WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Praveen/Debby Telan Kekalahan Keempat

TAKLUK: Praveen Jordan/Debby Susanto (foto:badzine)

PACEKLIK gelar masih terjadi pasangan pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Selama dipasangkan sejak awal 2014, keduanya belum pernah naik ke podim terhormat.
 Capaian tertinggi yang diraih adalah menembus babak final. Menariknya, itu hanya terjadi dalam Malaysia Grand Prix Gold.  Pada 2014, Praveen/Debby menyerah kepada pasangan Tiongkok Kai Liung/Yaqiong Huang dengan 14-21, 13-21, tahun ini keduanya juga kembali menelan pil pahit.
 Dalam final yang dilaksanakan di Kuching, Serawak, pada Minggu (18/1), pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut takluk kepada Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark dengan dua game langsung 18-21, 18-21.
 Ini merupakan kekalahan keempat secara Praveen/Debby kepada ganda unggulan teratas dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut. Tiga kali pil pahit ditelan di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Kejuaraan Dunia.
 Selain itu, kekalahan Praveen/Debby juga membuat Indonesia pulang dengan tangan hampa. Tahun lalu, merah putih masih menempatkan Simon Santoso sebagai juara tunggal putra.
 Sementara bagi Praveen, dia juga gagal mengulangi sukses 2012. Hanya, saat itu, dia berpasangan dengan Vita Marissa. (*)

Hasil Final Malaysia Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Jeon Hyeok-jin (Korea Selatan) 19-21, 21-13, 21-15

Tunggal putri:Nozomi Okuhara (Jepang x4) v Sayaka Takahashi (Jepang x3) 21-13, 21-17

Ganda putra:Kenta Kazuno/Kazuhi Yamada (Jepang) v Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (Taiwan x8) 21-19, 14-21, 21-17

Ganda putri:Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x1) v Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang) 21-14, 21-14

Ganda campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x1) v Praveen Jordan/Vita Marissa (Indonesia x2) 21-18, 21-18

X=unggulan

Lee Hyun-il Kejar Gelar Kedua

TANGGUH: Lee Hyun-il lolos ke final Malaysia GPG 2015
USIA Lee Hyun-il semakin uzur. Tahun ini, dia bakal menginjak 35 tahun.
 Di pentas bulu tangkis dunia, tentu susah bersaing melawan pebulu tangkis yang semakin banyak dijubeli atlet muda. Namun, itu tak berlaku bagi Hyun-il.
 Bertambahnya usia tak mengurangi kualitas. Buktinya, pada 2014, dia menjadi salah satu kunci Korea Selatan meraih emas beregu putra. Dalam event yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Incheon, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, mampu mempermalukan tim kuat Tiongkok dengan skor 3-2.
 Hyun-il menjadi pahlawan berkat kemenangan 21-14, 21-18 atas Gao Huan.
 Ini membuat tuan rumah mengulangi hasil 12 tahun lalu atau 2002 di Busan. Ketika itu, negeri beribu kota Seoul menundukkan Indonesia dengan 3-1. Hyun-il melibas Rony Agustinus di tunggal kedua dengan 15-3, 15-5. (saat itu pertandingan dengan game 15).
 Sebelum berangkat ke Malaysia Grand Prix Gold 2015, Hyun-il punya bekal berharga. Dia belum terkalahkan selama berlaga dalam Purple League atau Liga Bulu Tangkis Malaysia dengan membela Muar City. Hasilnya, klub itu pun memimpin klasemen sementara.
 Kini, dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015, Hyun-il pun selangkah lagi menjadi juara. Itu setelah dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Sabtu waktu setempat (17/1), mantan pebulu tangkis nomor satu tunggal putra tersebut menjungkalkan Tanongsak Saensomboonsuk dari Thailand dengan dua game langsung 21-19, 21-15.
 Pada babak final yang digelar Minggu (18/1), Hyun-il menantang rekan senegaranya sendiri, Jin Jeon-Hyeok, yang di semifinal unggul 10-21, 21-17, 21-16 atas Ajay Jayaram (India).
 Jika menang, ini akan mengulangi sukses pekan lalu. Dalam Thailand International Challenge, dia juga menjadi juara. Pada babak final di Bangkok (11/1), Hyun il melibas Suppanyu Avihingsanon (Thailand) 21-13, 21-10. (*)

Angga/Ricky Gagal Hat-trick

TERHENTI: Angga Pratama/Ricky Karanda (foto:pbsi)

HARAPAN juara Indonesia di Malaysia Grand Prix Gold 2015 tinggal bertumpu kepada Praveen Jordan/Debby Susanto. Itu setelah pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menyerah kepada lawan-lawannya di babak semifinal.
 Dalam pertandingan  yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Sabtu waktu setempat (17/1), Greysia/Nithya, yang diunggulkan di posisi ketiga, menyerah kepada unggulan teratas ganda putri Christinna Pedersen/Kamilla Rytter-Juhl dengan dua game langsung 21-13, 23-21.
 Sementara, Angga/Ricky takluk kepada pasangan Jepang Kenta Kazuno/Kazushi Yamada dengan rubber game 17-21, 21-14, 18-21. Kegagalan ini membuat pasangan asal Pelatnas Cipayung gagal mencetak hat-trick menembus babak final.
 Dalam dua turnamen sebelumnya, Makau Grand Prix Gold dan Thailand International Challenge, keduanya mampu menembus babak pemungkas. Meski, akhirnya, Angga/Ricky gagal menjadi juara.
 Praveen/Debby sendiri lolos ke babak akhir berkat kemenangan atas rekanntya sendiri Edi Subaktiar/Gloria Emanulle Widjaja dengan 19-21, 21-10, 21-18. Pada pertandingan final yang dilaksanakan Minggu (18/1), Praveen/Debby yang merupakan unggulaan kedua akan menantang unggulan teratas asal Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, yang di babak semifinal menghentikan langkah pasangan tuan rumah Chan Peng Soon/Lai Pei Jing 21-10, 21-7.
Dari pertemuan sebelumnya,Praveen/Debby punya rekor buruk jika bertemu Joachim/Christinna. Mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan yakni di Malaysia Super Series Premier 2014, Indonesia Super Series Premier, dan Kejuarana Dunia 2014. (*)

Agenda Final Malaysia Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Jin Jeon-Hyeok (Korea Selatan)

Tunggal Putri:Sayaka Takahashi (Jepang) v Nazomi Okuhara (Jepang x4)

Ganda Putra:Ling Chen Hung/Wang Chi-Lin (Taiwan) v Kenta Kazuno/Kazushi Yamada (Jepang)

Ganda Putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rhytter Juhl (Denmark x1) v Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang)

Ganda campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x1) v Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia x2)

X=unggulan

Balik Lagi ke Posisi II

NAIK: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto;PBSI)

POSISI Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan naik turun. Sempat duduk di posisi teratas, turun ke posisi kedua, terus merosot di posisi kelima.
Duduk di tangga kelima  yang terjadi pada 18 Desember 2014 merupakan ranking terburuk bagi mereka dalam setahun terakhir.
Kini mereka naik satu setrip di posisi ketiga. Dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Hendra/Ahsan menggeser posisi  pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.  Bahkan, tak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat ranking kedua yang kini ditempati Mathias Boe/Carsten Mogensen asal Denmark.
 Hanya, untuk melakukan kudeta kepada pasanga Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong butuh perjuangan ektraskeras. Poin yang dikumpulkan keduanya, 90188, masih jauh di atas Hendra/Ahsan, 68750.
 Selain itu, Yong-dae/Yeon-seong relati stabil. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu juara enam turnamen selama 2014 yakni di Jepang Super Series, Indonesia Super Series Premier, Australia Super Series, Korea Grand Prix,Tiongkok Super Series Premier, dan Super Series Finals. Sedangkan Hendra/Ahsan hanya dua kali naik ke podium terhormat di All England Super Series Premier dan Hongkong Super Series.
Hendra/Ahsan juga akan menjadi pasangan Indonesia yang  akan sendirian di 10 besar. Meski saat ini, pasangan Markis Kido/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi masih di big ten.
 Namun, mulai 2015 ini, keduanya berpisah. Kido berpasanga dengan rekan satu klubnya, Agripinna Putra Rahmanto, dan sudah berlaga di Malaysia Grand Prix Gold yang tengah berlangsung. Sementara, Sinyo kembali ke Pelatnas Cipayung dan belum dipastikan bakal digandengkan dengan siapa.
 Selain itu, pasangan yang juga pernah menembus 10 besar, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, juga sudah dipisah. Kini, Angga berduet dengan Ricky Karanda Suwardi. (*)

Hanya Perempat Final di Turnamen Perdana

KALAH: Kido/Agripinna
PASANGAN Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto gagal bersinar di turnamen perdana. Langkahnya terhenti di babak perempat final Malaysia Grand Prix Gold 2015.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuching Sarawak, pada Jumat (16/11), Kido/Agripinna menyerah dua game langsung 14-21, 15-21 kepada sesama pasangan Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
 Sebenarnya, dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Kido/Agripinna lebih diunggulkan. Ganda asal klub Jaya Raya tersebut ada di posisi kelima. Sementara. Angga/Ricky yang datang dengan bendera Pelatnas Cipayung nonunggulan.
 Selain itu, meski berstatus pasangan anyar, keduanya sudah bermain bareng dalam Purple League. Bahkan, dalam kompetisi bulu tangkis Malaysia tersebut, Kido/Agripinna belum terkalahkan.
 Kondisi on fire juga pada Angga/Agripinna. Dalam dua turnamen terakhir, mereka mampu menembus babak final. Sayang, di Makau Grand Prix Gold 2014 dan Thailand Challenge 2015, mereka tumbang di babak pemungkas.
 Di Makau, mereka menyerah kepada pasangan Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dari Singapura dengan dua game langsung 19-21, 20-22. Sementara di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Angga/Ricky menyerah 14-21, 21-13, 14-21 kepada Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan).
 Kemenangan atas Kido/Agripinna membawa Angga/Ricky menantang pasangan Jepang  Kenta Kazuno/Kazushi Yamada yang di perempat final menundukkan kompatriot (rekan senegara) Takuto Inoue/Yuki Kaneko 21-18, 21-13.  Ini menjadi pertemuan pertama dari kedua pasangan.
 Tapi, dari ranking dunia yang dimiliki, pasangan merah putih tersebut kalah jauh. Dari rilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Angga/Ricky di posisi 109 sementara ganda Negeri Sakura, julukan Jepang, di posisi 41.
 Selain Angga/Ricky, di semifinal, Indonesia juga menempatkan wakilnya di ganda putri melalui Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta serta dua pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja. (*)

Gagal Total dari Nomor Tunggal

HABIS: Ihsan Maulana Mustofa

INDONESIA sudah tak punya peluang menjadi juara nomor tunggal putra Malaysia Grand Prix Gold 2015. Dua wakil yang tersisa. Alamsyah Yunus dan Ihsan Maulana Mustofa, sudah tersingkir pada babak  ketiga.
 Alamsyah menyerah rubber game 17-21, 21-19, 18-21 saat berhadapan dengan tunggal putra Korea Selatan Jin Jeon-hyeok di  Stadium Perpaduan Kuching, Sarawak, Jumat waktu setempat (16/11). Ini juga membuat mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut gagal mengulangi kenangan manis 2013. Saat itu, dia mampu menjadi juara. Sementara,Ihsan takluk 21-23, 21-11,14-21 kepada Soo Teck Zi dari Malaysia.
 Kegagalan ini membuat merah putih gagal mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara nomor tunggal putra.Setelah Alamsyah pada 2013, tahun lalu gelar juara jatuh ke tangan Simon Santoso.
 Sebenarnya,pada 2015 ini, wakil Indonesia di nomor tunggal putra tidak terlalu lemah. Selain Alamsyah, ada tiga pebulu tangkis senior yang ikut memanaskan persaingan juara di turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut yakni Sony Dwi Kunccoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Andre Kurniawan Tedjono. Sayang, ketiganya sudah harus angkat koper di babak pertama.
 Hasil jeblok juga terjadi di tunggal putri. Sehari sebelumnya (15/1), Indonesia juga sudah tak bisa menempatkan wakil di perempat final. Millicent Wiranto dan Hana Ramadhini, dua asa terakhir, menyerah kepada lawan-lawannya. (*)
 Kini, gelar juara ditumpukan kepada ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. (*)

Peluang Host Indonesia GPG

BERSAMA PBSI: Wali Kota Malang M. Anton (dua dari kiri)
JAWA Timur berpeluang menjadi tuan rumah event  bulu tangkis bergengsi. Bukan Indonesia Super Series Premier karena event berhadiah total USD 700 ribu tersebut sudah dipastikan digelar di Jakarta pada 2-7 Juni.
 Namun, provinsi paling timur Pulau Jawa itu punya kans jadi host Indonesia Grand Prix Gold.
 ‘’Wali Kota Malang (H.Muhammad Anton) sudah mensupport, Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan di sana,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.
 Hanya, itu, tambahnya, belum cukup. Kunci dipilih nanti akan di tangan PP PBSI. ‘’Ada beberapa penilaian yang akan dilakukan PP PBSI. Setelah lulus baru digedok,’’ ungkap Wijanarko.
 Pada tahun ini, Jawa Timur tak kebagian tuan rumah ajang bergengsi. Superliga Bulu Tangkis Indonesia yang biasanya digeber di Surabaya dipindah ke Bali. Begitu juga Indonesia Challenge yang dulu rutin dilaksanakan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya. Sudah beberapa tahun, event level keempat BWF itu tak singgah lagi. 
 Sebenarnya, Surabaya pernah menjadi tempat langganan ajang bergengsi. Mulai dari Indonesia Open (kini berlabel super series premier), SBI, dan juga Axiata Cup.
 Namun, setelah itu, publik bulu tangkis Surabaya hanya dapat tontonan event sirkuit nasional ataupun Piala Wali Kota. (*)

Alamsyah Buka Jalan Ulangi Sukses

KEJAR SEJARAH: Alamsyah Yunus
ALAMSYAH Yunus tengah meretas jalan menjadi juara. Kini, langkahnya sudah sampai di babak ketiga Malaysia Grand Prix Gold 2015.
 Itu setelah dia mampu mengalahkan Chao Huang dari Singapura dengan dua game langsung 21-18, 21-17 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, pada Kamis waktu setempat (14/1). Untuk bisa menembus perempat final, Alamsyah harus bisa menyingkirkan wakil Korea Selatan Jin Jeon-hyeok yang di babak kedua menang 21-12, 16-21, 21-9 atas Tan Kian Meng (Malaysia).
 Alamsyah belum pernah menghadapi pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. Namun, dari sisi ranking, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu  tak jauh beda dengan Jeon-hyeok.
 Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Alamsyah ada di posisi 190 atau satu setrip di bawah lawannya.
 Bagi Alamsyah, Malaysia Grand Prix Gold punya kenangan manis baginya. Dua tahun lalu, lelaki asal JR Enkei tersebut sukses naik ke podium juara.  Dalam babak final, Alamsyah menumbangkan pebulu tangkis tuan rumah Goh Soon Huat dengan rubber game 10-21, 21-9, 21-19.
 Sayang, pada 2014, dia tak bisa mempertahankan gelar. Raja sirnas tersebut absen karena cedera.
 Selain Alamsyah, wakil Indonesia yang lolos babak ketiga adalah Ihsan Maulana Mustofa. Atlet gebuk shuttlecock ini melibas finalis 2013 Soon Huat dalam pertarungan tiga game 11-21, 22-20, 21-12.
 Namun, langkah Alamsyah dan Ihsan gagal diikuti empat atlet lainnya yakni Fikri Ihsan Hadmadi, Thomi Azizan Mahbub, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christie.
 Sebelumnya  di babak pertama, tiga pebulu tangkis senior Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, Andre Kurniawan Tedjono, dan Dionysius Hayom Rumbaka sudah angkat koper. (*)

Seragamkan Pola Pembinaan dengan PP PBSI

BUPATI:Fannan Hasib (tengah) bersama pengurus PBSI Jatim

PENGPROV PBSI Jatim baru saja menggelar musyawarah kerja (muker) 2015. Agenda tersebut dilaksanakan di Sampang, Madura, pada Minggu (11/1). Dalam mukerprov tersebut hadir juga Bupati Sampang KH Fannan Hasib.
 ‘’Kebetulan dia juga ketua PBSI Sampang. Jadi, dia sangat mendukung kegiatan bulu tangkis ,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.
 Dalam mukerprov tersebut, tambah dia, pengkot/pengkab, tambah dia, memberikan apresiasi kepada pengurus.Alasanya, mereka menilai kerjanya baik.
 ‘’Selain itu, pengprov juga akan membuat coaching clinic di tiap korwil. Kegiatan ini akan mulai dilaksanakan tahun ini,’’ ujar Wijanarko.
 Tujuannya, tambah dia, menghasilkan out put yang lebih sempurna untuk pebulu tangkis muda sesuai dengan standar PP PBSI.Ini, ungkapnya, semacam blueprint pembinaan.
 ‘’Semua akan diseragamkan,’’ lanjut Wijanarko. (*)

Batal Bela Ampang Jaya

URUNG: Andre Kurniawan Tedjono.

ANDRE Kurniawan Tedjono sempat dikabarkan bergabung dengan dengan Ampang Jaya dalam Purple League. Bahkan, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kan turun ke lapangan mulai Januari 2015 dalam kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 ‘’Seharusnya 2, 8, dan 11  Januari, saya tampil membela Ampang Jaya. Namun, malah tak ada satu pun dari jadwal itu yang bisa saya lakoni,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Pada 2 Januari, tambahnya, dibatalkan karena dia ada acara. Sedangkan, pada 8 dan 11 Januari, kebalikannya, Ampang Jaya yang membatalkan.
 Tanpa kehadirannya, klub itu pun kalah. Pada 2 Januari, Ampang Jaya harus mengakui ketangguhan Puchong United 190-204. Saat itu, posisinya sebagai tunggal putra pertama digantikan seniornya di Pelatnas Cipayung dulu, Sony Dwi Kuncoro.  Hasilnya, Sony dipaksa takluk oleh bintang Puchong yang juga atlet nasional Malaysia Daren Liew 6-11, 4-11, 11-10, 8-11.
 Kemudian, pada 8 Januari, Ampang tumbang kepada Kepong dengan 215-198. Posisi tunggal teratas dipercayakan kepada Muhammad Syawal yang menyerah 11-4, 9-11, 9-11, 5-11 kepada Chong Wei Feng.
 Tiga hari kemudian,giliran Petaling Jaya menundukkan Ampang Jaya 230-204. Posisi tunggal pertama diisi Hong Woon Kok. Dia menyerah 11-6, 9-11, 6-11, 7-11 kepada Goh Giap Chin.
 ‘’Keuangannya juga nggak terlalu besar he he he,’’ ujar Andre.
 Tiga kali kekalahan beruntun ini membuat Ampang Jaya pun terlempar ke posisi enam. Setelah sebelumnya, mereka sempar bertengger di posisi ketiga.  (*)

Tunggal Putri Dapat Tambahan

GABUNG: Rusydina Antardayu (foto:djarum)

SLOT pebulu tangkis Indonesia di babak utama nomor tunggal putri di Malaysia Grand Prix Gold 2015 bertambah. Dua wakil merah putih, Ruselli Hartawan dan Rusydina Antardayu Riodingin, lolos dari jeratan babak kualifikasi  yang dilaksanakan di di Stadium Perpaduan, Kuching, Sarawak, Selasa, waktu setempat (13/1).
 Ruselli, yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung, harus berjuang tiga game dalam dua kali penampilan. Di babak pertama, dia menundukkan Lim Chiew Sien (Malaysia) 17-21,21-12, 21-18. Tiket ke babak elite digenggam usai melibas Liang Xiaoyu (Singapura) 6-21, 22-20, 21-15.
 Sementara Antardayu dalam penampilan perdanya dipaksa kerja keras sebelum menyingkirkan Chochuwong Pornpawee (Thailand) 22-20, 9-21,21-14. Di babak penentuan, dia menghentikan ambisi Lim Peiy (Malaysia) 21-15, 21-13.
 Di babak utama, Ruselli berhadapan dengan sesama pebulu tangkis Indonesia Millicent Wiranto. Dalam turnamen yang masuk kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), keduanya belum pernah bertemu.
 Namun, dari ranking dunia yang dimiliki, Millicent lebih unggul. Perempuan yang sekarang ditempa di klub Malaysia tersebut ada di posisi 65 sedang Ruselli di ranking 119.
 Antardayu untuk bisa lolos ke babak kedua harus bisa mengalahkan Kim Hyo-min. Meski, secara ranking, dia kalah. Antardayu di posisi 106 dan lawannya di 79.
 Pada babak utama tunggal putri ini, wakil Indonesia juga terdapat Maria Febe Kusumastuti, Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini,dan Bellaetrix Manuputty.
 Sejak dilaksanakan 2009, Indonesia belum pernah menjadi juara di nomor tunggal putri. Tahun lalu, posisi terhormat jatuh ke tangan Yao Xue dari Tiongkok. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama Malaysia Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Alamsyah Yunus,Ihsan Maulana Mustofa, Fikri Ihsandi,Dionysius Hayom Rumbaka, Reksy Aureza,Thomi Azizan,Nathaniel Ernestan, Anthony Ginting, Alvindo Saputra,Andre Kurniawan Tedjono,Jonatan Christie,Andre Marteen, Sony Dwi Kuncoro,Evert Sukamta

Tunggal putri:Maria Febe Kusumastuti, Ruselli Hartawan, Millicent Wiranto,Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini, Bellaetrix Manuputty, Rusydina Antardayu Riodingin

Ganda putra:Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf,Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan,Fran Kurniawan/Alfiat Yuris,Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto,Angga Pratama/Ricky Karanda

Ganda putri: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Dian Fitriani/Nadya Melati,Keshya Nurvita/Devi Tika,Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi,Apriani/Jauziah Sugiarto,Gebby Ristiani/Tiara Rosalia,Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa, Komala Dewi/Jenna Gozali,Greysia Polii/Nitya Krishinda

Ganda campuran: Didit Juang/Keshya Nurvita,Alfiat Yuris Wirawan/Vita Marissa,Markis Kido/Pia Zebadiah,Fran Kurniawan/Komala Dewi,Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja,Hendra Aprida Gunawan/Nadya Melati,Agripinna Prima/Rizki Amelia,Ronald Alexander/Melati Daeva,Alfian Eko/Annisa Saufika,Praveen Jordan/Debby Susanto

Saling Jegal sebelum Gabung Musica

KAWAN: Vladimir Ivanov (foto: rediff.com)

TAHUN lalu, Vladimir Ivanov dan Lee Hyun-il berjuang bersama membawa Musica Champions juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI). Keduanya mampu menyumbangkan kemenangan setelah Musica sempat ketinggalan 0-2 dari Jaya Raya Jakarta dalam pertandingan final nomor beregu putra yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 13 Februari 2014.
 Ivanov, yang berasal dari Rusia, mendonasikan satu poin dari nomor ganda. Berpasangan dengan pebulu tangkis Indonesia Hardianto, mereka pasangan Jaya Raya yang sama-sama pernah ditempa di Pelatnas Cipayung Bona Septano/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi dengan rubber game 21-13,14-21, 21-17.
 Ini membuat kedudukan menjadi imbang 2-2. Musica Champions sempat tertinggal 0-2. Tunggal putra andalannya Alamsyah Yunus menyerah kepada bintang Jaya Raya asal Jepang 16-21, 16-21. Setelah itu,pasangan Rian Agung Saputro/Wahyu Nayaka menyerah kepada  juara Olimpiade Beijing 2008 Hendra Setiawan/Markis Kido 11-21, 21-18, 17-21.
 Asa Musica kembali hidup berkat kemenangan Simon Santoso atas Nguyen Tien Minh dengan dua game langsung 16-21, 18-21 dan membuat skor 1-2 bagi Jaya Raya. Nah, berkat Ivanov, tim asal Kudus itu pun membuat imbang 2-2. Nah, Lee Hyun-il menjadi bintang kemenangan bagi Musica. Lelaki asal Korea Selatan tersebut memetik kemenangan 21-10, 21-13 atas Wisnu Yuli Prasetyo.
 Rencananya, tahun ini, Ivanov dan Hyun-il akan kembali berkostum Musica Champions. Namun, sebelum bergabung dalam satu tim, mereka harus saling mengalahkan dalam pertandingan babak pertama Malaysia Grand Prix Gold 2015 yang dilaksanakan di Stadium Perpaduan Kuching,Kuching, Sarawak, pada Rabu (14/1).
 Secara peringkat, Hyun-il masih unggul. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF, lelaki yang pernah menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut ada di posisi 51. Sementara, Ivanov di ranking 63. (*)

Gagal Boyong Titel Pertama


ANGGA Pratama/Ricky Karanda Suwardi gagal menjadi pembuka gelar bagi Indonesia di 2015. Pasangan anyar Pelatnas Cipayung tersebut takluk rubber game 14-21,21-13, 14-21 kepada Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan) dalam pertandingan final ganda putra Thailand International Challenge  2015 yang dilaksanakan di Bangkok pada Minggu (11/1).
 Sebenarnya, di atas kertas, Angga/Ricky bisa memenangkan pertandingan. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, mereka diunggulkan di posisi keempat.
 Ini dikarenakan dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Angga/Ricky ada di posisi 147. Sementara, ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, masih di 300. Sayang, ketika di atas lapangan, pasangan merah putih tersebut kalah kompak.
 Indonesia sendiri hanya meloloskan Angga/Ricky di babak pemungkas. Pasangan tersebut merupakan pasangan yang baru turun dalam tiga turnamen.
 Sebelumnya, Angga berpasangan dengan Rian Agung Saputro dan Ricky dengan Berry Anggriawan.  Keduanya dipisah setelah prestasinya kurang moncer selama 2014.  Meski, secara peringkat, kedua pasangan belum terlalu jeblok. Angga/Rian masih ada di posisi 14 dan Ricky/Berry di tangga 27. (*)

Hasil Thailand  International Challenge 2015
Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korea Selatan x1) v Suppanyu Avihingsanon (Thailand x2) 21-13, 21-10

Tunggal putri: Supanida Katethong (Thailand) v Kim Hyon-min (Korea Selatan x3) 21-16, 21-16

Ganda putra: Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan) v Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia) 21-14, 13-21,21-14

Ganda putri:Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand x1) v Chae Yoo-jung/Kim Ji-won (Korea Selatan) 21-17, 21-19

Ganda campuran:Sol Kyu-choi/Chae Yoo-jung (Korea Selatan x3) v Tan Chee Tean/Lai Shevon  Jemie (Malaysia) 18-21, 21-19,21-12

X=unggulan

Singa Tua Bawa Muar Pimpin Klasemen

GARANG: Lee Hyun-il (foto:badzine)

MUAR City memimpin sementara Purple League 2014-2015.Mereka mempunyai  selisih game menang-kalah 64 dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 Dalam pertandingan Minggu (11/1), Muar mampu mengalahkan Klang United dengan 222-180. Dalam enam partai yang digelar, Muar hanya kehilangan satu partai di tunggal putra pertama.
 Sebenarnya, Muar juga tak diperkuat pebulu tangkis dengan label bintang. Praktis hanya Tai Tzu Ying asal Taiwan yang berada di papan atas jajaran pebulu tangkis dunia.
 Saat ini, dia duduk di posisi ketujuh  nomor tunggal putri.Penampilan perempuan 20 tahun itu memang tengah moncer.
 Tzu Ying mampu menjadi juara dalam dua turnamen terakhir, Hongkong Super Series 2014 dan Super Series Finals 2014.
 Di Hongkong, Tzu Ying menghentikan langkah Nozomi Okuhara dari Jepang dengan 21-19, 21-11. Sementara di Super Series Finals yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emiret Arab (UEA), dia melibas Sing Ji-hyun (Korea Selatan) 21-17, 21-12.
 Satu nama pebulu tangkis asing lainnya adalah Ronald Susilo. Secara usia, lelaki kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini sudah tak muda lagi. Dia bakal berusia 35 tahun ini.
 Meski sudah gaek, tapi di atas lapangan, Ronald tetap disegani. Sebelum isirahat lama karena cedera, pebulu tangkis yang berbendera Singapura sejak 2004 tersebut duduk di jajaran papan atas.
 Hanya, posisi Muar belum 100 persen. Dengan masih banyak menyisakan pertandingan, posisinya pun rawan gusur. Petaling Jaya dan Puchong United pun siap melakukan kudeta.
 Sementara, Purple League break hingga 21 Januari. Ini disebabkan di negeri jiran bakal berlangsung Malaysia Grand Prix Gold 2015 di Kuching, Sabah, pada 13-18 Januari. (*)

Klasemen Sementara Purple League
  Tim SG
1.Muar City   64
2.Petaling Jaya 46
3.Puchong United 46
4.Kepong         36
5.Petaling         14
6.Ampang Jaya 11
7.Cheras           3
8.Klang United -20
9.Nusajaya -40
10.Serdang -40
11.Kajang -55
12.Bangsar Hawks -65

SG=selisih game menang-kalah

Berburu Gelar Turnamen Pembuka

KEJAR:Angga Pratama/Ricky Karanda (foto;PBSI)

INDONESIA masih punya meraih gelar perdana 2015. Ini setelah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menembus babak final Thailand International Challenge.
 Tiket ke babak pemungkas digapai pasangan unggulan keempat turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut setelah mengalahkan Tan Wee Gieen/Teo Ee Yi dari Singapura dengan dua game yang ketat 26-24, 21-19 pada babak semifinal di Bangkok pada Sabtu waktu setempat (10/1). Pada babak final yang dilaksanakan Minggu (11/1), ganda Pelatnas Cipayung itu akan menjajal ketangguhan pasangan Korea Selatan Chan-Jun-bong/Kim Duck-young yang di babak empat besar menghentikan ambisi ganda tuan rumah Cholprasertsuk Krritti/Tovannakasem Samatcha dengan straight game 21-12, 21-15.
 Bagi Angga/Ricky, lolos ke babak final merupakan kali kedua. Sebelumnya,pasangan yang baru tampil dalam tiga turnamen tersebut menembus babak puncak Makau Grand Prix Gold 2014 pada November lalu.  Tapi, langkahnya di hentikan unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart 19-21, 20-22.
 Angga/Ricky kali pertama tampil dalam Hongkong Super Series 2014 atau sepekan sebelum Makau Grand Prix Gold.  Mereka langsung tersingkir di pertandingan perdana usai dilibas pasangan nomor satu dunia asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan 20-22, 23-25.
 Meski baru tampil di tiga turnamen, namun ranking Angga/Ricky sudah ada 147. Melihat trennya, kans menjadi juara sangat terbuka.
 Angga sempat mencuat saat berpasangan dengan Rian Agung Saputro. Mereka sempat menembus 10 besar dunia. Bahkan, kini, Angga/Rian masih ada di posisi 14.
 Mereka dipisahkan setelah kegagalan mengiringi selama 2014. Ricky sebelumnya berpasangan dengan Berry Anggriawan yang kini ditandemkan dengan Rian. (*)

Liliyana Ikut Panaskan Purple League

HADIR:Liliyana Natsir (foto: PBSI)

PEBULU tangkis papan atas yang berlaga di Purple League  bertambah. Dalam transfer window di jeda kompetisi bulu tangkis Malaysia itu kini ada nama Liliyana Natsir.
 Dia membela klub Kajang. Liliyana pun sudah turun saat timnya kalah melawan Petaling dalam pertandingan yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat (10/1). Meski kalah 173-202, dia tetap mampu menyumbangkan kemenangan.
 Turun di nomor spesialisnya, ganda campuran, perempuan asal Sulawesi Utara tersebut berpasangan dengan Songphon Anugritayawon dari Thailand.Mereka mengalahkan ganda Petaling yang berasal dari Indonesia Ardiansyah/Tike Arieda Ningrum11-9,11-8, 10-11,11-9.
 Sayang, rekan Liliyana yang juga berasal dari Indonesia Hendra Setiawan/Afiat Yuris Wirawan. Mereka menyerah 7-11, 11-6, 10-11, 9-11 kepada Goh V Shem/Iskandar Zulkarnain.
 Sebelum Liliyana, para jago tepok bulu tangkis Indonesia sudah membela klub negeri jiran sejak November atau dimulainya Purple League. Perempuan yang juga akrab disapa Butet tersebut merupakan pebulu tangkis spesialis ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia.Bersama Tontowi Ahmad, mereka mampu menjadi juara dunia pada 2013.
 Kekalahan atas Petaling membuat mereka terpaku di posisi ke-11 atau dua dari bawah. Juru kunci ditinggali oleh Bangsar Hawks. (*)

Sinyo Tetap Kompak dengan Pia

MUKA BARU: Lee Yong-dae (foto:victor.com)

MARKUS ‘’Sinyo’’ Fernaldi boleh berpisah dengan Markis Kido. Namun, itu tak membuat duetnya dengan adik Kido, Pia Zebadiah, tak kompak.
 Buktinya, pasangan yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut mampu menyumbangkan kemenangan bagi Cheras dalam lanjutan pertandingan Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan Purple League pada Rabu waktu setempat (7/1).
 Sinyo/Pia menundukkan Tan Kian Meng/Sannatash Saniru yang membela Serdang dengan 11-4, 9-11, 11-8, 11-10. Donasi ini menjadi elemen penting kemenangan 229-163 Cheras.
 Bahkan, Cheras mampu menyapu bersih kemenangan dari enam partai yang digelar. Salah satu kemenangan Cheras juga lahir dari pebulu tangkis asal Indonesia Febby Angguni.  Turun di nomor spesialisnya, tunggal putri, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menang mudah 11-3, 11-5, 11-5 atas Goh Jin Wei.
 Hanya, kemenangan atas Serdang belum melambungkan posisi Cheras. Pia dkk masih tertahan di posisi ketujuh dari 12 peserta.
 Mulai akhir Desember lalu, Sinyo sudah tak berpasangan dengan Kido. Dia sempat berpartner dengan Kaizar Bobby Alexander dalam turnamen di Turki. Sedangkan Kido lebih memilik rekan satu klubnya di Jaya Raya, Agripinna Prima Rahmato. Namun, mulai awal 2015, Sinyo kembali dipanggil berlatih di Pelatnas Cipayung. Hanya, dia belum ditentukan pasangannya.
 Sebelumnya, di ganda campuran, Sinyo berpasangan dengan Rizky Amelia Pradipta, yang menjadi tandem Pia di ganda putri. (*)


Chong Wei Out, Yong-dae Gabung


LEE Yong-dae bakal turun di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Pebulu tangkis spesialis ganda tersebut siap mengayunkan raket dalam event yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada 25 Januari-1 Februari tersebut.
 Tentu, ini menjadi pengobat kecewa bagi public bulu tangkis Indonesia. Alasannya, tahun lalu, sebenarnya, Yong-dae sudah ikut ambil bagian ketika hajatan tersebut dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya.
 Sayang, ketika itu, dia gagal turun. Penyebabnya, Yong-dae masih terkena sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena menolak menjalani tes doping.
 Tapi, belum disebutkan klub mana yang akan dibela Yong-dae. Bisa jadi, Jaya Raya Jakarta ataupun Musica Champion Kudus akan membayar mahalnya.
 Hanya, SBI kali ini kehilangan bintangnya yang lain, Lee Chong-Wei. Lelaki asal Malaysia tersebut dipastikan absen karena dia masih menjalani saksi dari BWF.Bedanya dengan Yong-dae, Chong Wei bukan menolak tes doping tapi terbukti memakai doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark. Pada 2014, lelaki bergelar Datuk tersebut sukses mengantarkan Musica menjadi juara. (*)

Daftar legiun asing di SBI 2015.
Pemain Asing :
Jepang: Reika Kakiiwa, Miyuki Maeda, Hirokatsu Hashimoto , Noriyasu Hirata

Korea Selatan: Lee Yong-dae , Lee Hyun-il, Son Wan-ho, Sung Ji-hyun

Thailand: Tanongsak Saensomboonsuk, Ratchanok Intanon, Busanan Ongbumrungpan

Taiwan: Chou Tien Chen

Rusia: Vladimir Ivanov

Main Perdana, Tago Dongkrak Petaling

SAPU BERSIH: Petaling usai mengalahkan Bangsar Hawks

KENICHI Tago memberikan suntikan semangat bagi klub, Petaling. Buktinya, kali pertama hadir, pebulu tangkis asal Jepang tersebut mampu membawa  Petaling menang telak 233-169 atas Bangsar Hawks dalam pertandingan lajutkan Liga Bulu Tangkis Malaysia yang akrab disebut Purple League pada Selasa waktu setempat (6/1).
 Tago turun sebagai tunggal putra kedua. Dia tak mengalami kesulitan untuk mengalahkan wakil Bangsar Hawks yang juga pebulu tangkis nasional Malaysia Zuladli Zulkifli dengan 11-9, 11-8, 11-1.
 Petaling pun mampu memenangkan enam partai yang dipertandingkan. Tago baru turun karena lelaki yang kini masuk posisi lima besar dunia tersebut bergabung usai jeda kompetisi. Apalagi, awal Januari ini tidak ada turnamen besar yang diikuti.
 Salah satu sumbangan kemenangan Petaling juga didonasikan oleh pebulu tangkis Indonesia. Pasangan ganda campuran Ardiansyah/Tike Arieda Ningrum mempermalukan ganda top Singapura yang membela Bangsar Hawks Danny Bawa Chrisnanta/Vanessa Neo 11-10,11-8, 6-11, 11-7.
 Namun kehadiran Tago juga membuat pebulu tangkis merah putih lainnya, Rizky Hidayat, tak bisa turun. Dia terbentur regulasi.
 ‘’Hanya dua partai yang boleh menurunkan pebulu tangkis asing. Adanya Tago dan pasangan Ardiansyah/Tike membuat saya tak bisa turun,’’ ungkap Rizky.
 Namun, dia mengaku dengan lapang dada menerima. Alasannya, semua tergantung strategi dan kebutuhan tim.
 Kemenangan atas Bangsar Hawks juga menaikan posisi Petaling ke ranking keenam dalam kompetisi bulu tangkis yang diikuti oleh 12 tim itu. Sebaliknya, pil pahit atas Petaling membenamkan Bangsar ke posisi juru kunci. (*)

Sony Bela Jaya Raya Jakarta

LEBIH CEPAT: Sony Dwi Kuncoro
TJAKRINDO Masters punya pebulu tangkis dengan nama-nama besar. Sayang, dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015, klub asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut memutuskan absen.
 Imbasnya, para atletnya pun membela klub lain dalam ajang yang dilaksanakan di Bali pada 25Januari-1Februari tersebut. Salah satunya Sony Dwi Kuncoro.
 Namun, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut bukan membela klub yang pernah membesarkan namanya, Wima Surabaya dan Suryanaga Surabaya.
 ‘’Saya membela Jaya Raya Jakarta. Mereka terlebih dahulu menghubungi saya,’’ ungkap Sony kepada smashyes.
 Sebenarnya, tambah dia, pihak Suryanaga juga mengkontaknya. Sayang, klub yang dipimpin oleh mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto tersebut kalah cepat dengan Jaya Raya.
 ‘’Jadi, saya nggak bisa membela Suryanaga,’’ tambah bapak dua putri ini.
 Sony sendiri pernah membela Suryanaya. Bahkan, klub tersebut pernah dibawanya menjadi juara pada SBI 2007.
 Tahun lalu, Sony juga mampu membawa Musica Champions Kudus naik ke podium terhormat. Sayang, cedera yang masih membekap membuat dia tak bisa turun sekalipun dalam SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya.
 Sony hanya sekali mengayunkan raket. Itu terjadi dalam laga ekshibisi melawan Ariel Noah yang berpasangan dengan salah satu tunggal putra terkuat di dunia, Lee Chong Wei. Sedangkan Sony berpartner dengan pemilik Djarum Victor.
 Tahun 2014 memang menjadi tahun yang kurang bagus buat Sony.Lelaki peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu mengalami cedera yang membuatnya absen lama dari pentas bulu tangkis. Cedera itu pula yang membuatnya harus terpental dari Pelatnas Cipayung yang sudah hampir 12 tahun ditinggalinya. Kini, Sony pun kembali ke kota asalnya, Surabaya. (*)