WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Christopher/Trikusuma Berjuang dari Kualifikasi


 CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardana kembali merambah pentas internasional. Keduanya akan tampil dalam Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di  Metropolitan Gymnasium, Tokyo, pada 10-15 Juni mendatang.
 Hanya, pada turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut, Christoper/Trikusuma harus berjuang dari babak kualifikasi. Menempati unggulan keempat, mereka ditantang pasangan tuan rumah Kazuki Matsumaru/Izumi Okoshi.
 Jika menang, besar kemungkinan, pasangan asal Suryanaga, Surabaya, tersebut bersua seniornya, Alvent Yulianto. Mantan andalan Indonesia di nomor ganda tersebut berpasangan dengan Shintaro Ikeda asal Jepang yang di babak pertama melawan pasangan tuan rumah Kazuya Itani/Toyoma Takashima.
 Karena jadwal yang berdekatan, Christopher/Trikusuma memilih absen dari Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Kalimantan yang dilaksanakan 2-7 Juni di Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Di ajang Sirnas, Christopher/Trikusuma juara di Seri Makassar atau Seri Perdana.
 Sayang, setelah itu, keduanya gagal mengulangi. Di Seri Jakarta dan Seri Jawa Barat, mereka sudah tersingkir di babak awal.
 Begitu juga dengan di ajang internasional. Dari berbagai turnamen yang diikuti, Christopher/Trikusuma gagal bersinar. Imbasnya, ranking yang dimiliki pun melorot.Sempat masuk 50 besar dunia, kini mereka ada di posisi 61dunia. (*)

Wijar Pimpin PBSI Jatim

TIM SUKSES: Wijanarko Adi Mulya (dua dari kiri)


TONGKAT kepemimpinan Pengprov PBSI Jatim berganti. Wijanarko Adi Mulya mendapat amanah memimpin induk organisasi olahraga bulu tepok di provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut untuk empat tahun ke depan.
 Wijar, sapaan karib Wijanarko Adi Mulya, menggantikan posisi Yacob Rusdianto yangt telah dua periode memimpin organisasi Pengprov Jatim. Sebelum terpilih menjadi orang nomor satu di PBSI Jatim, dia menjadi ketua bidang pembinaan dan prestasi.
 Wijar sendiri sudah lama berkecimpung di olahraga tepok bulu. Lelaki kelahiran 7 Juli 1967 ini lama berkecimpung di klub, pengurus PBSI Surabaya, dan terakhir ketua tim pemandu bakat nasional.
 Di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON), dia pernah merasakan menjadi atlet dan juga manajer. Wijar berpeluh keringat saat membela Jatim pada PON 1989 di Jakarta. Setelah itu, pada PON 2000, 2004, 2008, dan 2012, dia dipercaya menjadi manajer PON.
 Pergantian ketua umum Pengprov Jatim ini dilaksanakan di Musprov PBSI Jatim di Banyuwangi pada Jumat lalu. Di tangan Wijar diharapkan Jatim tetap bisa menjadi salah satu kiblat bulu tangkis nasional dan menjadi daerah yang rutin menyumbang pebulu tangkis bagi Pelatnas Cipayung.
 Sebelum Wijar dan Yacob, beberapa nama juga pernah menjadi nakhoda PBSI Jatim seperti Harun, Soeparjono, dan Trimaryono.  Banyak legenda bulu tangkis yang lahir dari Jawa Timur seperti Rudy Hartono (juara All England delapan kali) dan Alan Budikusuma (peraih emas tunggal putra Olimpiade Barcelona 1992) . (*)

Bukan Indonesia, tapi Pilih Australia

HITUNG-HITUNG: Lin Dan pilih ke Australia

INDONESIA bisa jadi tempat yang dihindari Lin Dan. Buktinya, dia memilih absen tampil dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Padahal, namanya tercatat tampil di Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di Tokyo pada 10-15 Juni dan Australia Super Series di Sydney pada 24-29 Juni.  Indonesia Open Super Series sendiri pelaksanaannya di tengah-tengah kedua turnamen yang diikuti Lin Dan.
 Selain itu, di Jepang dan Australia, juara dunia lima kali tersebut harus melalui babak kualifikasi. Sama halnya dengan di Indonesia.
 Hanya, dibandingkan dua turnamen lain, Indonesia sebenarnya punya gengsi yang lebih tinggi karena levelnya super series premier. Poin yang disediakan pun lebih banyak.
 Dalam Jepang Super Series, total hadiah yang disediakan USD 250 ribu. Sementara Indonesia dan Australia menyediakan hadiah total yang sama yakni USD 750 ribu.
 Lin Dan harus melalui babak kualifikas lebih dulu karena ranking yang dimiliki belum cukup untuk langsung menembus babak utama. Saat turnamen tersebut pendatarannya dibuka, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang itu ada di posisi 58 dunia.
 Saat ini, Lin Dan sudah ada di posisi 35 dunia usai membela Tiongkok dalam putaran  final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, pada 18-25 Mei lalu. Sayang, dengan menempati tunggal ketiga, dia tak bisa memberikan konstribusi saat negaranya dikalahkan Jepang 0-3 di babak semifinal. Kekalahan ini juga membuat Tiongkok gagal mempertahankan gelar sekaligus menjadi juara Piala Thomas enam kali beruntun.
 Lin Dan perlu turun di banyak turnamen guna mendongkrak ranking dan poin untuk bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus 2014. Ini perlu dilakukan karena BWF tak lagi memberikan wild card seperti 2013 yang mampu dimanfaatkannya menjadi juara. (*)

Pulang dari Piala Thomas, Naik Enam Tingkat


TAMPIL di Piala Thomas 2014 memberi dampak kepada Simon Santoso. Kini, rankingnya naik enam setrip dibandingkan pekan sebelumnya.
 Dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 30 Mei, Simon ada di posisi 28 atau naik enam setrip. Memang, ini masih jauh dibandingkan capaian terbaiknya yang pernah duduk di posisi tiga besar. Hanya, selama tak lagi berada di Pelatnas Cipayung, ranking 28 merupakan yang tertinggi bagi lelaki 28 tahun tersebut.
 Ya, pulang dari Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, Simon membawa pulang 4479,05 poin. Donasi tersebut tak lepas dari penampilan gemilang dalam perebutan trofi lambing supremasi beregu putra tersebut.
 Dalam empat kali penampilannya, Simon tak pernah menelan kekalahan. Bahkan, semua lawan-lawannya ditundukkan dengan dua game langsung.
  Pada babak penyisihan Grup A, juara Indonesia Super Series Premier 2014 itu menundukkan Sean Lee dari Singapura dengan 21-16, 22-20 (19/5). Sehari kemudian (20/5), Simon menang cepat atas wakil Nigeria Victor Makanju 21-7, 21-7, serta Thammasin Sitthikom (Thailand) dengan 21-13, 21-13 (22/5).
  Kemudian,Simon mengalahkan wakil Korea Selatan Soo Hwang-jong dengan 21-12, 22-20. Kemenangan ini juga membawa Indonesia menembus babak semifinal.
 Sebenarnya, peluang menembah poin lebih banyak terbuka lagi. Sayang, Simon gagal turun di babak semifinal.
 Alasannya, Indonesia sudah ketinggalan 0-3 sebelum jatahnya turun ke lapangan. Kegagalan ini juga membuat lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut urung menghadapi Liew Daren dalam partai kelima. (*)


Jonatan Christie Tak Bisa Hat-trick

ABSEN: Jonatan Christie (foto;PBSI)

JONATAN Christie gagal mengukir hat-trick (tiga kali beruntun juara) dalam sirkuit nasional (sirnas) 2014. Bukan karena dia sudah kalah sebelum menuju final.
 Tapi, Jonatan tak bisa tampil dalam Sirnas Seri Kalimantan 2014 yang dilaksanakan di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 2-8 Juni mendatang. ‘’Pelatnas tak mengirim wakil dalam Sirnas di Kalimantan. Otomatis, Jonatan juga nggak ikut,’’ kata Budi Santoso, salah satu pelatih tunggal putra Pelatnas Cipayung.
 Alasan tak berangkatnya Jonatan dkk dikarenakan mereka bakal kembali masuk dalam program pematangan fisik dan teknik. Apalagi, mereka juga dipersiapkan menghadapi beberapa turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Sebelumnya, dalam dua seri terakhir yakni di Jakarta dan Jawa Barat, pebulu tangkis Pelatnas Cipayung selalu meraih gelar. Jonatan menjadi juara di kedua seri yang langsung menyambung tersebut.
 Di Jakarta, lelaki yang duduk di ranking pertama dunia dalam level junior tersebut menundukkan seniornya, Alamsyah Yunus. Sepekan kemudian di Bandung, Jonatan menghentikan perlawanan Setyaldi Putra Wibowo.
 Sementara, satu gelar lain digapai dari nomor ganda putri. Ketangguhan Maretha Dea Giovani/Rosyita Eka Putra tak bisa dibendung lawan-lawannya. Termasuk pasangan senior Jenna Gozali/Komala Dewi dari Djarum dalam Seri Jabar. (*)

Sony Ingin PBSI Kembali Percaya

Sony Dwi Kuncoro (foto;PBSI)

NAMA Sony Dwi Kuncoro terpental dari Tim Piala Thomas 2014. Dia tergusur setelah  performanya dianggap belum sesuai harapan saat menjalani pemusatan latihan di Kudus (Jawa Tengah) dan pertandingan simulasi di Solo (Jawa Tengah).
 Banyak yang menduga, Sony tinggal menunggu waktu untuk terdepak dari Pelatnas Cipayung. Hanya, Arek Suroboyo tersebut belum mau menyerah.  Bahkan, Sony masih percaya kalau dua tahun lagi bisa menebus kecewa dengan menembus masuk Tim Piala Thomas.
 ‘’Hanya, PBSI mungkin nggak percaya. Untuk itu, saya harus bisa membuktikannya,’’ jelas Sony.
 Nah, event terdekat yang bakal menjadi arena unjuk kemampuannya adalah Jepang Super Series 2014. Event yang dilaksanakan 10-15 Juni tersebut menjadi debutnya setelah lama absen karena cedera Maret lalu.
 ‘’Setelah All England, baru kali ini saya tampil lagi,’ ungkap Sony.
  Pada babak pertama, pebulu tangkis yang tercatat sebagai anggota PB Suryanaya, Surabaya, itu langsung berhadapan dengan Nguyen Tien Ming. Lelaki asal Vietnam itu pada Jepang Super Series diunggulkan di posisi ketujuh.
 Ini bukan tugas yang mudah bagi Sony. Dalam empat kali pertemuan, dia dua kali kalah. Bahkan, kali terakhir, Sony menyerah kepada Tien Minh di Vietnam Grand Prix 2012 dengan dua game langsung 15-21, 26-28. (*)

Jakarta Gagal Jadi Host Thomas-Uber 2016

MENANG BIDDING: : Salah satu sudut kota Kunshan

TIONGKOK punya cara untuk mengembalikan lagi Piala Thomas. Selain mematangkan pebulu tangkisnya, mereka juga mengajukan diri menjadi tuan rumah 2016.
 Hasilnya, BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) menunjuk Kunshan dalam pertemuan yang dilaksanakan di New Delhi, India, itu. Terpilihnya kota dengan penduduk 1,6 juta tersebut juga memupus asa Jakarta untuk kembali menggelar event Piala Thomas yang selalu dibarengkan dengan Piala Uber tersebut.
 Delegasi Kunshan serta Asosiasi Bulu Tangkis Tiongkok mampu meyakinkan BWF tentang kesiapan mereka menjadi host. Kunshan Sport Centre yang berkapasitas 5 ribu pasang mata dianggap sangat layak. Meski, sebenarnya Indonesia dengan Istora Senayan mampu mendatangkan 6000 orang.
‘’Ini menjadi kali kedua kami mengajukan tuan rumah di event besar dan akhirnya bisa menang. Kami kalah dalam penyelenggaraan host Kejuaraan Dunia 2015 oleh Jakarta,’’ kata Guan Fengliang, wakil wali kota Kunshan.
 Pihaknya berjanji bakal memberikan konstribusi yang besar kepada bulu tangkis dengan penunjukan tuan rumah tersebut. Untuk itu, dia mengundang peserta pertemuan BWF hadir ke kota yang masuk provinsi Jiangsu tersebut.
 Selain menunjuk Kunshan sebagai host Piala Thomas-Uber 2016, BWF juga memutuskan Lima, Peru, sebagai host Kejuaraan Dunia Junior 2015.  (*)

Tiongkok tuan rumah Piala Thomas-Uber
2002: Guanghou
2012: Wuhan
2016: Kunshan

Datang dengan Kenangan Manis 2006

PERNAH JUARA: M.Rijal/Vita Marissa (foto;PBSI)

MUHAMMAD Rijal/Vita Marissa datang lagi ke Jepang Open. Mereka akan ikut ambil bagian dalam event yang pada 2014 mempunyai nama titel Jepang Super Series tersebut.
Di Jepang Open, Rijal/Vita punya kenangan manis. Pada 2006, mereka mampu menjadi juara dengan menundukkan Nova Widianto/Liliyana Natsir dengan rubber game 14-21, 21-15, 21-19.
 Namun, setelah itu, mereka lama  berpisah. Awal tahun 2014, Rijal mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung dan berpasangan dengan kembali dengan Vita.
 Dalam beberapa turnamen yang diikuti, Jepang pun memberi tuah kepada mereka. Pasangan yang sama-sama berasal dari klub Djarum Kudus tersebut hanya mampu menjadi juara di Negeri Sakura, julukan Jepang.
 Rijal/Vita naik ke podium terhormat dalam Osaka Challenge .
 Kini,dalam Jepang Open 2014 atau Jepang Super Series Premier 2014, kemampuan mereka akan diuji. Pada babak pertama, Rijal/Vita, yang kini duduk di posisi ke-70, bakal dijajal Chan Yun Lung/Tse Ying Suet (Hongkong).
 Jika menang, tantangan tak kalah berat sudah menghadang. Mereka berhadapan dengan unggulan keenam asal Korea Selatan Shin Baek-choel/Jang Ye-na yang diprediksi tak akan mengalami kesulitan untuk mengatasi perlawanan Nipitphon Puangpuapech/Puttita Supajirakul dari Thailand.
Selain Rijal/Vita, dalam turnamen yang digelar di Tokyo Metropolitan Gymnasium itu, Indonesia juga diwakili Praveen Jordan/Debby Susanto dan Riky Widianto/Richi Dilli Puspita. Keduanya membela bendera Pelatnas Cipayung. (*)

Hendri Bisa Masuk Jajaran Pelatih Pelatnas

TUNGGAL: Hendri (kiri) dan Joko Supriyanto (foto;PBSI)
DALAM putaran final Piala Thomas 2014, Joko Supriyanto punya teman pendamping. Dia selalu di dekat Joko saat Indonesia menurunkan wakilnya dalam nomor tunggal putra.
Siapa? Sosok tersebut adakah Hendri Saputra. Dia masuk dalam Tim Thomas Indonesia 2014 dengan status pelatih Simon Santoso.
 Di tangannya, Simon bisa kembali tampil gemilang. Meski lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut sudah mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung.
 Gelar juara Malaysia Grand Prix Gold 2014 dan Singapura Super Series 2014 mampu disabet Simon. Hebatnya, di Singapura, dia mampu mempermalukan tunggal putra peringkat satu dunia asal Malaysia Lee Chong Wei.
 Selain itu, berkat polesan Hendri pula, Jonatan Christie bisa menembus persaingan di Pelatnas Cipayung. Padahal, usianya belum genap 18 tahun. Bahkan, kini, Jonatan sudah masuk kategori prestasi, kategori bagi pebulu tangkis senior yang diharapkan berjaya di ajang-ajang bergengsi.
 Ini pula yang membuat santer denger, Hendri bakal masuk jajaran pelatih Pelatnas Cipayung. Benarkah? ‘’Saya malah nggak pernah dengar. Saat ini, status saya belum pelatih pelatnas,’’jelas Hendri.
 Sayang, dia tak memberikan jawaban jika seandainya dia benar-benar dipercaya menjadi bagian dari Pelatnas Cipayung. SMS (layanan pesan singkat) yang dikirimkan kepadanya pun tak dibalas. (*)

Malaysia Belum Berani Rombak Pasangan

KOMPAK: Goh V Shem/Tan Wee Kiong
MALAYSIA tak hanya Lee Chong Wei. Di Piala Thomas, mereka punya pasangan yang memberikan konstribusi berarti yang sukses membawa negeri jiran menembus babak final Piala Thomas 2014.
 Salah satunya adalah pasangan Goh V Shem/Tan Wee Kiong. Mereka tak pernah kalah selama Piala Thomas 2014 digelar.
 Tentu ini membuat pelatih ganfa Pang Cheh Chang pusing. Alasannya, V Shem/Wee Kiong bukan pasangan permanen.
 Selama ini, V Shem berpasangan dengan Lim Khim Wah dan Wee Kiong digandengkan dengan Hoon Thien How. Capaian keduanya juga tak mengecewakan.
 V Shem/Kim Wah mengukirkan namanya sebagai juara dalam turnamen bergengsi, Malaysia Super Series Premier 2014. Sementara, Wee Kiong/Thien How mampu menembus posisi 10 besar. Bahkan, dalam ranking terbaru yang dirilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), mereka ada di posisi ketujuh.
 Dalam Piala Thomas 2014, V Shem/Wee Kiong bermain empat kali. Mereka mampu mempermalukan Akshay Dewalkar/Pranaav Jerry Chopra (India), pasangan nomor empat dunia Kim Ki-jung-Kim Sa-rang (Korea Selatan), finalis Olimpiade London aal Denmark Carsten Mogensen/Joachim Fischer Nielsen, dan  wakil Jepang Keigo Sonoda/Takeshi Kamura.
 Meski Cheh Chang mengaku bangga. Namun, dia belum punya rencana untuk melakukan rotasi pasangan. Alasannya,  mereka tengah memburu poin untuk bisa tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus. (*)

Absen agar Fokus Indonesia Super Series Premier

DISIMPAN: Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir

INDONESIA Super Series Premier tak bersahabat dengan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Pasangan Pelatnas Cipayung tersebut belum pernah menjadi juara dalam event bergengsi tersebut.
 Tahun lalu, Tontowi/Liliyana hanya sampai babak semifinal. Langkah mereka untuk bisa menembus babak semifinal dihentikan oleh pasangan Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dengan straight game 15-21, 14-21. Saat itu, mereka diunggulkan di posisi kedua.
 Kans terbesar menjadi juara ada pada 2012. Tontowi/Liliyana sudah sampai babak final.
 Lawan yang dihadapi pun relative lebih ringan. Diunggulkan di posisi ketiga, Tontowi/Liliyana ditantang pasangan nonunggulan asal Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam.
 Namun, hasil yang terjadi sungguh di luar dugaan. Tontowi/Liliyana menyerah dengan rubber game 17-21, 21-17, 13-21.
 Nah, tahun 2014 ini, PP PBSI tak mau malu. Di kandang sendiri, induk organisasi bulu tangkis tanah air tersebut berharap nomor ganda bisa mengamankan gelar. Asa itu pun dibebankan kepada Tontowi/Liliyana. Apalagi, mereka masih menyandang status juara dunia dan turnamen bergengsi tertua di dunia, All England.
 Nah, untuk itu, agar hanya fokus di Indonesia Super Series Premier 2014, Tontowi/Liliyana pun tak diikutkan dalam Jepang Super Series yang dilaksanakan pada 10-15 Juni atau sepekan sebelum Indonesia Super Series 2014 dilaksanakan.
 Di Jepang Super Series Premier 2014, di nomor ganda campuran, Indonesia diwakili Muhammad Rijal/Vita Marissa, Praveen Jordan/Debby Susanto, dan Riky Widianto/Richi Dilli Puspita. (*)


Juara Ganda Campuran Indonesia Super Series Premier (5 tahun terakhir)
2013: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
2012: Sudkat Prapakamol/Saralee Thoungthonkam (Thailand)
2011: Zhang Nan/Zhaou Yunlei (Tiongkok)
2010: Robert Mateusiak/Nadiezda Kostiucyk (Polandia)
2009: Zheng Bo/Ma Jin (Tiongkok)

Park Joo-bong Sudah Komplet

KUNCI: Park Joo-bong angkat trofi Piala Thomas
TAK semua orang Korea Selatan bisa seperti Park Joo-bong. Dia sudah komplet menjadi seorang yang berkecimpung di bulu tangkis.
 Semasa masih aktif sebagai atlet, Joo-bong mampu menjadi juara dunia dan juga peraih emas olimpiade.
 Juara dunia pun diraihnya sebanyak lima kali, yakni empat kali di nomor ganda campuran dan sekali di ganda putra. Yoo Sang-hee menjadi tandemnya di ganda campuran serta Kim Moon-soo di ganda putra.
 Kini, Joo-bong pun juga bisa merasakan mengangkat trofi Piala Thomas. Hanya, statusnya bukan lagi sebagai atlet. Negara yang diharumkan namanya pun juga tak lagi Korea Selatan.
 Ya, lelaki yang kini berusia 49 tahun tersebut mampu meracik Jepang menjadi kekuatan baru di pentas bulu tangkis, khususnya beregu putra. Hasilnya, Negeri Sakura, julukan Jepang, menjadi juara Piala Thomas 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di Siri Fort, New Delhi, India, pada Minggu (25/5), Jepang mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2.  Ini membuat Jepang masuk dalam daftar juara event beregu putra tersebut selain Malaysia, Tiongkok, dan Indonesia.
 Bagi Jong-boo ini juga menjadi torehan perdana baginya setelah sebelumnya dia pernah menangani Inggris dan Malaysia. Hanya, di dua negara itu, dia belum memberikan hasil juara.
 Datang ke Jepang sejak 2005, polesannya mulai membuahkan hasil dalam empat tahun terakhir. Jepang dibawanya menembus semifinal Piala Thomas pada 2010 di Kuala Lumpur (Malaysia) dan Wuhan (Tiongkok) pada 2012.
‘’Jepang belum pernah menjadi juara Piala Thomas. Ini tentu akan menjadi sejarah besar bagi bulu tangkis di Jepang,’’ ungkap Joo-bong.
 Dalam perjalanan di Piala Thomas 2012, Jepang mengalahkan tim unggulan Denmark 3-1 dalam perebutan juara juara grup. Di perempat final, Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, menundukkan tim kejutan Prancis juga dengan 3-1.
  Yang tidak terbayangkan lagi. Jepang mempermalukan Tiongkok, sang juara lima kali beruntun, dengan skor telak 3-0. Puncaknya, Malaysia pun disikat 3-2. Semua itu tak bisa dipungkiri hasil jerih payak dari seorang Joo-bong. (*) 

Chong Wei-Xuerui Terbaik 2013

APRESIASI: Li Xuerui
LEE Chong Wei gagal membawa Malaysia menjadi juara Piala Thomas. Meski, dia sempat memberikan harapan berkat kemenangan atas Kenichi Tago dari Jepang dalam final yang dilaksanakan di Siri Fort, New Delhi, India,pada Minggu (25/5).
 Sayang, konstribusinya gagal diikuti rekan-rekannya yang lain. Imbasnya, Malaysia pun menyerah 2-3 dari Negeri  Sakura, julukan Jepang. Ini sekaligus membuat Chong Wei belum pernah merasakan kebahagian mengangkat trofi Piala Thomas. Kali terakhir, Malaysia menjadi juara event yang merupakan lambang supremasi beregu putra tersebut pada 1992 atau 22 tahun yang lalu.
 Hanya, Chong Wei dapat obat kecewa. Dia dinobatkan sebagai pebulu tangkis putra terbaik 2013 (BWF Male Player of the Year for 2013).  Lelaki 31 tahun ini menyingkirkan dua tunggal asal Tiongkok Lin Dan dan Chen Long, pasangan Indonesian Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan  Ko Sung-hyun-Lee Yong-dae dari Korea Selatan.
 Selama 2013, penampilan Chong Wei sangat konsisten. Dia mampu menjuarai tujuh turnamen super series/super series premier.
 Selain itu, bapak satu anak itu juga menembus final Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok. Sayang, di final, dia  menyerah kepada Lin Dan.
 Sementara, di kelompok putri, Li Xuerui dari Tiongkok tak tertahankan menjadi pebulu tangkis terbaik (Female Player of the Year). Meski, dia gagal menjadi juara dunia karena kalah oleh andalan Thailand Ratchanok Intanon. Namun, Xuerui membalasnya di Indonesia Super Series Premier dan Tiongkok Super Series Premier.
 Dalam pemilihan pebulu tangkis putri terbaik itu, Xuerui menyongkirkan Intanon serta kompatriot (rekan senegara) Wang Yihan serta pasangan juara dunia Wang Xiaoli-Yu Yang. Xuerui juga mampu membawa negaranya mempertahankan Piala Uber setelag mengalahkan Jepang 3-1 dalam  final di Siri Fort, New Delhi, India, pada Sabtu (24/5).  (*)

Marin Gagal Juara di Kandang


CAROLINA Marin malu di kandang. Dia gagal menjadi juara di kandangnya sendiri dalam Spanyol Challenge 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat di Madrid, perempuan 21 tahun tersebut harus mengakui ketangguhan Kirsty Gilmaour (Skotlandia) dengan dua game langsung 19-21, 18-21. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, sebenarnya Marin lebih diunggulkan.
 Dengan ranking 10 dunia, Marin diunggulkan di posisi pertama. Sementara, Kirsten dengan ranking 18 BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), diunggulkan di posisi kedua.
 Selain itu,  Marin juga mempunyai rekor pertemuan yang bagus jika berhadapan dengan Kirsty. Dia belum terkalahkan dalam tiga kali pertemuan sebelumnya. Tiga kali hasil manis dipetik Marin di London Grand Prix Gold 2013, Skotlandia Grand Prix 2013, dan Jerman Grand Prix Gold 2013.
 Kekalahan ini juga membuat Negeri Matador, julukan Spanyol, gagal total meraih gelar. Marin merupakan wakil semata wayang tuan rumah.
 Gelar yang digapai Kirsty membuat Skotlandia pulang membawa dua gelar dari Spanyol Challenge 2014. Satu gelar lainnya disumbangkan dari nomor ganda campuran. Robert Blair/Imogen Bankier, yang menjadi unggulan teratas, menang 21-13, 14-21, 21-16 atas wakil Polandia Robert Mateusiak/Agnieska Wojtkowska .
Sebenarnya, kans memperoleh tiga gelar sempat terbuka.Sayang, Kirsty yang berpasangan dengan Imogen menyerah  dengan mudah dengan dua game langsung 14-21, 9-21 kepada pasangan kakak beradik asal Bulgaria yang juga diunggulkan di posisi kedua Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva.
 Spanyol Challenge 2014 pelaksanaanna berbenturan dengan ajang putaran final Piala Thomas-Uber yang berlangsung di New Delhi, India.(*)

Cara Tepat Matangkan Jonatan Christie

PERCAYA diri Jonatan Christie terus bertambah. Itu setelah dia mampu menjadi juara dalam dua kali Sirkuit Nasional (Sirnas) yang diikuti.
 Setelah pekan lalu menjadi raja tunggal putra Seri Jakarta, Jonatan mampu mengulanginya di Seri Jabar 2014. Dalam final yang dilaksanakan di GOR UPI Bandung pada Sabtu (24/5),pebulu tangkis yang membela bendera Pelatnas PBSI itu mampu mengalahkan Setyaldi Putra Wibowo (Guna Dharma) dengan rubber game 9-21, 22-20, 21-18. Di Jakarta, Jonatan menundukkan pebulu tangkis senior, Alamsyah Yunus.
 Jonatan sempat menjadi sorotan negatif. Lelaki 17 tahun itu gagal total dalam Kejuaraan Dunia Junior 2014.
 Berangkat dengan ekspektasi tinggi, putra Andreas, manajer klub bulu tangkis Exist, tersebut tak bisa membawa Indonesia juara, baik di nomor beregu maupun perorangan.  Di final beregu (11/4), Jonatan harus mengakui ketangguhan tunggal pertama Tiongkok Shi Yuqi dengan dua game langsung 19-21, 20-22.
 Sepekan kemudian, di nomor perorangan, Jonatan sudah tumbang di babak perempat final. Dia kembali dikalahkan wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok.
 Kali ini, pebulu tangkis yang pernah bermain di film layar lebar The King tersebut dipermalukan Lin Gui Pu juga dengan straight game 17-21, 18-21. Dalam Kejuaraan Dunia Junior nomor perorangan, Jonatan diunggulkan di posisi teratas.
 Dengan kegagalan Indonesia meraih kembali Piala Thomas, Jonatan diharapkan mampu mengembalikan trofi lambang supresmasi bulu tangkis beregu putra dunia itu. Salah satunya tentu menambah jam terbang serta pengalaman dengan mengirimkan dia ke berbagai turnamen internasional. (*)

Indonesia Punya Peran Besar dalam Sukses Jepang

TAHUN ini, Jepang layak dapat acungan jempol. Negeri dengan ibu kota Tokyo tersebut mampu lolos ke final Piala Thomas-Uber 2014.
 Sayang, di final, hanya tim putra yang mampu menjadi juara setelah menang 3-2 atas Malaysia. Sementara di Uber, mereka harus puas di posisi kedua karena kalah oleh tim juara bertahan, Tiongkok, dengan 0-3.
 Namun, di antara kesuksesan Jepang tersebut, peran serta Indonesia tak boleh di pandang sebelah mata.  Di Tim Thomas, ada nama Reony Mainaky.
 Lelaki keturunan keluarga bulu tangkis Mainaky tersebut punya andil besar. Polesannya membuat pasangan Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo membawa Jepang mampu memetik kemenangan dan membuat skor imbang 1-1.
 Bahkan, kalau menengok ke belakang, pebulu tangkis Indonesia banyak membawa kemajuan bagi Negeri Sakura, julukan Jepang. Pebulu tangkis merah putih jadi favorit klub Jepang untuk diikat kontrak dalam kompetisi. Begitu juga dengan pelatih.
 Pebulu tangkis sekelas Markis Kido/Hendra Setiawan maupun Alvent Yulianto pun pernah dikontrak tim Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, untuk menambah kekuatan. Selain tentunya, belajar teknik bermain bulu tangkis dengan skill tinggi. Mereka juga memadukannya dengan permainan tak  kenal menyerah ala Jepang.
 Selain itu, banyak pelatih asal Negeri Jamrud Khatulistiwa, julukan Indonesia, yang menularkan ilmunya di sana. Bukan hanya untuk level klub, di level provinsi pun, pelatih asal Indonesia menjadi favorit bidikan.
 Hasilnya pun terlihat sekarang. Bulu tangkis Jepang mulai diperhitungkan. Bahkan, kini, mereka telah mengungguli Indonesia. Negeri yang mereka timba ilmunya lewat atlet dan pelatihnya. (*)

Jepang Jadi Juara Baru Piala Thomas

PIALA Thomas punya juara baru. Itu setelah Jepang mampu mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 dalam pertandingan final Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi. India, pada Minggu waktu setempat (25/5).
 Takuma Ueda menjadi pahlawan kemenangan negerinya atas Malaysia. Turun sebagai tunggal ketiga, dia mampu menundukkan Daren Liew dengan rubber game  21-12, 18-21, 21-17. Kemenangan ini sekaligus mengubur ambisi Malaysia yang sudah 22 tahun tak pernah lagi menjadi juara.
 Kali terakhir, negeri jiran mengangkat Piala Thomas pada 1992 di kandangnya sendiri, Kuala Lumpur. Saat itu, dalam pertandingan final, mereka mengalahkan Indonesia dengan skor 3-2.
 Sebenarnya, peluang negeri jiran memboyong pulang trofi lambang supremasi bulu tangkis beregu putra tersebut terbuka. Di tunggal pertama, Lee Chong Wei membawa Malaysia unggul 1-0. Tunggal putra nomor satu dunia tersebut hanya butuh dua game 21-12, 21-16 untuk menundukkan andalan Jepang Kenichi Tago.
 Namun, pasangan Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo memupus asa Tan Boon Heong/Hoon Thien How  dalam pertarungan tiga game 12-21, 21-17, 21-19.  Kemenangan ini membuat semangat pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, terangkat kembali. Buktinya, Kento Momota yang baru mentas dari kelompok junior menundukan  Chong Weng Fei dengan  dua game langsung 21-15,21-17
 Pertandingan pun semakin seru. Di ganda kedua pasangan Jepang Keigo Sonoda/Takeshi Kamura menyerah kepada Goh V Shem/Tan Wee Kiong  dengan rubber game 21-19, 17-21, 12-21.
 Hanya, di laga yang sangat menentukan tersebut, Takuma Ueda tampil lebih tenang. Apalagi, dia tengah on fire setelah bulan lalu mampu menjadi finalis Kejuaraan Asia 2014 sebelum ditundukkan oleh legenda dari Tiongkok Lin Dan.  (*)

Jepang vs Malaysia  3-2

1. Kenichi Tago vs Lee Chong Wei: 12-21, 16-21
2. Kenichi Hayakawa/Hiroyuki Endo vs Tan Boon Heong/Hoon Thien How: 12-21, 21-17, 21-19
3. Kento Momota vs Chong Weng Fei: 21-15,21-17
4. Keigo Sonoda/Takeshi Kamura vs Goh V Shem/Tan Wee Kiong: 21-19, 17-21, 12-21.
5. Takuma Ueda vs Daren Liew: 21-12, 18-21, 21-17

Bakal Ketat hingga Partai Kelima

SEPANJANG sejarah Piala Thomas, Jepang belum pernah merasakan menjadi juara. Capaian terbaik adalah menembus babak semifinal dalam dua gelaran terakhir, 2010 di Kuala Lumpur (Malaysia) dan 2012 di Wuhan (Tiongkok).
 Kini, di 2014, Negeri Matahari Terbit, julukan Jepang, secara mengejutkan melaju di babak final. Lawan yang ditumbangkan di babak semifinal di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, India, pada Jumat waktu setempat (23/5) bukan tim sembarangan, Tiongkok, sang juara bertahan. Skornya pun sangat telak 3-0 langsung.
 Kini, kans mengukir sejarah sudah di depan mata. Kenichi Tago dkk bakal berhadapan dengan Malaysia pada Minggu waktu setempat (25/5). Malaysia sendiri lolos ke partai puncak setelah mempermalukan Indonesia juga dengan skor 3-0.
 Menghitung kekuatan yang ada, pertandingan bisa berlangsung selama lima partai. Asumsinya, Jepang bakal memetik kemenangan di ganda pertama, tunggal kedua, dan tunggal ketiga.
 Di tunggal putra, Tago bakal menyerah kepada Lee Chong Wei. Dalam 16 kali pertemuan, 15 kali Chong Wei memetik kemenangan.
 Selain itu, dari sisi ranking, Chong Wei duduk di ranking pertama sementara Tago di posisi keempat. Namun, di atas lapangan, bisa berubah.
 Tago pernah membuat Chong Wei menelan kekalahan perdana di semifinal Prancis Super Series 2013. Saat itu,  Tago menang 17-21, 21-16, 21-12. Namun, dalam Korea Super Series 2014, Chong Wei membalasnya juga di babak semifinal dengan straight game 21-17, 21-17.
 Di partai kedua, pasangan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa lebih diunggulkan untuk bisa menundukkan ganda Malaysia Tan Boon Heong/Hoon Thien How. Meski, pasangan Malaysia tersebut di babak semifinal lalu menjungkalkan juara dunia asal Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan.
 Namun, hasil tersebut bukan menjadi acuan. Endo/Hayakawa sangat solid di lapangan.
 Nah, Jepang bakal kembali memetik kemenangan di partai ketiga yang mempertemuan Kento Momota dengan Chong Wei Feng.
Meski pernah kalah di Malaysia Grand Prix Gold 2012, namun, Momota  bakal tak mudah lagi ditumbangkan oleh Wei Feng. Apalagi,dari sisi ranking, Momota masih unggul. Dia ada di posisi ke-14 sementara Wei Feng masih 13 setrip di bawahnya.
 Tapi, Malaysia bisa jadi  akan menang mudah di nomor ganda. Pasangan dadakan Goh V Shem/Tan Wee Kiong masih diunggulkan untuk menang atas  Keigo Sonoda/Takeshi Kamura. Pengalaman V Shem masih akan sangat membantu untuk bisa memetik poin. Meski, dia tak tampil dengan pasangan aslinya, Lim Khim Wah, yang merupakan juara Malaysia Super Series Premier 2014.
 Hanya, dua kemenangan Malaysia bakal sia-sia karena tunggal ketiganya Liew Daren bakal menyerah kepada Sho Sasaki. Hanya, partai kedua pebulu tangkis ini juga akan menguras emosi dan tenaga.
 Dari sisi ranking, Sasaki unggul jauh. Kini, dia di posisi 17 sedangkan Daren di tangga ke-66.
 Namun, siapa pun pemenangnya, telah membuat terbuka peta persaingan beregu yang tak lagi di dominasi Tiongkok dan Indonesia. (*)

Putri Tiongkok Raih Gelar Ke-13

TIM Uber Tiongkok makin susah dikejar. Mereka mampu mengoleksi 13 gelar trofi lambang supremasi bulu tangkis beregu putri dunia tersebut.
Gelar terakhir diraih Negeri Panda, julukan Tiongkok, setelah menundukkan Jepang dengan skor 3-1 dalam final Piala Uber 2014 yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, India, pada Sabtu waktu setempat (24/5).
 Tiongkok membuka kemenangan melalui Li Xuerui. Tunggal putri nomor satu dunia tersebut menang Minatsu Mitani dengan dua game langsung 21-15, 21-5 pada pertandingan yang hanya memakan waktu 36 menit.  Ini merupakan kemenangan kelima Xuerui atas lawannya yang kini duduk di ranking 12 dunia.
 Namun, Negeri Sakura, julukan Jepang, mampu menyamakan kedudukan. Di partai kedua yang mempertandingkan nomor ganda, pasangan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi mempermalukan Bao Yixin/Tang Jinhua dengan 21-18, 21-9.
 Hasil ini menjadi kemenangan perdana bagi Misaki/Ayaka yang tak pernah atas lawannya dalam tiga kali perjumpaan sebelumnya. Apalagi, dari sisi peringkat, Bao/Tang dua setrip di atas mereka yang ada di ranking keempat.
 Sayang, di laga ketiga yang mempertemukan nomor tunggal, wakil Jepang Sayaka Takahashi menyerah straight game 16-21, 12-21 kepada Wang Shixian. Perlawanan Jepang terhenti saat pasangan Miyuki Maeda/Reika Kakiwa menyerah mudah 13-21, 6-21 kepada Zhao Yunlei/Wang Xiaoli.
 Dengan hasil yang sudah 3-1, partai terakhir yang mempertemukan Akane Yamaguchi, juara dunia junior tahun lalu, dengan Wang Yihan, yang kini duduk di posisi ketiga dunia, tak dilaksanakan.
 Trofi di Piala Uber ini sekaligus mengobati kekecewaan di ajang Piala Thomas. Datang dengan status lima kali beruntun menjadi juara di event beregu putra itu, Tiongkok secara mengejutkan tumbang dengan skor 0-3 kepada Jepang pada pertandingan yang dilaksanakan Kamis waktu setempat (23/5).
 Di final, Jepang akan bersua dengan Malaysia yang di semifinal menundukkan Indonesia juga dengan skor 3-0. (*)

Sejarah India Cukup Semifinal


INDIA gagal melanjutkan sejarah. Setelah mampu mengukir sukses menembus semifinal, Saina Nehwal dkk harus mengakui ketangguhan Jepang dengan skor tipis 2-3 dalam pertandingan semifinal Piala Uber 2014 yang dilaksanakan di Siri Fort Indoor Stadium, New Delhi, India, pada Sabtu malam waktu setempat (23/5).
 Di awal pertandingan, sebenarnya harapan menembus final terbentang lebar. Tuan rumah langsung memimpin 2-0. Dua tunggal putri andalannya, Saina dan PV Sindhu, menundukkan wakil Negeri Sakura, julukan Jepang.
 Saina, yang kini duduk di posisi kedelapan, menang mudah 21-12, 21-13 dalam pertandingan yang berlangsung selama 41 menit. Ini merupakan kemenangan keempat  selama enam kali pertemuan. Meski, dalam dua pertemuan terakhir, di Pancis Super Series 2012 dan Kejuaraan Dunia 2013, Saina kalah.
 Torehan Saina di partai pertama membakar semangat Sindhu. Perempuan yang kini duduk di posisi 11 ini menang rubber game 19-21, 21-18, 26-24 atas Sayaka Takahashi.
 Petikan ini membuat Sindhu juga mampu melakukan revans atas Takahashi. Dua tahun lalu di Malaysia Grand Prix, dia dipaksa takluk dua game langsung 19-21, 12-21.
 Nah, di partai ketiga, India berharap peristiwa seperti melawan India sehari sebelumnya (22/5) kembali terulang. Pasangan Jwala Gutta/Ashwini Ponnapa menjadi tumpuan untuk memastikan kemenangan.
 Sayang, asa itu gagal terlaksana. Jwalla/Ashwini menyerah tiga game 12-21, 22-20, 16-21 kepada Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.
 Nah, kekalahan ini langsung membuat posisi India berubah. Mereka tak lagi diunggulkan menembus final.
 Alasannya,tunggal ketiga India Thulasi dan ganda kedua Saina/Sindhu kekuatannya masih di bawah wakil Jepang. Akhirnya terbukti. Thulasi menyerah 14-21, 15-21 kepada Eriko Hirose dan Saina/Sindhu tumbang 14-21, 11-21 kepada Miyuki Maeda/Reika Kakiiwa.
 Di final, Jepang akan menantang juara bertahan sekaligus kolektor 12 kali Piala Uber, Tiongkok, pada pertandingan yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat (24/5). (*)