat waktu setempat (17/1).
 Awalnya, banyak menduga ini meniru strategi yang sering dilakukana Tiongkok jika bertemu sesame rekannya satu negara (compatriot). Tujuannya memuluskan salah satu pasangan untuk bisa menjadi juara.
 Benarkah? ‘’Demam Mas,’’ pesan singkat Kido kepada smashyes.
 Ya, tenaga Kido pun juga baru saja terkuras. Turun di nomor ganda putra berpasangan dengan Markus Fernaldi, Kido kalah tiga game 14-21, 21-11, 15-21 oleh pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Chai Biao/Hong Wei.
 Dari rekor pertemuan, Kido/LIliyana juga lebih diunggulkan. Juara dunia 2013 tersebut tak pernah kalah selama empat kali pertemuan.
 Kemenangan tersebut dipetik Tontowi/Liliyana di Indonesia Super Series Premier 2012, Indonesia Grand Prix Gold 2012, Denmark Super Series Premier 2012, dan All England Super Series Premier 2013.
 Di semifinal, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua, akan menghadapi Xu Chen/Ma Jin. Unggulan keempat asal Tiongkok tersebut menghentikan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) 21-12, 21-13.
 Pertemuan Tontowi/Liliyana dan Xu Chen/Ma Jin sudah berlangsung 12 kali. Hasilnya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, menang 7 kali.
 Pertemuan terakhir kedua pasangan terjadi di Super Series Finals 2013 juga di Kuala Lumpur. Tontowi/Liliyana menyerah di penyisihan grup dengan 23-21, 21-16. (*)

Yong-dae/Yeon-seong pun Bisa Dikalahkan Pasangan Indonesia

TERJANG: Angga Pratama/Rian Agung Saputro

 Bahkan, pasangan terbaik dunia saat ini dan juga Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan tiga kali beruntun kalah.
 Pada Malaysia Super Series 2014, Yong-dae/Yeon-seong pun menambah daftar pasangan Indonesia yang jadi korbannya. Mantan pasangan Pelatnas Cipayung Fran Kurniawan/Bona Septano dipaksa menyerah dua game yang ketat 19-21, 26-24 di Putra Stadium, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada Kamis (16/1).
 Tapi, rekor Yong-dae/Yeon-seong pun akhirnya terhenti. Pasangan yang diunggulkan di posisi kelima dalam turnamen berhadiah total USD 500 ribu tersebut menyerah kepada Angga Pratama/Rian Agung Saputro dengan dua game langsung 22-20, 21-16 pada Jumat waktu setempat (17/1).
 Kemenangan ini membuat Angga/Rian juga menggapai tiket semifinal. Hanya, untuk bisa lolos ke babak pemungkas, mereka harus bisa mengalahkan pasangan Malaysia Goh V Shem/Lim Khim Wah yang diperempat final melibas Chris Langridge/Peter Mills 21-16, 21-14.
 Sayang, langkah Angga/Rian ini gagal diikuti oleh pasangan Indonesia lainnya, Markis Kido/Markus Fernaldi. Juara Prancis Super Series 2013 ini menyerah kepada pasangan Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 14-21, 21-11, 15-21. (*)

LEE Yong-dae/Yoo Yeon-seong jadi momok bagi pasangan Indonesia. Belum ada pasangan merah putih mampu mengalahkan ganda Korea Selatan tersebut.

Masih Turun di Level Challenge

AKRAB: Budi Santoso (kanan) dan anak asuhnya.

TUNGGAL putra Pelatnas Cipayung kelompok potensi menata kekuatan. Mereka tengah mempersiapkan beberapa turnamen yang akan diikuti selama 2014. Ini bertujuan untuk mematangkan kemampuan Jonathan Christie dkk sebelum dipromosikan menjadi andalan merah putih di masa depan.
 ‘’Turnamen terdekat yang akan kami ikuti adalah Tiongkok Challenge. Yang lain masih kami bahas,’’ kata asisten pelatih tunggal putra Pelatnas Cipayung kelompok potensi Budi Santoso kepada smashyes.
 Turnamen di Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut akan dilaksanakan 11-16 Februari 2014 di Kota Lingshui. Ini juga akan menjadi pertemuan para pebulu tangkis masa depan Indonesia dan Tiongkok.
 ‘’Kami memang memilih challenge karena peringkat anak-anak masih bisa masuk. Lain dengan level grand prix ke atas,’’ lanjut Budi.
 Namun, lelaki yang sukses mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2002 tersebut mengakui ada beberapa anak asuhnya yang bakal terjun di level grand prix. Hanya, jumlahnya tak banyak.
 ‘’Dua pebulu tangkis yang rencananya kami kirim,’’ tambah Budi.
 Dia menambahkan, sekarang, dia dan pelatih kepala Imam Tohari bisa lebih fokus memoles Jonathan dkk. Alasannya, jam berlatih mereka sudah tak bentrok lagi dengan kelompok prestasi atau Sony Dwi Kuncoro dkk.
 ‘’Kami latihannya pukul 10.00-13.000 setelah yang prestasi yang berlatih pukul 07.00-10.00,’’ ungkap bapak dua anak tersebut. (*)

Anggota Kelompok Potensi Tunggal Putra
1.Jonathan Christie (ranking 146)
2.Ihsan Maulana Mustofa (200)
3. Anthony Sinisuka Ginting (295)
4. Muhammad Bayu Pangistu (202)
5. Rifan Fauzin Ivanuddin (222)
6. Firman Abdul Kholik (-)

Nitya/Greysia Tembus 10 Besar

NAIK: Nitya Krishinda/Greysia Polii 

NITYA Krishinda/Greysia Polii baru dipasangkan saat Piala Sudirman Mei 2013. Belum satu tahun, keduanya sudah menunjukan prestasi dengan menembus posisi 10 besar dunia nomor ganda putri.
 Dalam daftar ranking yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 16 Januari 2014, Nitya/Greysia ada di tangga Sembilan atau naik tiga setrip dari pekan lalu. Itu tak lepas dari capaian Nitya/Gresyia Polii di Korea Super Series 2014.
 Dalam event yang dilaksanakan di Seoul, Korea Selatan, pada 7-12 Januari 2014 itu, mereka mampu menembus babak semifinal. Sayang, langkah mereka dihentikan oleh unggulan kelima asal Tiongkok Bao Yixin/Tang Jinhua dengan rubber game 5-21. 21-19, 11-21. Tapi, ini sudah menjadi capaian terbaik dari Nitya/Gresysia selama mengikuti event super series atau super series premier.
 Memang, keduanya pernah menjadi juara. Namun, turnamen yang dimenangi ‘’hanya’’ level grand prix yakni Thailand Grand Prix.
 Saat ini, Nitya/Gresyia pun juga menjadi tumpuan Pelatnas Cipayung  pada Malaysia Super Series Premier 2014.  Keduanya masih bertahan hingga babak perempat final. Memang, masih ada Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta. Tapi, mereka sudah tidak terdaftar sebagai penggawa Cipayung.
 Di perempat final, Nitya/Greysia akan berhadapan dengan pasangan Jepang Reiika Kakiwa/Miyuki Maeda, yang di babak kedua melibas ganda Singapura Shinta Mulia Sari/Yao Lei 21-14, 21-12. Ini merupakan pertemuan pertama dan kans untuk menang bagi Nitya/Greysia pun sangat besar dan mengulangi capaian pekan sebelumnya di Korea. (*)

Wakil Indonesia di Top Ten (per 16 Januari)
Tunggal Putra:
4. Tomy Sugiarto
10. Sony Dwi Kuncoro

Ganda Putra
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan

Ganda Putri
7.Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta
9.Nitya Krishinda/Greysia Polii

Ganda Campuran
2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
7. Praveen Jordan/Vita Marissa
9. Markis Kido/Pia Zebadiah

Langsung Gagal di Turnamen Pertama

Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (foto: badzine)
HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan datang sebagai unggulan teratas nomor ganda putra Malaysia Super Series Premier 2014. Persiapan matang pun telah dilakukan keduanya. Salah satunya dengan memilih absen dari Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 7-12 Januari. Tujuannya, agar pasangan juara dunia 2013 tersebut mampu mempersembahkan gelar perdana bagi Indonesia di ajang super series, setelah babak belur di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan.
 Pada babak pertama, Hendra/Ahsan menang dua game langsung 21-18, 21-9 atas pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis. Ini masih sesuai rencana.
 Tapi, pada Kamis siang (16/1) di Bukit Jalil, Kuala Lumpur, kejutan besar terjadi. Hendra/Ahsan tumbang pada babak kedua oleh pasangan Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 10-21, 21-19, 13-21. Pada babak pertama,  Sheng Mu/Chia Hsin juga mengalahkan pasangan Indonesia Berry Anggriawan/Ricky Karanda
   Kekalahan Hendra/Ahsan tersebut juga menjadi kekalahan pertama atas lawan yang sama. Sebelumnya, pasangan yang dipasangkan di akhir 2012 tersebut tak pernah kalah selama empat kali pertemuan pada 2013 yakni di All England Super Series Premier, Singapura Super Series, Kejuaraan Dunia, dan Jepang Super Series. Semuanya dilewati Hendra/Ahsan dengan kemenangan dua game langsung.
 Kekalahan ini juga semakin menunjukkan permainan Hendra/Ahsan sudah diketahui para lawannya. Bahkan, menghadapi pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeong-seong, mereka tak pernah menang selama tiga pertemuan selama 2013 di Tiongkok Super Series Premier,  Denmark Super Series Premier, dan Hongkong Super Series.
 Ini diharapkan bisa menjadi pelajaran bagi Hendra/Ahsan serta pelatih di ganda putra Pelatnas Cipayung. Jika tidak, sinar yang begitu terang selama awal 2013 bakal redup dan ambisi membawa pulang Piala Thomas juga akan ikut menguap. (*)

17-21, 21-17, 23-21.