WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pintu Keluar Terbuka buat Sony

OUT: Sony Dwi Kuncoro (foto:PBSI)

KEHARMONISAN Sony Dwi Kuncoro dengan Pelatnas Cipayung bakal berakhir. Ini menyusul hasil buruknya dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Dalam event berhadiah total USD 750 ribu tersebut, Sony langsung tersingkir pada babak pertama. Peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut kalah dua game langsung 7-21, 11-21 kepada Lee Chong Wei asal Malaysia dalam pertandingan di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu pagi WIB (18/6).
 ‘’Saya minta maaf, belum bisa memberikan yang terbaik,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Ini menjadi kekalahan keenam dalam 15 kali pertemuan.Kali terakhir, Sony menang atas andalan negeri jiran tersebut di Hongkong Super Series 2010.
 Di Indonesia Super Series Premier, Sony dan Chong Wei pernah sama-sama merasakan juara. Sony naik ke podium terhormat pada 2008. Sementara, Chong Wei lebih banyak yakni lima kali yakni pada 2007, 2009, 2010, 2011, dan 2013.
 Nasib Sony di Pelatnas Cipayung memang sudah di ujung tanduk. PP PBSI sudah memberi sinyal bakal melakukan perombakan.
 Nama Sony disebut bakal terdepak.Alasannya, permainannya sudah susah ditingkatkan menyusul cedera yang mendera.
 Apalagi, di Indonesia Open Super Series Premier 2014, PP PBSI menargetkan arek Suroboyo tersebut bisa melangkah jauh.
 Sony sendiri juga sudah merasa dirinya bakal angkat kaki dari Pelatnas Cipayung. Dalam status di telepon pintarnya, bapak dua anak itu menulis, Ke Surabaya aku akan kembali. Ini mengisyaratkan Sony balik ke klub asalnya, Suryanaga, Surabaya.
 Sony sendiri sudah hampir 10 tahun digembleng di pelatnas atau sejak usianya masih belasan tahun. Capaian tertingginya adalah menyumbangkan perunggu bagi Indonesia di Athena 2014. (*)

Pasangan Anyar Pulangkan Juara Bertahan

KEJUTAN: Kevin Sanjaya/Greysia Polii (foto:PBSI)


KEJUTAN besar tersaji di Indonesia Super Series 2014 pada Rabu pagi (18/6). Unggulan teratas sekaligus peringkat satu dunia nomor ganda campuran Zhang Nan/Zhao Yunlei asal Tiongkok sudah harus angkat koper.
 Juara bertaan ini dipaksa mengakui ketangguhan pasangan Indonesia Kevin Sanjaya/Greysia Polii dengan tiga game 15-21, 21-18, 23-21 di Istora Senayan, Jakarta. Hebatnya lagi, Kevin/Greysia merupakan pasangan anyar.
 Mereka juga tampil dari babak kualifikasi.  Kevin/Greysia menang dua kali untuk bisa melaju ke babak elite. Dalam penampilan perdananya, Selasa (17/6),pasangan yang membela bendera Pelatnas Cipayung tersebut mengalahkan pasangan Malaysia Mohd Lutfi/Soong Fie Cho dengan rubber game 21-11, 16-21, 24-22. Pada hari yang sama, tiket ke babak utama digapai setelah menundukkan sesama pasangan Indonesia Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati 19-21, 21-18, 21-15.
 Pada babak kedua, Kevin/Greysia akan menjajal ketangguhan Lee Yong-dae/Shin Seung-chan. Ganda Korea Selatan ini menembus babak kedua setelah menghentikan wakil Indonesia Riky Widianto/Richi Dili Puspita dengan straight game 21-16, 21-14.
 Secara peringkat, Kevin/Greysia tentu tak diunggulkan. Mereka belum mempunyai ranking dunia. Sementara, saat ini, Yong-dae/Seung-chan duduk di posisi 45 dunia.
 Sebelumnya, Kevin lebih dikenal di nomor ganda putra. Tahun ini, dia baru masuk level senior. Pasangan terakhirnya adalah Selvanus Geh. Kevin/Selvanus sudah memperoleh dua gelar yakni Vietnam Challenge dan Selandia Baru Grand Prix Gold.
 Greysia sendiri terakhir lebih konsentrasi di nomor ganda putri. Dia berpasangan dengan Nitya Krishinda dan berada di posisi 10 besar dunia.
 Pada nomor ganda campuran Indonesia Super Series Premier 2014 ini, tuan rumah bertumpu kepada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Namun, dalam penampilan perdananya, Selasa malam (17/6),mereka nyaris tersungkur. Itu setelah Tontowi/Liliyana dipaksa tampil tiga game 21-16, 18-21, 21-19 atas Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman).
 Untuk bisa menembus babak perempat final, unggulan kedua itu bersua Shin Baek-choel/Jang Ye –na. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu menang atas Alfian Eko/Annisa Saufika (Indonesia) 21-18, 21-17.
 Dari rekor pertemuan, Tontowi/Liliyana unggul 2-0. Kemenangan dipetik juara dunia 2013 itu di India Super Series 2013 dan Swiss Grand Prix Gold 2013.
Hasil serupa juga dilakoni pasangan Indonesia lainnya, Praveen Jordan/Debby Susanto. Di babak pertama, wakil pelatnas tersebut tampil tiga game Robert Blair/Imogen Banker 21-17, 19-21, 23-21 atas Skotlandia. Pada babak kedua, pasangan yang baru digabungkan awal 2014 itu akan menghadapi unggulan keempat asal Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, yang di babak pertama me nundukkan Nipitphon Puangpuapech/Puttita Supajirakul (Thailand) 21-8, 15-21, 21-17.
 Dalam pertemuan pertama di Malaysia Super Series Premier 2014, Praveen/Debby kalah dua game langsung 12-21, 19-21. (*)



Reuni Koo Kien Keat/Tan Boon Heong di Kopenhagen

Koo Kien Keat/Tan Boon Heong (foto:kualalumpuspost)

PASANGAN Koo Kien Keat/Tan Boon Heong telah berpisah sejak Maret lalu. Itu setelah Kien Keat memutuskan mengundurkan diri BAM (Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia).
 Namun, keduanya bakal bertemu lagi karena ranking keduanya masuk masuk untuk bisa tampil dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus mendatang. Dalam ranking terakhir, Kien Keat/Boon Heong ada di posisi 24.
 Dari aturan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), tiap negara maksimal mengirim tiga wakil asalkan punya tiga pasangan di 24 besar. Kebetulan, BWF mengizinka Kien Keat/Boon Heong berangkat ke Kopenhagen.  Saat ini, Kien Keat bergabung dengan klub di Thailand.
 Selain Kien Keat/Boon Hong, di posisi 24 besar, Malaysia meloloskan Hoon Thien How/Tan Wee Kiong (posisi 7) dan Goh V Shem/Lim Khim Wah (19).
 Sekjen BAM Ng Chin Chai merestui Kien Keat/Boon Heong bergabung lagi.’’Kami hanya membuang waktu saja kalau tak memberikan izin kepada Kien Keat/Boon Heong,’’ terang dia.
 Pihaknya berharap agar pasangan senior tersebut bisa mengharumkan nama  Malaysia lagi. Seperti yang pernah dicapai dengan lolos ke babal final Kejuaraan Dunia 2010 di Paris, Pancis. (*)

Greysia Kembali ke Ganda Campuran

LAMA: Tontowi Ahmad/Greysia Polii di 2010 (foto:badzine)

GREYSIA Polii kembali merasakan nomor ganda campuran. Namanya tercatat tampil di nomor kombinasi putra-putri itu dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Greysia dipasangkan dengan Kevin Sanjaya. Pada babak pertama kualifikasi, pasangan anyar ini berhadapan dengan wakil Malaysia Mohd Lutfi/Soong Fie Cho. Nah, jika menang, Kevin/Greysia bakal bersua dengan rekannya sendiri.
 Ini disebabkan dua pasangan Indonesia, Rendra Wijaya/Keshya Nurvita dan Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati, harus saling jegal di babak perdana. Sebelumnya, Greysia sudah tak lama bertarung di nomor ganda campuran. Di pentas internasional, dia hanya punya dua tandem yakni bersama Flandy Limpele dan Tontowi Ahmad.
 Bersama Flandy, mereka tampil pada 2009. Sedangkan bersama Tontowi, Greysia bahu membahu pada 2011.
 Kini, Flandy telah pensiun sebagai atlet dan Tontowi tampil di ganda campuran bersama Liliyana Natsir, yang mampu menjadi juara dunia dan tiga kali naik ke podium juara All England.
 Meski tampil di ganda campuran, Greysia tetap berlaga di ganda putri. Malah, bersama Nitya Krishinda, keduanya diunggulkan di posisi ketujuh.
 Pada babak pertama, Greysia/Nitya bersua pasangan Singapura Fu Mingtian/Vanessa Neo. Ini menjadi pertemuan perdana kedua pasangan.
 Hanya, dari ranking dua, Greysia/Nitya lebih unggul. Mereka ada di posisi kesepuluh sementara lawannya di ranking 35.
 Selain Greysia/Nitya, di babak utama tunggal putri, Indonesia diwakil Devi Tika/Keshya Nurvita, Suci Rizky Andini/Tiara Rosalia, Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, dan Anggia Shitta/Della Destiara Haris,  (*)

Simon Tak Perlu Harus Tampil Dua Kali

Simon Santoso (foto:PBSI)

TIDAK ada nama Simon Santoso di babak kualifikasi. Namun, bukan berarti, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut mundur dari Indonesia Super Series Premier 2014.
 Ke mana Simon? Dalam undian terakhir, pebulu tangkis yang kembali dipanggil masuk Pelatnas Cipayung tersebut langsung menembus babak utama turnamen berhadiah total USD 750 ribu tersebut.
 Ini disebabkan adanya pebulu tangkis di babak utama yang mengundurkan diri. Padahal, dalam undian sebelumnya, Simon harus bisa tampil dua kali untuk bisa menembus babak elite.
 Simon menggantikan tempat Du Pengyu asal Tiongkok. Unggulan keenam turnamen yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, 17-22 Juni tersebut mengundurkan diri.
 Selain Du Pengyu, peserta tunggal putra yang mengundurkan diri adalah Gurusaidutt asal India. Posisinya pun ditempati Lee Dong-keun asal Korea Selatan.
 Namun, di babak utama, Simon langsung bertemu lawan berat. Dia berhadapan dengan Marc Zwiebler asal Jerman. Tahun lalu, Zwiebler mampu menembus babak final.Hanya, langkahnya dihentikan tunggal putra nomor satu dunia Lee Chong Wei asal Malaysia.
 Melihat ranking dunia, Simon memang kalah. Saat ini, dia di posisi 28 sementara Zwiebler di tangga ke-12.
 Namun, dari rekor pertemuan, Simon lebih unggul. Dia unggul dua kali dalam dua kali pertemuan yakni di Jepang Open 2004 dan Denmark Super Series 2009.
 Menariknya, Simon dan Zwiebler bahu membahu saat mengantarkan Musica meraih juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014 di DBL Arena, Surabaya, Maret lalu.
 Hadirnya Simon ini membuat Indonesia mempunyai tiga wakil di babak utama tunggal putra. Selain Simon, ada nama Sony Dwi Kuncoro dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Hanya, kedua wakil merah putih tersebut tak beruntung dalam undian. Sony dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bersua dengan unggulan atas. Sony menjajal unggulan teratas sekaligus juara bertahan Lee Chong Wei dan Hayom menantang unggulan kedua Chen Long. (*)

Fit, Target Lolos Babak Elite


Andre Kurniawan

SEJAK April, Andre Kurniawan Tedjono absen dari berbagai turnamen. Dia tengah menjalani pemulihan cedera yang menimpa.
 Tujuannya, pebulu tangkis yang pernah menghuni Pelatnas Cipayung tersebut bisa tampil optimal dalam Indonesia Super Series Premier 2014.  Apalagi, Andre harus bertarung sejak dari babak kualifikasi dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 750 ribu tersebut.
 ‘’Selain terapi, saya juga minum obat. Sekarang, kondisi sudah baik,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Dengan kondisi pulih, lelaki binaan Djarum Kudus tersebut berharap bisa menembus babak elite. Pada pertandingan perdana di Istora Senayan, Jakarta, Kwong Beng Chang asal Malaysia.  Andre pernah mengalahkan pebulu tangkis negeri jiran itu lima tahun lalu.
 Saat itu, dia menang dua game langsung 21-18, 21-18 di India Super Series 2009. Besar kemungkinan, Andre bakal memetik kemenangan lagi.
 Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, pebulu tangkis yang lama malang melintang di Jerman itu ada di posisi 51. Sementara, Beng Chang di ranking 79. Jika menang, Andre sudah ditunggu pemenang pertandingan Chen Yuekun dari Tiongkok melawan Zulfadli Zulkili (Malaysia).
 Dalam Indonesia Super Series Premier tahun lalu, Andre mampu menembus babak utama. Sayang, di babak pertama, dia kalah 20-22, 16-21 kepada pebulu tangkis India Gurusaidutt.
‘’Setelah dari Indonesia Super Series Premier, saya absen ke Australia. Mungkin mainnya di Taiwan,’’ pungkas Andre.
 Ya, setelah Indonesia Super Series Premier, event bergengsi dilanjutkan ke Australia Super Series (24-29 Juni). Sementara, Taiwan Grand Prix Gold dilaksanakan di Taipei pada 15-20 Juli. (*)

Rekor Kalah Melebar Lagi

YEES: Lee Yong-dae (kanan)/Yoo Yeon-seong

INDONESIA pulang dengan tangan hampa dari Jepang Super Series 2014. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang jadi tumpuan asa gagal di final.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasiun pada Minggu siang waktu setempat (15/6), unggulan pertama itu menyerah dua game langsung 11-21, 24-26 kepada rival utamanya dari Korea Selatan Lee Yong-dae Yoo Yeon-seong.
 Ini menjadi kekalahan keempat dari lima kali pertemuan. Satu-satunya kemenangan dipetik Hendra/Ahsan di babak perempat final putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, pada Mei lalu.
 Sebenarnya, pasangan yang kini duduk di posisi pertama ranking dua itu punga peluang memperpanjang napas melalui rubber game. Setelah  kalah mudah di game pertama, pada game kedua, Hendra/Ahsan sudah nyaris menang saat kedudukan 20-18.
 Sayang, kesempatan yang sudah ada di depan mata tersebut melayang. Pada skor 25-24 buat Yong-dae/Yoon-seng, pukulan Hendra gagal melintasi net.
 Namun, jalan membalaskan dendam tetap terbuka. Mulai Selasa (17/6), kedua pasangan akan sama-sama turun dalam Indonesia Super Series Premier 2014. Dukungan publik Istora Senayan, Jakarta, venue Indonesia Open Super Series  Premier 2014, bisa menambah kekuatan semangat Hendra/Ahsan untuk tidak kalah untuk kali kelima.
 Sebenarnya, PP PBSI berharap terjadi final sesama pasangan Indonesia (All Indonesian Finals) di nomor ganda putra pada Jepang Super Series 2014. Sayang, langkah Angga Pratama/Rian Agung Saputra terhenti di babak semifinal oleh Yong-dae/Yeon-seong. (*)


Hasil final Jepang Super Series 2014-06-15
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Hu Yun (Hongkong x8) 21-14, 21-12

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x6) 21-16, 21-6

Ganda Putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan x5) v Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) 21-11, 26-24

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahasshi (Jepang x3) v Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang x4) 21-13, 1-17

Ganda Campuran: Zhang Nan/Zhou Yunlei (Tiongkok x1) v Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman x8) 21-12, 21-16

X=unggulan

Target Juara dari Babak Kualifikasi

TANTANGAN: Simon Santoso

JUARA Indonesia Super Series Premier pernah digenggaman Simon Santoso pada 2012. Namun, setelah itu, perjalanan karirnya bak rolling coaster.
 Setahun kemudian, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut gagal mempertahankan gelar tertinggi yang pernah diraihnya itu. Bukan karena dia gagal sebelum melangkah ke babak final.
 Simon absen karena alasan cedera. Parahnya, keputusan absen tersebut dikeluarkannya ketika turnamen yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, tersebut tinggal beberapa hari lagi.
 Ini membuat para petinggu PP PBSI geram. Simon pun mulai diancam pemecatan.
 Nah, ancaman tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Usai dari Malaysia Super Series di akhir Januari 2014, Simon pun mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung.
 Namun, setelah tak lagi  di pelatnas, Simon malah tambah moncer. Hingga saat ini, dia belum pernah terkalahkan.
 Dua gelar pun sudah ada di saku pemuda 29 tahun tersebut yakni Malaysia Grand Prix Gold dan Singapura Super Series. Di Negeri Singa, Simon sukses mempermalukan tunggal putra nomor satu dunia Lee Chong Wei asal Malaysia dengan dua game langsung 21-15, 21-10.
 Ini membuat PP PBSI pun melirik kembali. Simon pun mendapat kepercayaan menjadi tunggal ketiga Piala Thomas 2014 di New Delhi, India.
 Selama ajang perebutan lambing supresmasi beregu putra itu, Simon tak pernah terkalahkan. Sayang, saat Indonesia kalah oleh Malaysia di babak semifinal, dia tak bisa memberikan sumbangan poin. Alasannya, Indonesia sudah tertinggal 0-3 sebelum pebulu tangkis Tangkas itu turun ke lapangan.
 Kini, tangan berat kembali ada di depan mata. Simon bakal berjuang dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Hanya, dengan ranking yang masih ada di luar 30 besar, dia harus berjuang dari babak kualifikasi. Pada penampilan perdana, Simon akan bersua dengan Derek Wong.
 Derek tak boleh dipandang sebelah mata. Dua mantan pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro, pernah dikalahnya.
 Hanya, Simon beda dengan dua rekannya itu. Derek selalu kalah dengannya dalam dua kali pertemuan.
 Jika mampu melewati Derek, Simon bersua dengan pemenang partai Mohamad Arif Abdul Latif melawan Christian Lind Thomsen. (*)

Menunggu Kejutan Terakhir Pasangan Jerman

FINAL: Michael Fuchs/Birgit Michels (ksta.de)

HU Yun boleh membuat kejutan di Jepang Super Series 2014.  Dia mampu mengalahkan semua lawan-lawannya di nomor tunggal putra sebelum melangkah ke babak pemungkas. Unggulan kedua, Chen Long. Salah satu yang menjadi korban keganasan pebulu tangkis Hongkong tersebut.
 Namun, sebenarnya, ada yang lebih membuat kita terbelakak. Di antara semua partai final, ada pasangan non-Asia yang sukses melaju ke final.
 Siapa? Ya, di nomor ganda campuran terselip pasangan Michael Fuchs/Birgit Michels asal Jerman.  Ini tentu capaian diluar dugaan.
 Selama musim 2014 yang sudah berjalan separo, mereka belum pernah mencicipi kerasnya babak final.Bahkan, tampil di kandang sendiri,Jerman Grand Prix Gold, Michael/Birgit hanya mampu sampai perempat final. Langkah keduanya dihentikan pasangan Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai 21-17, 17-21, 18-21.
 Sebelum ke Tokyo, Michael/Birgit absen dalam Kejuaraaan Eropa. Mereka dinyatakan kalah WO dari Baptiste Careme/Anne Tran dari Prancis.
 Namun, keduanya mendadak menakutkan di Jepang Super Series 2014. Menempati unggulan kedelapan, mereka hanya kehilangan satu game saat berhadapan dengan Liu Cheng/Bao Yixin 21-6, 16-21, 21-14 di babak kedua.
 Sebelumnya, pada babak I, Michael/Birgit menang 21-19, 21-14 atas Robert Blair/Imogen Bankier. Pada perempat final, mereka memulangkan unggulan ketiga Ko Sung-hyun/Kim Ga-na dari Korea Selatan 21-12, 22-20. Nah, di semifinal, Michael/Brigit melibas unggulan kelima Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) 21-19, 21-10.
 Namun, untuk bisa menjadi juara, bukan hal yang mudah. Dalam  babak pemungkas turnamen yang menyediakan hadiah USD 250 ribu tersebut, mereka akan menantang unggulan pertama zhang Nan/Zhao Yunlei asal Tiongkok.
 Dari lima kali pertemuan, Michael/Birgit belum pernah memetik kemenangam. Kali terakhir, keduanya bersua di Singapura Super Series 2014. Zhang/Zhao unggul 21-14, 21-11. (*)

Bekal Berharga dari Pertemuan Terakhir

MUNCUL: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto: thestar)

HARAPAN menciptakan final sesama pasangan Indonesia (All Indonesian Finals) di nomor ganda putra Jepang Super Series 2014 kandas. Gara-garanya, Angga Pratama/Rian Agung Saputro harus mengakui ketangguhan ganda Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dua game langsung 16-21, 14-21 pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Sabtu waktu setempat (14/6).
 Kekalahan ini membuat Angga/Rian gagal mengulangi pertemuan di Malaysia Super Series Premier 2014. Saat itu, dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, mereka menang dua game langsung 22-20, 21-16.
 Untung, kekalahan Angga/Rian tak menular kepada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Sebaliknya, unggulan pertama ini menang mudah 21-8, 21-10 dalam pertandingan semifinal yang hanya berlangsung selama 24 menit.
 Bagi Hendra/Ahsan, Yong-dae/Yeong-seong bukan lawan yang asing. Mereka telah empat kali bertemu.
 Hasilnya, Hendra/Ahsan hanya sekali memetik kemenangan. Namun, hasil tersebut menjadi bekal berharga.
 Alasannya, kemenangan tersebut terjadi dalam pertemuan terakhir. Itu terjadi pada putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India. Keduanya bertemu dalam babak perempat final. Saat itu (22/5), Hendra/Ahsan menang tiga game 21-15, 17-21, 21-19.
 Hasil manis tersebut memecah kebuntuan Hendra/Ahsan atas pasangan Negeri Ginseng tersebut. Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, pasangan yang kini duduk di nomor satu dunia tersebut belum pernah memetik kemenangan. (*)

Jadwal Final Jepang Super Series Premier 2014
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Hu Yun (Hongkong x8)

Tunggal Putri:Li Xuerui (Tiongkok x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x6)

Ganda Putra;Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) v Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x5)

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x3) v Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang x4)

Ganda Campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman x8)

X=unggulan

Kena Imbas Hasil Buruk Sri Lanka Challenge

RANKING: TURUN Millicent Wiranto

KEGAGALAN di Sri Lanka Challenge 2014 membawa dampak bagi Millicent Wiranto. Ranking mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun dua setrip.
 Dalam ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dirilis pada 12 Juni, Millicent duduk di posisi 67.  Ranking ini sama persis dengan ranking yang dimilikinya pada 24 April lalu.
 Dalam Sri Lanka Challenge yang dilaksanakan di Kolombo akhir pekan lalu, dia hanya mampu bertahan hingga babak kedua. Padahal, perempuan yang kini membela bendera Kawasaki, Malaysia, tersebut menduduki unggulan kelima. Langkah Millicent ditumbangkan oleh Supanida Katethong dengan tiga game 14-21, 21-16, 7-21.
 Capaian yang sama juga dialami rekan Millicent di Kawasaki, Andre Marteen. Lelaki asal Bandung, Jawa Barat, itu melorot lima peringkay ke posisi 116.
 Pada Sri Lanka Challenge, dia juga sudah angkat koper sejak babak kedua. Langkah pebulu tangkis yang juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu dihentikan  Iskandar Zulkarnain Zainuddin 11-21, 12-21.
 Sebenarnya, start Andre termasuk bagus dalam turnamen berhadiah USD 15 ribu itu. Pada babak pertama, dia menjungkalkan unggulan ke-15 asal India Subhankar Dey dengan 21-19, 21-16. Kekalahan di babak kedua membuat Andre hanya bisa mengantongi 920 poin dari Sri Lanka Challenge 2014.
 Tahun ini, dia sudah tampil di empat turnamen. Selain Sri Lanka Challenge, Andre juga berlaga dalam Iran Fajr Challenge, Malaysia Grand Prix Gold, dan Thailand Series.
 Dari empat turnamen itu, hasil di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, yang paling bagus. Mantan pebulu tangkis Mutiara, Bandung, itu melaju hingga babak final. Sayangm dalam laga pemungkas, Andre ditundukkan wakil tuan rumah Khosit Phetpradab. (*)

Kesempatan All Indonesian Finals

DUET: Hirokatsu/Noriyasu (foto:badzine)

PELUANG menciptakan final sesama pasangan Indonesia di Jepang Super Series 2014 masih terjaga. Dua wakil merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Sukmawan, masih bertahan hingga babak semifinal turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Jumat waktu setempat (13/6), kedua pasangan mampu mengalahkan lawan-lawannya. Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi teratas, menang straight game 21-16, 21-19 atas wakil Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong.
 Kemenangan dengan dua game ini juga mengejutkan. Pasangan negeri jiran ini, khususnya, Thien How tampil sangat bagus saat mengalahkan Hendra/Ahsan di Piala Thomas 2014. Hanya, ketika itu, dia digandengkan dengan Tan Boon Heong.
  Di semifinal, Hendra/Ahsan akan dijajal Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata. Satu-satunya ganda tuan rumah yang tersisa itu memulangkan unggulan keenam Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan) dengan 21-14, 23-21.  Meski bukan unggulan, tapi kemampuan Hirokatsu/Noriyasu tak bisa dipandang sebelah mata. Pada babak kedua, pasangan yang kini duduk di posisi ke-15 itu mempermalukan unggulan keempat asal Korea Selatan Kim Ki-jung/Kim Sa-rang.
 Hendra/Ahsan pernah bertemu dengan Hirokatsu/Noriyasu pada Denmark Super Series Premier 2013. Ketika itu, mereka dipaksa tampil tiga game 18-21, 21-17, 21-13.
 Sementara, Angga/Rian di perempat final melibas Chen Hung Ling/Lu Chia Pin (Taiwan) 21-19, 21-19. Di semifinal,pasangan yang kini duduk di ranking 13 itu akan menjajal ganda tangguh Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.
 Ini menjadi partai ulangan babak perempat final Malaysia Super Series Premier 2014. Saat itu, Angga/Rian menang 22-20, 21-16. (*)

Lin Dan Rasakan Kekalahan

KEJUTAN: Jan O Jorgensen (foto:li ning)

SOSOK Lin Dan juga manusia biasa. Tidak terkalahkan sejak Olimpiade London 2012, lelaki asal Tiongkok tersebut akhirnya juga harus merasakan pahitnya keluar dari lapangan dengan hasil tak sesuai harapan.
 Itu setelah Lin Dan dipaksa mengakui ketangguhan pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen 19-21, 21-13, 16-21 pada pertandingan babak perempat final tunggal putra  Jepang Super Series 2014 di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Jumat waktu setempat (13/6). Ini menjadi kemenangan kedua bagi unggulan ketiga tersebut atas Superdan, julukan Lin Dan dalam tujuh kali pertemuan.  
 Kemenangan  ini juga mengulang hasil manis Jorgensen di Malaysia Super Series 2012. Saat itu (12/1/2012), dia mempermalukan Lin Dan, yang duduk di unggulan kedua, 14-21, 21-15, 21-15.
 Selama ini, Lin Dan seolah susah dikalahkan. Sejak 2012, Lin Dan jarang tampil di lapangan. Namun, sekali berlaga, jaminan posisi terhormat di tangan.
 Setelah meraih emas Olimpiade London 2012, Lin Dan absen hingga delapam bulan. Dia bisa lolos dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, dengan fasilitas wild card yang diberikan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).Hasilnya, Lin Dan pun menjadi juara dengan mengalahkan Lee Chong Wei dari Malaysia.
Setelah meraih juara dunia kelima kalinya pada Agustus itu, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingang tersebut kembali absen lama dari berbagai turnamen.  Lin Dan kembali berlaga April 2014 dalam Tiongkok Masters.
 Dia pun mampu menjadi juara dengan mengalahkan rekan senegara Tian Houwei. Sepekan kemudian, Lin Dan mengulangi sukses dengan menjadi kampiun Asia berkat kemenangan atas Sasaki Sho (Jepang).
 Begitu juga di Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei. Dua kali tampil, Lin selalu memetik kemenangan.
 Sayang, konstribusinya gagal membawa Tiongkok mampu mempertahankan gelar. Dia tak bisa tampil dalam babak semifinal karena Negeri Panda, julukan Tiongkok, sudah tertinggal 0-3. Dalam Piala Thomas 2014, Lin Dan hanya turun sebagai tunggal ketiga karena rankingnya yang jeblok.
 Kemenangan atas Lin Dan ini membawa Jorgensen menembus babak semifinal. Dia akan dijajal Hu Yun. Pebulu tangkis asal Hongkong tersebut secara mengejutkan mempermalukan unggulan kedua Chen Long asal Tiongkok dengan 18-21, 21-19, 21-15.
 Sementara, satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putra Tommy Sugiarto kembali menyerah kepada Chong Wei. Kali ini, dia kalah rubber game 21-15, 12-21, 21-17. Ini menjadi kekalahan kesebelas dari sebelas pertemuan Tommy dengan unggulan pertama itu.
 Di semifinal, Chong Wei ditantang andalan tuan rumah Kenicho Tago, yang di perempat final menghentikan laju Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 21-16, 16-21, 21-13. (*)

Anak Trikus Mulai Ikuti Jejak

PENERUS LEGENDA: Rehan Kusharjanto 

REHAN Naufal Kusharjanto naik ke podium juara di nomor ganda pemula putra. Dalam final Sirkuit Nasional (Sirnas) Kalimantan Tengah di GOR KONI Palangkaraya pada Sabtu (8/6), dia berpasangan dengan Haffiz Nur Adila.
 Membela bendera Djarum Kudus, mereka akhirnya memetik kemenangan dua game langsung 21-18, 21-7. Dibandingkan Haffiz, Rehan lebih mendapat sorotan.
 Ini disebabkan di nama belakangnya ada Kusharjanto.  Nama yang mengingatkan pada sebuah nama pebulu tangkis spesialias ganda terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Tri Kusharjanto.
 ‘’Dia memang anak saya. Sekarang, dia membela Djarum,’’ kata Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto.
 Awalnya, dia tak mengharuskan anaknya kini berusia 14 tahun tersebut mengikuti jejaknya. Hanya, Trikus memang mengenalkan olahraga bulu tepok tersebut kepada Rehan.
 ‘’Dia selalu saya ajak kalau latihan di GOR Djarum Kudus di Jakarta di kawasan Petamburan,’’ ungkap lelaki asal Jogjakarta itu.
 Darah bulu tangkis yang kental membuat bakat Rehan pun tercium pelatih di Djarum. Lelaki kelahiran Bekasi, Jawa Barat, 28 Februari tersebut akhirnya direkrut salah satu klub bulu tangkis besar di Indonesia tersebut.
 Menariknya, anak tertua Trikus itu juga bermain di nomor ganda. Dengan prestasi sejak kecil,tak mentup kemungkinan Rehan akan mengikuti jejak prestasi sang bapak.
 Trikus sendiri termasuk salah satu pebulu tangkis yang sudah sering mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Bersama Minarti Timur, mereka mampu meraih perak dalam Olimpiade 2000 di Sydney, Australia. Dia juga dua kali menjadi juara Asia di nomor ganda putra. Pada 2001 bersama Bambang Supriyanto dan 2004 bersama Sigit Budiarto.
 Pada 2002, Trikus menjadi pahlawan bagi Indonesia saat merebut Piala Thomas. (*) 

Masih Ada Peluang di Ganda Putra

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan


PELUANG Indonesia membawa pulang gelar juara dari Jepang Super Series 2013 tetap terjaga. Memang, kans dari nomor tunggal putra sangat tipis. 
Alasannya,  Tommy Sugiarto bakal berhadapan dengan pebulu tangkis Malaysia yang tak pernah dikalahkannya selama 10 kali pertemuan, Lee Chong Wei. 
 Namun, di sektor lain, khususnya ganda putra, jalan naik ke podium terhormat sangat terbentang. Dua wakil merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Sukmawan jejak langkahnya sudah sampai perempat final. 
 Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi teratas, lolos setelah menundukkan pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan rubber game 21-23, 21-12, 21-15 pada pertandingan yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Kamis siang waktu setempat (12/6). 
 Kehilangan satu game ini mengulangi hasil di babak pertama. Saat itu, Hendra/Ahsan dipaksa bermain rubber game 16-21, 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng. 
 Untuk bisa menembus semifinal, tugas berat sudah menanti pasangan merah putih tersebut. Hendra/Ahsan, yang menempati unggulan teratas, akan dijajal pasangan Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong. Unggulan ketujuh itu menundukkan Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuech (Thailand) 21-13, 21-17. 
 Thien How pernah mempermalukan Hendra/Ahsan di Piala Thomas 2014. Hanya, saat itu, dia berpasangan dengan Tan Boon Heong. 
 Sementara, Angga/Rian menembus perempat final usai menuntaskan perlawanan Michael Fuchs/Johannes Schoettler (Jerman) dengan tiga game 5-21, 21-11, 21-18. Ini membawa pasangan merah putih tersebut menghadapi ganda Taiwan Chen Hung Lin/Lu Chia Pin yang di babak kedua memulangkan unggulan kedelapan Chris Adcock/Andrew Ellis (Inggris) 17-21, 21-14, 21-13.
 Angga/Rian pernah bersua dengan Hung-Ling/Chia Pin di Selandia Baru Grand Prix 2013. Saat itu, mereka menang dua game 21-19, 21-19. (*)

Menunggu Datangnya Petaka Ke-11

Tommy Sugiarto (foto:PBSI)

LEE Chong Wei seperti momok bagi tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto. Selama 10 kali bersua, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut belum pernah memetik kemenangan atas lelaki Malaysia tersebut.
 Kini, kekalahan untuk kali kesebelas pun sudah di depan mata. Itu dikarenakan Tommy bersua lagi dengan Chong Wei pada babak perempat final Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium Jumat (13/6).
 Keduanya bersua setelah mampu mengalahkan lawan-lawannya di babak kedua. Chong Wei, yang diunggulkan di posisi pertama, menundukkan wakil Jerman Marc Zwiebler dua game langsung 21-13, 28-26. Ini juga mengulangi kemenangan dalam final Indonesia Super Series Premier 2013.
 Sementara, Tommy, yang diunggulkan di posisi kelima juga unggul dua game langsung 21-12,21-15.
 Dalam pertandingan lainnya, juara dunia lima kali Lin Dan asal Tiongkok juga menjejakkak kaki di perempat final. Dia menang mudah 21-14, 21-14 atas Chong Wei Feng asal Malaysia. Di perempat final, Superdan, julukan Lin Dan, akan menantang Jan O Jorgensen asal Denmark, yang di babak kedua menang 21-13, 21-12 atas Riichi Takeshita.
 Dari rekor pertemuan, Lin Dan unggul lima kali. Hanya kekalahan pertama baginya dialami dalam perjumpaan terakhir dalam Malaysia Open 2012. (*)

Lin Dan Mencari Korban Malaysia Kedua

BAHAYA: Lin Dan (the star.com)

LIN Dan semakin panas. Pebulu tangkis asal Tiongkok tersebut hanya butuh dua game 21-15, 21-18 untuk mengalahkan rekan senagaranya, Song Xue, pada babak I nomor tunggal putra yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Rabu waktu setempat (11/6). Ini menjadi kemenangan perdana Lin Dan atas juniornya tersebut di ajang resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Pada babak kedua, Lin Dan akan bersua dengan Chong Wei Feng. Pada babak sebelumnya, pebulu tangkis Malaysia itu menumbangkan unggulan keenam Son Wan-ho melalui rubber game 15-21, 21-17, 21-15.
 Lin Dan sudah dua kali bersua dengan Wei Feng. Hasilnya, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut tak terkalahkan.
 Wei Feng sendiri menjadi Malaysia kedua yang dihadapi Lin Dan dalam Jepang Super Series Premier 2014. Pada final kualifikasi, juara dunia lima kali tersebut memupas asa Daren Liew.
 Di All England 2012, Lin Dan menang 21-13, 21-16 dan setahun kemudian dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, unggul juga dengan 22-20, 21-10.
 Sejak kembali ke lapangan, Lin Dan juara dalam dua turnamen yang diikuti yakni Tiongkok Grand Prix Gold 2014 dan Kejuaraan Asia 2014. Sayang, dia gagal mengantarkan Negeri Panda, julukan Tiongkok, mempertahankan Piala Thomas. Dia belum sempat turun ke lapangan ketika Tiongkok kalah 0-3 di babak semifinal dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, tersebut. (*)

Pahlawan Thomas Jepang Langsung Tersingkir

TUMBANG: Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (foto:thestar)

JEPANG sukses menjadi juara Piala Thomas kali pertama. Salah satu kuncinya adalah di ganda pertama.
 Negeri Sakura, julukan Jepang, mempunyai Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Kemenangan atas pasangan Malaysia Tan Boon Heong/Hoon Thien How membuat rekan-rekannya bangkit lagi semangat. Ini dikarenakan Jepang sempat ketinggalan saat Kenichi Tago menyerah kepada tunggal pertama Malaysia Lee Chong Wei.
 Hasilnya, hingga partai kelima, Jepang unggul 3-2. Seandainya Endo/Hayakawa kalah, bisa jadi Malaysia lah yang akan akan mengangkat trofi lambing supremasi bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei itu.
 Namun, nasib Endo/Hayakawa berubah begitu cepat. Tampil di kandang sendiri, mereka malah langsung tersingkir pada babak I Jepang Super Series Premier 2014.
 Ironisnya, yang mengalahkan mereka adalah ganda Malaysia. Endo/Hayakawa menyerah kepada Goh V Shem/Boon Heong dengan dua game langsung 21-13, 21-11. Dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu itu, Endo/Hayakawa menempati unggulan ketiga.
 Dengan kekalahan ini, pada babak II, Jepang tinggal menyisakan dua pasangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dan Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata. (*)

Untung Boe/Mogensen Batal Tampil

ABSEN: Mathias Boe/Carsten Mogensen (foto:dagens.dk)

MATHIAS Boe/Carsten Mogensen mundur dari Jepang Super Series 2014. Ini membawa berkah bagi pasangan Indonesia Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Ganda nomor dua di Pelatnas Cipayung tersebut bisa melangkah ke babak kedua turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut. Itu setelah Angga/Rian menang dua game langsung 21-19, 21-12 atas pasangan Jepang Yuya Komatsuzaki/Hiroki Takeuchi yang menggantikan tempat Boe/Mogensen.
 Padahal, jika pasangan Denmark itu tampil, tipis bagi Angga/Rian bisa menembus babak kedua. Itu disebabkan pasangan merah putih itu tak pernah menang dalam tiga pertemuan sebelumnya.
 Kemenangan di babak pertama, membuat Angga/Rian bakal pasangan Jerman Michael Fuchs/Johannes Schoettler yang di babak pertama memperoleh keuntungan karena lawannya Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel mengundurkan diri di gama pertama saat kedudukan masih 1-2.
 Ini menjadi pertemuan perdana Angga/Rian dengan Fuchs/Schoettler. Hanya, dari ranking kedua pasangan, Angga/Rian masih unggul. Mereka ada di posisi 14 sementara lawannya 12 setrip di bawahnya.
 Kemenangan juga dipetik wakil Pelatnas Cipayung lainnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Hanya, unggulan teratas ini dipaksa memeras keringat dalam pertandingan tiga game 16-21, 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng.
 Pada babak kedua, Hendra/Ahsan akan ditantang wakil tuan rumah Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang di laga perdana menghentikan compatriot (rekan senegara) Hiroyuki Saeki/Ryota Taohata 21-18, 25-27, 21-19.
 Sayang, Indonesia harus kehilangan satu wakil di ganda putra. Pasangan nonpelatnas, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana menyerah straight game 10-21, 18-21 kepada Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok). (*)

Lin Dan Kehilangan Satu Game

MEREPOTKAN: Kazumasa Sakai (foto:badmintonasia)

LANGKAH Lin Dan di Jepang Super Series 2014 sempat tersendat.  Pada pertandingan babak kualifikasi yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Selasa waktu setempat (10/6), pebulu tangkis asal Tiongkok tersebut kehilangan satu game ketika berhadapan dengan Kazumasa Sakai dari Jepang.
Di game pertama, Lin Dan menyerah 12-21. Namun, dia bangkit di dua game berikut dengan 21-19, 21-7. Tiket ke babak utama diraih setelah mengalahkan Liew Daren dari Malaysia 21-18, 21-15.
 Pada pertandingan pertama babak utama, Lin Dan bersua dengan compatriot (rekan senegara) Song Xue. Meski sama-sama dari Tiongkok, kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu.
 Dari sisi ranking, Lin Dan, yang kini ada di posisi 35, masih lebih bagus empat setrip di atasnya. Namun,kalau menilik prestasi, Song Xue tidak ada apa-apanya.  Lin Dan telah lima kali merasakan menjadi juara dunia dan dua kali meraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan 2012.
 Dalam nomor tunggal putra Jepang Super Series 2014 ini, Indonesia hanya menurunkan Tommy Sugiarto.  Unggulan kelima ini lolos ke babak kedua setelah menang straight game 21-10, 21-15 atas Rajiv Ouseph (Inggris).
 Sebenarnya, Sony Dwi Kuncoro sempat tercatat ikut ke Jepang Super Series 2014. Namun, menjelang pertandingan, nama arek Suroboyo tak ada lagi karena dibatalkan oleh PP PBSI. (*)