WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Simon Ternyata Masih Ada

Simon (kanan) dan Hayom (foto: twitter)
17 JUNI 2012. Tanggal tersebut tak akan pernah dilupakan Simon Santoso.
 Saa itu, dia mampu menjadi juara tunggal putra Indonesia Super Series Premier. Dalam final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Simon, yang diunggulkan di posisi ketujuh, menundukkan unggulan kedelapan asal Tiongkok Du Pengyu dengan rubber game 21-18, 13-21, 21-11.
 Namun, setelah itu, penampilan lelaki yang kini berusia 28 tahun tersebut seolah antiklimaks. Dia lebih sering tumbang pada babak-babak awal.
 Puncaknya, dia pun mengalami cedera dan absen panjang. Selama 2013, tercatat Simon hanya tampil dalam lima turnamen.
 Hasilnya, dia gagal menjadi juara. Bahkan, saat tenaganya dibutuhkan, lelaki yang dikabarkan pernah dekat dengan Maria Kristin, peraih perunggu tunggal putri Olimpiade Beijing 2008, tak bisa membela Indonesia dalam Piala Sudirman 2013.
 Awalnya, dia sempat menyanggupi. Namun, di tengah jalan, Simon membatalkannya dengan alasan kondisinya belum 100 persen dan bakal fit saat Indonesia Super Series Premier 2013.
  Tapi, sehari menjelang turnamen berhadiah USD 700 ribu tersebut, Simon mengakui sakit leher karena salah tidut. Ini membuat PP PBSI sempat mengeluarkan peringatan bahwa Simon bisa out dari pelatnas Cipayung.
Untuk sementara, dia tak dikirim ke berbagai turnamen. Imbanya, peringkatnya pun turus drastis.
 Dari posisi ketiga di 2012, kini dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September, Simon terdampar di posisi ke-83.
 Dengan peringkat tersebut, Simon pun hanya diunggulkan di posisi kesebelas dalam Indonesia Grand Prix Gold. 2013. Dia masih kalah oleh Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Untung, kondisi tersebut tak membuat Simon ciut nyali, Sebaliknya, dia membuktikan bahwa dia belum habis.
 Satu demi satu lawan pun dikalahkan. Tommy, unggulan teratas, dikalahkannya dengan rubber game 21-14,13-21, 21-17 di babak semifinal di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu (28/9). Kemudian, sehari kemudian (29/9) di final, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, dibuatnya tak berdaya dalam laga dua game 21-17, 21-11.
 Ini membuat Simon mengakhisi dahaga gelar selama setahun lebih. Gelar tersebut juga menegaskan bahwa Simon masih ada. (*)

CAPAIAN SIMON SANTOSO SELAMA 2013
Australia Grand Prix Gold : Babak III
Selandia Baru Grand Prix: Perempat Final
India Super Series: Babak I
Malaysia Grand Prix Gold: Babak I
Kejuaraan Dunia: Babak I
Indonesia Grand Prix Gold: Juara

Kuburan bagi sang Juara Dunia

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto: twitter)
INDONESIA Grand Prix Gold 2013 jadi kuburan juara dunia. Setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, kali ini giliran Tontowi Ahmad/Liliyama Natsir yang gagal meraih gelar dalam event berhadiah total USD 120 ribu tersebut. 
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Minggu (29/9), mereka secara mengejutkan kalah oleh pasangan Indonesia lainnya, Praveen Jordan/Vita Marissa, dengan rubber game 20-22, 21-9, 14-21. Pertandingan kedua pasangan ini memakan waktu 49 menit.
Sebelumnya, juara dunia tunggal putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga sudah tersingkir di perempat final. Keduanya menyerah di babak perempat final oleh Ronald Alexander/Selvanus Geh.
 Di Indonesia Grand Prix Gold 2013, Tontowi/Liliyana menduduki unggulan teratas sementara Praveen/Vita di posisi keenam. Kemenangan Praveen/Vita ini juga membalas kekalahan dalam babak semifinal Singapura Super Series 2013. Saat itu, mereka kalah 11-21, 21-16,18-21.
 Ya, sejak menjadi juara dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus lalu, Tontowi/Liliyana tak pernah berlaga. Ini membuat peringkatnya pun turun satu setrip di peringkat ketiga.
Sedangkan Praveen/Vita merupakan pasangan yang baru dibentuk tahun ini. Namun, penampilan keduanya termasuk stabil. Bahkan, keduanya pernah menembus semifinal Malaysia Super Series 2013.
 Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September, Praveen/Vita sudah ada di posisi ke-13. Ini berarti tinggal waktu bagi mereka untuk menembus posisi 10 besar. (*)

HASIL FINAL INDONESIA GRAND PRIX GOLD 2013
TUNGGAL PUTRA: Simon Santoso (Indonesia x11) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x3) 21-17, 21-11
TUNGAL PUTRI: Suo Di (Tiongkok) v Yao Xue (Tiongkok) 21-12, 22-20
GANDA PUTRA: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x2) v Ronald Alexander/Selvanus Geh (Indonesia) 17-21, 21-15, 21-16
GANDA PUTRI: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok) v Huang Dongping/Jia Yi Fan (Tiongkok) 19-21, 21-15, 21-18
GANDA CAMPURAN: Praveen Jordan/Vita Marissa (Indonesia x6) v Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) 22-20, 9-21, 21-14

Malu Kalau hanya Satu Pukul-Dua Pukul

SONY Dwi Kuncoro gagal mempertahankan gelar Indonesia Grand Prix Gold. Dia gagal melewati hadangan rekannya sendiri di pelatnas Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka, dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu (28/9).
 Hanya, Sony menyerah kepada Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bukan karena kalah tangguh di lapangan. Arek Suroboyo tersebut gagal bertanding.
 ‘’Saya cedera engkel. Saat perempat final, gerakannya gak pas jadi sekarang sakit,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Ya, pada babak perempat final, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut dipaksa kerja keras selama tiga game oleh pebulu tangkis Thailand Suppanyu Avihingsanon. Memang, dia akhirnya menang 15-21, 21-11, 21-13.
 ‘’Saya nggak tahu bisa sembuh cepat atau enggak,’’ ucap Sony.
 Sementara, ayah Sony, Sumadji, menambahkan bahwa anaknya memang mengalami cedera di engkel kaki. Bahkan, kaki lelaki yang telah memberinya dua cucu tersebut bengkak besar.
 ‘’Sony memang memaksakan menang melawan pebulu tangkis Thailand. Dia ingin Indonesia bisa menguasai semifinal,’’ ungkap dia.
 Sebelum turun menghadapi Hayom, lanjut Sumadji, Sony sudah menjalani terapi. Itu dilakukan bukan hanya sekali.
 ‘’Tapi, Sony akhirnya bilang tak mau memaksakan. Kalau hanya satu pukul, dua pukul terus mundur kan malu juga,’’ lanjut dia.
 Padahal, kalau dalam kondisi fit, dia optimistis anaknya mampu menang atas Hayom dan mampu mengalahkan Simon Santoso dalam pertandingan final.
 Hanya, dia mengakui cedera yang dialami Sony bukan lagi di punggung. Cedera punggung pula yang membuat anaknya sempat melorot jauh peringkatnya hingga terlempar dari 100 besar. (*)



Simon Ingin Berikan Bukti

Simon Santoso
SIMON Santoso berteriak lantang. Itu setelah dia memastikan menembus babak semifinal Indonesia Grand Prix Gold 2013 dengan mengalahkan Tommy Sugiarto dengan rubber game 21-14, 13-21, 21-17 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu waktu setempat (28/9).
 Tommy memang masih juniornya di pelatnas Cipayung. Namun, dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013, putra Icuk Sugiarto, salah satu juara dunia yang dimiliki Indonesia, menempati unggulan teratas.
 Itu disebabkan Tommy duduk di posisi keenam, sebelum melorot satu setrip dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September. Melonjaknya peringkat Tommy dalam beberapa waktu terakhir ini salah satu tak lepas dari gelar juara di Singapura Super Series 2013.
 Beda dengan Simon. Setelah juara Indonesia Super Series Premier dan melonjak ke peringkat ketiga, Simon langsung absen dalam berbagai turnamen selama 2012. Bahkan, pada 2013 ini, dia hanya empat kali tampil yakni dalam Australia Grand Prix Gold, Selandia Baru Grand Prix , India Super Series dan Kejuaraan Dunia.  ‘
 Hasilnya pun tak ada yang memuaskan. Simon sering tumbang sebelum babak semifinal. Bahkan, di India Super Series dan Kejuaraan Dunia, pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut sudah tumbang pada babak pertama.
 Jebloknya penampilan Simon ini membuat PP PBSI (Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) mengancam dia bakal didepak dari pelatnas. Selain itu, lelaki yang dikabarkan pernah dekat dengan Maria Kristin, peraih perunggu tunggal putri Olimpiade Beijing 2008, tersebut tak pernah dikirim dalam beberapa turnamen. Imbanya, peringkatnya pun anjlok hingga kini terdampar di posisi ke-87. 
 Dalam final yang dilaksanakan Minggu (29/9), Simon akan menjajal juniornya, Dionysius Hayom Rumbaka. Dalam dua pertemuan, dia selalu memetik kemenangan. Jadi, peluang Simon mengakhiri paceklik gelar terbuka lebar. (*)



Ulangi Pertemuan Final Polandia

MELAJU: Christopher (depan)

CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana sudah menjejaki perempat final Ceko Challenge 2013. Itu setelah pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menang dua kali dalam pertandingan yang dilaksanakan di Brno pada Jumat waktu setempat (27/9) atau Sabtu WIB (28/9).
 Dalam penampilan perdananya, Christopher/Trikusuma mengalahkan Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheisser asal Prancis dengan susah payah 21-18, 14-21, 21-14. Kemudian, tiket perempat final ditangan setelah menumbangkan unggulan keempat asal Inggris Peter Briggs/Harley Towler dua game langsung 21-17, 21-19.
 Nah, untuk bisa menembus semifinal, mereka harus bisa menundukkan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin dari Taiwan yang di babak sebelumnya memupus asal wakil Indonesia lainnya, Siswanto/Julian Arbitama, 21-6, 21-9.
 Pasangan Taiwan ini bisa jadi menghadirkan mimpi buruk bagi Christopher/Trikusuma lagi. Pekan lalu di Polandia International Series, mereka kalah di final dengan rubber game 24-22, 14-21, 14-21.
  Di Ceko Challenge, Christopher/Trikusuma hadir karena menepati janji untuk bisa datang. Meski, seharusnya kesempatan mendulang poin yang lebih besar terbentang di Indonesia Grand Prix Gold yang pada saat bersamaan dilaksanakan di Jogjakarta.
 Dengan peringkat 60 besar dunia, mereka tak perlu susah payah melalui babak kualifikasi. (*)

Sudah Juara meski Kehilangan Hendra/Ahsan

Ronald/Selvanus
HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan tersungkur. Bukan oleh Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark atau pun juga Cai Yun/Fu Haifeng dari Tiongkok.
 Juara dunia 2013 tersebut kalah oleh rekannya sendiri di pelatnas Ronald Alexander/Selvanus Geh dengan rubber game 21-8, 19-21, 18-21 pada babak perempat final Indonesia Grand Prix Gold 2013 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Jumat WIB (27/8). Hasil ini menjadi kejutan terbesar selama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Itu disebabkan peringkat keduanya jauh berbeda. Hendra/Ahsan di posisi kedua sementara lawannya 48 setrip di bawah.
 Dalam capaian prestasi, Ronald/Selvanus juga bukan apa-apa dibandingkan Hendra/Ahsan.   Mereka langganan tumbang di babak-babak awal turnamen yang diikuti.
 Beda dengan Hendra/Ahsan. Lima gelar bergengsi sudah dikoleksi tahun ini, yakni Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Jepang Super Series. Ini ditambah satu koleksi juara dunia.
 Bisa jadi, faktor kelelahan membuat Hendra/Ahsan tak bisa optimal. Mereka langsung berlaga di Jogja setelah sukses merebut gelar di Jepang.
 Untung, meski kehilangan Hendra/Ahsan, Indonesia sudah memastikan gelar ganda putra di tangan. Itu setelah babak semifinal dikuasai pasangan merah putih.
 Ronald/Selvanus akan menantang unggulan kelima Markis Kido/Markus Wijano, yang di babak ketiga mematahkan perlawanan pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen 21-16, 21-18.
 Semifinal lain mempertemukan Angga Pratama/Rian Agung Saputra, yang diunggulkan di posisi kedua, melawan Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwandi. Angga/Rian tak mengalami kesulitan berarti untuk mengikis ambisi Yohanes Rendy Sugiarto/Muhammad Ullinuha 21-12, 21-18. Sementara, Berry/Ricky mengalahkan rekannya sendiri Wahyu Nayaka/Ade Yusuf 11-21, 21-17, 21-16. (*)


Chong Wei Akan Timba Ilmu dari Tong Sin Fu

ASAL INDONESIA: Tong Sin Fu (kiri) dan Lin Dan

LEE Chong Wei bakal dapat tambahan ilmu. Tentornya bukan main-main, Hsien-hu atau yang akrab disapa Tong Sin Fu..
 Lelaki ini merupakan pelatih paling sukses di Tiongkok dan juga di Indonesia. Di tangannya, Lin Dan mampu dipolesnya sehingga menjadi tunggal putra terbaik di dunia hingga saat ini. Dengan capaian puncaknya menjadi juara Olimpiade Beijing 2008. Di Indonesia, lelaki asal Lampung tersebut sukses mencetak para pendekar bulu tangkis seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, dan Joko Supriyanto.
 Chong Wei bisa bergabung dengan Sin Fu karena keduaya berada satu tim di Guangdong Century City Badminton Club dalam Liga Bulu Tangkis Tiongkok 2013.  Chong Wei menjadi satu-satunya pebulu tangkis asing yang bergabung di tim tersebut.
 ‘’Saya pernah bertemu dan berbicara dengan Hsien-hu sudah lama sekali. Tapi, ini untuk kali pertama saya bisa bekerja sama dengan dia,’’ kata Chong Wei kepada media Malaysia.
 Dia pun mengetahui bahwa Sin Fu merupakan pelatih Lin Dan sebelumnya. Chong Wei pun mengakui bahwa lelaki yang fasih berbahasa Indonesia tersebut termasuk pelatih papan atas di dunia.
 ‘’Saya berharap bisa banyak belajar dari dia,’’ ungkap Chong Wei.
 Ayah dari Kingstone tersebut menambahkan, di Liga Bulu Tangkis Tiongkok, dia satu tim dengan pasangan senior sekaligus peraih emas Olimpiade London 2012 sekaligus empat kali juara dunia Cai Yun/Fu Haifeng.
‘’Ada juga Liu Xin yang menjadi juara Tiongkok Masters 2013 dan juga pebulu tangkis ganda putri Tang Jinhua,’’ lanjut Chong Wei.
 Dia mengakui selain bayaran yang menjanjikan, keuntungan lain yang diperoleh bermain di liga adalah bisa menjaga kondisi guna persiapan menghadapi turnamen. Apalagi, dia menyandang status pebulu tangkis peringkat 1 yang dituntut harus selalu berada di puncak permainan.
 ‘’Saya sudah bermain di beberapa liga seperti di Indonesia dan India.Saya harus bisa mengatur kondisi,’’ ungkap Chong Wei.
 Penampilannya dalam Liga Bulu Tangkis Tiongkok tahun ini membuatnya sudah kali keempat.  Chong Wei menyadari bukan hal yang mudah untuk mencapainya.
 ‘’Kualitas pertandingannya begitu tinggi. Saya juga bisa memantau perkembangan pebulu tangkis junior Tiongkok,’’ tandas dia. (*)

Pia Zebadiah Cedera Pinggang

Markis Kido/Pia Zebadiah (foto:PBSI)

PIA Zebadiah harus melupakan ambisi menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Bukan karena kalah dua game atau tiga game dari lawan.
 Tapi, dia menyerah karena cedera yang membekap. Imbasnya, Pia tersingkir di dua nomor yang diikuti, ganda putri dan ganda campuran.
 Di ganda putri, Pia  yang berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta, tumbang pada penampilan perdana. Mereka kalah 11-20 oleh pasangan Malaysia Lee Meng Yean/Lim Yin Loo. Di nomor ganda putri, Pia/Rizki menduduki unggulan teratas.
 Begitu juga di nomor ganda campuran. Berpasangan dengan kakak kandungnya, Markis Kido, Keduanya sempat melewati hadangan pasangan junior pelatnas Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin 21-17,21-13. Namun,pada babak kedua, Kido/Pia memilih kalah WO oleh pasangan pelatnas Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika.
 ‘’Pia memilih mundur. Dia mengalami cedera pinggang,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Hanya, dia belum mengetahui cedera yang menimpa adiknya tersebut parah atau tidak. Kido menganggap Pia pasti sudah mempunyai pertimbangan matang untuk memutuskan mundur dari turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut. (*)

Pergi ke Ceko demi Sebuah Janji

EROPA: Trikusuma (depan)

TAMPIL di sebuah turnamen bukan hanya melulu mengejar poin. Sebuah janji pun bisa membuat pebulu tangkis melupakan perburuan peringkat yang sudah di depan mata.
 Bahkan, mereka pun rela keluar uang jauh lebih besar. Ini dialami pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.
 ‘’Kami sudah janji mau tampil di Ceko Challenge 2013. Jadi, kami pun rela tak berlaga di Indonesia Grand Prix Gold,’’ kata Christopher melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Janji itu kepada seseorang asal Ceko yang telah banyak membantu Christopher/Trikusuma saat berada di Eropa enam bulan lalu. Apalagi, lelaki tersebut juga menjadi bos dari Vicky Indra Okvana yang merupakan senior Christopher/Trikusuma di klub Suryanaga, Surabaya.
 Padahal, kalau melihat peringkat, Christopher/Trikusuma bisa langsung lolos ke babak utama Indonesia Grand Prix Gold 2013. Bahkan, kalau melihat peta kekuatan, keduanya bisa menembus minimal babak ketiga turnamen yang tengah berlangsung di GOR Amongrogo, Jogjakarta, tersebut.
 ‘’Namun, kami sudah jauh-jauh hari sudah mau ke Ceko. Sekalian, kami ka nada tur Eropa ke beberapa turnamen,’’ tambah Christopher.
 Dalam turnamen Ceko Challenge 2013 yang dilaksanakan di City Sport Hall Voldova pada 26-29 September tersebut, Christopher/Trikusuma akan menghadapi pasangan Prancis Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheiser.  Dari peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Christopher/Trikusuma jauh unggul. Keduanya ada di tangga ke-57. Sementara sang lawan di 442.
 Selain Christopher/Trikusuma, di nomor ganda, Indonesia juga diwakili Albert Saputra/Viky Indra. Di tunggal putra, mantan penghuni pelatnas Siswanto juga ikut ambil bagian. (*)

Kalah Pengalaman, Kalah Telak

Yodhi/Ketut

LANGKAH  Satrio Yodhi/Ni Ketut Mahadewi di Indonesia Grand Prix Gold 2013 akhirnya terhenti. Mereka harus mengakui ketangguhan pasangan ganda campuran Malaysia Ong Jian Guo/Lim Yin Loo dengan dua game langsung 10-21,12-21 pada babak kedua di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Kamis (26/9).
 Awalnya, Satrio/Ketut optimistis mampu menembus babak perempat final. Alasannya, pada penampilan perdana, pasangan asal Jawa Timur tersebut menumbangkan unggulan kelima Danny Bawa Chrisnanta/Vannesa Neo.
 ‘’Musuhnya menang pengalaman,’’ kata Wijanarjo Adi Mulya, Kabid Binpres Pengprov PBSI Jatim, kepada smashyes.
 Bahkan, dia mengakui Satrio/Ketut kalah segalanya. Ini disebabkan Jin Guo/Yin Loo memang lebih kaya pengalaman.
 Ya,  pasangan negeri jiran tersebut sudah sering berlaga di level super series. Bahkan, mereka pun unjuk kemampuan dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pada 5-11 Agustus lalu.
 Mereka pun mampu menembus babak kedua. Namun, langkahnya dihentikan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang akhirnya keluar sebagai juara dunia.
 Tontowi/Liliyana dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 juga ikut ambil bagian. Ini menjadi penampilan perdana setelah Kejuaraan Dunia.
 Mereka pun menembus babak perempat final setelah menang 21-11, 21-9 atas pasangan Tiongkok Li Junhui/Jia Yi Fan. Pada babak perempat final, Tontowi/Liliyana akan dijajal pasangan baru Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta, yang di babak kedua menundukkan sesame pasangan Indonesia Alfian Eko Prasetyo/Shendy Puspa Irawati 12-21, 21-16, 21-19. (*)

Jangan Pernah Remehkan Derek Wong

Derek Wong (redsport.sg)

DEREK Wong punya kenangan manis bersua pebulu tangkis Indonesia. Dalam dua edisi Kejuaraan Dunia, 2011 di Birmingham, Inggris, dan 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pebulu tangkis tunggal putra asal Singapura itu  mampu memulangkan lebih awal dua pebulu tangkis papan atas merah putih.
 Pada 2011, Derek memaksa Taufik Hidayat pulang awal serta Sony Dwi Kuncoro 2013 langsung tersingkir dalam penampilan perdana. Kali ini, dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013, tentu Derek ingin mengulanginya.
 Pada event yang menyediakan hadiah USD 120 ribu tersebut, dia akan menjajal ketangguhan unggulan teratas Tommy Sugiarto pada babak perempat final. Itu setelah keduanya mampu menyingkirkan lawan-lawannya pada babak ketiga.
 Tommy tak mengalami kesulitan berarti untuk menghentikan langkah juniornya, Resky Aureza Megananda, dengan dua game langsung 21-16, 21-11. Sementara, Derek Wong, yang diunggulkan di posisi keenam, melibas unggulan ke-15 Robin Gonansa asal Indonesia 21-15, 21-18.
 Melihat rekor pertemuan, seharusnya Tommy bakal melaju ke semifinal. Putra asal satu legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut dua kali menang dalam dua kali pertemuan dengan Derek Wong.  Itu terjadi di India Super Series 2012 dan Iran Challenge 2011. Di India, Tommy menang 21-10,21-9 dan di Iran dia unggul 21-17,18-21, 21-11.
 Sukses ini juga diikuti oleh dua rekannya, Sony Dwi Kuncoro dan Dionysius Hayom Rumbaka.Sony, yang diunggulkan di posisi kedua, menang dua game 21-13,21-12 atas wakil Malaysia Iskandar Zulkarnain. Di perempat final, Sony akan dijajal unggulan ketujuh asal Thailand Suppanyu Avihingsanon, yang di babak ketiga menundukan Huang Chao asal Singapura 21-11, 21-11. Ini merupakan pertemuan kedua antara Sony dan Suppanyu.
 Pertemuan perdana terjadi di babak kualifikas Piala Thomas 2010. Saat itu, Sony menang 21-10, 21-12.
 Sementara, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menghentikan langkah Loh Wei Sheng asal Malaysia dengan dua game 21-16,22-20.  Unggulan ketiga tersebut akan berebut tempat semifinal dengan rekannya sendiri di pelatnas Cipayung, Wisnu Yuli Prasetyo, yang di babak ketiga menghentikan ambisi Ashton Chen (Singapura) 21-15, 21-13.
 Tommy, Sony, dan Hayom baru saja memetik hasil buruk di Jepang Super Series. Dalam turnamen berhadiah USD 200 ribu tersebut, ketiganya langsung tersingkir pada babak pertama. (*)

Bisa Juga Lolos Babak II

Tommy Sugiarto (foto:redsport.sg)
TRAGEDI babak I mampu dilalui Tommy Sugiarto dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013. Kemenangan atas Sean Lee dari Singapura dengan dua game langsung 21-6, 21-10 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, membuat dia mampu menembus babak kedua.
 Dalam dua turnamen yang  diikuti sebelumnya, Tiongkok Masters dan Jepang Super Series, Tommy langsung tersungkur pada babak I. Padahal, dalam dua turnamen tersebut, Tommy menempati posisi unggulan.
 Dalam Tiongkok Masters yang dilaksanakan di Changzhou pada 10-15 September tersebut, Tommy diunggulkan di posisi keempat. Namun, secara mengejutkan, dia kalah oleh Kento Momota dari Jepang 17-21, 14-21. Sepekan kemudian, dalam Jepang Super Series yang digelar di Tokyo pada 17-22 September, putra salah satu juara dunia bulu tangkis yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto tersebut juga jeblok dalam penampilan perdana. Dia dipaksa harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis Thailand Tanongsak Saensomboonsuk 28-30, 13-21.
 Dalam babak kedua, Indonesia Grand Prix Gold, Tommy akan dijajal Mark Shelley Alcala (Filipina) yang sebelumnya memupus asal wakil Indonesia Kaizar Bobby Alexander 22-20, 21-19.Dari sisi peringkat, Shelley bukan lawan yang sepadan bagi Tommy. Ini disebabkan Tommuy duduk di posisi ketujuh sedangkan lawannya di peringkat 292. Peringkat itu pula yang membuat Tommy diunggulkan  di posisi teratas dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Kemenangan juga dipetik Dionysius Hayom Rumbaka dan Sony Dwi Kuncoro. Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, yang diunggulkan di posisi ketiga, menang mudah 21-6, 21-10 atas wakil Meksiko Andres Lopez. Pada babak kedua, Hayom akan menghadapi sesama pebulu tangkis Indonesia Ihsan Maulana Mustofa, yang di babak pertama menang atas Hermansyah (Indonesia) 20-22, 21-15, 21-17.
 Sedang Sony, yang diunggulkan di posisi kedua, menang 21-16, 21-17 atas Tze Wong asal Malaysia. (*) 

Yodhi/Ketut Pulangkan Unggulan Kelima

KEJUTAN: Satryo Yodhi dan Ni Ketut
SATRIO Yodhi/Ni Ketut Mahadewi bikin kejutan dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013. Datang dengan status nonungulan, mereka menumbangkan unggulan kelima asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo  dengan rubber game 10-21, 21-19, 22-20 pada pertandingan babak I yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Selasa (24/9).
 Kemenangan ini membawa Satrio/Ketut menjajal ketangguhan pasangan Malaysia Ong Jian Guo/Lim Yin Loo, yang di babak pertama menang dua game atas pasangan Indonesia Akbar Ridho/Hanadia Nurvita 21-13, 21-17.
 Ini merupakan pertemuan perdana bagi kedua pasangan. Namun, kalau melihat peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Satrio/Ketut masih kalah jauh.
 Pasangan negeri jiran ada di posisi 37 dunia sedangkan Satrio/Ketut di peringkat 272. Jian Guo/Yin Loo memang sudah pengalaman.
 Bahkan, keduanya turun dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Hanya, langkahnya dihentikan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir 14-21, 11-21 pada babak kedua. Tontowi/Liliyana akhirnya mampu menjadi juara dunia nomor ganda campuran.
 ‘’Tidak perlu gentar. Yodhi/Ketut berani tok,’’ terang Ketua Binpres Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.
 Alasannya, kemampuan pasangan Malaysia tersebut masih kalah oleh Danny Bawa/Yu Yan. Pertimbangannya, pasangan Negeri Singa, julukan Singapura, tersebut menduduki unggulan kelima sedangkan Jian Guo/Yin Loo tidak.
 ‘Kemampuan Yodhi/Ketut juga tak bisa diremehkan. Dalam Indonesia Challenge 2013, keduanya mampu menembus final juga,’’ lanjut Wijar, sapaan karib Wijanarko.
 Ya, dalam Indonesia Challenge yang dilaksanakan Juli 2013, Yodhi/Ketut mampu menembus babak pemungkas. Sayang, di final, keduanya harus mengakui ketangguhan Ardiansyah/Devi Tika 21-19, 18-21, 19-21. (*)

Wartawan pun Punya Kejuaraan

PARA wartawan yang hobi bulu tangkis di Jawa Timur serta Indonesia Timur kembali punya penyaluran. Mereka bakal diberi kesempatan untuk unjuk kemampuan dalam Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013.Event ini akan dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada 3-4 Oktober mendatang.
 ‘’Ini event tahunan. Hanya, tiap tahun divariasi. Untuk 2013, yang dipertandingkan nomor beregu setelah tahun lalu perorangan,’’kata Sekretaris Panpel Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 Ram Surahman kemarin (23/9).
 Untuk itu, dia mengharapkan agar media yang ada di Jawa Timur bisa segera mendaftarkan diri. Hingga kemarin, sudah ada belasan media yang memastikan ikut.
 ‘’Tapi, kalau lebih banyak akan tambah semarak. Sekalian menjalin silaturahmi antarawak media,’’ terang Ram.
 Tapi, lanjut dia, panitia tetap akan menerapkan aturan tegas. Setipa media hanya boleh mendaftarkan satu tim.
‘’ Satu tim hanya berhak mendaftarkan maksimal sebanyak 6 pebulu tangkis. Dengan komposisi peserta minimal 2 wartawan olahraga, 2 wartawan, dan 2 karyawan media lain,’’ lanjut Ram. Untuk keeabsahan peserta diperlihatkan dengan identitas yang jelas, antara lain kartu PWI dan kartu karyawan yang dikeluarkan oleh media masing-masing.  
 Untuk nomor pertandingan terdiri dari 1 tunggal dan 2 ganda, Dengan masing-masing pebulu tangkis tidak diperbolehkan merangkap bertanding di nomor lain.’’ Urutan pertandingan dimulai dari ganda pertama, tunggal, serta ganda kedua.Peraturan yang digunakan mengacu pada ketentuan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dengan hitungan reli poin 21 dan rubber game,’’ ucap Ram.
  Selain di Surabaya, Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 juga dilaksanakan di Jakarta pada 30 September – 2 Oktober 2013 untuk wilayah barat dan Semarang pada 3 – 4 Oktober  (wilayah tengah). Juara wilayah akan tampil di Kudus pada 17-19 Oktober.  (*)
         

Tunggal Putra Indonesia Cari Pelampiasan

HABIS GAGAL: Dionysius Hayom Rumbaka (foto: djarum)

SEKTOR tunggal putra Indonesia tengah jadi sorotan. Turun di dua turnamen, Tiongkok Masters dan Jepang Super Series, wakil merah putih gagal total.
 Jangankan juara, lolos ke babak kedua pun tak bisa. Mereka langsung tersingkir pada penampilan perdana.
 Pada Tiongkok  Masters yang dilaksanakan di Changzhou pada 10-15 September 2013, Tommy, yang diunggulkan di posisi keempat, secara mengejutkan dipermalukan pebulu tangkis muda asal Jepang Kento Momota dua game langsung 17-21, 14-21. Ini diikuti oleh Dionysius Hayom Rumbaka yang dipulangkan oleh pebulu tangkis Tiongkok yang tampil dari babak kualifikasi Zhou Wenlong 19-21, 21-19,10-21.
 Hasil buruk diulangi lagi oleh Tommy dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, di Jepang Super Series yang dilaksanakan seminggu kemudian. Bahkan, dalam turnamen yang berhadiah USD 200 ribu ini, merah putih menambah kekuatannya di sektor tunggal putra dengan mengirimkan pebulu tangkis senior, Sony Dwi Kuncoro.
 Tommy, yang diunggulkan di posisi keenan, angkat koper setelah tumbang 28-30,13-21 oleh Tanongsak Saensomboonsuk dari Thailand. Hayom menyerah kepada Marc Zwiebler dari Jerman 21-16,11-21, 12-21. Begitu juga dengan Sony. Arek Suroboyo ini belum kembali dalam penampilan terbaik. Dia harus mengakui ketangguhan Anand Pawar asal India yang lolos dari babak kualifikasi dengan 17-21, 21-7, 18-21.
 Kini, tunggal putra Indonesia bakal kembali diuji. Saatnya, mereka bisa memberikan bukti.
 Apalagi, kali ini, mereka tampil di kandang sendiri. Tommy dkk bakal unjuk kemampuan dalam Indonesia Grand Prix Gold yang dilaksanakan di GOR Amongrogo,Jogjakarta, pada 24-29 September 2013.
 Kans menjadi juara terbuka lebar. Dua unggulan teratas ditempati Tommy dan Sony.
 ‘’Dari Tokyo, Jepang, mampir bentar ke Jakarta terus ke Jogja,’’ kata Sony keepada smashyes.
 Dalam Indonesia Grand Prix Gold, bapak dua anak ini juga menyandang status juara bertahan. (*)

Hendra/Ahsan Koleksi Gelar Kelima

MATANG: Hendra/Ahsan (foto;zimbio)

HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan kembali menyelamatkan muka Indonesia. Pasangan yang baru digabungkan akhir 2012 tersebut menjadi satu-satunya wakil merah putih yang menjadi juara dalam Jepang Super Series 2013.
  Dalam final yang dilaksanakan di Tokyo pada Minggu waktu setempat (22/9), Hendra/Ahsan menundukkan pasangan Tiongkok  Chai Biao/ Hong Wei Hong dengan dua game langsung 22-20 21-16. Kemenangan ini membuat Hendra/Ahsan menambah koleksinya tahun ini menjadi lima selama 2013.
  Sebelumnya, mereka menjadi juara di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Kejuaraan Dunia. Selain Kejuaraan Dunia, lawan yang dikalahkan Hendra/Ahsan selala sama yakni pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae.  Dalam Kejuaraan Dunia yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok, Hendra/Ahsan menghentikan ambisi pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Untuk Jepang Super Series 2013 ini, sebenarnya Indonesia mengirim komposisi terbaiknya. Sayang, semuanya sudah tersandung sebelum melangkah ke babak final.
 Bahkan, hasil jeblok ditelan nomor tunggal putra. Tiga wakil yang dikirim, Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka, sudah langsung tersingkir pada babak pertama.  (*)



HASIL FINAL JEPANG SUPER SERIES 2013

GANDA CAMPURAN: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x2) v Chen Xu/MaJin (Tiongkok x1) WO

TUNGGAL PUTRA: Le Chong Wei Lee (Malaysia x 1)v Kenichi Tago (Jepang x7)          23-21 21-17                      

TUNGGAL PUTRI: Akane Yamaguchi (Jepang) v Shizuka Uchida
(Jepang) 21-15 21-19              

GANDA PUTRI: Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok x1) v Christinna Pedersen/
Kamilla Rytter Juhl (Denmark x3) 21-11 21-14                        

GANDA PUTRA: Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan    (Indonesia x1) v
Chai Biao/ Hong Wei Hong 22-20 21-16

x=unggulan

Christopher/Trikusuma Gagal Bendung Dominasi Taiwan

PODIUM: Pasangan Christopher/Trikusuma (kiri)
CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana gagal menambah pundi-pundi gelar. Itu setelah keduanya kalah dalam final Polandia Internasional Series 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Wzgorze Zamkowe, Lubin, Minggu waktu setempat (22/9), Christopher/Trikusuma, yang diunggulkan di posisi kedua, harus mengakui ketangguhan pasangan Taiwan Chen Chung Jen/Wang Chi-lin dengan rubber game 24-22, 14-21, 14-21.
 Sebenarnya, kesempatan menjadi juara dalam turnamen berhadiah total USD 5 ribu tersebut terbentang lebar. Rival terberat sekaligus unggulan teratas Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha asal Polandia sudah tersungkur di semifinal.
 Tapi ternyata, pasangan Chen    Chung Jen/Wang Chi-Lin tampil di luar dugaan. Meski sempat kalah di game pertama, namun pada game kedua dan ketiga,  mereka membuat pasangan merah putih tak berdaya.
 Ya, pasangan Christopher/Trikusuma memang tengah berburu poin ke Eropa lagi. Sebelummya, pada Februari lalu, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut juga telah menginjakkan kaki di Benua Putih.
 Bahkan, selama hampir sebulan, keduanya mampu membawa pulang gekar dari Krosia Internasional. Dalam final, keduanya mampu menundukkan pasangan tuan rumah Zvonimir Durkinjak/Zvonimir Hoelbling 21-14, 22-20.
 Ini membuat peringkat Christopher/Trikusuma lambar lain naik hingga kini menembus posisi 60 besar dunia. Padahal, saat berangkat, keduanya belum mempunyai peringkat. (*)


HASIL FINAL POLANDIA INTERNASIONAL SERIES 2013

TUNGGAL PUTRA: Lin Yu Hsien (Taiwan) v Wang Tzu Wei    21-19 21-16   

TUNGGAL PUTRI: Cheng Chi Ya (Taiwan x 3) v Hsu Taipei    Ya Ching (Taiwan x 1) 21-18 14-21 21-17

GANDA PUTRA: Chen    Chung Jen/Wang Chi-Lin (Taiwan) v Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana (Indonesia x2) 22-24 21-14 21-14

GANDA PUTRI: Lee Chia Hsin/Wu Ti Jung (Taiwan) v Chiang Mei Hui/Hsu Ya Ching  21-10 21-16

GANDA CAMPURAN: Hsuan    Lin Chia/Hsu Ya Ching    (Taiwan) v  Lu Ching Yao/ Pai Yu Po (Taiwan) 12-21 21-16 21-18   

Rasakan Jadi Unggulan Pertama

MEROKET: Hendra/Ahsan (foto: djarum)

HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan menyandang beban berat di Jepang Super Series 2013. Mereka menjadi unggulan pertama di nomor tunggal putra dalam event yang dilaksanakan 17-22 September tersebut.
 Naiknya Hendra/Ahsan, sapaan karib Mohammad Ahsan, ini menyusul absennya peringkat pertama Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae. Pasangan Korsel ini pekan lalu baru saja menjadi juara di Tiongkok Masters 2013.
 Namun, pasangan Negeri Ginseng,julukan Korsel, tersebut juga punya catatan kurang bagus jika bersua Hendra/Ahsan. Selama 2013, Sung-hyun/Yong-dae tak pernah menang. Kebetulan, ketiga partai pertemuan merupakan laga final yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. Pada babak pertama, Hendra/Ahsan akan dijajal pasangan yang lolos dari babak kualifikasi.
 Selain Hendra/Ahsan. Pelatnas juga diwakili pasangan muda Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Mereka menduduki unggulan kelima. (*)


WAKIL INDONESIA DI JEPANG SUPER SERIES 2013

TUNGGAL PUTRA: Tommy Sugiarto (x6), Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka

TUNGGAL PUTRI: Lindaweni Fanetri,Aprilia Yuswandari

GANDA PUTRA: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (x1), Yonathan Suryatama Dasuki/Hendra Aprida Gunawan,Markis Kido/Markus Fernaldi, Angga Pratama/Rian Agung Saputro (x5)

GANDA PUTRI: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta (x4), Gebby Ristiyani/Tiara Rosalia, Variella Aprilsasi Putri/Vita Marissa, Nitya Krishinda/Greysia Polii

GANDA CAMPURAN: Muhammad Rijal/Debby Susanto (x5), Markis Kido/Pia Zebadiah (x7), Riky Widianto/Puspita Richi Dilli (x8), Praveen Jordan/Vita Marissa, Markus Fernaldi/Rizki Amelia Pradipta

Tua-Tua Masih Berprestasi


Wakil di Kejuaraan Dunia Senior (foto: badminton indonesia)
MENTAL juara dimiliki Hariyanto Arbi dan Tri Kusharjanto. Buktinya, mereka masih mampu menjadi juara.
 Memang, bukan lagi di kelompok umum yang banyak diikuti oleh pebulu tangkis muda. Tapi, dalam event kelompok umur.
 Hariyanto/Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto, mampu menjadi pemenang dalam kelompok umur 35 ke atas nomor ganda dalam Kejuaraan Dunia Senior 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Ankara, Turki, pada Minggu pagi WIB (15/9), mereka mampu mengalahkan unggulan kedua asal Inggris Lee Chapman/Nick Ponting 21-16, 21-11. Hariyanto/Trikus menempati unggulan 3-4.
 Sebelum berangkat ke Turki, Trikus sempat memperkirakan lawan terberat bakal datang dari Thailand. Ternyata, perkiraan tersebut salah.
  Bermain di ganda memang bukan spesialisasi Hariyanto. Saat masih masih jayanya di era 1990-an, lelaki asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut dikenal jagoan di nomor tunggal.
 Juara dunia pernah disandangnya pada 1995 serta dua kali di turnamen bergengsi All England pada 1993 dan 1994.
 Sebaliknya bagi Trikus. Nomor ganda merupakan spesialisasinya. Prestasi puncaknya meraih perak nomor ganda campuran bersama Minarti Timur dalam Olimpiade Sydney 2000.
 Dalam Kejuaraan Dunia Senior 2013 ini, Indonesia juga berjaya di nomor ganda 40. Kakak Hariyanto, Eddy Hartono, yang berpasangan dengan Rudy Wijaya mampu menundukkan unggulan pertama asal Swedia Stefan Edvardsson/Joacim Fellenius 21-10, 21-15. Hanya, dalam event ini, Rudy membawa bendera Filipina.
 Eddy Hartono yang akrab disapa Kempong ini sukses mempersembahkan emas bagi Indonesia di Olimpiade Barcelona 1992. Dia berpasangan dengan Gunawan. Bersama Gunawan pula, mereka menjadi juara All England 1992.
 Sayang, di dua nomor lainnya, ganda putra 45 dan 50, wakil merah putih harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya. Di ganda putra 45, wakil Indonesia Hendry Saputra/Effendy Wijaya,yang diunggulkan di posisi 3-4, takluk 16-21, 14-21 oleh unggulan 5-8 Patrik Bjokler/Jens Olsson dari Swedia.
 Pil pahit juga ditelan Bobby Ertanto/Simbarsono Sutanto. Turun di final kelompok 50,mereka harus mengakui unggulan teratas asal Denmark Morten Christensen/Martin Olesen 19-21, 18-21.
 Bobby merupakan pebulu tangkis spesialis ganda yang disegani di era 1980-an. (*)

Bisa Juara tanpa Pasangan Terkuat Indonesia

MENANG: Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae (foto: victor)
ABSENNYA pasangan tangguh asal Indonesia membawa berkah bagi bagi : Ko Sung-hyun Ko/Lee Yong-dae. Pasangan Korea Selatan (Korsel) ini mampu menjadi juara ganda putra Tiongkok Masters 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Olympic Sport Center Xincheng Gymnasium, Changzhou, Minggu waktu setempat (15/9), mereka mengalahkan Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa asal Jepang dengan dua game langsung 25-23 21-19.
Ini menjadi gelar keempatbagi pasangan Negeri Ginseng, julukan Korsel, selama 2013. Tiga posisi terhormat digapai  di Korea Super Series Premier, Malaysia Super Series, dan Kejuaraan Asia. Hanya, dalam tiga laga pemuncak tersebut, Sung-hyun/Yong-dae tidak berhadapan dengan wakil Indonesia.
 Sebaliknya, di tiga laga pemungkas, mereka tumbang dari lawan yang sama, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Ini terjadi di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series. Bahkan, pada Taiwan Grand Prix Gol, Sung-hyun/Yong-dae menyerah pada pasangan anyar Indonesia Fran Kurniawan/Bona Septano. 
 Pada Tiongkok Masters 2013 ini, pasangan terbaik Indonesia tak ada yang ikut. Di nomor ini, merah putih hanya diwakili Markis Kido/Markus Fernaldi. Sayang, langkah pasangan yang baru terbentuk ini terjegal di perempat final. (*)

HASIL FINAL TIONGKOK MASTERS 2013


TUNGGAL PUTRA: Wang Zhengming Wang (Tiongkok x7) v    Son Wan-Ho 11-21 21-14 24-22          



TUNGGAL PUTRI: Liu Xin (Tiongkok) v Porntip Buranaprasertsuk
(Thailand)    21-4 13-21 21-12


GANDA PUTRA: Ko Sung-hyun Ko/Lee Yong-dae (Korsel x1) v Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang x2) 25-23 21-19

  
GANDA PUTRI: Wang Xiaoli/Ya Yang (Tiongkokl x1) v Ma Jin Ma/Tang Jinhua (Tiongkok x2)  21-17 21-16              


GANDA CAMPURAN: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x2) v Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won (Korsel)    21-18 21-12  

Ket: x: unggulan