WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Tunggu Bidding, Tunggu Sponsor

JUARA BERTAHAN: Jonathan Christie (foto: PBSI)

INDONESIA dipastikan kembali mempunyai turnamen di level challenge pada 2014. Namun, turnamen berhadiah total USD 20 ribu tersebut sempat menjadi tanda tanya.
  Ini disebabkan Indonesia Challenge tak ditemukan dalam kalender event 2014. Yang tercatat oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) hanya Indonesia Super Series Premier yang dilaksanakan pada 17-22 Juni 2014 dan Indonesia Grand Prix Gold pada 9-14 September.
 ‘’Kemungkinan masih di luar Surabaya. Tapi, semuanya tergantung dari sponsor,’’ kata Kasubid Turnamen dan Perwasitan PP PBSI Eddyanto Sabarudin kepada smashyes.
 Penunjukan sponsor tersebut, lanjut dia, akan dilakukan melalui lelang (bidding). Hanya, sampai saat ini, PP PBSI belum menentukan kapan bidding dilaksanakan.
 Sebelumnya, Indonesia Challenge diminati beberapa sponsor. Nama apparel asal Korea Selatan Victor dan perusahaan air mineral dari Indonesia Prim-A menjadi penopang utama.
 Sementara, Surabaya selalu disebut menjadi kandidat karena Kota Pahlawan, julukan Surabaya, sejarah Indonesia Challenge berasal dari dari sana. Sebelum menjadi Indonesia Challenge, turnamen tersebut digelar dengan rutin dengan JPGG.
 Pada 2013, Indonesia berjaya dengan menyapu bersih semua gelar. (*)

Tak Tergiur Tampil Korea Super Series

Lee Hyun-il 

HADIAH berlimpah tak membuat Lee Hyun-il terpikat. Buktinya, dia tetap memutuskan tak turun dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 8-13 Januari mendatang.
 Padahal, jika masih turun, dia tetap bisa melewati babak kualifikasi untuk bisa menembus babak utama. Ini dikarenakan kemampuannnya di atas lapangan tak banyak menurun.
 Meski, usianya sekarang sudah tidak muda lagi. Pada 2014 ini, Hyun-il bakal berusia 24 pada 17 April mendatang.
 Di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 2 Januari 2014, Hyun-il ada di posisi 217. Posisi tersebut masih memungkinan dia tampil pada ajang kualifikasi.
 Hyun-il sudah menyatakan pensiun usai lolos ke semifinal Olimpiade London pada Agustus 2012 lalu. Namun, dia masih tercatat tampil dalam beberapa liga seperti Indonesia dan India.
 Bahkan, kali terakhir, Hyun-il berlaga di turnamen resmi, Korea Grand Prix Gold 2013. Hasilnya, dia mampu menjadi juara meski harus melalui babak kualifikasi.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Jeonju (10/11), dia mampu mengalahkan rekan senegaranya, Hong Ji-hoon, dengan dua game langsung 21-18, 21-12. Selain itu, salah satu lawan yang dikalahkannya adalah wakil Indonesia Simon Santoso pada babak perempat final juga dengan dua game 21-15, 21-15.  
 Akhir tahun lalu, Hyun-il kembali mengayunkan raket. Dia menerima undangan untuk tampil dalam Kopenhagen Masters 2013 yang dilaksanakan 27-28 Desember di Falconer Center, Frederiksberg.
 Dia mampu menembus babak final setelah pada babak sebelumnya menghentikan wakil tuan rumah Hans-Kristian Vittinghus dengan 21-17, 21-18. Sayang, digagal menjadi juara karena kalah Viktor Axelsen yang juga dari Denmark 21-13, 21-16. (*)

Debut Praveen/Debby di Malaysia

BARU: Debby Susanto (foto;badmintonindonesia)

PRAVEEN Jordan memulai debutnya dengan membela Pelatnas Cipayung. Dia bakal tampil di nomor ganda campuran dalam Malaysia Super Series Premier 2014
 Sesuai prediksi, pebulu tangkis 20 tahun tersebut dipasangkan dengan Debby Susanto. Itu disebabkan hanya Debby yang belum mempunyai pasangan tetap pasca mundurnya Muhammad Rijal dari Cipayung.
 Menariknya, Rijal setelah keluar pelatnas berpasangan dengan Vita Marissa, yang sebelumnya menjadi pasangan Praveen. Rijal/Vita juga tampil dalam Malaysia Super Series Premier 2014.
 Pada babak pertama turnamen berhadiah USD 500 ribu tersebut, Praveen/Debby akan menantang pasangan Malaysia Tan Aik Quan/Lei Pei Jing. Pasangan Rijal/Vita juga akan menghadapi pasangan Malaysia lainnya, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying yang menempati unggulan keenam.
 Jordan merupakan pebulu tangkis muka baru di kelompok prestasi nomor ganda campuran Pelatnas Cipayung. Lelaki binaan Djarum tersebut ditarik setelah tampil gemilang selama 2013 bersama Vita.
 Tiga gelar telah dikoleksi mereka dan mampu menembus peringkat 10 besar dunia. Diharapkan bersama Debby, Jordan kembali sukses dan menjadi pelapis bagi juara dunia 2013 Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  (*)

Absen untuk Konsentrasi Malaysia Super Series Premier 2014

Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 


 Koo  Kien Keat/Tan Boon Heong kembali gagal tampil bersama. Setelah di Super Series Finals 2013, kali ini giliran di Korea Super Series 2014.
 Apakah keduanya sudah dipisahkan? Ternyata, Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) masih mempercayai keduanya untuk membela negara di ajang internasional. Sayang, Boon Heong sakit yang membuat mereka harus absen dari Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 8-13 Januari mendatang. Sebelumnya, Kien Keat/Boon Heong juga gagal berlaga di Super Series Finals 2013 karena Kien Keat mengalami masalah dengan matanya.
‘’Kien Keat sudah membaik dan kembali berlatih. Tapi sekarang masalahnya, gantian Boon Heong,’’ kata  Pang Cheh Chang, pelatih ganda Malaysia, seperti dikutip sebuah media Malaysia.
Boon Heong, tambah dia, mengalami panas yang tinggi di sekujur tubuh. Dia menjalani perawatan di rumah sakit selama tiga hari.
 ‘’Dokter menyarankan agar istirahat lama untuk pemulihan,’’ lanjut Cheh Chang.
Dia pun berbicara dengan Kien Keat/Boon Heong dan solusi terbaik adalah absen dari Korea Super Series 2014. Harapannya, keduanya bisa berlaga di kandang sendiri dalam Malaysia Super Series Premier pada 15-20 Januari.
Saat ini, Kien Keat/Boon Heong berada di peringkat tujuh dunia atau hanya satu setrip di atas pasangan yang tampl impresi selama 2013 Hoon Thien How/Tan Wee Kiong. Posisi ketiga untuk pasangan Malaysia di peringkat dunia ditempati Khim Wah/Goh V Shem yang ada di ranking 16 BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Di luar tiga pasangan tersebut, Cheh Chang masih menangani Ow Yao Han/Teo Kok Siang dan  Teo Ee Yi/Chooi Kah Ming.
Cheh Chang berharap Kien Keat/Boon Heong bisa tampil lebih bagus pada 2014. Pada tahun 2013, capaian terbaik mereka adalah menembus final Prancis Super Series pada Oktober. Di final, pasangan senior tersebut secara mengejutkan kalah oleh pasangan anyar asal Indonesia Markis Kido/Markus Fernaldi.
 Ini membuat Kien Keat/Boon Heong lama dahaga gelar. Kali terakhir, mereka menjadi juara super series pada Malaysia 2010. (*)

Kido pun Belum Mau dengan Bona

Kido (kanan) bersama adik dan sang ibu (foto; badzine)

MARKIS Kido, Pia Zebadiah, dan Bona Septaano. Ketiganya merupakan saudara yang sama-sama berkecimpung di bulu tangkis.
 Mereka juga pernah merasakan sama-sama ditempa di Pelatnas Cipayung. Sampai 2013, hanya tinggal Bona yang bertahan.
Itu disebabkan dua saudaranya memutuskan meninggalkan kawah candradimuka pebulu tangkis Indonesia tersebut. Kido cabut pada 2009 karena tidak menemui kata sepakat soal kontrak.
 Dua tahun kemudian, giliran sang adik, Pia, yang memilih untuk mandiri. Nah, di penghujung 2013, berita mengejutkan keluar dari Pelatnas Cipayung.
 Bona pun terpental dan harus meninggalkan tempat yang sudah menjadi rutinitasnya berlatih sejak 2006 atau tujuh tahun lalu. Padahal, Bona sempat memberikan harapan akan lahirnya pelapis Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
 Bersama Fran, Bona mampu menjadi juara ganda putra di Vietnam Grand Prix 2013. Dalam final, mereka mengalahkan Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin 18-21. 21-18,21-18.
 Setelah tak lagi di Cipayung, belum tahu siapa yang bakal digandeng Bona.’’Kalau saya nggak mungkin karena saya sudah punya pasangan sendiri, Markus Fernaldi,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Bahkan, dia enggan mengomentari soal pencoretan adiknya. Alasannya, PP PBSI punya pertimbangan tersendiri saat memulangkan Bona. (*)

SEMUA PERNAH DI CIPAYUNG
1.Nama Lengkap: Markis Kido
Tempat Lahir: Jakarta
Tanggal Lahir: 11 Agustus 1984
Keluar Pelatnas: 2009


2. Nama Lengkap : Bona Septano
Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : 22 September 1987
Keluar Pelatnas: 2013

3. Nama Lengkap: Pia Zebadiah Bernadeth
Tempat Lahir: Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir: 22 Januari 1989
Keluar Pelatnas: 2011
udara : Markis Kido, Pia Zebadiah Bernadet

Chong Wei Paling Tajir 2013

Lee Chong Wei (foto:thestar)

TAHUN 2013 telah lewat. Hari ini sudah memasuki 2014.
 Tapi, bagi Chong Wei, 2013 memberikan kesan yang mendalam. Dia mampu menjadi tujuh turnamen super series dan super series premier.
 Imbasnya, Chong Wei pun menjadi pebulu tangkis peringkat satu dunia. Bukan hanya itu, lelaki 31 tahun asal Malaysia tersebut juga mengumpulkan uang terbanyak selama tahun lalu.
 Chong Wei menambah pundi-pundi dompetnya sebanyak USD 292.540 atau sekitar Rp 2,5 miliar. Menariknya, posisi kedua bukan ditempati Chen Long, pebulu tangkis peringkat kedua tunggal putra asal Tiongkok.
 Namun, yang duduk di posisi kedua sebagai pengumpul uang hadiah terbanyak di bawah Chong Wei Zhao Yunlei. Bermain rangkap di ganda putri dan ganda campuran, perempuan Tiongkok tersebut mengoleksi USD 167.195 dan bintang Negeri Panda, julukan Tiongkok, di nomor tunggal putri Li Xuerui memperoleh USD 143.095 selama tampil di 2013.
 “2013 menjadi tahun yang mengesankan bagi saya di dalam dan di luar lapangan.Saya bermain konsisten di level tertinggi dan saya juga menjadi ayah,’’ kata Chong Wei seperti dikutip media Malaysia.
 Ayah Kingston ini pun mengakui 2013 menjadi musim terbaiknya. Ini disebabkan dia mengantongi tujuh gelar super series.
‘’Sepuluh tahun lalu, bulu tangkis dibayar rendah, Sekarang, bulu tangkis bisa seperti cabang olahraga lain meski masih di bawah tenis dan golf,’’ lanjut Chong Wei.
Pada 2014, dia berharap bisa menjaga reputasinya sebagai raja turnamen super series dan tampil bagus di kejuaraan besar yakni Putaran Final Piala Thomas, Pesta Persemakmuran, Kejuaraan Dunia, dan Asian Games.
‘’Itu bukan hal yang mudah untuk terus berada di atas,’’ ungkap lelaki 31 tahun ini.(*)

5 Besar Peraih Uang Terbanyak 2013
1. Lee Chong Wei (Malaysia, tunggal putra) USD 292.540
2. Zhao Yunlei (Tiongkok, ganda putri dan ganda campuran)  USD 167. 195
3. Li Xuerui (Tiongkok, Tunggal putri)  USD 143.095
4. Zhang Nan (Tiongkok, ganda putra dan ganda campuran) USD 142.535
5. Lee Yong-dae (Korsel, ganda putra dan ganda campuran)  USD 141.445

Bisa Barter Pasangan dengan Rijal

Praveen (kanan)/Vita Marissa

PENAMPILAN moncer Praveen Jordan selama 2013 membuat PP PBSI kepincut. Pebulu tangkis spesialis ganda asal Djarum tersebut mendapat kepercayaan masuk Pelatnas Cipayung.
 Baru satu tahun berpasangan dengan pebulu tangkis senior Vita Marissa, Praveen mampu menembus peringkat 10 besar dunia. Bahkan, dalam daftar yang dilansir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember, keduanya mampu duduk di posisi ketujuh dunia.
 Itu tak lepas dari capaian Praveen/Vita dalam berbagai turnamen. Tiga koleksi gelar pun mampu disabet selama 2013 yakni di Selandia Baru Grand Prix, Malaysia Grand Prix Gold, dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Di antara ketiga gelar tersebut, capaian dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 layak dapat sorotan. Dalam laga pemungkas, Praveen/Vita mempermalukan juara dunia ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 22-20, 9-21, 21-14.
 Bakal bergabungnya Praveen ke Pelatnas Cipayung mulai merebak saat Vita akan berpasangan dengan Muhammad Rijal dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 7-12 Januari di Seoul. Sementara di Cipayung nanti,Praveen belum dipastikan berpasangan dengan siapa.
 Hanya, di antara nama yang ada, bisa jadi, Praveen berpasangan dengan Debby Susanto yang sebelumnya berpasangan dengan Rijal, yang akhirnya memutuskan untuk mundur dari Cipayung. (*)

Jatim Kirim Wakil Baru

Ni Ketut Mahadewi (foto; PBSI)

JAWA Timur masih menjadi barometer bulu tangkis Indonesia. Buktinya, mereka masih bisa menempatkan semua wakilnya dalam semua nomor dalam daftar penghuni Pelatnas Cipayung 2014.
 ‘’Jerih payah mereka selama ini membuat mereka kembali dipanggil Pelatnas Cipayung,’’ kata Ketua Bidang Pembinaan Pengprov PBSI Jatim Widjanarko Adi Mulya seusai pengumuman daftar Penghuni Cipayung 2014 pada Senin sore (30/12).
 Ya, nama-nama seperti Sony Dwi Kuncoro dan Wisnu Yuli Prasetyo masih ada dalam daftar andalan nomor tunggal putra. Begitu juga dengan Aprilia Yuswandari di tunggal putri dan Rian Agung Saputro di ganda putra.
 ‘’Bahkan, Jatim punya wakil baru di pelatnas atas nama Ni Ketut Mahadewi di ganda putri,’’ lanjut dia.
 Hanya, dibandingkan Sony, Wisnu, Aprilia, dan Rian, Ketut, sapaan karib Ni Ketut Mahadewi, berada di level potensi bukan prestasi. Namun, tak menutup kemungkinan, pebulu tangkis putrid asal Suryanaga, Surabaya, tersebut bakal dipromosikan di level prestasi kalau mampu bersinar dalam setiap kejuaraan internasional. Ya, sekarang PP PBSI membagi pebulu tangkis dalam dua kategori, prestasi dan potensi.
 Ketut mulai menarik perhatian setelah mampu menjadi finalis Indonesia Challenge 2013 di nomor ganda campuran. Berpasangan dengan Yodi Satrio, mereka kalah di final oleh pasangan senior Ardiansyah/Devi Tika Permatasari 21-19, 18-21, 19-21 di Surabaya pada 7 Juli 2013.
 Dalam Indonesia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di Jogjakarta, Yodi/Ketut menumbangkan unggulan kelima Dany Bawa Chrisnanta/Yu Yan asal Singapura pada babak pertama 10-21, 21-19,22-20. Namun, langkah mereka dihentikan ganda Malaysia Ong Jian Guo/Lim Yin Loo di babak kedua dengan 10-21, 12-21.
 ‘’Saya  berharap mereka yang ada di pelatnas ini mampu mengharunkan nama Jatim dengan prestasi. Tiada prestasi tanpa kerja keras,’’ ucap Wijar, sapaan karib Widjanarko. (*)

Firda pun Harus Meninggalkan Cipayung

TERLEMPAR: Adrianti Firdasari

BERAKHIR sudah kebersamaan Adrianti Firdasari dengan Pelatnas Cipayung. Namanya sudah tak masuk lagi dalam daftar penghuni kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
  Padahal, selama hampir sepuluh tahun dia memeras keringat untuk berlatih di sana. Selain itu, sejak 2004, namanya selalu menjadi andalan Indonesia dalam berbagai event internasional mulai dari SEA Games,Asian Games, Piala Uber, dan Piala Sudirman.
 Indonesia pun pernah diharumkannya dalam berbagai event. Salah satunya dengan menyumbangkan emas bagi Indonesia di nomor tunggal putri pada SEA Games 2005.
 Firda, sapaan karib Adrianti FirdasIndonesia, pun membawa nama Indonesia dalam OIimpiade London 2012.Sayang, langkahnya terhenti pada babak kedua setelah ditundukkan wakil Tiongkok Wang Xin dengan 21-15, 21-8.
 Nah, setelah itu, penampilan perempuan yang kini berusia 27 tahun tersebut menurun drastis. Selama 2013, tak ada prestasi yang bisa dibanggakan.
 Tumbang pada babak-babak awal sudah menjadi langganan baginya. Imbasnya pun, peringkat dunianya menurun tajam.
 Dari peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember 2013 atau terakhir pada 2013, Firda terdampar di posisi 75.
 Tanda-tanda dia bakal terdepak sudah tercium selama 2013. Ini diperparah dengan kegagalannya menjadi juara dalam ajang Kejurnas Perorangan 2013. Langkah Firda sudah terhenti pada babak awal.
 Peluang Firda bisa kembali ke Cipayung juga bakal berat. Selain usianya yang sudah tak muda lagi, para juniornya pun terus menunjukan perkembangan yang signifikan. (*)

PENGHUNI CIPAYUNG 2014


TUNGGAL PUTRA
Prestasi:
Sony Dwi Kuncoro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Tommy Sugiarto (Pelita Bakrie, DKI Jakarta), Dionysius Hayom Rumbaka (Djarum, Jawa Tengah), Wisnu Yuli Prasetyo (Surya Baja Surabaya, Jawa Timur), Riyanto Subagja (Djarum, Jawa Tengah), Simon Santoso (Tangkas Specs, DKI Jakarta)

Potensi
Jonatan Christie (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Ihsan Maulana Mustofa (Djarum, Jawa Tengah), Anthony Sinisuka Ginting (SGS PLN Bandung, Jawa Barat), Muhammad Bayu Pangisthu (Djarum, Jawa Tengah), Rifan Fauzin Ivanudin (Pelita Bakrie, DKI Jakarta), Firman Abdul Kholik (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)

TUNGGAL PUTRI
Prestasi:
Lindaweni Fanetri (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Aprilia Yuswandari (Semen Gresik, Jawa Timur), Belllaetrix Manuputty (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Hera Desi Ana Rachmawati (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Maria Febe Kusumastuti (Djarum, Jawa Tengah)

Potensi:
Hanna Ramadini (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ruselli Hartawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Gregoria Mariska (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Vehrenica Debora Rumate (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Mayrina Lukmanda (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)

GANDA PUTRA
Prestasi:
Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah), Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah), Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ade Yusuf Santoso (Wima Surabaya, Jawa Timur), Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas Specs, DKI Jakarta)

Potensi:
Selvanus Geh (Wima Surabaya, Jawa Timur), Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah), Agrippina Prima Rahmanto Putera (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Arya Maulana Aldiartama (Djarum, Jawa Tengah), Hafiz Faisal (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Clinton Hendrik Kudamasa (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), M. Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)

GANDA PUTRI
Prestasi:
Nitya Krishinda Maheswari (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Greysia Polii (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Tiara Rosalia Nuraidah (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Suci Rizki Andini (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Anggia Shitta Awanda (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Della Destiara Haris (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Gebby Ristiyani Imawan (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ririn Amelia (Djarum, Jawa Tengah)

Potensi:
Rosyita Eka Putri Sari (Djarum, Jawa Tengah), Melati Daeva Oktavianti (Djarum, Jawa Tengah), Melvira Oklamona (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Maretha Dea Giovani (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Della Augustia Surya (Djarum, Jawa Tengah), Uswatun Khasanah (Djarum, Jawa Tengah, Sinta Arum (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat), Ni Ketut Mahadewi (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)

GANDA CAMPURAN
Prestasi:
Tontowi Ahmad (Djarum, Jawa Tengah), Liliyana Natsir (Tangkas Specs, DKI Jakarta), Riky Widianto (Wima Surabaya, Jawa Timur), Richi Puspita Dili (Pusdiklat Pikiran Rakyat, Jawa Barat), Praveen Jordan (Djarum, Jawa Tengah), Debby Susanto (Djarum, Jawa Tengah), Irfan Fadhilah (CBN Batam, Kepulauan Riau), Weni Anggraini (CBN Batam, Kepulauan Riau)

Potensi
Alfian Eko Prasetya (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Annisa Saufika (Djarum, Jawa Tengah), Edi Subaktiar (Djarum, Jawa Tengah), Gloria Emanuelle Widjaja (Djarum, Jawa Tengah), Lukhi Apri Nugroho (Djarum, Jawa Tengah), Shela Devi Aulia (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Rafiddias Akhdan Nugroho (Djarum, Jawa Tengah), Masita Mahmudin (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Ronald Alexander (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur), Febriani Endar Kusumawati (Djarum, Jawa Tengah)

Total : 72 atlet
Atlet yang mengundurkan diri :
Anneke Feinya Agustine (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta), Shesar Hiren Rhustavito (Djarum, Jawa Tengah), Muhammad Rijal (Djarum, Jawa Tengah)

Kido hanya Turun bersama Pia

Pia Zebadiah/Markis Kido

KOPENHAGEN Masters kembali digelar. Pertandingan bulu tangkis bertajuk invitasi tersebut dilaksanakan 27-28 Desember waktu setempat.
Indonesia pun dapat kepercayaan mengirimkan wakilnya di nomor ganda campuran. Memang bukan juara dunia, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
 Tapi, yang berangkat ke Negeri Skandinavia tersebut adalah   Markis Kido bersama sang adik, Pia Zebadiah. Kemampuan keduanya tak boleh dipandang sebelah mata.
 Dalam daftar peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember atau terakhir selaa 2013, Kido/Pia duduk di posisi kesembilan.
 Dalam pertandingan Kopenhagen Masters yang hanya diikuti oleh empat pasangan tersebut, mereka akan menjajal ketangguhan pasangan tuan rumah Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Dari pertemuan keduanya, Kido/Pia masih kalah 1-2.
Tapi, kemenangan tersebut digapai Kido/Pia dalam pertemuan terakhir di All England Super Series Premier 2013. Saat itu, kedua pebulu tangkis yang sama-sama pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul 12-21, 21-19, 23-21.
 Hanya, saat ini, Joachim/Christinna tengah on fire. Mereka baru saja menjadi juara Super Series Final 2013.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut, mereka menundukkan unggulan pertama Ma Jin/Tang Jinhua asal Tiongkok 21-19, 21-12.
 ‘’Kami diundang Asosiasi Bulu Tangkis Denmark,’’ kata Kido melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.
 Bahkan, seharusnya dia tampil di dua nomor yakni ganda campuran dan ganda putra. Sayang, pasangannya di ganda putra, Markus Fernaldi, tidak bisa.
 ‘’Sinyo (sapaan karib Markus Fernaldi) ada acara Natalan,’’ terang Kido.
 Selain Kido/Pia versus Joachim/Christinna, nomor ganda campuran dalam Kopenhagen Masters 2013 juga mempertandingkan Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) melawan pasangan tuan rumah Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl. (*)

Indonesia Punya Internasional Series

TUAN RUMAH: Istora Senayan Jakarta (foto:badzine)

BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) sudah mengeluarkan agenda pertandingan 2014. Nama Indonesia ada dalam dua turnamen, Indonesia Super Series Premier dan Indonesia Grand Prix Gold.
 Sebenarnya, masih ada satu titel lagi. Event ini pun sudah menjdi agenda tahunan yakni Indonesia Challenge. Pada 2013, kejuaraan berhadiah total USD 20 ribu tersebut dilaksanakan di Surabaya.
 ‘’Indonesia Challenge masih ada. Hanya, kami lupa belum apply,’’ kata Kasubid Hubungan Internasional PP PBSI Bambang Rudianto kepada smashyes.
 Hanya,lelaki yang akrab disapa Rudi tersebut belum bisa menyebutkan tuan rumah Indonesia Challenge 2014. Ini disebabkan PP PBSI melalukan lelang.
 ‘’Semua masih punya kesempatan, termasuk juga Surabaya,’’ lanjut dia.
 Bahkan, dia menambahkan, pada 2014, Indonesia akan mempunyai satu event anyar dengan titel internasional series. Kejuarana ini digelar di Semarang pada 14-19 April mendatang.
 ‘’Saya baru dapetin jadwalnya,’’ terang lelaki berkacamata tersebut.
 Dengan adanya Indonesia Internasional Series membuat PP PBSI mendapat jatah komplet dari BWF mulai dari level bawah hingga atas.Ini menjadi kesempatan bagi para pebulu tangkis Indonesia menambah pundi-pundi poin dan mengangkat peringkat dunianya. (*)


AGENDA INTERNASIONAL DI INDONESIA
-Indonesia Open Super Series Premier (Jakarta, 17-22 Juni)

-Indonesia Internasional Series (Semarang, 14-19 Juli )

-Indonesia Challenge (Agustus)

-Indonesia Grand Prix Gold (9-14 September)

Turun Satu Setrip di Akhir 2013

Tommy Sugiarto

POSISI tiga besar gagak dipertahankan Tommy Sugiarto. Dalam daftar peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember 2013, posisi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun satu setrip.
 Tempat Tommy digantikan oleh Jan O Jorgensen dari Denmark. Putra salah satu juara dunia tunggal putra milik Indonesia Icuk Sugiarto tersebut hanya selisih 17 poin.
 Posisi ketiga yang diduduki Tommy pekan lalu merupakan capaian terbaik yang pernah ditempatinya. Kali terakhir, pebulu tangkis Indonesia yang berada di posisi ketiga adalah Simon Santoso.
 Dalam daftar ranking terbaru BWF, Indonesia menempatkan dua pebulu tangkis di posisi 10 besar tunggal putra. Selain Tommy ada nama Sony Dwi Kuncoro yang berada di ranking delapan.
Posisi teratas masih diduduki Lee Chong Wei asal Malaysia. Dia dikawal ketat oleh Chen Long (Tiongkok).
 Persaingan bakal semakin memanas pada 2014. Apalagi, pada pekan kedua, para pebulu tangkis dunia sudah kembali bersaing dalam Korea Super Series yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari.
 Sayang, dalam event yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu tersebut, Sony absen. ‘’Saya ke Malaysia saja,’’ terang Sony melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.
 Malaysia Terbuka tahun ini naik pangkat menjadi super series premier setelah tahun lalu berlabel super series. Kejuaraan ini digelar di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari. (*)

Ke Jakarta bukan untuk Balik Cipayung

MALAYSIA:Hendrawan

KEINGINAN Pelatnas Cipayung memakai tenaga Hendrawan lagi harus ditunda. Lelaki asal Malang, Jawa Timur, tersebut memilih bertahan di Malaysia.
 ‘’Saya ke Jakarta hanya menjalani liburan. Tidak ada hubungannya dengan bulu tangkis,’’ kata Hendrawan kepada smashyes.
 Dia bersama keluarga berada di Indonesia hingga 4 Januari 2014 mendatang.  Juara dunia nomor tunggal putra 2001 itu pun mengakui belum punya rencana kembali ke Cipayung.
   ‘’Saya jalani dulu saja tugas di Malaysia. Nggak tahu nanti-nantinya bagaimana,’’ ucap Hendrawan.
 Sebenarnya menangani Pelatnas Cipayung bukan hal yang asing bagi lelaki kelahiran 27 Juni 1972 tersebut. Pada 2006, dia pernah dipercaya memoles penghuni kawah candradimuka para pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 Tapi, sejak 2009, dia menerima tantangan untuk menangani Malaysia. Saat itu, dia bersama mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Rexy Mainaky.
 Kini, Rexy kembali ke Indonesia dan dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI). Posisi dan hubungan Rexy ini yang sempat memantikan kabar bahwa Hendrawan bakal kembali ke Cipayung. (*)

Cai Yun/Fu Haifeng pun Dicarikan Lagi Pasangan

BONGKAR PASANG: Cai Yun/Fu Haifeng (foto: thestar)

TIONGKOK terus mencari komposisi yang pas buat pasangan ganda putra senior, Cai Yun dan Fu Haifeng. Setelah dipisah dan kembali digabungkan, kini keduanya pun kembali (lagi) diceraikan dan dicarikan pasangan baru.
 Dalam Malaysia Super Series Premier  yang dilaksanakan 14-19 Januari 2014, Cai Yun berpasangan dengan Chen Liu. Sementara, Fu Haifeng ditandemkan dengan Zhang Nan.
 Sebenarnya, Cai/Yu merupakan pasangan tangguh di pentas bulu tangkis dunia. Hanya, kehadiran beberapa pasangan baru, termasuk ganda Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, membuat dominasi mereka goyah. Padahal, secara prestasi, belum ada pasangan yang mampu menggeser mereka.
 Cai/Yun mampu dua kali lolos ke final dua olimpiade terakhir. Hasilnya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut meraih emas di London 2012. Sedang di kandang sendiri, Beijing 2008, keduanya kalah oleh pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido.
 Yang lebih fenomenal dalam Kejuaraan Dunia.Cai/Yu empat kali menjadi juara (2006, 2009, 2010, 2011), dan dua kali menembus semifinal (2003, 2013).
Sayang, memasuki 2013, prestasi pasangan yang sama sama berusia 33 tahun tersebut meredup. Tidak satu pun gelar mereka raih.
 Imbasnya, setelah Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus 2013, keduanya dipisahkan. Cai berpasangan dengan Chai Biao dan Fu bersama Hong Wei.
 Tapi, kedua pasangan anyar ini pun tak memberikan hasil memuaskan. Kegagalan sering mengiringi Cai/Chai dan Fu/Hong.
 Akibatnya, Cai/Fu dipasangkan lagi dalam Hongkong Super Series 2013. Hasilnya jeblok juga. Keduanya kalah oleh pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov di babak kedua dengan rubber game 16-21, 21-18, 20-22.
 Cheng Liu, yang jadi pasangan Cai, merupakan pebulu tangkis spesialis ganda. Namun, dia lebih moncer di ganda campuran berpasangan dengan Bao Yixin. Kali terakhir, Cheng/Bao menembus babak final di Hongkong Super Series 2013.
 Begitu juga dengan Zhang Nan. Bahkan, prestasinya di ganda campuran lebih mentereng.
 Bersama Zhao Yunlei, yang juga kekasihnya, mereka merupakan peraih emas Olimpiade London 2012 dan juara dunia 2011. Pada Kejuaraan Dunia 2013, Zhang/Zhao harus puas di posisi kedua setelah dikalahkan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Pernah Permalukan Chong Wei di India

Shon Wan-ho (foto: badzine)

LEE Chong Wei jadi unggulan teratas tunggal putra dalam Korea Super Series 2014. Lawan yang dihadapinya juga pebulu tangkis unggulan, Shon Wan-Ho, dari Korea Selatan.
 Tapi, Chong Wei tak boleh menganggap remeh lawannya. Itu disebabkan pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut pernah memberikan pengalaman buruk kepada Chong Wei.
 Pada final India Super Series 2012, Chong Wei secara mengejutkan kalah dengan rubber game 18-21,21-14, 21-19. Padahal, dalam tiga pertemuan sebelumnya, Chong Wei tak pernah kalah.
  Penampilan Wan-ho tahun ini juga tidak terlalu mengecewakan. Dia sudah mengoleksi tiga gelar. Hanya, posisi terhormat tersebut diraihnya di level grand prix dan grand prix gold yakni Taiwan Grand Prix Gold 2013, Makau Grand Prix Gold 2013, dan Vietnam Grand Prix 2013.
  Pemenang Chong Wei versus Wan-ho bakal dijajal duel sesama pebulu tangkis Eropa Viktor Axelsen melawan Marc Zwiebler. Jika Chong Wei dan Zwiebler sama –sama mengalahkan lawan-lawanya, ini akan jadi ulangan final Indonesia Super Series Premier 2013 di Jakarta. Pada pertandingan yang dilaksanakan 16 Juni tersebut, Chong Wei menang dengan dua game langsung 21-15, 21-14. (*)
  

Ulangan Final SEA Games di Babak I Korea SS

KANS REVANS: Dionysius Hayom Rumbaka

DIONYSIUS Hayom Rumbaka belum melupakan SEA Games 2013. Dia gagal mempersembahkan emas bagi Indonesia dalam event olahraga dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 14 Desember 2013, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, harus mengakui ketangguhan wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dengan dua game 20-22, 17-21.
 Kegagalan ini juga membuat pebulu tangkis binaan Djarum tersebut menyandangkan emas nomor tunggal. Sebelumnya, pacar Hayom, BellaetrixManuputty, menjadi juara di nomor tunggal putri.
Nah, kesempatan Hayom membalas kekalahan tersebut terbuka. Dia bakal berjumpa lagi dengan Tanongsak dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari mendatang.  Secara peringkat, Tanongsak mempunyai ranking lebih bagus. Dia ada di posisi ke-12 sedangkan Hayom sepuluh setrip di bawahnya.
 Tahun ini, Tanongsak membuat lompatan berarti. Dia tiga kali menembus babak semifinal turnamen super series dan super series premier yakni All England Super Series Premier, Denmark Super Series Premier, dan Prancis Super Series.
 Sementara, di ajang super series atau super series premier, Hayom hanya mampu lolos ke semifinal Indonesia Super Series Premier 2013. Di Denmark Super Series Premier 2013, Hayom hanya sampai babak 32 besar atau babak kedua dan di Prancis Super Series terhenti di babak delapan besar. (*)

Dua Stoeva Dapat Tiga Juara

Gabriela (depan)/Stefani Stoeva

TURKI Internasional menjadi pesta bagi Stoeva bersaudara. Dalam event yang dilaksanakan di Istanbul pada 19-22 Desember waktu setempat, mereka menyapu bersih nomor yang melibatkan kaum hawa.
 Ada nama Stoeva dalam daftar juara nomor tunggal putrid, ganda putri, dan ganda campuran. Dalam final nomor tunggal putra yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12), Stefani  Stoeva, yang diunggulkan di posisi kedua, harus berjuang tiga game untuk bisa mengalahkan andalan tuan rumah Neslihan Yigit, yang juga unggulan kedelapan, 14-21, 21-16, 21-19.
 Kemenangan ini membuat Stefani unggul 3-2 selama lima kali pertemuan. Padahal, dalam dua pertemuan awal, Yigit selalu menang.
 Tapi, seiring meningkatnya penampilan, Stefani selalu menang dalam tiga pertemuan terakhir. Bahkan, dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kini Stefani lebih unggul. Dia ada di posisi 53 dunia sementara Yigit di rangking 165.
 Gelar di Turki ini juga menjadi gelar kedua di nomor tunggal bagi Stefani. Sebelumnya, gadis 18 tahun tersebut juara di kandang sendiri dalam Bulgaria International 2013, dia mengalahkan seniornya Linda Zetchiri dengan dua game 21-16, 21-18.
 Sukses di nomor tunggal diikuti Stefani di nomor ganda. Berpasangan dengan sang kakak, Gabriella, mereka menundukkan unggulan kedua yang juga tumpuan asa Turki Ozge Bayrak/Neslihan Yigit 21-15, 21-8.
 Ini juga menjadi gelar kedua bagi pasangan kakak beradik tersebut selama 2013. Stefani/Gabriela juga mengulangi sukses serupa tahun lalu. Menariknya, lawan yang dikalahnya juga Bayrak/Yigit.
 Di ganda campuran, Gabriela yang berpasangan dengan Anton Kaisti dari Finlandia menang 21-9, 21-15 atas ganda Rusia Vasily Kuznetsov/Viktoriia Vorobeva. (*)

Gelar Pertama Jelang Tutup Tahun

JUARA:Tan Yuhan (foto: sporza.be)

PACEKLIK gelar Yuhan Tan selama 2013 berakhir. Pebulu tangkis Belgia yang mempunyai darah Indonesia tersebut mampu menjadi juara nomor tunggal putra dalam Turki Challenge 2013.
Dalam final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12) atau Senin WIB (23/12) di Fatih Sport Kompleksi, Istanbul, Yuhan, yang diunggulkan di posisi kedua, mengalahkan unggulan kedua asal Slovenia Iztok Utrosa dengan dua game langsung 21-11, 21-12.
 Kegagalan demi kegagalan itu pula yang membuat peringkat Yuhan terus turun.Kali terakhir, dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember 2013, Yuhan ada di posisi 97. Padahal, di awal 2013, Yuhan sempat berada di orbit 50 besar dunia.
 Capaian terbaik dari 11 turnamen yang diikuti, Yuhan hanya sampai babak perempat final di tiga turnamen challenge di Austria, Spanyol, dan Bulgaria.
 Tapi, pada 2013 ini, Yuhan sempat merasakan atmosfer Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Tapi, langkah pemuda 25 tahun tersebut langsung tumbang di babak pertama setelah kalah oleh  pebulu tangkis tuan rumah Wang Zhengming 17-21, 14-21.
 Tahun ini, Yuhan juga tak tampil di Indonesia. Padahal, tahun lalu, dia sempat berlaga dalam Indonesia Super Series Premier. Tapi, di babak kualifikasi, dia menyerah kepada pebulu tangkis India Gurusaidutt 21-19, 8-21, 16-21. (*)

Hendra Aprida Tak Lagi Bersama Yonathan

Hendra Aprida/Yonathan (foto: PBSI)

ADA pasangan baru lagi dari Indonesia. Pasangan Hendra Aprida Gunawan/Yonathan Suryatama Dasuki bakal tak bersama lagi.
 Itu terlihat dari daftar peserta kejuaraan Malaysia Super Series Premier 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 14-19 Januari mendatang.  Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut, Hendra berpasangan Andrei Adistia.
 Pasangan baru ini termasuk mengejutkan. Selama ini, Hendra berpasangan dengan Yonathan Suryatama Dasuki. Bahkan, pasangan nonpelatnas tersebut mampu lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
Sayang, langkah keduanya sampai babak pertama. Dalam pertandingan perdana, mereka langsung menyerah kepada pasangan Denmark Rasmus Bonde/Mads Conrad 21-14, 23-25, 18-21.
  Bisa jadi, pisahnya Hendra/Yonathan karena jebloknya mereka selama 2013. Tumbang di babak-babak awal sudah menjadi langganan bagi mereka.
 Bahkan, dalam dua turnamen terakhir, Hongkong Super Series 2013 dan Vietnam Grand Prix 2013, mereka tersingkir di babak pertama. Di Hongkong,  Hendra/Yonathan menyerah 17-21, 15-21 kepada pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang akhirnya menjadi juara. Di Vietnam, keduanya memilih absen meski menempati daftar unggulan teatas. (*)

Budi pun Rela Bolak-Balik Jakarta-Bandung

Budi Santoso dan keluarga

BUDI Santoso kembali ke Pelatnas Cipayung. Tapi, dia bukan lagi sebagai atlet karena usianya sudah tak muda lagi.
 ‘’Sejak Juli, saya dipercaya menjadi pelatih Pelantas Cipayung,’’ kata Budi kepada smashyes.
 Hanya, dalam kerjanya, Budi bukan menangani pebulu tangkis senior seperti Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Simon Santoso. Dia memoles para pebulu tangkis muda yang masuk masuk kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 ‘’Tapi, saya tidak ada kontrak di Cipayung,’’ tambah suami Eni Widiowati tersebut.
 Namun, itu tak pernah membuat Budi berkecil hati. Dia ingin melahirkan pebulu tangkis muda handal dari Cipayung.
 Bahkan, untuk itu, mantan pebulu tangkis Djarum tersebut sering bolak-balik Jakarta- Bandung. ‘’Ini dikarenakan istri saya tinggal di Bandung. Anak-anak saya juga ada di sana,’’ ungkap Budi.
 Kehadiran Budi melengkapi jajaran pelatih di sektor tunggal putra. Sebelumnya sudah ada Joko Supriyanto, Marleve Mainaky, dan Imam Tohari.
 Sebenarnya, Cipayung bukan tempat asing bagi dia. Selama 10 tahun, Budi tinggal di sana.
 ‘’Saya di Cipayung dari 1993 sampai 2003,’’ lanjut dia.
 Selama berada di Cipayung, Budi pun banyak menorehkan prestasi.  Salah satunya, lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 38 tahun lalu tersebut menjadi bagian skuad Indonesia saat menjadi juara Piala Thomas 2002.
 Bersama dengan Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Rony Agustinus,  dia menjadi pilar di nomor tunggal. Gelar juara Piala Thomas 2002 juga menjadi gelar terakhir bagi merah putih di event bulu tangkis beregu putra tersebut.
 Setelah itu, Indonesia tak pernah lagi berdiri di podium terhormat. Bahkan, pada 2012, merah putih sudah menyerah di babak kedua atau perempat final. Ironisnya yang mengalahkan adalah Jepang, negara yang selama ini tak pernah menang atas Indonesia. (*)