WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Turun Satu Setrip di Akhir 2013

Tommy Sugiarto

POSISI tiga besar gagak dipertahankan Tommy Sugiarto. Dalam daftar peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 Desember 2013, posisi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun satu setrip.
 Tempat Tommy digantikan oleh Jan O Jorgensen dari Denmark. Putra salah satu juara dunia tunggal putra milik Indonesia Icuk Sugiarto tersebut hanya selisih 17 poin.
 Posisi ketiga yang diduduki Tommy pekan lalu merupakan capaian terbaik yang pernah ditempatinya. Kali terakhir, pebulu tangkis Indonesia yang berada di posisi ketiga adalah Simon Santoso.
 Dalam daftar ranking terbaru BWF, Indonesia menempatkan dua pebulu tangkis di posisi 10 besar tunggal putra. Selain Tommy ada nama Sony Dwi Kuncoro yang berada di ranking delapan.
Posisi teratas masih diduduki Lee Chong Wei asal Malaysia. Dia dikawal ketat oleh Chen Long (Tiongkok).
 Persaingan bakal semakin memanas pada 2014. Apalagi, pada pekan kedua, para pebulu tangkis dunia sudah kembali bersaing dalam Korea Super Series yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari.
 Sayang, dalam event yang menyediakan hadiah total USD 600 ribu tersebut, Sony absen. ‘’Saya ke Malaysia saja,’’ terang Sony melalui layanan pesan singkat kepada smashyes.
 Malaysia Terbuka tahun ini naik pangkat menjadi super series premier setelah tahun lalu berlabel super series. Kejuaraan ini digelar di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari. (*)

Ke Jakarta bukan untuk Balik Cipayung

MALAYSIA:Hendrawan

KEINGINAN Pelatnas Cipayung memakai tenaga Hendrawan lagi harus ditunda. Lelaki asal Malang, Jawa Timur, tersebut memilih bertahan di Malaysia.
 ‘’Saya ke Jakarta hanya menjalani liburan. Tidak ada hubungannya dengan bulu tangkis,’’ kata Hendrawan kepada smashyes.
 Dia bersama keluarga berada di Indonesia hingga 4 Januari 2014 mendatang.  Juara dunia nomor tunggal putra 2001 itu pun mengakui belum punya rencana kembali ke Cipayung.
   ‘’Saya jalani dulu saja tugas di Malaysia. Nggak tahu nanti-nantinya bagaimana,’’ ucap Hendrawan.
 Sebenarnya menangani Pelatnas Cipayung bukan hal yang asing bagi lelaki kelahiran 27 Juni 1972 tersebut. Pada 2006, dia pernah dipercaya memoles penghuni kawah candradimuka para pebulu tangkis Indonesia tersebut.
 Tapi, sejak 2009, dia menerima tantangan untuk menangani Malaysia. Saat itu, dia bersama mantan rekannya di Pelatnas Cipayung Rexy Mainaky.
 Kini, Rexy kembali ke Indonesia dan dipercaya menjadi Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (Kabid Binpres PP PBSI). Posisi dan hubungan Rexy ini yang sempat memantikan kabar bahwa Hendrawan bakal kembali ke Cipayung. (*)

Cai Yun/Fu Haifeng pun Dicarikan Lagi Pasangan

BONGKAR PASANG: Cai Yun/Fu Haifeng (foto: thestar)

TIONGKOK terus mencari komposisi yang pas buat pasangan ganda putra senior, Cai Yun dan Fu Haifeng. Setelah dipisah dan kembali digabungkan, kini keduanya pun kembali (lagi) diceraikan dan dicarikan pasangan baru.
 Dalam Malaysia Super Series Premier  yang dilaksanakan 14-19 Januari 2014, Cai Yun berpasangan dengan Chen Liu. Sementara, Fu Haifeng ditandemkan dengan Zhang Nan.
 Sebenarnya, Cai/Yu merupakan pasangan tangguh di pentas bulu tangkis dunia. Hanya, kehadiran beberapa pasangan baru, termasuk ganda Indonesia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, membuat dominasi mereka goyah. Padahal, secara prestasi, belum ada pasangan yang mampu menggeser mereka.
 Cai/Yun mampu dua kali lolos ke final dua olimpiade terakhir. Hasilnya, pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut meraih emas di London 2012. Sedang di kandang sendiri, Beijing 2008, keduanya kalah oleh pasangan Indonesia Hendra Setiawan/Markis Kido.
 Yang lebih fenomenal dalam Kejuaraan Dunia.Cai/Yu empat kali menjadi juara (2006, 2009, 2010, 2011), dan dua kali menembus semifinal (2003, 2013).
Sayang, memasuki 2013, prestasi pasangan yang sama sama berusia 33 tahun tersebut meredup. Tidak satu pun gelar mereka raih.
 Imbasnya, setelah Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus 2013, keduanya dipisahkan. Cai berpasangan dengan Chai Biao dan Fu bersama Hong Wei.
 Tapi, kedua pasangan anyar ini pun tak memberikan hasil memuaskan. Kegagalan sering mengiringi Cai/Chai dan Fu/Hong.
 Akibatnya, Cai/Fu dipasangkan lagi dalam Hongkong Super Series 2013. Hasilnya jeblok juga. Keduanya kalah oleh pasangan Rusia Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov di babak kedua dengan rubber game 16-21, 21-18, 20-22.
 Cheng Liu, yang jadi pasangan Cai, merupakan pebulu tangkis spesialis ganda. Namun, dia lebih moncer di ganda campuran berpasangan dengan Bao Yixin. Kali terakhir, Cheng/Bao menembus babak final di Hongkong Super Series 2013.
 Begitu juga dengan Zhang Nan. Bahkan, prestasinya di ganda campuran lebih mentereng.
 Bersama Zhao Yunlei, yang juga kekasihnya, mereka merupakan peraih emas Olimpiade London 2012 dan juara dunia 2011. Pada Kejuaraan Dunia 2013, Zhang/Zhao harus puas di posisi kedua setelah dikalahkan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. (*)

Pernah Permalukan Chong Wei di India

Shon Wan-ho (foto: badzine)

LEE Chong Wei jadi unggulan teratas tunggal putra dalam Korea Super Series 2014. Lawan yang dihadapinya juga pebulu tangkis unggulan, Shon Wan-Ho, dari Korea Selatan.
 Tapi, Chong Wei tak boleh menganggap remeh lawannya. Itu disebabkan pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut pernah memberikan pengalaman buruk kepada Chong Wei.
 Pada final India Super Series 2012, Chong Wei secara mengejutkan kalah dengan rubber game 18-21,21-14, 21-19. Padahal, dalam tiga pertemuan sebelumnya, Chong Wei tak pernah kalah.
  Penampilan Wan-ho tahun ini juga tidak terlalu mengecewakan. Dia sudah mengoleksi tiga gelar. Hanya, posisi terhormat tersebut diraihnya di level grand prix dan grand prix gold yakni Taiwan Grand Prix Gold 2013, Makau Grand Prix Gold 2013, dan Vietnam Grand Prix 2013.
  Pemenang Chong Wei versus Wan-ho bakal dijajal duel sesama pebulu tangkis Eropa Viktor Axelsen melawan Marc Zwiebler. Jika Chong Wei dan Zwiebler sama –sama mengalahkan lawan-lawanya, ini akan jadi ulangan final Indonesia Super Series Premier 2013 di Jakarta. Pada pertandingan yang dilaksanakan 16 Juni tersebut, Chong Wei menang dengan dua game langsung 21-15, 21-14. (*)
  

Ulangan Final SEA Games di Babak I Korea SS

KANS REVANS: Dionysius Hayom Rumbaka

DIONYSIUS Hayom Rumbaka belum melupakan SEA Games 2013. Dia gagal mempersembahkan emas bagi Indonesia dalam event olahraga dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Dalam final yang dilaksanakan di Nay Pyi Taw, Myanmar, pada 14 Desember 2013, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, harus mengakui ketangguhan wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dengan dua game 20-22, 17-21.
 Kegagalan ini juga membuat pebulu tangkis binaan Djarum tersebut menyandangkan emas nomor tunggal. Sebelumnya, pacar Hayom, BellaetrixManuputty, menjadi juara di nomor tunggal putri.
Nah, kesempatan Hayom membalas kekalahan tersebut terbuka. Dia bakal berjumpa lagi dengan Tanongsak dalam Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari mendatang.  Secara peringkat, Tanongsak mempunyai ranking lebih bagus. Dia ada di posisi ke-12 sedangkan Hayom sepuluh setrip di bawahnya.
 Tahun ini, Tanongsak membuat lompatan berarti. Dia tiga kali menembus babak semifinal turnamen super series dan super series premier yakni All England Super Series Premier, Denmark Super Series Premier, dan Prancis Super Series.
 Sementara, di ajang super series atau super series premier, Hayom hanya mampu lolos ke semifinal Indonesia Super Series Premier 2013. Di Denmark Super Series Premier 2013, Hayom hanya sampai babak 32 besar atau babak kedua dan di Prancis Super Series terhenti di babak delapan besar. (*)

Dua Stoeva Dapat Tiga Juara

Gabriela (depan)/Stefani Stoeva

TURKI Internasional menjadi pesta bagi Stoeva bersaudara. Dalam event yang dilaksanakan di Istanbul pada 19-22 Desember waktu setempat, mereka menyapu bersih nomor yang melibatkan kaum hawa.
 Ada nama Stoeva dalam daftar juara nomor tunggal putrid, ganda putri, dan ganda campuran. Dalam final nomor tunggal putra yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12), Stefani  Stoeva, yang diunggulkan di posisi kedua, harus berjuang tiga game untuk bisa mengalahkan andalan tuan rumah Neslihan Yigit, yang juga unggulan kedelapan, 14-21, 21-16, 21-19.
 Kemenangan ini membuat Stefani unggul 3-2 selama lima kali pertemuan. Padahal, dalam dua pertemuan awal, Yigit selalu menang.
 Tapi, seiring meningkatnya penampilan, Stefani selalu menang dalam tiga pertemuan terakhir. Bahkan, dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), kini Stefani lebih unggul. Dia ada di posisi 53 dunia sementara Yigit di rangking 165.
 Gelar di Turki ini juga menjadi gelar kedua di nomor tunggal bagi Stefani. Sebelumnya, gadis 18 tahun tersebut juara di kandang sendiri dalam Bulgaria International 2013, dia mengalahkan seniornya Linda Zetchiri dengan dua game 21-16, 21-18.
 Sukses di nomor tunggal diikuti Stefani di nomor ganda. Berpasangan dengan sang kakak, Gabriella, mereka menundukkan unggulan kedua yang juga tumpuan asa Turki Ozge Bayrak/Neslihan Yigit 21-15, 21-8.
 Ini juga menjadi gelar kedua bagi pasangan kakak beradik tersebut selama 2013. Stefani/Gabriela juga mengulangi sukses serupa tahun lalu. Menariknya, lawan yang dikalahnya juga Bayrak/Yigit.
 Di ganda campuran, Gabriela yang berpasangan dengan Anton Kaisti dari Finlandia menang 21-9, 21-15 atas ganda Rusia Vasily Kuznetsov/Viktoriia Vorobeva. (*)

Gelar Pertama Jelang Tutup Tahun

JUARA:Tan Yuhan (foto: sporza.be)

PACEKLIK gelar Yuhan Tan selama 2013 berakhir. Pebulu tangkis Belgia yang mempunyai darah Indonesia tersebut mampu menjadi juara nomor tunggal putra dalam Turki Challenge 2013.
Dalam final yang dilaksanakan pada Minggu waktu setempat (22/12) atau Senin WIB (23/12) di Fatih Sport Kompleksi, Istanbul, Yuhan, yang diunggulkan di posisi kedua, mengalahkan unggulan kedua asal Slovenia Iztok Utrosa dengan dua game langsung 21-11, 21-12.
 Kegagalan demi kegagalan itu pula yang membuat peringkat Yuhan terus turun.Kali terakhir, dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember 2013, Yuhan ada di posisi 97. Padahal, di awal 2013, Yuhan sempat berada di orbit 50 besar dunia.
 Capaian terbaik dari 11 turnamen yang diikuti, Yuhan hanya sampai babak perempat final di tiga turnamen challenge di Austria, Spanyol, dan Bulgaria.
 Tapi, pada 2013 ini, Yuhan sempat merasakan atmosfer Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok. Tapi, langkah pemuda 25 tahun tersebut langsung tumbang di babak pertama setelah kalah oleh  pebulu tangkis tuan rumah Wang Zhengming 17-21, 14-21.
 Tahun ini, Yuhan juga tak tampil di Indonesia. Padahal, tahun lalu, dia sempat berlaga dalam Indonesia Super Series Premier. Tapi, di babak kualifikasi, dia menyerah kepada pebulu tangkis India Gurusaidutt 21-19, 8-21, 16-21. (*)

Hendra Aprida Tak Lagi Bersama Yonathan

Hendra Aprida/Yonathan (foto: PBSI)

ADA pasangan baru lagi dari Indonesia. Pasangan Hendra Aprida Gunawan/Yonathan Suryatama Dasuki bakal tak bersama lagi.
 Itu terlihat dari daftar peserta kejuaraan Malaysia Super Series Premier 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 14-19 Januari mendatang.  Dalam event yang menyediakan hadiah total USD 500 ribu tersebut, Hendra berpasangan Andrei Adistia.
 Pasangan baru ini termasuk mengejutkan. Selama ini, Hendra berpasangan dengan Yonathan Suryatama Dasuki. Bahkan, pasangan nonpelatnas tersebut mampu lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Guangzhou, Tiongkok.
Sayang, langkah keduanya sampai babak pertama. Dalam pertandingan perdana, mereka langsung menyerah kepada pasangan Denmark Rasmus Bonde/Mads Conrad 21-14, 23-25, 18-21.
  Bisa jadi, pisahnya Hendra/Yonathan karena jebloknya mereka selama 2013. Tumbang di babak-babak awal sudah menjadi langganan bagi mereka.
 Bahkan, dalam dua turnamen terakhir, Hongkong Super Series 2013 dan Vietnam Grand Prix 2013, mereka tersingkir di babak pertama. Di Hongkong,  Hendra/Yonathan menyerah 17-21, 15-21 kepada pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, yang akhirnya menjadi juara. Di Vietnam, keduanya memilih absen meski menempati daftar unggulan teatas. (*)

Budi pun Rela Bolak-Balik Jakarta-Bandung

Budi Santoso dan keluarga

BUDI Santoso kembali ke Pelatnas Cipayung. Tapi, dia bukan lagi sebagai atlet karena usianya sudah tak muda lagi.
 ‘’Sejak Juli, saya dipercaya menjadi pelatih Pelantas Cipayung,’’ kata Budi kepada smashyes.
 Hanya, dalam kerjanya, Budi bukan menangani pebulu tangkis senior seperti Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Simon Santoso. Dia memoles para pebulu tangkis muda yang masuk masuk kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut.
 ‘’Tapi, saya tidak ada kontrak di Cipayung,’’ tambah suami Eni Widiowati tersebut.
 Namun, itu tak pernah membuat Budi berkecil hati. Dia ingin melahirkan pebulu tangkis muda handal dari Cipayung.
 Bahkan, untuk itu, mantan pebulu tangkis Djarum tersebut sering bolak-balik Jakarta- Bandung. ‘’Ini dikarenakan istri saya tinggal di Bandung. Anak-anak saya juga ada di sana,’’ ungkap Budi.
 Kehadiran Budi melengkapi jajaran pelatih di sektor tunggal putra. Sebelumnya sudah ada Joko Supriyanto, Marleve Mainaky, dan Imam Tohari.
 Sebenarnya, Cipayung bukan tempat asing bagi dia. Selama 10 tahun, Budi tinggal di sana.
 ‘’Saya di Cipayung dari 1993 sampai 2003,’’ lanjut dia.
 Selama berada di Cipayung, Budi pun banyak menorehkan prestasi.  Salah satunya, lelaki kelahiran Klaten, Jawa Tengah, 38 tahun lalu tersebut menjadi bagian skuad Indonesia saat menjadi juara Piala Thomas 2002.
 Bersama dengan Marleve Mainaky, Taufik Hidayat, Hendrawan, dan Rony Agustinus,  dia menjadi pilar di nomor tunggal. Gelar juara Piala Thomas 2002 juga menjadi gelar terakhir bagi merah putih di event bulu tangkis beregu putra tersebut.
 Setelah itu, Indonesia tak pernah lagi berdiri di podium terhormat. Bahkan, pada 2012, merah putih sudah menyerah di babak kedua atau perempat final. Ironisnya yang mengalahkan adalah Jepang, negara yang selama ini tak pernah menang atas Indonesia. (*)

Batal ke Korea Biar Fresh

MARKIS Kido menyimpan energi. Dia memilih absen dari turnamen pembuka, Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 2-7 Januari.
“Saya memilih tampil di Malaysia. Lebih dekat dan juga menghemat energi,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido, melalui layanan pesan singkat. Event di negeri jiran tersebut baru dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari.
 Selain lebih dekat, kejuaran di Malaysia juga menyediakan poin lebih banyak. Itu disebabkan levelnya naik menjadi super series premier. Kebalikan dengan Korea yang turun menjadi super series.
 Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember, Kido di nomor ganda putra berada di posisi 24. Dia berpasangan dengan Markus Fernaldi.
 Bersama Markus,  ini merupakan pasangan anyarnya.  Namun, keduanya sudah menorehkan prestasi.
 Kido/Markus menjadi juara di ajang Prancis Super Series 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Paris pada 27 Oktober, mereka mengalahkan unggulan keempat asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan dua game langsung 16-21, 18-21.
 Hasil ini membuat Kido/Markus memperoleh 9200 poin. Saat itu, peringkat mereka langsung menembus 50 besar.
 Sayang, capaian tersebut gagal diulangi pada dua turnamen berikutnya, Tiongkok Super Series Premier dan Hongkong Super Series. Di Tiongkok, Kido/Markus dihentikan pasangan tuan rumah Liu Xiaolong/Qiu Zihan 18-21, 17-21 pada babak 16 besar (14/11). Sepekan kemudian, Kido/Markus gagal di delapan besar setelah harus mengakui ketangguhan pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis 19-21, 15-21 (22/11).
 ‘’Pada 2014, saya tetap berpasangan dengan Markus,’’ucap Kido.
 Ya, sebelum dengan Markus, Kido sudah berpasangan dengan Alvent Yulianto dan Hendra Setiawan. Bersama Alvent, mereka lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
 Sedang dengan Hendra, Kido mampu berjaya. Juara dunia mampu diraih pada 2007 dan setahun kemudian meraih emas Olimpiade Beijing 2008. (*) 

Posisi Tertinggi Yang Diduduki Tommy

LOMPATAN berarti dilakukan Tommy Sugiarto. Dari daftar ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), lelaki  berusia 25 tahun tersebut ada di posisi ketiga nomor bergengsi tunggal putra. Dia di bawah Chen Long asal Tiongkok yang satu setrip di atasnya dan Lee Chong Wei (Malaysia) yang masih kukuh di posisi puncak.
 Melonjaknya peringkat Tommy tersebut tak lepas dari capaiannya dalam Super Series Final 2013. Dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut, putra salah satu juara dunia tunggal putra yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto itu mampu menembus final. Sayang, dalam laga puncak yang digelar Minggu (15/12), dia harus mengakui ketangguhan Chong Wei dengan dua game langsung 10-21, 11-21. Ini merupakan kekalahan Tommy selama delapan kali pertemuan Tommy dengan pebulu tangkis negeri jiran tersebut.
  Namun, duduk di posisi ketiga juga punya arti penting bagi Tommy. Ini merupakan rangking tertingginya selama berkiprah di ajang bulu tangkis.
 Pebulu tangkis Indonesia terakhir yang duduk di posisi tertinggi adalah Simon Santoso. Usai menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012, dia naik ke posisi ketiga.
 Sayang, setelah itu, dia mengalami cedera dan melakukan perbuatan indispliner yang membuat PP PBSI tak pernah mengirimnya di turnamen super series atau super series premier.Padahal, dari dua turnamen bergengsi tersebut, poin yang akan didapat cukup besar.
 Dari daftar rankin terakhir BWF, tunggal putra Indonesia lainnya, Sony Dwi Kuncoro, juga naik. Dia berada di posisi kedelapan atau naik satu setrip. (*)

PERINGKAT WAKIL INDONESIA DI NOMOR TUNGGAL
3. Tommy Sugiarto
8. Sony Dwi Kuncoro
22. Dionysius Hayom Rumbaka
31. Alamsyah Yunus
68. Andre Kurniawan Tedjono

Satu Hari Bikin Tiga Rekor Langsung

KOMPAK:Christinna Pedersen (kanan) dan Kamilla 

CHRISTINNA Pedersen tengah jadi bintang. Dia baru saja menorehkan tiga rekor di ajang Super Series Final yang berakhir Minggu lalu (15/12) di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Bersama Kamilla Rytter Juhl di nomor ganda putri, mereka menjadi pasangan Eropa pertama yang menjadi juara di nomor ini. Itu setelah Christinna/Kamilla menumbangkan pasangan Tiongkok Ma Jin/Tang Jinhua dengan dua game langsung 21-19, 21-12.
 Kemudian di nomor ganda campuran, perempuan berusia 27 tahun tersebut kembali menjadi juara. Berpasangan dengan rekan senegaranya, Denmark, Joachim Fischer Nielsen,mereka mengalahkan pasangan nomor 1 dunia yang juga peraih emas Olimpiade London 2012 Zhang Nan/Zhao Yunlei 12-21, 21-19, 21-4.
  Ini membuat Christinna menjadi pebulu tangkis pertama yang meraih dua gelar dalam Super Series Final di tahun yang sama.
Ternyata, itu belum cukup. Gelarnya di ganda campuran tersebut membuat Christinna sudah mengoleksi tiga gelar. Juara di nomor yang sama pernah diraihnya pada 2009 dan 2012. Kedua gelar itu digapai juga setelah menghentikan asa Zhang/Yunlei.
 ‘’Sungguh sebuah perasaan yang besar. Bersama pasangan saya, saya bermain lebih bagus dan lebih bagus,’’ kata Christinna seperti dikutip media lokal Malaysia. (*)

Simon Cium Aroma Super Series Premier

Simon Santoso (foto:PBSI)

SIMON Santoso kembali merasakan atmoser super series. Namanya tercantum sebagai peserta Korea Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan   7-12 Januari di Seoul.
 Memang, Simon tak langsung berlaga di babak utama. Dengan peringkatnya yang masih 79 saat mendaftar, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut harus berjuang dari babak kualifikasi.
 Namun, bertanding di ajang super series premier sudah membuktikan bahwa perjuangannya selama ini sudah kembali dihargai PP PBSI. Sebelumnya, induk organisasi olahraga tepok bulu tersebut tak banyak memberi kesempatan kepada Simon berlaga di ajang super series atau super series premier.
 Selama 2013, Simon hanya sekali yakni di India Super Series. Hasilnya, dia pun langsung tumbang di babak pertama setelah kalah rubber game oleh Hu Yun dari Hongkong 18-21, 21-13, 6-21.
 Selebihnya, Simon banyak berkutat di ajang grand prix dan grand prix gold. Di level tersebut, bocah Tegal, Jawa Tengah, ini mampu menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta (29/9), Simon tak mengalami kesulitan menundukkan rekannya sesama penghuni Pelatnas Cipayung Dionysius Hayom Rumbaka 21-17, 21-11. Sehari sebelumnya (28/9), dia mempermalukan unggulan pertama sekaligus pebulu tangkis yang kini duduk di peringkat kelima dunia Tommy Sugiarto 21-14,13-21, 21-17.
 Namun, gelar tersebut belum membuat PBSI puas. Simon pun diuji di level  Kejurnas Perorangan 2013. Karena bukan tempatnya, Simon pun tak terlalu sulit untuk menjadi juara.
 PBSI memang sempat  mengancam mengeluarkan Simon dari Pelatnas Cipayung. Ini dipicu sikap Simon yang dianggap indisipliner karena tak mau tampil di Piala Sudirman 2013 dan mempertahankan gelar di Indonesia Super Series Premier 2013.
 Alasannya, dia mengalami cedera. Simon pun seakan diasingkan PBSI dengan tak mengirimnya ke berbagai turnamen. Imbasnya, peringkatnya pun turun drastis. Dari posisi ketiga, Simon sempat terlempar di 100 besar.
 Kini, di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 12 Desember, dia sudah di posisi 65. Ini melonjak  14 peringkat.
 Kenaikan ini hasil dari capaian Simon yang menembus babak empat besar Vietnam Grand Prix 2013. Langkah gagal ke final dihentikan pebulu tangkis Malaysia yang juga unggulan kedua Tan Chun Seang 13-21,21-14, 18-21. (*)

Dua Pekan yang Indah Fran/Bona

PERDANA: Fran Kurniawan/Bona Septano (foto: pbsi)

FRAN Kurniawan/Bona Septano tengah on fire. Akhir pekan lalu (15/12), keduanya mampu menjadi juara turnamen bulu tangkis Pertamina 2013.
 Dalam final, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan rekannya sendiri Hafiz Faizal/Putra Eka Rhoma dengan dua game langsung 22-20, 21-15.
 Sepekan sebelumnya, Fran/Bona juga menjadi juara di level yang lebih tinggi Vietnam Grand Prix 2013. Pada pertandingan pemungkas di Ho Chi Minh City (8/12), keduanya menghentikan ambisi pasangan Taiwan Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin 18-21, 21-18,21-18.
 Ini merupakan gelar perdana bagi Fran/Bona.Keduanya baru dipasangkan September lalu.
 Selama ini, Fran dikenal sebagai pebulu tangkis ganda campuran. Bersama dua pasangan terakhir, Shendy Puspa Irawati dan Pia Zebadiah, mereka mampu menembus posisi 10 besar dunia. Menariknya, Pia merupakan saudara dari Bona.
 Sementara, Bona sempat memberi harapan ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Mereka sempat lolos ke Olimpiade London 2012 dan semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham.
 Keduanya pisah setelah Ahsan digandengkan dengan  Hendra Setiawan, yang terakhir berpasangan dengan saudara Bona yang lain Markis Kido.
 Sempat dipasangkan dengan Afiat Yuris Wirawan, Bona gagal bersinar. Capaian tertingginya hanya menembus semifinal Selandia Baru Grand Prix 2013.
 Gelar di Vietnam Grand Prix ini juga melambungka peringkat Fran/Bona. Keduanya melejit 28 tingkat ke posisi 79 dunia sekaligus untuk kali pertama menembus 100 besar dunia. (*)

LANGKAH FRAN/BONA
Taiwan Grand Prix Gold 2013: Semifinalis
Indonesia Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Korea Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Vietnam Grand Prix 2013: Juara

Febby yang Terbanyak Koleksi Gelar

BERI BUKTI: Febby Angguni (foto:djarum)

LINDAWENI Fanetri boleh menyandang status tunggal putri terbaik Indonesia saat ini. Pertimbangannya, peringkatnya masih yang tertinggi di antara semua pebulu tangkis merah putih yakni 17.
 Orang juga boleh menyebut Bellaetrix Manuputty. Ini disebabkan dia mampu meraih emas bagi Indonesia di nomor tunggal putri SEA Games 2013 yang masih berlangsung di Myanmar.
 Tapi, kalau berdasar gelar juara, keduanya masih kalah oleh Febby Angguni. Pebulu tangkis 22 tahun tersebut sudah mengoleksi tiga gelar selama 2013.
 Gelar ketiga diperolehnya di ajang India Challenge 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Mumbai pada Minggu waktu setempat (15/12), Febby menghentikan perlawanan rekannya sendiri asal Indonesia yang juga berasal dari Djarum Ana Rovita dengan rubber game 20-22, 21-14, 21-19.
 Ini menjadi kemenangan keempat Febby atas rekannya tersebut dalam turnamen yang masuk kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional). Menariknya, tiga kemenangan tersebut dipetiknya selama 2013 yakni di Indonesia Challenge di Surabaya, Babolat Kharkov di Ukraina, dan Belgia Challenge 2013.
 Di Surabaya (5/7), Febby menang 13-21, 21-4, 21-11. Kemudian di Babolat Kharkov (8/9), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul dua  game 22-20, 21-14 dan kali terakhir di Belgia (12/9), menang 21-14, 9-21, 21-14.
 Dua gelar sebelumnya diraih Febby di Belgia dan Ukraina. Di Belgia (14/9), dia menundukkan Cheng Chi Ya (Taiwan) 22-20, 21-11 dan sepekan sebelumnya di Ukraina memupus asa Ana.
 Koleksi gelar ini sempat melambungkan Febby ke posisi 31 dunia. Tapi, sempat beberapa kali absen membuat dia turun ke posisi ke-36. Ana sendiri saat ini ada di ranking 145 dunia. Posisi Febby ini tepat di bawah Bellaetrix.
  Sebenarnya, Febby sempat menghuni Pelatnas Cipayung. Namun, dia keluar setelah dianggap kurang berkembang di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut dan kembali ke klub asalnya, Djarum.
 Setelah kembali ke Kudus, markas nomor tunggal Djarum, Febby kembali menunjukkan kualitas dan kemampuan yang dimiliki. Hanya, untuk level, grand prix dan super series, dia masih butuh perjuangan ekstrakeras.
 Capaian terbaiknya hanya mampu menembus delapan besar di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Dia gagal lolos semifinal karena kalah oleh pebulu tangkis pelatnas Maria Febe Kusumastuti 13-21, 21-23. (*)

Baru Hendra/Ahsan yang Bisa Juara

Hendra/Ahsan (foto:badmintonindonesia)

SEJAK 2008,  Super Series Final digelar. Selama itu pula, Indonesia tak pernah menempatkan wakilnya menjadi juara dalam event yang hanya diikuti delapan wakil di setiap nomor tersebut.
 Namun, pada 2013 ini, buruknya prestasi merah putih terpatahkan. Itu setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mampu menjadi juara di nomor ganda putra.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu waktu setempat (15/12), Hendra/Ahsan menundukan pasangan Korea Selatan (Korsel) Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 21-14, 21-16.  Gelar ini sekaligus memutus dominasi pasangan Denmark Matias Boe/Carsten Mogensen yang tiga tahun terakhir menjadi juara.
 Sejak digelar 2008, Indonesia selalu menempatkan wakilnya di Super Series Final. Namun, hanya pada 2008, merah putih mampu menempatkan wakilnya di final yakni di nomor ganda putri melalui pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir dan ganda campuran melalui Nova Widianto/Liliyana Natsir.
 Sayang, di final, keduanya harus puas di posisi runner-up. Vita/Liliyana kalah oleh pasangan Malaysia Wong Pei Tty/Chin Eei Hui 15-21, 22-20 dan Nova/Liliyana menyerah kepada Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark 19-21,21-18, 20-22. (*)


PUNCAK SUPER SERIES FINAL 2013
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia x4) 21-10, 21-12

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok ) v Tai Tzu Ying (Taiwan) 21-8, 21-14

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel) 21-14, 21-16

Ganda Putri:Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x3) v Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok x4) 21-19, 21-12

Ganda Campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x4) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) 12-21,21-19, 21-10

Sumbang Emas sebelum Berpisah

INDONESIA RAYA: Rijal/Debby saat pengalungan medali 

TAHUN 2013 menjadi tahun kelabu bagi Muhammad Rijal/Debby Susanto. Selama setahun, pasangan ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut tak pernah menjadi juara.
 Capaian terbaiknya di Belanda Grand Prix dengan menembus babak final. Sayang, dalam pemungkas, Rijal/Debby, yang diunggulkan di posisi teratas, harus mengakui keunggulan pasangan Singapura yang ditempatkan di posisi kedua Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo 19-21, 23-25 di Almere (13/10).
 Selain itu, kegagalan demi kegagalan harus ditelan Rijal/Debby. Padahal, mereka sempat memberikan harapan ketika menembus babak semifinal turnamen paling bergengsi di muka bumi ini, All England. Rijal/Debby gagal menembus final setelah ditundukkan pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei 17-21, 16-21 (9/3).
 Meski gagal ke final, perolehan poin dari All England 2013 paling tinggi yakni 7.700. Ini sempat melambungkan Rijal/Debby ke posisi keenam.
 Namun, menjelang akhir tahun, kabar kurang sedap pun berhembus. Rijal/Debby bakal dipisahakan.
 Kabar ini ternyata menjadi kenyataan. Di turnamen pembuka tahun, Korea Super Series Premier 2014, Rijal tak lagi bersama Debby. Tapi, pemuda berusia 27 tahun tersebut bergandengan dengan pasangan lamanya, Vita Marissa.
 Namun, sebelum berpisah, Rijal/Debby masih mengusung tugas membela Indonesia di ajang 2013. Tugasnya pun tak ringan, menjadi juara sekaligus mempersembahkan emas bagi merah putih putih dalam ajang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Asa itu pun dijawab tuntas oleh Rijal/Debby. Posisi terhormat mampu diraih setelah dalam pertandingan final mampu mengalahkan wakil Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dengan rubber game 21-18, 21-19.
 Dua tahun lalu, emas nomor ganda campuran juga diraih pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedangkan Rijal/Debby harus puas memperoleh perunggu.
 Pada SEA Games 2013 ini, Indonesia memasang target tiga emas. Memang, target sudah tercapai. Namun, bisa jadi tiga emas ini akan menjadi capaian terburuk Indonesia di aajang SEA Games. (*)


PERTANDINGAN FINAL SEA GAMES 2013 :

Tunggal Putra: Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand x2) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) 20-22, 17-21

Tunggal Putri: Bellaetrix Manuputty (Indonesia) vs Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2) 9-21, 21-13, 21-13


Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x1) vs Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (Indonesia) 21-13, 17-21, 21-11

Ganda Putri: Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia) v
Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (Indonesia x1) 21-17, 18-21, 21-17

Ganda Campuran: Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1) vs Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) 21-18, 21-19
 

DISTRIBUSI MEDALI 2013:
Tiga medali emas : Angga Pratama/Rian Agung Saputro (ganda putra), Bellaetrix Manuputty (tunggal putri), Muhammad Rijal/Debby Susanto (ganda campuran)

Tiga medali perak : Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (ganda putra), Dionysius Hayom Rumbaka (tunggal putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri)

Satu medali perunggu : Wisnu Yuli Prasetyo (tunggal putra)

Saatnya Juara dan Sukses Revans

LAPANG: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto: PBSI)

9 Januari 2013 punya kenangan pahit bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tampil di babak awal Korea Super Series 2013, keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 19-21, 19-21.
 Tapi, kekalahan tersebut tak membuat pasangan yang baru dipartnerkan tersebut patah semangat. Sebaliknya, kekalahan di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, menjadi pelajaran berharga bagi Hendra/Ahsan mengarungi turnamen-turnamen berikut.Hasilnya, tiga gelar beruntun langsung disabet yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series.
 Namun, kesempatan membalas kekalahan dari Ki-jung/Sa-rang belum pernah datang. Tapi, akhirnya jalan melakukan revans itu pun datang.
 Hendra/Ahsan akan menghadapi Ki-jung/Sa-rang dalam laga puncak nomor ganda putra Super Series Final 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (15/12). Itu setelah keduanya mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam babak semifinal sehari sebelumnya (14/12).
 Hendra/Ahsan, yang kini duduk di posisi teratas dunia, mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-18,21-18. Sedang Ki-jung/Sa-rang menghentikan perlawanan kompatriot (rekan satu negara) Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun 21-14, 19-21, 21-16.
 Memang, jalan juara di Super Series Final 2013 ini sudah diprediksi sejak awal. Alasannya, musuh bebuyutan mereka, Yong-dae/Yoo Yeong-seong, absen karena posisi tidak mampu menembus delapan besar di tahun ini.
 Kalau Yong-dae/Seong-seong hadir, bisa jadi harapan juara Hendra/Ahsan sangat tipis. Itu disebabkan mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan. (*)

PEREBUTAN JUARA SUPER SERIES FINAL 2013

Tunggal putra: Lee Chong Wei (Malaysia) v Tommy Sugiarto (Indonesia)

Tunggal putri: Tai Tzu Ying (Taiwan) v Li Xuerui (Tiongkok)

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan)

Ganda putri: Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok) v Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)

Bela Italia Baru Bisa Juara

Indra Bagus Ade Candra

PEBULU tangkis Italia juara di kandang sendiri. Nomor yang dimenanginya pun paling bergengsi, tunggal putra.
 Tapi, jangan kaget kalau melihat nama dan asalnya. Dia adalah Indra Bagus Ade Candra. Lelaki ini memang kelahiran Indonesia dan bahkan pernah menjadi bagian Pelatnas Cipayung.
 Dalam final yang dilaksanakan di Roma pada Jumat waktu setempat (13/120 atau Sabtu dini hari WIB (14/12), Indra mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang lama berpetualang di Eropa Andre Kurniawan Tedjono dengan rubber game 19-21, 21-15, 21-12.
 Ini juga menjadi kemenangan perdana bagi Indra atas Andre. Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, dia kalah yakni di Indonesia Challenge 2008 dan 2010.
 Menariknya, dalam dua pertemuan tersebut, Indra membawa bendera negara yang berbeda. Pada 2008, dia mengusung nama Indonesia. Tapi, dua tahun kemudian, benderanya sudah berganti Spanyol.
 Hasilnya, Indra tak pernah memetik kemenangan. Kini, dia mengusung bendera Italia, baru dia bisa meraih kemenangan dan menjadi juara.
 Di Italia Challenge 2013 ini, selain Indra dan Andre,prestasi juga diraih pasangan ganda putra Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus babak semifinal sebelum dihentikan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha. (*)

HASIL FINAL ITALIA INTERNASIONAL 2013
Tunggal Putra: Indra Bagus Ade Candra (Italia) v Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) 19-21, 21-15, 21-12

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Sabrina Jaquet (Swiss) 21-15, 21-14

Ganda Putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Lukasz Moren/Wojciech (Polandia x2) 23-21, 21-17

Ganda Putri: Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x2) v Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) 21-10, 21-8

Ganda Campuran: Zvonimir Durkinjak/Eva Lee (Kroasia/AS) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5) 23-21, 21-18

Bangun Jam 1 Malam untuk Tahu Jadwal Semifinal

Jan O Jorgensen (foto:zimbio)

SEBUAH pesan dari Jan O Jorgensen layak disimak. Pebulu tangkis tunggal putra asal Denmark tersebut menyindir kebijakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dalam menentukan undian babak semifinal Super Series Final 2013.
 "Habis kalah dari Lee Chong Wei, ketemu lagi dengan dia di semifinal. Sistem yang bagus," katanya di media sosial pada Sabtu dini hari waktu Malaysia (14/12), tempat Super Series Final dilaksanakan.
 Ya, pada Jumat (13/12), Jorgensen memaksa Chong Wei memeras keringkat lebih banyak. Pebulu tangkis nomor satu dunia asal Malaysia tersebut menang dengan skor ketat 23-21, 24-22.
 Nah, dalam undian yang dikeluarkan tengah malam, Jorgsen akan kembali menantang Chong Wei. Memang, dalam rekor pertemuan, Jorgensen hanya sekali menang dalam sembilan bersua ayah dari Kingston tersebut.
 Tapi, kalau melihat serunya pertandingan perebutan juara Grup A bukan tak mungkin Jorgensen akan memupus harapan Chong Wei menjadi juara di kandang sendiri. Apalagi, sistem yang dipakai di babak semifinal sudah sistem gugur.
 Undian yang mempertemukan juara dan runner-up grup yang sama di babak semifinal ini juga membuat wakil Indonesia, Tommy Sugiarto, bersua lagi dengan Kenichi Tago asal Jepang. Dalam pertandingan terakhir Grup B, Tommy memetik kemenangan 21-14,20-22, 21-19.
 Ini membuat Tommy menjadi juara grup dan Tago di posisi kedua. Sebenarnya, wakil Indonesia di Grup B bukan hanya Tommy. Masih ada pebulu tangkis senior Sony Dwi Kuncoro.
  Sayang, saat menghadapi Hu Yun dari Hongkong pada Jumat, dia mengundurkan diri. Kabarnya, arek Suroboyo tersebut mengalami cedera.
 Hanya, saat dikonfirmasi melalui layanan pesan pendek, Sony belum memberikan jawaban. Sony sempat memulai pertandingan dengan hasil yang memuaskan karena mampu mengalahkan Tommy.
 Tapi, di pertandingan kedua, pebulu tangkis yang bernaung di klub Suryanaga, Surabaya, tersebut kalah oleh Tago. Ini menjadi kekalahan Sony dari pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut selama delapan kali pertemuan. (*)