WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Fit, Target Lolos Babak Elite


Andre Kurniawan

SEJAK April, Andre Kurniawan Tedjono absen dari berbagai turnamen. Dia tengah menjalani pemulihan cedera yang menimpa.
 Tujuannya, pebulu tangkis yang pernah menghuni Pelatnas Cipayung tersebut bisa tampil optimal dalam Indonesia Super Series Premier 2014.  Apalagi, Andre harus bertarung sejak dari babak kualifikasi dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 750 ribu tersebut.
 ‘’Selain terapi, saya juga minum obat. Sekarang, kondisi sudah baik,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Dengan kondisi pulih, lelaki binaan Djarum Kudus tersebut berharap bisa menembus babak elite. Pada pertandingan perdana di Istora Senayan, Jakarta, Kwong Beng Chang asal Malaysia.  Andre pernah mengalahkan pebulu tangkis negeri jiran itu lima tahun lalu.
 Saat itu, dia menang dua game langsung 21-18, 21-18 di India Super Series 2009. Besar kemungkinan, Andre bakal memetik kemenangan lagi.
 Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, pebulu tangkis yang lama malang melintang di Jerman itu ada di posisi 51. Sementara, Beng Chang di ranking 79. Jika menang, Andre sudah ditunggu pemenang pertandingan Chen Yuekun dari Tiongkok melawan Zulfadli Zulkili (Malaysia).
 Dalam Indonesia Super Series Premier tahun lalu, Andre mampu menembus babak utama. Sayang, di babak pertama, dia kalah 20-22, 16-21 kepada pebulu tangkis India Gurusaidutt.
‘’Setelah dari Indonesia Super Series Premier, saya absen ke Australia. Mungkin mainnya di Taiwan,’’ pungkas Andre.
 Ya, setelah Indonesia Super Series Premier, event bergengsi dilanjutkan ke Australia Super Series (24-29 Juni). Sementara, Taiwan Grand Prix Gold dilaksanakan di Taipei pada 15-20 Juli. (*)

Rekor Kalah Melebar Lagi

YEES: Lee Yong-dae (kanan)/Yoo Yeon-seong

INDONESIA pulang dengan tangan hampa dari Jepang Super Series 2014. Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang jadi tumpuan asa gagal di final.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasiun pada Minggu siang waktu setempat (15/6), unggulan pertama itu menyerah dua game langsung 11-21, 24-26 kepada rival utamanya dari Korea Selatan Lee Yong-dae Yoo Yeon-seong.
 Ini menjadi kekalahan keempat dari lima kali pertemuan. Satu-satunya kemenangan dipetik Hendra/Ahsan di babak perempat final putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, pada Mei lalu.
 Sebenarnya, pasangan yang kini duduk di posisi pertama ranking dua itu punga peluang memperpanjang napas melalui rubber game. Setelah  kalah mudah di game pertama, pada game kedua, Hendra/Ahsan sudah nyaris menang saat kedudukan 20-18.
 Sayang, kesempatan yang sudah ada di depan mata tersebut melayang. Pada skor 25-24 buat Yong-dae/Yoon-seng, pukulan Hendra gagal melintasi net.
 Namun, jalan membalaskan dendam tetap terbuka. Mulai Selasa (17/6), kedua pasangan akan sama-sama turun dalam Indonesia Super Series Premier 2014. Dukungan publik Istora Senayan, Jakarta, venue Indonesia Open Super Series  Premier 2014, bisa menambah kekuatan semangat Hendra/Ahsan untuk tidak kalah untuk kali kelima.
 Sebenarnya, PP PBSI berharap terjadi final sesama pasangan Indonesia (All Indonesian Finals) di nomor ganda putra pada Jepang Super Series 2014. Sayang, langkah Angga Pratama/Rian Agung Saputra terhenti di babak semifinal oleh Yong-dae/Yeon-seong. (*)


Hasil final Jepang Super Series 2014-06-15
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Hu Yun (Hongkong x8) 21-14, 21-12

Tunggal Putri: Li Xuerui (Tiongkok x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x6) 21-16, 21-6

Ganda Putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan x5) v Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) 21-11, 26-24

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahasshi (Jepang x3) v Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang x4) 21-13, 1-17

Ganda Campuran: Zhang Nan/Zhou Yunlei (Tiongkok x1) v Michael Fuchs/Birgit Michels (Jerman x8) 21-12, 21-16

X=unggulan

Target Juara dari Babak Kualifikasi

TANTANGAN: Simon Santoso

JUARA Indonesia Super Series Premier pernah digenggaman Simon Santoso pada 2012. Namun, setelah itu, perjalanan karirnya bak rolling coaster.
 Setahun kemudian, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut gagal mempertahankan gelar tertinggi yang pernah diraihnya itu. Bukan karena dia gagal sebelum melangkah ke babak final.
 Simon absen karena alasan cedera. Parahnya, keputusan absen tersebut dikeluarkannya ketika turnamen yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, tersebut tinggal beberapa hari lagi.
 Ini membuat para petinggu PP PBSI geram. Simon pun mulai diancam pemecatan.
 Nah, ancaman tersebut akhirnya menjadi kenyataan. Usai dari Malaysia Super Series di akhir Januari 2014, Simon pun mengundurkan diri dari Pelatnas Cipayung.
 Namun, setelah tak lagi  di pelatnas, Simon malah tambah moncer. Hingga saat ini, dia belum pernah terkalahkan.
 Dua gelar pun sudah ada di saku pemuda 29 tahun tersebut yakni Malaysia Grand Prix Gold dan Singapura Super Series. Di Negeri Singa, Simon sukses mempermalukan tunggal putra nomor satu dunia Lee Chong Wei asal Malaysia dengan dua game langsung 21-15, 21-10.
 Ini membuat PP PBSI pun melirik kembali. Simon pun mendapat kepercayaan menjadi tunggal ketiga Piala Thomas 2014 di New Delhi, India.
 Selama ajang perebutan lambing supresmasi beregu putra itu, Simon tak pernah terkalahkan. Sayang, saat Indonesia kalah oleh Malaysia di babak semifinal, dia tak bisa memberikan sumbangan poin. Alasannya, Indonesia sudah tertinggal 0-3 sebelum pebulu tangkis Tangkas itu turun ke lapangan.
 Kini, tangan berat kembali ada di depan mata. Simon bakal berjuang dalam Indonesia Super Series Premier 2014.
 Hanya, dengan ranking yang masih ada di luar 30 besar, dia harus berjuang dari babak kualifikasi. Pada penampilan perdana, Simon akan bersua dengan Derek Wong.
 Derek tak boleh dipandang sebelah mata. Dua mantan pebulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat dan Sony Dwi Kuncoro, pernah dikalahnya.
 Hanya, Simon beda dengan dua rekannya itu. Derek selalu kalah dengannya dalam dua kali pertemuan.
 Jika mampu melewati Derek, Simon bersua dengan pemenang partai Mohamad Arif Abdul Latif melawan Christian Lind Thomsen. (*)

Menunggu Kejutan Terakhir Pasangan Jerman

FINAL: Michael Fuchs/Birgit Michels (ksta.de)

HU Yun boleh membuat kejutan di Jepang Super Series 2014.  Dia mampu mengalahkan semua lawan-lawannya di nomor tunggal putra sebelum melangkah ke babak pemungkas. Unggulan kedua, Chen Long. Salah satu yang menjadi korban keganasan pebulu tangkis Hongkong tersebut.
 Namun, sebenarnya, ada yang lebih membuat kita terbelakak. Di antara semua partai final, ada pasangan non-Asia yang sukses melaju ke final.
 Siapa? Ya, di nomor ganda campuran terselip pasangan Michael Fuchs/Birgit Michels asal Jerman.  Ini tentu capaian diluar dugaan.
 Selama musim 2014 yang sudah berjalan separo, mereka belum pernah mencicipi kerasnya babak final.Bahkan, tampil di kandang sendiri,Jerman Grand Prix Gold, Michael/Birgit hanya mampu sampai perempat final. Langkah keduanya dihentikan pasangan Thailand Maneepong Jongjit/Sapsiree Taerattanachai 21-17, 17-21, 18-21.
 Sebelum ke Tokyo, Michael/Birgit absen dalam Kejuaraaan Eropa. Mereka dinyatakan kalah WO dari Baptiste Careme/Anne Tran dari Prancis.
 Namun, keduanya mendadak menakutkan di Jepang Super Series 2014. Menempati unggulan kedelapan, mereka hanya kehilangan satu game saat berhadapan dengan Liu Cheng/Bao Yixin 21-6, 16-21, 21-14 di babak kedua.
 Sebelumnya, pada babak I, Michael/Birgit menang 21-19, 21-14 atas Robert Blair/Imogen Bankier. Pada perempat final, mereka memulangkan unggulan ketiga Ko Sung-hyun/Kim Ga-na dari Korea Selatan 21-12, 22-20. Nah, di semifinal, Michael/Brigit melibas unggulan kelima Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah (Hongkong) 21-19, 21-10.
 Namun, untuk bisa menjadi juara, bukan hal yang mudah. Dalam  babak pemungkas turnamen yang menyediakan hadiah USD 250 ribu tersebut, mereka akan menantang unggulan pertama zhang Nan/Zhao Yunlei asal Tiongkok.
 Dari lima kali pertemuan, Michael/Birgit belum pernah memetik kemenangam. Kali terakhir, keduanya bersua di Singapura Super Series 2014. Zhang/Zhao unggul 21-14, 21-11. (*)

Bekal Berharga dari Pertemuan Terakhir

MUNCUL: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (foto: thestar)

HARAPAN menciptakan final sesama pasangan Indonesia (All Indonesian Finals) di nomor ganda putra Jepang Super Series 2014 kandas. Gara-garanya, Angga Pratama/Rian Agung Saputro harus mengakui ketangguhan ganda Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dua game langsung 16-21, 14-21 pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Sabtu waktu setempat (14/6).
 Kekalahan ini membuat Angga/Rian gagal mengulangi pertemuan di Malaysia Super Series Premier 2014. Saat itu, dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, mereka menang dua game langsung 22-20, 21-16.
 Untung, kekalahan Angga/Rian tak menular kepada Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Sebaliknya, unggulan pertama ini menang mudah 21-8, 21-10 dalam pertandingan semifinal yang hanya berlangsung selama 24 menit.
 Bagi Hendra/Ahsan, Yong-dae/Yeong-seong bukan lawan yang asing. Mereka telah empat kali bertemu.
 Hasilnya, Hendra/Ahsan hanya sekali memetik kemenangan. Namun, hasil tersebut menjadi bekal berharga.
 Alasannya, kemenangan tersebut terjadi dalam pertemuan terakhir. Itu terjadi pada putaran final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India. Keduanya bertemu dalam babak perempat final. Saat itu (22/5), Hendra/Ahsan menang tiga game 21-15, 17-21, 21-19.
 Hasil manis tersebut memecah kebuntuan Hendra/Ahsan atas pasangan Negeri Ginseng tersebut. Dalam tiga kali pertemuan sebelumnya, pasangan yang kini duduk di nomor satu dunia tersebut belum pernah memetik kemenangan. (*)

Jadwal Final Jepang Super Series Premier 2014
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Hu Yun (Hongkong x8)

Tunggal Putri:Li Xuerui (Tiongkok x1) v Tai Tzu Ying (Taiwan x6)

Ganda Putra;Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia x1) v Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x5)

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x3) v Reika Kakiiwa/Miyuki Maeda (Jepang x4)

Ganda Campuran: Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok x1) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman x8)

X=unggulan

Kena Imbas Hasil Buruk Sri Lanka Challenge

RANKING: TURUN Millicent Wiranto

KEGAGALAN di Sri Lanka Challenge 2014 membawa dampak bagi Millicent Wiranto. Ranking mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun dua setrip.
 Dalam ranking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dirilis pada 12 Juni, Millicent duduk di posisi 67.  Ranking ini sama persis dengan ranking yang dimilikinya pada 24 April lalu.
 Dalam Sri Lanka Challenge yang dilaksanakan di Kolombo akhir pekan lalu, dia hanya mampu bertahan hingga babak kedua. Padahal, perempuan yang kini membela bendera Kawasaki, Malaysia, tersebut menduduki unggulan kelima. Langkah Millicent ditumbangkan oleh Supanida Katethong dengan tiga game 14-21, 21-16, 7-21.
 Capaian yang sama juga dialami rekan Millicent di Kawasaki, Andre Marteen. Lelaki asal Bandung, Jawa Barat, itu melorot lima peringkay ke posisi 116.
 Pada Sri Lanka Challenge, dia juga sudah angkat koper sejak babak kedua. Langkah pebulu tangkis yang juga pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu dihentikan  Iskandar Zulkarnain Zainuddin 11-21, 12-21.
 Sebenarnya, start Andre termasuk bagus dalam turnamen berhadiah USD 15 ribu itu. Pada babak pertama, dia menjungkalkan unggulan ke-15 asal India Subhankar Dey dengan 21-19, 21-16. Kekalahan di babak kedua membuat Andre hanya bisa mengantongi 920 poin dari Sri Lanka Challenge 2014.
 Tahun ini, dia sudah tampil di empat turnamen. Selain Sri Lanka Challenge, Andre juga berlaga dalam Iran Fajr Challenge, Malaysia Grand Prix Gold, dan Thailand Series.
 Dari empat turnamen itu, hasil di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, yang paling bagus. Mantan pebulu tangkis Mutiara, Bandung, itu melaju hingga babak final. Sayangm dalam laga pemungkas, Andre ditundukkan wakil tuan rumah Khosit Phetpradab. (*)

Kesempatan All Indonesian Finals

DUET: Hirokatsu/Noriyasu (foto:badzine)

PELUANG menciptakan final sesama pasangan Indonesia di Jepang Super Series 2014 masih terjaga. Dua wakil merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Sukmawan, masih bertahan hingga babak semifinal turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut.
 Pada babak semifinal yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Jumat waktu setempat (13/6), kedua pasangan mampu mengalahkan lawan-lawannya. Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi teratas, menang straight game 21-16, 21-19 atas wakil Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong.
 Kemenangan dengan dua game ini juga mengejutkan. Pasangan negeri jiran ini, khususnya, Thien How tampil sangat bagus saat mengalahkan Hendra/Ahsan di Piala Thomas 2014. Hanya, ketika itu, dia digandengkan dengan Tan Boon Heong.
  Di semifinal, Hendra/Ahsan akan dijajal Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata. Satu-satunya ganda tuan rumah yang tersisa itu memulangkan unggulan keenam Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan) dengan 21-14, 23-21.  Meski bukan unggulan, tapi kemampuan Hirokatsu/Noriyasu tak bisa dipandang sebelah mata. Pada babak kedua, pasangan yang kini duduk di posisi ke-15 itu mempermalukan unggulan keempat asal Korea Selatan Kim Ki-jung/Kim Sa-rang.
 Hendra/Ahsan pernah bertemu dengan Hirokatsu/Noriyasu pada Denmark Super Series Premier 2013. Ketika itu, mereka dipaksa tampil tiga game 18-21, 21-17, 21-13.
 Sementara, Angga/Rian di perempat final melibas Chen Hung Ling/Lu Chia Pin (Taiwan) 21-19, 21-19. Di semifinal,pasangan yang kini duduk di ranking 13 itu akan menjajal ganda tangguh Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong.
 Ini menjadi partai ulangan babak perempat final Malaysia Super Series Premier 2014. Saat itu, Angga/Rian menang 22-20, 21-16. (*)

Lin Dan Rasakan Kekalahan

KEJUTAN: Jan O Jorgensen (foto:li ning)

SOSOK Lin Dan juga manusia biasa. Tidak terkalahkan sejak Olimpiade London 2012, lelaki asal Tiongkok tersebut akhirnya juga harus merasakan pahitnya keluar dari lapangan dengan hasil tak sesuai harapan.
 Itu setelah Lin Dan dipaksa mengakui ketangguhan pebulu tangkis Denmark Jan O Jorgensen 19-21, 21-13, 16-21 pada pertandingan babak perempat final tunggal putra  Jepang Super Series 2014 di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Jumat waktu setempat (13/6). Ini menjadi kemenangan kedua bagi unggulan ketiga tersebut atas Superdan, julukan Lin Dan dalam tujuh kali pertemuan.  
 Kemenangan  ini juga mengulang hasil manis Jorgensen di Malaysia Super Series 2012. Saat itu (12/1/2012), dia mempermalukan Lin Dan, yang duduk di unggulan kedua, 14-21, 21-15, 21-15.
 Selama ini, Lin Dan seolah susah dikalahkan. Sejak 2012, Lin Dan jarang tampil di lapangan. Namun, sekali berlaga, jaminan posisi terhormat di tangan.
 Setelah meraih emas Olimpiade London 2012, Lin Dan absen hingga delapam bulan. Dia bisa lolos dalam Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, dengan fasilitas wild card yang diberikan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).Hasilnya, Lin Dan pun menjadi juara dengan mengalahkan Lee Chong Wei dari Malaysia.
Setelah meraih juara dunia kelima kalinya pada Agustus itu, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingang tersebut kembali absen lama dari berbagai turnamen.  Lin Dan kembali berlaga April 2014 dalam Tiongkok Masters.
 Dia pun mampu menjadi juara dengan mengalahkan rekan senegara Tian Houwei. Sepekan kemudian, Lin Dan mengulangi sukses dengan menjadi kampiun Asia berkat kemenangan atas Sasaki Sho (Jepang).
 Begitu juga di Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada 18-25 Mei. Dua kali tampil, Lin selalu memetik kemenangan.
 Sayang, konstribusinya gagal membawa Tiongkok mampu mempertahankan gelar. Dia tak bisa tampil dalam babak semifinal karena Negeri Panda, julukan Tiongkok, sudah tertinggal 0-3. Dalam Piala Thomas 2014, Lin Dan hanya turun sebagai tunggal ketiga karena rankingnya yang jeblok.
 Kemenangan atas Lin Dan ini membawa Jorgensen menembus babak semifinal. Dia akan dijajal Hu Yun. Pebulu tangkis asal Hongkong tersebut secara mengejutkan mempermalukan unggulan kedua Chen Long asal Tiongkok dengan 18-21, 21-19, 21-15.
 Sementara, satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putra Tommy Sugiarto kembali menyerah kepada Chong Wei. Kali ini, dia kalah rubber game 21-15, 12-21, 21-17. Ini menjadi kekalahan kesebelas dari sebelas pertemuan Tommy dengan unggulan pertama itu.
 Di semifinal, Chong Wei ditantang andalan tuan rumah Kenicho Tago, yang di perempat final menghentikan laju Hans-Kristian Vittinghus (Denmark) 21-16, 16-21, 21-13. (*)

Anak Trikus Mulai Ikuti Jejak

PENERUS LEGENDA: Rehan Kusharjanto 

REHAN Naufal Kusharjanto naik ke podium juara di nomor ganda pemula putra. Dalam final Sirkuit Nasional (Sirnas) Kalimantan Tengah di GOR KONI Palangkaraya pada Sabtu (8/6), dia berpasangan dengan Haffiz Nur Adila.
 Membela bendera Djarum Kudus, mereka akhirnya memetik kemenangan dua game langsung 21-18, 21-7. Dibandingkan Haffiz, Rehan lebih mendapat sorotan.
 Ini disebabkan di nama belakangnya ada Kusharjanto.  Nama yang mengingatkan pada sebuah nama pebulu tangkis spesialias ganda terbaik yang pernah dimiliki Indonesia, Tri Kusharjanto.
 ‘’Dia memang anak saya. Sekarang, dia membela Djarum,’’ kata Trikus, sapaan karib Tri Kusharjanto.
 Awalnya, dia tak mengharuskan anaknya kini berusia 14 tahun tersebut mengikuti jejaknya. Hanya, Trikus memang mengenalkan olahraga bulu tepok tersebut kepada Rehan.
 ‘’Dia selalu saya ajak kalau latihan di GOR Djarum Kudus di Jakarta di kawasan Petamburan,’’ ungkap lelaki asal Jogjakarta itu.
 Darah bulu tangkis yang kental membuat bakat Rehan pun tercium pelatih di Djarum. Lelaki kelahiran Bekasi, Jawa Barat, 28 Februari tersebut akhirnya direkrut salah satu klub bulu tangkis besar di Indonesia tersebut.
 Menariknya, anak tertua Trikus itu juga bermain di nomor ganda. Dengan prestasi sejak kecil,tak mentup kemungkinan Rehan akan mengikuti jejak prestasi sang bapak.
 Trikus sendiri termasuk salah satu pebulu tangkis yang sudah sering mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional. Bersama Minarti Timur, mereka mampu meraih perak dalam Olimpiade 2000 di Sydney, Australia. Dia juga dua kali menjadi juara Asia di nomor ganda putra. Pada 2001 bersama Bambang Supriyanto dan 2004 bersama Sigit Budiarto.
 Pada 2002, Trikus menjadi pahlawan bagi Indonesia saat merebut Piala Thomas. (*) 

Masih Ada Peluang di Ganda Putra

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan


PELUANG Indonesia membawa pulang gelar juara dari Jepang Super Series 2013 tetap terjaga. Memang, kans dari nomor tunggal putra sangat tipis. 
Alasannya,  Tommy Sugiarto bakal berhadapan dengan pebulu tangkis Malaysia yang tak pernah dikalahkannya selama 10 kali pertemuan, Lee Chong Wei. 
 Namun, di sektor lain, khususnya ganda putra, jalan naik ke podium terhormat sangat terbentang. Dua wakil merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Angga Pratama/Rian Agung Sukmawan jejak langkahnya sudah sampai perempat final. 
 Hendra/Ahsan, yang diunggulkan di posisi teratas, lolos setelah menundukkan pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dengan rubber game 21-23, 21-12, 21-15 pada pertandingan yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Kamis siang waktu setempat (12/6). 
 Kehilangan satu game ini mengulangi hasil di babak pertama. Saat itu, Hendra/Ahsan dipaksa bermain rubber game 16-21, 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng. 
 Untuk bisa menembus semifinal, tugas berat sudah menanti pasangan merah putih tersebut. Hendra/Ahsan, yang menempati unggulan teratas, akan dijajal pasangan Malaysia Hoon Thien How/Tan Wee Kiong. Unggulan ketujuh itu menundukkan Maneepong Jongjit/Nipitphon Puangpuech (Thailand) 21-13, 21-17. 
 Thien How pernah mempermalukan Hendra/Ahsan di Piala Thomas 2014. Hanya, saat itu, dia berpasangan dengan Tan Boon Heong. 
 Sementara, Angga/Rian menembus perempat final usai menuntaskan perlawanan Michael Fuchs/Johannes Schoettler (Jerman) dengan tiga game 5-21, 21-11, 21-18. Ini membawa pasangan merah putih tersebut menghadapi ganda Taiwan Chen Hung Lin/Lu Chia Pin yang di babak kedua memulangkan unggulan kedelapan Chris Adcock/Andrew Ellis (Inggris) 17-21, 21-14, 21-13.
 Angga/Rian pernah bersua dengan Hung-Ling/Chia Pin di Selandia Baru Grand Prix 2013. Saat itu, mereka menang dua game 21-19, 21-19. (*)

Menunggu Datangnya Petaka Ke-11

Tommy Sugiarto (foto:PBSI)

LEE Chong Wei seperti momok bagi tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto. Selama 10 kali bersua, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut belum pernah memetik kemenangan atas lelaki Malaysia tersebut.
 Kini, kekalahan untuk kali kesebelas pun sudah di depan mata. Itu dikarenakan Tommy bersua lagi dengan Chong Wei pada babak perempat final Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium Jumat (13/6).
 Keduanya bersua setelah mampu mengalahkan lawan-lawannya di babak kedua. Chong Wei, yang diunggulkan di posisi pertama, menundukkan wakil Jerman Marc Zwiebler dua game langsung 21-13, 28-26. Ini juga mengulangi kemenangan dalam final Indonesia Super Series Premier 2013.
 Sementara, Tommy, yang diunggulkan di posisi kelima juga unggul dua game langsung 21-12,21-15.
 Dalam pertandingan lainnya, juara dunia lima kali Lin Dan asal Tiongkok juga menjejakkak kaki di perempat final. Dia menang mudah 21-14, 21-14 atas Chong Wei Feng asal Malaysia. Di perempat final, Superdan, julukan Lin Dan, akan menantang Jan O Jorgensen asal Denmark, yang di babak kedua menang 21-13, 21-12 atas Riichi Takeshita.
 Dari rekor pertemuan, Lin Dan unggul lima kali. Hanya kekalahan pertama baginya dialami dalam perjumpaan terakhir dalam Malaysia Open 2012. (*)

Lin Dan Mencari Korban Malaysia Kedua

BAHAYA: Lin Dan (the star.com)

LIN Dan semakin panas. Pebulu tangkis asal Tiongkok tersebut hanya butuh dua game 21-15, 21-18 untuk mengalahkan rekan senagaranya, Song Xue, pada babak I nomor tunggal putra yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Rabu waktu setempat (11/6). Ini menjadi kemenangan perdana Lin Dan atas juniornya tersebut di ajang resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia).
 Pada babak kedua, Lin Dan akan bersua dengan Chong Wei Feng. Pada babak sebelumnya, pebulu tangkis Malaysia itu menumbangkan unggulan keenam Son Wan-ho melalui rubber game 15-21, 21-17, 21-15.
 Lin Dan sudah dua kali bersua dengan Wei Feng. Hasilnya, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut tak terkalahkan.
 Wei Feng sendiri menjadi Malaysia kedua yang dihadapi Lin Dan dalam Jepang Super Series Premier 2014. Pada final kualifikasi, juara dunia lima kali tersebut memupas asa Daren Liew.
 Di All England 2012, Lin Dan menang 21-13, 21-16 dan setahun kemudian dalam Kejuaraan Dunia di Guangzhou, Tiongkok, unggul juga dengan 22-20, 21-10.
 Sejak kembali ke lapangan, Lin Dan juara dalam dua turnamen yang diikuti yakni Tiongkok Grand Prix Gold 2014 dan Kejuaraan Asia 2014. Sayang, dia gagal mengantarkan Negeri Panda, julukan Tiongkok, mempertahankan Piala Thomas. Dia belum sempat turun ke lapangan ketika Tiongkok kalah 0-3 di babak semifinal dalam event yang dilaksanakan di New Delhi, India, tersebut. (*)

Pahlawan Thomas Jepang Langsung Tersingkir

TUMBANG: Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (foto:thestar)

JEPANG sukses menjadi juara Piala Thomas kali pertama. Salah satu kuncinya adalah di ganda pertama.
 Negeri Sakura, julukan Jepang, mempunyai Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa. Kemenangan atas pasangan Malaysia Tan Boon Heong/Hoon Thien How membuat rekan-rekannya bangkit lagi semangat. Ini dikarenakan Jepang sempat ketinggalan saat Kenichi Tago menyerah kepada tunggal pertama Malaysia Lee Chong Wei.
 Hasilnya, hingga partai kelima, Jepang unggul 3-2. Seandainya Endo/Hayakawa kalah, bisa jadi Malaysia lah yang akan akan mengangkat trofi lambing supremasi bulu tangkis beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei itu.
 Namun, nasib Endo/Hayakawa berubah begitu cepat. Tampil di kandang sendiri, mereka malah langsung tersingkir pada babak I Jepang Super Series Premier 2014.
 Ironisnya, yang mengalahkan mereka adalah ganda Malaysia. Endo/Hayakawa menyerah kepada Goh V Shem/Boon Heong dengan dua game langsung 21-13, 21-11. Dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu itu, Endo/Hayakawa menempati unggulan ketiga.
 Dengan kekalahan ini, pada babak II, Jepang tinggal menyisakan dua pasangan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda dan Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata. (*)

Untung Boe/Mogensen Batal Tampil

ABSEN: Mathias Boe/Carsten Mogensen (foto:dagens.dk)

MATHIAS Boe/Carsten Mogensen mundur dari Jepang Super Series 2014. Ini membawa berkah bagi pasangan Indonesia Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Ganda nomor dua di Pelatnas Cipayung tersebut bisa melangkah ke babak kedua turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut. Itu setelah Angga/Rian menang dua game langsung 21-19, 21-12 atas pasangan Jepang Yuya Komatsuzaki/Hiroki Takeuchi yang menggantikan tempat Boe/Mogensen.
 Padahal, jika pasangan Denmark itu tampil, tipis bagi Angga/Rian bisa menembus babak kedua. Itu disebabkan pasangan merah putih itu tak pernah menang dalam tiga pertemuan sebelumnya.
 Kemenangan di babak pertama, membuat Angga/Rian bakal pasangan Jerman Michael Fuchs/Johannes Schoettler yang di babak pertama memperoleh keuntungan karena lawannya Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel mengundurkan diri di gama pertama saat kedudukan masih 1-2.
 Ini menjadi pertemuan perdana Angga/Rian dengan Fuchs/Schoettler. Hanya, dari ranking kedua pasangan, Angga/Rian masih unggul. Mereka ada di posisi 14 sementara lawannya 12 setrip di bawahnya.
 Kemenangan juga dipetik wakil Pelatnas Cipayung lainnya, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Hanya, unggulan teratas ini dipaksa memeras keringat dalam pertandingan tiga game 16-21, 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng.
 Pada babak kedua, Hendra/Ahsan akan ditantang wakil tuan rumah Takeshi Kamura/Keigo Sonoda yang di laga perdana menghentikan compatriot (rekan senegara) Hiroyuki Saeki/Ryota Taohata 21-18, 25-27, 21-19.
 Sayang, Indonesia harus kehilangan satu wakil di ganda putra. Pasangan nonpelatnas, Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana menyerah straight game 10-21, 18-21 kepada Wang Yilv/Zhang Wen (Tiongkok). (*)

Lin Dan Kehilangan Satu Game

MEREPOTKAN: Kazumasa Sakai (foto:badmintonasia)

LANGKAH Lin Dan di Jepang Super Series 2014 sempat tersendat.  Pada pertandingan babak kualifikasi yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Selasa waktu setempat (10/6), pebulu tangkis asal Tiongkok tersebut kehilangan satu game ketika berhadapan dengan Kazumasa Sakai dari Jepang.
Di game pertama, Lin Dan menyerah 12-21. Namun, dia bangkit di dua game berikut dengan 21-19, 21-7. Tiket ke babak utama diraih setelah mengalahkan Liew Daren dari Malaysia 21-18, 21-15.
 Pada pertandingan pertama babak utama, Lin Dan bersua dengan compatriot (rekan senegara) Song Xue. Meski sama-sama dari Tiongkok, kedua pebulu tangkis belum pernah bertemu.
 Dari sisi ranking, Lin Dan, yang kini ada di posisi 35, masih lebih bagus empat setrip di atasnya. Namun,kalau menilik prestasi, Song Xue tidak ada apa-apanya.  Lin Dan telah lima kali merasakan menjadi juara dunia dan dua kali meraih emas olimpiade, Beijing 2008 dan 2012.
 Dalam nomor tunggal putra Jepang Super Series 2014 ini, Indonesia hanya menurunkan Tommy Sugiarto.  Unggulan kelima ini lolos ke babak kedua setelah menang straight game 21-10, 21-15 atas Rajiv Ouseph (Inggris).
 Sebenarnya, Sony Dwi Kuncoro sempat tercatat ikut ke Jepang Super Series 2014. Namun, menjelang pertandingan, nama arek Suroboyo tak ada lagi karena dibatalkan oleh PP PBSI. (*)

Rijal/Vita Buka Jalan


MUHAMMAD Rijal/Vita Marissa mengawali Jepang Super Series 2014 dengan manis. Pasangan nonpelatnas Cipayung tersebut menang rubber game 13-21, 21-12, 21-12 atas Chan Yun Lung/Tse Ying Suet dari Taiwan dalam pertandingan babak I Jepang Super Series 2014 yang dilaksanakan di Tokyo Metropolitan Gymnasium pada Rabu pagi waktu setempat (11/6).
 Kemenangan ini membawa Rijal/Vita menembus babak kedua turnamen berhadiah total USD 250 ribu tersebut. Selain itu, hasil manis tersebut membuat pasangan yang sama-sama pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu sukses revans.
 Yun Lung/Ying Suet pernah mengalahkan Rijal/Vita di Korea Super Series 2014. Saat itu, mereka memetik kemenangan 18-21, 19-21.
 Pada babak kedua, Rijal/Vita akan menjajal Nipitphon Puangouapech/Puttita Supajirakul dari Thailand. Pasangan Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, pada babak I membuat kejutan dengan menjungkalkan unggulan keenam Shin Baek-choel/Jang Ye-na asal Korea Selatan dengan dua game mudah 21-9, 21-12.
 Rijal/Vita punya kenangan manis dengan Jepang Open, sebutan Jepang Super Series. Pasangan yang sama-sama berasal dari satu klub, Djarum Kudus, itu pernah menjadi juara pada 2006.
 Selain Rijal/Vita, pasangan Indonesia yang lolos ke babak II Jepang Super Series 2014 adalah Praveen Jordan/Debby Susanto. Pasangan yang membela bendera Pelatnas Cipayung ini di babak pertama juga dipaksa bermain tiga game 21-18, 20-22, 21-17 atas pasangan Jepang Hirokatsu Hashimoto/Miyuki Maeda. Di babak kedua, mereka menantang unggulan kelima Lee Chun Hei/Chau Hoi Wah, yang sebelumnya menang 15-21, 21-19, 26-24 atas Jacco Arends/Selena Piek (Belandan).
 Sayang, satu wakil merah putih lainnya, Riky Widianto/Dili Richi Puspita tersingkir. Diunggulkan di posisi ketujuh, keduanya takluk 19-21, 17-21 oleh Li Junhui/Tang Yuanting (Tiongkok). (*)

Gagal Bertemu, Sama -Sama ke Babak Utama


ALVENT Yulianto menjadi senior bagi pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Mereka bernaung di klub yang sama, Suryanaga, Surabaya.
Namun, di atas lapangan, senioritas tak berlagi. Christopher/Trikusuma harus bertemu dengan Alvent yang menggandeng pebulu tangkis Jepang Shintaro Ikeda pada babak kualifikasi Jepang Super Series 2104.
 Kedua pasangan harus bertemu setelah mampu mengalahkan lawan-lawannya pada pertandingan perdana babak kualifikasi. Alvent/Shintaro menghentikan perlawanan ganda tuan rumah Kazuya Itani/Tomoya Takashina 23-21, 21-13 dan Christopher/Trikuma memupus asa pasangan Negeri Sakura, julukan Jepang, lainnya Kazuki Matsumaru/Izumi Okoshi dengan tiga game 16-21, 21-16, 21-12,
 Untung, keduanya tak jadi saling sikat untuk bisa mendapat  tiket menembus babak utama turnamen berhadiah total USD 250 ribu pada Selasa (10/6).
 Ini dikarenakan adanya pasangan di babak utama yang mengundurkan diri.  Akibatnya, kedua pasangan pun langsung bisa melenggang ke babak elite yang mulai dilaksanaan di  Metropolitan Gymnasium pada 12 Juni 2014.
  Pada babak utama, Alvent/Shintaro bakal bersua dengan Wannawat Ampunsuwan/Patiphat Chalardchaleam (Thailand). Sedangkan Christopher/Trikusuma menjajal ketangguhan pasangan Tiongkok Wang Yilv/Zhang Wen. (*)

Ingin Sony Jawab dengan Prestasi


BERITA bakal tereliminasinya Sony sudah santer terdengar. Mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto pun demkian.
 ‘’Sudah tahu dari media juga dan tampaknya itu memang benar,’’ kata Yacob.
 Hanya, selaku ketua umum PB Suryanaga, klub asal Sony, dia belum menerima surat pemulangannya. Namun, dia memperkirakan habis Indonesia Super Series Premier 2014, surat dari PP PBSI bakal datang ke Surabaya.
 Hanya, Yacob belum mau berkomentar soal pemulangan anak asuhnya itu. Alasannya, semua itu wewenang PP PBSI.
 ‘’Dan mereka juga merasa benar,’’ tambah bapak dari pebulu tangkis spesialis ganda Christopher Rusdianto itu.
 Dia pun sudah bicara dengan Sony. Yacob berharap agar peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu bisa menjawabnya dengan prestasi.
 Ya, jika fit, Sony susah dibendung. Hanya Lee Chong Wei yang bisa menahan lajunya.
 Itu terjadi pada Hongkong Super Series 2013. Sayang, pada 2014, badai cedera kembali menyerang.
 Imbasnya, namanya tak masuk dalam Tim Piala Thomas Indonesia 2014. Kini, Sony pun ancang-ancang dipaksa meninggalkan Pelatnas Cipayung. (*)

Sony Dipaksa Keluar Cipayung


STATUS Sony Dwi Kuncoro di HP pintarnya, Surabaya aku kan kembali. Ini membuat penulis pun punya tanda besar.
 Ada apa dengan Sony? ‘’Saya nunggu waktu keluar dari Pelatnas Cipayung. Habis Indonesia Open (Super Series Premier) mungki sudah tak di sana,’’ kata Sony.
 Indikasi tersebut semakin terlihat saat namanya tiba-tiba dicoret dari peserta Jepang Super Series 2014. Padahal, awalnya, nama arek Suroboyo tersebut bakal tampil dalam turnamen berhadiah total USD 250 ribu.
 ‘’Pencoretannya pun tidak ada alasan yang jelas. Saya hanya dikasih tahu batal tampil di Jepang,’’ ungkap dia.
 Apalagi, setelah itu, Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rexy Mainaky ingin melakukan bersih-bersih di sektor tunggal. Dia dan Dionysius Hayom Rumbaka masuk rencana tersebut.
 Jika ini terjadi, Sony harus meninggalkan tempat yang hampir 10 tahun dihuninya. Surabaya menjadi salah satu tempat yang dituju bila tersingkir dari Pelatnas Cipayung.
 Ini wajar, karena Kota Pahlawan, julukan Surabaya, merupakan kota kelahiran dan tempat orang tuanya tinggal. Apalagi, Sony juga masih tercatat sebagai anggota klub Suryanaga.
 ‘’Saya masih ingin. Belum ada keinginan pensiun atau jadi pelatih,’’ ungkap Sony.
 Bapak dua anak itu pun siap bangkit dan membuktikan dirinya belum habis. Bahkan, Sony siap mengalahkan para pebulu tangkis pelatnas dan dunia.
 ‘’Mau saya sikat semua. Saya belum habis,’’ papar Sony.
 Sony sendiri termasuk salah satu tunggal putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Dia pernah menjadi juara Asia dan mempersembahkan perunggu bagi Indonesia dalam Olimpiade Athena 2004. (*)

Tan Boon Heong Terpental dari Tim Malaysia

THOMAS: Tan Boon Heong (kiri)/Thien How (foto:thestar)

TAN Boon Heong tampil  gemilang di Piala Thomas 2014. Dipasangkan dengan Hoon Thien How, mereka menjadi salah satu kunci membawa Malaysia menembus babak final ajang bergengsi beregu putra yang dilaksanakan di New Delhi, India, 18-25 Mei itu.
 Namun, itu bukan jaminan kembali dipercaya Malaysia di ajang yang lain. Buktinya, nama Boon Heong tak masuk dalam skuad Commonwealth Games (Pesta Olahraga Persemakmuran) yang dilaksanakan di Glasgow, Skotlandia, 23 Juli hingga 3 Agustus 2014.
Ini tentu sangat mengejutkan. Alasannya, dia juga masih menyandang status juara bertahan. Empat tahun lalu di New Delhi,dia menjadi juara saat masih berpasangan dengan Koo Kien Keat.
‘’Situasinya sangat sulit. Kami hanya bisa mengirim lima pebulu tangkis putra dan lima pebulu tangkis putri,’’kata Wakil Presiden BAM (Asosias Bulu Tangkis Malaysia) Datuk Norza Zakaria.
Boon Heong tak dibawa karena penampilannya masih kalah dibandingkan Tan Wee Kiong/Goh V Shem. Mereka tak pernah kalah selama membela negeri jiran di Piala Thomas 2014.
‘’Sebenarnya, tidak bagus untuk mengatakan tidak kepada pebulu tangkis sekelas Boon Heong. Jika boleh membawa enam orang, dia akan kami masukan,’’ kilah Norza, sapaan karib Datik Norza Zakaria.
Di Glasgow, pada kelompok putra, Malaysia membawa Lee Chong Wei, Chong Wei Feng, Tan Wee Kiong, Goh V Shem, dan  Chan Peng Soon.
 Di bagian putri, negeri jiran mempercayakan kepada Tee Jing Yi,  Vivian Hoo, Woon Khe Wei, dan  Lai Pei Jing, Lim Yin Loo.
Norza menjelaskan bahwa pengiriman ke Pesta Persemakmuran 2014 tidak melalui seleksi. Alasannya, skuad Thomas-Uber Malaysia baru datang dari New Delhi pada 26 Mei, yang juga menjadi batas akhir pengiriman nama ke panitia Pesta Persemakmuran.
 ‘’Kami sangat menghargai kemauan semua pebulu tangkis. Mereka semua pemain bagus. Hanya, kami tak bisa mengirim semua karena terbatasnya tempat dan waktu,’’ ucap Norza. (*)