WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Berharap Tak Dijauhi Rezeki

INGIN MAKSIMAL: Rian Agung (kiri)/Angga Pratama

DUA turnamen sudah dilakoni Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Hasilnya, tidak terlalu mengecewakan meski juga bukan menjadi juara.
 Di Malaysia Super Series Premier 2014, Angga/Rian kalah di partai semifinal  melawan pasangan tuan rumah Goh V Shem/Lim Khim Wah 25-23, 13-21, 20-22. Partai yang nyaris sama kembali terulang di All England Super Series Premier 2014.
 Pada babak perempat final, Angga/Rian menyerah dengan rubber game juga 20-22, 21-15, 19-21. ‘’Ya, di Malaysia dan All England kalahnya mepet terus. Mungkin belum rezeki,’’ kata Rian kepada smashyes.
 Untung, hasil di All England Super Series Premier itu tak membuat ranking pasangan kedua terbaik Indonesia setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan melorot.
 Sebaliknya, dalam daftar ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 13 Maret, Angga/Rian malah naik posisinya ke tangga ketujuh. Ini merupakan ranking terbaik bagi Angga/Rian.
 Hanya, posisi itu tak boleh membuat Angga/Rian terlena. Kini, tantangan baru sudah menantang di depan mata. Kemampuan Angga/Rian akan dijajal dalam India Super Series.
 Dalam turnamen yang dilaksanakan 1-6 April mendatang di New Delhi tersebut, Angga/Rian diunggulkana di posisi keempat. Berada di grup bawah, mereka mempunyai kesempatan menjajal unggulan kedua asal Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 ‘’Kami yakin juara. Tapi yang penting, kami fokus dalam setiap pertandingan,’’ ungkap Rian. (*)

Langsung Lolos Babak Utama Super Series

Christopher Rusdianto

CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana tak lagi berlaga di turnamen level bawah. Seiring terus naiknya peringkat mereka, turnamen papan atas pun masuk dalam agenda kegiatan.
 Dalam waktu dekat, Christopher/Trikusuma bakal berlaga dalam Malaysia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanalan di Johor Bahru pada 25-30 Maret mendatang. Setelah itu, pasangan asal PB Suryanaga, Surabaya, bakal unjuk kebolehan dalam Singapura Super Series 2014.
 Menariknya, Christopher/Trikusuma langsung bisa tampil dalam babak utama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 350 ribu tersebut. Ini merupakan kali keempat, mereka berlaga di level super series atau super series premier.
 Di level super series, Christopher/Trikusuma menjajal kemampuannya di Singapura dan Prancis. Di Negeri Singa, julukan Singapura, mereka melaju hingga babak kedua.
 Langkahnya dihentikan pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Sedang di Prancis, Christopher/Trikusuma kalah oleh sesama pasangan Indonesia Markis Kido/Markus Fernaldi di babak kualifikasi. Kido/Markus akhirnya juara di Prancis Super Series 2013.
 ‘’Sebelumnya, kami juga sudah tampil di level super series premier di Indonesia Super Series Premier 2013. Saat itu, kami sudah gagal di kualifikasi,’’ kata Christopher kepada smashyes.
 Mereka, lanjut Christopher, berharap  bisa melangkah lebih jauh. Apalagi, pasangan yang resmi disandingkan sejak awal 2013 itu ingin peringkat terus melonjak.
 Saat ini, Christopher/Trikusuma duduk di posisi 49 dunia. Ranking tertinggi ada di posisi 43.
 Menurunnya ranking ini disebabkan mereka lama absen. Selama 2014, Christopher/Trikusuma belum pernah tampil. Sehingga, Malaysia Grand Prix Gold 2014 merupakan debut mereka tahun ini. (*)

Singapura Lolos ke Putaran Final Lagi

TUNGGAL: Gu Juan (foto:redsport)

TIM Uber Singapura mengukir sejarah. Mereka lolos ke putaran final yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei mendatang.
 Ini untuk kali kedua, Negeri Singa, julukan Singapura, sejak Piala Uber dilaksanakan 1957. Capaian ini tak lepas dari perubahan sistem yang dilakukan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang mendasarkan lolos tidaknya negara berdasar capaian poin para pebulu tangkisnya, tiga di nomor tunggal dan dua pasangan ganda.
 Total, nilai yang dikoleksi Singapura adalah 142,031 yang disumbangkan Gu Juan. Chen Jiayuan, dan Liang Xiayu. Mereka dikombinasikan dengan pasangan Yao Lei/Shinta Mulia Sari dan Vanessa Yeo/Fu Mingtian.
 Tiongkok menjadi pengumpul poin terbanyak dengan 397,163. Disusul Jepang dengan 273,714 dan  Thailand (267,333).
 Kali terakhir, Singapura tampil di Piala Uber pada 2006 yang dilaksanakan di Jepang. Saat itu, negeri pulau tersebut berada satu grup dengan Korea Selatan dan Jerman.
Liu Qingdong, yang mengisi jabatan pelatih nasional Singapura sejak tiga bulan lalu, mengatakan sangat gembira bahwa anak asuhnya mampu lolos ke putaran final Piala Uber.
‘’Ini akan menjadi sebuah tantangan dengan menghadirkan para pebulu tangkis terbaik dunia,’’ kata pelatih berusia 44 tahun itu seperti dikutip media Singapura.
 Untuk itu, Singapura perlu kerja ekstrakeras dan kerjasama dengan pelatih lain. Singapura Super Series yang dilaksanakan April akan menjadi tolak ukur kekuatan pebulu tangkis tuan rumah.
 Undian grup Piala Uber akan dilaksanakan di New Delhi pada 31 Maret mendatang. (*)

Pelapis Tontowi/Liliyana Bersatu Kembali

Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati

FRAN Kurniawan bersatu lagi dengan Shendy Puspa Irawati. Hanya bedanya, kini mereka bukan membela bendera Pelatnas Cipayung.
 Dua pebulu tangkis yang sama-sama binaan PB Djarum itu akan berlaga dalam Singapura Super Series yang dilaksanakan pada 8-13 April mendatang. Bahkan, tak menutup kemungkinan, pasangan Fran/Shendy langsung masuk daftar unggulan. Saat ini, mereka duduk di ranking 65 dunia.
 Ya, sebelumnya, Fran/Shendy pernah menjadi ganda campuran nomor dua di Indonesia di bawah Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pada 2013, keduanya juga pernah membela merah putih dalam Kejuaraam Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
 Sayang, menempati unggulan kesembilan, mereka pulang lebih awal. Dalam penampilan perdana, Fran/Shendy kalah oleh Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah asal Hongkong dengan 18-21, 17-21. Pasangan asal negeri bekas koloni Inggris itu pula yang mengalahkan Fran/Shendy di Singapura 2013.
 Setelah Kejuaraan Dunia 2013, Fran tak lagi tampil di nomor ganda campuran. Dia dipindah ke ganda putra dan dipasangkan dengan Bona Septano.
 Bersama Bona, Fran merasakan manisnya gelar juara Vietnam Grand Prix. Sayang, hasil itu tetap tak membuat jajaran pelatih di Pelatnas Cipayung puas.
 Buktinya, Fran dan Bona termasuk dalam daftar pebulu tangkis yang harus meninggakkan Cipayung. Di Singapura Super Series 2014, Fran/Bona juga tercatat turun ke lapangan. (*)

Bekal Menyongsong Seleksi Tim Thomas

Misbun Ramdan

MISBUN Ramdan meraih trofi juara perdana 2014. Pebulu tangkis Malaysia itu sukses menjadi juara di Rumania Internasional Series.
 Dalam final yang dilaksanakan di Timisoara pada Minggu waktu setempat, Ramdan, sapaan karib Misbun Ramdan, dipaksa tampil tiga game 15-21, 21-18, 21-16 untuk bisa mengalahkan wakil Polandia Adrian Dziolko.
 Memang, di level, internasional series, gelar bukan hal yang asing bagi Ramdan. Pada 2013, putra legenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek itu meraih tiga gelar di Slovenia, Hellas, dan Irlandia. Tahun lalu, Ramdan tak tampil di Rumania.
 Kemenangan ini juga menjadi bekal berharga bagi mantan juara nasional negeri jiran itu untuk menembus Tim Piala Thomas Malaysia. Ya, lelaki 23 tahun ini memperoleh undangan untuk bisa mendampingi Lee Chong Wei pada event yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada Mei mendatang tersebut.
 Seleksi Tim Piala Thomas Malaysia akan dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 19 April mendatang. Pekan lalu, Ramdan juga memperoleh pengalaman berharga.
 Untuk kali pertama, pebulu tangkis yang meninggalkan pemusatan latihan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) paa 2013 itu lolos ke babak utama turnamen bergengsi, All England Super Series Premier. Hanya, langkahnya dihentikan oleh Chou Tien Chen dari Taiwan.

Hasil Rumania Internasional Series 2014
Tunggal Putra: Misbun Ramdan (Malaysia x1) v Adrian Dziolko (Polandia) 15-21, 21-18, 21-16

Tunggal Putri: Delpine Lansac (Prancis) v Laura Sarosi (Italia) 22-20, 21-14

Ganda Putra: Zvonimir Durkinjak/Zvonimir Hoelbing (Kroasia) v  Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheiser (Prancis x4) 21-12, 21-13

Ganda Putri: Barbara Bellenberg/Ramona Hacks (Jerman ) v Kira Kattenbeck/Fanziska Volkman (Jerman x2) 21-15, 21-13

Ganda Campuran:Martin Campbell/Jillie Cooper (Skotlandia) v Bastian Kersaudy/Teshana Vignes Waran (Prancis x3) 21-14, 21-15

X=unggulan

Viktor yang Memulai Kegagalan Tiongkok

Viktor Axelsen (foto: badmintonphpoto)


TIONGKOK punya kans sapu bersih gelar di Swiss Grand Prix Gold 2014. Tiga posisi terhormat sudah di tangan saat wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, mampu mengatasi lawan-lawannya dalam urutan partai final yang dilaksanakan di Basel pada Minggu waktu setempat (16/3).
 Di ganda putra, pasangan Chai Biao/Hong Wei mengalahkan rekan senegarnya, Fu Haifeng/Zhang Nan. Setelah itu, Bao Yixin/Tang Jinhua melibas ganda putri Indonesia Nitya Krishinda/Greysia Polii, serta Wang Yihan menghentikan perlawanan compatriot (rekan senegara) Yu Sun.
 Tapi, ambisi membawa pulang lima gelar langsung sirna. Wakil Tiongkok yang sering membuat kejutan, Tian Houwei, menyerah kepada Viktor Axelsen. Unggulan kedelapan asal Denmark itu mempermalukan Houwei dengan tiga game 21-7, 16-21, 25-23.
 Setelah itu, pasangan suami istri Adcock, Chris/Gabrielle, melibas wakil Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, Chai Biao/Tang Jinhua, 21-17, 21-13.
 Sebelum berlaga di Swiss Grand Prix Gold 2014, tak ada yang menyangka Viktor bisa juara. Dari semua turnamen yang diikuti selama 2014, dia jeblok.
 Di Korea Super Series dan Malaysia Super Series Premier, dia langsung tersingkir di babak pertama. Di Korea, Viktor kalah oleh pebulu tangkis muda Jepang Kento Momota 21-12, 22-24, 18-21. Sepekan kemudian di Malaysia, pebulu tangkis yang kini duduk di ranking 26 dunia itu takluk kepada Marc Zwiebler (Jerman) 19-21, 16-21.
 Di Jerman, dia masih menembus perempat final sebelum dihentikan Arvind Bhat dari India dengan 17-21, 14-21. Arvind akhirnya mampu menjadi juara dalam turnamen yang diadakan di Mulheim itu.
 Yang lebih parah di All England Super Series 2014. Langsung bertemu dengan unggulan kedua Chen Long asal Tiongkok, Viktor menyerah tiga game 21-10, 15-21, 12-21.
 Hanya, Viktor menjadi pahlawan kemenangan negaranya dalam Kejuaraan Beregu Eropa. Hingga babak final, lelaki 23 tahun tersebut tak pernah menelan kekalahan. (*)

Menyerah Lagi dengan Rubber Game

Nitya Krishinda  (kanan)/Greysia Polii 

ASA membawa pulang dari Swiss Grand Prix Gold 2014 kandas. Satu-satunya wakil yang tersisa dalam turnamen berhadiah total USD 125 ribu itu, Nitya Krishinda/Greysia Polii, menyerah di babak final.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Basel pada Minggu siang waktu setempat(16/3),Nitya/Greysia menyerah tiga game 21-19, 16-21,13-21 kepada musuh bebuyutannya asal Tiongkok Bao Yixin/Tang Jinhua. Ini menjadi kekalahan keempat yang ditelan oleh pasangan merah putih itu.Menariknya,semua kekalahan tersebut terjadi dengan tiga game.
 Tiga kekalahan sebelumnya terjadi di Denmark Super Series Premier 2013, Prancis Super Series 2013, dan Korea Super Series 2014.
 Kegagalan ini juga membuat Nitya/Greysia belum mengantongi gelar selama 2014. Tiga turnamen yang sudah diikuti juga belum membuahkasn hasil yakni di Korea Super Series, Malaysia Super Series Premier, dan All England Super Series Premier.
 Meski gagal, tapi Nitya/Greysia tetap masih menjadi pasangan ganda putri nomor satu Indonesia. Hanya,selama ini,mereka selalu mengalami kesulitan jika berhadapan dengan pasangan-pasangan papan atas Negeri Panda,julukan Tiongkok.
 Sementara, bagi Bao/Tang, gelar di Swiss Grand Prix Gold menjadi gelar ketiga selama 2014. Dua posisi terhormat sebelumnya diperolah di KoreaSuper Series dan Malaysia Super Series Premier.
 Di Korea,pasangan yang kini dudukdi posisi empat besar dunia itu menghentikan perlawanan rekannya sendiri Luo Ying/Luo Yu 21-17,21-15.Sepekan kemudian di Malaysia, giliran pasangan Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi yang dipaksa menyerah 21-19, 14-21, 21-13.
Sayang,di All  England Super Series Premier, Bao/Tang gagal membuat hat-trick (tiga gelar beruntun). Langkah mereka terhenti di babak kedua setelah dipermalukan pasangan Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, lainnya Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda 16-21, 23-32, 17-21.
 Hanya, sumbangan gelar dari Bao/Tang ini masih gagal membawa Tiongkok melakukan sapu bersih gelar. Ini disebabkan gelar dari nomor tunggal putra dan ganda campuran lari ke Denmark dan Inggris.
 Di tunggal putra, wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, Tian Houwei menyerah kepada unggulan kedelapan asal Denmark Viktor Axelsen 7-21, 21-16, 23-25. Sementara di ganda campuran,pasangan suami-istri asal Inggris, Chris Adcock/Gabriella Adcock, menang 21-17, 21-13 atas Chai Biao/Tang Jinhua. (*)

Hasil Final Swiss Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra: Viktor Axelsen (Denmark x8) v Tian Houwei (Tiongkok) 21-7, 16-21, 21-13

Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x1) v Yu Sun (Tiongkok) 21-23, 21-9, 21-11

Ganda Putra: Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x4) v Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok) 22-20, 21-14

Ganda Putri: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x2) v Nitya Krishinda/Greysia Polii (Indonesia x6) 19-21, 21-16, 21-13

Ganda Campuran: Chris Adcock/Gabriella Adcock (Inggris x3) v Chai Biao/Tang Jinhua (Tiongkok) 21-17, 21-13

X=unggulan

Raja Turnamen Kecil Mulai Beraksi

DARI BAWAH: Misbun Ramdan (foto:badmintonfreak)

MISBUN Ramdan menjejakkan kakinya di final Rumania Internasional 2014.Putra legenda bulu tangkis Malaysia Misbun Sidek tersebut mampu mengalahkan Alen Roj dari Slovania dengan dua game langsung 21-12, 21-13  di Timisoara pada Sabtu waktu setempat (15/3).
 Ini membuat Ramdan, sapaan karib Misbun Ramdan, berhadapan dengan Adrian Dziolko. Di semifinal, pebulu tangkis Polandia ini memupus asa unggulan kedua asal Slovakia Iztok Utrosa 21-16, 21-13. Dzioko di perempat final menjungkalkan wakil Indonesia yang kini bermukim di Austria, Adi Pratama, dengan dua game langsung  21-12, 21-13.
 Ini menjadi pertemuan kedua antara Ramdan dengan Dziolko. Dalam pertemuan perdanan di Polandia 013, Ramdan menang tiga game 21-8, 19-21, 21-17.
 Selama ini, Ramdan memang lebih banyak berkiprah di level bawah. Hasilnya, memang cukup memuaskan.
 Tahun lalu, dia mampu mengemas tiga gelar yakni Slovenia Internasional, Hellas Internasional, dan Irlandia Internasional.  Hanya, di level atas, Ramdan kurang berlalu bersinar.
 Pekan lalu, dia sempat membuat catatan prestasi. Untuk kali pertama, mantan juara tunggal putra nasional Malaysia itu menembus babak utama turnamen bergengsi All England Super Series Premier.
 Sayang, langkahnya dihentikan oleh Chou Tien Chen dari Taiwan dua game langsung 15-21, 10-21. Namun, capaian ini cukup baginya melonjat satu setrip di ranking dunia menjadi 48.  (*)

Jadwal Final Rumania Internasional
Tunggal Putra:Misbun Ramdan (Malaysia x1) v Adrian Dziolko (Polandia)

Tunggal Putri:Laura Saosi (Bulgaria x8) v Delphine Lansac (Prancis)

Ganda Putra: Zvonimir Durkinjak/Zvonimir Hoelbing (Kroasia) v Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheisser (Prancis  x4)

Ganda Putri:Barbara Bellenberg/Ramona Hacks (Jerman) v Kira Kattenbeck/Franziska Volkmann (Jerman x2)

Ganda Campuran: Bastian Kersaudy/Teshana Vignes (Prancis x3) v Martin Campbell/Jillie Cooper (Skotlandia)

X=unggulan

Kejar Olimpiade lewat Klub Thailand

PERNAH GABUNG: Ng Hui Lin/Koo Kien Keat (foto: thestar)

KOO Kien Keat tak perlu lama-lama jobless. Dia akhirnya menemukan tambatan baru untuk karir bulu tangkisnya.
 Itu setelah pebulu tangkis spesialis gandaa itu memutuskan bergabung dengan Granular, yang merupakan klub professional di Thailand. Kien Keat sempat menganggu setelah mengundurkan diri dari pemusatan latihan BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia).
 Di Granula, lelaki 28 tahun itu akan bergabung dengan sahabat karibnya, Bodin Isara. Hanya, saat inik Bodin belum bisa turun ke lapangan.
 Alasannya, dia masih menjalani hukuman dua tahun dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Gara-garanya, pada Juli 2013, dia terlibat perkelahian dengan mantan pasangannya,  Maneepong Jongjit, di Kanada Grand Prix.
 Saat ini, Bodin tengah mengajukan pengampunan hukuman ke BWF. Jika disetujui, bisa jadi Kien Keat bakal berpasangan dengan Bodin.
 Hanya, saat ini, Kien Keat mengatakan, dia tengah konsentrasi di nomor ganda campuran. Dia bakal berpasangan dengan  Ng Hui Lin yang juga sama-sama berasal dari Malaysia.
 Ujian pertama bagi Kien Keat/Hui Lin adalah di Selandia Baru Grand Prix yang dilaksanakan 14-19 April 2014.  Kien Keat, yang tengah menunggui kelahiran anaknya pada bulan ini, sangat gembira bisa kembali melanjutkan karirnya di olahraga tepok bulu itu.
 ‘’Granular mempunyai tempat pemusatan latihan sendiri dan sangat menunjang menjadi klub professional. Turnamen pertama saya nanti di Selandia Baru,’’ ungkap Kiean Keat.
 Sebenarnya, selain tampil di ganda campuran bersama Hui Lin, mantan pasangan Tan Boon Heong itu juga berlaga di ganda putra. Hanya, pihak klub masih belum mau meyebutkan pasangan Kien Keat.
‘’Semuanya sangat menyenangkan. Saya fokus bisa lolos ke Olimpiade 2016 di nomor ganda campuran,’’ ungkap dia. (*)


Hindari Quat-trick Kalah

MUSERAT: Bao Yixin/Tang Jinhua 

ATMOSFER final  akhirnya dirasakan pasangan ganda putri Nitya Krishinda/Gresysia Polii.  Itu setelah mereke menang dua game langsung 21-16, 21-9 atas pasangan Tiongkok Luo Ying/Luo Yu pada pertandingan semifinal Swiss Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Basel pada Sabtu waktu setempat (15/3).
Pada pertandingan final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat, Nitya/Greysia bersua dengan wakil Tiongkok lainnya, Bao Yixin/Tang Jinhua. Unggulan kedua ini di babak semifinal melibas unggulan kelima asal Korea Selataan Jang Ye-na/Kim So-young 21-12, 21-16. Dari tiga kali pertemuan, pasangan merah putih tak pernah menang. Hanya, kekalahan yang dialami selalu berakhir dengan rubber game.
 Ya, selama 2014, Nitya/Gresyia tak terlalu gemilang. Dari tiga turnamen yang diikuti, Korea Super Series, Malaysia Super Series Premier, dan All England Super Series Premier, capaian di  Korea yang terbaik.
 Pasangan yang sama-sama berasal dari Jaya Raya, Jakarta, tersebut mampu menembus semifinal. Langkahnya dihentikan Bao Yixing/Tang Jinhua dari Tiongkok dengan rubber game 5-21, 21-19, 11-21.
 Sepekan kemudian di Malaysia, Nitya/Greysia harus mengakui ketangguhan pasangan Jepang Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda 19-21, 11-21. Hasil jeblok malah ditelan di All England Super Series Premier.
 Mereka langsung tersingkir di penampilan perdana. Nitya/Gresyia dipermalukan ganda baru Negeri Panda, julukan Tiongkok, Ma Jin/Tang Yuanting, 13-21, 12-21.
 Selama dipasangkan kembali mulai dari Piala Sudirman 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia, Mei 2013, Nitya/Greysia baru mengantongi satu gelar yakni di Thailand Grand Prix Gold 2013.
 Sebelum dipasangkan lagi dengan Greysia, Nitya sempat mencuat bersama Aneke Feinya Agustin.  Cedera yang membekap Feinya, sapaan karib Anneke Feinya Agustin, membuat mereka harus berpisah.
 Sedangkan Greysia, kali terakhir dipasangkan denga Anggia Shitta Awanda. Dia sempat mencuat saat digandengkan dengan Meilian Jauhari. (*)

Jadwal Final Swiss Grand Prix Gold 2014

Tunggal Putra: Viktor Axelsen (Denmark x8) v Tian Houwei (Tiongkok)

Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x1) v Yu Sun (Tiongkok)

Ganda Putra: Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok x4) v Fu Haifeng/Zhang Nan (Tiongkok)

Ganda Putri: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x1) v Nitya Krishinda/Greysia Polii (Indonesia x6)

Ganda Cammpuran: Chris Adcock/Gabriella Adcock (Inggris x3) v Chai Biao/Tang Jinhua (Tiongkok)

X=unggulan

Cukup dengan Seorang Adi Pratama

Adi Pratama (foto: PBSI)

ADI Pratama sudah tinggal di Wina, Austria. Dia pun sudah dikontrak oleh asosiasi bulu tangkis negeri tersebut untuk menjadi lawan tanding (sparring partner) pebulu tangkis negeri di Eropa tersebut.
 Tapi, beda dengan pebulu tangkis lain yang memakai memakai bendera negara yang ditempati, Adi masih setia mengedepankan Indonesia di event yang diikuti. Itu kembali diperlihatkan mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut selama tampil di Benua Putih, julukan Eropa.
 Saat ini, Adi pun menjadi wakil Indonesia di Rumania Internasional 2014. Langkahnya pun sudah sampai babak perempat final turnamen yang menyediakan hadiah total USD 5 ribu tersebut.
 Itu setelah pebulu tangkis binaan Jaya Raya, Jakarta, itu mengalahkan unggulan ketiga yang kebetulan rekannya berlatih di Austria David Obernosterer dengan rubber game 19-21, 21-14, 21-11. Untuk bisa ke semifinal, Adi harus bisa menghentikan Adrian Dziolko dari Polandia.
 Ini menjadi pertemuan pertama bagi kedua pebulu tangkis. Hanya, dari sisi peringkat, Adi masih kalah.
 Dalam daftar ranking WBF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 13 Februari, Adi ada di posisi 237 sementara lawannya 30 setrip di atas.
Di nomor ganda, Adi, yang tahun lalu juara nomor tunggal putra Piala Wali Kota Surabaya, juga menembus perempat final. Berpasangan dengan rekannya dari Austria, Roman Zinwald, mereka menundukkan Quentin Vincent/Sebastian Vincent dari Prancis 21-18, 21-15.
 Adi/Roman akan menjajal ketangguhan pasangan Polandia Milosz Bochat/Pawel Pietryja yang menyingkirkan unggulan ketiga asal Wales Joe Morgan/Nic Strange 25-27, 21-17, 21-13. (*)
  

Suami-Istri Adcock Lebih Tangguh

KOMPAK: Chris Adcock/Gabrielle Adcock

PERJALANAN Praveen Jordan/Debby Susanto di Swiss Grand Prix Gold 2014 terhenti. Mereka dipaksa harus mengakui ketangguan Chris Adcock/Gabrielle Adcock dari Inggris dengan rubber game 23-21, 14-21, 17-21 pada pertandingan perempat final nomor ganda campuran yang dilaksanakan di Basel pada Jumat waktu setempat (14/3) atau Sabtu dini hari WIB (15/3).
 Meski kalah, namun perjuangan Jordan/Debby layak dapat apresiasi. Mereka memulai langkahnya di turnamen berhadiah total USD 125 ribu tersebut dari babak kualifikasi.
 Untuk bisa menembus babak elite, pasangan yang baru dipasangkan Januari 2014 itu harus bisa menang dua kali di babak kualifikasi. Tapi, itu bisa dilalui Jordan/Debby.
 Di babak pertama utama, mereka sudah ditunggu unggulan ketujuh yang kebetulan berasal dari Indonesia Riky Widianto/Puspita Richi Dilli. Laga ini dimenangkan Jordan/Debby dengan rubber game 21-18, 15-21, 21-18.
 Di babak kedua, pasangan yang sama-sama berasal dari PB Djarum tersebut memupus asa pasangan Polandia Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska 21-14, 21-17. Hanya, saat melawan pasangan suami-istri Adcock, Jordan/Debby masih kalah pengalaman.
 Selain itu, dari sisi ranking pun, pasangan merah putih kalah jauh. Jordan/Debby di posisi 144 dunia sedangkan Chris/Gabrielle di tangga kelima.
Kekalahan ini juga membuat Indonesia hanya mampu menempatkan satu wakilnya di babak semifinal Swiss Grand Prix Gold 2014 pada nomor ganda putri melalui Nitya Krishinda/Greysia Polii.
 Sebenarnya, di babak perempat final, Indonesia menempatkan enam wakil lainnya. Sayang, selain Nitya/Greysia, semuanya tumbang. (*)

Wakil Indonesia di Perempat Final
Ganda Putra:Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x2) v Ricky Karanda/Berry Anggriawan (x6) 21-18, 21-14; Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) v Markis Kido/Markus Fernaldi (x5) 21-11, 16-21, 21-5

Ganda Putri: Nitya Krishinda/Gresyia Polii (x6) v Kristinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x1) 21-16, 21-17, Jang Ye-na/Kim So-young (Korsel x4) v Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta (x5) 21-12, 22-20

Ganda Campuran: Chris Adcock/Gabrielle Adcock (Inggris x3) v Praveen Jordan/Debby Susanto 21-23, 21-14, 21-17; Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing (Taiwan) v Markis Kido/Pia Zebadiah (x4) 13-21, 21-8,21-13

X=unggulan  

Paksa Unggulan Teratas Pulang Cepat

SEMIFINAL: Nitya Krishinda/Greysia Polii 

KEJUTAN dibukukan Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii. Pasangan ganda putri Indonesia tersebut menjungkalkan unggulan pertama Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark dengan dua game langsung 21-16, 21-17 pada babak perempat final Swiss Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Basel pada Jumat waktu setempat (14/3) atau Sabtu dini hari WIB (15/3).
 Dari ranking dunia, Nitya/Greysia memang kalah. Mereka delapan setrip di bawah posisi Christinna/Kamilla.
 Hanya, dalam rekor pertemuan, Nitya/Greysia lebih unggul. Pasangan yang berasal dari klub yang sama, Jaya Raya, tersebut sebelumnya menang dua kali dalam dua kali pertemuan.
 Kemenangan tersebut diukir di putaran final Piala Uber 2010 di Kuala Lumpur Malaysia dan di Indonesia Super Series Premier 2014. Hanya, kemenangan tersebut dicetak dengan tiga game.
 Meski menduduki ranking dua, penampilan Christinna/Kamilla termasuk labil. Setelah sempat mencuat dengan juara BWF Super Series Finals 2013, pada 2014 mereka belum pernah naik kee podium juara.Di Malaysia Super Series Premier,langkahnya terhenti di babak semifinal dan di All England Super Series, pasangan senior ini sudah terjegal di babak awal.
 Kemenangan Nitya/Greysia ini membawa mereka menantang pasangan Tiongkok Luo Ying/Luo Yi yang menjungkalkan unggulan ketiga asal Korsel Jung Kyun-eun/Kim Ha-na 18-21, 21-19, 22-20.
Ini menjadi petemuan perdana Nitya/Greysia dengan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut. Hanya, posisi mereka lebih diunggulkan karena ranking lawannya ada di tangga ke-25.
 Semifinal lainnya mempertemukan unggulan kedua asal Tiongkok Bao Yixin/Tang Jinhua versus Jang Ye-na/Kim So-young, unggulan kelima dari Korsel. (*)

Yonathan/Albert Terus Berburu Poin

Yonathan Suryatama Dasuki (foto:djarum)

YONATHAN Suryatama Dasuki memulai lagi dari bawah. Tak lagi bersama Hendra Aprida Gunawan, membuat lelaki asal Jember, Jawa Timur ini berpasangan dengan Albert Saputra.
 Sebagai pijakan awal, pasangan Yonathan/Albert pun mempunyai ranking di bawah 1000, tepatnya 1194. Turnamen Jerman Grand Prix Gold 2014 pun menjadi turnamen perdana bagi keduanya.
 Hasilnya belum sesuai harapan. Yonathan/Albert langsung kalah dalam penampilan pertama dalam babak kualifikasi. Mereka harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Fabian Holzer/Mark Lamsfuss dengan rubber game 15-21, 21-19, 13-21.
 Untung, kekalahan itu membawa sedikit perubahan. Di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 13 Februari, Yonathan/Albert naik 11 tangga ke posisi 1183. Nah, kini, keduanya tampaknya bakal semakin banyak berburu poin.
 Banyak  agenda yang bakal diikuti oleh Yonathan/Albert. Pekan ini, keduanya berlaga di Swiss Grand Prix Gold 2014.  Sayang, di babak pertama, mereka langsung bertemu dengan unggulan teratas ganda putra Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark. Hasilnya, Yonathan/Albert menyerah dua game langsung 14-21, 6-21.
 Selain itu, di Polandia Internasional Series, mereka juga akan ikut ambil bagian. Dalam event yang dilaksanakan di Warsawa pada 20-23 Maret itu, keduanya langsung tampil pada babak utama.
 Sebelumnya, Yonathana sempat lama berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan. Mereka sempat menembus ranking belasan dunia dan bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus 2013.
 Sayang, kebersamaan Yonathan/Hendra pisah karena tak lagi lagi sponsor. Kini, Hendra berpasangan dengan Andrei Adistia. (*)

Malaysia Undang Mantan untuk Seleksi

Mohd Zakry/Mohd Fairuzizuan (foto: thestar)

ASOSIASI Bulu Tangkis Malaysia (BAM) lakukan terobosa. Mereka mengundang para mantan pebulu tangkis nasional untuk mengikuti seleksi pembentukan Tim Piala Thomas-Uber yang dilakukan di Stadium Juara di Bukit Kiara pada 19 Maret mendatang.
 Salah satu yang diharapkan kehadirannya aadalah Mohd Zakry Abdul Latif . Lelaki 30 tahun itu sangat gembira bisa dilibatkan untuk berebut tempat membela Malaysia di Piala Thomas yang dilaksanakan 18-25 Mei mendatang di New Delhi, India.
 Selain Zakry, pasangannya Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari dan Koo Kien Keat juga diundang. Di sektor putri, juga diundang Ng bersaudara, Hui Lin dan Hui Ern.Ada juga lima pebulu tangkis tunggal putra  seperti mantan juara nasional Misbun Ramdan Misbun, mantan juara dunia Zulfadli Zulkiffli, Tan Chun Seang, Mohd an Arif Abdul Latif, dan Chan Kwong Beng. Ini kali pertama BAM melakukan seleksi untuk pembentukan tim.
 Sebelumnya, BAM juga memanggil Wong Choong Hann dan Hafiz Hashim untuk tugas nasional setelah mereka menyatakan mundur. Hanya, mereka tak melalui proses seleksi,
 Zakry menganggap langkah memberikan bukti bahwa BAM melakukan langkah transparan. Khususnya, pembentukan tim dalam kejuaraan beregu .
‘’Saya tidak percaya ketika saya menerima surat undangan yang meminta Fairuz untuk hadir,’’ terang pebulu tangkis berbadan subur ini seperti dikutip media Malaysia.
 Dia meninggalkan BAM pada 2010 setelah tampil dalam Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia. Zakry pun memutuskan menjadi pebulu tangkis mandiri/professional.
‘’Akhirnya, BAM bisa transparan dan terbuka mengenai seleksi sekarang. Ini juga menunjukan bahwa pengurus masih memberikan perhatian kepada kami,’’ jelas dia.
Masing-masing negara nanti maksimal menyertakan 10 pebulu tangkis dan Malaysia mempunyai pilihan mengirim empat tunggal dan tiga ganda. (*)

Jajal Ketangguhan Juara Hongkong Super Series

Praveen Jordan/Debby Susanto (foto:badzine)

PERJALANAN Praveen Jordan/Debby Susanto di Swiss Grand Prix Gold 2014 terus berlanjut. Kini, mereka sudah sampai babak perempat final turnamen berhadiah total USD 125 ribu tersebut.
 Dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Basel pada Kamis waktu setempat (13/3), pasangan anyar Pelatnas Cipayung itu menghentikan ganda Polandia Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska 21-14, 21-17. Secara peringkat, Jordan/Debby kalah jauh dari lawannya. Saat ini, mereka terdampar di posisi 144 sementara Mateusiak/Wojtkoswska di ranking 39.
 Kemenangan ini membawa pasangan yang juga berasal dari PB Djarum itu menang unggulan ketiga asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcocok. Pasangan suami istri di babak kedua melibas Shin Baek-choel/Eom Hye-won 21-17, 21-12.
 Pertemuan Jordan/Debby dengan pasangan Adcock ini merupakan kali pertama. Hanya, dari  pengalaman bertanding, lawannya lebih unggul. Pada 2013, Chris/Gabrielle mampu menjadi juara Hongkong Super Series.
 Pasangan ganda campuran Indonesia yang mampu lolos ke perempat final adalah Markis Kido/Pia Zebadiah. Ganda kakak beradik ini menundukkan sesama pasangan Indonesia M. Rijal/Vita Marissa 19-21, 21-10, 2-14.
Di perempat final, unggulan keempat ini dijajal Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing dari Taiwan. Ini menjadi pertemuan kedua pasangan.  Sebelumnya, Kido/Pia mengalahkan Hung Ling/Wen Hsing menang 21-17, 21-18 di Indonesia Super Series Premier 2012. (*)

Sindhu Tak Bisa Pertahankan Gelar

PV Sindhu (foto: IBL)

PV Sindhu gagal mempertahankan gelar Malaysia Grand Prix Gold 2014. Tapi, itu bukan karena dia kalah di atas lapangan karena event berhadiah total USD 120 ribu tersebut baru dilaksanakan 25-20 Maret mendatang.
 Pebulu tangkis tunggal putri asal India itu memutuskan absen. Alasannya, dia ingin memulihkan kondisi sehingga bisa optimal dalam India Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan 1-6 April.
 Malaysia Grand Prix Gold tahun lalu dilaksanakan di Kuala Lumpur pada Mei. Sindhu mampu menambah koleksi gelarnya di Makau Grand Prix pada Desember 2014.
 ‘’Sindhu tak bermain di Malaysia. Dia tengah menjalani turnamen secara beruntun. Setelah dari All England, dia melanjutkan ke Swiss Grand Prix Gold. Dia butuh waktu untuk tampil di India Super Series,’’ kata ayah Sindhu
P.V. Ramana kepada media lokal India.
Menurut dia, jadwal pertandingan tahun ini beda dengan 2013. Tahun lalu, India Super Series dilaksanakan Mei.
 "Kalender pertandingan tahun ini sangat padat.Masih ada tambahan Commonwealth dan Asian Games. Keputusan tampil ada di tangan pelatih kepala Pullela Gopichand. Dia sudah mempunyai jadwal latihan dan pertandingan buat Sindhu," terang Ramana.
Dia menambahkan, setelah dari India, putrinya bakkal berlaga di Singapura Super Series. Turnamen berhadiah total USD 300 ribu itu dilaksakan 8-13 April. (*)

Tago Depak Posisi Tommy

NAIK: Kenichi Tago (foto: all england)

TIGA kali tampil di tiga turnamen dengan hasil yang kurang memuaskan memberi dampak kepada Tommy Sugiarto. Peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) turun satu setrip ke posisi keempat.
 Ya, capaian terbaik dari putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut adalah menembus babak final Malaysia Super Series 2014 pada Januari lalu. Hanya, di babak pemungkas, Tommy dijinakkan oleh andalan tuan rumah Lee Chong Wei.
 Sementara, di dua turnamen lainnya, Korea Super Series dan All England Super Series Premier, dia langsung tersingkir di babak pertama.
 Di Korea, pebulu tangkis yang pernah terbuang dari Pelatnas Cipayung itu tumbang oleh pebulu tangkis Tiongkok Tian Houwei dengan dua game langsung 12-21, 17-21. Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu itu, Tommy menempati unggulan ketiga.
 Pekan lalu di National Indoor Arena, venue All England Super Series Premier 2014, Tommy secara mengejutkan juga dijungkalkan Gao Huan 13-21, 21-10, 18-21.  Di event bergengsi ini, Tommy duduk sebagai unggulan ketiga sedangkan lawannya tampil dari babak kualifikasi.
 Hasil jeblok di All England Super Series Premier ini membuat dia harus kembali ke posisi keempat. Sebagai gantinya, posisi finalis BWF Super Series Finals ditempati Kenichi Tago dari Jepang.
 Meski Tago sendiri juga tak terlalu gemilang di All England Super Series Premier 2104. Dia hanya bertahan hingga babak perempat final karena ditumbangkan Son Wan-ho (Korea Selatan).  Ini merupakan capaian terbaik sepanjang karir Tago.
 Posisi teratas tunggal putra sendiri masih kukuh ditempati Lee Chong Wei asal Malaysia. Dia ditempel musuh berat yang dikalahkannya di final All England Super Series Premier 2014 Chen Long asal Tiongkok. (*)

Posisi Pebulu Tangkis Indonesia (3 besar, per 13 Februari)
Tunggal Putra.
4. Tommuy Sugiarto
16. Sony Dwi Kuncoro
18. Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal Putri
20. Lindaweni Fanetri
25. Bellaetrix Manuputty
31. Hera Desi

Ganda Putra
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
7.Angga Pratama/Rian Agung Saputro
15. Markis Kido/Markus Fernaldi

Ganda Putri
10.Nitya Krishina Maheswari/Greysia Polii
16. Vita Marissa/Variella Aprilsasi
31. Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia

Ganda Campuran
2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
9. Markis Kido/Pia Zebadiah
10. Praveen Jordan/Vita Marissa



Christopher/Trikusuma Jajal Pasangan Baru Malaysia

Christopher Rusdianto

TAN Boon Heong sudah pasti tak bersama dengan Koo Kean Keat. Dia sudah punya pasangan baru, Ow Yao Han.
 Ganda aanyar Kean Keat/Yao Han pun sudah dijadwalkan tampil di Malaysia Grand Prix Gold 2014. Mereka langsung diunggulkan di posisi kedelapa dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 125 ribu tersebut.
 Namun, untuk menembus babak kedua, bukan  hal yang mudah. Kean Keat/Yao Han akan bersua pasangan Indonesia yang tak bisa dipandang sebelah mata, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.
 Pasangan asal Suryanaga, Surabaya, itu baru saja menjadi juara Sirkuit Nasional (Sirnas) Makassar 8 Maret lalu. Ini menjadi gelar perdana di ajang sirnas bagi Christopher/Trikusuma.
 ‘’Ya, kami ketemu pasangan Malaysia. Mereka pasangan baru,’’ terang Christopher kepada smashyes.
 Kean Keat bukan pebulu tangkis asing baginya. Ini disebabkan saat masih di pelatnas Cipayung, dia pernah menghadapinya. ‘’Namun, saat itu kan dia masih bersama Tan Boon Heong. Mainnya dia cepat dan kami tak boleh lengah,’’ ucap Christopher.
 Putra mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianton itu berharap bisa meraih hasil maksimal di Malaysia. Untuk itu, dia pun rela tak berlaga di sirnas yang dilaksanakan di Batam, Kepulauan Riau.
 ‘’Waktunya bareng. Kami sudah jauh-jauh hari merencanakan main di Malaysia,’’ pungkas Christopher. (*)

Sudah Rindu Ingin Juara di Manca



SIRNAS MAKASSAR: Febriyan Irvannaldy
FEBRIYAN Irvannaldy pasang target tinggi di Vietnam Challenge 2014. Pebulu tangkis binaan Wima, Surabaya, tersebut berharap bisa menjadi juara dalam event yang dilaksanakan di Hanoi pada 25-30 Maret mendatang itu.
 ‘’Saya akan berusaha meraih hasil tertinggi,’’ kata Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kepada smashyes.
 Sebenarnya, ambisi arek Suroboyo tersebut wajar. Ini disebabkan kondisinya tengah on fire.
 Dalam tiga kali event beruntun, Febri tampil jempolan.  Dia mampu mengantarkan Wima menembus semifinal dan hanya sekali kalah saat menghadapi seniornya di Pelatnas Cipayung dulu, Simon Santoso, yang membela Musica Champion Kudus.
 Sepekan kemudian, Febri mampu menjadi juara dalam sebuah turnamen lokal di Balikpapan, Kalimantan Timur. Puncaknya, dalam pertandingan Sirkuit Nasional (Sirnas) di Makassar, Sulawesi Selatan.  Pada pertandingan final 8 Maret,  lelaki 21 tahun tersebut menjadi kampiun  setelah melibas musuh lamanya, Hermansyah, dengan dua game langsung 21-19, 21-13.
Febri sudah hampir tiga tahun absen tampil di Vietnam Challenge. Kali terakhir, dia  berlaga pada 2011. Saat itu, Febri harus mengakui ketangguhan mantan rekannya di Singapura, Ashton Chen 16-21, 18-21.
Selain Febri, Indonesia banyak menempatkan wakilnya di babak utama Vietnam Challenge 2014 seperti Evert Sukamta, Fikri Ihsandi, Anthony Ginting, Gesstano Adwitya, dan Hermansyah.(*)