WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Selangkah Lagi Dapat Gelar II

MATANG: Lee Hyun-il (foto:badmintonmonthly)

ANCAMAN yan ditebar Lee Hyun-il semakin menakutkan. Pebulu tangkis 34 tahun asal Korea Selatan tersebut sudah menjejakkan kaki di final nomor tunggal putra Kanada Grand Prix 2014.
 Dalam semifinal yang dilaksanakan di UBC Thunderbird  Arena, Vancouver, Kanada, pada Jumat malam waktu setempat (4/7)  atau Sabtu siang WIB (5/7), Hyun-il menundukkan unggulan ketiga asal Hongkong Wong Wing Ki dengan dua game langsung 21-17, 21-17. Ini menjadi kemenangan kedelapan dalam sembilan kali pertemuan.
 Sebelumnya, di babak perempat final, Hyun-il telah memulangkan unggulan teratas asal Taiwan Chou Tien Chen juga dengan straight game  21-18, 21-16. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 50 ribu itu tak masuk daftar unggulan.
 Ini disebabkan rankingnya saat ini tidak terlalu bagus. Bahkan, dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per Kamis (3/7/2014) , Hyun-il ada di posisi 130.
 Pada babak final, semifinalis dua olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut akan dijajal pebulu tangkis Hongkong lainnya, Ng Ka Long. Tiket ke babak puncak digapainya berkat kemenangan 19-21, 21-17, 21-12 atas Shih Kuei Chun (Taiwan).
 Hyun-il dan Ka Long belum pernah bersua. Hanya, melihat ranking, pebulu tangkis Hongkong yang lebih diunggulkan. Kini,dia ada di posisi 70. Tapi, kalau melihat sepak terjang Hyun-il, Ka Long bakal dengan mudah dilibas.  Tahun ini, Hyun-il sudah mengoleksi satu gelar dari Sri Lanka Challenge 2014.  Pada 2013, pebulu tangkis yang sudah dua kali pernah dinyatakan pensiun tersebut menjadi juara di kandang sendiri dalam Korea Grand Prix Gold.
 Di antara pebulu tangkis tunggal papan atas dunia, Hyun-il termasuk paling senior. Rivalnya di lapangan maupun dalam segi usia, Peter Gade, dari Denmark akhir 2013 sudah menyatakan gantung raket. (*)

Agenda Final Kanada Grand Prix
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Ng Ka Long (Hongkong x15)

Tunggal Putri:Michelle Li (Kanada x1) v Pai Yu Po (Taiwan)

Ganda Putra:Liang Jui Wei/Lu Chia Pin (Taiwan x5) v Liao Min Chun/Tseng Min Hao (Taiwan x6)
Ganda Putri:Pak So-young/Park Sun-young (Korea Selatan) v Choi Hye-in/Lee So-hee (Korea Selatan)

Ganda Campuran:Jorrit de Ruiter/Samantha Barning (Belanda x1) v Max Schwenger/Carla Nelte (Jerman x2)

X=unggulan

Semakin Dekat Masuk 10 Besar

Lin Dan saat tampil di Australia Super Series 2014 (foto:STN)
POSISI Lin Dan terus melesat. Dalam peringkat terbaru yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pada Kamis (4/7), pebulu tangkis Tiongkok tersebut sudah berada di ranking 14. Pekan lalu, Lin Dan masih ada di posisi 22 dunia. 
 Lonjakan ini tak lepas dari prestasi yang diukirnya dalam Australia Super Series 2014. Dalam event yang dilaksanakan di Sydney tersebut, lelaki 31 tahun itu sukses menjadi juara setelah mengalahkan wakil Indonesia Simon Santoso dengan 22-14, 21-16, 21-7 .
 Kemenangan itu membuat juara dunia lima kali itu mengusung poin 9.200. Pekan lalu, Lin Dan masih ada di posisi ke-22.
 Gelar dari Negeri Kanguru, julukan Australia, itu juga membuat suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu mengoleksi juara yang ketiga pada tahun ini. Lin Dan naik podium terhormat di Tiongkok Masters Series dan Kejuaraan Asia 2014.
 Di kandang sendiri dalam Tiongkok Masters 2014, peraih dua emas olimpiade nomor tunggal putra, Beijing 2008 dan Beijing 2012, mengalahkan rekan senegaranya, Tian Houwei, 21-14,21-9. Sepekan kemudian, Lin Dan menjadi juara Asia berkat kemenangan 14-21, 21-9, 21-15 atas wakil Jepang Sho Sasaki. Dari die event tersebut, dia menambah donasi poinnya menjadi 14.000.
 Sebenarnya, peringkat bisa melejit lagi kalau bisa menjadi juara Jepang Super Series 2014. Namun, langkahnya di Negeri Sakura, julukan Singapura, dihentikan Jan  O Jorgensen dari Denmark pada babak perempat final. Lin Dan menyerah 19-21, 21-13, 16-21.
 Dengan jeda tiga bulan, Lin Dan melonjak 108 tangga. Lin Dan sempat menguasai peringkat teratas dunia. Namun, dia lama absen setelah menjadi juara olimpiade 2012 dan juara dunia 2013.
Tiket berlaga di Kejuaraan Dunia 2014 digapai setelah dia memperoleh fasilitas wild card. Namun, ini mampu dijawabnya dengan tuntas. Lin Dan mampu menjadi juara yang kebetulan dilaksanakan di kandangnya sendiri, Guangzhou, Tiongkok.
 Lin Dan masih bisa kembali menembus posisi 10 besar. Terdekat, dia akan tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan pertengahan Juli. (*)

Naik sangat tinggi
6 Maret 2014: Ranking 106
27 Maret 2014: 107
17 April 2014: 104
24 April 2014: 83
2 Mei 2014: 56
29 Mei 2014: 35
19 Juni 2014: 21
26 Juni 2014: 22
3 Juli 2014: 14

Isi Waktu Jadi Sparring Singapura

TAWARAN: Rizky Hidayat di Singapura
JEDA pertandingan di manfaatkan oleh Rizky Hidayat ke Singapura. Namun, pebulu tangkis asal Wima Surabaya tersebut datang ke Negeri Singa, julukan Singapura, bukan untuk berwisata.
 ‘’Saya dapat undangan menjadi sparring (rekan latih tanding) tim nasional Singapura. Tentu, saya tak menolak,’’ kata Rizky.
 Dia bisa memperoleh kepercayaan tersebut atas ajakan Made Citra. Kebetulan, dia juga berasal dari klub asal Kota Pahlawan, julukan Singapura, tersebut.
 ‘’Saya sendirian ke Singapuranya. Rencananya, saya di sini selama dua minggu,’ terangnya yang saat ini masih berada di sana.
 Dia mengakui keberadaan di Negeri Pulau tersebut bisa untuk menambah pemasukan sebagai persiapan menghadapi Lebaran. Apalagi, biasanya, di hari yang suci itu, Rizky pulang ke kampung halamannya di Ternate, Maluku Utara.
 Selama ini, Rizky dikenal sebagai pebulu tangkis spesialias ganda. Biasanya, dia berpasangan dengan rekan seklubnya, Riyo Arief, di nomor ganda putra dan pebulu tangkis senior Nadya Melati di sektor ganda campuran.
 Dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah pekan lalu, Rizky meraih hasil yang kurang memuaskan. Di ganda putra, langkahnya dihentika  oleh Ardiansyah/Fajar Alfian (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) 17-21, 21-16, 9-21 di babak kedua. Sementara, di ganda campuran, Rizky/Nandia terhenti di babak kedua setelah takluk kepada pasangan SGS Bandung Fajar Alfian/Keshya Nurvita 21-17, 21-16.
 Singapura sendiri menjadi tempat favorit pebulu tangkis Wima. Selain Made, beberapa nama klub binaan Ferry Stewart pernah digembleng di negeri yang dekat dengan Pulau Batam, Kepulauan Riau, itu. Di antaranya adalah Ferbiyan Irvannaldy dan Riky Widianto.
 Namun, keduanya akhirnya kembali ke Indonesia. Febri, sapaan karib Ferbriyan Irvannalduy, dan Riky menolak dinaturalisasi menjadi warga negara Singapura. Setelah kembali ke Indonesia, keduanya sempat masuk Pelatnas  Cipayung.
 Namun, kini di Cipayung hanya tersisa Riky.  Febri terpental dan kini kembali ke Wima. (*)

Hyun-il Pulangkan Unggulan Teratas

MELAJU: Lee Hyun-il (foto:sidiq)
LEE Hyun-il tetap berbahaya. Meski, usianya, 34,  sudah termasuk uzur untuk seorang pebulu tangkis yang masih tampil di turnamen-turnamen internasional.
 Buktinya, Hyun-il mampu memulangkan unggulan teratas nomor tunggal putra Kanada Grand Prix 2014. Pebulu tangkis Korea Selatan itu menang dua game langsung 21-18, 21-16 atas Chou Tien Chen asal Taiwan pada babak perempat final yang dilaksanakan pada Kamis waktu setempat (4/7) atau Jumat pagi WIB (5/7).
 Dari sisi ranking, Hyun-il kalah jauh dibandingkan lawannya. Dia ada di posisi 130 sementara Tien Chen di ranking 22.
 Namun, dari rekor pertemuan, dua kali semifinalis olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut unggul. Hyun-il pernah mengalahkan Tien Chen di All England 2012 dengan dua game langsung 21-11, 21-13.
 Kemenangan ini membuat Hyun-il dijajal pebulu tangkis muda Hongkong Wong Wing Ki di semifinal Kanada Grand Prix 2014. Lelaki yang mempunyai darah Indonesia dari kedua orang tuanya tersebut menghentikanperlawanan Pannawit Thongnuam dua game langsung 21-18, 21-7. Di Kanada, Wing Ki menempati unggulan ketiga.
 Bagi Hyun-il, Wing Ki bukan lawan yang asing. Dia sudah delapan kali bertemu dengan lelaki yang kini duduk di peringkat 40 dunia tersebut. Hasilnya, dia hanya sekali kalah yakni di Denmark Super Series Premier 2011 dengan 21-10, 16-21, 14-21. Namun, dalam pertemuan terakhir di putaran final Piala Thomas 2012, Hyul-il menang straight game 23-21, 22-20. Partai semifinal lainnya mempertemukan Ng Ka Long (Hongkong) melawan Shih Kuei-chun dari Korea Selatan.
 Di antara pebulu tungkis tunggal putra dunia yang masih aktif, Hyun-il termasuk paling senior. Rival lamanya yang usianya tak jauh beda, Peter Gade dari Denmark, awal tahun lalu sudah gantung raket.
 Dengan usia 34, Hyun-il tetap masih bisa menjadi juara. Dia mengalahkan Anand Pawar dari India dengan 17-21, 21-10, 21-10 di final Sri Lanka Challenge 2014 pada 8 Juni lalu. Sebelummya, Hyun-il juga menjadi juara Korea Grand Prix Gold 2013 dengan mengalahkan rekan senegaranya, Hong Ji-hoon dengan 21-18, 21-12. (*)

Aprillia Sudah Pikir Kerjaan

PASRAH: Aprilia Yuswandari
 KEBERSAMAN Aprillia Yuswandari di Pelatnas Cipayung resmi berakhir. Sebuah Surat Keputusan (SK) dari PP PBSI telah diterima klub asalnya, Semen Gresik.
 ‘’Sudah ada kok. Sudah saya terima juga,’’ kata Koko Pambudi, pelatih Semen Gresik.
 Dia pun mengakui tak kecewa meski anak asuhnya tersebut sudah tak lagi berstatus pebulu tangkis nasional.Apalagi, sejak tahun lalu, Koko sudah mengingatkan Lia, sapaan karib Aprillia Yuswandari bahwa eranya sudah lewat.
 ‘’Tahun lalu, saya sudah sampaikan ke Lia. Dia harus siap-siap degradasi. Eh ternyata benar,’’ terang lelaki yang juga berstatus pegawai negeri sipil (PNS) tersebut.
 Selain itu, dengan durasi yang lumayan lama, perempuan Jogjakarta tersebut juga belum pernah membuat capaian yang spektakuler. Dalam beberapa tahun terakhir, Lia sering tumbang di babak-babak awal saat membawa nama Indonesia di ajang internasional.
 ‘’Usianya sudah 26 dan masuk pelatnas sejak 2005. Sudah saatnya dia kasih kesempatan kepada junior-juniornya,’’ ungkap Koko.
 Tanda-tanda Lia terdepak sudah terlihat saat dia tak masuk dalam Tim Piala Uber Indonesia 2014. Posisinya kalah oleh Maria Febe Kusumastuti dan Adriyanti Firdasari.
 Penampilannya dalam simulasi di Solo, Jawa Tengah, juga tak terlalu menjanjikan. Kondisi ini diperparah dengan hasil yang diperolehnya pada 2014. Dari lima turnamen yang diikuti, di empat turnamen, Lia tersandung di babak pertama. Padahal, dalam turnamen-turnamen itu, dia ada yang menduduki unggulan.
 Di Korea Super Series, Malaysia Super Series Premier, dan Indonesia Super Series Premier, Lia kalah di babak pertama. Hanya di India Super Series, langkah pebulu tangkis Jatim di PON 2012 itu sampai perempat final. Di ranking terbaru BWF (Federasi
 Koko menambahkan, Lia sempat menghubungi dirinya untuk membantu mencari pekerjaan. Namun, dia tetap berharap masih bisa membela Semen Gresik di turnamen lokal sekelas sirkuit nasional (sirnas).
 ‘’Dia masih punya keinginan main. Tapi, Lia juga sudah berpikir kerja buat persiapan masa depan,’’ ungkap Koko. (*)

Sekilas Tentang Aprillia Yuswandari
Lahir: 24 April 1988
Asal: Jogjakarta
Pegangan raket: kanan
Masuk Pelatnas: 2005
Capaian tertinggi: Juara Jerman Open Junior 2007
Ranking tertinggi: 21
 

Tantangan Kevin/Greysia di Luar Kandang

GABUNG: Kevin Sanjaya (kanan)/Greysia Polii di Istora

PASANGAN Kevin Sanjaya/Greysia Polii muncul lagi. Setelah tampil mengejutkan dalam Indonesia Super Series Premier 2014, mereka dipercaya PP PBSI berlaga dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014.
 Hanya, karena rankingnya yang masih jeblok, Kevin/Greysia pun harus berjuang dari babak kualifikas dalam turnamen yang dilaksanakan di Taiwan pada 15-20 Juli mendatang. Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional) terakhir, mereka masih terdampar di posisi 240.
 Pada babak pertama kualifikasi Taiwan Grand Prix Gold 2014, Kevin/Greysia memperoleh bye. Namun, di babak kedua, mereka langsung menantang unggulan teratas kualifikasi Young Bae-kwon/Won Yoo-hae dari Korea Selatan.
 Dalam Indonesia Super Series Premier 2014, Kevin/Greysia juga tampil dari babak kualifikasi. Mereka mampu menundukkan Mohd Lutfi/Soong Fie Cho dari Malaysia 21-11, 16-21, 21-11. Kemudian, tiket berlaga di babak utama dipetik berkat kemenangan 19-21, 21-18, 21-15 atas pasangan senior merah putih Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati.
 Nah, di babak utama, pasangan anyar ini membuat kejutan dengan memulangkan unggulan teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei 15-21, 21-18, 23-21.  Sabetan keduanya kembali memakan korban pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok. Kang Jun/Liu Cheng dipaksa menyerah 21-18, 21-19.
 Sayang, langkah Kevin/Greysia akhirnya terhenti di perempat final. Mereka kalah 18-21, 17-21 kepada ganda Korea Selatan Lee Yong-dae/Shin Sheung Chan.
 Sebagai pasangan baru, hasil ini tak mengecewakan.  Mereka pun langsung dapat posisi 240.
 Di Taiwan Grand Prix Gold 2014, Kevin dan Greysia juga tampil di nomor spesialisnya, ganda putra dan ganda putri. Di ganda putra, Kevin berpasangan dengan Selvanus Geh dan di ganda putri, Gresyia bertandem dengan Nitya Krishinda. (*)

Langsung Ketemu Kandidat Juara

BERAT: Jonatan Christie (foto;PBSI)

UNDIAN kurang menguntungkan dialami Andre Kurniawan Tedjono dan Jonatan Christie. Keduanya langsung bersua calon juara dalam Taiwan Grand Prix Gold 2014 yang dilaksanakan di Taipei pada 15-20 Juli mendatang.
 Andre menantang unggulan pertama asal Korea Selatan Son Wan-ho. Ini merupakan pertemuan perdana kedua pebulu tangkis.
 Namun, kalau melihat ranking, Andre bakal mengalami kesulitan. Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Andre ada di ranking 58 sementara Wang-ho di posisi keenam.
 Sementara, Jonatan bakal menjajal ketangguhan unggulan kedua asal Tiongkok Wang Zhengming. Di Taiwan Grand Prix Gold 2014 ini menjadi penanda mulai dipercayainya untuk bersaing menembus ketatnya level senior.
 Selain Andre dan Jonatan, di babak utama turnamen berhadiah total USD 200 ribu, wakil Indonesia adalah Andre Marteen, Fikri Ihsandi, Alamsyah Yunus, Simon Santoso, dan Evert Sukamta.
 Tahun lalu, Indonesia gagal menyabet gelar juara. Semua posisi terhormat diborong Korea Selatan. Pada 2012, Indonesia menjadi juara di dua nomor ganda putri dan ganda campura.
Di nomor ganda putri, pasangan Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta menundukkan sesama pasangan merah putih Suci Rizki Andini/Della Destiara Haris 21-15, 21-12. Sementara pasangan ganda campuran Muhammad Rijal/Debby Susanto menghentikan perlawanan Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) 21-14, 21-14.
 Sayang, di nomor tunggal putri dan ganda putra, Lindaweni Fanetri dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro menyerah kepada lawan-lawannya. Linda, sapaan karib Lindaweni, menyerah 19-21, 22-20, 20-22 kepada Tai Tzu Ying (Taiwan) dan Angga/Rian takluk 12-21, 14-21 kepada Mohde Zakry/Mohd Fairuzizuan (Malaysia). (*)

Skuad Indonesia di Taiwan Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra:
Babak Kualifikasi: Ihsan Maulana Mustofa, Rendi Ismanto, Kaizar Bobby Alexander, Anthony Ginting
Babak Utama: Andre Kurniawan Tedjono, Andre Marteen, Fikri Ihsandi, Alamsyah Yunus, Simon Santoso, Evert Sukamta, Jonatan Christie

Tunggal Putri:
Babak Utama: Hana Ramadhini, Rusydina Riodingin, Millicent Wiranto, Adriyanti Firdasari

Ganda Putra:
Babak Kualifikasi:-
Babak Utama: Markis Kido/Markus ‘Sinyo’ Fernaldi, Selvanus Geh, Kevin Sanjaya, Ade Yusuf/Wahyu Nayaka, Berry Anggriawan/Ricky Karanda, Hendra Aprida Gunawan/Andrei Adistia

Ganda Putri:
Babak Kualifikasi:Dian Fitriani/Nadya Melati
Babak Utama: Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi, Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia, Greysia Polii/Nitya Krishinda

Ganda Campuran:
Babak Kualifikasi: Kevin Sanjaya/Greysia Polii, Ronald Alexander/Melati Daeva
Babak Utama: Alfian Eko Prasetyo/Annisa Saufika, Edi Subakhtiar/Gloria Emanuelle Widjaja, Markis Kido/Pia Zebadiah

Surabaya Host Kejuaraan Junior Internasional

TAHUN LALU: Anthony Sinisuka Ginting (foto: PB Djarum)

SURABAYA kedatangan event internasional lagi. Kejuaraan Junior International Challenge 2014 akan dilaksanakan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya, pada 25-31 Agustus mendatang.
 ‘’Rencana awal, kejuaraan ini dilaksanakan di  Jakarta. Namun, saya menariknya ke Surabaya dan berhasil,’’ kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adimulya.
 Sebelumnya, event tersebut lebih dikenal dengan dengan nama Bimantara World Junior Championship. Setelah itu, berubah nama menjadi Tangkas Junior Challenge.
 ‘’Tahun ini, namanya pun berubah lagi. Kalau nggak salah, Jaya Raya International Challenge. Sesuai sponsornya,’’ ucap Wijar, sapaan karib Wijanarko Adimulya.
 Tahun lalu, kejuaraan ini bertitel lengkap Tangkas Specs Junior Challenge Badminton Championships 2013. Eventnya digelar di GOR Asia-Afrika, Jakarta, pada 26-31 Agustus.
 ‘’Tahun ini dilaksanakan di GOR Sudirman,’’ ungkap Wijar.
 Selain Jakarta, Surabaya merupakan kota yang sering menjadi host event bulu tangkis bergengsi. Pada 2014, Kota Metropolitan ini telah menggelar Superliga Bulu Tangkis Indonesia.
 ‘’Kami juga berusaha agar SBI 2015 bisa kembali dilaksanakan di Surabaya. Ini disebabkan Indonesian Challenge yang biasanya dilaksanaan di Surabaya tahun ini digelar di Jakarta,’’ pungkas Wijar. (*)


Hasil lengkap babak final Tangkas Specs Junior Challenge Badminton Championships 2013 :

Tunggal putra: Anthony Sinisuka Ginting  (Indonesia x13) vs Rico Hamdani (Indonesia x10) 21-15, 17-21, 21-19

Tunggal putri:  Fitriani (Indonesia x4) vs Gregoria Mariska (Indonesia) 21-18, 21-16

Ganda putri:  Uswatun Khasanah/Masita Mahmudin (Indonesia x 4) vs Rosyita Eka Putri Sari/Setyana Mapasa (Indonesia x 3) 23-21, 16-21, 21-15

Ganda putra:  Rizko Asuro/Wildan Atmaja (Indonesia x15) vs Muhammad Rian Ardianto/Clinton Hendrik (Indonesia x 14) 25-23 21-18

Ganda campuran: Kevin Sanjaya Sukamuljo/Masita Mahmudin (Indonesia x 4) vs Ricky Alverino Sidharta/Ristya Ayu Nugraheny (Indonesia) 21-19, 21-10

Ada Lee Hyun-il di Kanada Grand Prix

GAEK: Lee Hyun-il (foto:sidiq)

LEE Hyun-Il tetap belum mau berpisah dengan bulu tangkis. Meski sering dikabarkan mundur, namun dia sering muncul di berbagai turnamen.
 Kini, nama pebulu tangkis Korea Selatan yang sudah berusia 34 tahun tersebut terdaftar tampil dalam Kanada Grand Prix 2014 yang kini dilaksanakan di Vancouver. Bahkan, dengan ranking 131 yang dimiliki, Hyun-il langsung tampil di babak utama.
 Pada penampilan perdananya, lelaki yang sukses menembus semifinal dua kali olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, tersebut akan bertemu dengan Wan Chia-Hsin. Hyun-il pernah mengalahkan lawannya tersebut pada Korea Grand Prix Gold 2013. Saat itu, dia menang dua game langsung 21-14, 21-14.
 Hanya, kini kondisinya sedikit berbeda. Chia-Hsin rankingnya lebih baik. Dia ada di posisi 85 dunia.
 Selama 2014, Hyun-il hanya tampil dalam dua turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), yakni Selandia Baru Grand Prix dan Sri Lanka Challenge. Di Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, lelaki yang pernah menduduki peringkat satu dunia menyerah di babak perempat final. Di game kedua, Hyun-il menyerah saat kedudukan 1-2 karena cedera.
 Namun, kegagalan tersebut dibalas dalam Sri Lanka Challenge. Hyun-il mampu menjadi juara setelah mempermalukan unggulan kedua asal India Anand Pawar dengan rubber game 17-21, 21-10, 21-15.
 Hyun-il memang banyak absen di berbagai turnamen. Sebagai pebulu tangkis professional, dia lebih banyak tampil dalam berbagai liga seperti di Indonesia dan India.
 Pada Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2014, lelaki dengan pegangan raket kidal ini sukses membawa Musica Champion Kudus. Dia menjadi penentu setelah mengalahkan Wisnu Yuli dari Jaya Raya dalam pertandingan final yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, 9 Februari lalu.
 Lelaki kelahiran 17 April ini masih dianggap sebagai tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Korea Selatan. Bersamanya, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, mampu meraih emas beregu putra Asian Games 2002 dan Piala Sudirman 2003.
 Sebenarnya, pada 2008 usai Olimpiade Beijing, Hyun-il sudah gantung raket. Namun, dia diminta kembali oleh Asosiasi Bulu Tangkis Korea Selatan guna mendongkrak kekuatan negaranya di berbagai ajang internasional. (*)

Pulang, Sony Nikmati Malioboro

NAIK KUDA: Sony bersama keluarga di Malioboro, Jogja.

SONY Dwi Kuncoro benar-benar kembali ke Surabaya. Itu setelah dia memboyong keluarganya ke Kota Pahlawan, julukan Surabaya, pada Sabtu lalu (28/6).
 Bahkan, Sony melakukan perjalanan darat dari ibu kota. Hanya, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 nomor tunggal putra tersebut melakoninya sambil berwisata.
 ‘’Saya nikmati perjalanan ke Surabaya. Kapan lagi bisa seperti ini,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Buktinya, saat berada di Jogja padaSabtu malam, dia memutuskan untuk menikmati suasana Malioboro. Bersama istri, Gading Safitri,  dan kedua anaknya,Divya Amanta Kuncoro (3) serta Naraya Aisha Kuncoro (1), mereka pun naik kuda yang melintas di jalan legendaris di Kota Gudeg, julukan Jogja, tersebut.
 Barulah esoknya, mereka melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Nah, di kota kelahirannya itu, lelaki 29 tahun tersebut tinggal di kawasan Rungkut.
 ‘’ Bukan di rumah orang tua yang ada di Lebak, Kenjeran. Ini rumah yang ditempati istri,’’ ungkap Sony.
 Sebelumnya, selama berada di pelatnas, Sony tinggal di Cipayung. Lokasinya pun tak jauh dari pelatnas.
 ‘’Rencananya akan saya jual. Saya akan tinggal di Surabaya,’’ jelas Sony.
 Ya, setelah 13 tahun hidup di Pelatnas Cipayung, mulai Juli 2014, putra Sumadji itu kembali ke kota kelahiran. Itu setelah PP PBSI mengancam akan memulangkannya.
 Tanpa menunggu SK (surat keputusan) PP PBSI, Sony memutuskan kembali ke klub lamanya, Suryanaga. Dia berharap bisa kembali bangkit dan bisa membela Indonesia di ajang internasional.  (*)

Ada Indonesia di Final Antarklub Eropa

MASIH EKSIS: Atu Rosalina

KEJUARAAN Antarklub Eropa sudah berakhir. Primorye Vladivostok, Rusia, telah menjadi juara. Ini membuat Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, mencetak hat-trick dalam event yang dilaksanakan di Prancis dan berakhir Sabtu lalu (28/6).
 Namun, di balik kejuaraan tahunan tersebut, tetap ada wajah Indonesia. Beberapa klub tetap mengandalkan pebulu tangkis merah putih.
 Bahkan, kehadiran darah Indonesia membuat AIX Universite melaju ke babak final. Mereka adalah Atu Rosalina dan Rosy Pancasari.
 Sayang, di babak pemungkas, keduanya gagal menyumbang kemenangan. Rosy yang tampil di nomor ganda bersama Elsa Danckers menyerah 11-21, 7-21 kepada pasangan Primorye Nina Vislova/Zhang Yeqi. Sementara, Atu urung berlaga di tunggal putri kedua karena skor sudah 4-1.
 Ya, dalam Kejuaraan Antarklub Eropa memang memakai sistem yang berbeda dengan Piala Thomas, Uber, dan Sudirman. Dalam event tersebut, ada dua nomor tunggal putra dan putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Sehingga, total partai yang dipertandingkan ada tujuh nomor.
 ‘’Memang banyak pebulu tangkis Indonesia di klub-klub Eropa,’’ jelas Imam Teguh Santoso, salah satu pelatih Indonesia yang menangani klub di Finlandia.
 Memang, di antara dua nama itu, nama Atu lebih familiar. Dia pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung di awal 2000-an.
 Namun setelah tak lagi di sana,  Atu berkelana dari satu negara ke negara lain. Brunei Darussalam, Denmark, Inggris, dan Prancis disinggahinya.
 ‘’Kalau Rosy memang anak Suryanaga. Dia masih muda, kelahiran 1995,’’ ucap Wijanarko Adimulya, ketua umum Pengprov PBSI Jatim yang pernah menjadi pengurus Suryanaga.
 Hanya, perempuan yang juga adik Gustiani Megawati itu, jelas dia, belum pernah merasakan kerasnya gemblengan Pelatnas Cipayung.(*)


Darah Indonesia di Kejuaraan Antarklub Eropa 2014
AIX Universite CB (Prancis) : Indra Bagus Ade Candra, Liane Tan

BC Chambly Oise (Prancis): Atu Rosalina, Rosy Pancasari


Siapa Bisa Hadang Yong-dae/Yeon-seong

PODIUM: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong

LEE Yong-dae/Yoo Yeon-seong tengah on fire. Pasangan Korea Selatan ini mampu mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara di nomor ganda putra.Setelah Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier, kini mereka naik ke podium terhormat dalam Australia Super Series 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, pada Minggu waktu setempat (29/6), Yong-dae/Yeon-seong menundukkan unggulan kedua asal Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan) dengan dua game langsung 21-14, 21-18. Ini menjadi kemenangan kedua ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut atas Sheng Mu/Chia Hsin. Kemenangan perdana dipetik dalam Hongkong Super Series 2013.
 Setelah kembali tampil Mei lalu, Yong-dae/Yeon-seong tak terkalahkan. Bahkan, juara dunia 2014, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pun dibuat trauma. Dalam lima kali pertemuan, mereka hanya sekali menang.
 Itupun bukan terjadi dalam putaran final Piala Thomas 2014. Saat itu, Yong-dae/Yeon-seong baru kali bergabung kembali setelah berpisah sejak Februari. Perpisahan tersebut terjadi karena Yong-dae menjalani sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena menolak menjalani tes doping.
 Ketangguhan Yong-dae/Yeon-seong juga membuat Hendra/Ahsan tak berani tampil dalam Australia Super Series 2014. Mereka disimpan dan digembleng di Pelatnas Cipayung sebagai upaya memperbaiki kelemahan. Ini sebagai upaya mempertahankan gelar juara dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, akhir Agustus mendatang. (*)

Perjalanan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong
Babak I: Chan Yun Lung/Lee Chun Hei (Hongkong) 21-17, 21-19
Babak II: Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang) 21-18, 20-22, 21-12
Perempat final: Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) 21-15, 24-22
Semifinal: Tan Boon Heong/Hoon Thien How (Malaysia) 21-14, 21-16
Final: Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x2) 21-14, 21-18

X=unggulan

Simon Gagal Tambah Koleksi

TANGGUH: Lin Dan mengangkat trofi juara

SIMON Santoso gagal menambah koleksi gelar tahun ini. Dia harus mengakui ketangguhan Lin Dan asal Tiongkok dengan rubber game 24-22, 16-21, 7-21 pada pertandingan final tunggal putra Australia Super Series yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, pada Minggu waktu setempat (29/6).
 Sebelumnya, pada 2014 ini, Simon sudah menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold dan Singapura Super Series. Kekalahan ini juga membuat lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut hanya menang sekali dalam 12 kali pertemuan dengan Superdan, julukan Lin Dan.
 Dalam final di Negeri Kanguru, julukan Australia, Simon sempat memberi harapan. Pada game pertama, pebulu tangkis yang akan kembali ke Pelatnas Cipayung tersebut mencuri kemenangan 24-22.
 Sayang, di game kedua, Lin Dan mulai bangkit. Juara dunia lima kali itu tak memberi kesempatan Simon berkembang.
 Game kedua pun diambilnya dengan 21-16. Nah, di game ketiga, stamina Simon terlihat menurun. Ini dimanaatkan Lin Dan dengan baik.
 Apalagi, dia mulai membaca kelemahan Simon. Dengan postur yang tak terlalu tinggi, Simon selalu diberi shuttlecock ke pojok kiri. Akibatnya, pengembalian Simon selalu tanggung dan menjadi santapan empuk Lin Dan untuk menambah pundi-pundi poin.
 Bagi Lin Dan, gelar di Australia Super Series 2014 menjadi yang ketiga setelah comeback April lalu. Suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingang tersebut naik ke podium terhormat di Tiongkok Masters Grand Prix 2014 dan Kejuaraan Asia 2014.
 Kegagalan Simon juga membuat Indonesia puasa gelar sejak Jepang Super Series 2014 pada awal Juni lalu. Bahkan, saat tampil di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series 2014 di Istora Senayan, Jakarta, 17-22 Juni. (*)

Hasil Final Australia Super Series 2014
Tunggal Putra: Lin Dan (Tiongkok) v Simon Santoso (Indonesia) 22-24, 21-16, 21-11
Tunggal Putri: Saina Nehwal (India x6) v Carolina Marin (Spanyol) 21-18, 21-11

Ganda Putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x4) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x2) 21-14, 21-18

Ganda Putri: Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok x5) v Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x2) 21-15, 21-9

Ganda Campuran: Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x6) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman) 21-16, 21-17

X=unggulan

Primorye Vladivostok Ukir Hat-trick

KUNCI: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

PRIMORYE Vladivostok tampil perkasa di Kejuaraan Antarklub Bulu Tangkis Eropa 2014. Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Amiens, Prancis, klub Rusia tersebut menang 4-1 atas wakil tuan rumah BC Chambly Oise dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat (27/6).
 Hasil ini membuat Primorye mengikuti jejak klub Denmark Gentofte dengan tiga kali beruntun (hat-trick) menjadi juara dalam event tahunan tersebut.  Sebelumnya, klub Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut memang sudah difavoritkan mampu mempertahankan gelar.
 Apalagi, setelah mereka mampu menundukkan klub Prancis lainnya, AIX Universite, di babak semifinal dengan skor 4-2. Dalam pertandingan itu, Primorye sempat tertinggal 1-2.
 Pada pertandingan final, Vladimir Ivanov menjadi bintang kemenangan klubnya. Peraih medali perunggu Kejuaraan Eropa 2014 itu menundukkan Thomas Rouxel. Dengan dua game langsung 21-9 21-19.
 Namun, Chambly mampu mencuri kemenangan dari tunggal putri. Melalui pebulu tangkis asal Skotlandia Kirsty Gilmour, mereka menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Kirsty memetik kemenangan 19-21, 21-6, 21-12 atas Olga Golovanova.
 Ivanov mampu membangkit kepercayaan lagi rekan-rekannya. Turun bersama Ivan Sozonov, pasangan juara Eropa 2014 ini menang dua game langsung 21-15, 21-16 atas Bastian Kersaudy/Robert Matuesiak.
‘’Sebenarnya, kami tak tampil dalam kondisi terbaik. Namun, saya tetap senang bisa memberikan poin kepada tim dan menjadi juara tiga kali beruntun dalam kejuaraan ini,’’ kata Sozonov setelah pertandingan.
 Peraih perunggu Olimpiade London 2012, Nina Vislova, yang berpasangan dengan pebulu tangkis Tiongkok Zhang Yeqi,memperbesar kemenangan Primorye menjadi 3-1. Mereka menang 21-11, 21-7 atas Rosy Pancasari/Elsa Danckers.
 Akhirnya, pasangan ganda campuran Sozonov/Valeria Sorokina memastikan Primorye menjadi juara. Keduanya menghentikan perlawanan Matuesiak/Kirsty 21-11, 21-18.
 Hasil ini membuat partai tunggal putra dan putri kedua tak jadi dimainkan karena kedudukan sudah 4-2.
 Setelah dua tahun dilaksanakan di Prancis, tahun depan, Kejuaraan Antarklub Eropa akan dilaksanakan di Lublin, Polandia. (*)

Hasil Kejuaraan Antarklub Eropa 2014
Emas: Primorye Vladivostok (Rusia)
Perak: BC Chambly Oise (Prancis)
Perunggu: AIX Universite (Prancis) dan TJ Sokol Vesely Jehnice (Rep Ceko)

Bukan Lagi Milik Tiongkok

FINAL: Saina Nehwal (foto:ndtvimg)

DOMINASI Tiongkok dalam nomor tunggal putri dalam event super series/super series premier selama 2014 patah. Negeri Panda, julukan Tiongkok, tak mampu menempatkan wakilnya dalam Australia Super Series 2014.
 Ini setelah satu-satunya wakil Tiongkok yang masih tersisa di babak semifinal turnamen berhadah total USD 750 ribu tersebut, Wang Shixian, menyerah rubber game 19-21, 21-16, 15-21 kepada Saina Nehwal (India) dalam pertandingan di States Sports Centre pada Sabtu waktu setempat (28/6).
Ini menjadi kemenangan kelima Saina dalam delapan kali pertemuan dengan Wang, yang di Australia Super Series 2014  menduduki unggulan teratas. Hanya, dalam dua kali pertemuan terakhir, Saina tak pernah menang yakni di All England 2014 dan Swiss Open 2013.
 Sebenarnya, selain Wang, Tiongkok juga mengirim dua wakil lainnya di Australia Super Series 2014. Hanya, langkah Sun Yu dan Han Li, sudah tersandung sebelum menembus babak semifinal.  Sun Yu dijinakkan Saina di babak pertama dengan 24-22, 21-17, 21-10 dan Han Li menyerah 18-21, 18-21 kepada Yui Hashimoto (Jepang).
  Di babak final, Saina akan bersua dengan Carolina Marin. Pebulu tangkis Spanyol ini memegang tiket final setelah menundukkan Yui Hashomoto dengan 21-17, 21-16. Saina pernah mengalahkan Marin dalam Indonesia Super Series 2013 dengan straight game 21-16, 21-19.
 Hanya, kini, Marin tak boleh dipandang sebelah mata. Dia merupakan juara Eropa 2014 dan sempat menembus posisi 10 besar dunia. (*)

Juara Tunggal Putri Super Series/Super Series Premier 2014
1.Korea Super Series (7-12 Januari): Wang Yihan (Tiongkok)
2.Malaysia Super Series Premier (14-19 Januari) : Li Xuerui (Tiongkok)
3.All England Super Series Premier (4-9 Maret): Wang Shixian (Tiongkok)
4. India Super Series (1-6 April): Wang Shixian (Tiongkok)
5. Singapura Super Series (8-13 April):  Wang Yihan (Tiongkok)
6. Jepang Super Series (10-15 Juni): Li Xuerui (Tiongkok)
7. Indonesia Super Series Premier (17-22 Juni): Li Xuerui (Tiongkok)

Cari Kemenangan setelah Tujuh Tahun

Simon Santoso (foto: sidiq)

TUJUH tahun bukan waktu yang pendek. Selama rentang waktu itu pula, Simon Santoso belum pernah memetik kemenangan lagi atas wakil Tiongkok Lin Dan.
 Dia mengalahkan Superdan, julukan Lin Dan, di Swiss Open 2007. Saat itu, pada babak semifinal, Simon menang 25-27, 5-0 (ret).
 Di game kedua, Lin Dan tak bisa melanjutkkan pertandingan. Ini menjadi kemenangan semata wayang alias satu-satunya yang dipetik Simon atas Lin Dan dalam 11 kali pertemuan.
 Kali terakhir kedua pebulu tangkis berhadapan di putaran final Piala Thomas 2012. Hasilnya, Simon menyerah 10-21, 17-21.
 Kini, Simon dan Lin Dan kembali adu kecerdikan dalam final Australia Super Series 2014. Itu setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya di babak semifinal yang dilaksanakan di States Sports Centres, Sydney, pada Sabtu waktu setempat.
 Simon mengalahkan rekannya sesama penghuni Pelatnas Cipayung yang diunggulkan di posisi ketiga, Tommy Sugiarto, 21-16, 21-13.  Hasil ini merupakan kemenangan ketiga atas putra legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut dalam tiga kali perjumpaan. Simon mengalahkan Tommy di Malaysia Super Series 2012 dan Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Sementara, Lin Dan juga menundukkan compatriot (rekan senegaranya) Tian Houwei dengan dua game yang ketat 23-21, 21-19. Ini mengulangi hasil dalam final Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014. Saat itu, Lin Dan menang atas juniornya itu dengan 21-14. 21-9. (*)

Jadwal Final Australia Super Series 2014
Tunggal Putra: Simon Santoso (Indonesia) v Lin Dan (Tiongkok)

Tunggal Putri: Saina Nehwal (India x6) v Carolina Marin (Spanyol)

Ganda Putra: Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x3) v Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan x4)

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x2) v Zhao Yunlei/Tian Qing (Tiongkok x5)

Ganda Campuran:Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x6) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman)

X=unggulan

Alamsyah pun Akhirnya Kebagian Gelar

PERDANA: Alamsyah Yunus

GELAR sirkuit nasional (sirnas) akhirnya digapai Alamsyah Yunus. Itu setelah pebulu tangkis JR Enkei tersebut mengalahkan Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya) dengan straight game 21-12, 21-12 dalam pertandingan final tunggal putra kelompok dewasa Sirnas Seri Jawa Tengah yang dilaksanakan di Sritex Arena, Solo, pada Sabtu WIB (28/6).
 Sebelumnya, hingga lima seri (Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah), posisi terhormat tak penah singgah kepada Alamsyah. Padahal, tahun lalu, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menguasai sirnas dengan menjuarai sembilan dari sepuluh seri yang diikuti.
 Sebaliknya, bagi Febri, sapaan Karin Febriyan Irvannaldy, kekalahan dari Alamsyah membuat dia gagal merebut gelar ketiga. Sebelumnya, anak didik Ferry Stewart tersebut menjadi juara di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Tengah.
 Ini juga membuat Febri gagal membalas kekalahan dari seniornya di Cipayung itu. Dalam Seri Jakarta, dia menyerah di tangan Alamsyah pada babak semifinal.
 ‘’Iya saya kalah dari Alamsyah,’’ ucap Febri singkat melalui smartphonenya.
 Sebenarnya, pada babak semifinal, Febri sudah kembali menemukan kepercayaan diri. Alasannya, dia hanya butuh dua game untuk memulangkan wakil Djarum Thomi Azizan Mahbub 21-10, 21-14.
 Ini menjadi kemenangan perdana bagi Febri dengan dua game langsung. Sejak babak kedua, pebulu tangkis yang menolak dinaturalisasi oleh Singapura tersebut harus berjuang susah payah selama tiga game untuk mengatasi lawan-lawannya. Setelah ini, sirnas akan dilanjutkan pada 22-27 September di Denpasar, Bali. (*)


Hasil Final Sirnas Jawa Tengah (Kelompok Dewasa)

Tunggal Putra:Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta x1) v Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya x2) 21-12, 21-12

Tunggal Putri:Gregoria Mariska Tunjung Cahyaning (Pelatnas) v Ana Rovita (Djarum Kudus x1) 27-25, 12-21, 24-22

Ganda Putra:Ardiansyah Putra/Fajar Alfian (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) v Alfiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (Djarum) 21-13, 15-21, 21-19

Ganda Putri:Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa (Djarum x8) v Melati Daeva Oktavianti/Melvira Oklamona (Pelatnas x6) 21-19, 21-17

Ganda Campuran: Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati (Djarum x2) v Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung  x2) 21-14, 21-7

X=unggulan

Cari Tiket ke Kopenhagen Lewat Taiwan

NGOTOT: Lin Dan (foto:badzine)

LIN Dan haus poin. Sejak memutuskan kembali ke lapangan setelah menjadi juara dunia 2013, berbagai turnamen telah diikuti lelaki asal Tiongkok tersebut.
 Dua gelar sudah digapai dalam Tiongkok Masters Grand Prix Gold dan Kejuaraan Asia 2014. Di kandang sendiri, Lin naik ke podium terhormat setelah menundukkan compatriot (rekan senegara) Tian Houwei dengan 21-14, 21-9 (20/4). Sepekan kemudian, Superdan, julukan Lin Dan, menjadi juara Asia usai kemenangan 14-21, 21-9, 21-15 atas Sho Sasaki (Jepang).
 Dua gelar tersebut langsung melambungkan ranking Lin Dan. Sempat berada di luar orbit 100 besar, juara dunia lima kali itu masuk ke jajaran one hundred.
 Setelah itu, Lin Dan sempat membela Tiongkok di Piala Thomas 2014. Dalam ajang yang dilaksanakan di New Delhi, India, tersebut, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut tak terkalahkan dalam dua kali penampilannya.
 Namun, keperkasaan pebulu tangkis 32 tahun tersebut akhirnya terhenti di Jepan Super Series 2014. Di babak perempat final, dia harus mengakui ketangguhan Jan O Jorgensen dari Denmark pada babak perempat final dengan rubber game 19-21, 21-13, 16-21.
 Rankingnya pun terus melonjak. Dalam daftar terbaru, Lin Dan ada di posisi 22 dunia.
 Sayang, di Indonesia Super Series Premier 2014, dia memilih absen. Sebagai ganti, dia mengikuti Australia Super Series dan Taiwan Grand Prix Gold.
 Di Australia, hingga berita ini ditulis, Lin Dan sudah sampai babak semifinal. Kini, peraih dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, nomor tunggal tersebut terdaftar tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan di  Taipei City pada 15-20 Juli.  Terdaftar dengan ranking 21 dunia, Lin Dan langsung tampil di babak utama.
 Lin Dan berusaha meraih poin sebanyak-banyak agar bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus mendatang.  Tahun ini, dia tak bisa mengandalkan lagi fasiltas wild card seperti yang diraihnya tahun lalu. (*)

Selalu Harus Tampil Tiga Game


TAMPIL tiga game sudah jadi langganan bagi Febriyan Irvannaldy. Hingga babak semifinal Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah, dia selalu kecolongan satu game oleh lawan-lawannya.
 Di babak perempat final, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kehilangan di game pertama saat menundukkan wakil Pelatnas Cipayung Rivan Fauzin Ivanudin 18-21, 21-13, 21-14 di Sritex Arena, Solo, pada Jumat waktu setempat (27/6). Sehari sebelumnya, di babak ketiga, unggulan kedua tersebut juga menang rubber game 20-22, 21-5, 21-17 atas Eka Fajar Kusuma (Jaya Raya Jakarta).
 Hal yang sama juga dialami pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut di babak kedua. Lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu nyaris tersingkir ketika dijajal M. Hadiyat Mustaqien (SGS Bandung). Dia hanya menang 21-18, 19-21, 21-13.
Hanya di babak pertama, dia tak perlu banyak keluar keringat. Ini dikarenakan lawannya, Alvindo Saputra, dari Tangkas mengundurkan diri.
 Di semifinal yang dilaksanakan Sabtu WIB, Febri akan menghadapi Thomi Azizan Mahbub (Djarum Kudus). Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut lolos ke semifinal usai menundukkan Hardianto Kurniawan (Tangkas Jakarta) 21-14, 21-10.
 Semifinal lain mempertemukan Alamsyah Yunus (JR Enkei) melawan Anthony Sinisuka Ginting (Pelatnas). (*)  

Satu Tiket Final untuk Bertemu Wakil Tiongkok

KETEM TEMAN: Tommy Sugiarto (foto:zimbio)


SATU tempat di babak final tunggal putra turnamen Australia Super Series 2014 di tangan Indonesia. Dua wakil merah putih, Tommy Sugiarto dan Simon Santoso, akan adu kecerdikan dalam babak semifinal di States Sports Centre, Sydney, pada Sabtu waktu setempat (28/6).
 Ini terjadi setelah keduanya menekuk lawan-lawannya dalam babak perempat final pada Jumat (27/7). Tommy, yang diunggulkan di posisi ketiga, memetik kemenangan straight game 21-18, 21-7 atas Kento Momota, unggulan ketujuh asal Jepang.
 Ini menjadi kemenangan kedua Tommy atas wakil Negeri Matahari Terbit, jululan Jepang, tersebut. Tahun lalu, dia dan Momota saling mengalahkan.
 Tommy sempat kalah dalam pertemuan perdana di Tiongkok Masters Super Series 2013. Namun, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto itu membalasnya di Denmark Super Series Premier.
 Sementara, Simon juga menang dua game 21-17, 21-15 atas Wong Wing Ki asal Hongkong. Hasil ini semakin mempertegas dominasinya atas lelaki yang mempunyai darah Surabaya dan Tasikmalaya tersebut. Simon tak pernah kalah dalam empat kali pertemuan.
 Dari rekor pertemuan, Simon lebih diunggulkan. Dia selalu memetik kemenangan dari dua kali perjumpaan yakni di Malaysia Super Series 2012 dan Indonesia Grand Prix Gold 2013.
Pemenangan duel Tommy versus Simon akan menantang wakil Tiongkok. Alasannya, dua wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu Lin Dan dan Tian Houwei, berebut tiket ke babak pemungkas.
 Di perempat final, Lin Dan, juara dunia lima kali, menundukkan Son Wan-ho, unggulan keempat asal  Korea Selatan, 21-17, 21-10. Sedang Tian menghentikan langkah rekan senegaranya, Wang Zhengming, 25-23, 21-16. (*)