WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Liga Malaysia Putar Tahun Depan

LOKAL: Liew Daren (foto: badminton)

ADANYA liga bulu tangkis di beberapa negara membuat Malaysia gerah. Negeri jiran tersebut bakal menggelarnya mulai tahun depan atau 2014.
 Adalah  Looi Badminton Academy yang memulai gagasan tersebut. Pada Senin (2/9), manajer klub tersebut Jack Koh mengatakan mereka akan menggelar liga yang dinamani  Purple  League pada tahun depan. Biaya yang dikeluarkan pun lumayan besar 5 juta ringgit Malaysia. Mereka berharap Liga Malaysia menjadi salah satu kompetisi terbaik di atas bumi ini.
 Seperti dikutip dari sebuah media di Malaysia, dengan dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaludin serta mendapat restu dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), liga ini akan direncanakan dengan matang.
 Di antara negara yang jadi kekuatan olahraga tepok bulu, Malaysia menjadi negara yang tak punya liga bulu tangkis. Mereka kalah dengan Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Jetman, dan Denmark.
 Di antara negara-negara tersebut, India yang baru saja menggelar liga. Dengan titel Indian Badminton League (IBL), para pebulu tangkis papan atas dunia ikut serta.
 Sebut saja tunggal putra peringkat teratas dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei, mantan juara dunia tunggal putra asal  Indonesia Taufik Hidayat, dan juga juara tunggal putri All England Super Series Premier 2013 Tine Baun dari Denmark. Total hadiahnya pun cukup menggiurkan USD 1 juta atau lebih Rp 10 miliar.
 Liga di Malaysia nanti bakal diberi nama Purple League. Menurut Jack ada alasan kuat yang mendasari.
‘’Sebenarnya, kami mau memberi nama Premier. Tapi, nama tersebut sudah dipakai di sepak bola,’’ jelas dia.
 Purple atau dalam Bahasa Indonesia berari Unggu, lanjut dia, adalah tingkat tertinggi dalam susunan warna. Dibandingkan liga di negara lain, lanjut Jack, Purple League bakal punya perbedaan.
 ‘’Purple League akan ada dua. Satu untuk pebulu tangkis di atas 19 tahun dan yang satunya di bawah 19. Kami juga mengutamakan peembinaan,’’ ungkap dia.
 Ini akan membuat peserta juga menyiapkan tim junior.  Peserta nanti, lanjut Jack, ditargetkan 18 tim.
 ‘’Format yang akan dipakai adalah home and away dan harus memakai nama negara bagian,’’ paparnya. (*)

RENCANA LIGA BULU TANGKIS MALAYSIA:
Titel: Purple League
Peserta: 18 tim
Level: Senior dan Junior
Format pertandingan: Home and Away
Komposisi pertandingan: Tiga partai tunggal dan 2 partai ganda

Beri Kesempatan Kedua Kien Keat/Boon Heong

TERSENYUM: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: thestar)

KABAR gembira bagi pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) batal memisahkan keduanya.
  Itu setelah BAM menggelar pertemuan dengan dipimpin presidennya Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Arif pada Senin lalu. Nama Kien Keat/Boon Heong ada dalam daftar pasangan yang membela Malaysia dalam berbagai turnamen.
 Ini artinya BAM memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk bisa membuktikan diri. Meskil, sebelumnya, Kien Keatt/Boon Heong diancam diceraikan menyusul hasil buruk dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Malaysia, pada 5-11 Agustus lalu.
 Diunggulkan di posisi kedua, mereka tersingkir dalam babak perempat final. Imbasnya, posisi Kien Keat/Boon Heong di peringkat kedua pun turun dua setrip.
BAM pun sempat mengkombinasikan keduanya dengan pebulu tangkis Malaysia. Mereka berkaca dari keberhasilan Indonesia menduetkan pasangan senior-junior saat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi juara dunia 2013.
 Media Malaysia juga menyebutkan banyak faktor  yang membuat Kien Keat/Boon Heong redup, salah satunya kedisiplinan dan tidak akur dengan pelatih. Padahal, sebelumnya, mereka pernah disegani dalam kurun 2006-2010.
 Pasangan Negeri Jiran ini menjadi juara dalam Asian Games Doha 2006, juara All England 2007, serta finalis Kejuaraan Dunia 2010. (*)

Fran/Bona Tumbangkan Unggulan Pertama

TERSINGKIR: Lee Yong-dae (foto: facebook)

KO Sung-hyun/Lee Yong-dae punya musuh baru dari Indonesia. Bukan hanya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang jadi momok bagi ganda putra asal Korea Selatan tersebut.
 Kini, ada nama Fran Kurniawan/Bona Septano. Itu setelah pasangan anyar pelatnas Cipayung tersebut menang atas Sung-hyun/Yong-dae dengan dua game langsung 21-18, 21-16 dalam pertandingan semifinal Taiwan Grand Prix 2013 yang dilaksanakan di New Taipei City pada Jumat siang waktu setempat (6/9).
 Sebelumnya, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir dengan Ahsan/Hendra. Menariknya, semua terjadi di pertandingan final 2013 yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series 2013.
 Dalam Taiwan Grand Prix 2013, Sung-hyun/Yong-dae diunggulkan di posisi teratas. Sementara Fran/Bona nonunggulan.
 Mereka tak jadi kandidat juara karena masih pasangan baru dan di Taiwan Grand Prix merupakan penampilan perdana bagi Fran/Bona.  (*)

Baru Sekali Sudah Jadi Tumpuan Harapan

BERTAHAN: Fran (kanan) dan Bona

FRAN Kurniawan/Bona Septano baru saja dipasangkan di nomor ganda putra. Sebelumnya, Fran lebih dikenal di nomor di nomor ganda campuran.
 Dia pernah berpasangan dengan Pia Zebadiah dan Shendy Puspa Irawati. Capaiannya pun termasuk bagus. Dengan kedua perempuan tersebut, Fran eksis menembus 10 besar.
 Sedangkan Bona, namanya sempat mencuat ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Keduanya menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham, Inggris.
 Tapi, pada Agustus 2013 lalu, keduanya dipasangkan. Namun, dalam waktu yang singkat tersebut, Fran/Bona sudah jadi tumpuan asa Indonesia dalam Taiwan Grand Prix 2013.
 Mereka menjadi satu-satunya pasangan ganda putra merah putih yang mash bertahan dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut. Itu setelah Fran/Bona menundukkan rekannya sendiri yang diunggulkan di posisi kedelapan Yohannes Rendy Sugiarto/Muhammad Ulinnuha dengan straight game 22-20, 21-11 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan Hsing Chuang Gymnasium, New  Taipei, pada Kamis waktu setempat (5/9).
 Hanya, untuk bisa lolos semifinal butuh perjuangan ektrakeras. Fran/Bona akan menjajal ketangguhan unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun yang pada babak kedua juga menudukkan rekan senegaranya sendiri Jun Bong-chan/Kang Ji-wook dua game langsung 21-13, 21-19.
 Saat ini, Yong-dae/Sung-hyun merupakan pasangan peringkat pertama dunia. Selama 2013, keduanya sudah menjadi juara di dua turnamen yakni Korea Super Series Premier dan Kejuaraan Asia. Posisi kedua digapai dalam Malaysia Super Series, Swiss Grand Prix, India Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. (*)

Semua Tunggal Putri Tersingkir di Babak I

LOYO: Lindaweni (foto: djarum)

TUNGGAL putri Indonesia masih jalan di tempat. Di saat nomor lainnya mulai memberikan harapan, di sektor tersebut malah tetap susah diharapkan.
 Itu bisa dilihat dari kejuaraan Taiwan Grand Prix Gold 2013. Wakil Indonesia sudah langsung bertumbangan dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 200 ribu tersebut.
Bahkan, Lindaweni yang masuk dalam daftar unggulan pun ikut  tersingkir awal. Unggulan ketiga tersebut harus mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Lin Yin Chung dengan tiga game 21-17,18-21, 17-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Hsing Chuang Gymnasium, New Taipe, pada Rabu waktu setempat (4/9).
 Padahal, dari segi peringkat, Linda, sapaan karib Lindaweni, jauh lebih unggul. Pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut duduk di posisi 12 sementara lawannya di 152. Bahkan, Linda pernah mengalahkan Yin Chung dengan dua game langsung 21-19, 21-14 dalam Makau Grand Prix Gold 2012.
 Hasil buruk juga dipetik Adrianti Firdasari. Mantan tunggal putri terbaik Indonesia itu kalah mudah dua game 16-21, 12-21 oleh pebulu tangkis Thailand yang juga unggulan kesembilan Busanan Ongbumrungpan. Ini menjadi kekalahan perdana bagi Firda, sapaan karib Adrianti Firdasari, oleh Busanan.
 Hanya, dengan pengalaman yang lebih banyak, dia seharusnya bisa lebih memberikan perlawanan. Kekalahan ini juga bisa menjadi pembuka pintu yang lebar baginya untuk segera meninggalkan pelatnas Cipayung.
 Ini disebabkan dia sudah tak pernah memberikan prestasi dalam dua tahun terakhir.  Apalagi, dari tujuh kali turnamen yang diikutinya selama 2013, Firda langsung tersingkir pada babak pertama. Hanya, di Malaysia Super Series, dia bisa lolos babak kedua.
 Sementara  itu, Bellaetrix Manuputty juga mengikuti jejak Linda dan Firda. Hanya, dia masih memberikan perlawanan atas unggulan kedua Tai Tzu Ying asal Taiwan dengan kalah tiga game 21-15,17-21, 13-21.
 Ini membuat skor pertemuan Bella, sapaan karib Bellaetrix, dengan Tai Tzu Ying kalah 1-2. Sebelumnya, dia menang di Indonesia Grand Prix Gold 2011 dan kalah di Vietnam Grand Prix pada tahun yang sama. (*)

Saina Tengah On Fire

Saina Nehwal (foto: twitter)
SAINA Nehwal tengah percaya diri. Dia baru saja mengantarkam timnya, Hyderabad Hotshots, menjadi juara Indian Badminton League (IBL) 2013.
 Dalam turnamen berhadiah total USD 1 juta atau Rp 10 miliar lebih tersebut, dia tak terkalahkan. Para pebulu tangkis tunggal putri dunia pun dibuatnya tak berdaya. Termasuk dua jagoan Eropa, Juliane Schenk asal Jerman dan Tine Baun dari Denmark.
 Hasil itulah yang dibawanya dalam Jepang Super Series 2013. Saina layak masuk dalam kandidat  juara.
 Tentu ini  bakal menjadi ancaman bagi para lawan-lawannya. Termasuk juga buat Lindaweni Fanetri.
 Linda, sapaan karib Lindaweni, akan langsung menantang Sania pada pertandingan pertama. Dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut, Sania menempati unggulan ketiga sementara Linda nonseeded. 
 Hanya, Linda seharusnya tak perlu keder. Dalam dua kali pertemuan, dua pebulu tangkis berbagi skor imbang 1-1.
 Bahkan, dalam pertemuan terakhir di Singapura Super Series 2013, Linda mampu mempermalukan Sania dengan rubber game 17-21, 21-13, 21-13. Ini membalas kekalahan yang dialaminya pekan sebelumnya di Indonesia Super Series 17-21, 29-27, 13-21. Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu tangkis Dunia), Linda duduk di posisi ke-12 sementara Sania di posisi keempat.
 Tugas tak kalah berat juga akan dilakoni Aprilia Yuswandari. Gadis asal PB Semen Gresik ini akan menjajal ketangguhan juara dunia Ratchanok Inthanon asal Thailand. Ratchanok menempati unggulan kedua. 
 Dari rekor pertemuan, Ratchanok unggul 2-1. Kali terakhir, keduanya bertemu dan Ratchanok menang 21-16, 21-17 di Prancis Super Series 2012. (*)

Tommy-Hayom Terancam Pulang Awal

Tommy Sugiarto (foto: twittter)
UNDIAN kurang bersahabat bagai pebulu tangkis tunggal Indonesia dalam Jepang Super Series 2013. Mereka bertemu dengan lawan tangguh dalam event yang dilaksanakan di Tokyo pada 17-22 September tersebut.
 Di sektor putra, Tommy Sugiarto akan dijajal Tangsak Saensomboonsuk. Meski diunggulkan di posisi keenam bukan tugas mudah baginya untuk bisa melaju ke babak kedua dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut.
 Itu dikarenakan dalam dua kali pertemuan, Tommy dan Tanongsak saling mengalahkan. Bahkan, dalam pertemuan terakhir pada All England Super Series 2013, Tommy kalah dua game langsung 17-21, 11-21. Sedangkan kemenangan digapainya pada 2011 dalam Taiwan Grand Prix 2011.
 Rekan Tommy di tunggal putra Dionysius Hayom Rumbaka juga butuh perjuangan ekstrakeras untuk tak langsung angkat koper pada laga perdana. Dia akan menghadapi pebulu tangkis tangguh asal Jerman Marc Zwiebler. Dalam dua kali pertemuan, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, tak pernah menang.
 Lelaki asal klub Djarum tersebut kalah di Bitburger Terbuka 2008 dengan 9-21 18-21 dan di Denmark Super Series 2012 dengan rubber game 14-21, 21-16, 8-21.  Dari segi peringkat, Hayom kalah jauh. Dia di posisi ke-26 sementara lawannya 15 setrip di atas.
 Kalau pun menang, Hayom juga tak boleh bersantai. Besar kemungkinan, anggota tim Piala Sudirman Indonesia 2013 tersebut menghadapi unggulan ketujuh asal Jepang Kenichi Tago.
 Selama ini, keduanya memang tak pernah bertemu. Namun, peringkaty Tago jauh lebih bagus yakni tujuh.
 Dalam Jepang Super Series ini, undian lebih ringan dilakoni Sony Dwi Kuncoro. Lelaki 29 tahun ini ‘’hanya’’ menghadapi R.M.V Gurusaidutt dari India. Peringkatnya di posisi 13 lebih bagus tujuh tangga dari lawannya.
 Hanya, kondisi Sony masih banyak diragukan. Cederanya yang sempat membekap membuat penampilannya belum kembali ke peakperformance. Imbasnya, peringkatnya pun lambat laun turun.  Sedang Gurusaidutt tengah memperoleh banyak pengalaman berharga setelah tampil dalam Indian Badminton League 2013 yang diikuti para pebulu tangkis papan atas dunia. (*)

Sempatkan Dulu Jenguk Anak-Istri

KENANGAN MANIS: Kido/Hendra di Olimpiade 2008

MARKIS Kido sukses membawa Awadhe Warriors ke final Indian Badminton League (IBL) 2013. Sayang, di final, tim yang dibelanya dalam event berhadiah total USD 1 juta tersebut kalah oleh Hyderabad Hotshots.
 Namun, Kido, sapaan karib Markis Kido, tak punya waktu istirahat lama. Dia bakal berlaga dalam Tiongkok Masters 2013 yang dilaksanakan 10-15 September di Changzhou.
 ‘’Tapi, saya balik ke Indonesia dulu. Kangen sama anak dan istri,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Ya, selama hampir dua minggu, dia meninggalkan istri, Richa Sari Pawestri, dan sang buah hati, Queensha Olympia Richado. Apalagi, sebelumnya, Kido juga tak sempat merayakan Lebaran karena harus tampil pada Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
 ‘’Waktu yang ada juga akan saya gunakan untuk berlatih bersama Markus Fernaldi. Biar bisa kompak di Tiongkok Masters,’’ tegas lelaki berusia 29 tahun tersebut.
 Ya, penampilannya di Negeri Panda, julukan Tiongkok, nanti merupakan debut bagi Kido/Markus. Kali terakhir, pasangan Kido adalah Alvent Yulianto dan tampil dalam Kejuaraan Dunia 2013. Sementara, Markus sebelumnnya berpasangan dengan Andrei Adistia dan tampil di Singapura Super Series.
 Dalam Tiongkos Masters 2013, Kido/Markus menjadi satu-satunya pasangan Indonesia. Pelatnas tak mengirim ke kejuaraan yang berhadiah total USD 250 ribu dengan alasan kurang siap. Selain itu, Tiongkok juga dikenal punya banyak jagoan nomor ganda.
‘’Kenapa harus takut. Jagoan masak sama jagoan,’’ ucap Kido.
 Bagi Kido sendiri, Tiongkok seperti rumah sendiri. Dia punya banyak kenangan manis di negeri terpadat di dunia tersebut.
 Bahkan, emas olimpiade pun disabetnya pada 2008 di Beijing, ibu kota Tiongkok. Ketika itu, mereka berpasangan dengan Hendra Setiawan. Lawan yang dikalahkannya pun andalan tuan rumah, Cai Yun/Fu Haifeng. (*)

Boonsak Ponsana Raih Gelar Ke-11

Boonsak Ponsana (foto:zimbio)

DOMINASI Boonsak Ponsana masih belum tergoyahkan di Thailand. Pebulu tangkis berusia 31 tahun tersebut mampu menjadi juara nasional di Negeri Gajah Putih,julukan Thailand.
 Itu setelah Boonsak mampu mengalahkan Sitthikom Thammasin 21-16, 21-12  dalam pertandingan yang hanya memakan waktu 52 menit pada Minggu waktu setempat (1/9). Gelar ini merupakan yang ke-11 bagi Boonsak yang dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 29 Agustus ada di posisi keempat tersebut.
 Sementara bagi Sitthikom, kegagalan ini mengulangi perjalanan karirnya tahun lalu. Pada 2012, dia harus mengakui ketangguhan Pisit Poodchalat. Kemampuan Sitthikom tak bisa dipandang enteng.
 Saat ini, dia duduk di peringkat pertama dunia di level junior. Pada tahun ini, dia juga mampu menembus semifinal Kejuaraan Junior Asia dan juara di Thailand Internasional Series.
 Sementara, di nomor tunggal putri, posisi terhormat jatuh ke tangan Busanan  Ongbumrungpan. Dalam laga puncak, perempuan berusia 17 tahun tersebut menghentikan perlawanan Nichaon Jindapon dua game langsung 21-16, 21-17. Bagi Nichaon, ini merupakan kegagalan tiga kali beruntun.
 Tahun lalu, perempuan yang kini duduk di posisi ke-16 dunia tersebut kalah oleh Ratchanok Inthanon. Ratchanok sendiri tahun ini mengukir prestasi gemilang dengan menjadi juara dunia. (*)
 

Sehat tapi Tetap Tak Diberangkatkan



Sony Dwi Kuncoro  dan Ditya Amanta Kuncoro (foto: yonex)
NAMA Sony Dwi Kuncoro tak ada di Tiongkok Masters 2013. Posisinya di tunggal putra ditempati oleh Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Padahal, saat ini, Sony masih termasuk tunggal putra terbaik di Indonesia. Memang, dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru atau per 29 Agustus 2013, dia kalah oleh Tommy.
 Putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang pernah dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut berada di posisi keenam. Sementara, Sony tergelincir ke posisi tiga belas. Sebelumnya, Sony selalu berada di posisi 10 besar dunia.
 Ada apa dengan Sony? ‘’Gak ada apa-apa. Kondisi saya pun sehat tak lagi cedera,’’ terangnya kepada smashyes.
 Dia menambahkan, pada September ini, dia tetap akan turun di turnamen super series seperti halnya Tiongkok Masters yang dilaksanakan 10-15 September. Arek Suroboyo tersebut akan unjuk kemampuan dalam Jepang Super Series yang digelar 17-22 September atau sepekan setelah Tiongkok Masters.
 Begitu juga dengan Indonesia Grand Prix Gold 2013. Sebagai juara bertahan, Sony akan berjuang dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Jogjakarta pada 24-29 September.
 ‘’Semoga bisa tampil baik dan memberikan hasil yang terbaik,’’ tandas Sony. (*)

FINAL INDONESIA GRAND PRIX GOLD 2012
TUNGGAL PUTRA:Sony Dwi Kuncoro (Indonesia x5) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x4)  21-11, 21-11

TUNGGAL PUTRI: Li Han (Tiongkok x2) v Yeni Asmarani (Indonesia) 21-12, 21-10

GANDA PUTRA: Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x3) v Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x4) 21-13, 21-9

GANDA PUTRI: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Eom Hye-won/Jang Ye-na (Korsel x2) 21-12,12-21, 21-13

GANDA CAMPURAN:Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) v M. Rijal/Debby Susanto (Indonesia x2) 21-19, 21-

Tunggal Putra India Siap Beri Kejutan

POTENSI: K. Srikanth (foto: indiaexpress)

INDIA bakal jadi kekuatan baru di bulu tangkis di tunggal. Itu setelah para atletnya memperoleh pengalaman berharga dari Indian Badminton League (IBL) 2013 yang berakhir pada Sabtu waktu setempat (31/8) atau Minggu dini hari WIB (1/9).
  Bahkan,jumlahnya pun banyak dan usianya pun masih kisaran awal 20 tahunan. Peringkat mereka ada di kisasaran 60 besar dunia. Sebut saja P. Kashyap (peringkat 14), R.M.V. Gurusaidutt (20), Ajay Jayaram (24), Sourabh Varma (36), B. Sai Praneeth (37), K. Srikanth (38), Anand Pawar (39), dan H.S. Prannoy (56).
 “Selama IBL, saya melihat banyak pebulu tangkis berbakat di India. Jumlahnya ada delapan,’’ kata pelatih tunggal Malaysia Rashid Sidek seperti dikutip situs media Malaysia.
 Rashid sendiri dalam event yang menyediakan hadiah total USD 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar tersebut melatih klub Krissh Delhi Smashers.
Di antara tunggal putra harapan India, Rashid memuji penampilan impresif Srikanth. Dia dianggapnya punya masa depan yang cerah dibandingkan yang lain.
 ‘’Saat menghadapi Lee Chong Wei (tunggal putra nomor satu dunia asal Malaysia yang berlaga di IBL membela Mumbai Masters), dia mampu mencuri satu game,’’ ungkap Rashid.
Begitu juga, lanjut dia, dalam pertandingan final. Pebulu tangkis yang membela Awadhe Warriors tersebut juga memetik kemenangan atas andalan Hyderabad Hotshots dari Thailand Tanongsak Saemboonsuk 21-12, 21-10. Kemenangan ini juga menjadi satu-satunya poin bagi Awadhe di laga final yang dimenangkan Hyderabad Warriors dengan 3-1 tersebut.
Atas kemenangan itu, Hyderabad Hotshots berhak memperoleh hadiah USD 495 ribu dan Awadhe Warriors yang duduk di posisi kedua memperoleh USD 266 ribu.
 Rashid percaya bahwa   bahwa setelah IBL, peringkat tunggal putra India akan mengalami lonjakan. Begitu juga bakal banyak lahir pebulu tangkis tunggal putra.
‘’IBL bakal berkembang dan bakal banyak sponsor yang datang pada tahun depan.Pesertanya pun bisa bukan lagi enam lagi tapi lebih dan jumlah hadiahnya pun akan ikut meningkat. Ini bagus buat bulu tangkis,’’ jelas lelaki yang lahir dari keluarga bulu tangkis tersebut. (*)



Kembali setelah 12 Tahun Absen

KAPTEN: Lin Dan bakal berlaga di Belanda
LIN DAN tengah mencari kado ulang tahun. Sasarannya adalah juara tunggal putra Belanda Grand Prix yang dilaksanakan di Almera pada 8-13 Oktober mendatang. Super Dan, julukan Lin Dan, lahir sehari setelah laga final atau 14 Oktober.
 Dari situs badzine.net, pebulu tangkis yang tahun ini berusia 30 tahun tersebut bakal berlaga  di Negeri Kincir Angin, julukan Belanda. Bahkan, Lin Dan dipercaya memimpin rekan-rekannya pada turnamen yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut. 
 Penampilannya di Belanda ini merupakan yang kedua. Kali pertama, Lin Dan tampil di Belanda pada 12 tahun lalu atau saat usianya masih 18 tahun.  
 Penampilannya nanti juga menjadi yang ketiga selama 2013. Setelah sebelumnya, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut unjuk kebolehan di Kejuaraan Asia pada April dan Kejuaraan Dunia pada Agustus lalu.
 Dalam Kejuaraan Asia yang dilaksakan di Taiwan, Lin Dan mengundurkan diri di babak perempat final. Sedangkan pada Kejuaraan Dunia di kandang sendiri, dia sukses menjadi pemenang. 
 Lama absen ini membuat peringkat sempat turun drastis. Namun, sukses dalam Kejuarana Dunia membuat  Lin Dan kembali ke 100 besar. Bahkan, tak menutup kemungkian comeback ke 10 besar dan puncaknya ke poisis pertama. Tahun lalu, wakil Indonesia menjadi juara Belanda Grand Prix melalui pasangan ganda putra Markis Kido/Alvent Yulianto. (*)

JUARA BELANDA GRAND PRIX 2012
TUNGGAL PUTRA: Eric Pang (Belanda)
TUNGGAL PUTRI: Kristina Gavnholt (Rep Ceko)
GANDA PUTRA: Markis Kido/Alvent Yulianto (Indonesia)
GANDA PUTRI: Selena Piek/Iris Tabeling (Belanda)
GANDA CAMPURAN: Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)

Saina Bawa Hyderabad Hotshots Juara IBL 2013

PERKASA: Saina Nehwal dapat ucapan dari fans (foto: in.com)

SAINA Nehwal bersinar di kandang. Pebulu tangkis putri tersebut sukses membawa timnya, Hyderabad Hotshots, menjadi juara Indian Badminton League (IBL) 2013.
  Dalam final yang dilaksanakan di Mumbai pada Sabtu malam waktu setempat (31/8) atau Minggu pagi WIB (1/9), Saina menundukkan pebulu tangkis masa depan India P.V. Sindhu dengan dua game langsung 21-15 21-7. Ini membuat Hyderabad Hotshots mampu menyamakan kedudukan setelah dalam partai pertama yang mempertandingkan nomor  tunggal putra , andalan Hyderabad Hotshots dari Thailand  Tanongsak Saensomboonsuk secara mengejutkan kalah oleh K Srikanth 12-21, 20-21.
 Dalam pertemuan resmi sebelumnya, Tanongsak menang sekali atas lawannya tersebut. Kebetulan juga, itu dilakukan pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, di India dalam Indian Grand Prix Gold 2012 dengan 21-16, 21-12.
 “Anggota tim sudah bermain sangat bagus. Saya sangat senang bisa menjadi juara dalam IBL edisi perdana,’’ kata Saina setelah timnya memastikan juara seperti dikutip situs IBL 2013.
 Dia juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya. Mereka, tambah Saina, telah memberikan dukungan total.
 Tentang Sindhu, pebulu tangkis yang kini ada di peringkat keempat dunia itu memberikan apresiasi. Juniornya itu dinilainya telah bermain bagus.
 ‘’Hanya, saya mampu mengendalikannya. Saya juga merasa beruntung karena bisa memenangkan semua pertandingan di IBL,’’ lanjut Saina. (*)

HASIL PERTANDINGAN FINAL IBL 2013
HYDERABAD HOTSHOTS v AWADHE WARRIORS 3-1
TUNGGAL PUTRA: Tanongsak v K Srikanth 21-12 21-20

TUNGGAL PUTRI: Saina Nehwal v  P V Sindhu (AW) 21-15 21-7

GANDA PUTRA: Goh V Shem/Wah Khim Lim  Wah v Markis Kido/Mathias Boe 21-14 13-21 11-4

TUNGGAL PUTRA 2: Ajay Jayaram v R M V Guru Sai Dutt
10-21 21-17 11-7

Simon Dapat Jatah Level Grand Prix Gold

Simon Santoso (foto: twitter)

SIMON Santoso keluar dari masa pengasingan. Dia bakal tampil dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 yang dilaksanakan di Jogjakarta pada 24-29 September.
 Sebelumnya, Simon tak memperoleh kesempatan bertanding di dua turnamen pembuka setelah Kejuaraan Dunia 2013, yakni Tiongkok Masters dan Jepang Super Series. Memang dibandingkan dua turnamen manca tersebut, gengsi Indonesia Grand Prix Gold jelas kalah.
 Hanya,pengiriman ke kejuaraan yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut menunjukan bahwa Simon batal terpental dari pelatnas Cipayung. Meski, bisa jadi, itu hanya menunggu waktu. Selain itu, ancaman PP PBSI melarang dia tampil dalam berbagai turnamen selama enam bulan juga hanya gertak sambal.
 Ya, sebelumnya, induk organisasi bulu tangkis di Indonesia tersebut menganca Simon keluar atau sanksi larangan bertanding. Ini menyusul hasil jeblok yang diperolehnya dalam Kejuaraan Dunia 2013. Dalam event yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, tersebut, Simon langsung tumbang pada babak pertama.
 Pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut dipermalukan Hsu Jen Hao dari Taiwan dengan rubber game 21-11, 14-21,20-22. Ini membuat PP PBSI geram.
 Apalagi, sebelumnya, Simon absen dari Piala Sudirman dan Indonesia Super Series 2013. Alasannya, cederanya belum pulih dan ingin konsentrasi Kejuaraan Dunia.
Selama 2013, Simon juga gagal bersinar. Dalam beberapa turnamen yang diikuti, dia langsung tersingkir pada babak pertama dalam Malaysia Super Series dan India Super Series.
 Imbasnya, peringkat juara Indonesia Super Series Premier 2013 itu pun melorot drastis. Dari posisi ketiga, Simon kini berada di posisi ke-63.
 Dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 ini, rencananya PBSI akan menurunkan kekuatan terbaik. Dua juara dunia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, akan ikut ambil bagian. (*)

Trikus pun Bisa Main Bareng Heryanto Arbi

TRICKY: Tri Kusharjanto (foto: djarum)

TRI Kusharjanto kembali membawa nama Indonesia di ajang internasional.  Dia bakal bertanding pada Kejuaran Dunia Senior yang dilaksanakan pada 9-15 September di Ankara, Turki.
 ‘’Kami daftar sendiri. Kebetulan, ada sponsor yang membiayai,’’ kata dia kepada smashyes.
 Di sana, lelaki yang akrab disapa Trikus tersebut bakal berpasangan dengan Heryanto Arbi. Tentu nama pasangannya ini juga tak asing,. Lelaki kelahiran Kudus, Jawa Tengah, 21 Januari 1972 tersebut dulunya lebih dikenal di nomor tunggal.
 Heryanto pernah dua kali menjadi juara tunggal putra di turnamen bergengsi All England pada 1993 dan 1994. Bahkan, juara duni digenggamnya pada 1995.
 Beda dengan Trikus. Lelaki asal Jogja kelahiran 1974 ini memang spesialis ganda, baik campuran maupun putra. Di ganda campuran, bersama Minarti Timur, Tricky (penuh tipu daya), begitu pubik barat menyebut Trikus, pernah menjadi juara Asia pada 1996, runner-up All England 1997, dan punvcaknya perunggu Olimpiade Sydney 2000.
 Prestasinya di ganda putra juga tak kalah mentereng. Dia dua kali menjadi juara Asia yakni  bersama Bambang Supriyanto pada 2001 dan 2004 bersama Sigit Budiarto.
  Dalam menghadapi Kejuaraan Dunia Senior, Trikus dan Heryanto pun tetap menjalani latihan bersama. Tujuannya, agar di Turki nanti, mereka tetap bisa tampil kompak.
 ‘’Kami berlatih tiap hari Rabu dengan mantan-mantan pebulu tangkis Djarum juga. Kami baru berangkatnya tanggal 7 September sehingga masih ada waktu buat meningkatkan kekompakan,’’ ucap dia. (*)



WAKIL INDONESIA DI KEJUARAAN DUNIA SENIOR
GANDA PUTRA+40: Tri Kusharjanto/Heryanto Arbi, Dharma Gunawi
GANDA PUTRA +45: Effendy Widjaya/Hendry Saputra Ho
GANDA PUTRA +50:Bobby Ertanto/Simbarsono Sutanto, Rudy Herjanto/Hastomo Arbi

Kido/Pia Tentukan Awadhe Warriors Lolos Final

BINTANG: Markis Kido/Pia Zebadiah (foto: IBL 2013)
TAK rugi Awadhe Warriors meminang Markis Kido. Pebulu tangkis Indonesia tersebut mampu menyumbangkan dua angka bagi timnya saat menghadapi Mumbai Masters pada babak semifinal Indian Badminton League (IBL) 2013 yang dilaksanakan di Bangalore pada Kamis malam waktu setempat (29/8) atau Jumat dini hari WIB (30/8).
 Hasil akhirnya, Awadhe Warriors menang 3-2. Dua poin dari Markis lahir  dari nomor ganda putra dan ganda campuran.
 Di ganda putra, Kido berpasangan dengan pebulu tangkis Denmark Mathias Boe. Mereka tak mengalami kesulitan saat mengalahkan paangan Mumbai Masters asal India B Sumeet Reddy/Pranav Jerry Chopra dengan dua game langsung 21-15 21-10.
 Kemudian, di nomor ganda campuran, berpasangan dengan sang adik, Pia Zebadiah, keduanya menundukkan Vladimir Ivanov/Tine Baun dengan dua game langsung 21-19 21-15. Kemenagan di nomor ganda campuran ini sekaligus menentukan langkah Awadhe Warriors menantang Hyderabad Hotshots pada Minggu waktu setempat.
“Saya dan saudara perempuanku  sangat senang dengan kemenangan ini. game pertama berlangsung ketat,’’ terang Kido kepada  situs IBL 2013 setelah pertandingan.
 Dia pun mengakui siap menyambut laga final melawan Hyderabad. Begitu juga di ganda putra.
 ‘’Berpasangan dengan Mathias Boe sangat mengagumkan. Kami sudah saling mengerti dan ini membuat kami bisa memimpin,’’ ungkap Kido.
 Satu poin lagi dari Awadhe disumbangkan dari nomor tunggal putri. Itu setelah pebulu tangkis muda India P.V. Sindhu mempermalukan juara tunggal putri All England 2013  Tine Baun  dari Denmark dengan dua game 21-16 21-13.
 Mumbai Masters sempat membuka kemenangan melalui pebulu tangkis tunggal putra peringkat satu dunia asal Malaysia Lee Chong Wei. Dia tak mengalami kesulitan mengalahkan R M V Guru Sai Dutt dua game langsung 15-21, 7-21.
 Nomor tunggal putra juga menjadi penyumbang angka bagi Mumbai Masters. Andalan Rusia Vladimir Ivanov menang dua game 21-20, 21-19 atas K Srikanth. (*)



HASIL PERTANDINGAN SEMIFINAL (29 AGUSTUS 2013)

AWARDE WARRIORS v MUMBAI MASTERS 3-2

TUNGGAL PUTRA: R M V Guru Sai Dutt v Lee Chong Wei 15-21,7-21

TUNGGAL PUTRI:        P V Sindhu v Tine Baun  21-16 21-13

GANDA PUTRA: Markis Kido/Mathias Boe v  B Sumeet Reddy/Pranav Jerry Chopra 21-15 21-10

TUNGGAL PUTRA2: K Srikanth v Vladimir Ivanov 20-21, 19-21

GANDA CAMPURAN: Markis Kido/Pia Zebadiah v  Vladimir Ivanov/Tine Baun        21-19 21-15

Lebih Banyak Kirim Lapis Kedua

Tommy Sugiarto (foto:badmintonfreak)

TIONGKOK tetap masih menjadi kandang macan. Buktinya, Pelatnas PP PBSI tak mengirim pebulu tangkis utamanya dalam Tiongkok Masters 2013 yang dilaksanakan di Changzhou pada 5-10 September mendatang.
 Hanya di nomor tunggal putra, pelatnas  mengirim dua andalan barunya, Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka, dalam event yang menyediakan hadiah total USD 250 dan masuk kategori super series tersebut.
 Bahkan, Tommy menjadi unggulan keempat. Ini dikarenakan peringkat putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut memang tengah moncer. Dari peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dijadikan acuan unggulan, 22 Agustus 2013, Tommy ada di posisi keenam.
 Sayang, pada nomor lain, PBSI hanya menurunkan pelapis. Dua juara dunia yang dimiliki Indonesia, pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, disimpan.
 ‘’Persiapan kami masih kurang untuk bisa tampil di Tiongkok Masters,’’ jelas Herry I.P, pelatih ganda putra pelatnas PB PBSI, melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Sementara di luar pelatnas, beberapa pebulu tangkis papan atas Indonesia ikut ambil bagian. Bahkan, Markis Kido, salah satu atlet Indonesia yang merasakan manisnya juara dunia dan olimpiade, bakal turun di dua nomor.
 Di ganda putra,mantan penghuni pelatnas ini akan berpasangan dengan Markus Fernaldi. Sementara di ganda campuran, dia menggandeng adiknya sendiri, Pia Zebadiah.
 Pasangan Kido/Markus merupakan ganda baru. Penampilannya di Tiongkok menjadi penanda debut mereka.
 Kali terakhir, Kido berpasangan dengan Alvent Yulianto, dan tampil dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus 2013. (*)


WAKIL INDONESIA DI TIONGKOK MASTERS 2013
TUNGGAL PUTRA: Tommy Sugiarto (x4), Dionysius Hayom Rumbaka

TUNGGAL PUTRI: Belaetrix Manuputty

GANDA PUTRA: Markis Kido/Markus Fernaldi

GANDA PUTRI: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x4), Variella Aprilsasi Putri/Vita Marissa,Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia,Greysia Polii/Nitya Krishinda

GANDA CAMPURAN: Markis Kido/Pia Zebadiah (x4), Riky Widianto/Puspita Richi (x6), Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika,Irfan Fadilah/Weni Anggraini, Praveen Jordan/Vita Marissa, Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta

Rizky/Riyo Melompat 110 Peringkat

Rizky Hidayat 

RIZKY Hidayat melompat tinggi. Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 29 Agustus 2013, pebulu tangkis asal Hi-Qua Wima tersebut berada di posisi 268.
 Padahal, pekan sebelumnya, Rizky ada di peringkat 478. Ini berarti lelaki asal Ternate tersebut melompat 110 dunia.
 ‘’Mulai kapan itu? Saya malah belum tahu,’’ kata Rizky saat ditemui di Mess Hi-Qua Wima yang berada di kawasan GOR Sudirman, Surabaya.
 Lonjakan drastis ini tak lepas dari capaian yang diperoleh Rizky dalam Singapura Internasional Series pada 20-24 Agustus lalu. Berpasangan dengan rekan satu klubnya, Riyo Arief, mereka mampu menembus babak perempat final.
 Sebelum melangkah ke sana, Rizky/Riyo pun mampu membuat kejutan. Pada babak pertama, keduanya mampu mengalahkan unggulan teratas asal Australia Raymond/Glenn Warfe 21-8, 17-21, 21-13.
 Pada babak kedua, pasangan Thailand Vasin Niyoke/Suwat Phaisansomsuk pun dikalahkan dua game langsung 21-15, 21-11. Sayang, diperempat final, Rizki/Riyo dihentikan ganda Taiwan Chang Kai Liang/Su Yi Neng 21-18, 21-16.
 ‘’Padahal, kalau kami menang, saya yakin bisa juara,’’ jelas Rizky.
 Dia berharap peringkatnya bisa terus merangkak naik. Beberapa turnamen internasional pun masuk dalam bidikan. Salah satunya Indonesia Grand Prix Gold di Jogjakarta pada 24-29 September 2013. (*)

LOMPATAN RIZKY/RIYO
30 Mei 2013: 834
27 Juni 2013: 855
4 Juli 2013: 873
11 Juli 2013: 479
22 Agustus 2013: 478
29 Agustus 2013: 268

Saina Nehwsal sang Jago Kandang

PAHLAWAN: Saina Nehwal (saharasamay.com)


SAINA Nehwa melanjutkan tren positif. Untuk kali keenam, tungal putri andalan tuan rumah tersebut memetik kemenangan dalam Indian Badminton League (IBL) 2013.
 Lawan terakhir yang dipermalukannya adalah Juliena Schenk. Sania menang dengan rubber game 21 – 10, 19 – 21, 11 – 8 pada pertandingan semifinal yang mempertemukan antara Hyderabad Hotshots melawan Pune Pistons di Hyderabad pada Kamis malam (28/8) atau Jumat pagi WIB (29/8).
 Kemenangan ini mengulangi hasil pertemuan perdana pada hari pembukaan IBL 2013 pada 19 Agustus lalu. Saat itu, Saina juga menang tiga game.
 Donasi poin Saina ini sempat membuat Hyderabad Hotshots unggul sementara 2-0. Ini disebabkan pada partai pertama Ajay Jayaram menang straight game atas Nguyen Tien Minh 21 – 17 21 – 11.
“Saya kehilangan konsentrasi pada game kedua. Schenk selalu mengubah pukulan,’’ ucap Saina setelah pertandingan kepada situs IBL 2013.
 Untung, dia menyadari itu. Sehingga mampu bangkit dan menang di game ketiga. 
 Sebenarnya, dari sisi peringkat, Schenk lebih unggul. Pebulu tangkis Jerman ini ada di posisi ketiga sementara Saina satu setrip di bawahnya.
 Namun, dari rekor pertemuan, Saina unggul. Dari 12 kali pertemuan di kalender BWF, dia menang delapan kali. 
 Lolosnya tuan rumah ditentukan dari partai ganda putra. Pasangan Malaysia Goh V Shem/Khim Wah Lim berjuang tiga game untuk menundukkan wakil Pune Pistons Joachim Fischer Nielsen/Sanave Thomas 16 – 21 21 -14 11 – 7
 Di partai final, Hyderabad bakal menanti pemenang antara Awadhe Warriors melawan Mumbai Masters yang dilaksanakan Kamis malam waktu setempat (29/8) atau Jumat pagi WIB (30/8). Final akan dilaksanakan di Mumbai pada 31 Agustus. (*)

Menang Berkat Dukungan Rekan Kuliah dan Guru

P.V. Sindhu (foto: IBL 2013)
PEBULU tangkis putri India P.V Sindhu sudah dua kali bertemu dengan Juliane Schenk. Hasilnya, dia selalu kalah oleh lawannya yang yang berasal dari Jerman tersebut.
 Kekalahan itu dialami Sindhu di Indonesia Super Series Premier 2012 dan All England Super Series Premier 2013. Semuanya dengan dua game langsung atau straight game.
 Wajar kalau Sindhu pun kembali tak diunggulkan saat masuk lapangan membela Awadhe Warriors melawan Schenk yang membela Pune Pistons dalam pertandingan Indian Badminton League (IBL) 2013 yang dilaksanakan di Hyderabad pada Senin malam waktu setempat (26/8) atau Selasa dini hari WIB (27/8).
 Tapi, hasil di lapangan lain. Sindhu mampu menang dengan dua game langsung 21 – 20 21 – 20. Donasi poin pebulu tangkis peringkat 10 dunia tersebut membuat Awadhe bisa menang 3-2 atas lawannya. Selain itu, Sindhu juga terpilih menjadi pebulu tangkis terbaik dalam pertandingan tersebut.
 ‘’Saya sudah bertemu Schenk dua kali dan ini merupakan kemenangan pertamaku. Bahagianya lagi, kemenangan ini berkat dukungan teman-teman kuliah dam guru yang hadir,’’ terang Sindhu seperti dikutip situs IBL 2013.

HASIL PERTANDINGAN 26 AGUSTUS
AWADHE WARRIORS v PUNE PISTONS 3-2

TUNGGAL PUTRA: K. Srikanth v Saurabh Verma 21 – 18 21 – 16

TUNGGAL PUTRI: P V Sindhu v Juliane Schenk 21 – 20 21 – 20

GANDA PUTRA: Mathias Boe/Markis Kido v  Arun Vishnu/ Sanave Thomas 21 – 15 21 – 16

TUNGGAL PUTRA 2: R.M.V.Guru Sai Dutt  v Nguyen Tien Minh 12-21, 18-21   

GANDA CAMPURAN: Markis Kido/Pia Z. Bernadeth v Joachim Fischer Nielsen/Ashwini Ponnappa 16-21, 14-21