WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Batal ke Korea Biar Fresh

MARKIS Kido menyimpan energi. Dia memilih absen dari turnamen pembuka, Korea Super Series 2014 yang dilaksanakan 2-7 Januari.
“Saya memilih tampil di Malaysia. Lebih dekat dan juga menghemat energi,’’ kata Kido, sapaan karib Markis Kido, melalui layanan pesan singkat. Event di negeri jiran tersebut baru dilaksanakan di Kuala Lumpur pada 14-19 Januari.
 Selain lebih dekat, kejuaran di Malaysia juga menyediakan poin lebih banyak. Itu disebabkan levelnya naik menjadi super series premier. Kebalikan dengan Korea yang turun menjadi super series.
 Dalam peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 19 Desember, Kido di nomor ganda putra berada di posisi 24. Dia berpasangan dengan Markus Fernaldi.
 Bersama Markus,  ini merupakan pasangan anyarnya.  Namun, keduanya sudah menorehkan prestasi.
 Kido/Markus menjadi juara di ajang Prancis Super Series 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Paris pada 27 Oktober, mereka mengalahkan unggulan keempat asal Malaysia Koo Kien Keat/Tan Boon Heong dengan dua game langsung 16-21, 18-21.
 Hasil ini membuat Kido/Markus memperoleh 9200 poin. Saat itu, peringkat mereka langsung menembus 50 besar.
 Sayang, capaian tersebut gagal diulangi pada dua turnamen berikutnya, Tiongkok Super Series Premier dan Hongkong Super Series. Di Tiongkok, Kido/Markus dihentikan pasangan tuan rumah Liu Xiaolong/Qiu Zihan 18-21, 17-21 pada babak 16 besar (14/11). Sepekan kemudian, Kido/Markus gagal di delapan besar setelah harus mengakui ketangguhan pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis 19-21, 15-21 (22/11).
 ‘’Pada 2014, saya tetap berpasangan dengan Markus,’’ucap Kido.
 Ya, sebelum dengan Markus, Kido sudah berpasangan dengan Alvent Yulianto dan Hendra Setiawan. Bersama Alvent, mereka lolos ke Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok.
 Sedang dengan Hendra, Kido mampu berjaya. Juara dunia mampu diraih pada 2007 dan setahun kemudian meraih emas Olimpiade Beijing 2008. (*) 

Posisi Tertinggi Yang Diduduki Tommy

LOMPATAN berarti dilakukan Tommy Sugiarto. Dari daftar ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), lelaki  berusia 25 tahun tersebut ada di posisi ketiga nomor bergengsi tunggal putra. Dia di bawah Chen Long asal Tiongkok yang satu setrip di atasnya dan Lee Chong Wei (Malaysia) yang masih kukuh di posisi puncak.
 Melonjaknya peringkat Tommy tersebut tak lepas dari capaiannya dalam Super Series Final 2013. Dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, tersebut, putra salah satu juara dunia tunggal putra yang dimiliki Indonesia Icuk Sugiarto itu mampu menembus final. Sayang, dalam laga puncak yang digelar Minggu (15/12), dia harus mengakui ketangguhan Chong Wei dengan dua game langsung 10-21, 11-21. Ini merupakan kekalahan Tommy selama delapan kali pertemuan Tommy dengan pebulu tangkis negeri jiran tersebut.
  Namun, duduk di posisi ketiga juga punya arti penting bagi Tommy. Ini merupakan rangking tertingginya selama berkiprah di ajang bulu tangkis.
 Pebulu tangkis Indonesia terakhir yang duduk di posisi tertinggi adalah Simon Santoso. Usai menjadi juara Indonesia Super Series Premier 2012, dia naik ke posisi ketiga.
 Sayang, setelah itu, dia mengalami cedera dan melakukan perbuatan indispliner yang membuat PP PBSI tak pernah mengirimnya di turnamen super series atau super series premier.Padahal, dari dua turnamen bergengsi tersebut, poin yang akan didapat cukup besar.
 Dari daftar rankin terakhir BWF, tunggal putra Indonesia lainnya, Sony Dwi Kuncoro, juga naik. Dia berada di posisi kedelapan atau naik satu setrip. (*)

PERINGKAT WAKIL INDONESIA DI NOMOR TUNGGAL
3. Tommy Sugiarto
8. Sony Dwi Kuncoro
22. Dionysius Hayom Rumbaka
31. Alamsyah Yunus
68. Andre Kurniawan Tedjono

Satu Hari Bikin Tiga Rekor Langsung

KOMPAK:Christinna Pedersen (kanan) dan Kamilla 

CHRISTINNA Pedersen tengah jadi bintang. Dia baru saja menorehkan tiga rekor di ajang Super Series Final yang berakhir Minggu lalu (15/12) di Kuala Lumpur, Malaysia.
 Bersama Kamilla Rytter Juhl di nomor ganda putri, mereka menjadi pasangan Eropa pertama yang menjadi juara di nomor ini. Itu setelah Christinna/Kamilla menumbangkan pasangan Tiongkok Ma Jin/Tang Jinhua dengan dua game langsung 21-19, 21-12.
 Kemudian di nomor ganda campuran, perempuan berusia 27 tahun tersebut kembali menjadi juara. Berpasangan dengan rekan senegaranya, Denmark, Joachim Fischer Nielsen,mereka mengalahkan pasangan nomor 1 dunia yang juga peraih emas Olimpiade London 2012 Zhang Nan/Zhao Yunlei 12-21, 21-19, 21-4.
  Ini membuat Christinna menjadi pebulu tangkis pertama yang meraih dua gelar dalam Super Series Final di tahun yang sama.
Ternyata, itu belum cukup. Gelarnya di ganda campuran tersebut membuat Christinna sudah mengoleksi tiga gelar. Juara di nomor yang sama pernah diraihnya pada 2009 dan 2012. Kedua gelar itu digapai juga setelah menghentikan asa Zhang/Yunlei.
 ‘’Sungguh sebuah perasaan yang besar. Bersama pasangan saya, saya bermain lebih bagus dan lebih bagus,’’ kata Christinna seperti dikutip media lokal Malaysia. (*)

Simon Cium Aroma Super Series Premier

Simon Santoso (foto:PBSI)

SIMON Santoso kembali merasakan atmoser super series. Namanya tercantum sebagai peserta Korea Super Series Premier 2014 yang dilaksanakan   7-12 Januari di Seoul.
 Memang, Simon tak langsung berlaga di babak utama. Dengan peringkatnya yang masih 79 saat mendaftar, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut harus berjuang dari babak kualifikasi.
 Namun, bertanding di ajang super series premier sudah membuktikan bahwa perjuangannya selama ini sudah kembali dihargai PP PBSI. Sebelumnya, induk organisasi olahraga tepok bulu tersebut tak banyak memberi kesempatan kepada Simon berlaga di ajang super series atau super series premier.
 Selama 2013, Simon hanya sekali yakni di India Super Series. Hasilnya, dia pun langsung tumbang di babak pertama setelah kalah rubber game oleh Hu Yun dari Hongkong 18-21, 21-13, 6-21.
 Selebihnya, Simon banyak berkutat di ajang grand prix dan grand prix gold. Di level tersebut, bocah Tegal, Jawa Tengah, ini mampu menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta (29/9), Simon tak mengalami kesulitan menundukkan rekannya sesama penghuni Pelatnas Cipayung Dionysius Hayom Rumbaka 21-17, 21-11. Sehari sebelumnya (28/9), dia mempermalukan unggulan pertama sekaligus pebulu tangkis yang kini duduk di peringkat kelima dunia Tommy Sugiarto 21-14,13-21, 21-17.
 Namun, gelar tersebut belum membuat PBSI puas. Simon pun diuji di level  Kejurnas Perorangan 2013. Karena bukan tempatnya, Simon pun tak terlalu sulit untuk menjadi juara.
 PBSI memang sempat  mengancam mengeluarkan Simon dari Pelatnas Cipayung. Ini dipicu sikap Simon yang dianggap indisipliner karena tak mau tampil di Piala Sudirman 2013 dan mempertahankan gelar di Indonesia Super Series Premier 2013.
 Alasannya, dia mengalami cedera. Simon pun seakan diasingkan PBSI dengan tak mengirimnya ke berbagai turnamen. Imbasnya, peringkatnya pun turun drastis. Dari posisi ketiga, Simon sempat terlempar di 100 besar.
 Kini, di ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 12 Desember, dia sudah di posisi 65. Ini melonjak  14 peringkat.
 Kenaikan ini hasil dari capaian Simon yang menembus babak empat besar Vietnam Grand Prix 2013. Langkah gagal ke final dihentikan pebulu tangkis Malaysia yang juga unggulan kedua Tan Chun Seang 13-21,21-14, 18-21. (*)

Dua Pekan yang Indah Fran/Bona

PERDANA: Fran Kurniawan/Bona Septano (foto: pbsi)

FRAN Kurniawan/Bona Septano tengah on fire. Akhir pekan lalu (15/12), keduanya mampu menjadi juara turnamen bulu tangkis Pertamina 2013.
 Dalam final, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menundukkan rekannya sendiri Hafiz Faizal/Putra Eka Rhoma dengan dua game langsung 22-20, 21-15.
 Sepekan sebelumnya, Fran/Bona juga menjadi juara di level yang lebih tinggi Vietnam Grand Prix 2013. Pada pertandingan pemungkas di Ho Chi Minh City (8/12), keduanya menghentikan ambisi pasangan Taiwan Lin Chia Yu/Wu Hsiao-Lin 18-21, 21-18,21-18.
 Ini merupakan gelar perdana bagi Fran/Bona.Keduanya baru dipasangkan September lalu.
 Selama ini, Fran dikenal sebagai pebulu tangkis ganda campuran. Bersama dua pasangan terakhir, Shendy Puspa Irawati dan Pia Zebadiah, mereka mampu menembus posisi 10 besar dunia. Menariknya, Pia merupakan saudara dari Bona.
 Sementara, Bona sempat memberi harapan ketika dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Mereka sempat lolos ke Olimpiade London 2012 dan semifinalis Kejuaraan Dunia 2011 di Birmingham.
 Keduanya pisah setelah Ahsan digandengkan dengan  Hendra Setiawan, yang terakhir berpasangan dengan saudara Bona yang lain Markis Kido.
 Sempat dipasangkan dengan Afiat Yuris Wirawan, Bona gagal bersinar. Capaian tertingginya hanya menembus semifinal Selandia Baru Grand Prix 2013.
 Gelar di Vietnam Grand Prix ini juga melambungka peringkat Fran/Bona. Keduanya melejit 28 tingkat ke posisi 79 dunia sekaligus untuk kali pertama menembus 100 besar dunia. (*)

LANGKAH FRAN/BONA
Taiwan Grand Prix Gold 2013: Semifinalis
Indonesia Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Korea Grand Prix Gold 2013: 16 besar
Vietnam Grand Prix 2013: Juara

Febby yang Terbanyak Koleksi Gelar

BERI BUKTI: Febby Angguni (foto:djarum)

LINDAWENI Fanetri boleh menyandang status tunggal putri terbaik Indonesia saat ini. Pertimbangannya, peringkatnya masih yang tertinggi di antara semua pebulu tangkis merah putih yakni 17.
 Orang juga boleh menyebut Bellaetrix Manuputty. Ini disebabkan dia mampu meraih emas bagi Indonesia di nomor tunggal putri SEA Games 2013 yang masih berlangsung di Myanmar.
 Tapi, kalau berdasar gelar juara, keduanya masih kalah oleh Febby Angguni. Pebulu tangkis 22 tahun tersebut sudah mengoleksi tiga gelar selama 2013.
 Gelar ketiga diperolehnya di ajang India Challenge 2013. Dalam final yang dilaksanakan di Mumbai pada Minggu waktu setempat (15/12), Febby menghentikan perlawanan rekannya sendiri asal Indonesia yang juga berasal dari Djarum Ana Rovita dengan rubber game 20-22, 21-14, 21-19.
 Ini menjadi kemenangan keempat Febby atas rekannya tersebut dalam turnamen yang masuk kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Internasional). Menariknya, tiga kemenangan tersebut dipetiknya selama 2013 yakni di Indonesia Challenge di Surabaya, Babolat Kharkov di Ukraina, dan Belgia Challenge 2013.
 Di Surabaya (5/7), Febby menang 13-21, 21-4, 21-11. Kemudian di Babolat Kharkov (8/9), mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut unggul dua  game 22-20, 21-14 dan kali terakhir di Belgia (12/9), menang 21-14, 9-21, 21-14.
 Dua gelar sebelumnya diraih Febby di Belgia dan Ukraina. Di Belgia (14/9), dia menundukkan Cheng Chi Ya (Taiwan) 22-20, 21-11 dan sepekan sebelumnya di Ukraina memupus asa Ana.
 Koleksi gelar ini sempat melambungkan Febby ke posisi 31 dunia. Tapi, sempat beberapa kali absen membuat dia turun ke posisi ke-36. Ana sendiri saat ini ada di ranking 145 dunia. Posisi Febby ini tepat di bawah Bellaetrix.
  Sebenarnya, Febby sempat menghuni Pelatnas Cipayung. Namun, dia keluar setelah dianggap kurang berkembang di kawah candradimuka bulu tangkis Indonesia tersebut dan kembali ke klub asalnya, Djarum.
 Setelah kembali ke Kudus, markas nomor tunggal Djarum, Febby kembali menunjukkan kualitas dan kemampuan yang dimiliki. Hanya, untuk level, grand prix dan super series, dia masih butuh perjuangan ekstrakeras.
 Capaian terbaiknya hanya mampu menembus delapan besar di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Dia gagal lolos semifinal karena kalah oleh pebulu tangkis pelatnas Maria Febe Kusumastuti 13-21, 21-23. (*)

Baru Hendra/Ahsan yang Bisa Juara

Hendra/Ahsan (foto:badmintonindonesia)

SEJAK 2008,  Super Series Final digelar. Selama itu pula, Indonesia tak pernah menempatkan wakilnya menjadi juara dalam event yang hanya diikuti delapan wakil di setiap nomor tersebut.
 Namun, pada 2013 ini, buruknya prestasi merah putih terpatahkan. Itu setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mampu menjadi juara di nomor ganda putra.
 Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu waktu setempat (15/12), Hendra/Ahsan menundukan pasangan Korea Selatan (Korsel) Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 21-14, 21-16.  Gelar ini sekaligus memutus dominasi pasangan Denmark Matias Boe/Carsten Mogensen yang tiga tahun terakhir menjadi juara.
 Sejak digelar 2008, Indonesia selalu menempatkan wakilnya di Super Series Final. Namun, hanya pada 2008, merah putih mampu menempatkan wakilnya di final yakni di nomor ganda putri melalui pasangan Vita Marissa/Liliyana Natsir dan ganda campuran melalui Nova Widianto/Liliyana Natsir.
 Sayang, di final, keduanya harus puas di posisi runner-up. Vita/Liliyana kalah oleh pasangan Malaysia Wong Pei Tty/Chin Eei Hui 15-21, 22-20 dan Nova/Liliyana menyerah kepada Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl dari Denmark 19-21,21-18, 20-22. (*)


PUNCAK SUPER SERIES FINAL 2013
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Tommy Sugiarto (Indonesia x4) 21-10, 21-12

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok ) v Tai Tzu Ying (Taiwan) 21-8, 21-14

Ganda Putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel) 21-14, 21-16

Ganda Putri:Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x3) v Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok x4) 21-19, 21-12

Ganda Campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x4) v Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) 12-21,21-19, 21-10

Sumbang Emas sebelum Berpisah

INDONESIA RAYA: Rijal/Debby saat pengalungan medali 

TAHUN 2013 menjadi tahun kelabu bagi Muhammad Rijal/Debby Susanto. Selama setahun, pasangan ganda campuran Pelatnas Cipayung tersebut tak pernah menjadi juara.
 Capaian terbaiknya di Belanda Grand Prix dengan menembus babak final. Sayang, dalam pemungkas, Rijal/Debby, yang diunggulkan di posisi teratas, harus mengakui keunggulan pasangan Singapura yang ditempatkan di posisi kedua Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo 19-21, 23-25 di Almere (13/10).
 Selain itu, kegagalan demi kegagalan harus ditelan Rijal/Debby. Padahal, mereka sempat memberikan harapan ketika menembus babak semifinal turnamen paling bergengsi di muka bumi ini, All England. Rijal/Debby gagal menembus final setelah ditundukkan pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei 17-21, 16-21 (9/3).
 Meski gagal ke final, perolehan poin dari All England 2013 paling tinggi yakni 7.700. Ini sempat melambungkan Rijal/Debby ke posisi keenam.
 Namun, menjelang akhir tahun, kabar kurang sedap pun berhembus. Rijal/Debby bakal dipisahakan.
 Kabar ini ternyata menjadi kenyataan. Di turnamen pembuka tahun, Korea Super Series Premier 2014, Rijal tak lagi bersama Debby. Tapi, pemuda berusia 27 tahun tersebut bergandengan dengan pasangan lamanya, Vita Marissa.
 Namun, sebelum berpisah, Rijal/Debby masih mengusung tugas membela Indonesia di ajang 2013. Tugasnya pun tak ringan, menjadi juara sekaligus mempersembahkan emas bagi merah putih putih dalam ajang dua tahunan bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut.
 Asa itu pun dijawab tuntas oleh Rijal/Debby. Posisi terhormat mampu diraih setelah dalam pertandingan final mampu mengalahkan wakil Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai dengan rubber game 21-18, 21-19.
 Dua tahun lalu, emas nomor ganda campuran juga diraih pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Sedangkan Rijal/Debby harus puas memperoleh perunggu.
 Pada SEA Games 2013 ini, Indonesia memasang target tiga emas. Memang, target sudah tercapai. Namun, bisa jadi tiga emas ini akan menjadi capaian terburuk Indonesia di aajang SEA Games. (*)


PERTANDINGAN FINAL SEA GAMES 2013 :

Tunggal Putra: Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand x2) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia) 20-22, 17-21

Tunggal Putri: Bellaetrix Manuputty (Indonesia) vs Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2) 9-21, 21-13, 21-13


Ganda Putra: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x1) vs Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (Indonesia) 21-13, 17-21, 21-11

Ganda Putri: Vivian Kah Mun Hoo/Woon Khe Wei (Malaysia) v
Nitya Krishinda Maheswari/Greysia Polii (Indonesia x1) 21-17, 18-21, 21-17

Ganda Campuran: Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1) vs Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai (Thailand) 21-18, 21-19
 

DISTRIBUSI MEDALI 2013:
Tiga medali emas : Angga Pratama/Rian Agung Saputro (ganda putra), Bellaetrix Manuputty (tunggal putri), Muhammad Rijal/Debby Susanto (ganda campuran)

Tiga medali perak : Ricky Karanda Suwardi/Berry Angriawan (ganda putra), Dionysius Hayom Rumbaka (tunggal putra), Greysia Polii/Nitya Krishinda Maheswari (ganda putri)

Satu medali perunggu : Wisnu Yuli Prasetyo (tunggal putra)

Saatnya Juara dan Sukses Revans

LAPANG: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto: PBSI)

9 Januari 2013 punya kenangan pahit bagi Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Tampil di babak awal Korea Super Series 2013, keduanya harus mengakui ketangguhan pasangan tuan rumah Kim Ki-jung/Kim Sa-rang dengan dua game langsung 19-21, 19-21.
 Tapi, kekalahan tersebut tak membuat pasangan yang baru dipartnerkan tersebut patah semangat. Sebaliknya, kekalahan di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, menjadi pelajaran berharga bagi Hendra/Ahsan mengarungi turnamen-turnamen berikut.Hasilnya, tiga gelar beruntun langsung disabet yakni di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Singapura Super Series.
 Namun, kesempatan membalas kekalahan dari Ki-jung/Sa-rang belum pernah datang. Tapi, akhirnya jalan melakukan revans itu pun datang.
 Hendra/Ahsan akan menghadapi Ki-jung/Sa-rang dalam laga puncak nomor ganda putra Super Series Final 2013 di Kuala Lumpur, Malaysia, pada Minggu (15/12). Itu setelah keduanya mampu mengalahkan lawan-lawannya dalam babak semifinal sehari sebelumnya (14/12).
 Hendra/Ahsan, yang kini duduk di posisi teratas dunia, mengalahkan pasangan Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen 21-18,21-18. Sedang Ki-jung/Sa-rang menghentikan perlawanan kompatriot (rekan satu negara) Lee Yong-dae/Ko Sung-hyun 21-14, 19-21, 21-16.
 Memang, jalan juara di Super Series Final 2013 ini sudah diprediksi sejak awal. Alasannya, musuh bebuyutan mereka, Yong-dae/Yoo Yeong-seong, absen karena posisi tidak mampu menembus delapan besar di tahun ini.
 Kalau Yong-dae/Seong-seong hadir, bisa jadi harapan juara Hendra/Ahsan sangat tipis. Itu disebabkan mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan. (*)

PEREBUTAN JUARA SUPER SERIES FINAL 2013

Tunggal putra: Lee Chong Wei (Malaysia) v Tommy Sugiarto (Indonesia)

Tunggal putri: Tai Tzu Ying (Taiwan) v Li Xuerui (Tiongkok)

Ganda putra: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korea Selatan)

Ganda putri: Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok) v Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark)

Ganda campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) v Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)

Bela Italia Baru Bisa Juara

Indra Bagus Ade Candra

PEBULU tangkis Italia juara di kandang sendiri. Nomor yang dimenanginya pun paling bergengsi, tunggal putra.
 Tapi, jangan kaget kalau melihat nama dan asalnya. Dia adalah Indra Bagus Ade Candra. Lelaki ini memang kelahiran Indonesia dan bahkan pernah menjadi bagian Pelatnas Cipayung.
 Dalam final yang dilaksanakan di Roma pada Jumat waktu setempat (13/120 atau Sabtu dini hari WIB (14/12), Indra mengalahkan pebulu tangkis Indonesia yang lama berpetualang di Eropa Andre Kurniawan Tedjono dengan rubber game 19-21, 21-15, 21-12.
 Ini juga menjadi kemenangan perdana bagi Indra atas Andre. Dalam dua kali pertemuan sebelumnya, dia kalah yakni di Indonesia Challenge 2008 dan 2010.
 Menariknya, dalam dua pertemuan tersebut, Indra membawa bendera negara yang berbeda. Pada 2008, dia mengusung nama Indonesia. Tapi, dua tahun kemudian, benderanya sudah berganti Spanyol.
 Hasilnya, Indra tak pernah memetik kemenangan. Kini, dia mengusung bendera Italia, baru dia bisa meraih kemenangan dan menjadi juara.
 Di Italia Challenge 2013 ini, selain Indra dan Andre,prestasi juga diraih pasangan ganda putra Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus babak semifinal sebelum dihentikan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha. (*)

HASIL FINAL ITALIA INTERNASIONAL 2013
Tunggal Putra: Indra Bagus Ade Candra (Italia) v Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) 19-21, 21-15, 21-12

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Sabrina Jaquet (Swiss) 21-15, 21-14

Ganda Putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Lukasz Moren/Wojciech (Polandia x2) 23-21, 21-17

Ganda Putri: Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x2) v Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) 21-10, 21-8

Ganda Campuran: Zvonimir Durkinjak/Eva Lee (Kroasia/AS) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5) 23-21, 21-18

Bangun Jam 1 Malam untuk Tahu Jadwal Semifinal

Jan O Jorgensen (foto:zimbio)

SEBUAH pesan dari Jan O Jorgensen layak disimak. Pebulu tangkis tunggal putra asal Denmark tersebut menyindir kebijakan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) dalam menentukan undian babak semifinal Super Series Final 2013.
 "Habis kalah dari Lee Chong Wei, ketemu lagi dengan dia di semifinal. Sistem yang bagus," katanya di media sosial pada Sabtu dini hari waktu Malaysia (14/12), tempat Super Series Final dilaksanakan.
 Ya, pada Jumat (13/12), Jorgensen memaksa Chong Wei memeras keringkat lebih banyak. Pebulu tangkis nomor satu dunia asal Malaysia tersebut menang dengan skor ketat 23-21, 24-22.
 Nah, dalam undian yang dikeluarkan tengah malam, Jorgsen akan kembali menantang Chong Wei. Memang, dalam rekor pertemuan, Jorgensen hanya sekali menang dalam sembilan bersua ayah dari Kingston tersebut.
 Tapi, kalau melihat serunya pertandingan perebutan juara Grup A bukan tak mungkin Jorgensen akan memupus harapan Chong Wei menjadi juara di kandang sendiri. Apalagi, sistem yang dipakai di babak semifinal sudah sistem gugur.
 Undian yang mempertemukan juara dan runner-up grup yang sama di babak semifinal ini juga membuat wakil Indonesia, Tommy Sugiarto, bersua lagi dengan Kenichi Tago asal Jepang. Dalam pertandingan terakhir Grup B, Tommy memetik kemenangan 21-14,20-22, 21-19.
 Ini membuat Tommy menjadi juara grup dan Tago di posisi kedua. Sebenarnya, wakil Indonesia di Grup B bukan hanya Tommy. Masih ada pebulu tangkis senior Sony Dwi Kuncoro.
  Sayang, saat menghadapi Hu Yun dari Hongkong pada Jumat, dia mengundurkan diri. Kabarnya, arek Suroboyo tersebut mengalami cedera.
 Hanya, saat dikonfirmasi melalui layanan pesan pendek, Sony belum memberikan jawaban. Sony sempat memulai pertandingan dengan hasil yang memuaskan karena mampu mengalahkan Tommy.
 Tapi, di pertandingan kedua, pebulu tangkis yang bernaung di klub Suryanaga, Surabaya, tersebut kalah oleh Tago. Ini menjadi kekalahan Sony dari pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut selama delapan kali pertemuan. (*)

Dari Finlandia Menuju Olimpiade 2016

REUNI: Imam (tengah) bersama pebulu tangkis Indonesia

BULU tangkis sudah menjadi olahraga internasional. Olahraga tepok bulu tersebut pun menyebar di segala penjuru dunia.
 Seiring dengan itu, wakil Indonesia pun ada di mana-mana. Begitu juga dengan Finlandia.
 "'Kini, mulai 2013, saya menjadi pelatih nasional Finlandia. Sasarannya meloloskan wakil Finlandia ke Olimpiade 2016," kata Imam Teguh Santoso, lelaki asal Indonesia.
 Ya, sejak kali pertama datang di Negeri Skandinavia tersebut pada 2009, lelaki kelahiran 1974 tersebut menangani tim kota. Berkat polesannya yang dianggap bertuah, dia pun naik pangkat menjadi pelatih nasional.
 Salah satu pebulu tangkis yang ditanganinya adalah Ville  Pang. Di kawasan Eropa, dia termasuk pebulu tangkis yang disegani.
 Sebenarnya, Finlandia tak salah memilih Imam. Ilmu yang dimilikinya tak bisa dipandang enteng.
 "Saya pernah menjadi rekan tanding pebulu tangkis pelatnas pada 1992 di era Tong Sinfu," kenang lelaki asal Jakarta tersebut.
 Tentu, ilmu dari sosok Tong sangat bermanfaat. Lelaki kelahiran Lampung tersebut sukses menangani Indonesia dan Tiongkok.
  Memang, karir Imam sebagai pebulu tangkis tak begitu moncer. Dia harus pensiun lebih cepat karena sakit lever yang diderita.
 Setelah dari klub yang dibela, Tangkas, Imam sempat bermain di klub Jeffer Rosobin dan Ratih.
 "Baru saya ke Finlandia. Saya menggantikan posisi Henny, putri mantan pelatih pelatnas Atik Jauhari," lanjut Imam.
 Selama di Eropa, dia memanfaatkan kesempatan momen bisa bertemu dengan pebulu tangkis Indonesia. Seperti di Italia Challenge 2013.
 Imam bisa bersua dengan Christopher Rusdianto, Trikusuma Wardhana, Andre Kurniawan Tedjono, Indra Bagus Ade Candra, ataupun Wisnu Haryo.

Menanti Alan-Susi Kecil

Bellaetrix Manuputty (foto:PBSI)

ALAN Budikusuma dan Susi Susanti dikenal sebagai pasangan emas olimpiade. Keduanya mampu menjadi juara saat pesta olahraga empat tahunan tersebut dilaksanakan di Barcelona pada 1992.
 Alan naik ke podium terhormat di nomor tunggal putra sementara Susi di tunggal putri. Saat itu, keduanya berpacaran.
 Beberapa tahun kemudian, Alan dan Susi menikah. Prestasi ini nyaris diikuti oleh pasangan Tiongkok Lin Dan dan Xie Xingfang.
 Meski sama sama lolos ke final di Olimpiade Beijing 2008, namun hanya Lin Dan yang juara. Xie Xingfang kalah oleh rejannya sendiri Zhang Ning12-21,21-10,  18-21.
 Kini, Indonesia menunggu pasangan emas lainnya. Tapi, ini lingkupnya lebih kecil yakni SEA Games.
 Sepasang kekasih yang tengah kasmaran, Dionysius Hayom Rumbaka dan Bellaetrix Manuputty, menembus final SEA Games 2013 yang tengah berlangsung di Myanmar.
 Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, menghentikan langkah unggulan teratas asal Vietnam Nguyen Tien Minh dengan rubber game  13-21,21-12,22-20 dalam pertandingan pada Jumat waktu setempat (13/12).
 Di final, pebulu tangkis binaan Djarum tersebut akan menantang wakil Thailand Tanongsak Saensomboonsuk.  Tanongsak pada babak semifinal melibas wakil Indonesia lainnya Wisnu Yuli Prasetyo 17-21,21-11,21-12.
 Sementara, Bella, sapaan karib Bellaetrix, secara mengejutkan menumbangkan andalan Thailand Jindapon Nitchanon 21-17,20-22,22-20. Bella di partai final siang ini akan berhadapan dengan wakil Thailand lainnya Busanan Ongbamrungpan. (*)

All Indonesia Final di Roma Challenge

Andre Kurniawan Tedjono (foto:djarum)
FINAL sesama Indonesia (All Indonesian Final) di luar negeri belum pernah terjadi. Apalagi, itu terjadi di nomor tunggal putra.
 Namun, ini tersaji dalam Italia Challenge 2013. Dua wakil merah putih, Andre Kurniawan dan Indra Bagus Ade Chandra,bakal berhadapan di laga pemungkas.
 Itu setelah Andre dan Indra mampu menundukkan lawan-lawannya pada babak final yang dilaksanakan di Roma pada Kamis waktu setempat (12/12) atau Jumat dinin hari WIB (13/12).
 Andre menundukkan unggulan pertama asal Finlandia Ville Lang dengan tiga game 13-21, 21-14, 21-6. Kemenangan ini menjadi kemenangan ketiga pebulu tangkis Djarum tersebut atas Lang.
 Dua hasil positi dipetik Andre di White Night 2011 di St-Petersburg, Rusia, dan Italia Internasional 2007 di Roma. Di St-Petersburg, Andre unggul 21-16, 20-22,21-14 dan menang 21-12, 21-12 di Roma.
 Sementara, Indra menang dua game langsung unggulan kedelapan asal Denmark Emil Holst 21-17, 21-8.  Pertemuan ini perjumpaan perdana bagi kedua pebulu tangkis.
 Andre dan Indra telah dua kali bertemu di ajang internasional. Menariknya, dalam setiap kali mereka berhadapan, Indra membawa bendera yang berbeda.
 Pada 2008, dalam Gudang Garam Jawa Pos Challenge (JPGG Challenge), Indra membela Indonesia dan 2010 di Indonesia Challenge, dia mengusung bendera Spanyol. Keduanya dimenangkan Andre. (*)

AGENDA FINAL ITALIA CHALLENGE 2013
Tunggal Putra: Andre Kurniawan Tedjono (Indonesia) v Indra Bagus Ade Candra (Italia)

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Sabrina Jaquet (Swiss x8)

Ganda Putra: Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha (Polandia x1) v Lukasz Moren/Wojciech Szkudlarczyk  (Polandia x2)

Ganda Putri: Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) v Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda x2)

Ganda Campuran: Zvonimir Durkinjak/Eva Lee (Kroasia/AS) v Jacco Arends/Selena Piek (Belanda x5)

Christopher/Trikusuma Terhenti di Semifinal

DI ITALIA: Christopher/Trikusuma 

LANGKAH menembus babak final Italia Challenge 2013 gagal digapai Christopher/Trikusuma Wardhana. Unggulan kelima tersebut dipaksa mengakui ketangguhan unggulan teratas asal Polandia Adam Cwalina/Przemyslaw Wacha dengan dua game 16-21, 27-29 pada babak semifinal yang dilaksanakan di Palafijlkam, Roma, Kamis waktu setempat (12/12) atau Jumat dini hari WIB (13/12).
 Secara peringkat, pasangan merah putih masih kalah jauh. Saat ini, Christopher/Trikusuma ada di posisi 46 atau 24 setrip di bawah ganda Polandia.
 Namun, lolos ke semifinal sudah mengobati kecewa pasangan binaan Suryanaga, Surabaya, tersebut. Ini disebabkan dalam dua turnamen terakhir yang diikuti, Christoper/Trikusuma tersingkir di babak awal.
 Pada Prancis Super Series 2013, mereka sudah tersingkir di babak penyisihan setelah dikalahkan sesama pasangan Indonesia, Markis Kido/Markus Fernaldi. Kido/Markus sendiri akhirnya menjadi juara dalam turnamen yang dilaksanakan di Paris pada 22-27 Oktober tersebut. Kemudian di Bitburger Grand Prix yang digelar di Saarbrucken, Jerman, pada 29Oktober-3 November, Christopher/Trikusuma ditundukkan Anders Skaarup/Kim Astrup.
 




Tago Bisa Pecah Telor

Kenichi Tago (foto:zimbio)

PLONG sudah hati Kenichi Tago. Keinginannya mengalahkan Sony Dwi Kuncoro akhirnya terlaksana.
 Itu setelah Tago mampu menang 12-21,21-19, 21-17 dalam pertandingan penyisihan Grup B Super Series Final 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis waktu setempat (12/12). Sebelumnya, pebulu tangkis Jepang tersebut tak pernah menang selama tujuh kali pertemuan.
 Kemenangan tersebut juga membuka jalan Tago lolos ke babak semifinal. Alasannya, dalam pertandingan perdana (11/12), dia juga mampu menang atas Hu Yu nasal Hongkong.
 Kepastiannya lolos akan ditentukan dalam pertandingan terakhir penyisihan (13/12) melawan wakil Indonesia lainnya Tommy Sugiarto. Persaingan di grup ini masih ketat.
 Tago, Sony, dan Tommy punya kans lolos. Dari Grup B bakal diambil dua wakil, juara dan runner-up. Dari rekor pertemuan, Tago dan Tommy hanya sekali bertemu yakni di Prancis Super Series 2013. Hasilnya, Tago menang dua game langsung 21-19, 23-21.
 Sementara,Sony akan dijajal Hu Yun dari Hongkong. Sony pernah mengalahkan lawannya tersebut pada Taiwan Grand Prix 2011 dengan 21-16, 21-10.
 Jika di Grup B perebutan tiket berlangsung ketat, beda dengan Grup A. Lee Chong Wei (Malaysia) dan Jan O Jorgensen (Denmark) sudah dipastikan memegang tiket semifinal. Itu dikarenakan keduanya sudah dua kali memetik kemenangan. Laga terakhir(13/12) hanya menjadi laga perebutan juara grup. (*)

Pasangan Sensasional 2013 Bercerai


PASANGAN ganda campuran Praveen Jordan/Vita Marissa membuat heboh selama 2013.  Dua gelar sudah dikoleksi pasangan beda usia yang cukup jauh tersebut.Ini membuat mereka menembus posisi ketujuh.
 Praveen/Vita sudah mampu mengoleksi dua gelar yakni dari Selandia Baru Grand Prix dan Indonesia Grand Prix Gold 2013. Di Selandia Baru, pasangan yang membawa nama Djarum tersebut menundukkan pasangan Pelatnas Cipayung Riky Widianto/Puspita Richi Dili dengan dua game langsung 21-18, 21-8 (14/4). Sementara di Indonesia Grand Prix Gold yang digelar di GOR Amongrogo, Jogjakarta, Praveen/Vita mempermalukan juara dunia asal Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dengan rubber game 22-20, 9-21, 21-14 (29/9).
 Tapi, pada 2014, bisa jadi kita tak akan melihat lagi Praveen/Vita bermain di lapangan. Itu setelah Vita menggandeng Muhammad Rijal dalam Korea Super Series Premier yang dilaksanakan di Seoul pada 7-12 Januari.
 Sebenarnya, Rijal juga bukan wajah yang asing bagi Vita. Keduanya pernah berpasangan pada 2008 saat Vita masih menghuni Pelatnas Cipayung.
 Bahkan, pasangan ini sempat mencuat namanya ketika menjadi juara Jepang Super Series 2008. Dalam final yang dilaksanakan pada 21 September 2008, Rijal/Vita menundukkan Nova Widianto/Liliyana Natsir dengan 14-21, 21-15, 21-19.
  Sementara, kali terakhir, bersama Debby Susanto, mereka masih eksis di posisi 10 besar. Bahkan, sebelumnya, Rijal/Debby pernah menduduki posisi keenam.
 Sayang, saat dikonfirmasi, Praveen belum memberikan jawaban. Begitu juga dengan Ketua PB Djarum Yoppie Rosimin yang membawahi ketiga pebulu tangkis tersebut. (*)

Christopher/Trikusuma Petik Dua Kemenangan


LANGKAH Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana di Italia Challenge 2013. Mereka mampu memetik dua kali kemenangan dalam pertandingan yang dilaksanakan di Palafijlkam, Roma, pada Rabu waktu setempat (11/12) atau Kamis dini hari WIB (12/12).
 Di pertandingan pertama, Christopher/Trikusuma wakil Prancis Bastian Kesaudy/Gaetan Mittelher dengan dua game 21-19, 21-7. Ini membuat pasangan asal Suryanaga, Surabaya, menjajal Milosz Bochat/Pawel Pietryja dari Polandia. Hasilnya, pasangan yang diunggulkan di posisi kelima tersebut memetik kemenangan lagi dengan dua game 21-11, 25-23.
 Untuk bisa lolos semifinal, Christopher/Trikusuma harus bisa menyingkirkan Nikita Khakimov/Vasily Kuznetsov. Pasangan Rusia ini di babak kedua memupus asa pasangan tuan rumah Giovani Greco/Rosario Maddaloni 21-13, 21-15.
 Ini menjadi pertemuan perdana dua pasangan. Hanya, kalau merujuk peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Christopher/Trikusuma bisa menembus semifinal. Peringkat mereka aada di posisi 46 dunia atau 25 setrip lebih bagus dibandingkan pasangan Negeri Beruang Merah, julukan Rusia.
 Posisi 46 ini sudah tiga pekan diduduki Christopher/Trikusuma. Capaian terbaik keduanya ada di posisi 41 dunia pada 24 Oktober lalu.
 Mandegnya ranking itu dikarenakan Christopher/Trikusuma sempagt absen hampir sebulan karena mengikuti liga bulu tangkis di Denmark.
Selain Christopher/Trikusuma, di Italia Challenge 2013 juga ada nama Andre Kurniawan Tedjono di nomor tunggal putra. Pebulu tangkis binaan Djarum tersebut memulangkan unggulan keempat asal Malaysia Misbun Ramdan Mohmed Misbun dengan rubber game 8-21, 21-10, 21-19.
 Andre akan menjajal unggulan kelima asal Rusia Vladimir Malkov yang di babak kedua Valeriy Atrashchenkov dari Ukrania 21-15, 21-16. Tahun lalu, Andre mengalahkan Malkov di babak awal Swiss Grand Prix dengan  dua game langsung 21-19, 21-16.
 Hanya, sekarang, peringkat Malkov lebih bagus. Dia ada di posisi 49 sedangkan Andre 67. (*)

Sony Merasa Lebih Beruntung

Sony (kanan) dan Tommy 

AWAL bagus bagi Sony Dwi Kuncoro dalam Super Series Final 2013. Arek Suroboyo tersebut mampu menang dalam pertandingan perdananya di grup.
 Sony menang dua game langsung 21-19, 2-10 pada laga Grup B yang dilaksanakan di Stadium Badminton Kuala Lumpur, Malaysia, pada Rabu waktu setempat (11/12). Kemenangan ini sementara membawa bapak dua putri ini memimpin Grup B.
 Itu disebabkan dalam pertandingan lain, Kenichi Tago (Jepang) hanya menang tiga game 20-22, 24-22,21-17. Pada pertandingan kedua, Sony akan berhadapan dengan musuh bebuyutannya Tago.
 Besar kemungkinan, Sony akan kembali memetik kemenangan karena pebulu tangkis Negeri Sakura, julukan Jepang, tersebut tak pernah menang dalam tujuh kali pertemuan.
 ''Kami sudah sering bertemu jadi tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing. Saya lebih beruntung dibandingkan Tommy,'' kata Sony melalui pesan singkat.
 Kemenangan Sony ini juga diikuti Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra. Juara dunia 2013 ini menundukkan wakil Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong dengan dua game 21-17, 21-13 dalam laga Grup A.
 Sukses keduanya gagal diikuti menjadi kemenangan oleh wakil Indonesia di hari perdana Super Series Final 2013. Bahkan, juara dunia ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir secara mengejutkan tumbang 21-9, 24-26, 16-21 oleh pasangan Thailand Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam di Grup B. (*)

Semua Sudah Dikalahkan Sony

Sony Dwi Kuncoro

INDONESIA punya dua wakil di nomor tunggal putra dalam Super Series Final 2013, Tommy Sugiarto dan Sony Dwi Kuncoro. Keduanya tergabung dalam grup B dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-15 Desember tersebut.
 Namun, Tommy dan Sony harus saling bertemu pada penampilan perdana. Dari peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Tommy lebih diunggulkan.
 Putra juara dunia bulu tangkis Indonesia di era 1980-an Icuk Sugiarto tersebut ada di ranking kelima sedangkan Sony empat setrip di bawahnya. Apalagi, rekor pertemuan keduanya imbang 1-1.
 Hanya, melihat pertemuan terakhir, Sony boleh percaya diri. Dia mengalahkan Tommy dalam babak semifinal Hongkong Super Series 2013 dengan 21-14, 8-3 (ret). Tommy mundur pada game kedua karena mengalami cedera.
 Kemenangan di laga pembuka ini bakal melapangkan jalan bisa menembus pertandingan final. Ini disebabkan hanya juara grup yang berhak ke sana.
 Selain Tomy dan Sony, grup B juga dihuni Hu Yun asal Hongkong dan Kenichi Tago. Namun, dari semuanya,kans terbesar ada di tangan Sony. Arek Suroboyo tersebut sudah mengalahkan rival-rivalnya. (*)

MEREKA MELAWAN
Tommy Sugiarto v Sony Dwi Kuncoro: 1-1
Tommy Sugiarto v Hu Yun (Hongkong): 0-1
Tommy Sugiarto v Kenichi Tago (Jepang): 0-1

Sony Dwi Kuncoro v Hu Yun (Hongkong) 1-0
Sony Dwi Kuncoro v Kenichoi Tago (Jepang): 7-0