WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hanya Bisa Bilang Oke

RASA KEDER: Ashwini Ponnappa (foto: sidiq)
ZHENG Bo punya nama besar di pentas bulu tangkis dunia. Gelar juara dunia 2010 bersama Ma Jin di nomor ganda campuran menjadi bukti.
 Belum lagi puluhan gelar lelaki asal Tiongkok tersebut dalam berbagai turnamen. Sayang,kini, dia memilih pensiun.
 Tapi, itu tak membuat nama besarnya pudar. Bahkan, nama besar itu pula yang membuat pebulu tangkis yang menjadi pasangannya dalam nomor ganda campuran di Axiata Cup 2013, Ashwini Ponnappa, keder.
 ‘’Sebuah kehormatan bisa bermain bersama Zheng Bo. Dia pebulu tangkis yang sangat fantastis,’’kata Ashwini kepada smashyes di DBL Arena, Surabaya, salah satu venue Axiata Cup 2012.
 Dia pun mengaku memperoleh banyak pengalaman bersanding dengan lelaki berusia 30 tahun tersebut. Tentu, bermain dengan Zheng Bo jauh berbeda jika dia berpartner dengan Kona Tarun.
 Hanya, saat dengan Zheng Bo, dia mengalami masalah. Rekannya tersebut hanya bisa berbahasa negeri asalnya.
 ‘’Jadi, kami hanya bisa bilang oke-oke dan ajungkan jempol kalau bagus,’’ ucap gadis berusia 23 tahun tersebut.
Meski terkendala bahasa, kombinasi keduanya tetap mampu mengalahkan pasangan Filipina Magnaye/BY Carlos dengan tiga game 16-21, 21-16, 21-16. Sayang, sehari kemudian (23/3), mereka harus mengakui ketangguhan pasangan tangguh asal Inggris yang membela Eropa All-Stars Nathan Robertson/Jenny Wallwork 16-21, 14-21.
 ‘’Lawan saat itu lebih kompak,’’ ucap Ashwini. Bersama Kona, dia mulai mengejar prestasi. Dalam segi peringkat, keduanya duduk di posisi ke-28.
 ‘’Kami baru berpasangan tahun lalu. Kami
 Sebenarnya, Ashwini sempat moncer di ganda putri berpasangan dengan Jwala Gutta. Kedua perempuan yang sama-sama punya paras cantik tersebut pernah menjadi juara Pesta Pesta Olahraga Persemakmuran pada 2010 dan semifinal Kejuaraan Dunia 2011. Sayang, pada Olimpiade London 2012, mereka sudah terhenti di babak penyisihan grup. (*)

Sekilas Tentang Ashwini Ponnappa
-Lahir: 18 September 1989 di Bangalore, India
-Ayahnya, MA Ponnappa, merupakan pemain hoki dan berposisi sebagai pemain tengah serta tercatat membela India dalam kurun waktu yang lama 12 tahun, 1974-1986.
-Sang ayah juga pernah bermain di Liga Italia.
-Pernah bermain di tunggal dan menjadi juara junior India pada 2001 dan senior pada Pekan Olahraga Asia Selatan pada 2006
-Bersama Jwala Gutta, mereka mampu meraih emas Pesta Olahraga Persemakmuran 2010 dan masuk 20 besar dunia.

Ada AIM Biscuits di Dada Suryanaga (Lagi)

KERJA SAMA: Yacob Rusdianto (kanan) dan Sasmito Agung 

KERJA SAMA Suryanaga dengan AIM Biscuits berlanjut. Bukan hanya di Superliga Badminton Indonesia 2013 lalu saja, tapi juga dalam event-event yang lain.
 Bahkan, kerja sama tersebut berlangsung selama dua tahun. Dalam penandatangan kerja sama, Suryanaga diwakili langsung oleh ketua umumnya Yacob Rusdianto. Sedangkan dari AIM Biscuit hadir Direktur Utama Sasmito Agung.
 ‘’Penandatanganan kerja samanya memang mendadak. Tapi, pembicaraan oleh AIM Biscuits dengan Suryanaga sudah dilakukan jauh-jauh hari,’’ kata Deputy GM Marcos Wibowo kepada smashyes.
 Tulisan pabrik biskuit yang berada di kawasan Tebel, Sidoarjo, tersebut akan terpasang di dada pebulu tangkis Suryanaga. Ini juga yang pernah dilakukan pada Superliga Badminton Indonesia 2013 lalu.
 ‘’Ini sebagai bentuk kepedulian AIM Biscuits kepada bulu tangkis,’’ tambah Bowo, sapaan karib Marcos Wibowo.   Sayang, dia enggan membeberkan nilai nominal rupiah yang digelontorkan pihak AIM Biscuit.
 Pihak Suryanaga mengaku senang bisa menjalin kerja sama lagi dengan AIM Biscuits. Sebelumnya, klub asal pebulu tangkis tunggal putra terbaik Indonesia saat ini, Sony Dwi Kuncoro, tersebut sudah menggandeng sebuah apparel olahraga.
 ‘’Sangat membantulah bagi kami,’’ ungkap Ketua Harian PB Suryanaga Wijanarko Adi Mulya.
 Kaos Suryanaga dengan tulisan AIM Biscuit di dada akan kali pertama dikenakan dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Sumatera di Lampung pada 8-13 April 2013. (*)


Jadwal Sirnas 2013

1. Seri Kalimantan: Balikpapan 25-30 Maret
2. Seri Sumatera A: Lampung 8 – 13 April
3. Seri Jakarta: Jakarta 13 – 18 Mei
4. Seri Jawa Barat: Bandung 20 – 25 Mei
5. Seri Sulawesi: Manado 18 – 22 Juni
6. Seri Sumatera B, Medan 9 – 14 September
7. Seri Jawa Tengah:  Semarang 21 – 26 Oktober
8. Seri DIJ: Jogjakarta 28 Oktober – 2 November
9. Seri Bali/NTT/NTB: Bali  11 – 16 November
10. Seri Jawa Timur: Surabaya 18 – 23 November

Obati Luka di Finlandia

SELEBRASI: Denmark juara junior Eropa 2013 (foto:badminton europe)

DENMARK mampu mengembalikan pamor di pentas bulu tangkis junior Eropa. Mereka mampu kembali menjadi juara event bagi pebulu tangkis berusia 19 tahun tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Ankara, Turki,pada 27 Maret WIB tersebut, Denmark mampu mengalahkan tim kejutan Prancis dengan skor telak 3-0. Tiga poin berharga negeri Skandinavia tersebut disumbangkan dari nomor tunggal putra, tunggal putri, dan ganda campuran.
 Kemenangan Denmark dibuka pasangan ganda campuran Mathias Christiansen/LineKjaerseldt yang menang 21-11, 21-13 atas Bastian Kersaudy/Anne Tran.  Ini disusul di nomor tunggal putra, Mathias Mundbjerg hanya butuh 26 menit untuk bisa mengalahkan Jocelyn Deschamp dengan straight game 21-8, 21-13.  Tunggal putri Anna Thea Madsen memastikan Denmark juara dengan menundukkan  Delphine Lansac rubber game 14-21, 22-20, 21-18.
 Pelatih Denmark  Jim Laugesen, sebelumnya sudah yakin anak asuhnya tersebut mampu juara.Seperti yang pernah dilakukannya pada1993. ‘’Line bermain bagus. Dia pebulu tangkis kelas dunia dan sangat menyenangkan bisa bermain dengan dia,’’ puji Mathias Christiansen setelah menyumbang poin perdana.
 Gelar ini sekaligus mengobati kekecewaan Denmark dua tahun lalu di Finlandia. Ketika itu, mereka sudah tersingkir oleh Jerman dengan skor 2-3 pada babak semifinal. Jerman  akhirnya menjadi juara dengan menundukkan Rusia 3-2 (19/4/2011).
 Jerman sendiri tahun ini terjegal oleh Prancis pada babak semifinal dengan skor 1-3. Sementara, Denmark lolos ke laga pemungkas dengan menang 3-0 atas Belanda. Setelah nomor beregu, Kejuaraan Junior Eropa dilanjutkan dengan nomor perorangan. (*)

Jalan Denmark Juara
Penyisihan Grup:
22 Maret: v Wales 5-0
23 Maret: v Hungaria 5-0
24 Maret: v Bulgaria 4-1

Perempat Final
25 Maret: v Bulgaria 3-0

Semifinal
25 Maret: vBelanda 3-0

Final
26 Maret: Prancis 3-0

Nominasi tanpa Wakil Indonesia


FEDERASI Bulu Tangkis Dunia (BWF) mengumumkan nominator atlet terbaik 2012. Sayang, dari dua katergori, putra dan putri, tak ada satu pun pebulu tangkis Indonesia yang masuk.
Di kelompok putra,  juara olimpiade dua kali beruntun Lin Dan asal Tiongkok bersaing dengan rival beratnya di lapangan Lee Chong Wei dari Malaysia. Selain itu ada Chen Long (Tiongkok); pasangan juara ganda putra Olimpiade London yang juga dari Negeri Panda, julukan Tiongkok, Cai Yun/Fu Haifeng dab Lee Yong-eae serta pasangan yang baru saja mengundurkan Jung Jae-sung (Korea Selatan). Keduanya merupakan peraih medali perunggu di London.
Sementara, di kelompok putri, pebulu tangkis Tiongkok yang meraih delapan gelar selama 2012serta peraih emas Olimpiade London Li Xuerui menjadi kandidat kuat. Kompatriot (rekan satu negara) Wang Yihan, peraih perak Olimpiade London, menjadi saingan Xuerui bersama Saina Nehwal (India, peraih perunggu olimpiade)  dan juga pasangan peraih emas olimpiade Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok).
Selain itu, ada juga penghargaan bagi pebulu tangkis muda yang dianggap menjanjikan. Mereka yang bersaing adalah  Tai Tzu Ying (Taiwan); Viktor Axelsen (Denmark); Kento Momota (Jepang), Nozomi Okuhara (Jepang), serta dua pebulu tangkis Thailand Ratchanok Intanon dan Busnan Ongbumrungpan.
 Penghargaan BWF akan dilaksanakan pada pertemuan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 18 Mei mendatang.
EMAS: Li Xuerui (foto: theinsider)







Penghargaan Lain:
Lifetime Achievement Award: Heather Robson (Selandia Baru)
Hall of Fame: Ha Tae Kwon (KOR); Gong Zhi Chao (Tiongkok)
Distinguished Service Award: Joao Matos (Portugal)
Meritorious Service Award: Luis Manoel da Fonseca Barreto (Brasil); John C Briggs (Inggris); Abby Kumar (Inggris); Mrs Linda Alvarez (GIB); Chau Man Tuan (Hongkong); Hsu Show Hoo (Hongkong); Iriansyah Busra (Indonesia); Anton Gonadi (Indonesia); Koesdarto Pramono ( Indonesia); Chua Soo Hock (Malaysia) dan Barabash Mykola (Ukraina).
Women in Badminton: Hiromi Murai (Jepang)

Ingin Sandingkan Junior-Senior

AMBISI: Ratchanok Intanon (foto: sidiq)

KEJUARAAN Dunia di London 2011 cukup memukul Ratchanok Inthanon. Pebulu tangkis tunggal putri Thailand tersebut sudah tersingkir pada babak ketiga setelah dipaksa mengakui ketangguhan unggulan kedua asal Tiongkok Wang Yihan 21-13, 12-21, 9-21.
 Tapi, kini, perempuan kelahiran 5 Februari 1995 sudah tak bisa dianggap sebelah mata. Lolos ke final turnamen bergengsi All Englans Super Series Premier 2013 membuat dia layak diperhitungkan dalam kejuaraan dunia yang tahun ini dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.
 Targetnya? ‘’Saya akan berusaha memberikan yang terbaik dan tetap punya ambisi juara,’’ kata Ratchanok kepada smashyes di Surabaya.
 Jika itu terealisasi, Ratchanok akan menjadi wanita pertama Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, yang mampu menjadi juara dunia. Bahkan, menjadi orang pertama negerinya  yang meraih title terbaik di dunia.
 Sebuah hal yang tampaknya susah dilakukan para pendahulunya seperti Boonsak Ponsana, yang 2011 hanya sampai babak ketiga tunggal putra, dan pasangan ganda campuran Sudket Prapakamol/Saralee Thoungrhongkam yang sudah angkat koper pada babak kedua di London.
 Padahal, keduanya sudah lebih dulu dikenal di pentas bulu tangkis internasional. Tapi, Boon sak dan Sudket/Saralee hanya menghuni medioker.
 Lain dengan Ratchanok. Dia tiga kali menjadi juara dunia di level junior. Hebatnya, gelar nomor tunggal putri tersebut digapainya tiga kalo beruntun (hat-trick) pada 2009, 2010, dan 2011.(*)

From Russia with Badminton

ANCAMAN:  Ivanov (kiri) dan Sozonov (foto: sidiq)

PASANGAN Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov jadi mimpi buruk bagi Markis Kido/Alvent Yulianto. Dua pebulu tangkis  mantan penghuni pelatnas tersebut tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan.
 Padahal, kalau melihat asal  negaranya, tentu kita akan geleng-geleng kepala. Ivanov/Sozonov bukan berasal dari Tiongkok, Malaysia, ataupun Korea Selatan (Korsel). Negara-negara di Asia tersebut mempunyai pasangan-pasangan yang tangguh.
 Tapi, Ivanov/Sozonov berasal dari Rusia. Sebuah negara yang kekuatan bulu tangkisnya belum masuk papan atas dunia. Memang, untuk ukuran Eropa, Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut sudah disegani. Buktinya, mereka mampu menembus Kejuaraan Dunia Beregu Campuran Eropa 2013.
 ‘’Kami juga tak menyangka bisa menang atas Markis Kido/Alvent Yulianto. Menangnya  bukan hanya sekali, tapi tiga kali,’’ kata Sozonov saat ditemui di sela-sela Axiata Cup 2013 di DBL Arena, Surabaya, pada 24 Maret 2013.
 Kemenangan tersebut, tambah dia, diraih di Makau Grand Prix Gold 2012, Korea Super Series Premier, dan Malaysia Super Series. Di Makau, Ivanov/Sozonov menang di babak semifinal dengan rubber game 17-21, 21-10, 21-19. Sayang, di final, mereka kalah oleh pasangan nonunggulan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin dari Taiwan 21-14, 17-21, 16-21.
Di Korea, mereka menang di babak pertama dengan dua game langsung 21-19, 21-18. Namun, pada babak kedua, pasangan yang kini menempati posisi keduabelas tersebut harus mengakui ketangguhan unggulan ketujuh asal Tiongkok Hong Wei/Shen Ye 12-21, 19-21.
 Sementara di Malaysia, Ivanov/Sozonov menundukkan Markis/Alvent pada babak kedua juga dengan rubber game 21-18, 21-19. Tapi, lagi-lagi pasangan Tiongkok mengganjal ambisi mereka melangkah lebih jauh. Mereka kalah oleh Chai Biao/Liu Xiaolong 21-17, 13-21, 20-22.
 ‘’Pasangan Tiongkok memang bagus-bagus. Tapi, ada satu yang kami takuti yaitu pasangan Fu Haifeng/Cai Yun,’’ ungkapnya. Alasannya, peraih emas Olimpiade London 2012 itu mampu mengalahkan Ivanov/Sozonov pada Kejuaraan Dunia 2011.
 Untuk itu, mereka perlu banyak pengalaman bertanding untuk bisa meladeni ketangguhan pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok. Salah satunya dengan turun di Axiata Cup 2013.
 ‘’Di sini kami memperoleh banyak pengalaman, termasuk juga soal cuaca di Indonesia,’’ tambah Sozonov.
 Indonesia, bagi pasangan tersebut, belum pernah dikunjungi. Sehingga, Surabaya merupakan penampilan perdana bagi mereka di Negeri Jamrud Khatulistiwa.
 ‘’Cuacanya sangat panas. Tapi, kami akan datang lagi nanti di Indonesia Open,’’ tandas Sozonov. (*)


Sekilas Tentang
Vladimir Ivanov
-Lahir 7 Maret 1987
-Juga turun di nomor tunggal dengan peringkat tertinggi 28
-Pegangan raket tangan kanan

Ivan Sozonov
-Lahir: 7 Juni 1989
-Juga turun di nomor tunggal dengan peringkat terbaik 61
-Pegangan raket tangan kiri

Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov
-Prestasi terbaiknya tahun ini mampu membawa Rusia menjadi semifinalis Kejuaraan Beregu Campuran Eropa
-Pada 2012 mampu meraih tiga  gelar yakni di Polandia Internasional, Finlandia Internasional, Rusia Grand Prix

Sengaja Paksakan Koo/Tan

ASYIK MAKAN: Tan Kim Her (foto: sidiq)

KOO Kien Keat/Tan Boon Heong benar-benar dikuras tenaga dalam Axiata Cup 2013. Selama empat hari, pasangan ganda putra peringkat kedua BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) tersebut pernah bergantian dengan pasangan Malaysia yang lain.
 ‘’Kami tak bisa melalukan pergantian karena hanya  membawa Koo/Tan,’’ kata pelatih ganda Malaysia Tan Kim Her di DBL Arena, Surabaya, kepada smashyes.
 Ini, tambah dia, memang sengaja dilakukan. Tujuannya, agar kemampuan pasangan yang pernah menjadi juara turnamen bergengsi tersebut All England pada 2007 kembali ke bentuk permainan terbaik. Ini dikarenakan keduanya meraih hasil buruk dalam All England Super Series Premier 2013. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 400 ribu tersebut, keduanya terhenti pada babak kedua. Padahal, Koo/Tan menempati unggulan kedua.
 ‘’Ya itu juga salah satu faktornya. Kami harapkan mereka akan kembali menjadi pasangan yang disegani lagi,’’ ungkap Kim Her.
 Apalagi, keduanya diancam bakal dipecah jika gagal bersinar dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus mendatang.  Selain itu, posisinya sebagai pasangan nomor satu di Malaysia juga terancam.
 Negara beribukota Kuala Lumpur itu punya pasangan ganda putra yang kemampuan tidak jauh berbeda di 20 besar. Dalam peringkat BWF per 21 Maret 2013,Koo/Tan memang masih berada di posisi kedua. Di bawahnya ada nama Hoon Tien How/Tan Wee Kiong (peringkat ketujuh), Lim Khim Wah/Goh V Shem (14), Mohd Zakry Abdul Latif/Mohd Fairuzizuan (16), Gan Teik Chai/Ong Soon Hock (19). (*)  


Sabetan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong di DBL Arena
21 Maret: v Paul J. Vivas/Peter G. Magnaye (Filipina) 21-12, 21-13
22 Maret: v Boonsak Ponsana/Anugritayawon (Thailand) 21-13, 21-14
23 Maret: Hendra Setiawan/Ryan Agung Saputro 21-12, 26-24
24 Maret: Ivan Sozonov/Vladimir Ivanov (Eropa All-Stars) 21-14, 21-17

Selandia Baru Tambah Kekuatan

SAUDARA: Susannah dan Oliver Leydon (foto: sportingpulse)
SELANDIA BARU masih berada di grup III Piala Sudirman. Tapi, bukan berarti Negeri Kiwi, julukan Selandia Baru, tak serius menatap event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 19-26 Mei mendatang.
 Buktinya, mereka menambah kekuatan dengan memasukan dua penggawa baru Susannah Leydon-Davis dan Kritteka Gregory.
 Susannah Leydon-Davis lebih dikenal sebagai Leydon-Davis Waikato karena berasal dari keluarga olahraga. Ini merupakan pengalaman pertama bagi keduanya di level senior. Leydon-Davis dan Kritteka Gregory akan bergabung dengan Amanda Brown dan Michelle Chan, peringkat 54 dunia, di kelompok putri. 
 Di kelompok putra terdapat nama Kevin Dennerly-Minturn, Oliver Leydon-Davis, dan pebulu tangkis terbaik  Selandia Baru, Joe Wu, yang kini duduk di posisi 123. Hanya paangan asal Waikato, Brown dan Susannah Leydon-Davis, serta Wu yang kini tak berada di Eropa. 
 Saat ini, negara di Samudra Pasifik tersebut ditangani oleh Jihyun Marr, mantan peraih medali olimpiade dari Korea Selatan dan juga mantan pelatih tunggal putri Negeri Ginseng, julukan Korsel. Pada Piala Sudirman nanti, Selandia Baru diunggulkan di posisi ke-25 dari 32 negara yang ikut Piala Sudirman 2013. Unggulan teratas di grup I ditempati Tiongkok dan disusul Denmark. (*)

Pembagian Grup Piala Sudirman 2013
Grup I: Tiongkok, Denmark, Malaysia, Thailand, Jepang, Korsel, Indonesia, Jerman, Taiwan, India, Singapura, Hongkong

Grup II: Rusia, Belanda, Prancis, Amerika Serikat, Swedia, Kanada, Skotlandia, Austria

Grup III: Ukraina, Bulgaria, Swiss, Vietnam, Selandia Baru, Turki, Australia, Sri Lanka

Grup IV: Lithuania, Afrika Selatan, Filipina, Kazakhstan

Resmi Tinggal Justian Suhandinata


SKENARIO melangkan jalan Justian Suhandinata berjalan lancer. Itu setelah Datuk Nadzmi Mohd Salleh mengundurkan diri sebagai resmi calon Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Lelaki asal Malaysia berusia 59 tahun tersebut bakal konsentrasi pada dua jabatan yang tengah diembannya sekarang yakni Presiden BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) dan Pelaksana Tugas Presiden BAC (Konfederasi Bulu Tangkis Asia.
 Resmi mundurnya Nadzmi tersebut, seperti dikutip sebuah media Malaysia, setelah Justian mendatangi rumahnya pada Minggu sore (24/3/2013).
 ‘’Sebuah kejutan dapat kunjungan dari Justian. Dia datang untuk mengucapkan selamat atas kesediaan saya menjadi pelaksana tugas Presiden BAC,’’ kata Nadzmi.
 Dalam pemilihan Presiden BWFyang dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 18 Mei mendatang, Justian tinggal head to head dengan Poul-Erik Hoyer-Larsen, yang berstatus sebagai Presiden Persatuan Bulu Tangkis Eropa (EBU).
Mundurnya Nadzmi juga membuat harapan Asia Bersatu terlaksana. (*)

Kembali dari Babak Kualifikasi



CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana kembali menjalani petualangan di Eropa.  Prancis Challenge yang dilaksanakan pada 28 -31 April di Orleans menjadi pendaratan pertama untuk berburu poin.
 Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, Christopher/Trikusuma harus melakoni dari babak kualifikasi. Ini dikarenakan peringkatnya belum cukup untuk bisa unjuk kemamuan langsung pada babak utama.  Dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pasangan asal Suryanaga, Surabaya, tersebut berada di posisi 330.
 Hanya, untuk lolos ke babak utama juga bukan pekerjaan mudah. Christopher/Trikusuma harus bisa menang dua kali. Dalam penampilan perdana, mereka akan menjajal ketangguhan pasangan Prancis yang menduduki peringkat 212 Quentin Vincent/Sebastien Vincent.
 Tentu dengan status pasangan baru, kedua pasangan belum pernah bertemu. Tapi, kalau melihat peringkat, Christopher/Trikusuma wajib waspada. Nah, kalau pun menang, mereka besar peluangnya menantang ungggulan pertama kualifikasi ganda putra asal Jerman Hans Kasbauer/Maurice Niesner.
 ‘’Sebagai persiapan ke Eropa, saya sudah melakukan latihan di Jakarta,’’ terang Christopher kepada smashyes.
 Dia mengaku buta dengan kekuatan lawannya. Tapi, dia tetap optimistis bisa menembus babak bergengsi.
 Selain Christopher/Trikusuma, ada juga wakil Indonesia yang harus melalui babak kualifikasi yakni Indra Viki Okvana. Tapi, dia menggandeng pebulu tangkis Jerman Jones Rafli Jansen dan menempati unggulan kedua.
 Sementara di nomor lainnya ada  Febby Angguni berlaga di nomor tunggal putri. Pada babak pertama, dia langsung bersua unggulan kelima Sabrina Jaquet dari Prancis. Mantan penghuni pelatnas Cipayung juga unjuk kemampuan di nomor ganda putri. Berpasangan dengan Cisita Joity Jansen, mereka tampil perdana melawan Isabel Herttrich/Carla Nelte (Jerman). (*)

Turnamen Yang Diikuti Christopher/Trikusuma
1. Prancis Challenge
   Kota: Orleans
   Hadiah: USD 15 ribu
   Waktu: 28-31 April

2. Finlandia Challenge
   Kota: Vantaa
   Hadiah; USD 15 Ribu
   Waktu: 4-7 April

3. Kroasia Internasional
   Kota: Zagreb
   Hadiah: USD 5 Ribu
   Waktu: 11-14 April

4. Belanda Challenge
   Kota: Wateringen
   Hadiah: USD 15 ribu
   Waktu: 18-21 April


Sudah Kalah, Cedera Pula


GREGET:Aprilia (foto: sidiq)
INDONESIA gagal menang lagi di laga penyisihan Axiata Cup 2013. Memang, bukan kalah tapi hanya mampu bermain imbang 2-2 saat menghadapi Asia All-Stars di DBL Arena, Surabaya, pada Minggu (24/3/2013). 
 Ini sama dengan hasil sehari sebelumnya saat menghadapi Malaysia. Hanya ada perbedaan yang mencolok pada kedua pertandingan merah putih. Jika saat menghadapi negeri jiran, kedua angka disumbangkan dari nomor tunggal, maka pada Minggu-nya, nomor ganda menyelamatlan Indonesia dari kekalahan. 
 Dua tunggal, putra dan putri, kalah oleh wakil Asia All-Stars. Simon Santoso kalah oleh Lee Hyun-il dan Aprilia Yuswandari takluk oleh Yip Pui Yin. Di antara kedua tunggal tersebut, penampilan Aprilia yang bikin waswas. 
 Dia seolah mati kutu oleh Yip Pui Yin yang negara asalnya Hongkong.Ini diperparah dengan cedera yang dialami pada game pertama. ‘’Saya jatuh terpeleset saat mengambil shuttlecock. Ini membuat saya tak bisa tampil seperti pada awal pertandingan,’’ kata Aprilia di DBL Arena, Surabaya, setelah pertandingan.
 Bahkan, dia tak mau memaksakan diri jika tak ingin kondisinya lebih parah lagi. Apalagi, saat ini, dia tengah dipersiapkan ke berbagai turnamen untuk mendongkrak peringkatnya. Saat ini, dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Aprilia berada di posisi ke-26.
 ‘’Pelatih (Liang Chiu Shia) pun menyarankan saya yang penting jangan sampai kalah telak. Dia juga ingin saya mengembalikan shuttlecock semampu saya,’’ ungkapnya kepada smashyes.blogspot.com. Aprilia pun akan memeriksakan kondisinya setelah balik ke Jakarta. 
 Hanya, penampilan Aprilia memang masih kalah oleh Yip. Gadis yang berasal dari Semen Gresik tersebut tampil kurang greget. Tampaknya, kekalahan dalam pertemuan perdana di Malaysia Super Series masih membekas. Meski, secara peringkat, Yip masih satu setrip di bawahnya. 
 ‘’Paling dekat, saya pekan depan sudah bisa tampil lagi di Axiata Cup penyisihan grup di DBL Arena. Setelah itu, tampil di Australia Grand Prix Gold,’’tandas Aprilia. (*)

Hasil Pertandingan Axiata Cup (24/3/2013/
Indonesia v Asia All-Stars 2-2
Tunggal Putra:Simon Santoso v Lee Hyun-il 19-21, 21-14, 21-17
Tunggal Putri: Aprilia Yuswandari v Yip Pui Yin 14-21, 12-21
Ganda Putra:Angga Pratama/Ryan Agung Saputro v Bao Chunlai/Zheng Bo 21-12, 21-14
Ganda Campuran:Muhammad Rijal/Debby Susanto v Tarun Kona/Ashwini Ponnapa 21-11,19-21, 21-14 


Lebih Dekat, Lebih Serius

SAAT AKTIF: Rony Agustinus

PRESTASI Indonesia di pentas bulu tangkis dunia mulai redup. Tapi, itu tak membuat mata dunia melupakan kiprah para pelatihnya.
 Bahkan, negara kuat seperti Malaysia pun butuh sentuhan tangan pelatih asal Negeri Jamrud Khatulistiwa. Setelah Rexy Mainaky pergi, ada Hendrawan yang disusul Paulus Firman. Hendrawan menangani sector tunggal putra dan Paulus di ganda putra.
 Kini, yang terbaru, Rony Agustinus mengikuti jejak dua seniornya tersebut. Berikut petikan wawancara smashyes.blogspot.com dengan lelaki yang tercatat sebagai anggota PB Suryanaga, Surabaya, tersebut.

Selamat, Anda jadi pelatih Malaysia?
-Ah, dari mana Anda dapat infonya.

Dari media Malaysia tadi pagi (24/3/2013)?
-Iya. Saya memang sudah deal untuk menangani sektor tunggal putri Malaysia dan mulai bekerja 1 April hingga dua tahun mendatang. Sebenarnya, pembicaraan sudah dilakukan sejak Januari lalu atau setelah saya tak lagi berada di pelatnas Cipayung.

Lumayan lama juga ya?
-Iya memang dan saya juga sudah ke Kuala Lumpur, Malaysia. Saya di sana ketemu para petinggi BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia). Tapi, saya tidak kenal siapa saja mereka

Lalu dealnya kapan?
 -Baru saja dan ternyata sudah diberikan oleh media di Malaysia.

Mengapa Anda menerima tawaran Malaysia?
-Faktor kedekatan. Sebenarnya ada juga beberapa negara yang menawari. Selain itu, Malaysia juga yang paling serius. Dan yang juga tak boleh dilupakan. Di sana ada Hendrawan dan Popo (sapaan karib Paulus Firman). Ini membuat saya berharap tak akan mengalami adaptasi karena mereka sudah saya kenal lama di Cipayung.

Menangani tunggal putri  pengalaman baru bagi Anda?
-Sebenarnya tidak juga. Selama menangani pelatanas (2009-2012) saya juga memoles tunggal putri bukan hanya tunggal putra.

Tunggal putri dianggap yang terlemah oleh  Malaysia. Ini bukan jadi beban bagi Anda?
-Posisinya kan sama dengan Indonesia. Tapi, ini malah jadi tantangan bagi saya.

Apakah Anda akan langsung bertugas di Piala Sudirman pada Mei mendatang.
 -Belum tahu. Saya siap saja. Kalau Mei sudah disuruh mendampingi ya siap saja. Doakan saya sukses.

Rony Agustinus Adalah
-Lelaki kelahiran 10 Juli 1978
-Tercatat sebagai anggota klub PB Suryanaga, Surabaya
-Nomor spesialisnya adalah nomor tunggal
-Berada di pelatnas PB PBSI 1997-2004
-Sukses membawa Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2002
-Oleh Sekjen BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia) Ng Chin Chai sebagai tunggal putra kedua Indonesia setelah Taufik Hidayat pada 1995
-Menjadi pelatih pelatih pelatnas 2009-2012

DBL Arena seperti Rumah Sendiri

TURUN GUNUNG: Lee Hyun-il (foto: sidiq)
DBL Arena, Surabaya, seperti rumah bagi Lee Hyun-il. Bulan lalu, dia sukses mengantarkan Musica Champions, Kudus, menjadi juara Superliga Badminton Indonesia (SBI) 2013.
 Dia hanya sekali menelan kekalahan saat tampil di final. Pebulu tangki asal Korea Selatan (Korsel) tersebut menyerah dua game langsung oleh tunggal Malaysia Tigers Chong Wei Feng 15-21, 19-21. Sebenarnya, kekalahan ini juga cukup di luar dugaan.
 Dari segi pengalaman, Lee lebih unggul. Selain itu, sehari sebelumnya, pebulu tangkis berusia 33 tahun tersebut mempermalukan andalan  Indonesia yang membela klub Tangkas Simon Santoso 21-14, 21-19.
 Kini, Lee datang lagi ke Kota Pahlawan. Dia  pun kembali bukan membela negaranya. Tapi, lelaki kelahiran 17 April 1980 tersebut memperkuat Asia All-Stars dalam Axiata Cup 2013.
 Pengenalan medan sangat  membantu Lee. Buktinya, selama babak penyisihan, dia tak pernah menelan kekalahan. Empat kali turun ke lapangan, empat kali pula Lee memetik kemenangan.
 Bahkan, dalam penampilan terakhir, Lee kembali mampu mempermalukan Simon dan membuat Asia All-Stars sempat unggul 2-0 lebih dulu. Kemenangan itu membuat Lee unggul 6-1. Di situs BWF (Federasi Bulu Tangkis), memang hanya tercatat 4-1. Dua kemenangan di DBL Arena atas Simon tak tercatat karena Superliga Badminton Indonesia dan Axiata Cup belum  masuk kalender resmi.
 Sebenarnya, Lee sudah menyatakan gantung raket usai Olimpiade Beijing 2008. Pada event empat tahunan tersebut, dia mampu menembus semifinal. Sayang, dia kalah oleh Lee Chong Wei asal Malaysia. Pada perebutan perunggu, Lee takluk oleh Chen Jin (Tiongkok).
 Setelah itu, Lee pun memutuskan pensiun. Tapi, hanya dua tahun tak gantung raket, Minimnya, pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korsel, membuat Lee harus meralat keputusan mundurnya. Demi negerinya, semifinalis Kejuaraan Dunia 2006 di Madrid itu pun mengayunkan raketnya di Piala Thomas 2010.
 Tahun lalu, Lee pun kembali mengulangi sukses dalam olimpiade. Di London, dia mampu menembus semifinal. Tapi, lagi-lagi gagal melangkah ke final karena kalah oleh Lin Dan (Tiongkok) dan juga tumbang dalam perebutan perunggu oleh rekan Lin Dan, Chen Long.
 Tanda-tanda mundur dari bulu tangkis juga mulai muncul lagi. Tiga turnamen super series tak diikutinya yakni Korea, Malaysia, dan All England. (*)
 

Penampilan Lee Hyun-il di Axiata Cup 2013:
21 Maret: v Tanongsak (Thailand) 22-20, 21-14
22 Maret: v  JK Monterubio (Filipina) 21-15, 21-11
23 Maret: v Scott Evans (Eropa All-Stars) 21-16, 21-11
243 Maret: v Simon Santoso (Indonesia) 21-19, 14-21, 21-17

Ingin Tiru Jejak Thailand

SKUAD MUDA: Tim Filipina di Axiata Cup 2013 (foto: sidiq)

FILIPINA babak belur di laga-laga awal Axiata Cup 2013. Hingga Sabtu (23/3/2013), mereka belum pernah memetik kemenangan selama tiga kali turun dalam event yang dilaksanakan mulai 21 Maret di DBL Arena, Surabaya, tersebut.
 Di hari perdana, mereka kalah telak 0-4 dari Malaysia, sehari kemudian (22/3), giliran Asia All-Stars yang mengalahkannya dengan 0-4. Nah, pada hari ketiga (23/3), Filipina bisa mencuri satu kemenangan saat dikalahkan Vietnam 1-3.
 ‘’Kami memang tak pasang target di Axiata Cup 2013 ini. Tak jadi juru kunci pada babak grup nanti sudah bagus,’’ kata pelatih Filipina Malvin Alcala.
 Dia menyadari kekuatan negaranya masih paling bawah di antara semua peserta turnamen yang menyediakan hadiah USD 1 juta atau sekitar Rp 10 Miliar tersebut. Hanya, Filipina mengaku akan memperoleh banyak pengalaman berharga dari Axiata Cup. Apalagi, mayoritas skuad negara beribukota Manila tersebut mayoritas pebulu tangkis muda. Generasi Asuncion sudah pensiun karena tergerus usia.
 ‘’Mereka yang kami bawa ini akan jadi penerus Asuncion. Masa depan mereka masih panjang di bulu tangkis’ ungkap Malvin.
 Kehadiran Rexy Mainaky di negaranya, tambah dia, ikut mempengaruhi perkembangan dan prestasi olahraga tepok bulu di Filipina. Ilmu dan program dari lelaki yang meraih emas bagi Indonesia dari nomor ganda putra berpasangan dengan Ricky Subagdja tersebut sangat berguna bagi Filipina.
 Bahkan, negaranya mengaku ingin meniru jejak Thailand yang prestasinya kini mulai diperhitungkan di dunia. Hanya, Malvin menyadari untuk mencapainya butuh proses. (*)  

Hasil Pertandingan Filipina Hingga Hari III
 21 Maret: v Malaysia  0-4
Tunggal Putra: Antonio B. Gadi v Liew Daren 13-21, 15-21
Tunggal Putri: Bianca Carlos v Tee Jing Yi 12-21, 8-21
Ganda Putra: Paul J. Vivas/Peter G. Magnaye  Koo Kien Keat/Tan Boon Heong  12-21, 13-21
Ganda Campuran: Ronel Estanislao/Malvinne Alcala v Chang Peng Soon/Goh Liu Ying 14-21, 6-21

22 Maret: v Asia All-Stars 0-4
Tunggal Putra:JK Monterubio v Lee Hyun-il 15-21, 11-21
Tunggal Putri:Malvinne Alcala v Yip Pui Yin 12-21, 21-16, 16-21
Ganda Putra: PJ Escueta/Ronie v Bao Chunlai/Tarun Kona 17-21, 21-23
Ganda Campuran:PG Magnaye/BY Carlos v Zheng Bo/Ashwini Ponnappa 21-16, 16-21, 13-21

23 Maret:  v Vietnam
Tunggal Putra:Mark Alcala v Nguyen N. H. 21-17, 24-22
Tunggal Putri:Malvinne Alcala v Vu Thing Trang 15-21, 17-21
Ganda Putra: Paul Vivas/Peter Magnaye v Duong Bao Duc/Nguyen N. 21-18,9-21, 15-21
Ganda Campuran:Philip Escueta/Bianca Carlos v Duong Bao Duc/Thai Thi Hong 15-21, 17-21

Hasil Imbang bukan Hanya di Sepak Bola

SEJAK awal diperkenalkan sebagai olahraga umum beregu, di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis selalu ada pemenang. Tapi, lain dengan Axiata Cup 2013.
 Dengan menggelar empat partai, hasil imbang bisa jadi terjadi. Tentu ini beda dengan format di semua event beregu.
 Ini dikarenakan semua pertandingan di ajang Piala Thomas-Uber ataupun juga Piala Sudirman selalu memakai lima partai yakni tunggal putra, tunggal putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
 Sementara, pada Axiata Cup 2013, tak ada nomor ganda putri. ‘’Tapi, ini tak ada hubungannya dengan hasil di Olimpiade London. Ini murni modifikasi agar beda dengan kejuaraan beregu yang lain,’’ kata Panpel Axiata Cup 2013 Yacob Rusdianto.
 Awalnya, pada hari perdana (21/3/2013), semua partai ada pemenangnya. Indonesia mampu menang 4-0 atas Vietnam, Singapura menundukkan Eropa All-Stars 3-1, Malaysia menghajar Filipina 4-0, dan Thailand menundukkan Asia All-Stars 3-1.
 Nah, pada hari kedua (22/3/2013), baru terjadi partai imbang kali pertama di ajang event bulu tangkis beregu saat Malaysia ditahan imbang Thailand 2-2 di DBL Arena, Surabaya. Sedangkan tiga partai lainnya berakhir dengan kemenangan. Indonesia mencukur Singapura 4-0, Asia All-Star juga menang dengan skor yang sama atas Filipina, serta Eropa menundukkan Vietnam 3-1.
 Indonesia pun akhirnya ikut merasakan hasil imbang 2-2 pada Sabtu (23/3/2013) . Keunggulan dua partai dari nomor tunggal gagal dimanfaatkan menjadi kemenangan.
 Bellaetrix Manuputty yang turun di partai pertama menundukkan tunggal putri Malaysia Lee Jing Yi 21-10, 21-18. Sukses ini dilanjutkan Tommy Sugiarto yang memupus asa tunggal putra negeri jiran Chong Wei Feng 21-16, 21-11. Tapi, dalam dua partai lainnya, wakil merah putih menyerah.
 Pasangan ganda campuran Muhammad Rijal/Debby Susanto kalah rubber game 21-18,16-21, 18-21 oleh Chang Peng Soon/Goh Liu Yeng serta pasangan ganda putra dadakan Hendra Setiawan/Ryan Agung Saputro tumbang 12-21, 24-26 oleh ganda nomor dua dunia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. (*) 

Sudah Bisa Menghibur

BELUM KOMPAK:Bo Chunlai/Zheng Bo di sisi kanan (foto: sidiq)

BAO Chunlai pernah menyandang status tunggal putra terbaik dunia. Finalis kejuaraan dunia pun pernah dilakoninya pada 2007.   Begitu juga dengan Zheng Bo. Bahkan, dia pernah merasakan manisnya menjadi juara dunia nomor ganda campuran pada 2010 berpasangan dengan Ma Jin.
 Tapi, saat keduanya digabung, belum jaminan menjadi pasangan yang tangguh. Terbukti pada Axiata Cup 2013.  Saat menghadapi pasangan Thailand Boonsak Ponsana/Songphon pada Kamis (21/3/2013), Bao/Zheng kalah dengan rubber game 21-15, 19-21, 18-21.
 Ya, dalam Axiata Cup 2013 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, Bao/Zheng membela Asia All-Star.  Meski kabarnya sudah tampil bareng di Liga Bulu Tangkis Tiongkok, terlihat sisi kekompakan mereka masih lemah. Siapa yang akan berada di belakang dan depan atau siapa yang mengatur ritme permainan masih kacau.


 Lama di nomor tunggal membuat Bao sering berinisiatif mematikan langsung sang lawan.  Memang harus diakui, pebulu tangkis berusia 30 tahun tersebut masih sering memperlihatkan skill yang mumpuni.
 Untung, Axiata Cup hanya bertujuan sebagai upaya memajukan bulu tangkis dan bukan sebuah kejuaraan mencari poin. Sehingga, kehadiran Bao/Zheng dianggap berhasil.
 Namun, menyaksikan keduanya tampil lagi pada hari kedua (22/3/2013) tak terlaksana. Keduanya dipisah saat menghadapi Filipina.
 Zheng turun di nomor spesialisnya, ganda campuran, berpasangan dengan pebulu tangkis India sedang Bao di nomor ganda putra menggandeng Tarun Kon, yang juga berasal dari India. Hasilnya malah lebih mujarab.
 Zheng/Ashwini menundukkan Pagnaye/Carlos dengan rubber game 16-21, 21-16, 21-13 dan Bao/Tarun menang straight game 21-17, 23-21 atas Escueta/Rone. (*)

Tugas Berat sang Pensiunan



PRESIDEN ATLET: Emma Mason (foto: inthewinning)

EMMA Mason punya tugas baru setelah pensiun dari bulu tangkis. Bukan sebagai pelaatih di negara asalnya, Skotlandia.
 Perempuan kelahiran 28 Juni 1986 tersebut akan memangku jabatan Komisi Atlet di BWF (Ferderasi Bulu Tangkis Dunia). Dia akan disahkan dengan jabatan barunya tersebut pada pertemuan BWF di Kuala Lumpur, Malaysia,pada Mei 2013.
 Sebelumnya, posisi Mason adalah wakil. Dalam bertugas, dia akan dibantu oleh Hans-Kristian Vittinghus dari Denmark. Selain mereka, dalam organisasi yang didirikan pada 2008 tersebut, juga terdapat Rodrigo Pacheco (Peru), Lee Yong-dae (KoreaSelatan), Greysia Polii (Indonesia), dan Yuhan Tan (Belgium). Satu nama lagi Pedro Yang (Guatemala) akan bertugas di Komisi Atlet IOC (Komite Olimpiade Internasional).
 Di BWF, Mason akan mempunyai hak suara dan memberikan saran kepada federasi olahraga tepok bulu di atas bumi tersebut.’’Kami akan membantu pebulu tangkis, yang merupakan teman dan kolega, dan memastikan bahwa suara mereka didengar,’’ terang Mason.
 Mason akan menjalankan tugasnya hingga 2015. (*)

Emma Mason adalah:
-Perempuan asal Skotlandia
-Lahir 28 Juni 1986
-Tercatat hanya pernah dua kali turun di nomor tunggal dan kalah
-Lebih banyak berlaga di nomor ganda
-Di ganda campuran rekornya 45 kali menang dan 40 kali kalah serta di ganda putri rekornya 83 kali menang dan 66 kalah.



Penyesalan Dua Kali Gagal ke Olimpiade

LEGENDA: Kennevich Asuncion (foto: sidiq)
KENNEVIC Asuncion bisa seperti Rudy Hartono atau Liem Swie King di Indonesia. Dia selalu identik dengan bulu tangkis di negaranya.
 Kalau Rudy dan King karena prestasi, Kennevic karena dedikasinya untuk memajukan bulu tangkis di Filipina. ‘’Jangan sebut saya legenda dari Filipina. Saya belum ada apa-apa yang bisa dibanggakan,’’ kata Kennevic saat ditemui di ajang Axiata Cup 2013 di DBL Arena, Surabaya, pada Kamis (21/3/2013).
 Tapi, tak bisa dibantah bahwa bulu tangkis negeri beribukota Manila tersebut selalu mengandalkan kemampuannya, khususnya di nomor ganda campuran. Pasangannya pun juga punya hubungan darah dengan dia, Kennie Asuncion.
 ‘’Dia saudara perempuan saya. Sebenarnya masih ada satu lagi, Kenneth. Kami semua berjuang untuk bulu tangkis Filipina,’’ ucap Kennevic.
 Ya, darah bulu tangkis ketiganya memang mengalir dari sang ayah, Nelson Asuncion, yang merupakan pelatih timnas olahraga tepok bulu tersebut. Wajar kalau sejak kecil, Kennevic sudah akrab dengan bulu tangkis.
 ‘’Sejak kapan saya terjun ke bulu tangkis? Ya mungkin sejak lahir,’’ candanya.
 Lelaki kelahiran 21 Maret 1980 tersebut mengakui persaingan di nomor yang menjadi spesialisnya, ganda campuran, sangat ketat. Pasangan Indonesia, Tiongkok, Korea Selatan, dan Denmark menjadi momok. Tapi, dia dan sang adik sempat mempermalukan pasangan finalis Olimpiade Sydney 2000 Tri Kusharjanto/Minarti Timur dari Indonesia dalam semifinal Filipina Open 2006. Sayang, dalam final, mereka kalah oleh pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam. 
 ‘’Tapi, saya juga pernah juara meski di turnamen kecil, Peru Open,’’ ungkap Kennevic.
 Hanya, masih ada penyesalan dalam dirinya setelah pensiun. Dia dua kali nyaris lolos ke olimpiade, Athena 2004 dan Beijing 2008.
 ‘’Padahal, kesempatan sangat dekat. Kalau ada pasangan yang mundur, kami yang akan tampil,’’ terang Kennevich.
 Sejak tahun lalu, dia pun memilih gantung raket alias pensiun. Hanya, aktivitas yang dilakukannya pun tak jauh dari bulu tangkis. ‘’Saya jadi pelatih meneruskan pekerjaan ayah. Saya ingin melahirkan pebulu tangkis Filipina yang bagus,’’ ucap lelaki yang hanya bergantung dari bulu tangkis untuk hidupnya tersebut. (*)


Siapa dia?
-Kennevich Asuncion punya darah bulu tangkis dari sang ayah
-Punya dua saudara yang sama-sama terjun di bulu tangkis
-Sempat juga menjadi pebulu tangkis tunggal di awal karir
-Kini mengikuti jejak sang ayah jadi pelatih nasional

Simon ikut Sumbang Kemenangan

Simon Santoso (foto: sidiq)
 SIMON Santoso akhirnya tampil juga di pentas internasional. Setelah absen hampir lima bulan membela Indonesia, dia pun unjuk kebolehan dalam Axiata Cup 2013 di DBL Arena, Surabaya, Kamis (21/3).
 ‘’Kondisi saya sekarang sudah fit,’’ kata Simon.
 Debutnya pun dilalui dengan manis. Pebulu tangkis berusia 27 tahun tersebut menang mudah dua game langsung 21-4, 21-10 atas Nguyen Hoang Nam (Vietnam). Kemenangan tersebut membuat merah putih memetik kemenangan sempurna 4-0 atas lawannya pada hari perdana event yang memperebutkan hadiah USD 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar itu.
 Tiga poin Indonesia lainnya disumbangkan tunggal putri melalui Aprilia Yuswandari yang dipaksa kerja ekstrakeras untuk menundukkan Vu Thi Trang dengan dua game 25-23, 21-18. Kemudian pasangan dadakan Ricky Karanda Suwardi/Bellaetrix Manuputty yang menang straight game 21-12, 21-13 atas Duong Bao Duc/Thai Thi Hong Gan. Kemudian Ricky kembali turun di ganda putra berpasangan dengan Muhammad Ulinnuha yang memupus asa Bao Minh/Huynh Nguyen Khang 21-14, 21-14.
 Kali terakhir, Simon seharusnya tampil di Prancis Super Series di Paris pada 23-28 Oktober 2012. Dia yang menempati unggulan teratas harus menyerah WO kepada Tan Chun Seang dari Malaysia.
 Absen dari beberapa turnamen, termasuk dua turnamen bergengsi Korea Super Series Premier 8-13 Januari dan Malaysia Super Series 15-20 Januari, membuat peringkat Simon pun lambat laun turun. Sempat duduk di posisi lima, tujuh, sekarang dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kini dia berada di posisi 21 dunia. (*)

Reuni Indonesia di Wina


AUSTRIA International 2013 sudah dilaksanakan 20-23 Februari lalu. Tapi, masih ada sisa cerita dari turnamen yang digelar di Wina dan menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut.
 Teman penulis yang berada di kota tersebut, Ahmad Reza Khomaini, menemukan hal yang menarik dari event yang diikuti oleh 38 negara tersebut dan Indonesia salah satu pesertanya. Tulisan ini pun juga dikirim ke sebuah media di Jakarta yang pernah menjadi tempatnya bekerja.
 Dari data yang dikeluarkan pihak panitia, merah putih hanya diwakili tiga pebulu tangkis, yakni Andre Kurniawan Tedjono (tunggal putra) dan pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana di nomor ganda putra.

DEKAT: Dari kiri Christopher, Blagovest, Ari, Sakai, Yuhan, dan Trikusuma (foto: reza)
Tapi kenyataan di lapangan justru berbeda. Di luar ketiganya, ada yang berbau Indonesia.
Ada pemain, ada juga pelatih. Salah satunya Hendrawan. Mantan juara dunia tersebut datang dengan status pelatih tunggal putra Malaysia.
 Empat tahun melatih di negeri jiran tidak membuat lelaki asal Malang, Jawa Timur, tersebut lupa akan tanah kelahira. Dia juga menyempatkan berbincang-bincang dengan pebulu tangkis Indonesia dan WNI (warga negara Indonesia) yang menetap di Wina.
 Yang lebih menarik lagi ada di slot pemain.  Meski berbendera asing, namun ada beberapa pebulu tangkis yang ternyata berdarah Indonesia.
 Dicky Palyama (Belanda) dan Yuhan Tan (Belgia). Keduanya merupakan keturunan. Dicky punya darah Ambon, sementara orangtua Yuhan Tan berkebangsaan Belgia dan Indonesia.
 ’’Bapak saya orang Sunda. Saya sudah sering ke Indonesia. Tapi karena status saya warga negara Belgia, yah saya harus membawa nama Belgia di setiap turnamen bulutangkis,’’ ungkap Yuhan Tan dengan bahasa Indonesia yang fasih.
  Yuhan mengaku sejak kecil sudah tertarik dengan bulu tangkis. Tidak hanya mengasah kemampuan di Belgia, Yuhan mengaku sering berlatih di klub-klub bulu tangkis di Indonesia.
 ’’Saya pernah berlatih di hampir semua klub bulu tangkis di Indonesia. Di Tangkas pernah, di Djarum juga pernah. Setiap liburan ke Indonesia, saya selalu ikut program latihan di klub Indonesia. Saya dan adik saya juga gemar bulu tangkis,’’ ungkap lelaki kelahiran 21 April 1987 ini.
 Selain mereka, ada juga pebulu tangkis Indonesia membawa nama Jerman di AIBC 2013. Dia adalah Ari Trinanto. Lelaki yang masih tercatat sebagai anggota PB Tangkas ini mengaku membawa nama negara lain karena statusnya sebagai salah satu pemain di klub bulu tangkis di Jerman.        ’’Yang mendaftarkan saya itu klub saya di Jerman. Jadi mau tidak mau pakai nama Jerman,’’ terang Ari kepada koran ini.
 Dia sudah sejak dua tahun lalu dikontrak klub bulu tangkis Jerman. Selain menjadi berprofesi sebagai pebulu tangkis profesional, dia juga melanjutkan pendidikannya di bidang teknik gigi.
 Nuansa Indonesia tidak berhenti di sini. Saat berada di ruang istirahat, pasangan ganda putra Indonesia Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana dan Ari tengah santai berbincang-bincang dengan dua pebulu tangkis Bulgaria dan Jepang.
 Mereka adalah Blagovest Kisyov dan Kazumasa Sakai. Yuhan Tan juga tidak ketinggalan nimbrung bersama mereka. Yang mengejutkan, mereka berbincang-bincang menggunakan bahasa Indonesia. Padahal, Blagovest dan Sakai bukan warga Indonesia. Bukannya juga keturunan Indonesia. Keduanya asli warga asing.
  Ternyata, Blagovest maupun Sakai pernah berlatih di Indonesia. Sakai pernah berlatih PB Tangkas pada 2007-2009. Selama dua tahun di Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, pebulu tangkis yang kini masuk pelatnas bulutangkis Jepang ini juga belajar bahasa Indonesia. ’’Saya jadi mengerti bahasa Indonesia, dan sedikit-sedikit bisa bahasa Indonesia,’’ ucap Sakai.
  Dia memilih berlatih di Indonesia karena dorongan dari Karel Mainaky, mantan pebulu tangkis nasional Indonesia yang masih berstatus sebagai pelatih di Jepang. Dari Karel, dia mendapat informasi seputar dunia bulutangkis Indonesia.
 ’’Karel yang menyarankan saya untuk berlatih di PB Tangkas,’’ ungkap lelaki kelahiran Tokyo ini.
 Hal yang sama juga dialami Blagovest. Pebulu tangkis Bulgaria ini lebih hebat lagi. Hanya sekitar tiga bulan berlatih di PB Tangkas, dia sudah jauh lebih mahir berbahasa Indonesia daripada Sakai.
 ’’Saya suka Indonesia. Bulutangkisnya saya suka, bahasanya juga mudah, dan makanannya juga enak. Saya suka tempe oreg dan rending,’’ ujar Blagovest.
  Blago mengaku ingin kembali ke Indonesia untuk mengasah kemampuan. ’’Kalau mau belajar bulu tangkis yah di Indonesia. Di Eropa, apalagi di negara saya (Bulgaria), mana bisa saya belajar?’’ kata pemain kelahiran 14 April 1987 ini yang disambut tawa rekan-rekannya. (*)