WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Bikin Bangga meski Level Challenge

YES: Febby Annguni (foto:djarum)

INDONESIA tak selamanya gagal. Di Tiongkok Masters 2013, merah gagal meloloskan wakilnya di laga final.
 Tapi, beda dengan di Belgia Challenge. Memang, levelnya masih dua setrip di bawah Tiongkok Masters.
 Namun, apresiasi tetap layak diberikan kepada Andre Kurniawan Tedjono dan Febby Angguni. Kedua pebulu tangkis Djarum tersebut sukses menjadi juara di nomor tunggal putra dan putri.
Dalam final yang dilaksanakan di Leuven pada Sabtu waktu setempat (14/9) atau Minggu dini hari WIB (15/9), Andre mampu menundukkan unggulan pertama Eric Pang asal Belanda dua game langsung 21-17, 21-11. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, Andre hanya diunggulkan di posisi keenam.
 Eric bukan lawan yang asing bagi Andre.  Pebulu tangkis yang pernah menghuni pelatnas Cipayung tersebut sudah dua kali mengalahkan lawannya. Itu dilakukannya di Indonesia Super Series 2010 dan Malaysia Super Series 2008.
 Hasil di Belgia ini menjadi capaian terbaik Andre selama 2013. Dari berbagai turnamen yang diikuti, dia lebih sering tumbang pada babak-babak awal.
  Sementara, Febby, yang diunggulkan di posisi kedelapan, menghentikan ambisi pebulu tangkis Taiwan nonunggulan Cheng Chi Ya 22-20, 21-11. Ini mengulangi sukses pekan lalu.
 Dalam Babolat Kharkov Challenge di Ukraina, Febby juga mampu menjadi juara. Hanya, saat itu, dia mengalahkan rekannya sendiri dari Djarum Ana Rovita. (*)



HASIL FINAL BELGIA CHALLENGE 201
TUNGGAL PUTRA: Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia x6) v Eric Pang (Belanda x1) 21-17, 21-11

TUNGGAL PUTRI: Febby Angguni (Indonesia x8) v Cheng Chi Ya (Taiwan) 22-20, 21-11

GANDA PUTRA:Anders Skaarup/Kim Astrup (Denmark) v Chris Langridge/Peter Mills (Inggris x1) 28-26,21-18

GANDA PUTRI:Imogen Bankier/Petya Nedelcheva (Skotlandia/Bulgaria) v Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva (Bulgaria x2) 13-21, 21-11, 21-18

GANDA CAMPURAN: Anders Skaarup/Lena Grebak (Denmark x4) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda) 21-18, 9-21,21-15

X=unggulan

Gagal Menembus Babak Final

MANDIRI: Markus, Joko, Kido, Pia. Rizky 

INDONESIA gagal total di Tiongkok Masters 2013. Dua wakil yang tersisa di nomor ganda campuran, pasangan Markis Kido/Pia Zebadiah dan Riky Widianto/Puspita Richi Dilli, menyerah kepada lawan-lawannya.
 Kido/Pia, yang diunggulkan di posisi keempat, harus mengakui ketangguhan unggulan kedua asal Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei dengan dua game 16-21,14-21 pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Olympic Sport Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, pada Sabtu waktu setempat (14/9). Ini merupakan pertemuan perdana bagi kedua pasangan yang saat ini sama-sama berada di posisi sepuluh. Kido/Pia berada di tangga kesembilan sementara lawannya enam setrip di atasnya.
 Sedangkan Riky/Puspita, yang diunggulkan di posisi keenam, secara mengejutkan tunduk dua game langsung 21-23, 17-21 oleh Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won dari Korsel. Sebelumnya, wakil Indonesia sudah bertumbangan di babak-bawal awal. Bahkan, di nomor tunggal putra dan putri, wakil Indonesia sudah bertumbangan di babak pertama. (*)

HASIL WAKIL INDONESIA DI TIONGKOK MASTERS 2013
TUNGGAL PUTRA:
Tommy Sugiarto:
Babak I:v Kento Momota (Jepang) 17-21, 14-21

Dionysius Hayom Rumbaka
Babak I: v Zhou Wenlong (Tiongkok) 19-21, 21-19, 10-21
TUNGGAL PUTRI
Bellaetrix Manuputty
Babak I: v Li Xuerui (Tiongkok) 18-21, 8-21

GANDA PUTRA:
Markis Kido/Markus Fernaldi
Babak I:v Song Ziwei/Xu Xiaofeng (Tiongkok) 21-19, 18-21,21-17
Babak II: v Lu Chia Pin/Wang Chih Hao (Tiongkok) 21-11, 25-23
Perempat Final: v Chai Biao/Hong Wei (Tiongkok) 17-21,16-21

GANDA PUTRI:
Nitya Krishinda/Greysia Polii
Babak I:v Liu Linlin/Wang Qindanqing (Tiongkok) 21-13, 21-10
Babak II: v Bao Yixin/Zhong Qianxin (Tiongkok) WO
Perempat Final: v Wang Xiaoli/Yu Yang (Tiongkok) 16-21, 11-21

Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta
Babak I:v Du Yue/Li Yin Hui (Tiongkok) 21-19, 21-12
Babak II: Shinta Mulia Sari/Yao Lei (Singapura) 21-18, 16-21,21-17
Perempat Final:Jang Ye-na/Kim So-young (Korsel) 17-21,21-18, 10-21

Gabby Ristiyani/Tiara Rosalia
Babak I: v Jung Kyun-eun/Kim Ha-na (Korsel) 19-21, 17-21

GANDA CAMPURAN:
Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika
Babak I: v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok) 8-14 (ret)
Babak II: v Guo Junjie/Luo Jiaxin (Tiongkok) 21-19, 21-15
Perempat Final: v Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won (Korsel) 13-21, 24-22,15-21

Irfan Fadilah/Weni Angraeni
Babak I: Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel) 7-21, 19-21

Praveen Jordan/Vita Marissa
Babak I: v Hiroyuki Endo/Ayaka Takahashi (Jepang) 15-21,21-14, 21-12
Babak II:v Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand) 21-15,21-23, 21-11
Perempat Final: v Riky Widianto/Puspita Richi Dilli (Indonesia) 21-8,14-21, 20-22

Riky Widianto/Puspita Richi Dilli
Babak I: v Shi Longfei/Du Peng (Tiongkok) 20-22,21-12, 21-9
Babak II: v Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda (Jepang) 21-11, 21-14
Perempat Final: v Praveen Jordan/Vita Marissa (Indonesia) 8-21,21-14,22-20
Semifinal: v Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won (Korsel) 21-23,17-21

Markis Kido/Pia Zebadiah
Babak I:  v Chai Biao/Tan Jinhua (Tiongkok) 22-20, 22-20
Babak II: v Phillip Chew/Jamie Subandhi (AS) 21-18, 21-11
Perempat Final: v Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel) 21-15, 21-19
Semifinal: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) 16-21, 14-21

Jalan Bawa Pulang Dua Gelar

Andre Kurniawan (foto: djarum)

INDONESIA punya kans membawa pulang dua gelar dari Belgia Challenge 2013. Dua wakil merah putih, Andre Kurniawan Tedjono dan Febby Angguni mampu menembus babak puncak dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut.
 Di nomor tunggal putra, Andre, yang diunggulkan di posisi keenam, mampu mengalahkan unggulan kedelapan asal Denmark Joachim Persson dua game langsung 21-17, 21-16 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Leuven pada Jumat waktu setempat (13/9) atau Sabtu dini hari WIB (14/9).
Sebelum menundukkan Joachim, pebulu tangkis Djarum tersebut juga memulangkan Anup Sridhar dari India juga dengan dua game 21-18, 21-5. Ya, dengan waktu yang mepet, pertandingan perempat final dan semifinal dilaksanakan di hari yang sama.
 Pada pertandingan final, Andre akan menjajal ketangguhan unggulan teratas asal Belanda Eric Pang, yang sebelumnya melibas Lin Yu Hsien (Taiwan) 22-24,21-10, 21-14. Peluang Andre menang terbentang lebar.
 Alasannya, dalam dua kali pertemuan,mantan penggawa pelatnaas Cipayung tersebut selalu menang.Meski, peringkat Andre, 50, kalah oleh Eric yang kini di posisi 29.
 Sementara, Febby, yang turun di tunggal putri, pada babak perempat final menghentikan ambisi Karin Schnaase dari Jerman dua game 21-12, 21-14. Febby diunggulkan di posisi kedelapan sedang lawannya di posisi keenam.
 Pada babak perempat final, Febby sudah memulangkan lebih awal unggulan ketiga asa Skotlandia Kirsty Gilmour 21-11,19-21, 21-17.
 Untuk bisa juara, Febby harus bisa menundukkan Cheng Ya Chi, yang di semifinal menang 21-17, 21-17 atas rekan senegaranya sendiri Lee Chia Hsin. Ini pertemuan pertama bagi Febby dengan lawannya tersebut.
 Hanya, di sisi peringkat, dia harusnya bisa menang. Febby duduk di posisi 41 sementara lawannya 96. (*)

Asa di Pundak Ganda Campuran

Markis Kido/Pia Zebadiah (foto: twitter)

MARKIS Kido/Markus Fernaldi menuai hasil kurang memuaskan dalam Tiongkok Masters 2013. Memasang target lolos semifinal, keduanya terhenti pada babak perempat final turnamen yang menyediakan hadiah  USD 250 ribu tersebut.
 Kido/Markus dipaksa mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Chai Biao/Hong Wei dengan dua game langsung 17-21, 16-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Olympic Sport Center Xincheng Gymnasium,Changzhou, pada Jumat waktu (13/9).
 Ini membuat Indonesia sudah tak punya wakil lagi di nomor ganda putra. Ya, Kido/Markus merupakan satu-satunya wakil di nomor ganda putra.
Pil pahit juga ditelan pasangan Gresyia Polii/Nitya Krishinda Maheswari. Wakil semata wayang di ganda putri ini juga tersungkur di perempat final.
 Pasangan yang baru digabungkan lagi pada Mei lalu tersebut harus mengakui ketangguhan unggulan pertama sekaligus andalan tuan rumah Wang Xiaoli/Yu Yang dua game langsung 16-21, 11-21. Kekalahan ini mengulangi hasil di Piala Sudirman 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Saat itu,pada 21 Mei, Nitya/Greysia juga kalah dua game 10-21, 13-21. Secara peringkat, pasangan Indonesia memang kalah jauh. Nitya/Gresyia ada di posisi 55 sementara lawannya di tangga teratas.
 Kini, asa juara hanya diletakan di ganda campuran. Sebelumnya, wakil Indonesia di tunggal putra dan tunggal putri sudah angkat koper sejak babak pertama.
 Di ganda campuran, Indonesia masih menyisakan dua slot yakni Kido/Pia Zebadiah dan Riky Widianto/Puspita Richi Dilli. Pasangan kakak-beradik Kido/Pia, yang diunggulkan di posisi keempat, lolos setelah menundukkan unggulan ketujuh asal Korea Selatan Shin Baek-choel/Jang Ye-na 21-15, 21-19,
 Di semifinal, Kido/Pia akan menantang unggulan kedua Zhang Nan/Zhao Yunlei yang menang WO atas rekannya sendiri Kang Jun/Ou Dongni. Kido/Pia belum pernah bertemu dengan lawannya yang duduk di peringkat ketiga tersebut.
 Dalam laga lain, Riky/Puspita, yang diunggulkan di posisi keenam, memupus harapan rekannya sendiri asal Indonesia Praveen Jordan/Vita Marissa  8-21,21-14, 22-20. Riky/Puspita bakal menjajal ketangguhan pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won, yang di perempat final menundukkan ganda Indonesia Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika 21-12, 21-9.
 Ini juga menjadi pertemuan pertama Riky/Puspita dengan lawannya tersebut. Hanya,secara peringkat, pasangan merah putih diunggulkan bisa menang karena peringkatnya jauh lebih unggul. Riky/Puspita ada di posisi ke-12 sedang pasangan Korsel di peringkat 47. (*)

Dua Kali Beruntun Kalah oleh Febby

TEMAN SENDIRI: Ana Rovita (foto: djarum)

ANA Rovita kembali tersandung. Untuk kali kedua secara beruntun, pebulu tangkis tunggal putri asal Djarum gagal menjadi juara di turnamen level internasional challenge di Babolat Kharkov Internasional dan Belgia Internasional.
 Ironisnya, dua-duanya kalah dari lawan yang sama dan rekannya berlatih di Djarum Febby Angguni. Di Babolat Kharkov Internasional di Ukraina pekan lalu, Ana kalah di babak final.
 Tapi, di Belgia Internasional yang dilaksanakan di Leuven, Ana sudah tersingkir pada babak kedua oleh Febby. Dia menyerah dalam pertarungan tiga game 14-21, 21-9, 21-14 pada Kamis malam waktu setempat (12/9) atau Jumat dini hari WIB (13/9).
 Ini membuat skor pertemuan Ana dan Febby menjadi 1-3. Selain di Ukraina, dia pada Juli lalu juga kalah oleh Febby di Indonesia Challenge di Surabaya dengan tiga game 21-13, 4-21,11-21. Satu-satunya kemenangan  dipetik Ana juga di Indonesia Challenge hanya pada edisi 2010 dengan dua game 21-15, 21-12.
 Kemenangan atas Ana membawa Febby, yang diunggulkan di posisi kedelapan, menantang Kirsty Gilmour. Unggulan ketiga asal Skotlandia tersebut pada babak kedua menundukkan Panuga Riou asal Inggris 21-9, 21-11. Secara peringkat, Febby kalah karena lawannya tujuh setrip di atasnya yang saat ini di posisi 41.
 Kemenangan juga dipetik Dinar Dyah. Juara Indonesia Challenge 2013 tesebut menundukkan Lene Clausen dari Denmark dengan 21-16, 21-17. Pada babak perempat final, gadis asal Karanganyar ini akan menghadapi Cheng Chi Ya, yang sebelumnya memupus asa Fontaine Mica (Inggris) 21-14,20-22, 21-6. Saat ini, Dinar ada di posisi 216 dan lawannya 96.
 Sayang, satu lagi wakil Djarum Sylvina Kurniawan tersungkur di babak kedua karena kalah dari unggulan keenam asal Jerman Karin Schnaase 210-14,12-21, 11-21. (*)

Ganda Campuran Loloskan Empat Pasangan


GANDA campuran Indonesia gemilang di babak kedua Tiongkok Masters  2013. Empat wakil mampu menembus perempat final turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 ribu tersebut.
 Bahkan, satu tempat di semifinal sudah menjadi milik merah putih. Itu disebabkan dua pasangan Indonesia, Praveen Jordan/Vita Marissa, bakal berhadapan dengan Riky Widianto/Puspita Richi Dili.
 Dari rekor pertemuan resmi, Praveen/Vita unggul 1-0. Kemenangan ini digapai dalam final Selandia Baru Grand Prix pada 14 April lalu dengan dua game langsung 21-18, 21-8.
Dua pasangan lainnya yang lolos dari jeratan babak kedua adalah Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika dan pasangan kakak beradik Markis Kido/Pia Zebadiah.
 Lukhi/Annisa akan menghadapi pasangan Korea Selatan Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won. Ini merupakan pertemuan kedua bagi kedua pasangan. Dalam pertemuan perdana, Lukhi/Annisa kalah 15-21, 19-21 dalam Thailand Grand Prix Gold 2013.
Sementara Kido/Pia, yang diunggulkan di posisi keempat, juga dijajal ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Shin Baek-choel/Jang Ye-na. Kido/Pia pernah mengalahkannya pada All England Super Series 2013.
 Pada babak kedua yang dilaksanakan di Changzhou pada Kamis waktu setempat (12/9) , Praveen/Vita membuat kejutan dengan menumbangkan unggulan ketiga asal Thailand Sudket Parapakamol/Saralee Thoungthongkam dalam pertarungan tiga game 21-15, 21-23, 21-11. Ini diikuti oleh Riky/Puspita yang memupus asa pasangan Jepang Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda 21-11, 21-14.
 Sedangkan Lukhi /Annisa menundukkan Guo Junjie/Luo Jiaxin dari Tiongkok dua game langsung 21-19, 21-15. Dan, Kido/Pia masih terlalu tangguh bagi pasangan Amerika Serikat  Philip Chew/Jamie Subandhi dengan 21-18, 21-11. (*)

Razif Masih Dibutuhkan BAM

Razif Sidek (foto: thestar)
MASIH ingat Razif Sidek. Ya, dia adalah satu pebulu tangkis papan atas dunia yang berasak dari keluarga Sidek.
 Hanya, dibandingkan dua saudaranya, Misbun dan Rashid, lelaki berusia 51 tahun tersebut fokus di nomor ganda. Pasangannya pun saudaranya sendiri, Jalani.
 Kini, nama Razif kembali mencuat di pentas bulu tangkis Malaysia. Bukan lagi sebagai atlet, tetap dia masuk sebagai pengurus Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
 Ini termasuk kejutan. Sebab, sudah 16 tahun, Razif tak masuk dalam kepengurusan. Dia diajak oleh Direktur Bidang Pembinaan Tan Aik Mong.
Dia akan menjadi pengawas independen yang akan mengevaluasi paran pebulu tangkis dan pelatih Malaysia di semua level.
 Nama Razif di Malaysia termasuk harum. Dia mampu menyumbangkan perunggu di nomor ganda dalam Oliompiade Barcelona 1992 bersama Jalani. Mereka juga menjadi juara ganda dalam turnamen bergengsi All England 1982. pasangan Razif/Jalani juga punya andil besar saat Malaysia menjadi juara Piala Thomas 1992. He was also once the chief coach from 1994-1996.
 Setelah pensiun, Razif dikenal kritis kepada BAM. Hanya, hubungan baiknya dengan Aik Mong yang membuat dia bersedia kembali ke BAM.
 ‘’Saya sangat terkejut dan tak percaya bisa kembali setelah beberapa tahun,’’ kata Razif kepada media Malaysia.
 Dia mau karena Aik Mong punya semangat yang tinggi untuk bisa mengembalikan kejayaan bulu tangkis Malaysia. Apalagi, Razif sudah mengerti kinerja Aik Mong.
‘’Saat saya di timnas pada era 1980-an, Aik Mong adalah kepada pelatihnya. Saya pun pernah bermasalah dengan dia, tapi itu masa lalu,’’ ucap Razif.
Selain Razif, tunggal putra peringkat 1 dunia Lee Chong Wei juga punya kerja yang sama. Mantan pebulu tangkis Cheah Soon Kit juga bakal dilibatkan. Namun, Aik Mong masih butuh tiga orang lagi guna membantu kinerjanya. (*)

Tiga Tunggal Temani Febby

Sylvina Kurniawan (foto: djarum)
FEBBY Angguni punya teman di babak utama Belgia Internasional Challenge 2013. Temannya pun bukan hanya satu tapi tiga. Ini setelah Sylvina Kurniawan, Ana Rovita, dan Dinar Dyah mampu lolos dari jeratan babak kualifikasi tunggal putri turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut.
Dalam final kualifikasi yang dilaksanakan di Leuven pada Rabu waktu setempat (11/9) atau  Rabu WIB (12/9), Sylvina menundukkan Jenny Wan, unggulan kelim asal Swedia, dengan straight game 21-17, 21-10.  Sukses ini diikuti oleh Anna yang tak mengalami kesulitan berarti saat menundukkan pebulu tangkis Denmark Camilla Martens 21-14, 21-14. Tiket ke babak elite terakhir jatuh ke tangan Dinar. Juara Indonesia Challenge 2013 ini memupus Helena Lewczynska (Inggris) 21-8, 21-17.
 Dari undian yang ada, besar kemungkinan, keempat pebulu tangkis Djarum tersebut bakal melaju mudah ke babak kedua. Febby akan dijajal Ellinor Widh (Swdia). Dalam Belgia Internasional Challenge ini, dia menempati unggulan kedelapan.Dari segi peringkat, Febby 100 setrip di atas lawannya.
  Sementara, Sylvina menghadapi Sarah Milne dari Inggris. Meski peringkatnya jauh di bawah, 401, tapi dia diyakin bisa menundukkan Sarah yang ada di posisi 141.
Lawan lebih ringan dihadapi Anna. Meski peringkatya kalah, 247, namun dia bakal memulangkah lebih awal Katerina Tomalova asal Rusia yang punya peringkat 182. Dan Dinar bakal mencoba menyingkirkan Nicole Cerfontyne asal Rep Ceko. Secara peringkat, Dinar juga kalah. Perempuan asal Karanganyar, Jawa Tengah, ini ada di posisi 243 dan  Nicole di tangga 116.
 Pekan lalu, dalam Babolat Kharkov Internasional Challenge di Ukraina pekan lalu, Febby menjadi juara setelah mengalahkan Ana.  Sukses ini diharapkan berlanjut di Belgia. (*)


JALAN MENEMBUS BABAK UTAMA
Silvina Kurniawan
Babak I: v Yu Chien Hu (Taiwan) 15-21, 21-18, 21-12
Babak II: Flore Vandenhoucke (Belgia) 15-21, 21-9, 21-9
Babak III:  Jenny Wan (Swedia) 21-17, 21-10

Anna Rovita
Babak I: Cheng Yu Chieh (Taiwan) 21-17, 21-15
Babak II: Bergstein Iben (Denmark) 17-21, 21-9, 21-12
Babak III: Camilla Martens (Denmark) 21-14, 21-14

Dinar Syah
Babak I: Hannah Pohl (Jerman) 21-8, 21-14
Babak II: Evgeniya Kosetskaya (Rusia) 21-15, 21-12
Babak III:Helena Lewczynska (Inggris) 21-8, 21-17

Hariyanto/Trikus Tembus Perempat Final

MELAJU: Hariyanto Arbi (twitter)
SISA-SISA kejayaan Hariyanto Arbi dan Tri Kusharjanto masih ada bekasnya. Buktinya, keduanya masig bertahan dalam Kejuaraan Dunia Senior 2013.
 Hariyanto/Trikus, sapaan karib Trikus, mampu menembus babak utama di nomor ganda putra kelompok umur 35 tahun. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Ankara, Turki, pada Rabu waktu setempat (11/9), keduanya menundukkan pasangan Rusia Sergey Bushuev/Sergey Makin dengan dua game langsung 21-12, 21-16.
 Untuk bisa lolos semifinal, Hariyanto/Trikus harus bisa menyingkirkan Andre Bertko/Frank Heuwing asal Jerman, yang di babak ketiga dipaksa harus bekerja keras selama tiga game untuk bisa menundukkan unggulan 5-8 Johan Clausen/Frank Johansen (Swedia/Denmark) 15-21, 21-17, 25-23.
 Di atas kertas, Hariyanto/Trikus seharusnya bisa memenangkan pertandingan. Keduanya punya skill yang jauh di atas lawannya sewaktu masih aktif sebagai pebulu tangkis yang mengejar prestasi.
 Bahkan, sampai sekarang, Trikus masih aktif turun di berbagai turnamen di Indonesia, sekelas sirkuit nasional. Bahkan, pada Juli lalu di Surabaya, wong Jogja itu masih unjuk kemampuan di level challenge. Meski, usianya sekarang sudah 38 tahun.
 Sementara, penampilannya di ganda sebuah hal yang asing bagi Hariyanto. Di masa keemasannya, lelaki yang kini menginjak 40 tahun tersebut merupakan pebulu tangkis tunggal putra yang disegani. Gelar juara dunia pun mampu disandangnya pada 1995.
 Di kelompok ini, sebenarnya ada wakil Indonesia lainnya, yakni Dharma Gunawi. Hanya, dia berpasangan dengan pebulu tangkis Austria Jurgen Koch. Keduanya lolos ke perempat final setelah menundukkan Simon Gilhooly/Philip Troke (Inggris) dengan dua game 21-13, 21-10. 

Wang Xin Siap Bangkit

PETAKA: Wang Xin saat cedera di Olimpiade London
NAMA Wang Xin sempat hilan ditelan bumi. Pas setahun dia tak pernah mengayunkan raket.
 Kali terakhir, gadis berusia 27 tahun tersebut ikut ambil bagian dalam Olimpiade London yang dilaksanakan Agustus. Pada 4 Agustus, dia menghadapi Saina Nehwal dari India.
Hasilnya, Wang yang diunggulkan di posisi kedua tak bisa melanjutkan pertandingan hingga usai. Dia menyerah 21-18, 1-0 karena cedera lutut.
Imbasnya, dia pun gagal memperoleh medali perunggu yang sudah di depan mata. Wang gagal melaju ke final karena kalah oleh rekannya sendiri, Li Xuerui, 20-22, 18-21. 
 Tapi, pada Tiongkok Masters 2013 ini, Wang masuk dalam daftar peserta. Hanya, perempuan yang suka menyaksikan film polisi tersebut tak bisa langsung menembus babak utama.
 Alasannya, peringkat yang dimilikinya sekarang tak memungkinan. Dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia berada di peringkat 159. Memang, lama absen dalam berbagai turnamen hampir setahun membuat peringkatnya turun drastis.
 Dalam babak kualifikasi, Wang pun tampil trengginas. Dua lawanpun mampu dikalahkannya. Mereka adalah Sayaka Sato (Jepang) yang takluk 21-18, 20-22, 21-14 dan Sarita Suwannakitborihan (Thailand) dengan dua game 21-14, 21-12.
 Kemenangan atas pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, membuat Wang pun menembus babak elite. Nah, pada babak utama, dia pun mampu menang atas kompatriot (rekan satu negara) Deng Xuan  21-11, 21-19. Lawan yang dikalahkannya ini peringkatnya jauh di atas yakni 42.
Pada babak kedua, Wang akan menjajal ketangguhan Sayaka Takahashi. Peringkat terakhir pebulu tangkis Jepang ini ada di posisi 20. (*)

WANG XIN MASIH MENAKUTKAN
Nama: Wang Xin
Lahir: 10 November 1985
Negara: Tiongkok
Tinggi: 1,66 meter
Peringkat Tertinggi: 1
Prestasi:
Kejuaraan Dunia
Perak 2010 Paris
Perunggu 2011 London

Asian Games
Emas Beregu Guangzhou 2010
Perak Perorangan Guanghiu 2010

Uber
2012 Wuhan

Sudah tanpa Wakil Tunggal Putra-Putri

TUMBANG: Dionysius Hayom Rumbaka (foto:djarum)
TIONGKOK masih menjadi kandang macan bagi pebulu tangkis Indonesia, khususnya nomor tunggal. Itu terbukti dalam Tiongkok Masters 2013.
 Merah Putih sudah tak punya wakil di tunggal putra dan putri dalam turnamen yang masuk level super series tersebut. Di nomor tunggal putra, Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka langsung tumbang pada penampilan perdana. Begitu juga dengan Bellaetrix Manuputty di tunggal putri.
 Tommy, yang diunggulkan di posisi keempat, secara mengejutkan harus mengakui ketangguhan Kento Momota dari Jepang dengan dua game langsung 17-21, 14-21 dengan waktu hanya 46 menit dalam pertandingan yang dilaksanakan di Changzhou pada Rabu waktu setempat (11/9). Secara peringkat, Tommy seharusnya tak perlu tumbang. Juara Singapura Super Series 2013 ini berada di posisi keenam sedangkan Momota di posisi 35.
 Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, juga takluk. Pebulu tangkis asal Djarum ini dipermalukan pebulu tangkis Tiongkok yang lolos dari babak kualifikasi Zhou Wenlong dengan rubber game 19-21, 21-19, 10-21. 
 Bella, sapaan karib Bellaetrix, juga tak bisa melangkah lebih jauh. Langsung bertemu unggulan teratas, Li Xuerui, asal Tiongkok dia pun menyerah dua game langsung 18-21, 8-21. Ini merupakan kekalahan kelima Bella dari pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.
 Pada Tiongkok Masters ini, Pelatnas PB PBSI tak menurunkan kekuatan terbaik. Bahkan, di nomor andalan, ganda putra, pelatnas tak ada wakil. Di nomor ini hanya ada pasangan nonpelatnas, Markis Kido/Markus Fernaldi.
Pasangan baru ini pun mampu lolos ke babak kedua setelah menundukkan pasangan tuan rumah Song Ziwei/Xu Xiaofeng dengan rubber game 21-19, 18-21, 21-17.
 Untuk bisa lolos babak perempat final, Kido/Markus harus bisa mengalahkan pasangan Taiwan Lu Chia Pin/Wang Chih Hao, yang di babak pertama menumbangkan unggulan ketujuh asal Malaysia Mohd Zakry/Mohd Fairuzuzian 21-17, 21-19. Sementara di nomor ganda campuran, tak ada nama Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  (*)

Christopher/Trikusuma Berburu ke Eropa Lagi

Christopher Rusdianto (pbsi)
CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana kembali memulai petulangan. Sasaran yang dituju kembali di Eropa.
 Tujuannya untuk menambah poin guna mendongkrak peringkat yang dimili.Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 5 September, Christopher/Trikusuma berada di posisi ke-58.
 ‘’Kami ingin menembus posisi 50 besar dunia,’’ kata Christopher kepada smashyes.
 Pada penampilan perdananya di kancah internasional, Christopher/Trikusuma juga menjelajah beberapa negara Eropa. Hasilnya, banyak poin yang diperoleh.
 Turnamen yang diikuti di Benua Putih, julukan Eropa, dimulai dari Polandia Internasional Series yang dilaksanakan di Lubin pada 19-22 September mendatang. Turnamen ini menyediakan hadiah total USD ribu.
 Setelah itu, ada beberapa turnamen yang bisa diikuti oleh pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut. Sebut saja Rep Ceko Internasional Series (26-29 September), Bulgaria Internasional Series (3-6 Oktober), Belanda Grand Prix (8-13 Oktober), Swiss Internasional Series (17-20 Oktober).
 Christopher kembali menegaskan bahwa dia tetap akan berpasangan dengan Trikusuma. Ini dikarenakan dia sempat dikabarkan bakal digandengkan dengan pebulu tangkis senior, Alvent Yulianto.
 Apalagi, keduanya pernah berpasangan dan tampil dalam Indonesia Challenge di Surabaya 2-7 Juli. Selain itu, Alvent kini tengah menjomblo setelah pasangan terakhirnya, Markis Kido, punya gandengan baru, Markus Fernaldi. Pasangan ini bakal tampil perdana dalam Tiongkok Masters yang dilaksanakan 10-15 September. (*)

Kido/Markus Andalkan Main Cepat

Markus Fernaldi
MARKIS Kido bakal menjalani debut. Berpasangan dengan tandem barunya, Markus Fernaldi, keduanya bakal turun dalam Tiongkok Masters 2013 yang mulai dilaksanakan di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Selasa waktu setempat (10/9).
 Meski termasuk pasangan baru, namun Kido/Markus tak perlu memulai dari babak kualifikasi. Kido/Markus langsung memulai dari babak utama.
 Ini dikarenakan peringkat kedua pebulu tangkis dengan pasangan sebelumnya sudah cukup untuk bisa berlaga dalam babak elite dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 ribu tersebut. Sebelumnya, Kido bertandem dengan  Alvent Yulianto. Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Kido/Alvent masih berada di posisi 14.
 Sedangkan Markus berpasangan dengan Andrei Adistia. Duet mantan penghuni pelatnas ini dalam peringkat terakhir ada di posisi 77.
 ‘’Kami sudah berlatih dengan serius pagi dan sore di GOR Jaya Raya Jakarta,’’ terang Kido kepada smashyes.
 Dia pun juga memuji pasangan barunya. Putra pelatih Tangkas Kurnia Hu tersebut dianggapnya punya kecepatan yang bisa mengimbanginya.
 ‘’Jadi, kami mengandalkan kecepatan. Ini yang membedakan saya dengan pasangan lama,’’ tambah Kido.
 Dalam Tiongkok Masters 2013, pada babak pertama, Kido/Markus akan dijajal pasangan asal Tiongkok Song Ziwei/Xu Xiaofeng. Pasangan Merah Putih itu sendiri berharap bisa menembus babak semifinal.
 Khusus bagi Kido, Tiongkok selalu memberi berkah baginya. Dia pernah menjadi juara Tiongkok Master 2007 saat berpasangan dengan Hendra Setiawan. Bersama Hendra pula, mereka mampu meraih emas Olimpiade Beijing 2008. Pada Tiongkok Masters 2013, Kido/Markus menjadi satu-satunya pasangan ganda putra Indonesia yang unjuk kemampuan.
  Sementara di nomor tunggal putra, pelatnas juga mengirim minim kekuatan. Mereka hanya diwakili Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Pada babak pertama, Tommy, yang diunggulkan di posisi keenam, bakal dijajal Kento Momota dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menghadapi pebulu tangkis dari babak kualifikasi.
 Ini beda dengan undian yang sempat dikeluarkan oleh pihak panitia. Imbasnya, kans lolos babak kedua pun terbuka lebar bagi Tommy dan Hayom. (*)

Febby Angguni Juara di Ukraina

EROPA: Febby Angguni (foto: djarum)
TUNGGAL putri Indonesia masih ada taji. Buktinya, Febby Angguni mampu menjadi juara di Eropa.
 Memang, event yang dimenangi mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung tersebut bukan level super series premier, super series, ataupun juga grand prix. Febby juara dalam turnamen Babolat Kharkov 2013 yang masuk kategori internasional challenge dan berhadiah total USD 15 ribu .
 Dalam final yang dilaksanakan di Kharkov, Ukraina, Minggu waktu setempat (8/9), dia mengalahkan rekannya satu klub di Djarum, Ana Rovita, dengan dua game langsung 22-20, 21-14.
 Meski sering bertemu dalam latihan, pertemuan di negara pecahan Uni Soviet ini merupakan kali ketiga. Dalam dua pertemuan sebelumnya, Febby dan Ana berbagi skor 1-1.
 Ana menang dalam Indonesia Challenge 2010 dengan 21-15, 21-12. tapi, Febby mampu membalasnya di Indonesia Challenge 2013 dengan tiga game 13-21, 21-4, 21-11.
 ‘’Sebenarnya kami mengirim empat tunggal putri. Ada juga yang turun di ganda putra,’’ kata Yoppy Rosimin, ketua PB Djarum, kepada smashyes.
 Selain Febby dan Ana, di nomor tunggal putri, klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut juga mengirimkan Sylvina Kurniawan dan Dinar Dyah Agustine. Sayang, keduanya gagal melangkah lebih jauh.
 Sylvina tersingkir pada babak pertama setelah kalah 16-21, 8-21  oleh unggulan pertama asal Bulgaria Petya Nedelcheva dan Dinar juga tumbang dalam penampilan perdana oleh pebulu tangkis tuan rumah Natalya Voytsekh 22-24, 12-21, 16-21.
 Sementara di ganda putra, wakil Djarum Didit Juang/Andrei Adistia menyerah dalam babak semifinal. Mereka takluk pasangan Denmark Anders Skaarup/Kim Astrup 18-21, 16-21.
 ‘’Ada juga wakil di tunggal putra dari Indonesia. Namun, mereka dari pelatnas,’’ tambah Yoppi.
 Ya, di tunggal putra dua wakil pelatnas adalah Muhammad Bayu Pangisthu dan  Ihsan Maulana Mustofa. Keduanya sudah menyerah pada babak awal. (*)

HASIL FINAL BABOLAT KHARKOV 2013

TUNGGAL PUTRA: Dymtro Zavadsky (Ukraina x4) v Mathias Borg (Swedia) 21-14, 21-17

TUNGGAL PUTRI: Febby Angguni (Indonesia x2) v Ana Rovita (Indonesia) 22-20, 21-14

GANDA PUTRA: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Anders Skaarup/Kim Astrup (Denmark) 22-20, 15-21, 21-12

GANDA PUTRI: Imogen Bankier/Petya Nedelcheva (Inggris/Bulgaria) v Lena Grebak/Maria Hesbol (Denmark) 21-11, 21-12

GANDA CAMPURAN:  Robert Blair/Imogen Bankier (Inggris x3) v Kim Astrup/Maria Hesbol (Denmark x4) 20-22, 21-9, 21-18

Sudah Lumayan buat Pasangan Debutan

Bona Septano/Fran Kurniawan (foto: djarum)
LANGKAH Fran Kurniawan/Bona Septano di Taiwan Grand Prix Gold  2013 terhenti di babak semifinal. Keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Lee Sheng-mu/Tsai Chia Hsin dengan rubber game 20-22, 21-13, 9-21 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di New Taipei pada Sabtu setempat (7/9).
 Ini membuat Indonesia pun gagal total dalam turnamen yang menyediakan  hadiah total USD 200 ribu tersebut. Ya, status Fran/Bona memang satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan.
 ‘’Sebagai pasangan baru, hasil ini sudah lumayan bagus,’ kata Herry I.P, pelatih ganda putra pelatnas PP PBSI, kepada smashyes.
 Ya, Fran/Bona memang pasangan yang baru ditandemkan sejak Agustus. Penampilannya di Taiwan juga yang pertama.
 Namun, keduanya sempat menarik perhatian. Pada babak perempat final, Fran/Bona mampu menjungkalkan unggulan teratas asal Korea Selatan Kim Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae dua game langsung 21-18, 21-16. Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pekan ini, peringkat Fran/Bona bakal muncul.
 Sementara, dalam Taiwan Grand Prix Gold 2013 yang berakhir Minggu (8/9) waktu setempat, Korea Selatan mampu menyapu bersih gelar. Dari lima tempat terhormat, tak ada yang lari ke negara lain.
 Bahkan, di nomor tunggal putra, unggulan pertama asal Vietnam Nguyen Tien Minh menyerah kepada wakil Negeri Ginseng, julukan Korsel, Son Wan-ho, dengan rubber game 21-19, 9-21, 18-21. (*)

HASIL FINAL TAIWAN GRAND PRIX GOLD 2013
TUNGGAL PUTRA: Son Wan-ho (Korsel) v Nguyen Tien Minh (Vietnam x1) 19-21, 21-9, 21-18

TUNGGAL PUTRI: Sung Ji-hyun (Korsel x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x2 21-16, 21-9

GANDA PUTRA: Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x2) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x4) 21-11,21-11

GANDA PUTRI: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x1) v Lee Sho-hee/Shin Seung-chan (Korsel x2) no match

GANDA CAMPURAN:   Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel x3) v Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won (Korsel) 22-20, 12-21, 21-16

Ket: x=unggulan

Liga Malaysia Putar Tahun Depan

LOKAL: Liew Daren (foto: badminton)

ADANYA liga bulu tangkis di beberapa negara membuat Malaysia gerah. Negeri jiran tersebut bakal menggelarnya mulai tahun depan atau 2014.
 Adalah  Looi Badminton Academy yang memulai gagasan tersebut. Pada Senin (2/9), manajer klub tersebut Jack Koh mengatakan mereka akan menggelar liga yang dinamani  Purple  League pada tahun depan. Biaya yang dikeluarkan pun lumayan besar 5 juta ringgit Malaysia. Mereka berharap Liga Malaysia menjadi salah satu kompetisi terbaik di atas bumi ini.
 Seperti dikutip dari sebuah media di Malaysia, dengan dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaludin serta mendapat restu dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), liga ini akan direncanakan dengan matang.
 Di antara negara yang jadi kekuatan olahraga tepok bulu, Malaysia menjadi negara yang tak punya liga bulu tangkis. Mereka kalah dengan Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Jetman, dan Denmark.
 Di antara negara-negara tersebut, India yang baru saja menggelar liga. Dengan titel Indian Badminton League (IBL), para pebulu tangkis papan atas dunia ikut serta.
 Sebut saja tunggal putra peringkat teratas dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei, mantan juara dunia tunggal putra asal  Indonesia Taufik Hidayat, dan juga juara tunggal putri All England Super Series Premier 2013 Tine Baun dari Denmark. Total hadiahnya pun cukup menggiurkan USD 1 juta atau lebih Rp 10 miliar.
 Liga di Malaysia nanti bakal diberi nama Purple League. Menurut Jack ada alasan kuat yang mendasari.
‘’Sebenarnya, kami mau memberi nama Premier. Tapi, nama tersebut sudah dipakai di sepak bola,’’ jelas dia.
 Purple atau dalam Bahasa Indonesia berari Unggu, lanjut dia, adalah tingkat tertinggi dalam susunan warna. Dibandingkan liga di negara lain, lanjut Jack, Purple League bakal punya perbedaan.
 ‘’Purple League akan ada dua. Satu untuk pebulu tangkis di atas 19 tahun dan yang satunya di bawah 19. Kami juga mengutamakan peembinaan,’’ ungkap dia.
 Ini akan membuat peserta juga menyiapkan tim junior.  Peserta nanti, lanjut Jack, ditargetkan 18 tim.
 ‘’Format yang akan dipakai adalah home and away dan harus memakai nama negara bagian,’’ paparnya. (*)

RENCANA LIGA BULU TANGKIS MALAYSIA:
Titel: Purple League
Peserta: 18 tim
Level: Senior dan Junior
Format pertandingan: Home and Away
Komposisi pertandingan: Tiga partai tunggal dan 2 partai ganda

Beri Kesempatan Kedua Kien Keat/Boon Heong

TERSENYUM: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: thestar)

KABAR gembira bagi pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) batal memisahkan keduanya.
  Itu setelah BAM menggelar pertemuan dengan dipimpin presidennya Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Arif pada Senin lalu. Nama Kien Keat/Boon Heong ada dalam daftar pasangan yang membela Malaysia dalam berbagai turnamen.
 Ini artinya BAM memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk bisa membuktikan diri. Meskil, sebelumnya, Kien Keatt/Boon Heong diancam diceraikan menyusul hasil buruk dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Malaysia, pada 5-11 Agustus lalu.
 Diunggulkan di posisi kedua, mereka tersingkir dalam babak perempat final. Imbasnya, posisi Kien Keat/Boon Heong di peringkat kedua pun turun dua setrip.
BAM pun sempat mengkombinasikan keduanya dengan pebulu tangkis Malaysia. Mereka berkaca dari keberhasilan Indonesia menduetkan pasangan senior-junior saat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi juara dunia 2013.
 Media Malaysia juga menyebutkan banyak faktor  yang membuat Kien Keat/Boon Heong redup, salah satunya kedisiplinan dan tidak akur dengan pelatih. Padahal, sebelumnya, mereka pernah disegani dalam kurun 2006-2010.
 Pasangan Negeri Jiran ini menjadi juara dalam Asian Games Doha 2006, juara All England 2007, serta finalis Kejuaraan Dunia 2010. (*)

Fran/Bona Tumbangkan Unggulan Pertama

TERSINGKIR: Lee Yong-dae (foto: facebook)

KO Sung-hyun/Lee Yong-dae punya musuh baru dari Indonesia. Bukan hanya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang jadi momok bagi ganda putra asal Korea Selatan tersebut.
 Kini, ada nama Fran Kurniawan/Bona Septano. Itu setelah pasangan anyar pelatnas Cipayung tersebut menang atas Sung-hyun/Yong-dae dengan dua game langsung 21-18, 21-16 dalam pertandingan semifinal Taiwan Grand Prix 2013 yang dilaksanakan di New Taipei City pada Jumat siang waktu setempat (6/9).
 Sebelumnya, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir dengan Ahsan/Hendra. Menariknya, semua terjadi di pertandingan final 2013 yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series 2013.
 Dalam Taiwan Grand Prix 2013, Sung-hyun/Yong-dae diunggulkan di posisi teratas. Sementara Fran/Bona nonunggulan.
 Mereka tak jadi kandidat juara karena masih pasangan baru dan di Taiwan Grand Prix merupakan penampilan perdana bagi Fran/Bona.  (*)

Baru Sekali Sudah Jadi Tumpuan Harapan

BERTAHAN: Fran (kanan) dan Bona

FRAN Kurniawan/Bona Septano baru saja dipasangkan di nomor ganda putra. Sebelumnya, Fran lebih dikenal di nomor di nomor ganda campuran.
 Dia pernah berpasangan dengan Pia Zebadiah dan Shendy Puspa Irawati. Capaiannya pun termasuk bagus. Dengan kedua perempuan tersebut, Fran eksis menembus 10 besar.
 Sedangkan Bona, namanya sempat mencuat ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Keduanya menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham, Inggris.
 Tapi, pada Agustus 2013 lalu, keduanya dipasangkan. Namun, dalam waktu yang singkat tersebut, Fran/Bona sudah jadi tumpuan asa Indonesia dalam Taiwan Grand Prix 2013.
 Mereka menjadi satu-satunya pasangan ganda putra merah putih yang mash bertahan dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut. Itu setelah Fran/Bona menundukkan rekannya sendiri yang diunggulkan di posisi kedelapan Yohannes Rendy Sugiarto/Muhammad Ulinnuha dengan straight game 22-20, 21-11 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan Hsing Chuang Gymnasium, New  Taipei, pada Kamis waktu setempat (5/9).
 Hanya, untuk bisa lolos semifinal butuh perjuangan ektrakeras. Fran/Bona akan menjajal ketangguhan unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun yang pada babak kedua juga menudukkan rekan senegaranya sendiri Jun Bong-chan/Kang Ji-wook dua game langsung 21-13, 21-19.
 Saat ini, Yong-dae/Sung-hyun merupakan pasangan peringkat pertama dunia. Selama 2013, keduanya sudah menjadi juara di dua turnamen yakni Korea Super Series Premier dan Kejuaraan Asia. Posisi kedua digapai dalam Malaysia Super Series, Swiss Grand Prix, India Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. (*)

Semua Tunggal Putri Tersingkir di Babak I

LOYO: Lindaweni (foto: djarum)

TUNGGAL putri Indonesia masih jalan di tempat. Di saat nomor lainnya mulai memberikan harapan, di sektor tersebut malah tetap susah diharapkan.
 Itu bisa dilihat dari kejuaraan Taiwan Grand Prix Gold 2013. Wakil Indonesia sudah langsung bertumbangan dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 200 ribu tersebut.
Bahkan, Lindaweni yang masuk dalam daftar unggulan pun ikut  tersingkir awal. Unggulan ketiga tersebut harus mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Lin Yin Chung dengan tiga game 21-17,18-21, 17-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Hsing Chuang Gymnasium, New Taipe, pada Rabu waktu setempat (4/9).
 Padahal, dari segi peringkat, Linda, sapaan karib Lindaweni, jauh lebih unggul. Pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut duduk di posisi 12 sementara lawannya di 152. Bahkan, Linda pernah mengalahkan Yin Chung dengan dua game langsung 21-19, 21-14 dalam Makau Grand Prix Gold 2012.
 Hasil buruk juga dipetik Adrianti Firdasari. Mantan tunggal putri terbaik Indonesia itu kalah mudah dua game 16-21, 12-21 oleh pebulu tangkis Thailand yang juga unggulan kesembilan Busanan Ongbumrungpan. Ini menjadi kekalahan perdana bagi Firda, sapaan karib Adrianti Firdasari, oleh Busanan.
 Hanya, dengan pengalaman yang lebih banyak, dia seharusnya bisa lebih memberikan perlawanan. Kekalahan ini juga bisa menjadi pembuka pintu yang lebar baginya untuk segera meninggalkan pelatnas Cipayung.
 Ini disebabkan dia sudah tak pernah memberikan prestasi dalam dua tahun terakhir.  Apalagi, dari tujuh kali turnamen yang diikutinya selama 2013, Firda langsung tersingkir pada babak pertama. Hanya, di Malaysia Super Series, dia bisa lolos babak kedua.
 Sementara  itu, Bellaetrix Manuputty juga mengikuti jejak Linda dan Firda. Hanya, dia masih memberikan perlawanan atas unggulan kedua Tai Tzu Ying asal Taiwan dengan kalah tiga game 21-15,17-21, 13-21.
 Ini membuat skor pertemuan Bella, sapaan karib Bellaetrix, dengan Tai Tzu Ying kalah 1-2. Sebelumnya, dia menang di Indonesia Grand Prix Gold 2011 dan kalah di Vietnam Grand Prix pada tahun yang sama. (*)