WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Yonathan/Albert Terus Berburu Poin

Yonathan Suryatama Dasuki (foto:djarum)

YONATHAN Suryatama Dasuki memulai lagi dari bawah. Tak lagi bersama Hendra Aprida Gunawan, membuat lelaki asal Jember, Jawa Timur ini berpasangan dengan Albert Saputra.
 Sebagai pijakan awal, pasangan Yonathan/Albert pun mempunyai ranking di bawah 1000, tepatnya 1194. Turnamen Jerman Grand Prix Gold 2014 pun menjadi turnamen perdana bagi keduanya.
 Hasilnya belum sesuai harapan. Yonathan/Albert langsung kalah dalam penampilan pertama dalam babak kualifikasi. Mereka harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Fabian Holzer/Mark Lamsfuss dengan rubber game 15-21, 21-19, 13-21.
 Untung, kekalahan itu membawa sedikit perubahan. Di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 13 Februari, Yonathan/Albert naik 11 tangga ke posisi 1183. Nah, kini, keduanya tampaknya bakal semakin banyak berburu poin.
 Banyak  agenda yang bakal diikuti oleh Yonathan/Albert. Pekan ini, keduanya berlaga di Swiss Grand Prix Gold 2014.  Sayang, di babak pertama, mereka langsung bertemu dengan unggulan teratas ganda putra Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark. Hasilnya, Yonathan/Albert menyerah dua game langsung 14-21, 6-21.
 Selain itu, di Polandia Internasional Series, mereka juga akan ikut ambil bagian. Dalam event yang dilaksanakan di Warsawa pada 20-23 Maret itu, keduanya langsung tampil pada babak utama.
 Sebelumnya, Yonathana sempat lama berpasangan dengan Hendra Aprida Gunawan. Mereka sempat menembus ranking belasan dunia dan bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus 2013.
 Sayang, kebersamaan Yonathan/Hendra pisah karena tak lagi lagi sponsor. Kini, Hendra berpasangan dengan Andrei Adistia. (*)

Malaysia Undang Mantan untuk Seleksi

Mohd Zakry/Mohd Fairuzizuan (foto: thestar)

ASOSIASI Bulu Tangkis Malaysia (BAM) lakukan terobosa. Mereka mengundang para mantan pebulu tangkis nasional untuk mengikuti seleksi pembentukan Tim Piala Thomas-Uber yang dilakukan di Stadium Juara di Bukit Kiara pada 19 Maret mendatang.
 Salah satu yang diharapkan kehadirannya aadalah Mohd Zakry Abdul Latif . Lelaki 30 tahun itu sangat gembira bisa dilibatkan untuk berebut tempat membela Malaysia di Piala Thomas yang dilaksanakan 18-25 Mei mendatang di New Delhi, India.
 Selain Zakry, pasangannya Mohd Fairuzizuan Mohd Tazari dan Koo Kien Keat juga diundang. Di sektor putri, juga diundang Ng bersaudara, Hui Lin dan Hui Ern.Ada juga lima pebulu tangkis tunggal putra  seperti mantan juara nasional Misbun Ramdan Misbun, mantan juara dunia Zulfadli Zulkiffli, Tan Chun Seang, Mohd an Arif Abdul Latif, dan Chan Kwong Beng. Ini kali pertama BAM melakukan seleksi untuk pembentukan tim.
 Sebelumnya, BAM juga memanggil Wong Choong Hann dan Hafiz Hashim untuk tugas nasional setelah mereka menyatakan mundur. Hanya, mereka tak melalui proses seleksi,
 Zakry menganggap langkah memberikan bukti bahwa BAM melakukan langkah transparan. Khususnya, pembentukan tim dalam kejuaraan beregu .
‘’Saya tidak percaya ketika saya menerima surat undangan yang meminta Fairuz untuk hadir,’’ terang pebulu tangkis berbadan subur ini seperti dikutip media Malaysia.
 Dia meninggalkan BAM pada 2010 setelah tampil dalam Piala Thomas di Kuala Lumpur, Malaysia. Zakry pun memutuskan menjadi pebulu tangkis mandiri/professional.
‘’Akhirnya, BAM bisa transparan dan terbuka mengenai seleksi sekarang. Ini juga menunjukan bahwa pengurus masih memberikan perhatian kepada kami,’’ jelas dia.
Masing-masing negara nanti maksimal menyertakan 10 pebulu tangkis dan Malaysia mempunyai pilihan mengirim empat tunggal dan tiga ganda. (*)

Jajal Ketangguhan Juara Hongkong Super Series

Praveen Jordan/Debby Susanto (foto:badzine)

PERJALANAN Praveen Jordan/Debby Susanto di Swiss Grand Prix Gold 2014 terus berlanjut. Kini, mereka sudah sampai babak perempat final turnamen berhadiah total USD 125 ribu tersebut.
 Dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Basel pada Kamis waktu setempat (13/3), pasangan anyar Pelatnas Cipayung itu menghentikan ganda Polandia Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska 21-14, 21-17. Secara peringkat, Jordan/Debby kalah jauh dari lawannya. Saat ini, mereka terdampar di posisi 144 sementara Mateusiak/Wojtkoswska di ranking 39.
 Kemenangan ini membawa pasangan yang juga berasal dari PB Djarum itu menang unggulan ketiga asal Inggris Chris Adcock/Gabrielle Adcocok. Pasangan suami istri di babak kedua melibas Shin Baek-choel/Eom Hye-won 21-17, 21-12.
 Pertemuan Jordan/Debby dengan pasangan Adcock ini merupakan kali pertama. Hanya, dari  pengalaman bertanding, lawannya lebih unggul. Pada 2013, Chris/Gabrielle mampu menjadi juara Hongkong Super Series.
 Pasangan ganda campuran Indonesia yang mampu lolos ke perempat final adalah Markis Kido/Pia Zebadiah. Ganda kakak beradik ini menundukkan sesama pasangan Indonesia M. Rijal/Vita Marissa 19-21, 21-10, 2-14.
Di perempat final, unggulan keempat ini dijajal Chen Hung Ling/Cheng Wen Hsing dari Taiwan. Ini menjadi pertemuan kedua pasangan.  Sebelumnya, Kido/Pia mengalahkan Hung Ling/Wen Hsing menang 21-17, 21-18 di Indonesia Super Series Premier 2012. (*)

Sindhu Tak Bisa Pertahankan Gelar

PV Sindhu (foto: IBL)

PV Sindhu gagal mempertahankan gelar Malaysia Grand Prix Gold 2014. Tapi, itu bukan karena dia kalah di atas lapangan karena event berhadiah total USD 120 ribu tersebut baru dilaksanakan 25-20 Maret mendatang.
 Pebulu tangkis tunggal putri asal India itu memutuskan absen. Alasannya, dia ingin memulihkan kondisi sehingga bisa optimal dalam India Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan 1-6 April.
 Malaysia Grand Prix Gold tahun lalu dilaksanakan di Kuala Lumpur pada Mei. Sindhu mampu menambah koleksi gelarnya di Makau Grand Prix pada Desember 2014.
 ‘’Sindhu tak bermain di Malaysia. Dia tengah menjalani turnamen secara beruntun. Setelah dari All England, dia melanjutkan ke Swiss Grand Prix Gold. Dia butuh waktu untuk tampil di India Super Series,’’ kata ayah Sindhu
P.V. Ramana kepada media lokal India.
Menurut dia, jadwal pertandingan tahun ini beda dengan 2013. Tahun lalu, India Super Series dilaksanakan Mei.
 "Kalender pertandingan tahun ini sangat padat.Masih ada tambahan Commonwealth dan Asian Games. Keputusan tampil ada di tangan pelatih kepala Pullela Gopichand. Dia sudah mempunyai jadwal latihan dan pertandingan buat Sindhu," terang Ramana.
Dia menambahkan, setelah dari India, putrinya bakkal berlaga di Singapura Super Series. Turnamen berhadiah total USD 300 ribu itu dilaksakan 8-13 April. (*)

Tago Depak Posisi Tommy

NAIK: Kenichi Tago (foto: all england)

TIGA kali tampil di tiga turnamen dengan hasil yang kurang memuaskan memberi dampak kepada Tommy Sugiarto. Peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) turun satu setrip ke posisi keempat.
 Ya, capaian terbaik dari putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut adalah menembus babak final Malaysia Super Series 2014 pada Januari lalu. Hanya, di babak pemungkas, Tommy dijinakkan oleh andalan tuan rumah Lee Chong Wei.
 Sementara, di dua turnamen lainnya, Korea Super Series dan All England Super Series Premier, dia langsung tersingkir di babak pertama.
 Di Korea, pebulu tangkis yang pernah terbuang dari Pelatnas Cipayung itu tumbang oleh pebulu tangkis Tiongkok Tian Houwei dengan dua game langsung 12-21, 17-21. Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu itu, Tommy menempati unggulan ketiga.
 Pekan lalu di National Indoor Arena, venue All England Super Series Premier 2014, Tommy secara mengejutkan juga dijungkalkan Gao Huan 13-21, 21-10, 18-21.  Di event bergengsi ini, Tommy duduk sebagai unggulan ketiga sedangkan lawannya tampil dari babak kualifikasi.
 Hasil jeblok di All England Super Series Premier ini membuat dia harus kembali ke posisi keempat. Sebagai gantinya, posisi finalis BWF Super Series Finals ditempati Kenichi Tago dari Jepang.
 Meski Tago sendiri juga tak terlalu gemilang di All England Super Series Premier 2104. Dia hanya bertahan hingga babak perempat final karena ditumbangkan Son Wan-ho (Korea Selatan).  Ini merupakan capaian terbaik sepanjang karir Tago.
 Posisi teratas tunggal putra sendiri masih kukuh ditempati Lee Chong Wei asal Malaysia. Dia ditempel musuh berat yang dikalahkannya di final All England Super Series Premier 2014 Chen Long asal Tiongkok. (*)

Posisi Pebulu Tangkis Indonesia (3 besar, per 13 Februari)
Tunggal Putra.
4. Tommuy Sugiarto
16. Sony Dwi Kuncoro
18. Dionysius Hayom Rumbaka

Tunggal Putri
20. Lindaweni Fanetri
25. Bellaetrix Manuputty
31. Hera Desi

Ganda Putra
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
7.Angga Pratama/Rian Agung Saputro
15. Markis Kido/Markus Fernaldi

Ganda Putri
10.Nitya Krishina Maheswari/Greysia Polii
16. Vita Marissa/Variella Aprilsasi
31. Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia

Ganda Campuran
2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir
9. Markis Kido/Pia Zebadiah
10. Praveen Jordan/Vita Marissa



Christopher/Trikusuma Jajal Pasangan Baru Malaysia

Christopher Rusdianto

TAN Boon Heong sudah pasti tak bersama dengan Koo Kean Keat. Dia sudah punya pasangan baru, Ow Yao Han.
 Ganda aanyar Kean Keat/Yao Han pun sudah dijadwalkan tampil di Malaysia Grand Prix Gold 2014. Mereka langsung diunggulkan di posisi kedelapa dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 125 ribu tersebut.
 Namun, untuk menembus babak kedua, bukan  hal yang mudah. Kean Keat/Yao Han akan bersua pasangan Indonesia yang tak bisa dipandang sebelah mata, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.
 Pasangan asal Suryanaga, Surabaya, itu baru saja menjadi juara Sirkuit Nasional (Sirnas) Makassar 8 Maret lalu. Ini menjadi gelar perdana di ajang sirnas bagi Christopher/Trikusuma.
 ‘’Ya, kami ketemu pasangan Malaysia. Mereka pasangan baru,’’ terang Christopher kepada smashyes.
 Kean Keat bukan pebulu tangkis asing baginya. Ini disebabkan saat masih di pelatnas Cipayung, dia pernah menghadapinya. ‘’Namun, saat itu kan dia masih bersama Tan Boon Heong. Mainnya dia cepat dan kami tak boleh lengah,’’ ucap Christopher.
 Putra mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianton itu berharap bisa meraih hasil maksimal di Malaysia. Untuk itu, dia pun rela tak berlaga di sirnas yang dilaksanakan di Batam, Kepulauan Riau.
 ‘’Waktunya bareng. Kami sudah jauh-jauh hari merencanakan main di Malaysia,’’ pungkas Christopher. (*)

Sudah Rindu Ingin Juara di Manca



SIRNAS MAKASSAR: Febriyan Irvannaldy
FEBRIYAN Irvannaldy pasang target tinggi di Vietnam Challenge 2014. Pebulu tangkis binaan Wima, Surabaya, tersebut berharap bisa menjadi juara dalam event yang dilaksanakan di Hanoi pada 25-30 Maret mendatang itu.
 ‘’Saya akan berusaha meraih hasil tertinggi,’’ kata Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kepada smashyes.
 Sebenarnya, ambisi arek Suroboyo tersebut wajar. Ini disebabkan kondisinya tengah on fire.
 Dalam tiga kali event beruntun, Febri tampil jempolan.  Dia mampu mengantarkan Wima menembus semifinal dan hanya sekali kalah saat menghadapi seniornya di Pelatnas Cipayung dulu, Simon Santoso, yang membela Musica Champion Kudus.
 Sepekan kemudian, Febri mampu menjadi juara dalam sebuah turnamen lokal di Balikpapan, Kalimantan Timur. Puncaknya, dalam pertandingan Sirkuit Nasional (Sirnas) di Makassar, Sulawesi Selatan.  Pada pertandingan final 8 Maret,  lelaki 21 tahun tersebut menjadi kampiun  setelah melibas musuh lamanya, Hermansyah, dengan dua game langsung 21-19, 21-13.
Febri sudah hampir tiga tahun absen tampil di Vietnam Challenge. Kali terakhir, dia  berlaga pada 2011. Saat itu, Febri harus mengakui ketangguhan mantan rekannya di Singapura, Ashton Chen 16-21, 18-21.
Selain Febri, Indonesia banyak menempatkan wakilnya di babak utama Vietnam Challenge 2014 seperti Evert Sukamta, Fikri Ihsandi, Anthony Ginting, Gesstano Adwitya, dan Hermansyah.(*)

Lawan Skotlandia pun Sudah Kalah

MERUN: Lindaweni Fanetri

REVOLUSI harus dilakukan tunggal putri. Jika tidak, siap-siap saja, Indonesia bakal menjadi negara lemah di sektor tersebut.
 Buktinya, wakil Indonesia sudah bukan levelnya berhadapan dengan negara-negara tangguh bulu tangkis dunia di sektor tunggal hawa seperti Tiongkok,Jepang, Korea Selatan, dan Thailand. Melawan negara sekelas Skotlandia pun, wakil merah putih harus menanggung malu.
 Itu terjadi ketika Lindaweni Fanetri harus menyerah kepada pebulu tangkis Skotlandia Kirsty Gilmour dengan dua game langsung 16-21, 13-21 pada pertandingan pertama Swiss Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Basel pada Rabu waktu setempat (13/3). Padahal, secara ranking, Lindaweni lebih bagus dua setrip dibandingkan lawannya yang bertengger di posisi 20 dunia.
 Kekalahan ini membuat Lindaweni siap-siap terdepak dari Pelatnas Cipayung jika tak menunjukkan performa menawan. Dari tiga turnamen yang diikuti selama 2014, capaian terbaiknya menembus babak semifinal India Grand Prix Gold .
 Sementara di Malaysia Super Series Premier dan All England Super Series Premier, Lindaweni hanya mampu bertahan hingga babak kedua. Padahal, saat ini, pebulu tangkis Suryanaga, Surabaya, tersebut merupakan tunggal putri terbaik Indonesia.
 Sementara wakil Indonesia lainnya di sektor tunggal putri dalam Swiss Grand Prix Gold 2014, Bellaetrix Manuputty, juga nyaris menanggung malu. Peraih emas SEA Games 2013 itu harus berjuang ektrakeras untuk bisa mengalahkan Michelle Chan Ky dari Selandia Baru dengan 22-20, 21-18.
Pekan lalu di All England Super Series Premier, Bellaetrix terhenti di babak kedua. Secara mengejutkan, dia dikalahkan Li Michelle dari Kanada.  (*)

Kali Pertama Jadi Pebulu Tangkis Profesional

TAMPIL: Simon Santoso

SIMON Santoso tampil di Malaysia Grand Prix Gold 2014 dengan status baru.  Lelaki 28 tahun asal Tegal, Jawa Tengah, itu tak lagi berbendera Pelatnas Cipayung dalam event yang dilaksanakan di Johor Bahru pada 25-30 maret mendatang itu.
 Untuk kali pertama, Simon menjadi pebulu tangkis professional setelah hampir 10 tahun menjadi andalan Cipayung. Ini disebabkan usai Malaysia Super Series Premier Januari 2014, dia mengundurkan diri dari kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia itu.
 Di Malaysia Grand Prix Gold 2014,  Simon diunggulkan di posisi ke-15. Pada babak pertama turnamen yang menyediakan hadiah USD 120 ribu itu, dia dijajal pebulu tangkis tuan rumah Ai Wei Jian.
 Di atas kertas, Simon diunggulkan. Saat ini, dia berada di posisi 50 sementara lawannya di tangga 210.
 Selama 2014, Simon baru tampil di dua turnamen dan masih tercatat sebagai skuad Cipayung. Turnamen yang diikutinya adalah Korea Super Series dan Korea Super Series Premier.
 Hasilnya, sangat mengecewakan. Di Korea, berjuang dari babak kualifikasi, Simon dihentikan unggulan kedua Chen Long 11-21, 12-21. Sedang di Malaysia, juara Indonesia Super Series Premier 2012 itu langsung tersingkir di babak kualifikasi oleh Gao Huan (Tiongkok) 21-14, 22-24, 19-21.
 Di Malaysia Grand Prix Gold 2014, tak ada pebulu tangkis papan atas Cipayung yang turun. Cipayung hanya menampilkan Wisnu Yuli Prasetyo.
 Juara event level tiga BWF itu tahun lalu jatuh ke tangan Alamsyah Yunus. Di final, pebulu tangkis yang juga pernah menjadi penghuni Cipayung itu menundukkan Goh Soon Huat dari Malaysia 10-21, 9-21, 21-19. (*)

Selvanus Punya Pasangan Baru (Lagi)

DJARUM: Kevin Sanjaya

SELVANUS Geh punya pasangan baru. Bukan dengan Riyo Arief yang menjadi tandemnya di Wima Surabaya, juga bukan kembali dengan Ronald Alexander atau Alfian Eka Prasetyo
 Padahal, bersama dua nama terakhir, Selvanus termasuk sukses. Dengan Ronald Alexander, yang berasal dari sesama  klub Surabaya, Suryanaga, mereka mampu menjadi finalis Indonesia Grand Prix Gold 2013 yang dilaksanakan di Jogjakarta.
 Bahkan, salah satu lawan yang dikalahnya sebelum melaju ke babak pemungkas adalah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang baru saja menjadi juara dunia. Kemudian, di babak semifinal, Selvanus/Ronald mempermalukan Markis Kido/Markus Fernaldi, yang pada 2013 menjadi juara Prancis Super Series. Hanya, di final, Selvanus/Ronald harus mengakui ketangguhan seniornya di Pelatnas Cipayung Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Kemudian, bersama dengan Alfian, Selvanus mampu meraih juara Malaysia Challenge 2013. Padahal, penampilan mereka di negeri jiran merupakan kali pertama.
 Sayang, hasil di Malaysia Challenge yang dilaksanakan di Kuching itu tak membuat jajaran pelatih di Pelatnas Cipayung puas. Buktinya. Selvanus pun harus dipasangkan dengan yang lain.
 Nah, di Vietnam Challenge yang dilaksanakan di Hanoi pada 25-30 April, Selvanus dipasangkan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo.  Sementara, Alfian digandengkan dengan Rafiddias Nugroho. Menariknya, Rafiddias juga pernah menjadi pasangan Kevin/
 Sebenarnya, Kevin sendiri juga bukan pebulu tangkis bau kencur.   Tahun lalu, dalam Kejuaraan Dunia Junior dia mampu menembus babak final nomor ganda campuran.  Namun, langkahnya bersama Masita Mahmudin dihentikan Huang Kaixiang/Chen Qingchen (Tiongkok) 18-21, 22-20, 21-23. (*)

Lawan Berat Langsung Menanti di Babak Utama

LOLOS: Vita Marissa/Muhammad Rijal 

INDONESIA sukses menambah wakil di babak utama Swiss Grand Prix Gold 2014. Dua wakil di nomor ganda campuran, Praveen Jordan/Debby Susanto dan M. Rijal/Vita Marissa, mampu mengatasi lawan-lawannya.
 Tiket itu diperoleh Jordan/Debby setelah mengalahkan wakil Inggris Tom Wolfenden/Sophie Brown 22-20, 21-18 dalam pertandingan babak kedua kualifikasi yang dilaksanakan di Basel pada Selasa waktu setempat (11/3) atau Rabu WIB (12/3).  Di pertandingan sebelumnya, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung yang sama-sama berasal dari PB Djarum itu menundukkan pasangan gado-gado Indonesia/Slovakia Titon Gustaman/Tina Kodric 21-10, 21-13.
 Sementara, Rijal/Vita menembus babak slite berkat dua kali kemenangan. Pertama, pasangan yang kembali bergabung setelah berpisah itu melibas Stilian Makarski/Gabriela Stoeva (Bulgaria) 21-19, 21-14. Kemudian, di babak kedua kualifikasi, Rijal/Vita menang mudah 21-13, 21-12  atas ganda tuan rumah Thomas Heiniger/Tiffany Zaugg.
 Jordan/Debby dan Rijal/Vita harus melalui babak kualifikasi karena rankingna yang terperosok di luar 100 besar.  Dalam daftar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru per 6/3, Jordan/Debby di posisi 184 dan Rijal/Vita 224.
 Di babak utama, Jordan/Debby bersua dengan rekannya di Cipayung yang diunggulkan di posisi ketujuh Riky Widianto/Puspita Richi Dilli. Sedangkan Rijal/Vita menantang Anders Skaarup Rasmussen/Lena Grebak.
 Ini merupakan pertemuan pertama kedua pasangan. Hanya, kalau menilik ranking, pasangan Denmark jauh diunggulkan karena duduk di posisi 32. (*)

Berikan Sambutan kepada Duo Juara

KAMPIUN: Tontowi, Liliyana, Ahsan, dan Hendra

APRESIASI bakal diberikan kepada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. PP PBSI akan memberikan sambutan yang spesial kepada pasangan juara All England Super Series Premier 2014 itu.
 Rencananya, juara ganda putra dan ganda campuran itu akan mendarat di Terminal II/Kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, pada Selasa (11/3) pukul 19.15. Mereka menggunakan maskapai Turki Airlines (TA) 66.
 Dalam pesan singkat yang diterima smashyes, ada beberapa acara yang akan dilaksanakan. Agenda tersebut meliputi pengalungan bunga, sambutan perwakilan PP PBSI, pemberian ucapan selamat dari pengurus PP PBSI kepada atlet, pelatih, dan ofisial, serta sesi foto pengurus PP PBSI dengan juara All England Super Series 2014.
 All England tahun ini memang beda dengan beberapa tahun terakhir. Ini disebabkan pada 2014, Indonesia sukses membawa pulang dua gelar.
 Kali terakhir, pebulu tangkis merah putih melakukannya pada 1994. Saat itu, Susi Susanti menjadi juara tunggal putri dan Hariyanto Arbi di tunggal putra.  Setelah itu, tak pernah lagi bisa diulangi. (*)

Pisah, Mulai Lagi dari Kualifikasi

TERPEROSOK: Praveen Jordan/Debby Susanto

PASANGAN Praveen Jordan/Vita Marissa dan Muhammad Rijal/Debby Susanto sempat menghuni 10 besar dunia musim lalu. Kini, kedua pasangan pun berpisah atau pasnya bertukar pasangan.
 Tentu, imbasnya, peringkat Jordan/Debby dan Rijal/Vita pun merosot drastis. Dalam ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Jordan/Debby ada di posisi 184 sedangkan Rijal/Vita  terperosok di posisi 224.
 Ini membuat kedua pasangan pun harus rela tampil di Swiss Grand Prix Gold 2014 dari babak kualifikasi.  Jordan/Debby dan Rijal/Vita harus menang dua kali untuk bisa merasakan atmoser babak utama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 125 ribu tersebut.
 Pada pertandingan pertama, Jordan/Debby akan menghadapi pasangan gado-gado Indonesia/Slovakia Titon Gustaman/Tina Kodric. Lawannya merupakan pasangan baru. Jika lolos, kedua pebulu tangkis asal PB Djarum itu akan menantang pemenang partai Tom Wolfenden/Sophie Brown (Inggris) dengan Oliver Schaller/Ayla Husler (Swiss).
 Sementara, Rijal/Vita  ditantang Stilian Makarski/Gabriela Stoeva dari Bulgaria. Kalau menang, mereka harus menunggu hasil laga Matthew Nottingham/Laurent Smith dari Inggris versus wakil tuan rumah Thomas Heiniger/Tiffany Zaugg. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama
Tunggal Putra: Julian Arbitama, Andre Kurniawan Tedjono, Viky Anindita

Tunggal Putri: Bellaetrix Manuputty, Lindaweni Fanetri

Ganda Putra: Albert Saputra/Yonathan Suryatama Dasuki, Markis Kido/Gideon Markus Fernaldi, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, Berry Anggriawan/Ricky Karanda,

Ganda Putri: Suci Risky Andini/Tiara Rosalia, Nitya Krishinda/Greysia Polii, Anggia Shitta Awanda/Della Destiara, Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta

Ganda Campuran: Markis Kido/Pia Zebadiah, Riky Widianto/Puspita Richi Dilli, Markus Fernaldi/Rizky Amelia Pradipta


Dua Pebulu Tangkis Sabah Latihan di Wima

KEMBAR: Rosli Nordin (tengah) dan anak asuh. (foto; sidiq)

WIMA Surabaya kedatangan tamu.  Dua pebulu tangkis Malaysia hadir dalam latihan di klub binaan Ferry Stewart tersebut.
 ‘’Kami datang dari Sabah, Malaysia,’’ kata Rosli Nordin, asisten pelatih klub PRC Sabah, kepada smashyes di sela-sela latihan Wima di GOR Mikasa, Surabaya, pada Senin siang (10/3).
 Dia mendampingi dua anak asuhnya, Sahrul Nizam dan Sahrul Nazim. Kebetulan keduanya merupakan anak kembar.
 ‘’Usia keduanya masih 18 tahun dan spesialis main nomor ganda,’’ terang Rosli.
 Rencananya, mereka bakal berlatih bersama Febriyan Irvannaldy hingga 23 Maret mendatang. Kali pertama, Rosli dan dua anak asuhnya sudah menginjakkan kakinya di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, pada 25 Februari lalu.
 ‘’Kami memang sengaja datang ke Wima untuk berlatih. Ini sebagain persiapan menghadapi Kejuaraan Remaja di Ranau Sabah pada 27-30 Maret,’’ ungkap Rosli.
 Lelaki yang juga polisi itu mengakui mendapat banyak pengalaman selama di Wima. Nizam dan Nazim memperoleh lawan seperti yang diharapkan.
 ‘’Ada pasangan Rizky Hidayat/Riyo Arief yang bagus. Ini sangat penting bagi Nizam/Nazim dalam kejuaraan nanti,’’ lanjut Rosli.
 Dia menambahkan, perkenalan dengan Ferry beberapa waktu lalu di Sabah membuat hubungan mereka terus terjalin. Suasana kekeluargaan di Wima juga menjadi pertimbangan untuk tak berlatih di klub lain di Indonesia.
  “Kami pun berharap hubungan ini bisa terjalin terus,’’ tambah Ferry. (*)

Masih Ada Reony di Pojok Unisys

HASIL POLESAN: Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa

ADA yang mengganjal saat menyaksikan final ganda putra All England Super Series Premier 2014. Bukan karena kemenangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang mengakhiri paceklik gelar selama 11 tahun.
 Namun, di bangku pelatih lawan ada sosok yang seharusnya ada di Pelatnas Cipayung. Dia adalah Reony Mainaky. Instruksnya membuat pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa sempat membuat Hendra/Ahsan kerepotan sebelum akhirnya memenangkan pertandingan 21-19, 21-19 dalam babak final di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, Minggu waktu setempat (9/3).
 Nama Reony selalu disebut-sebut dalam jajaran pelatih Pelatnas Cipayung. Bahkan, dia seharusnya menyusul tiga saudara lainnya, Rexy Mainaky, Marleve Mainaky, dan Richard Mainaky, pada 2013.
 Saat PP PBSI melakukan perubahan struktur pelatih, Reony pun sudah didaulat memoles sektor ganda putri.  Dia menggusur tempat Bambang Supriyanto yang turun pangkat menangani kelompok potensi.
 Ya, di Pelatnas Cipayung sekarang dibagi menjadi dua kelompok, prestasi dan potensi. Prestasi bagi pebulu tangkis s senior atas papan atas sementara potensi bagi pebulu tangkis level kedua.
 Reony sempat dikabarkan datang terlambat datang ke Cipayung. Alasannya, dia masih menjalani kontraknya dengan klub Jepang, Unisys hingga Februari.
 Bahkan, salah satu petinggi PP PBSI, Achmad Budiarto, wakil Sekjen, sempat menuturkan bahwa Reony bakal bergabung Maret. Sayang, saat smashyes mengirim pesan singkat kepada Budi, sapaan karib Achmad Budiarto, belum ada jawaban.
 Bisa jadi, keinginan mendatangkan Reony pada 2014 ini bakal menguap lagi. Reuni dia dengan ketiga saudaranya yang lain bakal tak terjadi.
 Sebaliknya, Reony akan lebih dekat dengan saudaranya yang lain, Karel, yang masih bertahan di Negeri Sakura, julukan Jepang. (*)

Tiga Rintangan Sudah Menanti

HAT-TRICK: Tontowi Ahmad/Liliyana Nasir bersimpuh

DUA gelar sudah mampu dibawa pulang Indonesia dari All England Super Series Premier 2014. Hendra Setiawan/Mohamad Ahsan dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir membuktikan diri yang terkuat dalam event bergengsi yang menyediakan hadiah total USD 400 ribu itu.
  ‘’Ini semua merupakan hasil kerja keras pemain, pelatih, pengurus, serta semua insan bulu tangkis Indonesia,’’ terang Achmad Budiarto, wakil Sekjen PP PBSI, kepada smashyes.
 Namun, hasil itu diharapkan tak membuat induk organisasi olahraga tepok bulu di tanah air itu berpuas diri. Banyak tantangan yang harus segera dilalui. Bahkan, beberapa di antaranya pada 2014 ini.
 ‘’Kami  berharap dua gelar itu bisa menjadi awal kebangkitan bulu tangkis Indonesia,’’
 Event itu antara lain Piala Thomas-Uber, Asian Games, dan Kejuaraan Dunia. Piala Thomas-Uber akan dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei, Asian digelar di Incheon, Korea Selatan, pada 19 September-4 Oktober, dan Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus.
  Dari ketiga kejuaraan itu, PBSI berharap pebulu tangkis Indonesia mampu mempersembahkan gelar. Hanya, untuk Piala Uber, mereka bersikap realistis. Menembus babak semifinal sudah menjadi capaian yang maksimal.
 Indonesia sendiri di Piala Thomas sudah tak pernah lagi menjadi juara sejak 2004.  Trofi lambing supremasi beregu putra itu selalu terbang ke Tiongkok.
 Namun, untuk Asian Games dan Kejuaraan Dunia dalam keikutsertaannya yan terakhir, lagu Indonesia Raya selalu berkumandang. Di Asian Games 2010 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, Markis Kido/Hendra Setiawan naik ke podium juara. Dalam final, mereka menundukkan pasangan Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong 16-21, 26-24, 21-19.
 Sementara, dalam Kejuaraan Dunia 2013 yang kebetulan juga dilaksanakan di Guangzhou, Tontowi/Liliyana memupus harapan tuan rumah Xu Chen/Ma Jin 21-13, 16-21, 22-20. (*)

Baru 20 Tahun Bisa Bawa Pulang Dua Gelar

SELEBRASI: Ahsan menjatuhkan diri ke lapangan.

KETUA Umum PP PBSI sudah pasang target dua gelar di All England 2014. Ini bukan janji untuk mendongkrak popularitasnya menjelang Pemilihan Umum Presiden 2014.
 Ya, dalam pesta demokrasi lima tahunan itu, Gita memang menjadi salah satu calon yang ikut dalam konvensi Partai Demokrat. Banyak yang menyebut, PBSI menjadi salah satu kendaraannya untuk bisa menjadi orang nomor satu di Indonesia.
 Namun, Gita memang sudah mempunyai perhitungan matang. Dua gelar yang bakal diraih pebulu tangkis Indonesia di turnamen paling bergengsi di muka bumi itu bakal dicapai dari nomor ganda putra dan ganda putra.
 Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di ganda campuran kemampuannya bisa bersaing untuk baik ke podium juara. Nah, pada Minggu (9/3), perhitungan Gita terbukti jeli. Di National Indoor Arena (NIA), keduanya mampu menundukkan lawan-lawannya.
 Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi pertama, menang dua game langsung 21-19, 21-19 atas wakil Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa dalam pertandingan yang memakan waktu 45 menit. Sementara, Tontowi/Liliyana, yang diunggulkan di posisi kedua,  di luar dugaan tak banyak mengalami hambatan berarti saat menjungkalkan unggulan kedua Zhang Nan/Zhao Yunlei 21-13, 21-17 dalama waktu 42 menit.
 Kali terakhir Indonesia membawa pulang dua gelar pada 1994. Ketika itu, dua nomor bergengsi, tunggal putra dan tunggal putri, mampu disaber wakil Indonesia, Haryanto Arbi dan Susi Susanti. Keberhasilan 1994 ini juga mengulangi keberhasilan setahun sebelumnya. (*)

Sepasang Kekasih Berburu Kado

Wang Yihan (foto:djarum)

INDONESIA punya pasangan kekasih emas. Itu terjadi ketika Alan Budikusuma dan Susi Susanti menjadi juara tunggal putra dan putrid Olimpiade Barcelona 1992. Mereka pun akhirnya menikah dan tetap menggeluti bulu tangkis hingga sekarang.
 Tiongkok juga demikian melalui Lin Dan dan Xie Xingfang. Mereka menjadi juara All England pada 2005-2007. Pasangan ini pun akhirnya melanjutkannya ke jenjeng pernikahan.
 Namun, ada juga pasangan menjadi juara saat statusnya sudah suami istri. Itu dilakukan Chris Adcock dan Gabrielle White di Hongkong Super Series 2013.
  Kini, ada pasangan yang ingin mengikuti jejak para pebulu tangkis di atas. Mereka adalah Chen Long dan Wang Shixian yang sama-sama berasal dari Tiongkok.
 Keduanya mampu lolos ke babak final All England Super Series 2014.  Chen Long mampu melaju ke babak puncak tunggal putra sementara kekasihnya di tunggal putri.
 Dalam babak semifinal yang dilaksanakan di National Indoor Arena, Birmingham, Inggris, pada Sabtu waktu setempat (8/3), Chen Long, yang diunggulkan di posisi kedua, menang 21-17, 21-14 atas rekannya sendiri Wang Zhengming.
 Pada babak final yang dilaksanakan Minggu waktu setempat (9/3), Chen Long akan menantang unggulan teratas dari Malaysia Lee Chong Wei. Meski hanya diunggulkan di posisi kedua, tapi kans Chen Long menang terbuka lebar.
 Dari rekor pertemuan sebelumnya, Chen Long unggul delapan kali dari 15 kali pertemuan.  Kali terakhir mereka bertemu di Korea Super Series 2014. Hasilnya, Chen Long menang dua game langsung 21-14, 21-15.Tahun lalu juga di final All England, pebulu tangkis Negeri Tembok Raksasa, julukan Tiongkok, itu unggul 21-17, 21-18 atas lawan yang sama.
 Sementara, Wang Shixian, yang diunggulkan di posisi keeempat, menghentikan ambisi kompatriot (rekan senegara) Wang Yihan, unggulan kedua, 21-8, 21-15. Untuk juara, dia harus bisa mengalahkan rekannya yang lain Li Xuerui. Unggulan teratas ini menjungkalkan juaraa dunia asal Thailand Ratchanok Inthanon 21-18, 21-8.
 Dari 11 kali pertemuan, enam kali dimenangkan Wang Yihan. Bahkan, dalam dua kali pertemuan terakhir mampu dimenangkannya. Pada 2009, Wang Yihan pernah mencicipi manisnya juara All England. (*)


Selingan tapi Tetap Serius

PODIUM: Christopher/Trikusuma

SIRKUIT nasional (Sirnas) jadi ajang pebulu tangkis lokal untuk unjuk kemampuan. Namun, itu bukan prioritas utama bagi pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.
 Meski, mereka baru saja menjadi juara nomor ganda dewasa dalam Sirnas Seri Makassar. Dalam final yang dilaksanakan pada Sabtu (8/3),pasangan asal PB Suryanaga, Surabaya, tersebut menundukkan Afiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (PB Djarum) dengan rubber game 10-21, 21-19, 22-20.
 ‘’Senang bisa jadi juara. Apalagi, ini menjadi gelar perdana kami di ajang sirnas,’’ kata Christopher kepada smashyes.
 Hanya, dia dan Trikusuma tak akan terlalu fokus di event yang mempunyai 10 seri itu. Alasannya, tampil di ajang internasional tetap menjadi bidikan utama.
 ‘’Selingan saja. Untuk memenuhi permintaan sponsor,’’ ungkap Christopher.
 Hanya, putra mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto itu tetap selalu fokus jika turun di sirnas seri yang lain. Alasannya, itu sangat penting untuk membiasakan konsentrasi dalam setiap pertandingan.
 ‘’Target utama tetap ke pertandingan internasional agar ranking kami terus naik,’’ tambah Christopher.
 Ya, saat ini, Christopher/Trikusuma ada di ranking 47 dunia. Turnamen internasional terdekat yang diikuti oleh Malaysia Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Johor Bahru pada 25-30 Maret mendatang.
 ‘’Setelah itu, agendanya ke Singapura Super Series dan Tiongkok Grand Prix Gold,’’ tambah lelaki yang juga pernah jadi penghuni Pelatnas Cipayung itu.
 Singapura Super Series akan dilaksanakan 8-13 April dan Tiongkok Grand Prix Gold pada 15-20 April di Jiangsu. (*)

Hasil Final Kelompok Dewasa Sirnas Makassar
Tunggal Putra: Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya) v Hermansyah (Jaya Raya Jakarta) 21-19, 21-13

Tunggal Putri: Adriyanti Firdasari (Jaya Raya Jakarta) v Tike Arieda (Suryanaga Surabaya) 21-14, 22-20

Ganda Putra:Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (Suryanaga Surabaya) v Afiat Yuris/Yohannes Rendy (Djarum Kudus) 10-21, 21-19, 22-20

Ganda Putri: Dian Fitriani/Nadya Melati (Jaya Raya/Pertamina Jakarta) v Aris Budiharti/Ery Oktaviani (Jaya Raya Jakarta) 21-18, 21-17

Ganda Campuran: Ardiansyah/Devi Tika (SGS Bandung) v Arysa Isnanu/Meiliana Jauhari (Djarum Kudus) 21-16, 21-18

Menunggu Pengikut Jejak Candra/Sigit



MASA JAYA: Candra Wijaya/Sigit Budiarto
11 tahun bukan rentang waktu yang sebentar. Jika seorang manusia, si anak sudah duduk di bangku SMP (Sekolah Menengah Pertama).
 Selama itu pula, Indonesia tak mencicipi manisnya juara All England nomor ganda putra. Kali terakhir, Candra Wijaya/Sigit Budiarto naik ke podium terhormat dalam event bergengsi itu pada 2003.
 Dalam final, salah satu pasangan terbaik yang pernah dimiliki Indonesia itu menundukkan pasangan Korea Selatan  Lee Dong-soo/Yoo Yong-sung15-5, 15-7. (saat itu masih memakai format game 15). Namun, setelah itu, tak ada lagi pasangan merah putih yang mengikuti jejaknya.
 Bahkan, pasangan sekelas Markis Kido/Hendra Setiawan pun tak bisa mengikuti. Padahal, pasangan itu mampu menggapai juara dunia 2007 dan merah emas Olimpiade Beijing.
 Nah, kesempatan tersebut terbuka pada 2014. Bahkan, sebenarnya jalan itu terbentang sejak babak semifinal.
 Itu dikarenakan dua pasangan merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Markis Kido/Markus Fernaldi, berebut tiket final. Namun, akhirnya Hendra/Ahsan yang mampu lolos dengan kemenangan 21-7, 21-12 di National Indoor Arena (NIA) Birmingham, Inggris, pada Sabtu malam (8/3).
 Kemenangan ini membawa Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi teratas, akan dijajal pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Unggulan kedua itu harus berjuang tiga game untuk mengatasi perlawanan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel 16-21, 21-17, 21-13.
 Untung, rekor pertemuan berpihak kepada Hendra/Ahsan. Selama lima kali pertemuan, pasangan merah putih selalu memetik kemenangan.
 Pertemuan terakhir terjadi di Denmark Super Series Premier 2013. Dalam pertandingan yang sudah memasuki babak semifinal itu, Hendra/Ahsan memetik kemenangan 27-25, 23-21.
 Pasangan Indonesia pun sudah mengetahui titik lemah ganda Negeri Sakura, julukan Jepang, itu. Mereka tak akan membiarkan shuttlecock terlalu naik.
 ‘’Kasihkan saja sedikit di atas kepala. Mereka akan bingung dan pengembaliannya pasti tanggung,’’ ucap Ahsan saat menyaksikan penampilan Endo/Hayakawa di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014 di DBL Arena, Surabaya, bulan lalu (*)

Jadwal Final All England 2014
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Chen Long (Tiongkok x2)

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Wang  Shixian (Tiongkok x4)

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1)  v Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x2)

Ganda Putri: Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok x1) v Ma Jin/Tang Yuanting (Tiongkok)

Ganda Campuran: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x2) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1)