WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Yong-dae pun Harus Melalui Babak Kualifikasi


PUNYA gandengan baru membawa risiko bagi Lee Yong-dae. Dia harus berjuang dari babak kualifikasi nomor ganda campuran dalam Denmark Super Series Premier 2013.
 Ya, mulai September lalu, Yong-dae berpasangan dengan Shin Seung-chan. Keduanya sudah unjuk kebolehan dalam dua turnamen, Taiwan Grand Prix Gold 2013 dan Jepang Super Series 2013.
 Hasilnya memang belum memuaskan. Di Taiwan, Yong-dae/Seung-chan mampu menembus babak semifinal dan di Jepang langsung tersungkur pada penampilan perdana. Menariknya, dalam dua turnamen tersebut, mereka kalah oleh lawan yang sama dan juga berasal dari Korea Selatan (Korsel) Yoo Yeon-seong/Eom Hye-won.
 Imbasnya, peringkatnya pun tak mengalami lonjakan berarti. Dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 10 Oktober 2013, Yong-dae/Seung-chan terdampar di posisi 146.
 Wajar kalau di Denmark Super Series Premier, keduanya harus berjuang dari babak kualifikasi. Namun, itu tak membuat kemampuan keduanya pudah.
 Lolos ke babak utama turnamen berhadiah total USD 400 ribu pun digapai. Pada babak I kualifikasi, Yong-dae/Seung-chan menundukkan pasangan tuan rumah Kasper Antonsen/Amanda Madsen 21-12, 21-12. Kepastian menembus babak bergengsi diperoleh setelah melibas pasangan Tiongkok Chai Biao/Tang Jinhua. 21-16, 21-9.
 Berlaga di babak utama pun tak disia-siakan mereka. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korsel, tersebut melaju ke babak kedua dengan menundukkan wakil India Tarun Kona/Ashwini Ponnapa 21-14, 21-13. Namun, untuk melangkah ke perempat final butuh perjuangan ekstrakeras.
  Yong-dae/Seung-chan akan menjajal unggulan kedua asal Tiongkok Xu Chen/ma Jin yang di babak pertama mengalahkan Robert Mateusiak/Agnieszka Wojtkowska (Polandia) 16-21, 21-16,21-15.
 Yong-dae pernah membuaat sejarah di nomor ganda campuran ini. Berpasangan dengan Lee Hyo-jung, mereka mampu meraih emas di Olimpiade Beijing 2008. Saat itu, Yong-dae masih belum genap berusia 20 tahun. Ini membuat dia menjadi pebulu tangkis termuda yang meraih emas di ajang olimpiade. (*)

Kido Bisa Kembali dengan Pia

Markis Kido/Pia Zebadiah

HATI Markis Kido tengah berbunga. Dia bisa kembali turun di nomor ganda campuran dalam Denmark Super Series Premier 2013. Pasangannya yang juga adik kandungnya, Pia Zebadiah, sudah pulih dari cedera yang membekap.
 ‘’Pia sudah bisa turun di Denmark,’’ kata Kido melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Ya, dalam turnamen yang diikuti, Indonesia Grand Prix Gold 2013 di Jogjakata, pinggang Pia mengalami masalah. Ini membuat menyerah tanpa tanding di dua nomor yang diikuti, ganda putri dan ganda campuran.
 Di ganda putri, Pia yang menggandeng Rizki Amelia Pradipta dan menjadi unggulana teratas, mereka menyerah WO kepada pasangan Malaysia  Lee Meng Yean/Lim Yin Loo. Di ganda campuran, Kido/Pia, yang menempati unggulan ketiga, tak turun lapangan saat harus berhadapan dengan ganda pelatnas Cipayung Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika.
 Di Denmark Super Series Premier, Kido/Pia lolos ke babak kedua. Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Odense pada Selasa waktu setempat (15/10), mereka menundukkan pasangan tuan rumah yang lolos dari babak kualifikasi Niclas Nohr/Sara Thygesen 21-11,21-16.
 Untuk bisa lolos ke babak ketiga atau perempat final, Kido/Pia harus bisa menyingkirkan Chris Adcock/Gabrielle White. Pasangan Inggris  ini pada babak pertama menyingkirkan pasangan Indonesia Praveen Jordan/Vita Marissa 21-18, 21-18.
 Kido/Pia pernah mengalahkan Adcock/White di Swiss Grand Prix 2013.  Saat itu, mereka menang rubber game 21-11, 12-21, 21-17.
 Di nomor ganda campuran ini, Indonesia mengandalkan pasangan juara dunia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Di babak pertama, unggulan ketiga ini menyingkirkan pasangan Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin 21-18, 21-15. (*)

Satu Sukses, Dua Gagal Juara

M. Rijal/Debby Susanto (foto:twitter)
BERRY Angriawan/Ricky Karanda Suwardi kembali menelan pil pahit. Pasangan anyar pelatnas Cipayung tersebut gagal menjadi juara dalam Belanda Grand Prix 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Almere pada Minggu waktu setempat, mereka harus mengakui ketangguhan rekannya sendiri di pelatnas, Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf, dua game langsung 21-14, 18-21, 17-21. Sepekan sebelumnya, Berry/Ricky juga gagal di final London Grand Prix Gold 2013. Saat itu, mereka kalah oleh pasangan terkuat Eropa asa Denmark Mathias Boe/Carsten Mogensen.
 Gelar yang diraih di ganda putra ini menjadi satu-satunya posisi terhormat yang mampu dibawa pulang ke tanah air dari Belanda Grand Prix. Dua pasangan yang lolos ke final, Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris di nomor ganda putri dan Muhammad Rijal/Debby Susanto di ganda campuran, harus mengakui ketangguhan lawan-lawannya.
 Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris yang turun di ganda putri kalah 15-21, 7-21 kepada Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok). Sementara, Muhammad Rijal/Debby Susanto, yang diunggulkan di posisi teratas nomor ganda campuran, secara mengejutkan tumbang oleh pasangan Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo dengan dua game 19-21, 23-25. (*)

HASIL FINAL BELANDA GRAND PRIX 2013


TUNGGAL PUTRA: Wei Nan    (Hongkong) v Chan Yan Kit (Hongkong)
21-15 21-18           

TUNGGAL     PUTRI: Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2) v    Gu Juan (Singapura x3) 21-12 21-12   

GANDA PUTRA: Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira/Ade Yusuf (Indonesia x4) v    Berry Angriawan/Ricky Karanda Suwardi (Indonesia) 14-21 21-18 21-17

GANDA PUTRI: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok) v    Anggia Shitta Awanda/Della Destiara Haris (Indonesia) 21-15 21-7


GANDA CAMPURAN: Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan Vanessa Neo (Singapura x2) v Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1)
21-19 25-23

Yoga Pratama Menjajal Amerika

Yoga Pratama
BUNDESLIGA sudah terasa cukup bagi Yoga Pratama. Apalagi, setelah dia mampu mengantarkan klubnya, Trittau, ke level tertinggi. Kini, lelaki asal Solo, Jawa Tengah, tersebut pun mencari petualangan baru.
 ‘’Kini,saya tengah berada di California, Amerika Serikat. Saya main di liga sini,’’ kata Yoga kepada smashyes melalui layanan pesan singkat.
 Dia mengaku meningggalkan Jerman karena ingin mencari suasana baru. Di Negeri Paman Sam, julukan Amerika Serikat, dia pun berangkat sendiri. Bahkan, sang adik yang juga mantan pebulu tangkis pelatnas Cipayung, Pandu Dewantoro, pun tak diajak.
 ‘’Saya sendirian,’’ tambah dia.
 Sebenarnya, untuk bersaing di Eropa, kemampuan Yoga masih bisa diandalkan. Meski peringkatnya di kisaran 200-an besar dunia, tapi skill dan kemampuannya masih di atas rata-rata.
 Itu pula yang membuat pebulu tangkis asal Tangkas tersebut sempat mencicipi pelatnas Cipayung hingga 2010. Setelah itu, dia pun memutuskan untuk menjajal kemampuan di Eropa.
 Di Amerika Serikat, ada beberapa pebulu tangkis Indonesia yang memanaskan persaingan di sana. Sebut saja Holvy de Pauw,  Christanto, ataupun juga Hendry Winarto.
 Sebelumnya, dua pebulu tangkis senior yang pernah menjadi pilar Indonesia sudah berada di Amerika Serikat yakni Tony Gunawan dan Halim Heryanto, Keduanya pun tercatat sudah menjadi pebulu tangkis andalan negeri tersebut.
 Di antara keduanya, Tony yang mendapat catatan khusus. Dia menjadi atlet yang bisa membela dua negara yang berbeda. Pada Olimpiade 2000, arek Suroboyo ini mampu mempersembahkan emas bagi Indonesia di nomor ganda putra berpasangan dengan Candra Wijaya. Sementara pada 2012 di London, Tony membela Amerika Serikat. (*)

Hanya Sepekan di Posisi 50 Besar

Christopher/Trikusuma
MENEMBUS 50 besar menjadi asa pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana. Itu pun bisa dicapai keduanya pada pekan ke-39 2013.
 Capaian Christopher/Trikusuma tersebut tak lepas dari keberhasilan menembus babak final Polandia Internasional Series 2013. Sayang, sukses itu gagal dilanjutkan dalam Ceko Internasional Challenge.
 Dalam event yang dilaksanakan di Brno pada 26-29 September tersebut, keduanya sudah tersingkir dalam babak perempat final. Menariknya, lawan yang mengalahkan di dua turnamen tersebut sama, yakni pasangan Taiwan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin.
 Imbasnya, dalam peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 10 Oktober, Christopher/Trikusuma turun dua setrip ke posisi 52. Namun, tak menutup kemungkinan, keduanya bisa melonjak lagi peringkatnya.
 Alasannya, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menembus hingga perempat final dalam Belanda Grand Prix 2013. Christopher/Trikusuma gagal menembus semifinal setelah harus mengakui ketangguhan pasangan pelatnas Cipayung Berry Anggriawan/Ricky Karanda dengan dua game langsung 10-21, 12-21.
 Saat ini, Christopher/Trikusuma lebih banyak berada di Eropa. Tujuannya guna mendongkrak peringkatnya setinggi mungkin.
 ‘’Ada beberapa turnamen yang diikuti di sana. Di Eropa tak susah mencari turnamen,’’ jelas Jacob Rusdianto, ayah Christopher yang juga mantan Sekjen PB PBSI (sekarang PP PBSI). (*)

Pengobat Kegagalan di London

Berry/Ricky (foto:twitter)
INDONESIA bisa kembali menjadi raja di nomor ganda putra. Para pasangan pelapis pun sudah mulai memberikan harapan.
 Buktinya, merah putih langsung memastikan menjadi juara dalam Belanda Grand Prix 2013. Itu setelah dua pasangan Indonesia.  Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf, saling berhadapan dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Almera pada Minggu siang waktu setempat (13/10).
 Dalam pertandingan semifinal (12/10), Berry/Ricky menundukkan pasangan Tiongkok Kang Jun/Liu Cheng dengan dua game langsung 21-12, 21-15. Sementara Wahyu/Ade, yang diunggulkan di posisi keempat, juga menghentikan langkah pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, Li Gen/Zhang Nan, dengan rubber game 15-21, 21-14, 21-16.
 Keberhasilan ini juga membuat nomor ganda putra mampu mengobati kegagalan di London Grand Prix Gold 2013 pekan lalu. Saat itu (6/10), Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi harus mengakui ketangguhan unggulan pertama asal Denmark Marthis Boe/Carsten Mogensen 13-21, 16-21.
 Di Belanda Grand Prix, kans Indonesia menambah gelar masih terbuka. Dua wakil Indonesia mampu menembus babak final ganda putri dan ganda campuran.
 Pada nomor ganda putri, pasangan Anggia Shitta/Della Destiara mampu menang 21-12, 21-19 atas pasangan Tiongkok Du Peng/Xiong Mengjing. Pada laga pemungkas, Anggia/Della bakal kembali dengan wakil Tiongkok. Ini dikarenakan Bao Yixin/Tang Jinhua menang mudah atas wakil tuan rumah Eefje Muskens/Selena Piek 21-17, 21-12.
 Sementara di nomor ganda campuran, unggulan teratas Muhammad Rijal/Debby Susanto akan dijajal unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan. (*)



AGENDA FINAL BELANDA GRAND PRIX GOLD 2013

TUNGGAL PUTRA: Wei Nan (Hongkong) v Chan Yan Kit (Hongkong)

TUNGGAL PUTRI: Gu Juan (Singapura x3) v Busanan Ongbumrungpan (Thailand x2)

GANDA PUTRA:Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwardi (Indonesia) v Wahyu Nayaka/Ade Yusuf (Indonesia x4)

GANDA PUTRI: Anggia Shitta/Della Destiara (Indonesia) v Bao Yixin/Tan Jinhua (Tiongkok)

GANDA CAMPURAN: Muhammad Rijal/Debby Susanto (Indonesia x1) v Danny Bawa Chrisnanta/Yu Yan (Singapura x2)

Penuhi Target Tembus 50 Besar

NAIK: Christopher/Trikusuma (foto: facebook)
BERLAHAN tapi pasti, posisi Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana merangkak naik. Dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 3 Oktober lalu, pasangan asal Pb Suryanaga, Surabaya, tersebut sudah menembus 50 besar.
 Tentu ini sesuai target jangka pendek yang diusung oleh Christopher/Trikusuma. Keduanya berharap agar selama tur di Eropa ini bisa masuk 50 besar.
 Pekan lalu, pasangan ini masih berada di posisi 57. Naiknya posisi mereka tak lepas dari keberhasilan menembus babak final Polandia International Series 2013. Sayang, pada laga pemungkas, Christopher/Trikusuma harus mengakui ketangguhan pasangan Taiwan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin dengan tiga game 24-22, 14-21, 14-21.
 Lawan yang sama pula yang membuat Christopher/Trikusuma gagal di perempat final dalam Ceko International Challenge. Pasangan merah putih tersebut menyerah 11-21, 23-21.
 Masuk ke posisi 50 besar sekarang memang butuh perjuangan ekstraskeras bagi Christopher/Trikusuma. Mereka memulai penampilan di ajang internasional dari peringkat 333 dunia.
 Eropa menjadi ladang keduanya merebut poin. Alasannya, banyak turnamen di level internasional series dan challenge ditemukan di Benua Putih.
 Meski pun begitu,  bukan berarti Christopher/Trikusuma tak merasakan jenjang yang lebih tinggi. Keduanya sukses melaju ke babak kedua Singapura Super Series 2013.
 Mereka lolos ke babak utama setelah menang WO atas pasangan tuan rumah Danny Bawa Chrisnanta/Terry Yeo. Pada babak pertama, Christopher/Trikusuma membuat kejutan dengan menjungkalkan pasangan Thailand Bodin Issara/Pakkawat Vilailak 21-17, 21-19. Tapi, pada babak kedua,mereka harus mengakui pasangan Jepang Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-17, 16-21, 16-21. (*) 

Simon Naik 20 Peringkat

PERDANA: Simon Santoso

LOMPATAN berarti dilakukan Simon Santoso. Peringkatnya di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) yang dikeluarkan 3 Oktober melonjak 20 setrip.
 Ini tak lepas dari sukses yang diraih Simon dengan menjuarai Indonesia Grand Prix Gold 2013 yang berakhir Minggu 29 September di GOR Amongrogo, Jogjakarta. Dalam final, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, berusia 28 tahun tersebut menundukkan rekannya di pelatnas Cipayung,Dionysius Hayom Rumbaka, dengan dengan straight game 21-17, 21-11.
 Kemenangan ini juga diharapkan bisa membangkitkan lagi kepercayaan dirinya. Itu setelah dia dianggap menurun jauh.
 Indikasinya, peringkatnya menurun drastis. Sempat juara Indonesia Super Series 2012 dan duduk di posisi ketiga, posisi Simon turun dratis hingga terlempar hingga 89.
 Di Indonesia Grand Prix Gold 2013, Simon juga mampu mempermalukan tunggal putra terbaik Indonesia saat ini Tommy Sugiarto. Unggulan pertama tersebut dikalahkan 21-14, 13-21, 21-17. (*)

TURUN-NAIK SIMON SANTOSO
6 Juni 2013: 29
13 Juni 2013:26
1 Agustus 2013: 48
7 Agustus 2013: 63
19 September 2013: 59
26 September 2013: 89
3 Oktober 2013: 69


Jawa Pos Goes To Kudus

JUARA LAGI: Tim Jawa Pos menerima trofi 

Jawa Pos kembali menjadi juara Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media. Dalam final yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, pada Jumat (4/10), Nurwahid dkk mengalahkan Memorandum dengan skor 2-1.
 Jawa Pos sempat ketinggalan lebih dulu. Itu setelah ganda pertama Yudi/Heru menyerah dua game langsung 14-21, 25-27 atas pasangan Dhana/Rahmat. Namun, Imam Gozali, yang turun di nomor tunggal,mampu menyamakan kedudukan setelah menang mudah 21-7, 21-4 atas Harry.
 Pasangan andalan Jawa Pos Nurwahid/Fathoni P. Nanda menentukan kemenangan. Mereka menghentikan perlawanan Yoyok/Sonny 23-21, 21-11.
 ‘’Selama ini, kami sudah dua kali mengalahkan Memorandum. Jadi, kepercayaan diri kami pun sudah tinggi setelah tahu di final ketemu mereka,’’ terang Fathoni.
 Dengan kemenangan atas Memorandum membuat Jawa Pos mengulang sukses 2009.  Namun, pada 2011, gelar juara setelah lepas dan TVRI menjadi juara.
 Hasil ini juga membuat Jawa Pos berhak mengantongi hadiah Rp 10 juta plus piala dan raket. Jumlah ini bisa meningkat jika mampu menjadi juara ataupun finalis dalam grand final yang dilaksanakan di GOR Jati, Kudus, pada 17-19 Oktober.
 Ya, Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media menggelar grand final dengan pesertanya juara dari tiga wilayah plus runner-up terbaik. Selain di Surabaya, Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 juga dilaksanakan di Jakarta pada 30 September – 2 Oktober lalu untuk wilayah barat dan Semarang pada 3 – 4 Oktober  (wilayah tengah).
 Di wilayah timur, posisi ketiga digapai TVRI dan Jatimprov. TVRI secara mengejutkan kalah oleh Memorandum 1-2 dan Jatimprov harus mengakui ketangguhan Jawa Pos 1-2. (*)

Bakti Olahraga Djarum Foundation  Turnamen Bulu Tangkis Antar Media 2013
Wilayah Timur
Peserta 16:
TVRI
Tabloid Posmo
Metro TV
Berita Jatim
BBSTV
JTV
Memorandum
Radar Surabaya
Tabloid Warta KONI
Tabloid Nurani
Harian Surabaya Pagi
Jatimprov.go.id
Harian Bhirawa
Whatindonews
SBO TV
Jawa Pos

Juara: Jawa Pos
Runner Up: Memorandum
Semifinalis: TVRI, Jatimprov

Pagari Pindah, Bikin Pemusatan Latihan

Penghuni Puslatprov bersama pengurus teras PBSI Jatim
Pengprov PBSI Jatim melakukan terobosan. Mereka menempa para pebulu tangkis berbakat di luar klub-klub besar di Surabaya dan Gresik.
 ‘’Ini kami lakukan agar kekuatan bulu tangkis Jatim bisa merata. Pebulu tangkis ini kami rekrut dengan system seleksi,’’ kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Yacob Rusdianto di sela-sela peresmian Pusat Latihan Provinsi (Puslatprov) Bulu Tangkis Jatim di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin (2/10).
 Dalam seleksi yang dilakukan pada Agustus lalu, PBSI Jatim menemukan 12 pebulu tangkis dari berbagai daerah di luar Surabaya dan Jatim. Ya, dalam seleksi tersebut pebulu tangkis dari Suryanaga, Surya Baja, Citra Raya, dan Wima dilarang ikut. Selain itu, wakil dari Semen Gresik juga tak diperbolehkan.
 ‘’Ini proyek jangka panjang. Harapannya, mereka tetap bisa membawa nama harum Jatim tanpa pindah ke provinsi yang lain,’’tegas Yacob.
 Bahkan, mantan Sekjen PB PBSI (sekarang PP PBSI) ini ingkn agar dari pebulu tangkis puslatprov bakal ada yang bisa masuk ke pelatnas Cipayung. Untuk itu, pihaknya pun menggembleng ke-12 pebulu tangkis tersebut dengan latihan keras.
 ‘’Sehari mereka latihan enam jam sehari. Pagi tiga jam dan sore tiga jam,’’ tambah pelatih senior Jatim yang juga pengurus Pengurus Pengprov PBSI Jatim tersebut.
 Para pebulu tangkis puslatprov bakal mendapar fasilitas gratis asrama dan makan. (*)

DAFTAR PEBULU TANGKIS PUSLATPROV
1.Dimas Aji (Sumenep)
2. Koko Dwi (Lamongan)
3. Ilham Bintang (Sidoarjo)
4. Irwan Oktavian
5. Rico Alfarizi (Jember)
6. Rima Wahyu (Banyuwangi)
7. Fradiansa (Tuban)
8. Zalfaa (Jember)
9. Nur Fitriana (Jember)
10. Nabila (Malang)
11. Utari (Kota Mojokerto)

Dua Kandidat Juara Lolos Semifinal

BUKA: Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Juninata
JAWA Pos tak mengalami hambatan berarti di hari perdana
  Dalam penampilan perdana, Jawa Pos menang 2-0 atas SBO TV. Ini membuat tim yang diunggulkan di posisi kedua tersebut dijajal Bhirawa, yang pada pertandingan pertama memetik kemenangan 2-1 atas Whatindonews. Bhirawa pun ditaklukan 2-0 pada pertandingan kedua.
 Untuk bisa menembus babak semifinal, Jawa Pos harus bisa menundukkan Jatimprov. Herlambang dkk lolos dari hadangan Nurani dengan skor 2-0. Jawa Pos pernah menyandang juara pada 2009. Event Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media  setiap tahun ganjil menggelar nomor beregu. Sementara pada 2011, TVRI Surabaya mampu menjadi pemenang.
 TVRI Surabaya juga lolos semifinal. Pada babak pertama, mereka menghentikan langkah Tabloid Posmo 2-0. Selanjutnya, pada babak kedua, mereka menang tanpa tanding atas Berita Jatim.
   Hanya, untuk lolos ke final, TVRI Surabaya harus bisa menyingkirkan Memorandum. Di bawal pertama, Memorandum mengalahkan Radar Surabaya 2-0 dan dilanjukan memungkasi ambisi JTV juga dengan skor 2-0.
 Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 dibuka oleh Kapolrestabes Surabaya Kombespol Setija Junianta dengan melakukan pemukulan shuttlecock ke arah peserta. Tahun ini, ada 16 media yang ikut. Ini mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun sebelumnya yang ‘’hanya’’ 12 tim.
 Selain di Surabaya, Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013 juga dilaksanakan di Jakarta pada 30 September – 2 Oktober 2013 untuk wilayah barat dan Semarang pada 3 – 4 Oktober  (wilayah tengah). Juara wilayah akan tampil di Kudus pada 17-19 Oktober. (*)


Bakti Olahraga Djarum Foundation Turnamen Bulutangkis Antar Media 2013. Dua kemenangan dipetik Nurwahid dkk dalam pertandingan yang dilaksanakan di GOR Sudirman, Surabaya, kemarin (3/10).

Simon Ternyata Masih Ada

Simon (kanan) dan Hayom (foto: twitter)
17 JUNI 2012. Tanggal tersebut tak akan pernah dilupakan Simon Santoso.
 Saa itu, dia mampu menjadi juara tunggal putra Indonesia Super Series Premier. Dalam final yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, Simon, yang diunggulkan di posisi ketujuh, menundukkan unggulan kedelapan asal Tiongkok Du Pengyu dengan rubber game 21-18, 13-21, 21-11.
 Namun, setelah itu, penampilan lelaki yang kini berusia 28 tahun tersebut seolah antiklimaks. Dia lebih sering tumbang pada babak-babak awal.
 Puncaknya, dia pun mengalami cedera dan absen panjang. Selama 2013, tercatat Simon hanya tampil dalam lima turnamen.
 Hasilnya, dia gagal menjadi juara. Bahkan, saat tenaganya dibutuhkan, lelaki yang dikabarkan pernah dekat dengan Maria Kristin, peraih perunggu tunggal putri Olimpiade Beijing 2008, tak bisa membela Indonesia dalam Piala Sudirman 2013.
 Awalnya, dia sempat menyanggupi. Namun, di tengah jalan, Simon membatalkannya dengan alasan kondisinya belum 100 persen dan bakal fit saat Indonesia Super Series Premier 2013.
  Tapi, sehari menjelang turnamen berhadiah USD 700 ribu tersebut, Simon mengakui sakit leher karena salah tidut. Ini membuat PP PBSI sempat mengeluarkan peringatan bahwa Simon bisa out dari pelatnas Cipayung.
Untuk sementara, dia tak dikirim ke berbagai turnamen. Imbanya, peringkatnya pun turus drastis.
 Dari posisi ketiga di 2012, kini dari peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September, Simon terdampar di posisi ke-83.
 Dengan peringkat tersebut, Simon pun hanya diunggulkan di posisi kesebelas dalam Indonesia Grand Prix Gold. 2013. Dia masih kalah oleh Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka.
 Untung, kondisi tersebut tak membuat Simon ciut nyali, Sebaliknya, dia membuktikan bahwa dia belum habis.
 Satu demi satu lawan pun dikalahkan. Tommy, unggulan teratas, dikalahkannya dengan rubber game 21-14,13-21, 21-17 di babak semifinal di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu (28/9). Kemudian, sehari kemudian (29/9) di final, Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, dibuatnya tak berdaya dalam laga dua game 21-17, 21-11.
 Ini membuat Simon mengakhisi dahaga gelar selama setahun lebih. Gelar tersebut juga menegaskan bahwa Simon masih ada. (*)

CAPAIAN SIMON SANTOSO SELAMA 2013
Australia Grand Prix Gold : Babak III
Selandia Baru Grand Prix: Perempat Final
India Super Series: Babak I
Malaysia Grand Prix Gold: Babak I
Kejuaraan Dunia: Babak I
Indonesia Grand Prix Gold: Juara

Kuburan bagi sang Juara Dunia

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto: twitter)
INDONESIA Grand Prix Gold 2013 jadi kuburan juara dunia. Setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, kali ini giliran Tontowi Ahmad/Liliyama Natsir yang gagal meraih gelar dalam event berhadiah total USD 120 ribu tersebut. 
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Minggu (29/9), mereka secara mengejutkan kalah oleh pasangan Indonesia lainnya, Praveen Jordan/Vita Marissa, dengan rubber game 20-22, 21-9, 14-21. Pertandingan kedua pasangan ini memakan waktu 49 menit.
Sebelumnya, juara dunia tunggal putra, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga sudah tersingkir di perempat final. Keduanya menyerah di babak perempat final oleh Ronald Alexander/Selvanus Geh.
 Di Indonesia Grand Prix Gold 2013, Tontowi/Liliyana menduduki unggulan teratas sementara Praveen/Vita di posisi keenam. Kemenangan Praveen/Vita ini juga membalas kekalahan dalam babak semifinal Singapura Super Series 2013. Saat itu, mereka kalah 11-21, 21-16,18-21.
 Ya, sejak menjadi juara dunia di Guangzhou, Tiongkok, pada Agustus lalu, Tontowi/Liliyana tak pernah berlaga. Ini membuat peringkatnya pun turun satu setrip di peringkat ketiga.
Sedangkan Praveen/Vita merupakan pasangan yang baru dibentuk tahun ini. Namun, penampilan keduanya termasuk stabil. Bahkan, keduanya pernah menembus semifinal Malaysia Super Series 2013.
 Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September, Praveen/Vita sudah ada di posisi ke-13. Ini berarti tinggal waktu bagi mereka untuk menembus posisi 10 besar. (*)

HASIL FINAL INDONESIA GRAND PRIX GOLD 2013
TUNGGAL PUTRA: Simon Santoso (Indonesia x11) v Dionysius Hayom Rumbaka (Indonesia x3) 21-17, 21-11
TUNGAL PUTRI: Suo Di (Tiongkok) v Yao Xue (Tiongkok) 21-12, 22-20
GANDA PUTRA: Angga Pratama/Rian Agung Saputro (Indonesia x2) v Ronald Alexander/Selvanus Geh (Indonesia) 17-21, 21-15, 21-16
GANDA PUTRI: Luo Ying/Luo Yu (Tiongkok) v Huang Dongping/Jia Yi Fan (Tiongkok) 19-21, 21-15, 21-18
GANDA CAMPURAN: Praveen Jordan/Vita Marissa (Indonesia x6) v Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia x1) 22-20, 9-21, 21-14

Malu Kalau hanya Satu Pukul-Dua Pukul

SONY Dwi Kuncoro gagal mempertahankan gelar Indonesia Grand Prix Gold. Dia gagal melewati hadangan rekannya sendiri di pelatnas Cipayung, Dionysius Hayom Rumbaka, dalam pertandingan semifinal yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu (28/9).
 Hanya, Sony menyerah kepada Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, bukan karena kalah tangguh di lapangan. Arek Suroboyo tersebut gagal bertanding.
 ‘’Saya cedera engkel. Saat perempat final, gerakannya gak pas jadi sekarang sakit,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Ya, pada babak perempat final, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut dipaksa kerja keras selama tiga game oleh pebulu tangkis Thailand Suppanyu Avihingsanon. Memang, dia akhirnya menang 15-21, 21-11, 21-13.
 ‘’Saya nggak tahu bisa sembuh cepat atau enggak,’’ ucap Sony.
 Sementara, ayah Sony, Sumadji, menambahkan bahwa anaknya memang mengalami cedera di engkel kaki. Bahkan, kaki lelaki yang telah memberinya dua cucu tersebut bengkak besar.
 ‘’Sony memang memaksakan menang melawan pebulu tangkis Thailand. Dia ingin Indonesia bisa menguasai semifinal,’’ ungkap dia.
 Sebelum turun menghadapi Hayom, lanjut Sumadji, Sony sudah menjalani terapi. Itu dilakukan bukan hanya sekali.
 ‘’Tapi, Sony akhirnya bilang tak mau memaksakan. Kalau hanya satu pukul, dua pukul terus mundur kan malu juga,’’ lanjut dia.
 Padahal, kalau dalam kondisi fit, dia optimistis anaknya mampu menang atas Hayom dan mampu mengalahkan Simon Santoso dalam pertandingan final.
 Hanya, dia mengakui cedera yang dialami Sony bukan lagi di punggung. Cedera punggung pula yang membuat anaknya sempat melorot jauh peringkatnya hingga terlempar dari 100 besar. (*)



Simon Ingin Berikan Bukti

Simon Santoso
SIMON Santoso berteriak lantang. Itu setelah dia memastikan menembus babak semifinal Indonesia Grand Prix Gold 2013 dengan mengalahkan Tommy Sugiarto dengan rubber game 21-14, 13-21, 21-17 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Sabtu waktu setempat (28/9).
 Tommy memang masih juniornya di pelatnas Cipayung. Namun, dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013, putra Icuk Sugiarto, salah satu juara dunia yang dimiliki Indonesia, menempati unggulan teratas.
 Itu disebabkan Tommy duduk di posisi keenam, sebelum melorot satu setrip dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 26 September. Melonjaknya peringkat Tommy dalam beberapa waktu terakhir ini salah satu tak lepas dari gelar juara di Singapura Super Series 2013.
 Beda dengan Simon. Setelah juara Indonesia Super Series Premier dan melonjak ke peringkat ketiga, Simon langsung absen dalam berbagai turnamen selama 2012. Bahkan, pada 2013 ini, dia hanya empat kali tampil yakni dalam Australia Grand Prix Gold, Selandia Baru Grand Prix , India Super Series dan Kejuaraan Dunia.  ‘
 Hasilnya pun tak ada yang memuaskan. Simon sering tumbang sebelum babak semifinal. Bahkan, di India Super Series dan Kejuaraan Dunia, pebulu tangkis asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut sudah tumbang pada babak pertama.
 Jebloknya penampilan Simon ini membuat PP PBSI (Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia) mengancam dia bakal didepak dari pelatnas. Selain itu, lelaki yang dikabarkan pernah dekat dengan Maria Kristin, peraih perunggu tunggal putri Olimpiade Beijing 2008, tersebut tak pernah dikirim dalam beberapa turnamen. Imbanya, peringkatnya pun anjlok hingga kini terdampar di posisi ke-87. 
 Dalam final yang dilaksanakan Minggu (29/9), Simon akan menjajal juniornya, Dionysius Hayom Rumbaka. Dalam dua pertemuan, dia selalu memetik kemenangan. Jadi, peluang Simon mengakhiri paceklik gelar terbuka lebar. (*)



Ulangi Pertemuan Final Polandia

MELAJU: Christopher (depan)

CHRISTOPHER Rusdianto/Trikusuma Wardhana sudah menjejaki perempat final Ceko Challenge 2013. Itu setelah pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut mampu menang dua kali dalam pertandingan yang dilaksanakan di Brno pada Jumat waktu setempat (27/9) atau Sabtu WIB (28/9).
 Dalam penampilan perdananya, Christopher/Trikusuma mengalahkan Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheisser asal Prancis dengan susah payah 21-18, 14-21, 21-14. Kemudian, tiket perempat final ditangan setelah menumbangkan unggulan keempat asal Inggris Peter Briggs/Harley Towler dua game langsung 21-17, 21-19.
 Nah, untuk bisa menembus semifinal, mereka harus bisa menundukkan Chen Chung Jen/Wang Chi-Lin dari Taiwan yang di babak sebelumnya memupus asal wakil Indonesia lainnya, Siswanto/Julian Arbitama, 21-6, 21-9.
 Pasangan Taiwan ini bisa jadi menghadirkan mimpi buruk bagi Christopher/Trikusuma lagi. Pekan lalu di Polandia International Series, mereka kalah di final dengan rubber game 24-22, 14-21, 14-21.
  Di Ceko Challenge, Christopher/Trikusuma hadir karena menepati janji untuk bisa datang. Meski, seharusnya kesempatan mendulang poin yang lebih besar terbentang di Indonesia Grand Prix Gold yang pada saat bersamaan dilaksanakan di Jogjakarta.
 Dengan peringkat 60 besar dunia, mereka tak perlu susah payah melalui babak kualifikasi. (*)

Sudah Juara meski Kehilangan Hendra/Ahsan

Ronald/Selvanus
HENDRA Setiawan/Mohammad Ahsan tersungkur. Bukan oleh Mathias Boe/Carsten Mogensen dari Denmark atau pun juga Cai Yun/Fu Haifeng dari Tiongkok.
 Juara dunia 2013 tersebut kalah oleh rekannya sendiri di pelatnas Ronald Alexander/Selvanus Geh dengan rubber game 21-8, 19-21, 18-21 pada babak perempat final Indonesia Grand Prix Gold 2013 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada Jumat WIB (27/8). Hasil ini menjadi kejutan terbesar selama turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Itu disebabkan peringkat keduanya jauh berbeda. Hendra/Ahsan di posisi kedua sementara lawannya 48 setrip di bawah.
 Dalam capaian prestasi, Ronald/Selvanus juga bukan apa-apa dibandingkan Hendra/Ahsan.   Mereka langganan tumbang di babak-babak awal turnamen yang diikuti.
 Beda dengan Hendra/Ahsan. Lima gelar bergengsi sudah dikoleksi tahun ini, yakni Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, Singapura Super Series, dan Jepang Super Series. Ini ditambah satu koleksi juara dunia.
 Bisa jadi, faktor kelelahan membuat Hendra/Ahsan tak bisa optimal. Mereka langsung berlaga di Jogja setelah sukses merebut gelar di Jepang.
 Untung, meski kehilangan Hendra/Ahsan, Indonesia sudah memastikan gelar ganda putra di tangan. Itu setelah babak semifinal dikuasai pasangan merah putih.
 Ronald/Selvanus akan menantang unggulan kelima Markis Kido/Markus Wijano, yang di babak ketiga mematahkan perlawanan pasangan Tiongkok Li Junhui/Liu Yuchen 21-16, 21-18.
 Semifinal lain mempertemukan Angga Pratama/Rian Agung Saputra, yang diunggulkan di posisi kedua, melawan Berry Anggriawan/Ricky Karanda Suwandi. Angga/Rian tak mengalami kesulitan berarti untuk mengikis ambisi Yohanes Rendy Sugiarto/Muhammad Ullinuha 21-12, 21-18. Sementara, Berry/Ricky mengalahkan rekannya sendiri Wahyu Nayaka/Ade Yusuf 11-21, 21-17, 21-16. (*)


Chong Wei Akan Timba Ilmu dari Tong Sin Fu

ASAL INDONESIA: Tong Sin Fu (kiri) dan Lin Dan

LEE Chong Wei bakal dapat tambahan ilmu. Tentornya bukan main-main, Hsien-hu atau yang akrab disapa Tong Sin Fu..
 Lelaki ini merupakan pelatih paling sukses di Tiongkok dan juga di Indonesia. Di tangannya, Lin Dan mampu dipolesnya sehingga menjadi tunggal putra terbaik di dunia hingga saat ini. Dengan capaian puncaknya menjadi juara Olimpiade Beijing 2008. Di Indonesia, lelaki asal Lampung tersebut sukses mencetak para pendekar bulu tangkis seperti Alan Budikusuma, Ardy B. Wiranata, dan Joko Supriyanto.
 Chong Wei bisa bergabung dengan Sin Fu karena keduaya berada satu tim di Guangdong Century City Badminton Club dalam Liga Bulu Tangkis Tiongkok 2013.  Chong Wei menjadi satu-satunya pebulu tangkis asing yang bergabung di tim tersebut.
 ‘’Saya pernah bertemu dan berbicara dengan Hsien-hu sudah lama sekali. Tapi, ini untuk kali pertama saya bisa bekerja sama dengan dia,’’ kata Chong Wei kepada media Malaysia.
 Dia pun mengetahui bahwa Sin Fu merupakan pelatih Lin Dan sebelumnya. Chong Wei pun mengakui bahwa lelaki yang fasih berbahasa Indonesia tersebut termasuk pelatih papan atas di dunia.
 ‘’Saya berharap bisa banyak belajar dari dia,’’ ungkap Chong Wei.
 Ayah dari Kingstone tersebut menambahkan, di Liga Bulu Tangkis Tiongkok, dia satu tim dengan pasangan senior sekaligus peraih emas Olimpiade London 2012 sekaligus empat kali juara dunia Cai Yun/Fu Haifeng.
‘’Ada juga Liu Xin yang menjadi juara Tiongkok Masters 2013 dan juga pebulu tangkis ganda putri Tang Jinhua,’’ lanjut Chong Wei.
 Dia mengakui selain bayaran yang menjanjikan, keuntungan lain yang diperoleh bermain di liga adalah bisa menjaga kondisi guna persiapan menghadapi turnamen. Apalagi, dia menyandang status pebulu tangkis peringkat 1 yang dituntut harus selalu berada di puncak permainan.
 ‘’Saya sudah bermain di beberapa liga seperti di Indonesia dan India.Saya harus bisa mengatur kondisi,’’ ungkap Chong Wei.
 Penampilannya dalam Liga Bulu Tangkis Tiongkok tahun ini membuatnya sudah kali keempat.  Chong Wei menyadari bukan hal yang mudah untuk mencapainya.
 ‘’Kualitas pertandingannya begitu tinggi. Saya juga bisa memantau perkembangan pebulu tangkis junior Tiongkok,’’ tandas dia. (*)

Pia Zebadiah Cedera Pinggang

Markis Kido/Pia Zebadiah (foto:PBSI)

PIA Zebadiah harus melupakan ambisi menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Bukan karena kalah dua game atau tiga game dari lawan.
 Tapi, dia menyerah karena cedera yang membekap. Imbasnya, Pia tersingkir di dua nomor yang diikuti, ganda putri dan ganda campuran.
 Di ganda putri, Pia  yang berpasangan dengan Rizki Amelia Pradipta, tumbang pada penampilan perdana. Mereka kalah 11-20 oleh pasangan Malaysia Lee Meng Yean/Lim Yin Loo. Di nomor ganda putri, Pia/Rizki menduduki unggulan teratas.
 Begitu juga di nomor ganda campuran. Berpasangan dengan kakak kandungnya, Markis Kido, Keduanya sempat melewati hadangan pasangan junior pelatnas Kevin Sanjaya/Masita Mahmudin 21-17,21-13. Namun,pada babak kedua, Kido/Pia memilih kalah WO oleh pasangan pelatnas Lukhi Apri Nugroho/Annisa Saufika.
 ‘’Pia memilih mundur. Dia mengalami cedera pinggang,’’ kata Kido kepada smashyes.
 Hanya, dia belum mengetahui cedera yang menimpa adiknya tersebut parah atau tidak. Kido menganggap Pia pasti sudah mempunyai pertimbangan matang untuk memutuskan mundur dari turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut. (*)

Pergi ke Ceko demi Sebuah Janji

EROPA: Trikusuma (depan)

TAMPIL di sebuah turnamen bukan hanya melulu mengejar poin. Sebuah janji pun bisa membuat pebulu tangkis melupakan perburuan peringkat yang sudah di depan mata.
 Bahkan, mereka pun rela keluar uang jauh lebih besar. Ini dialami pasangan Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.
 ‘’Kami sudah janji mau tampil di Ceko Challenge 2013. Jadi, kami pun rela tak berlaga di Indonesia Grand Prix Gold,’’ kata Christopher melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Janji itu kepada seseorang asal Ceko yang telah banyak membantu Christopher/Trikusuma saat berada di Eropa enam bulan lalu. Apalagi, lelaki tersebut juga menjadi bos dari Vicky Indra Okvana yang merupakan senior Christopher/Trikusuma di klub Suryanaga, Surabaya.
 Padahal, kalau melihat peringkat, Christopher/Trikusuma bisa langsung lolos ke babak utama Indonesia Grand Prix Gold 2013. Bahkan, kalau melihat peta kekuatan, keduanya bisa menembus minimal babak ketiga turnamen yang tengah berlangsung di GOR Amongrogo, Jogjakarta, tersebut.
 ‘’Namun, kami sudah jauh-jauh hari sudah mau ke Ceko. Sekalian, kami ka nada tur Eropa ke beberapa turnamen,’’ tambah Christopher.
 Dalam turnamen Ceko Challenge 2013 yang dilaksanakan di City Sport Hall Voldova pada 26-29 September tersebut, Christopher/Trikusuma akan menghadapi pasangan Prancis Bastian Kersaudy/Gaetan Mittelheiser.  Dari peringkat terakhir BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Christopher/Trikusuma jauh unggul. Keduanya ada di tangga ke-57. Sementara sang lawan di 442.
 Selain Christopher/Trikusuma, di nomor ganda, Indonesia juga diwakili Albert Saputra/Viky Indra. Di tunggal putra, mantan penghuni pelatnas Siswanto juga ikut ambil bagian. (*)