WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Hariyanto/Trikus Tembus Perempat Final

MELAJU: Hariyanto Arbi (twitter)
SISA-SISA kejayaan Hariyanto Arbi dan Tri Kusharjanto masih ada bekasnya. Buktinya, keduanya masig bertahan dalam Kejuaraan Dunia Senior 2013.
 Hariyanto/Trikus, sapaan karib Trikus, mampu menembus babak utama di nomor ganda putra kelompok umur 35 tahun. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Ankara, Turki, pada Rabu waktu setempat (11/9), keduanya menundukkan pasangan Rusia Sergey Bushuev/Sergey Makin dengan dua game langsung 21-12, 21-16.
 Untuk bisa lolos semifinal, Hariyanto/Trikus harus bisa menyingkirkan Andre Bertko/Frank Heuwing asal Jerman, yang di babak ketiga dipaksa harus bekerja keras selama tiga game untuk bisa menundukkan unggulan 5-8 Johan Clausen/Frank Johansen (Swedia/Denmark) 15-21, 21-17, 25-23.
 Di atas kertas, Hariyanto/Trikus seharusnya bisa memenangkan pertandingan. Keduanya punya skill yang jauh di atas lawannya sewaktu masih aktif sebagai pebulu tangkis yang mengejar prestasi.
 Bahkan, sampai sekarang, Trikus masih aktif turun di berbagai turnamen di Indonesia, sekelas sirkuit nasional. Bahkan, pada Juli lalu di Surabaya, wong Jogja itu masih unjuk kemampuan di level challenge. Meski, usianya sekarang sudah 38 tahun.
 Sementara, penampilannya di ganda sebuah hal yang asing bagi Hariyanto. Di masa keemasannya, lelaki yang kini menginjak 40 tahun tersebut merupakan pebulu tangkis tunggal putra yang disegani. Gelar juara dunia pun mampu disandangnya pada 1995.
 Di kelompok ini, sebenarnya ada wakil Indonesia lainnya, yakni Dharma Gunawi. Hanya, dia berpasangan dengan pebulu tangkis Austria Jurgen Koch. Keduanya lolos ke perempat final setelah menundukkan Simon Gilhooly/Philip Troke (Inggris) dengan dua game 21-13, 21-10. 

Wang Xin Siap Bangkit

PETAKA: Wang Xin saat cedera di Olimpiade London
NAMA Wang Xin sempat hilan ditelan bumi. Pas setahun dia tak pernah mengayunkan raket.
 Kali terakhir, gadis berusia 27 tahun tersebut ikut ambil bagian dalam Olimpiade London yang dilaksanakan Agustus. Pada 4 Agustus, dia menghadapi Saina Nehwal dari India.
Hasilnya, Wang yang diunggulkan di posisi kedua tak bisa melanjutkan pertandingan hingga usai. Dia menyerah 21-18, 1-0 karena cedera lutut.
Imbasnya, dia pun gagal memperoleh medali perunggu yang sudah di depan mata. Wang gagal melaju ke final karena kalah oleh rekannya sendiri, Li Xuerui, 20-22, 18-21. 
 Tapi, pada Tiongkok Masters 2013 ini, Wang masuk dalam daftar peserta. Hanya, perempuan yang suka menyaksikan film polisi tersebut tak bisa langsung menembus babak utama.
 Alasannya, peringkat yang dimilikinya sekarang tak memungkinan. Dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), dia berada di peringkat 159. Memang, lama absen dalam berbagai turnamen hampir setahun membuat peringkatnya turun drastis.
 Dalam babak kualifikasi, Wang pun tampil trengginas. Dua lawanpun mampu dikalahkannya. Mereka adalah Sayaka Sato (Jepang) yang takluk 21-18, 20-22, 21-14 dan Sarita Suwannakitborihan (Thailand) dengan dua game 21-14, 21-12.
 Kemenangan atas pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, membuat Wang pun menembus babak elite. Nah, pada babak utama, dia pun mampu menang atas kompatriot (rekan satu negara) Deng Xuan  21-11, 21-19. Lawan yang dikalahkannya ini peringkatnya jauh di atas yakni 42.
Pada babak kedua, Wang akan menjajal ketangguhan Sayaka Takahashi. Peringkat terakhir pebulu tangkis Jepang ini ada di posisi 20. (*)

WANG XIN MASIH MENAKUTKAN
Nama: Wang Xin
Lahir: 10 November 1985
Negara: Tiongkok
Tinggi: 1,66 meter
Peringkat Tertinggi: 1
Prestasi:
Kejuaraan Dunia
Perak 2010 Paris
Perunggu 2011 London

Asian Games
Emas Beregu Guangzhou 2010
Perak Perorangan Guanghiu 2010

Uber
2012 Wuhan

Sudah tanpa Wakil Tunggal Putra-Putri

TUMBANG: Dionysius Hayom Rumbaka (foto:djarum)
TIONGKOK masih menjadi kandang macan bagi pebulu tangkis Indonesia, khususnya nomor tunggal. Itu terbukti dalam Tiongkok Masters 2013.
 Merah Putih sudah tak punya wakil di tunggal putra dan putri dalam turnamen yang masuk level super series tersebut. Di nomor tunggal putra, Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka langsung tumbang pada penampilan perdana. Begitu juga dengan Bellaetrix Manuputty di tunggal putri.
 Tommy, yang diunggulkan di posisi keempat, secara mengejutkan harus mengakui ketangguhan Kento Momota dari Jepang dengan dua game langsung 17-21, 14-21 dengan waktu hanya 46 menit dalam pertandingan yang dilaksanakan di Changzhou pada Rabu waktu setempat (11/9). Secara peringkat, Tommy seharusnya tak perlu tumbang. Juara Singapura Super Series 2013 ini berada di posisi keenam sedangkan Momota di posisi 35.
 Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, juga takluk. Pebulu tangkis asal Djarum ini dipermalukan pebulu tangkis Tiongkok yang lolos dari babak kualifikasi Zhou Wenlong dengan rubber game 19-21, 21-19, 10-21. 
 Bella, sapaan karib Bellaetrix, juga tak bisa melangkah lebih jauh. Langsung bertemu unggulan teratas, Li Xuerui, asal Tiongkok dia pun menyerah dua game langsung 18-21, 8-21. Ini merupakan kekalahan kelima Bella dari pebulu tangkis Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut.
 Pada Tiongkok Masters ini, Pelatnas PB PBSI tak menurunkan kekuatan terbaik. Bahkan, di nomor andalan, ganda putra, pelatnas tak ada wakil. Di nomor ini hanya ada pasangan nonpelatnas, Markis Kido/Markus Fernaldi.
Pasangan baru ini pun mampu lolos ke babak kedua setelah menundukkan pasangan tuan rumah Song Ziwei/Xu Xiaofeng dengan rubber game 21-19, 18-21, 21-17.
 Untuk bisa lolos babak perempat final, Kido/Markus harus bisa mengalahkan pasangan Taiwan Lu Chia Pin/Wang Chih Hao, yang di babak pertama menumbangkan unggulan ketujuh asal Malaysia Mohd Zakry/Mohd Fairuzuzian 21-17, 21-19. Sementara di nomor ganda campuran, tak ada nama Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  (*)

Christopher/Trikusuma Berburu ke Eropa Lagi

Christopher Rusdianto (pbsi)
CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana kembali memulai petulangan. Sasaran yang dituju kembali di Eropa.
 Tujuannya untuk menambah poin guna mendongkrak peringkat yang dimili.Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 5 September, Christopher/Trikusuma berada di posisi ke-58.
 ‘’Kami ingin menembus posisi 50 besar dunia,’’ kata Christopher kepada smashyes.
 Pada penampilan perdananya di kancah internasional, Christopher/Trikusuma juga menjelajah beberapa negara Eropa. Hasilnya, banyak poin yang diperoleh.
 Turnamen yang diikuti di Benua Putih, julukan Eropa, dimulai dari Polandia Internasional Series yang dilaksanakan di Lubin pada 19-22 September mendatang. Turnamen ini menyediakan hadiah total USD ribu.
 Setelah itu, ada beberapa turnamen yang bisa diikuti oleh pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut. Sebut saja Rep Ceko Internasional Series (26-29 September), Bulgaria Internasional Series (3-6 Oktober), Belanda Grand Prix (8-13 Oktober), Swiss Internasional Series (17-20 Oktober).
 Christopher kembali menegaskan bahwa dia tetap akan berpasangan dengan Trikusuma. Ini dikarenakan dia sempat dikabarkan bakal digandengkan dengan pebulu tangkis senior, Alvent Yulianto.
 Apalagi, keduanya pernah berpasangan dan tampil dalam Indonesia Challenge di Surabaya 2-7 Juli. Selain itu, Alvent kini tengah menjomblo setelah pasangan terakhirnya, Markis Kido, punya gandengan baru, Markus Fernaldi. Pasangan ini bakal tampil perdana dalam Tiongkok Masters yang dilaksanakan 10-15 September. (*)

Kido/Markus Andalkan Main Cepat

Markus Fernaldi
MARKIS Kido bakal menjalani debut. Berpasangan dengan tandem barunya, Markus Fernaldi, keduanya bakal turun dalam Tiongkok Masters 2013 yang mulai dilaksanakan di Olympic Sports Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Selasa waktu setempat (10/9).
 Meski termasuk pasangan baru, namun Kido/Markus tak perlu memulai dari babak kualifikasi. Kido/Markus langsung memulai dari babak utama.
 Ini dikarenakan peringkat kedua pebulu tangkis dengan pasangan sebelumnya sudah cukup untuk bisa berlaga dalam babak elite dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 250 ribu tersebut. Sebelumnya, Kido bertandem dengan  Alvent Yulianto. Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Kido/Alvent masih berada di posisi 14.
 Sedangkan Markus berpasangan dengan Andrei Adistia. Duet mantan penghuni pelatnas ini dalam peringkat terakhir ada di posisi 77.
 ‘’Kami sudah berlatih dengan serius pagi dan sore di GOR Jaya Raya Jakarta,’’ terang Kido kepada smashyes.
 Dia pun juga memuji pasangan barunya. Putra pelatih Tangkas Kurnia Hu tersebut dianggapnya punya kecepatan yang bisa mengimbanginya.
 ‘’Jadi, kami mengandalkan kecepatan. Ini yang membedakan saya dengan pasangan lama,’’ tambah Kido.
 Dalam Tiongkok Masters 2013, pada babak pertama, Kido/Markus akan dijajal pasangan asal Tiongkok Song Ziwei/Xu Xiaofeng. Pasangan Merah Putih itu sendiri berharap bisa menembus babak semifinal.
 Khusus bagi Kido, Tiongkok selalu memberi berkah baginya. Dia pernah menjadi juara Tiongkok Master 2007 saat berpasangan dengan Hendra Setiawan. Bersama Hendra pula, mereka mampu meraih emas Olimpiade Beijing 2008. Pada Tiongkok Masters 2013, Kido/Markus menjadi satu-satunya pasangan ganda putra Indonesia yang unjuk kemampuan.
  Sementara di nomor tunggal putra, pelatnas juga mengirim minim kekuatan. Mereka hanya diwakili Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Pada babak pertama, Tommy, yang diunggulkan di posisi keenam, bakal dijajal Kento Momota dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menghadapi pebulu tangkis dari babak kualifikasi.
 Ini beda dengan undian yang sempat dikeluarkan oleh pihak panitia. Imbasnya, kans lolos babak kedua pun terbuka lebar bagi Tommy dan Hayom. (*)

Febby Angguni Juara di Ukraina

EROPA: Febby Angguni (foto: djarum)
TUNGGAL putri Indonesia masih ada taji. Buktinya, Febby Angguni mampu menjadi juara di Eropa.
 Memang, event yang dimenangi mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung tersebut bukan level super series premier, super series, ataupun juga grand prix. Febby juara dalam turnamen Babolat Kharkov 2013 yang masuk kategori internasional challenge dan berhadiah total USD 15 ribu .
 Dalam final yang dilaksanakan di Kharkov, Ukraina, Minggu waktu setempat (8/9), dia mengalahkan rekannya satu klub di Djarum, Ana Rovita, dengan dua game langsung 22-20, 21-14.
 Meski sering bertemu dalam latihan, pertemuan di negara pecahan Uni Soviet ini merupakan kali ketiga. Dalam dua pertemuan sebelumnya, Febby dan Ana berbagi skor 1-1.
 Ana menang dalam Indonesia Challenge 2010 dengan 21-15, 21-12. tapi, Febby mampu membalasnya di Indonesia Challenge 2013 dengan tiga game 13-21, 21-4, 21-11.
 ‘’Sebenarnya kami mengirim empat tunggal putri. Ada juga yang turun di ganda putra,’’ kata Yoppy Rosimin, ketua PB Djarum, kepada smashyes.
 Selain Febby dan Ana, di nomor tunggal putri, klub yang disponsori perusahaan rokok tersebut juga mengirimkan Sylvina Kurniawan dan Dinar Dyah Agustine. Sayang, keduanya gagal melangkah lebih jauh.
 Sylvina tersingkir pada babak pertama setelah kalah 16-21, 8-21  oleh unggulan pertama asal Bulgaria Petya Nedelcheva dan Dinar juga tumbang dalam penampilan perdana oleh pebulu tangkis tuan rumah Natalya Voytsekh 22-24, 12-21, 16-21.
 Sementara di ganda putra, wakil Djarum Didit Juang/Andrei Adistia menyerah dalam babak semifinal. Mereka takluk pasangan Denmark Anders Skaarup/Kim Astrup 18-21, 16-21.
 ‘’Ada juga wakil di tunggal putra dari Indonesia. Namun, mereka dari pelatnas,’’ tambah Yoppi.
 Ya, di tunggal putra dua wakil pelatnas adalah Muhammad Bayu Pangisthu dan  Ihsan Maulana Mustofa. Keduanya sudah menyerah pada babak awal. (*)

HASIL FINAL BABOLAT KHARKOV 2013

TUNGGAL PUTRA: Dymtro Zavadsky (Ukraina x4) v Mathias Borg (Swedia) 21-14, 21-17

TUNGGAL PUTRI: Febby Angguni (Indonesia x2) v Ana Rovita (Indonesia) 22-20, 21-14

GANDA PUTRA: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Anders Skaarup/Kim Astrup (Denmark) 22-20, 15-21, 21-12

GANDA PUTRI: Imogen Bankier/Petya Nedelcheva (Inggris/Bulgaria) v Lena Grebak/Maria Hesbol (Denmark) 21-11, 21-12

GANDA CAMPURAN:  Robert Blair/Imogen Bankier (Inggris x3) v Kim Astrup/Maria Hesbol (Denmark x4) 20-22, 21-9, 21-18

Sudah Lumayan buat Pasangan Debutan

Bona Septano/Fran Kurniawan (foto: djarum)
LANGKAH Fran Kurniawan/Bona Septano di Taiwan Grand Prix Gold  2013 terhenti di babak semifinal. Keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Lee Sheng-mu/Tsai Chia Hsin dengan rubber game 20-22, 21-13, 9-21 dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di New Taipei pada Sabtu setempat (7/9).
 Ini membuat Indonesia pun gagal total dalam turnamen yang menyediakan  hadiah total USD 200 ribu tersebut. Ya, status Fran/Bona memang satu-satunya wakil Indonesia yang masih bertahan.
 ‘’Sebagai pasangan baru, hasil ini sudah lumayan bagus,’ kata Herry I.P, pelatih ganda putra pelatnas PP PBSI, kepada smashyes.
 Ya, Fran/Bona memang pasangan yang baru ditandemkan sejak Agustus. Penampilannya di Taiwan juga yang pertama.
 Namun, keduanya sempat menarik perhatian. Pada babak perempat final, Fran/Bona mampu menjungkalkan unggulan teratas asal Korea Selatan Kim Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae dua game langsung 21-18, 21-16. Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) pekan ini, peringkat Fran/Bona bakal muncul.
 Sementara, dalam Taiwan Grand Prix Gold 2013 yang berakhir Minggu (8/9) waktu setempat, Korea Selatan mampu menyapu bersih gelar. Dari lima tempat terhormat, tak ada yang lari ke negara lain.
 Bahkan, di nomor tunggal putra, unggulan pertama asal Vietnam Nguyen Tien Minh menyerah kepada wakil Negeri Ginseng, julukan Korsel, Son Wan-ho, dengan rubber game 21-19, 9-21, 18-21. (*)

HASIL FINAL TAIWAN GRAND PRIX GOLD 2013
TUNGGAL PUTRA: Son Wan-ho (Korsel) v Nguyen Tien Minh (Vietnam x1) 19-21, 21-9, 21-18

TUNGGAL PUTRI: Sung Ji-hyun (Korsel x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x2 21-16, 21-9

GANDA PUTRA: Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x2) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x4) 21-11,21-11

GANDA PUTRI: Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel x1) v Lee Sho-hee/Shin Seung-chan (Korsel x2) no match

GANDA CAMPURAN:   Shin Baek-choel/Jang Ye-na (Korsel x3) v Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won (Korsel) 22-20, 12-21, 21-16

Ket: x=unggulan

Liga Malaysia Putar Tahun Depan

LOKAL: Liew Daren (foto: badminton)

ADANYA liga bulu tangkis di beberapa negara membuat Malaysia gerah. Negeri jiran tersebut bakal menggelarnya mulai tahun depan atau 2014.
 Adalah  Looi Badminton Academy yang memulai gagasan tersebut. Pada Senin (2/9), manajer klub tersebut Jack Koh mengatakan mereka akan menggelar liga yang dinamani  Purple  League pada tahun depan. Biaya yang dikeluarkan pun lumayan besar 5 juta ringgit Malaysia. Mereka berharap Liga Malaysia menjadi salah satu kompetisi terbaik di atas bumi ini.
 Seperti dikutip dari sebuah media di Malaysia, dengan dukungan dari Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaludin serta mendapat restu dari Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM), liga ini akan direncanakan dengan matang.
 Di antara negara yang jadi kekuatan olahraga tepok bulu, Malaysia menjadi negara yang tak punya liga bulu tangkis. Mereka kalah dengan Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Jetman, dan Denmark.
 Di antara negara-negara tersebut, India yang baru saja menggelar liga. Dengan titel Indian Badminton League (IBL), para pebulu tangkis papan atas dunia ikut serta.
 Sebut saja tunggal putra peringkat teratas dunia saat ini asal Malaysia Lee Chong Wei, mantan juara dunia tunggal putra asal  Indonesia Taufik Hidayat, dan juga juara tunggal putri All England Super Series Premier 2013 Tine Baun dari Denmark. Total hadiahnya pun cukup menggiurkan USD 1 juta atau lebih Rp 10 miliar.
 Liga di Malaysia nanti bakal diberi nama Purple League. Menurut Jack ada alasan kuat yang mendasari.
‘’Sebenarnya, kami mau memberi nama Premier. Tapi, nama tersebut sudah dipakai di sepak bola,’’ jelas dia.
 Purple atau dalam Bahasa Indonesia berari Unggu, lanjut dia, adalah tingkat tertinggi dalam susunan warna. Dibandingkan liga di negara lain, lanjut Jack, Purple League bakal punya perbedaan.
 ‘’Purple League akan ada dua. Satu untuk pebulu tangkis di atas 19 tahun dan yang satunya di bawah 19. Kami juga mengutamakan peembinaan,’’ ungkap dia.
 Ini akan membuat peserta juga menyiapkan tim junior.  Peserta nanti, lanjut Jack, ditargetkan 18 tim.
 ‘’Format yang akan dipakai adalah home and away dan harus memakai nama negara bagian,’’ paparnya. (*)

RENCANA LIGA BULU TANGKIS MALAYSIA:
Titel: Purple League
Peserta: 18 tim
Level: Senior dan Junior
Format pertandingan: Home and Away
Komposisi pertandingan: Tiga partai tunggal dan 2 partai ganda

Beri Kesempatan Kedua Kien Keat/Boon Heong

TERSENYUM: Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto: thestar)

KABAR gembira bagi pasangan Koo Kien Keat/Tan Boon Heong. Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) batal memisahkan keduanya.
  Itu setelah BAM menggelar pertemuan dengan dipimpin presidennya Tengku Tan Sri Mahaleel Tengku Arif pada Senin lalu. Nama Kien Keat/Boon Heong ada dalam daftar pasangan yang membela Malaysia dalam berbagai turnamen.
 Ini artinya BAM memberikan kesempatan kedua bagi mereka untuk bisa membuktikan diri. Meskil, sebelumnya, Kien Keatt/Boon Heong diancam diceraikan menyusul hasil buruk dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Tianhe Indoor Stadium, Guangzhou, Malaysia, pada 5-11 Agustus lalu.
 Diunggulkan di posisi kedua, mereka tersingkir dalam babak perempat final. Imbasnya, posisi Kien Keat/Boon Heong di peringkat kedua pun turun dua setrip.
BAM pun sempat mengkombinasikan keduanya dengan pebulu tangkis Malaysia. Mereka berkaca dari keberhasilan Indonesia menduetkan pasangan senior-junior saat Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi juara dunia 2013.
 Media Malaysia juga menyebutkan banyak faktor  yang membuat Kien Keat/Boon Heong redup, salah satunya kedisiplinan dan tidak akur dengan pelatih. Padahal, sebelumnya, mereka pernah disegani dalam kurun 2006-2010.
 Pasangan Negeri Jiran ini menjadi juara dalam Asian Games Doha 2006, juara All England 2007, serta finalis Kejuaraan Dunia 2010. (*)

Fran/Bona Tumbangkan Unggulan Pertama

TERSINGKIR: Lee Yong-dae (foto: facebook)

KO Sung-hyun/Lee Yong-dae punya musuh baru dari Indonesia. Bukan hanya Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan yang jadi momok bagi ganda putra asal Korea Selatan tersebut.
 Kini, ada nama Fran Kurniawan/Bona Septano. Itu setelah pasangan anyar pelatnas Cipayung tersebut menang atas Sung-hyun/Yong-dae dengan dua game langsung 21-18, 21-16 dalam pertandingan semifinal Taiwan Grand Prix 2013 yang dilaksanakan di New Taipei City pada Jumat siang waktu setempat (6/9).
 Sebelumnya, pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut selalu kalah dalam tiga pertemuan terakhir dengan Ahsan/Hendra. Menariknya, semua terjadi di pertandingan final 2013 yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series 2013.
 Dalam Taiwan Grand Prix 2013, Sung-hyun/Yong-dae diunggulkan di posisi teratas. Sementara Fran/Bona nonunggulan.
 Mereka tak jadi kandidat juara karena masih pasangan baru dan di Taiwan Grand Prix merupakan penampilan perdana bagi Fran/Bona.  (*)

Baru Sekali Sudah Jadi Tumpuan Harapan

BERTAHAN: Fran (kanan) dan Bona

FRAN Kurniawan/Bona Septano baru saja dipasangkan di nomor ganda putra. Sebelumnya, Fran lebih dikenal di nomor di nomor ganda campuran.
 Dia pernah berpasangan dengan Pia Zebadiah dan Shendy Puspa Irawati. Capaiannya pun termasuk bagus. Dengan kedua perempuan tersebut, Fran eksis menembus 10 besar.
 Sedangkan Bona, namanya sempat mencuat ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Keduanya menjadi semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham, Inggris.
 Tapi, pada Agustus 2013 lalu, keduanya dipasangkan. Namun, dalam waktu yang singkat tersebut, Fran/Bona sudah jadi tumpuan asa Indonesia dalam Taiwan Grand Prix 2013.
 Mereka menjadi satu-satunya pasangan ganda putra merah putih yang mash bertahan dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 200 ribu tersebut. Itu setelah Fran/Bona menundukkan rekannya sendiri yang diunggulkan di posisi kedelapan Yohannes Rendy Sugiarto/Muhammad Ulinnuha dengan straight game 22-20, 21-11 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan Hsing Chuang Gymnasium, New  Taipei, pada Kamis waktu setempat (5/9).
 Hanya, untuk bisa lolos semifinal butuh perjuangan ektrakeras. Fran/Bona akan menjajal ketangguhan unggulan pertama asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun yang pada babak kedua juga menudukkan rekan senegaranya sendiri Jun Bong-chan/Kang Ji-wook dua game langsung 21-13, 21-19.
 Saat ini, Yong-dae/Sung-hyun merupakan pasangan peringkat pertama dunia. Selama 2013, keduanya sudah menjadi juara di dua turnamen yakni Korea Super Series Premier dan Kejuaraan Asia. Posisi kedua digapai dalam Malaysia Super Series, Swiss Grand Prix, India Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. (*)

Semua Tunggal Putri Tersingkir di Babak I

LOYO: Lindaweni (foto: djarum)

TUNGGAL putri Indonesia masih jalan di tempat. Di saat nomor lainnya mulai memberikan harapan, di sektor tersebut malah tetap susah diharapkan.
 Itu bisa dilihat dari kejuaraan Taiwan Grand Prix Gold 2013. Wakil Indonesia sudah langsung bertumbangan dalam turnamen yang menyediakan hadiah USD 200 ribu tersebut.
Bahkan, Lindaweni yang masuk dalam daftar unggulan pun ikut  tersingkir awal. Unggulan ketiga tersebut harus mengakui ketangguhan wakil tuan rumah Lin Yin Chung dengan tiga game 21-17,18-21, 17-21 dalam pertandingan yang dilaksanakan di Hsing Chuang Gymnasium, New Taipe, pada Rabu waktu setempat (4/9).
 Padahal, dari segi peringkat, Linda, sapaan karib Lindaweni, jauh lebih unggul. Pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut duduk di posisi 12 sementara lawannya di 152. Bahkan, Linda pernah mengalahkan Yin Chung dengan dua game langsung 21-19, 21-14 dalam Makau Grand Prix Gold 2012.
 Hasil buruk juga dipetik Adrianti Firdasari. Mantan tunggal putri terbaik Indonesia itu kalah mudah dua game 16-21, 12-21 oleh pebulu tangkis Thailand yang juga unggulan kesembilan Busanan Ongbumrungpan. Ini menjadi kekalahan perdana bagi Firda, sapaan karib Adrianti Firdasari, oleh Busanan.
 Hanya, dengan pengalaman yang lebih banyak, dia seharusnya bisa lebih memberikan perlawanan. Kekalahan ini juga bisa menjadi pembuka pintu yang lebar baginya untuk segera meninggalkan pelatnas Cipayung.
 Ini disebabkan dia sudah tak pernah memberikan prestasi dalam dua tahun terakhir.  Apalagi, dari tujuh kali turnamen yang diikutinya selama 2013, Firda langsung tersingkir pada babak pertama. Hanya, di Malaysia Super Series, dia bisa lolos babak kedua.
 Sementara  itu, Bellaetrix Manuputty juga mengikuti jejak Linda dan Firda. Hanya, dia masih memberikan perlawanan atas unggulan kedua Tai Tzu Ying asal Taiwan dengan kalah tiga game 21-15,17-21, 13-21.
 Ini membuat skor pertemuan Bella, sapaan karib Bellaetrix, dengan Tai Tzu Ying kalah 1-2. Sebelumnya, dia menang di Indonesia Grand Prix Gold 2011 dan kalah di Vietnam Grand Prix pada tahun yang sama. (*)

Saina Tengah On Fire

Saina Nehwal (foto: twitter)
SAINA Nehwal tengah percaya diri. Dia baru saja mengantarkam timnya, Hyderabad Hotshots, menjadi juara Indian Badminton League (IBL) 2013.
 Dalam turnamen berhadiah total USD 1 juta atau Rp 10 miliar lebih tersebut, dia tak terkalahkan. Para pebulu tangkis tunggal putri dunia pun dibuatnya tak berdaya. Termasuk dua jagoan Eropa, Juliane Schenk asal Jerman dan Tine Baun dari Denmark.
 Hasil itulah yang dibawanya dalam Jepang Super Series 2013. Saina layak masuk dalam kandidat  juara.
 Tentu ini  bakal menjadi ancaman bagi para lawan-lawannya. Termasuk juga buat Lindaweni Fanetri.
 Linda, sapaan karib Lindaweni, akan langsung menantang Sania pada pertandingan pertama. Dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut, Sania menempati unggulan ketiga sementara Linda nonseeded. 
 Hanya, Linda seharusnya tak perlu keder. Dalam dua kali pertemuan, dua pebulu tangkis berbagi skor imbang 1-1.
 Bahkan, dalam pertemuan terakhir di Singapura Super Series 2013, Linda mampu mempermalukan Sania dengan rubber game 17-21, 21-13, 21-13. Ini membalas kekalahan yang dialaminya pekan sebelumnya di Indonesia Super Series 17-21, 29-27, 13-21. Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu tangkis Dunia), Linda duduk di posisi ke-12 sementara Sania di posisi keempat.
 Tugas tak kalah berat juga akan dilakoni Aprilia Yuswandari. Gadis asal PB Semen Gresik ini akan menjajal ketangguhan juara dunia Ratchanok Inthanon asal Thailand. Ratchanok menempati unggulan kedua. 
 Dari rekor pertemuan, Ratchanok unggul 2-1. Kali terakhir, keduanya bertemu dan Ratchanok menang 21-16, 21-17 di Prancis Super Series 2012. (*)

Tommy-Hayom Terancam Pulang Awal

Tommy Sugiarto (foto: twittter)
UNDIAN kurang bersahabat bagai pebulu tangkis tunggal Indonesia dalam Jepang Super Series 2013. Mereka bertemu dengan lawan tangguh dalam event yang dilaksanakan di Tokyo pada 17-22 September tersebut.
 Di sektor putra, Tommy Sugiarto akan dijajal Tangsak Saensomboonsuk. Meski diunggulkan di posisi keenam bukan tugas mudah baginya untuk bisa melaju ke babak kedua dalam turnamen berhadiah total USD 200 ribu tersebut.
 Itu dikarenakan dalam dua kali pertemuan, Tommy dan Tanongsak saling mengalahkan. Bahkan, dalam pertemuan terakhir pada All England Super Series 2013, Tommy kalah dua game langsung 17-21, 11-21. Sedangkan kemenangan digapainya pada 2011 dalam Taiwan Grand Prix 2011.
 Rekan Tommy di tunggal putra Dionysius Hayom Rumbaka juga butuh perjuangan ekstrakeras untuk tak langsung angkat koper pada laga perdana. Dia akan menghadapi pebulu tangkis tangguh asal Jerman Marc Zwiebler. Dalam dua kali pertemuan, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, tak pernah menang.
 Lelaki asal klub Djarum tersebut kalah di Bitburger Terbuka 2008 dengan 9-21 18-21 dan di Denmark Super Series 2012 dengan rubber game 14-21, 21-16, 8-21.  Dari segi peringkat, Hayom kalah jauh. Dia di posisi ke-26 sementara lawannya 15 setrip di atas.
 Kalau pun menang, Hayom juga tak boleh bersantai. Besar kemungkinan, anggota tim Piala Sudirman Indonesia 2013 tersebut menghadapi unggulan ketujuh asal Jepang Kenichi Tago.
 Selama ini, keduanya memang tak pernah bertemu. Namun, peringkaty Tago jauh lebih bagus yakni tujuh.
 Dalam Jepang Super Series ini, undian lebih ringan dilakoni Sony Dwi Kuncoro. Lelaki 29 tahun ini ‘’hanya’’ menghadapi R.M.V Gurusaidutt dari India. Peringkatnya di posisi 13 lebih bagus tujuh tangga dari lawannya.
 Hanya, kondisi Sony masih banyak diragukan. Cederanya yang sempat membekap membuat penampilannya belum kembali ke peakperformance. Imbasnya, peringkatnya pun lambat laun turun.  Sedang Gurusaidutt tengah memperoleh banyak pengalaman berharga setelah tampil dalam Indian Badminton League 2013 yang diikuti para pebulu tangkis papan atas dunia. (*)

Sempatkan Dulu Jenguk Anak-Istri

KENANGAN MANIS: Kido/Hendra di Olimpiade 2008

MARKIS Kido sukses membawa Awadhe Warriors ke final Indian Badminton League (IBL) 2013. Sayang, di final, tim yang dibelanya dalam event berhadiah total USD 1 juta tersebut kalah oleh Hyderabad Hotshots.
 Namun, Kido, sapaan karib Markis Kido, tak punya waktu istirahat lama. Dia bakal berlaga dalam Tiongkok Masters 2013 yang dilaksanakan 10-15 September di Changzhou.
 ‘’Tapi, saya balik ke Indonesia dulu. Kangen sama anak dan istri,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Ya, selama hampir dua minggu, dia meninggalkan istri, Richa Sari Pawestri, dan sang buah hati, Queensha Olympia Richado. Apalagi, sebelumnya, Kido juga tak sempat merayakan Lebaran karena harus tampil pada Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
 ‘’Waktu yang ada juga akan saya gunakan untuk berlatih bersama Markus Fernaldi. Biar bisa kompak di Tiongkok Masters,’’ tegas lelaki berusia 29 tahun tersebut.
 Ya, penampilannya di Negeri Panda, julukan Tiongkok, nanti merupakan debut bagi Kido/Markus. Kali terakhir, pasangan Kido adalah Alvent Yulianto dan tampil dalam Kejuaraan Dunia 2013. Sementara, Markus sebelumnnya berpasangan dengan Andrei Adistia dan tampil di Singapura Super Series.
 Dalam Tiongkos Masters 2013, Kido/Markus menjadi satu-satunya pasangan Indonesia. Pelatnas tak mengirim ke kejuaraan yang berhadiah total USD 250 ribu dengan alasan kurang siap. Selain itu, Tiongkok juga dikenal punya banyak jagoan nomor ganda.
‘’Kenapa harus takut. Jagoan masak sama jagoan,’’ ucap Kido.
 Bagi Kido sendiri, Tiongkok seperti rumah sendiri. Dia punya banyak kenangan manis di negeri terpadat di dunia tersebut.
 Bahkan, emas olimpiade pun disabetnya pada 2008 di Beijing, ibu kota Tiongkok. Ketika itu, mereka berpasangan dengan Hendra Setiawan. Lawan yang dikalahkannya pun andalan tuan rumah, Cai Yun/Fu Haifeng. (*)

Boonsak Ponsana Raih Gelar Ke-11

Boonsak Ponsana (foto:zimbio)

DOMINASI Boonsak Ponsana masih belum tergoyahkan di Thailand. Pebulu tangkis berusia 31 tahun tersebut mampu menjadi juara nasional di Negeri Gajah Putih,julukan Thailand.
 Itu setelah Boonsak mampu mengalahkan Sitthikom Thammasin 21-16, 21-12  dalam pertandingan yang hanya memakan waktu 52 menit pada Minggu waktu setempat (1/9). Gelar ini merupakan yang ke-11 bagi Boonsak yang dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 29 Agustus ada di posisi keempat tersebut.
 Sementara bagi Sitthikom, kegagalan ini mengulangi perjalanan karirnya tahun lalu. Pada 2012, dia harus mengakui ketangguhan Pisit Poodchalat. Kemampuan Sitthikom tak bisa dipandang enteng.
 Saat ini, dia duduk di peringkat pertama dunia di level junior. Pada tahun ini, dia juga mampu menembus semifinal Kejuaraan Junior Asia dan juara di Thailand Internasional Series.
 Sementara, di nomor tunggal putri, posisi terhormat jatuh ke tangan Busanan  Ongbumrungpan. Dalam laga puncak, perempuan berusia 17 tahun tersebut menghentikan perlawanan Nichaon Jindapon dua game langsung 21-16, 21-17. Bagi Nichaon, ini merupakan kegagalan tiga kali beruntun.
 Tahun lalu, perempuan yang kini duduk di posisi ke-16 dunia tersebut kalah oleh Ratchanok Inthanon. Ratchanok sendiri tahun ini mengukir prestasi gemilang dengan menjadi juara dunia. (*)
 

Sehat tapi Tetap Tak Diberangkatkan



Sony Dwi Kuncoro  dan Ditya Amanta Kuncoro (foto: yonex)
NAMA Sony Dwi Kuncoro tak ada di Tiongkok Masters 2013. Posisinya di tunggal putra ditempati oleh Tommy Sugiarto dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Padahal, saat ini, Sony masih termasuk tunggal putra terbaik di Indonesia. Memang, dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terbaru atau per 29 Agustus 2013, dia kalah oleh Tommy.
 Putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang pernah dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut berada di posisi keenam. Sementara, Sony tergelincir ke posisi tiga belas. Sebelumnya, Sony selalu berada di posisi 10 besar dunia.
 Ada apa dengan Sony? ‘’Gak ada apa-apa. Kondisi saya pun sehat tak lagi cedera,’’ terangnya kepada smashyes.
 Dia menambahkan, pada September ini, dia tetap akan turun di turnamen super series seperti halnya Tiongkok Masters yang dilaksanakan 10-15 September. Arek Suroboyo tersebut akan unjuk kemampuan dalam Jepang Super Series yang digelar 17-22 September atau sepekan setelah Tiongkok Masters.
 Begitu juga dengan Indonesia Grand Prix Gold 2013. Sebagai juara bertahan, Sony akan berjuang dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Jogjakarta pada 24-29 September.
 ‘’Semoga bisa tampil baik dan memberikan hasil yang terbaik,’’ tandas Sony. (*)

FINAL INDONESIA GRAND PRIX GOLD 2012
TUNGGAL PUTRA:Sony Dwi Kuncoro (Indonesia x5) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x4)  21-11, 21-11

TUNGGAL PUTRI: Li Han (Tiongkok x2) v Yeni Asmarani (Indonesia) 21-12, 21-10

GANDA PUTRA: Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x3) v Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x4) 21-13, 21-9

GANDA PUTRI: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x1) v Eom Hye-won/Jang Ye-na (Korsel x2) 21-12,12-21, 21-13

GANDA CAMPURAN:Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) v M. Rijal/Debby Susanto (Indonesia x2) 21-19, 21-

Tunggal Putra India Siap Beri Kejutan

POTENSI: K. Srikanth (foto: indiaexpress)

INDIA bakal jadi kekuatan baru di bulu tangkis di tunggal. Itu setelah para atletnya memperoleh pengalaman berharga dari Indian Badminton League (IBL) 2013 yang berakhir pada Sabtu waktu setempat (31/8) atau Minggu dini hari WIB (1/9).
  Bahkan,jumlahnya pun banyak dan usianya pun masih kisaran awal 20 tahunan. Peringkat mereka ada di kisasaran 60 besar dunia. Sebut saja P. Kashyap (peringkat 14), R.M.V. Gurusaidutt (20), Ajay Jayaram (24), Sourabh Varma (36), B. Sai Praneeth (37), K. Srikanth (38), Anand Pawar (39), dan H.S. Prannoy (56).
 “Selama IBL, saya melihat banyak pebulu tangkis berbakat di India. Jumlahnya ada delapan,’’ kata pelatih tunggal Malaysia Rashid Sidek seperti dikutip situs media Malaysia.
 Rashid sendiri dalam event yang menyediakan hadiah total USD 1 juta atau sekitar Rp 10 miliar tersebut melatih klub Krissh Delhi Smashers.
Di antara tunggal putra harapan India, Rashid memuji penampilan impresif Srikanth. Dia dianggapnya punya masa depan yang cerah dibandingkan yang lain.
 ‘’Saat menghadapi Lee Chong Wei (tunggal putra nomor satu dunia asal Malaysia yang berlaga di IBL membela Mumbai Masters), dia mampu mencuri satu game,’’ ungkap Rashid.
Begitu juga, lanjut dia, dalam pertandingan final. Pebulu tangkis yang membela Awadhe Warriors tersebut juga memetik kemenangan atas andalan Hyderabad Hotshots dari Thailand Tanongsak Saemboonsuk 21-12, 21-10. Kemenangan ini juga menjadi satu-satunya poin bagi Awadhe di laga final yang dimenangkan Hyderabad Warriors dengan 3-1 tersebut.
Atas kemenangan itu, Hyderabad Hotshots berhak memperoleh hadiah USD 495 ribu dan Awadhe Warriors yang duduk di posisi kedua memperoleh USD 266 ribu.
 Rashid percaya bahwa   bahwa setelah IBL, peringkat tunggal putra India akan mengalami lonjakan. Begitu juga bakal banyak lahir pebulu tangkis tunggal putra.
‘’IBL bakal berkembang dan bakal banyak sponsor yang datang pada tahun depan.Pesertanya pun bisa bukan lagi enam lagi tapi lebih dan jumlah hadiahnya pun akan ikut meningkat. Ini bagus buat bulu tangkis,’’ jelas lelaki yang lahir dari keluarga bulu tangkis tersebut. (*)



Kembali setelah 12 Tahun Absen

KAPTEN: Lin Dan bakal berlaga di Belanda
LIN DAN tengah mencari kado ulang tahun. Sasarannya adalah juara tunggal putra Belanda Grand Prix yang dilaksanakan di Almera pada 8-13 Oktober mendatang. Super Dan, julukan Lin Dan, lahir sehari setelah laga final atau 14 Oktober.
 Dari situs badzine.net, pebulu tangkis yang tahun ini berusia 30 tahun tersebut bakal berlaga  di Negeri Kincir Angin, julukan Belanda. Bahkan, Lin Dan dipercaya memimpin rekan-rekannya pada turnamen yang menyediakan hadiah total USD 50 ribu tersebut. 
 Penampilannya di Belanda ini merupakan yang kedua. Kali pertama, Lin Dan tampil di Belanda pada 12 tahun lalu atau saat usianya masih 18 tahun.  
 Penampilannya nanti juga menjadi yang ketiga selama 2013. Setelah sebelumnya, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut unjuk kebolehan di Kejuaraan Asia pada April dan Kejuaraan Dunia pada Agustus lalu.
 Dalam Kejuaraan Asia yang dilaksakan di Taiwan, Lin Dan mengundurkan diri di babak perempat final. Sedangkan pada Kejuaraan Dunia di kandang sendiri, dia sukses menjadi pemenang. 
 Lama absen ini membuat peringkat sempat turun drastis. Namun, sukses dalam Kejuarana Dunia membuat  Lin Dan kembali ke 100 besar. Bahkan, tak menutup kemungkian comeback ke 10 besar dan puncaknya ke poisis pertama. Tahun lalu, wakil Indonesia menjadi juara Belanda Grand Prix melalui pasangan ganda putra Markis Kido/Alvent Yulianto. (*)

JUARA BELANDA GRAND PRIX 2012
TUNGGAL PUTRA: Eric Pang (Belanda)
TUNGGAL PUTRI: Kristina Gavnholt (Rep Ceko)
GANDA PUTRA: Markis Kido/Alvent Yulianto (Indonesia)
GANDA PUTRI: Selena Piek/Iris Tabeling (Belanda)
GANDA CAMPURAN: Mads Pieler Kolding/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)

Saina Bawa Hyderabad Hotshots Juara IBL 2013

PERKASA: Saina Nehwal dapat ucapan dari fans (foto: in.com)

SAINA Nehwal bersinar di kandang. Pebulu tangkis putri tersebut sukses membawa timnya, Hyderabad Hotshots, menjadi juara Indian Badminton League (IBL) 2013.
  Dalam final yang dilaksanakan di Mumbai pada Sabtu malam waktu setempat (31/8) atau Minggu pagi WIB (1/9), Saina menundukkan pebulu tangkis masa depan India P.V. Sindhu dengan dua game langsung 21-15 21-7. Ini membuat Hyderabad Hotshots mampu menyamakan kedudukan setelah dalam partai pertama yang mempertandingkan nomor  tunggal putra , andalan Hyderabad Hotshots dari Thailand  Tanongsak Saensomboonsuk secara mengejutkan kalah oleh K Srikanth 12-21, 20-21.
 Dalam pertemuan resmi sebelumnya, Tanongsak menang sekali atas lawannya tersebut. Kebetulan juga, itu dilakukan pebulu tangkis Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, di India dalam Indian Grand Prix Gold 2012 dengan 21-16, 21-12.
 “Anggota tim sudah bermain sangat bagus. Saya sangat senang bisa menjadi juara dalam IBL edisi perdana,’’ kata Saina setelah timnya memastikan juara seperti dikutip situs IBL 2013.
 Dia juga tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pendukungnya. Mereka, tambah Saina, telah memberikan dukungan total.
 Tentang Sindhu, pebulu tangkis yang kini ada di peringkat keempat dunia itu memberikan apresiasi. Juniornya itu dinilainya telah bermain bagus.
 ‘’Hanya, saya mampu mengendalikannya. Saya juga merasa beruntung karena bisa memenangkan semua pertandingan di IBL,’’ lanjut Saina. (*)

HASIL PERTANDINGAN FINAL IBL 2013
HYDERABAD HOTSHOTS v AWADHE WARRIORS 3-1
TUNGGAL PUTRA: Tanongsak v K Srikanth 21-12 21-20

TUNGGAL PUTRI: Saina Nehwal v  P V Sindhu (AW) 21-15 21-7

GANDA PUTRA: Goh V Shem/Wah Khim Lim  Wah v Markis Kido/Mathias Boe 21-14 13-21 11-4

TUNGGAL PUTRA 2: Ajay Jayaram v R M V Guru Sai Dutt
10-21 21-17 11-7