WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Denmark Unggulan Teratas Putra-Putri

PILAR: Pasangan Denmark Mathies Boe/Carsten Mogensen

DENMARK masih menjadi kekuatan nomor satu di Eropa. Buktinya, negara dengan ibu kota Kopenhagen tersebut menjadi unggulan teratas dalam Kejuaraan Bulu Tangkis Beregu Putra dan Putri Eropa yang akan dilaksanakan di Basel, Swiss, 2014.
 Dalam rilis yang diberikan Asosiasi Bulu Tangkis Eropa kepada smashyes.blogspot.com, di kelompok putra, Jerman dan Inggris menyusul di posisi kedua dan ketiga. Mereka diikuti oleh Rusia, Belanda, dan Prancis.
 Dalam undian yang dilaksanakan di Kopenhagen tersebut, 26 negara telah memastikan ikut ambil bagian untuk unjuk kekuatan di St. Jakobshalle.
 Pada kelompok putri, Jerman juga membuntuti Denmark. Setelah itu, ada Bulgaria, Rusia, dan Inggris yang menempati urutan berikut dalam daftar unggulan. Di kelompok hawa ini, 21 negara memastikan ikut ambil bagian.
 Penentuan unggulan ini didasarkan dari peringkat di BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Dari tiap grup nanti hanya juara dan dua runner-up grup penyisihan terbaik yang melaju ke babak perempat final. Pertandingannya memakai format tiga partai tunggal dan dua partai ganda.
 Undian pembagian grup akan dilaksanakan pada 11 Desember pukul 14.000. Agendanya, pembagian grup di kelompok putri baru dilanjutkan kelompok putra.
 Dua tahun lalu di Amsterdam,Belanda, dalam laga  final, Denmark mengalahkan Jerman di kelompok putra. Di putri, Jerman mempermalukan Denmark.


DAFTAR UNGGULAN
Putra
1. Denmark
2. Jerman
3. Inggris
4. Rusia
5. Belanda
6. Prancis

Putri
1. Denmark
2. Jerman
3. Bulgaria
4. Rusia
5. Inggris


AGENDA KEJUARAAN

11-13 Februari: Penyisihan grup
14 Februari:Perempat final
15 Februari: Semifinal
16 Februari: Final

Zhang Biewen Bersinar Lagi di Negeri Baru

MONCER: Zhang Beiwen (foto: redsingapore)

DUA pekan ini, nama Zhang Beiwen layak dapat perhatian. Pebulu tangkis berusia 23 tahun tersebut mampu lolos ke final dalam turnamen beruntun, Wales Challenge 2013 dan Irlandia Challenge 2013.
 Di Wales, Beiwen mampu mengalahkan pebulu tangkis Spanyol Beatriz Corrales dengan dua game langsung 21-12, 21-15 di Cardiff (30/11). Corrales, yang juga asal Spanyol, pula yang akan dihadapinya dalam Irlandia Challenge 2013 di Dublin pada Sabtu waktu setempat (7/12).
 Itu setelah Beiwen mengalahkan unggulan keempat sekaligus harapan tuan rumah Chloe Magee 21-12, 21-4 pada babak semifinal yang dilaksanakan pada Jumat waktu setempat (6/12) atau Sabtu dini hari WIB. Dua hari sebelumnya, pebulu tangkis Amerika Serikat (AS) menjungkalkan unggulan teratas yang juga dari Negeri Matador, julukan Spanyol, Carolina Marin,21-12, 21-7.
 Jika Beiwen juara di Irlandia, itu bakal menjadi gelar keempatnya selama 2013. Tiga posisi terhormat sudah diraihnya dalam Wales Challenge, Amerika Serikat Challenge 2013, dan Swiss Challenge 2013.
 Ini membuat peringkatnya pun melonjak. Sempat terdampar di 160 dunia di Oktober, lambat laun rankingnya naik. Bahkan, dalam peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), pada 5 Desember 2013, Beiwen sudah di tangga ke-51.
 Namun, 51 bukan posisi terbaik baginya. Sebenarnya dia sempat menduduki peringkat tertinggi dalam karirnya yakni pada 21.
 Hanya, itu dilakukannya sebelum hijrah ke Negeri Paman Sam, julukan AS. Ya, pada 2013 ini menjadi tahun pertamanya membela AS.
 Sebelumnya, Biewen tercatat membela Singapura. Sejak usia 13 tahun, dia sudah membela Negeri Singa tersebut.
 Pada Kejuaraan Dunia 2007, dia membawa Singapura menembus semifinal nomor beregu. Dia seangkatan dengan Maria Febe Kusumastuti. Dia mampu melaju hingga babak ketiga nomor perorangan.
 Namun, pada 2012, tampaknya dia tak betah dengan metode latihan di Singapura dan memilih AS sebagai negara sandaran karirnya di olahraga tepok bulu. (*)


GELAR ZHANG BEIWEN PADA 2013
Swiss Challenge: v Tanvi Lad (India) 21-12, 21-12 (20/10)
AS Challenge: v Iris Wang (AS) 21-10, 21-12 (10/11)
Wales Challenge: v Beatriz Corrales (Spanyol) 21-12, 21-15 (30/11)

Amankan Satu Tiket Final Tunggal Putri

KEJAR GELAR: Hera Desi 

SATU tiket final tunggal putri Vietnam Grand Prix 2013 menjadi milik pebulu tangkis Indonesia. Itu setelah wakil merah putih, Maria Febe Kusumastuti dan Hera Desi, bertemu di babak semifinal pada Sabtu (7/12).
 Dalam babak perempat final yang dilaksanakan di Phan Dinh Pung Stadium, Ho Chi Minh City, pada Jumat (6/12), Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, menundukkan Chochuwong Pornpawee asal Thailand dengan dua game langsung 21-16, 21-15. Sedangjan Hera menang juga menang straight game 21-19, 21-6 atas Hsu Ya Ching.
 Di ajang resmi internasional, Febe belum pernah bertemu dengan Hera. Kalau melihat peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Hera di atas angin. Dia ada di posisi ke-40 dan Febe delapan peringkat di bawahnya.
 Sepanjang karir internasional, Hera hanya sekali menjadi juara yakni di Indonesia Challenge 2012. Dalam final, dia menundukkan wakil Korea Selatan Bae Seung Hee 21-16, 21-18. Ini masih lebih bagus dibandingkan Febe yang nihil gelar.
   Di nomor tunggal putra, Indonesia juga menyisakan dua wakil yakni Alamsyah Yunus dan Simon Santoso. Di perempat final,Alamsyah menundukkan Wei Nan asal Hongkong 21-15, 21-16. Sedang Simon menghentikan langkah pebulu tangkis Tiongkok Song Xue 21-23, 22-20, 21-8.
 Alamsyah, yang diunggulkan di posisi teratas, akan dijajal Son Wan Ho (Korea Selatan) yang menundukkan Muhammad Hafiz Hashim asal Malaysia 21-16, 21-14. Dan Simon menantang unggulan kedua Tan Chun Seang asal Malaysia yang di babak perempat final memupus asa rekan senegaranya sendiri Chong Yee Han 21-18, 21-13. (*)

Ranking Tertinggi Devi Tika

17 TANGGA: Devi Tika/Keshya (foto: djarum)

LOMPATAN berarti dilakukan Devi Tika Permatasari. Meski gagal di dua turnamen yang diikuti, Skotlandia Grand Prix  2013 dan Wales Challenge 2013, tapi peringkatnya naik signifikan.
 Dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir per 5 Desember 2013, bersama pasangannya, Keshya Nurvita Hanadia, mereka sudah ada di posisi 51 dunia. Ini berarti pasangan mandiri ini melompat 17 tangga dari pekan lalu.
 Ya, dari Wales Challenge, Devi/Keshya mampu menembus babak final. Sayang, langkahnya di final dihentikkan oleh pasangan Australia Tang He Tian/Renuga Veeran. Pekan sebelumnya, di Skotlandia Grand Prix, keduanya mampu menembus babak semifinal.
 Selama 2013 ini, Devi/Keshya sudah mengoleksi 20.530 poin. Dari delapan turnamen yang diikuti, poin dari Skotlandia merupakan capaian terbanyaknya.
 Barada di ranking 51 menjadi capaian terbaik Devi. Di ganda campuran, berpasangan dengan Ardiansyah, keduanya ada di peringkat 155 dunia.
 Devi merupakan pebulu tangkis yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung. Karena mandek, akhirnya dia tak lagi beerada di sana dan memilih jalur mandiri. (*)

DEVI TIKA BERSAMA
Ganda Putri
1.Keshya Nurvita Hanadania 51
2. Nadya Melati 206

Ganda Campuran
1.Ardiansyah     155
2. Raj Popat 609
3.Rendra Wijaya 236
4.Danny Bawa 970

Rasa Indonesia pun Sudah Habis

WAKIL EROPA: Yuhan Tan saat tampil di Olimpiade 2012

TAK ada wakil Indonesia di Irlandia Challenge 2013. Tapi, ada rasa merah putih dalam turnamen yang dilaksanakan di Baldoyle, Dublin,4-7 Desember tersebut.
 Ada nama Yuhan Tan di nomor tunggal putra. Kok bisa? Padahal, dia kan membela negara Belgia.
 Ya, Yuhan punya darah Indonesia dari ayah nya, Henk Tan, yang berasal dari Bandung. Dari ayahnya pula, lelaki dengan tinggi 182 centimeter tersebut kenal dan akhirnya menggeluti bulu tangkis.
 Di  lingkup Eropa, Yuhan termasuk pebulu tangkis yang disegani. Dia pernah menjadi wakil Eropa di Olimpiade London 2012. Yuhan tampil bersama saudara perempuannya, Lianne.
 Sayang, langkahnya hanya sampai babak penyisihan. Dia menelan dua kali kekalahan yakni oleh Kashyap Parupalli dari India dengan 14-21, 12-21 dan Nguyen Tien Minh (Vietnam) 21-17, 14-21, 10-21.
Namun, pada 2013 ini, prestasi Yuhan meredup. Dia gagal bersinar dalam setiap turnamen yang diikuti.
 Terakhir, Yuhan kalah di babak babak kedua Irlandia Challenge 2013. Dia kalah 21-23, 11-21 oleh Niluka Karunaratne dari Sri Lanka dalam pertandingan yang dilaksanakan di Baldoyle Badminton Centre , Dublin, pada Kamis waktu setempat (5/12) atau Jumat dini hari WIB (6/12). (*)

Alamsyah Yunus Tuntaskan Dendam

PAHIT: Alamsyah (kiri) dan Jonathan

KEKALAHAN Alamsyah Yunus di Indonesia Challenge 2013 sempat membuat orang tak percaya. Ada yang menduga, dia sengaja mengalah kepada pebulu tangkis junior, Jonathan Christie.
 Saat itu (7/7), di GOR Sudirman, Surabaya, Alamsyah menyerah dua game langsung 17-21, 10-21. Padahal, dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 20 ribu tersebut, dia menempati unggulan teratas sementara Jonathan yang berasal dari Pelatnas Cipayung tersebut bukan unggulan.
 Kesempatan Alamsyah menepis kabar kurang sedap sekaligus membalas kekalahan dari Jonathan pun terbuka. Itu terjadi ketika keduanya bertemu di babak ketiga Vietnam Grand Prix 2013.
 Hasilnya, Alamsyah pun menang dengan rubber game 19-21, 24-22, 21-15. Hasil manis ini pun mengantarkan mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut melaju ke babak perempat final.
 Untuk bisa lolos ke semifinal, Alamsyah, yang kini menginjak 29 tahun, akan dijajal Wei Nan. Unggulan ketujuh asal Hongkong tersebut menghentikan perlawanan Kim Min-ki (Korea Selatan) 21-17, 21-16.
 Keberhasilan Alamsyah ke perempat final juga diikuti Simon Santoso. Dia menyingkirkan unggulan ketiga Chan Yan Kit asal Hongkong dengan dua game langsung 21-9, 21-11. Simon bakal berhadapan dengan Song Xue (Tiongkok) yang menang 21-8, 21-7 atas wakil tuan rumah Tam Chun Hei. Ini akan menjadi pertemuan perdana Simon dan Song. (*)

Beatriz Corrales Kejar Gelar Keenam

Beatriz Corrales saat juara Belanda Challenge 2013

PIL pahit baru saja ditelan Beatriz Corrales. Diunggulkan di posisi teratas nomorr tunggal putri, secara mengejutkan, dia kalah oleh Zhang Beiwen dari Amerika Serikat (AS) dengan straight game 12-21, 15-21 di Cardiff pada 30 November lalu dalam Wales Challenge 2013 (30/11).
 Sepekan sebelumnya, di Skotlandia Grand Prix, perempuan asal Spanyol tersebut tersingkir di semifinal. Dia harus mengakui ketangguhan unggulan kedua yang juga andalan tuan rumah Kirsty Gilmour dengan rubber game 21-10, 17-21, 21-16. Juara tunggal putri Skotlandia Grand Prix 2013 jatuh ke tangan compatriot Beatriz, Carolina Marin, yang menang 21-14,11-21, 21-14 atas Kirsty.
 Kini, Beatriz pun punya peluang mengobati kegagalan di dua turnamen sebelumnya. Pebulu tangkis yang kini duduk di ranking 39 dunia tersebut bakal unjuk kemampuan dalam Irlandia Challenge 2013.
Tapi, juga bukan pekerjaan mudah bagi gadis berusia 21 tahun tersebut untuk naik ke podium terhormat. Dua lawan terberatnya, Marin dan Kirsty, juga ikut ambil bagian.
 Melawan Marin, dia hanya menang sekali dalam empat kali pertemuan. Hanya,kemenangan perdana tersebut dipetik dalam pertemuan terakhir keduanya dalam Spanyol Challenge 2013. Saat itu, Beatriz menang dua game langsung 21-18, 21-19. (*)

KOLEKSI GELAR BEATRI Z CORRALES
1.Rumania Internasional 2013: v Kim Na Young (Korsel) 15-21, 21-6, 21-15 (17/3)

2.Prancis Challenge 2013: v Olga Konon (Jerman) 21-18, 21-15 (31/3)

3. Belanda Challenge 2013: v Karin Schnaase (Jerman) 21-16, 21-18 (21/4)

4. Spanyol Challenge 2013: v Carolina Marin (Spanyol) 21-19, 21-18 (26/5)

5. Bulgaria Challenge 2013:  v Petya Nedelcheva (Bulgaria) 21-19, 21-14

Unggulan Pertama Tersingkir Lebih Dulu


Febby Angguni 
FEBBY Angguni datang ke Vietnam Grand Prix dengan beban tinggi. Dia diunggulkan di posisi teratas dalam event yang menyediakan hadiah total  USD 50 ribu tersebut.
 Peringkat 36 dunianya membuat Febby tertinggi di antara semua peserta tunggal putri. Sayang, bukannya mampu menembus final dan berdiri di podium terhormat di akhir pertandingan, dia malah angkat koper lebih dulu.
 Secara mengejutkan, Febby kalah oleh pebulu tangkis nonunggulan asal Taiwan Pai Yu Po dengan rubber game 19-21, 21-19, 6-21 dalam pertandingan babak pertama yang dilaksanakan di Ho Chi Minh City pada Rabu waktu setempat (4/12). Kalau peringkat, seharusnya Febby menang.
 Dia ada di posisi 36 dunia sedangkan lawannya masih di peringkat 126 atau 90 setrip di bawahnya.
 Kekalan juga ditelan wakil Indonesia lainnya Maziyyah Nadhir. Juara Kejurnas Perorangan 2013 ini kalah dua game langsung 21-8, 21-17 oleh wakil Tiongkok Bing Jiao He.
 Penampilan di Negeri Paman Ho, julukan Vietnam, ini menjadi antiklimaks baginya. Akhir pekan lalu, dia tampil gemilang dengan mempermalukan tunggal putrid terbaik Indonesia saat ini Lindaweni Fanetri di Denpasar, Bali, dalam final Kejurnas Perorangan 2013.
 Untung pil pahit ini tak merembet ke Hera Desi dan Maria Febe Kusumastuti. Unggulan kedua dan ketiga tersebut mampu mengatasi lawan-lawannya.
 Hera menang 21-12, 21-12 atas Lim Chiew Sien dari Malaysia dan Febe, sapaan karib Maria Febe Kusumastuti, menghentikan perlawanan wakil tuan rumah Fan Mengyan 21-18, 21-16. (*)  

Hendra/Ahsan Bisa Juara Lagi

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto;PBSI)

KOLEKSI gelar Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan bisa bertambah. Setelah mampet di empat turnamen terakhir jalan itu terbuka pada Super Series Final 2013.
 Itu dikarenan momok Hendra/Ahsan, pasangan Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong tak ikut ambil bagian. Alasannya, poin yang dikumpulkannya belum mencukupi untuk bisa unjuk kebolehan dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-15 Desember 2013.
 Meski mampu menguasai tiga turnamen, Denmark Super Series 2013, Tiongkok Super Series Premier 2013, dan Hongkong Super Series, tapi peringkatnya masih ada di posisi kesebelas. Padahal, dalam Super Series Final 2013, hanya peringkat delapan besar yang boleh ikut ambil bagian.
 Memang, Yong-dae masih turun di ganda putra. Tapi, rekannya di lapangan masih Ko Sung-hyun. Sebenarnya, pasangan ini juga lumayan bagus. Gelar Korea Super Series Premier 2013 mampu disabetnya.
 Namun, setelah itu, Yong-dae/Sung-hyun tak pernah menang jika bertemu Hendra/Ahsan. Menariknya, tiga pertemuan tersebut berlangsung di partai final, yakni Malaysia Super Series 2013, Indonesia Super Series Premier 2013, dan Singapura Super Series 2013.
 Kekalahan itu pula yang membuat Yong-dae/Sung-hyun dipisah. Meski, kali terakhir keduanya berpasangan mampu mempersembahkan gelar di Tiongkok Super Series Premier 2013.  (*)

Awalnya Sudah Yakin Tak Bisa Lolos

Sony D.K

AWALNYA, Sony Dwi Kuncoro tak menduga bisa berlaga di Final Super Series 2013. Itu disebabkan peringkatnya sudah tak berada di 10 besar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) di November.
 Tapi, mampu menembus final Hongkong Super Series 2013 melambungkannya empat setrip ke posisi Sembilan. Nah, jalannya berlaga dalam event yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 11-15 Desember 2013 makin lapang karena yang dijadikan acuan adalah capaian poin selama tahun ini saja.
 Ini pun membuat dua pebulu tangkis Tiongkok yang ada di peringkat kedua dan ketiga dunia, Chen Long dan Du Pengyu, tak lolos karena di luar delapan besar. ‘’Iya, saya memang akan main di Super Series Final 2013,’’ kata Sony melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Dia pun akan berusaha tampil sebaik mungkin. Meski, jagoan tuan rumah di nomor tunggal putra Lee Chong Wei masih menjadi batu sandungan terbesar.
 ‘’Semoga hasilnya bisa maksimal,’’ ucap Sony.
 Selain Sony, Indonesia di nomor tunggal putra akan diwakili oleh Tommy Sugiarto. Capaian menjadi juara Singapura Super Series 2013 membuat poisisi putra legendaa bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto tersebut lebih aman.
 Namun, aturan satu negara maksimal mendapat dua slot memakan korban. Pasangan ganda campuran yang tengah melejit Praveen Jordan/Vita Marissa tak bisa unjuk kemampuan.
 Ini dikarenakan di atasnya sudah ada Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Markis Kido/Pia Zebadiah. (*)
 

Tunggal Putra
1  Lee Chong Wei (Malaysia) – 83920
2  Kenichi Tago (Jepang) – 61780
3  Jan Jorgensen (Denmark) – 56290
4  Tommy Sugiarto (Indonesia) – 54590
5  Boonsak Ponsana (Thailand) – 50410
6  Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) – 49860
7  Wang Zhengming (Tiongkok) – 47530
8  Hu Yun (Hongkong) – 43180


Tunggal Putri
1  Wang Shixian (Tiongkok) – 62190
2  Saina Nehwal (India) – 54080
3  Bae Youn-joo (Korsel) – 53870
4  Porntip Buranaprasertsuk (Thailand) – 53450
5  Li Xuerui (Tiongkok) – 52630
6  Minatsu Mitani (Jepang) – 52340
7  Sung Ji -hyun (Korsel) – 52000
8  Tai Tzu Ying (Taiwan) – 47650


Ganda Putra
1  Muhammad Ahsan / Hendra Setiawan (Indonesia) – 67390
2  Hiroyuki Endo / Kenichi Hayakawa (Jepang) – 64070
3  Liu Xiaolong / Qiu Zihan (Tiongkok) – 62420
4  Ko Sung-hyun / Lee Yong-dae (Korsel) – 55610
5  Hirokatsu Hashimoto / Noriyasu Hirata (Jepang) – 48430
6  Kim Ki-jung / Kim Sa-rang (Korsel) – 45730
7  Mathias Boe / Carsten Mogensen (Denmark) – 43190
8  Koo Kien Keat / Tan Boon Heong (Malaysia) – 43150


Ganda Putri
1  Misaki Matsutomo / Ayaka Takahashi (Jepang) – 73450
2  Wang Xiaoli / Yu Yang (Tiongkok) – 67680
3  Kamilla Rytter Juhl / Christinna Pedersen (Denmark) – 60520
4  Ma Jin / Tang Jinhua (Tiongkok) – 56440
5  Pia Zebadiah Bernadeth / Rizki Amelia Pradipta (Indonesia) – 52080
6  Duang Anong Aroonkesorn / Kunchala Voravichitchaikul (Thailand) – 48250
7  Reika Kakiiwa / Miyuki Maeda (Jepang) – 40390
8  Jung Kyung-eun / Kim Ha-na (Korsel) – 39450

Ganda Campuran:
1  Zhang Nan / Zhao Yunlei (Tiongkok) – 87670
2  Tantowi Ahmad / Lilyana Natsir (Indonesia) – 68540
3  Chris Adcock / Gabrielle White (Inggris) – 55810
4  Joachim Fischer-Nielsen / Christinna Pedersen (Denmark) – 54600
5  Xu Chen / Ma Jin (Tiongkok) – 52450
6  Chan Peng Soon / Goh Liu Ying (Malaysia) – 51580
7  Markis Kido / Pia Zebadiah Bernadeth (Indonesia) – 51250
8  Sudket Prapakamol / Saralee Thoungthongkam (Thailand) – 43830

Alamsyah Yunus Hindari Hat-trick Gagal

Alamsyah Yunus

DUA kali beruntun Alamsyah Yunus menembus perempat final Vietnam Grand Prix. Pada 2011, langkahnya dihentikan pebulu tangkis Ajay Jayaram 21-15,11-21, 15-21 (26/8/2011). Setahun kemudian, Sony Dwi Kuncoro menggagalkannya dalam pertandingan dua game  11-21, 14-21 (24/8).
 Kini, Alamsyah tentu ingin melangkah lebih jauh. Apalagi, dengan peringkat 36, dia menjadi unggulan teratas.
 Tapi, bukan perkara mudah bagi Alamsyah. Pada babak pertama (3/12), dia dijajal Zhao Jun Peng. Secara peringkat, Alamsyah jauh unggul. Zhao hanya duduk di peringkat 504.
 Ini wajar karena usianya masih 17 tahun. Namun, di kelompok junior, Zhao sangat disegani.
 Dia baru saja menembus babak semifinal Kejuaraan Dunia 2013 yang dilaksanakan di Bangkok, Thailand, Di semifinal, Zhao dipaksa menyerah oleh Wang Tzu Wei (Taiwan) 12-21, 16-21.
 Di ajang internasional, Alamsyah sudah mengoleksi satu gelar di 2013 saat dia memenangi Malaysia Grand Prix Gold. Di final, dia menundukkan wakil tuan rumah Goh Soon Huat 10-21, 21-19, 21-19.
 Sebenarnya, dia nyaris menambah koleksi juara. Namun, di ajang Indonesia Challenge, secara mengejutkan Alamsyah tumbang oleh pebulu tangkis muda Pelatnas Cipayung Jonathan Christie 17-21, 10-21.
 Beda ajang internasional beda ajang dalam negeri. Dalam ajang Sirkuit Nasional, Alamsyah adalah raja. Dari sepuluh seri yang dilaksanakan, dia mampu menjadi juara delapan kali.
 Pada Vietnam Grand Prix Gold 2013, Pelatnas Cipayung juga mengirim lapis kedua. Mereka dipimpin oleh pebulu tangkis senior Simon Santoso. Pada babak pertama, dia dijajal Huang Chao dari Singapura. (*)

Dari Bali Langsung ke Negeri Paman Ho

Mazziyah Nadhir (foto: badmintonindonesia)

TAK ada waktu istirahat yang lama bagi Maziyyah Nadhir. Dia langsung terbang ke Ho Chi Minh City untuk mengikuti Vietnam Grand Prix 2013 yang dilaksanakan 2-8 Desember.
 Padahal, dia baru saja tampil dalam Kejuaraan Nasional Perorangan 2013 yang digelar di GOR Lila Dharma, Denpasar, Bali. Hasilnya, Maziyyah mampu juara setelah menundukkan seniornya di Pelatnas Cipayung Lindaweni Fanetri dengan dua game langsung 21-16, 21-17.
Untung, di Vietnam Grand Prix, dia belum ketemu lawan berat di pertandingan perdana. Pebulu tangkis peringkat 106 dunia tersebut berhadapan dengan pebulu tangkis asal babak kualifikasi.
 Tapi, jika menang, Maziyyah akan bertemu langsung dengan unggulan teratas yang juga berasal dari Indonesia Febby Angguni yang di babak pertama di jajal Yu Po Pai dari Taiwan.
 Dalam perjalanan karirnya di ajang internasional, Maziyyah sering tumbang di babak-babak awal. Kali terakhir di ajang internasional, dia langsung tersingkir pada Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Mazziyah menyerah dua game langsung 13-21, 11-21 kepada Yao Xue dari Tiongkok. Capaian lebih jauh diukirnya pada Indonesia Challenge 2013 dengan menembus babak semifinal. Sayang, dia dihentikan oleh juara junior Eropa Stefani Stoeva asal Bulgaria dengan rubber game 19-21, 21-18, 19-21.
 Selain Maziyyah dan Febby di nomor tunggal putri Indonesia di Negeri Paman Ho, julukan Vietnam, juga diwakili Hera Desi, Ana Rovita, Maria Febe,Dinar Dyah, dan Millicent Wiranto. (*)

Pasangan Australia Lebih Tangguh

Keshya/Devi
PASANGAN Keshya Nurvita/Devi Tika gagal menembus final Wales Challenge 2013. Langkah pasangan Indonesia tersebut dihentikan wakil Australia He Tian Tang/Renuga Veeran 21-15, 21-12 pada pertandingan yang dilaksanakan di Cardiff pada Sabtu waktu setempat (30/11) atau Minggu dini hari WIB (1/12).
 Ini sama dengan torehannya pekan lalu di Skotlandia Grand Prix. Keshya/Devi gagal melangkah ke final  setelah kalah oleh Ng Hui Ern/Ng Hui Lin 10-21, 13-19 (ret).
 Meski tak sering, tapi pasangan Keshya/Devi terus berburu poin dalam berbagai turnamen.Mereka merupakan pasangan yang sejak 2011 sudah bermain bersama di lapangan. Sebelumnya, Devi bertandem dengan Nadya Melati. Dengan Keshya, Devi berada di posisi ke-68.
 Ini lebih bagus jika dibandingkan di nomor ganda campuran. Dalam daftar BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Devi tercatat beberapa kali berganti pasangan.
 Dia pernah bersama dengan Fauzi Adnan, Raj Popat, Rendra Wijaya, dan Ardiansyah. Dari namanya, Popat bukan pebulu tangkis Indonesia. Dia tercatat berbendera Wales.
 Hingga pertengahan 2013 ini, mereka masih bermain bersama yakni di Belanda Internasional dan Portugis Internasional. Sayang, dalam dua turnamen di Eropa tersebut, mereka langsung tersingkir di babak pertama. Ini membuat Popat/Devi terpuruk di posisi 601. Sedang bersama Ardiansyah, Devi merasakan manisnya menjadi juara Indonesia Challenge 2013. (*)


JUARA WALES CHALLENGE 2013

Tunggal putra: Fleming Quach (Denmark x8) v Rhys Walker (Inggris) 21-15, 21-11

Tunggal putri: Beatriz Corrales (Spanyol x1) v Natalia Perminova (Rusia x4) 21-12, 21-14

Ganda putra: Robin Middleton/Ross Smith (Australia) v Nichlas Nohr/Nikolaj Overgaard (Denmark x6) 21-14, 21-17

Ganda putri: Tang He Tian/Renuga Veeran (Australia) v Imogen Bankier/Kisrty Gilmour (Skotlandia) 21-17, 21-14

Ganda campuran: Chris Landridge/Heather Olver (Inggris x1) v Ben Stawski/Alendra Langley (Inggris) 21-12, 21-17

Habis Malaysia, Sindhu Juara Makau

PV Sindhu (foto:indiatime)
TAHUN 2013 menjadi tahun yang manis bagi P.V Sindhu. Pebulu tangkis India itu sudah mengoleksi dua gelar.
 Memang, bukan di ajang super series dan super series premier. Sindhu melakukannya di arena Grand Prix Gold. Setelah Malaysia Grand Prix Gold, kini giliran posisi terhormat Makau Grand Prix Gold  yang disabetnya. Dalam final yang dilaksanakan di Macau Forum pada Minggu waktu setempat (1/2), gadis yang masih berusia 18 tahun tersebut menghentikan perlawanan Li Michelle dari Kanada dengan dua game langsung 21-15, 21-12.
  Ini juga menjadi pengobat kecewa atas kegagalan Sindhu dalam berbagai turnamen setelah menembus babak semifinal Kejuaraan Dunia 2013. Pada Jepang Super Series dan Prancis Super Series, dia kalah di babak kedua. Sementara hasil menyakitkan dengan tersingkir langsung dalam penampilan perdana dialaminya pada Denmark Super Series Premier dan Tiongkok Super Series Premier.
 Hasil itu pula yang membuat Sindhu terlempar dari posisi 10 besar yang didudukinya sejak Agustus atau seuasai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou Tiongkok.
 Pada Malaysia Grand Prix Gold 2013, Sindhu menundukkan pebulu tangkis Singapura Gu Juan dalam pertarungan rubber game yang ketat 21-17, 17-21, 21-19 (4/5). Ini menjadi gelar perdananya. (*)

HASIL FINAL MAKAU  GRAND PRIX GOLD 2013
Tunggal putra: Wan Ho-son (Korsel) v Hsueh Hsuan Yi (Taiwan) 21-11, 21-15

Tunggal putri: P.V. Sindhu (India x2) v Li Michelle (Kanada x7) 21-15, 1-12

Ganda putra: Hoon Thien How/Tan Wee Kiong (Malaysia x2) v Lee Sheng Mu/  Chia Hsin (Taiwan x2) 21-16, 21-19

Ganda putri: Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x4) v Xiaohan Yu/Yaqiong Huan (Tiongkok) 21-17, 21-15

Ganda campuran: Kai Lu/Yaqiong Huang (Tiongkok) v Choi Sol-kyu/Chae Yoo-jung (Korsel) 17-21, 21-18, 21-17

Target Dua, Satu pun Tak Dapat

GAGAL: Lindaweni Fanetri (foto: pbsi)

SEBELUM berangkat, Jawa Timur pasang target dua gelar di Kejurnas Peroangan 2013. Tapi, asa tersebut sudah kandas memasuki babak semifinal.
 Dalam babak empat besar tersebut, Jawa Timur hanya menyisakan Lindaweni di nomor tunggal putri. Asa tersebut semakin mendakati kenyataan setelah Lindaweni mampu menembus babak final.
 Apalagi, dalam laga pemungkas, pebulu tangkis asal Suryanaga, Surabaya, tersebut menghadapi Maziyyah Nadhir. Tapi, harapan membawa sekeping gelar pun kandas.
 Dalam final yang dilaksanakan di GOR Lila Bhumi, Denpasar, pada Sabtu waktu setempat (30/11), Lindaweni secara mengejutkan kalah oleh wakil Jawa Barat itu dengan dua game langsung 21-17, 21-16.
 Secara peringkat dan pengalaman, Lindaweni unggul jauh. Di peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 28 November 2013, Lindaweni ada di posisi ke-15 sedangkan lawannya 106.
 Hanya, selama 2013 ini, penampilan Lindaweni sangat jeblok. Dia menjadi langganan tumbang di babak pertama.
 Buktinya, dalam tiga turnamen terakhir, Lindaweni angkat koper di penampilan perdana. Di Denmark Super Series Premier 2013, dia kalah oleh Wang Yihan (Tiongkok) 13-21, 11-21 (16/10). Sepekan kemudian (23/10), Lindaweni menyerah kepada Chan Tsz Ka (Taiwan) 13-21, 21-15, 10-21, dan takluk 14-21, 13-21 oleh Wang Shixian (Tiongkok).
Sedangkan Mazziyah juga tak punya capaian yang istemawa. Kali terakhir, dia berlaga di Indonesia Grand Prix Gold 2013 dan tersingkir di babak pertama oleh Yao Xue (Tiongkok) 13-21, 11-21 (25/9).

HASIL FINAL KEJURNAS PERORANGAN 2013
Tunggal Putra: Simon Santoso (DKI Jakarta x2) v Hermansyah (DKI Jakarta) 21-9, 21-14

Tunggal Putri: Maziyah Nadhir (Jawa Barat) v Lindaweni Fanetri (Jawa Timur x1) 21-17, 21-16

Ganda Putra: Agripina Putra/Hardianto (DKI Jakarta/Jawa Barat x4) v Fran Kurniawan/Bona Septano (Jawa Tengah/DKI Jakarta ) 21-18, 21-15

Ganda Putri: Komala Dewi/Meiliana Jauhari (Jawa Tengah) v Melati Daeva/Rosyita Eka Putrin(Jawa Tengah ) 21-18, 21-12

Ganda Campuran: Alfian Eko Prasetyo/Meiliana Jauhari (DKI Jakarta/Jawa Tengah) v Edi Subakhtiar/Gloria Widjaja (Jawa Tengah x4) 22-20, 19-21, 21-9

Bukan Tempatnya Simon Santoso

JUARA: Simon Santoso

KEMAMPUAN Simon Santoso masih terlalu tangguh bagi Hermansyah. Dia mampu menang hanya dalam waktu 35 menit dengan dua game 21-9, 21-14 dalam pertandingan final tunggal putra Kejurnas Perorangan 2013 di  GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Sabtu waktu setempat (30/11),
 Memang, level Kejurnas Perorangan 2013 bukan tempatnya Simon. Kualitas yang dimilikinya belum bisa ditandingi oleh para pebulu tangkis daerah ataupun pebulu tangkis junior pelatnas.
 Lawan-lawan yang bisa menyusahkan Simon adanya di Pelatnas Cipayung seperti Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka. Bahkan, Tommy, yang kini menjadi tunggal putra terbaik Indonesia saat ini, dan Hayom, sapaan karib Dionysius Hayom Rumbaka, dipermalukannya dalam Indonesia Grand Prix Gold 2013 di GOR Amongrogo, Jogjakarta, pada September lalu.
 Tommy, yang juga jadi unggulan teratas, disikatnya di babak semifinal dengan 21-14, 13-21, 21-17 (28/9) dan Hayom, yang menempati unggulan ketiga, dikalahkannya dengan mudah 21-17, 21-11.
 Hasil di final ini juga melengkapi kesempurnaan Simon. Selama tampil di Pulau Dewata, julukan Bali, dia tak pernah kehilangan satu game pun.
 Hermansyah pun sebenarnya bukan lawan yang memaksa Simon harus lebih banyak memeras keringat. Pebulu tangkis pelatnas Ihsan Maulana Mustofa dua menit lebih lama dibandingkan Hermansyah saat disingkirkannya di semifinal (29/11).
 Dibandingkan Tommy, Sony, dan Hayom, Simon memang mendapat hukuman dari PP PBSI. Dia tak dikirim dalam turnamen-turnamen super series dan super series premier.
 Ini imbas dari sikapnya yang membuat kecewa induk organisasi bulu tangkis Indonesia tersebut dengan tak bermain di Piala Sudirman 2013 dan Indonesia Super Series Premier 2013 dengan alasan cedera. Dengan absen di turnamen-turnamen bsar pun membuat peringkat Simon anjlok.  Dia sempat keluar dari 100 besar meski pernah duduk di peringkat ketiga dunia. (*)

JALAN SIMON JUARA KEJURNAS PERORANGAN 2013
Babak I: bye
Babak II: Andrianus Prasojo Adi (Jawa Barat) 21-19, 21-10    35 menit
Perempat final: Rifan Fauzin  (DKI Jakarta)     21-10, 23-21   35 menit
Semifinal: Ihsan Maulana Mustofa (Jawa Tengah) 21-9, 21-13  35 menit
Final: Hermansyah (DKI Jakarta)            21-9, 21-14       35 menit

Andre Gagal Ulangi Kemenangan

BERTAHAN: Devi Tika/Keshya Nurvita 

ANDRE Kurniawan Tedjono gagal melanjutkan langkah di Wales Challenge 2013. Dia menyerah dua game langsung 24-26, 22-24 kepada pebulu tangkis Spanyol Pablo Abian dalam pertandingan perempat final yang dilaksanakan di Cardiff pada Jumat waktu setempat (29/11) atau Sabtu dini hari WIB (30/11).
 Sebenarnya, kekalahan ini cukup mengejutkan.Alasannya, secara peringkat, Andre berada di possisi 68 atau 20 setrip di atas Pablo. Apalagi, pebulu tangkis Djarum tersebut pernah menang atas lawanya di Brasil Internasional 2006.
 Padahal, jika menang, jalan menjadi juara bagi Andre terbentang lebar. Pada babak semifinal, dia menghadapi Christian Lind Thomsen (Denmark) yang di babak kedua menundukkan Mattias Almer (Austria) 21-11, 19-21, 21-11.
 Kegagalan ini membuat Andre gagal mengulangi capaian pekan lalu di Skotlandia Grand Prix 2013. Dalam turnamen yang dilaksanakan di Glasgow itu, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu menyentuh babak semifinal. Sayang, langkahnya dihentikan unggulan kedua asal Swedia Henri Hurskainen 19-21, 18-21. Hanya, tambahan poin 3.500 karena menembus semifinal tersebut ikut mendongkrak peringkat Andre 10 setrip ke posisi 68.
 Tumbangnya Andre di Wales Challenge membuat Indonesia kini tinggal berharap kepada Keshya Nurvita/Devi Tika di nomor ganda putri. Pada babak kedua, mereka unggul 22-20, 21-13 atas pasangan Inggris Alexandra Langley/Helena Lewczynska.
 Untuk bisa lolos ke final, Keshya/Devi harus bisa menyingkirkan Anastasia Chervaykova/Nina Vislova yang di perempat final mengirim pulang unggulan ketiga asal Denmark Lena Grebak/Maria Helsbol 21-17, 21-18. (*)

Mundur Sebulan sebelum SEA Games

Tee Jing Yi (foto: thestar)

DERETAN pebulu tangkis Malaysia yang meninggalkan tim nasional semakin panjang. Kali ini, giliran tunggal putri negeri jiran kehilangan Tee Jing Yi.
 Itu dilakukan pebulu tangkis peringkat 71 dunia tersebut kurang sebulan sebelum SEA Games 2013. Padahal, tenaga dan kemampuan perempuan berusia 22 tahun tersebut sangat dibutuhkan dalam ajang multievent bangsa-bangsa Asia Tenggara yang dilaksanakan di Myanmar tersebut.
 Ji Yi, yang tahun lalu berlaga di Olimpiade London, sudah mengirimkan surat pengunduran dirinya kepada Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) pada Jumat pekan lalu.
 Dia merasa tak banyak memberikan kontribusi di nomor tunggal. Ji Yi ingin pindah ke nomor ganda tapi tak memperoleh restu. Ini membuat dia akhirnya membuat keputusan meninggalkan tim nasional.
Gadis asal Penang tersebut sudah bergabung dengan Akademi BAM sejak usianya mash 13 tahun. Ji Yi duduk di posisi ketiga dalam Kejuaraan Nasional tahun lalu.
 Dia dua kali memperkuat Malaysia di ajang Piala Uber, 2008 dan 2010. Pada 2011, Ji Yi menyumbangkan perunggu bagi Malaysia di nomor beregu putri dalam SEA Games 2011 di Jakarta.
 BAM harus segera mencari pengganti Ji Yi untuk tampil di SEA Games 2013. Tunggal putri Malaysia lainnya adalah Yang Li Lian yang masih minim pengalaman.
Tanpa  Jing Yi dan pebulu tangkis nomor satu  Sonia Cheah, yang baru saja kembali berlatih setelah empat bulan absen karena putus archilles tendon, Malaysia akan menjadi tim terlemah di SEA Games dibandingkan Thailand, Indonesia, dan Singapura. Kali terakhir, Malaysia memperoleh emas dari nomor tunggal putri melalui Wong Mew Choo dalam SEA Games 2003 di Vietnam.
 Jing Yi menjadi tunggal putri ketiga yang meninggalkan tim nasional. Sebelumnya, ada Lydia Cheah dan  Sannatasah Saniru, yang melakukan langkah serupa pada awal tahun.
Kini, nomor tunggal putri Malaysia yang ditangani Wong Tat Meng menyisakan Lim Yin Fun, Lim Chiew Sien, dan pebulu tangkis yang dipromosikan dari  Bukit Jalil Sports School (BJSS)  Slyvia Kavita Kumares. (*)

Final Sesama DKI Jakarta di Tunggal Putra

ANCAMAN: Hermansyah akan menantang Simon (foto: djarum)


SELANGKAH  lagi Simon Santoso bakal menjadi juara Kejurnas Perorangan 2013. Dalam final, dia akan dijajal ketangguhannya oleh sesama pebulu tangkis DKI Jakarta Hermansyah.
 Pada pertandingan semifinal yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali,pada Jumat (29/11), Simon, yang diunggulkan di posisi kedua, mampu mengatasi perlawanan Ihsan Maulana Mustofa  asal Jawa Tengah dengan 21-9, 21-13. Sementara, Hermansyah , yang diunggulkan di posisi keenam, menang 20-22, 23-21, 21-18 atas unggulan keempat Senatria Agus Setya Putra asal Jawa Barat.
 Secara peringkat dunia, Simon jauh di atas Hermansyah. Dia ada di posisi 81 sementara lawannya  523. Di ajang internasional, Simon dan Hermansyah belum pernah bertemu,
 Dibanding rekan-rekannya sesama pebulu tangkis senior di Pelatnas Cipayung, penampilan Simon di Kejuaraan Nasional Perorangan 2013 seolah menjadi hukuman baginya. Di saat Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, dan Dionysius Hayom Rumbaka maupun Wisnu Yuli berlaga di turnamen super series maupun super series premier, dia dipaksa bermain di level nasional.
 Ini merupakan imbas dari sikap indisipliner yang membuat PP PBSI kecewa karena batal tampil dalam Piala Sudirman 2013 dan mempertahankan juara Indonesia Super Series 2013.
 Praktis, selama 2013, Simon tak pernah mencicipi atmoser turnamen super series dan  super series premier.  Ini membuat peringkatnya sempat terlempar di luar 100 besar.
 Untung, dia mampu menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Tambahan 7 ribu poin mengembalikan Simon ke 100 besar. Meski, dia mash butuh perjuangan ekstrakeras untuk bisa mengulangi capain duduk di posisi tiga besar dunia. (*)

AGENDA FINAL KELOMPOK DEWASA
Tunggal Putra: Simon Santoso (DKI Jakarta x2) v Hermansyah (DKI Jakarta x6)

Tunggal Putri:Lindaweni Fanetri (Jawa Timur x1) v Maziyyah Nadhir (Jawa Barat)

Ganda Putra:Bona Septano/Fran Kurniawan (DKI/Jawa Tengah) v Agripina Primarahmanto/Hardianto (DKI Jakarta/Jawa Barat x4)

Ganda Putri: Melati Daeva/Rosyita Eka (Jawa Tengah x1) v Komala Dewi/Meiliana Jauhari  (Jawa Tengah)

Ganda Campuran:  Alfian Eko Prasetyo/Shendy Puspa (DKI Jakarta/Jawa Tengah) v Edi Subakhtiar/Gloria Emanuelle Widjaja (Jawa Tengah x4)

Juara Dunia Junior Hentikan Perjalanan Alvent/Shintaro

MUDA: Li Junhui/Liu Yuchen 

PERJALANAN Alvent Yulianto/Shintaro Ikeda di Makau Grand Prix Gold 2013 terhenti. Pasangan senior beda negara, Indonesia/Jepang, tersebut harus mengakui keunggulan Li Junhui/Liu Yuchen asal Tiongkok dengan rubber game 12-21,21-19,17-21 pada babak perempat final yang dilaksanakan di Makau Forum pada Jumat malam waktu setempat (29/11).
 Kalau melihat peringkat, Alvent/Shintaro memang kalah jauh. Mereka ada di posisi 263 sedangkan lawannya 82.
 Selain itu, faktor usia juga sangat mempengaruhi. Li/Liu masih junior atau di bawah usia 19 tahun sedangkan Alvent/Shintaro keduanya sama-sama sudah  berusia 33 tahun.
 Li/Liu juga baru saja meraih sukses besar. Keduanya merupakan juara dunia junior 2013.
 Kekalahan ini bagi Alvent/Shintaro juga menutup kebersamaan keduanya selama 2013. ‘’Habis dari Makau, kami akan kembali ke negara masing-masing. Kalau tidak ada halangan, saya dan Ikeda akan bermain lagi di 2014,’’ terang Alvent melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Meski gagal, dia mengakui tak terlalu kecewa, Alvent merasa kondisinya belum pulih 100 persen karena sudah hampir tiga bulan tak tampil di turnamen elite.
 Ya, sejak berpisah dengan Markis Kido usai Kejuaraan Dunia 2013 di Guangzhou, Tiongkok, Agustus lalu, Alvent absen dari semua turnamen.  Ini disebabkan dia sibuk mencari pasangan yang dianggapnya cocok.
 Makau Grand Prix Gold 2013 merupakan penampilan kedua bagi pasangan Alvent/Shintaro. Pekan lalu, keduanya mampu menembus babak kedua Hongkong Super Series 2013. Hasilnya, meski baru bergabung, Alvent/Shintaro langsung duduk di posisi 263. (*)

Terpilih karena Istora Berwarna dan Bising

HOST: Istora Senayan Jakarta
KEJUARAAN Dunia bulu tangkis kembali ke Jakarta.  Istora Senayan pun bakal menjadi adu kemampuan para pebulu tangkis terbaik di muka bumi ini pada 2015 menfatang.
 Itu setelah di Athena, Yunani, kemarin waktu setempat (28/11) dalam pertemuan tahunan Presiden BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) Poul-Erik Høyer mengumumkan Jakarta sebagai tuan rumah Kejuaraan Dunia 2015. Ibu kota Indonesia itu dipilih karena bisingnya penonton dan warna warni yang selalu hadir dalam setiap pertandingan bulu tangkis di Indonesia.
 Jakarta mengalahkan Kunshan yang berada di provinsi Jiangsu. Tahun 2014, Kejuaraan Dunia dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark.
 Namun, kegagalan Negeri Panda, julukan Tiongkok, gagal menjadi host Kejuaraan Dunia terobati. Piala Sudirman 2015 akan dilaksanakan di salah satu kotanya, Dongguan, di Guangdong. Sementara, Kejuaraan Dunia Senior yang diperuntukan bagi pebulu tangkis di atas 35 tahun dilaksanakan di Helsingborg, Swedia.
“Kami sangat terkesan dengan presentasi para calon tuan rumah. Semuanya sudah punya pengalaman kalau bisa jadi host,’’ kata Hoyer kepada wakil kota-kota yang mengajukan diri menjadi tuan rumah.
 Wakil Indonesia dalam pertemuan tersebut, Bambang Roedyanto, berjanji akan membuat standar yang sama antara Kejuaraan Dunia dengan Indonesia Super Series Premier. Indonesia Super Series Premier dikenal mempunyai atmosphere yang energik dibandingkan turnamen-turnamen lainnya.
"Kami akan menjadikan Kejuaraan Dunia 2015 menjadi Kejuaraan Dunia terbaik dari yang sudah ada. Bahkan, event itu nanti akan menjadi lebih bagus dibandingkan Indonesia Open,’’ jelas Rudy, sapaan karib Bambang Roedyanto, Bidang Hubungan Internasional PP PBSI (Pengurus Pusat Pengurus Bulu Tangkis Seluruh Indonesia).
 Kali terakhir Indonesia menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia pada 1989 setelah sebelumnya pada 1980. Pada 1980, Indonesia memboyong empat gelar melalui Rudy Hartono di nomor tunggal putra, Verawaty Wiharjo (sekarang Verawaty Fajrin, tunggal putri), Ade Chandra/Christian Hadinata (ganda putra), dan Christian Hadinata/Imelda Wiguna (ganda campuran). Satu-satunya nomor yang lepas adalah ganda putri yang jatuh ke tangan pasangan Inggris Nora Perry/Jane Webster yang mengalahkan Verawaty/Imelda.
 Namun, pada 1989, Indonesia nihil gelar.Meski, saat itu, merah putih mampu meloloskan Ardy B. Wiranata di final tunggal putra dan Eddy Hartono/Verawaty di ganda campuran. (*)  

TUAN RUMAH KEJUARAAN DUNIA (5 EVENT TERAKHIR)
2007: Kuala Lumpur (Malaysia)
2009: Hyederabad (India)
2010: Paris (Prancis)
2011: Birmingham (Inggris)
2013: Guangzhou (Tiongkok)

Masih Merasa Belum Kompak

Alvent (kiri)/Shintaro (foto: badmintonindonesia)

PENGALAMAN mampu menutupi kekurangan pasangan Alvent Yulianto/Shintaro Ikeda. Meski tertatih-tatih, namun keduanya akhirnya mampu menembus babak perempat final Makau Grand Prix Gold 2013.
 Itu setelah Alvent/Shintaro menang atas unggulan kedelapan asal Malaysia Lim Khim Wah/Ow Yao Han dengan rubber game 21-12, 19-21, 21-14 pada Kamis waktu setempat (28/11).  Kemenangan ini membawa pasangan senior tersebut menghadapi ganda Tiongkok Li Junhui/Liu  Yuchen yang di babak kedua menang 21-19, 15-21, 22-20 atas Chang Kai Liang/Su Yi Neng (Taiwan).
 ‘’Sebenarnya, kami belum kompak karena persiapan kurang,’’ terang Alvent melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Ya, pasangan Alvent/Shintaro memang sangat mendadak. Penampilan di Makau Grand Prix Gold 2013 merupakan penampilan kedua bagi pasangan beda negara tersebut.
 Hongkong Super Series 2013 merupakan penampilan perdana Alvent/Shintaro. Dalam turnamen berhadiah USD 350 ribu tersebut, mereka mampu menembus babak kedua sebelum dihentikan unggulan ketujuh asal Tiongkok Chai Biao/Hong Wei 18-21, 21-14, 17-21.
 Poin dari Hongkong Super Series 2013 langsung melambugkan Alvent/Shintaro ke peringkat 263. Tentu ini masih jauh dengan pasangan Alvent sebelumnya dengan Markis Kido.
  Meski sudah berpisah, dalam peringkat dunia, Alvent/Kido ada di posisi ke-18.  Namun, bagi Alvent, berpasangan dengan Luluk Hadiyanto merupakan puncak prestasi. Mereka sempat duduk di posisi teratas dunia dan menjuarai beberapa turnamen bergengsi, termasuk Indonesia Terbuka. (*)

Sekarang Gabrielle tanpa Nama White

MESRA: Chris dan Gabriella berpelukan (foto: twitter)

TAK ada lagi nama belakang White di belakang Gabrielle.  Dalam peringkat terbarunya per 28 November, BWF (Federas Bulu Tangkis Dunia) menuliskan Gabrielle Adcock.
 Ini merupakan kali pertama nama tersebut tertulis di peringkat. Pekan lalu saja, Gabrielle masih memakai nama White.
 Sebenarnya, pergantian nama tersebut bukan menjadi masalah besar. Itu disebabkan orangnya tetap sama dan Gabrielle merupakan istri dari Chris Adcock yang juga menjadi pasangannya di nomor ganda campuran. Ya,kedua  pebulu tangkis Inggris tersebut  telah resmi menjadi suami istri sejak 20 September lalu.
 Kini, Chris/Gabrielle tengah menjadi sorotan. Ini tak lepas dari penampilan gemilangnya setelah menikah.
 Bahkan, pekan lalu, untuk kali pertama sepanjang karirnya, Chris/Gabrielle mampu menjadi juara di level tertinggi. Event yang dimenanginya adalah Hongkong Super Series 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan 24 November di Kowloon, Chris/Gabrielle menundukkan pasangan Tiongkok Liu Cheng/Bao Yixin 21-14, 24-22. Di semifinal, keduanya juga memulangkan pasangan nomor satu dunia Zhang Nan/Zhao Yunlei, yang juga dari Tiongkok, 21-12, 21-16.
 Sukses ini langsung melambungkan keduanya ke posisi kelima atau naik dua setrip dari pekan lalu. Ini merupakan capaian terbaik Chris/Gabrielle yang baru dipasangkan awal tahun ini. (*)

DAFTAR PERINGKAT BWF PER 28 NOVEMBER 2013 (5 BESAR)
TUNGGAL PUTRA:
1.Lee Chong Wei (Malaysia)
2. Chen Long (Tiongkok)
3. Du Pengyu (Tiongkok)
4. Jan O Jorgensen (Denmark)
5. Tommy Sugiarto (Indonesia)

TUNGAL PUTRI
1. Li Xuerui (Tiongkok)
2.Wang Shixian (Tiongkok)
3. Ratchanok Intanon (Thailand)
4. Wang Yihan (Tiongkok)
5. Sung Ji-hyun (Korsel)

GANDA PUTRA
1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)
2. Ko Sung-hyun/Lee Yong-dae (Korsel)
3. Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark)
4.Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang)
5. Liu Xialong/Qiu Zihan (Tiongkok)

GANDA PUTRI
1.Wang Xialo/Yu Yang (Tiongkok)
2. Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen (Denmark)
3. Ma Jin/Tang Jinhua (Tiongkok)
4. Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang)
5. Jung Kyung-eun/Kim Ha-na (Korsel)

GANDA CAMPURAN
1.Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok)
2. Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir (Indonesia)
3. Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark)
4.    Xu Chen/Ma Jin (Tiongkok)
5. Chris Adcock/Gabriella Adcock (Inggris)

Tinggal Bisa Berharap kepada Lindaweni

SISA: Lindaweni Fanetri (foto:badzine)

TARGET Jawa Timur (Jatim) meraih gelar dari kelompok putra dalam Kejuaraan Nasional Perorangan 2013 kandas. Pebulu tangkis yang digadang-gadang bakal naik ke podium terhormat sudah angkat koper.
 Ironisnya, mereka sudah menepi sebelum melangkah jauh hingga babak final. Di nomor tunggal dewasa pria, Febriyand Irvanaldy secara mengejutkan menyerah kepada wakil  Jawa Tengah Ihsan Maulana Mustofa dengan dua game langsung 16-21, 11-21 di Lila Bhuana, Denpasar, Bali, pada Rabu waktu setempat (27/11).
 Kini, giliran di nomor tunggal putra taruna  putra yang menelan pil pahit. I Putu Roy Danu dan Rizky Antasari menyerah kepada lawan-lawannya dalam pertandingan Kamis waktu setempat (28/11). Padahal, keduanya merupakan unggulan pertama dan kedua.
 Danu, sapaan karib I Putu Roy Danu, kalah rubber game 15-21, 21-17, 19-21 oleh wakil Jawa Barat Vicky Angga Saputra. Sedangkan Rizky juga takluk kepada duta Jawa Barat dengan dua game langsung 13-21, 18-21.
  Harapan Jatim menjadi juara pun berpindah ke tunggal putri. Tapi, bukan melalui Tike Arieda dan Faujiah Lahiya.
 Itu dikarenakan keduanya sudah tersingkir di laga pertama. Lalu siapa? Lindaweni-lah yang diharapkan mampu menyelamatkan muka Jatim di ajang bergengsi nasional tersebut.
 Unggulan teratas tersebut mampu menembus babak semifinal setelah mengalahkan Novalia Agustianti (DKI Jakarta) dengan dua game 21-17, 21-19. Pada babak semifinal, Lindaweni bakal dijajal unggulan ketiga Hera Desi (Jawa Barat) yang di perempat final menghentikan perlawanan Maria Febe (Jawa Tengah) 21-16, 13-21,21-19.
 Semifinal lainnya mempertemukan unggulan kedua Febby Angguni (Jawa Tengah) dengan Mazziyah Nadhir (Jawa Barat). (*)

Semoga bukan dalam Kejurnas Perorangan Saja

Ronald Alexander/Selvanus Geh (foto: pbsi)

RONALD Alexander/Selvanus Geh kembali berpasangan. Mereka unjuk kebolehan dalam Kejurnas Perorangan 2013 yang dilaksanakan di Bali.
 Kebetulan, mereka berasal dari daerah yang sama, Jawa Timur. Ini membuat provinsi paling timur Jawa tersebut punya kans menjadi juara.
 ‘’Mereka digabungkan lagi  di kejurnas ini. Tapi, setelah ini, saya tidak tahu kelanjutannya,’’ kata Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Yacob Rusdianto.
 Itu karena, tambah dia, PP PBSI yang menentukan. Jadi, bukan Jatim yang berkeinginan menurunkan pasangan asal Suryanaga dan Wima tersebut.
 Ya, Ronald/Alexander sejak September lalu atau usai lolos ke final Indonesia Grand Prix Gold 2013 dipisahkan. Padahal, selama ini, keduanya menunjukan tren peningkatan.
 Ronald turun di nomor ganda campuran berpasangan dengan Debby Susanto dalam Korea Grand Prix Gold dan Tiongkok Super Series Premier. Sayang, hasil yang diperoleh jeblok, tumbang pada babak awal.
 Sementara, Selvanus dipasangkan dengan Alfian Eko Prasetyo. Hasilnya lumayan bagus. Mereka menjadi juara dalam Malaysia Challenge 2013.
 Hanya, gelar juara ini tak bisa mendongkrak peringkat jauh tinggi. Selvanus/Alfian di peringkat dunia masih terdampar di posisi 239.
 Tentu, ini masih jauh di bawah saat Selvanus berpasangan dengan Ronald. Mereka ada di posisi 51 dunia.
 Pada Kejurnas Perorangan 2013 pun, mereka tak mengalami kesulitan tampil di babak pertama. Ronald/Selvanus menang dua game langsung atas wakil DKI Jakarta Adzka/Fajar Ari 21-10, 21-12.
 Pada babak kedua, Ronald/Selvanus akan dijajal sesama pasangan pelatnas yang membela provinsi Jawa Tengah Muhammad Ulinuha/Rendy Sugiarto, yang di babak pertama mengalahkan Dimas Anugrah/Ellen Fedrika (Jabar) 21-16, 21-14. (*)

Jeblok karena Belum Bisa Stabil


LABIL: Angga Pratama/Rian Agung

PENAMPILAN Angga Pratama/Rian Agung Saputro lagi tak seperti biasanya. Kegagalan menghampiri mereka dalam tiga turnamen terakhir yang diikuti, Denmark Super Series Premier 2013, Prancis Super Series 2013, dan Tiongkok Super Series Premier 2013. Ironisnya, dari tiga turnamen yang diikutinya tersebut, Angga/Rian selalu tersingkir di babak pertama.
 Di Denmark, pasangan yang sama-sama masih muda usia tersebut kalah pasangan Korea Selatan Ko Sung-hyun/Shin Baek-choel 19-21, 14-21, 20-22 (16/10). Sepekan kemudian di Prancis, mereka menyerah kepada Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang) 25-23, 21-16 (23/10). Dan di Tiongkok, saat mereka diunggulkan di posisi kedelapan, Angga/Rian tumbang dua game langsung 11-21, 19-21 kepada pasangan Inggris Chris Adcock/Andrew Ellis (13/11).
 ‘’Kami masih belum stabil dan konsisten,’’ terang Angga melalui pesan singkat kepada smashyes.
 Untung, jeblok di tiga turnamen terakhir belum membuat Angga/Rian menurun drastis. Hingga peringkat yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 21 November, mereka masih ada di posisi 10 besar.
 Kali terakhir, Angga/Rian menjadi juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Dalam kejuaraan yang dilaksanakan di GOR Amongrogo, Jogjakarta, mereka mengalahkan sesama pasangan Pelatnas Cipayung Ronald Alexander/Selvanus Geh 17-21, 21-15, 21-16 (29/9).
 Kini, setelah jeblok di turnamen terakhir, Angga/Rian digembleng untuk bisa berprestasi dalam SEA Games 2013. Harapannya, mereka mampu menembus final dan membuat Indonesia Raya berkumandang karena mampu menjadi juara.
 ‘’Saingan berat pasangan Malaysia dan Thailand,’’ ucap Rian. (*)

Target kok hanya Tiga Emas

Bellaetrix (kiri) dan Aprillia (foto: badmintonindonesia)

INDONESIA akan mencatat sejarah. Namun, jika terealisasi targetnya, ini akan menjadi sejarah terburuk Indonesia dalam keikutsertaannya dalam SEA Games.
 Itu disebabkan PP PBSI hanya berani memasang target tiga emas dalam pesta olahraga bangsa-bangsa Asia Tenggara tersebut. Dalam SEA Games sebelum-sebelumnya, minimal Indonesia pasang target lima emas. Bahkan, sapu bersih alias tujuh emas sudah menjadi langgana merah putih.
 ‘’Memang sebenarnya ya sangat sedikit karena hanya tiga emas,’’ kata peraih emas nomor tunggal putra dalam Olimpiade Barcelona 1992 Alan Budikusuma di Surabaya beberapa waktu lalu.
 Hanya, dia mengakui sektor putri, Indonesia sudah tertinggal dari Thailand. Untuk itu, Alan memperkirakan emas beregu putri dan tunggal putri bakal lari ke Negeri Gajah Putih, julukan Thailand.
 Namun, sebenarnya, Alan mengakui tak perlu gentar sebelum kalah di atas lapangan. Dengan latihan dan semangat bertanding pantang menyerah, kemenangan bisa digapai.
 Dalam SEA Games 2013 ini, Indonesia tak tampil dengan kekuatan penuh. Dua juara dunia yang dimiliki merah putih, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di ganda putra dan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, absen dalam event yang dilaksanakan 11-22 Desember tersebut. Keduanya tampil dalam Super Series Final 2013 yang dilaksanakan di Kuala Lumpur, Malaysia, 11-15 Desember.
Selain itu, di tunggal putra, tak ada nama Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, ataupun juga Simon Santoso. Di Asia Tenggara, ketiganya masih bisa meraih emas. Asalkan, Malaysia tak mengirimkan Lee Chong Wei. (*)


Skuad SEA Games 2013

Tunggal Putra:
1. Dionysius Hayom Rumbaka
2. Wisnu Yuli Prasetyo

Tunggal Putri
1. Aprilia Yuswandari
2. Bellatrix Manuputty

Ganda Putra
1. Angga Pratama/Rian Agung Saputro
2. Ricky Karanda Suwardi/Berry Agriawan

Ganda Putri
1. Greysia Polii/Nitya Krishinda
2. Tiara Rosaria /Gebby Ristiyani

Ganda Campuran
1. Muhammad Rijal/Debby Susanto
2. Riky Widianto/Richi Puspita Dili

Main Empat Kali Menang Terus

BOS :Christopher (kanan) dan Trikusuma mengapit Flemming

TIDAK salah Horsens memakai tenaga Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana.  Mereka belum pernah kalah dalam empat pertandingan yang dilakoni dalam Liga Bulu Tangkis Denmark 2013.
 ‘’Saya nggak tahu posisi Horsens di klasemen berapa. Tahunya saya, main dan berusaha menang,’’ kata Christopher melalui pesang singkat kepada smashyes.
 Namun, dia berharap sumbangan keringat dan kemampuannya bersama Trikusuma juga memberikan dampak yang signifikan kepada klub. Meski, klub yang dibelanya tersebut bermain di Divisi I bukan level teratas.
 ‘’Saya main di ganda putra dan juga campuran, Trikusuma juga ’’ terang Chris.
 Di liga yang diikutinya, ada 13 partai dengan memakai format Piala Sudirman. Tapi, lanjut Christopher, masih ditambah dengan tunggal putra.
 ‘’Kalau di level teratas hanya enam partai,’’ ucap Christopher.
 Sistem kompetisi yang dipakai di Liga Denmark, tambah dia, memakai home and away. Mainnya setiap akhir pekan.
 ‘’Seperti di sepak bola,’’ ucap putra dari Ketua Umum Pengprov PBSI Jatim Yacob Rusdianto tersebut.
 Dia dan Trikusuma akan berada di Denmark hingga 7 Desember. Setelah itu, pasangan asal klub Suryanaga, Surabaya, tersebut akan melanjutkan perjalanan ke Roma, Italia.
 ‘’Kami akan tampil dalam Italia Challenge pada 10-13 Desember,’’ lanjut Christopher.
 Sebenarnya, bermain di Liga Denmark dan Italia Challenge tak masuk dalam agenda awal. Tapi, tawaran bermain dalam liga di Negeri Skandinavia membuat Christopher/Trikusuma mengubah agenda.
Ini pula yang membuat keduanya batal membela Jawa Timur dalam Kejurnas Perorangan 2013 yang sedang berlangsung di Bali. (*)

Empat Kejuaraan Eropa di Kota Lubin

MASA DEPAN: Maket venue bulu tangkis di Lubin

KEPERCAYAAN besar diberikan kepada Polandia. Negara tersebut akan menjadi tuan rumah Kejuaraan Bulu Tangkis Eropa.
 Tidak tanggung-tanggung, Asosiasi Bulu Tangkis Eropa (BEC) mempercayakan empat eventnya dilaksanakan di negeri yang sempat dikenal karena golongan buruhnya tersebut.
 Sebelum menjadi tuan rumah Kejuaraan Beregu Campuran pada 2017, Polandia akan menggelar Kejuaraan Junior Eropa 2015, dan Kejuaraan U-17 Eropa pada 2016, Bahkan, pada 2018, Polandia menjadi host Kejuaraan Antarklub.
 Penunjukan ini dengan pertimbangan, Asosiasi Bulu Tangkis Polandia mampu menunjukan diri sebagai mengorganisasi secara profesional kejuaraan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk Polandia Terbuka di Warsawa.
 Selain itu, sejak 2012, negara Eropa Timur itu juga mampu mengorganisasi turnamen sirkuit internasional, Polandia Internasional. Turnamen ini dilaksanakan di Lubin. Kota  di sebelah barat daya Polandia ini akan menjadi host empat kejuaraan mendatang.
 Di Lubin  sudah berdiri gedung baru yang pengerjaannya selesai Maret 2014. Polandia Internasional yang dilaksanakan pada September akan menjadi test case gedung tersebut.
 ‘’Setelah melihat organisasi yang menakjubkan di Polandia Internasional dalam dua tahun terakhir, kami pun mempercayai organisasi di Lubin untuk menggelar empat kejuaraan. Kami yakin semuanya bakal berlangsung sukses,’’ kata Sekjen BEC Brian Agerbak seperti yang dikirim ke smashyes.


POLANDIA PUN DAPAT KEPERCAYAAN

2015: Kejuaraan Junior Eropa   (26 Maret – 4 April ) *
2016:Kejuaraan U17 Eropa  (19-27 March)
2017: Kejuaraan  Beregu Campuran Eropa (16-19 Februari)
2018: Kejuaraan Antarklub Eropa (29 Mei – 3 Juni 2018)

Jawa Timur Bertumpu Tunggal Putra

Ferry dan Febriyand (foto; sidiq)

JATIM masih dianggap sebagai salah satu sentra kekuatan bulu tangkis Indonesia. Tapi, nyali tim provinsi paling timur Pulau Jawa tersebut ciut saat berlaga dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Perorangan 2013 yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada 26-30 November.
 "Kami menargetkan dua gelar di Kejurnas. Semuanya dari nomor tunggal putra yakni dewasa dan taruna," kata Manajer Jatim ke Kejurnas 2013 Ferry Stewart.
 Febriyand Irvanaldy di sektor dewasa dan Roy Danu di taruna menjadi tumpuan asa. Pertimbangannya kekuatan mereka masih susah ditundukkan wakil daerah lain.
  Tapi, dia menambahkan tak menutup kemungkinan gelar juara bisa disumbangkan dari nomor lain. Alasannya, kemampuan semua peserta lebih merata.  Dalam Kejurnas Perorangan 2013 para pebulu tangkis Jatim ditangani Hadi Sugianto, Dicky Susilo. Muhammad Nadib, dan Koko Pambudi.
 Sayang, pada hari perdana 26 November, Jatim sudah kehilangan banyak wakil, khususnya di nomor dewasa. Di kelompok tunggal putra,Siswanto menyerah 14-21, 19-21 kepada wakil Jawa Tengah Rudy Cahyadi  Budhiawan. Kemudian, Aghi Hariawan tunduk 12-21, 11-21 oleh Panji Akbar Sudrajat (DKI Jakarta) dan Fauzi Adnan kalah WO kepada Rifan Fauzin Ivanudin (DKI Jakarta).
 Sementara Febri, sapaan karib Febriyand Irvanaldi, menang bye di babak pertama. Pada babak kedua, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut akan dijajal Ihsan Maulana Mustofa (Jateng) yang di babak perdana menundukkan Fikri Ihsandi Hadmadi (DKI Jakarta) 15-21, 21-13, 21-8.
 Pada kelompok dewasa putri, Jatim sudah dipastikan gagal membawa pulang gelar. Dua wakilnya, Tike Arieda Ningrum dan Faujiah Lahia, langsung tersingkir.
 Tike menyerah rubber game kepada Ruseli Hartawan (DKI Jakarta) 21-18,11-21, 21-15 dan Faujiah kalah 18-21, 21-19, 10-21 saat menghadapi Elizabeth Gloria Martindas (Jawa Barat).
 Kekalahan Tike ini cukup mengejutkan. Alasannya, dia baru saja menjadi juara Sirkuit Nasional (SIrnas) Seri Surabaya dua pekan lalu. (*)

  

Tunggal putra:
Dewasa; Febriyan Irfanaldy, Fauzi Adnan, Siswanto, Aghi Heriawan

Taruna: Roy Danu, Rizki Antasari, Krishna Adi, Akbar Basri

Tunggal putri;
Dewasa: Tike Arieda, Faujiah Lahiya

Taruna: Berlian Sudrajat

Ganda putra:
Dewasa; Ade Yusuf, Rizky Hidayat/rio arief, Miftah Qutoriki/M. Faisal Ridho, Ronald Alexander/Selvanus Geh
Taruna: Krishna Adi/Richard, Radawa/Ahmad Fazih, Dian Hadi Saputra/Ari Putra Pamungkas, Edi Bagus/Dimas Kurniawan

Ganda putri
Dewasa: Vairiella Putri/Tieke Arieda, Ketut Mahadewi/Hetty Nugraheni

Taruna: Shindy/Berlian Sudrajat, Tays Rona/Agisna Fatkhul

Ganda campuran;
Dewasa: Riyo Arief/Variella, Rizky Hidayat/Hetty Nugraheni, Yodi/Ketut

Taruna: Radawa/Berlian, Tays Rona/Ahmad Fazi

Simon ''Dihukum'' ke Kejurnas Perorangan 2013

KE BALI: Simon Santoso
KESABARAN Simon Santoso terus diuji. Gelar dari Indonesia Grand Prix Gold 2013 belum membuat PP PBSI memberikan kepercayaannya untuk tampil di level banyak dan lebih tinggi di level super series.
 Setelah di Indonesia Grand Prix, sebenarnya Simon sempat tampil pada Korea Grand Prix Gold pada 5-10 November. Namun, di Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, dia gagal mengulanginya menjadi juara.
 Kini, PBSI pun mengirimnya lagi. Tapi, di level yang jauh di bawah, Kejurnas Perorangan 2013, yang dilaksanakan di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali,  pada 26-29 November.
 Tentu, ini menjadi turnamen terendah yang diikuti Simon. Dengan kemampuan yang  dimiliki, lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut sudah tak lagi turun di Kejurnas Perorangan seperti beberapa rekannya di Pelatnas Cipayung yakni Tommy Sugiarto, Sony Dwi Kuncoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Wisnu Yuli Prasetyo.
 Memang, PP PBSI juga mengirim penghuni Cipayung. Namun, levelnya masih junior seperti Jonathan Christie.
 Bisa jadi, ini masih menjadi bagian dari hukuman PP PBSI kepada Simon. Ini akibat sikapnya yang dianggap indisipliner karena beberapa langkah yang dilakukannya seperti absen di Piala Sudirman 2013 dan Indonesia Super Series 2013. Alasannya, dia masih mengalami cedera.
 PP PBSI kecewa dengan tindakan tersebut. Bahkan, induk organisasi olehraga tepok bulu di Indonesia tersebut mengancam mencoretnya.
 Hanya, ancaman tersebut hanya gertak sambal. Simon masih di Cipayung. Meski, kesempatannya berlaga di turnamen-turnamen level super series belum pasti kapan diperolehnya lagi.
 Dalam Kejurnas Perorangan 2013, Simon menduduki unggulan ketiga. Pada babak pertama, dia memperoleh bye.
 Di babak kedua, pebulu tangkis yang pernah duduk di posisi tiga dunia itu bakal dijajal Andrianus Prasojo asal Jawa Barat yang di babak perdana menundukkan Muhammad Bayu Pangisthu (Jawa Tengah) 21-19, 21-11. (*)

Ada Wakil Indonesia tapi Bukan Pelatnas

BEDA NEGARA: Alvent/Shintaro Ikeda (foto: twitter)
PARA penghuni Pelatnas Cipayung kembali ke kandang. Mereka tak mengirim wakilnya dalam Makau Grand Prix Gold 2013.
 ‘’Pebulu tangkis Pelatnas Cipayung absen di Makau. Tidak ada yang ikut  di sana,’’ kata Sony Dwi Kuncoro.
 Bisa jadi, ini untuk menghindari kejenuhan dan kelelahan. Ini disebabkan hampir dua bulan, pada pebulu tangkis andalan Indonesia tersebut nyaris tampil dari satu turnamen ke turnamen. Bahkan, itu dilakukan antarbenua.
 Dari turnamen yang diikuti, penggawa Cipayung membawa pulang satu gelar dari nomor ganda campuran di Tiongkok Super  Series Premier 2013 melalui pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.
Sebenarnya, ada gelar yang digapai pebulu tangkis Indonesia di Prancis Super Series.
 Hanya, posisi terhormat tersebut diraih pasangan nonpelatnas Markis Kido/Markus Fernaldi. Ya, kini, keduanya memang bukan lagi penghuni Cipayung.
 Sementara di turnamen terakhir yang diikuti, Hongkong Super Series 2013, Indonesia mampu menempatkan Sony ke final tunggal putra. Sayang, di laga pemungkas, dia harus mengakui ketangguhan pebulu tangkis tunggal putra nomor satu dunia Lee Chong Wei asal Malaysia.
 Sementara, di Makau Grand Prix Gold 2013, ada beberapa pebulu tangkis Indonesia. Hanya, seperti Kido/Fernaldi, mereka sudah bukan anggota Pelatnas Cipayung.
 Di nomor putra ada nama, Andre Marteen. Meski berbendera Indonesia, tapi lelaki asal Bandung, Jawa Barat, tersebut kini tercatat sebagai skuad Kawasaki, Malaysia.
 Untuk ganda putra, ada juga pebulu tangkis senior Alvent Yulianto.  Dia tampil dengan pasangan barunya asal Jepang, Shintaro Ikeda.
 Hanya, dalam pertandingan tadi malam waktu setempat (26/11), Andre langsung angkat koper karena kalah oleh unggulan ke-12 asal India Prannoy H.S 10-21, 23-21, 10-21. (*)


TURNAMEN YANG DIIKUTI PEBULU TANGKIS PELATNAS

Oktober
15-20: Denmark Super Series Premier
22-27: Prancis Super Series

November:
5-10: Korea Grand Prix Gold
12-17: Tiongkok Super Series Premier
19-24: Hongkong Super Series

Marin Juarai Skotlandia GP

TAMBAH KOLEKSI: Carolina Marin 

CAROLINA Marin boleh menyandang status tunggal putri masa depan Eropa. Sepeninggal pebulu tangkis asal Denmark Tine Baun yang pensiun dan Juliane Schenk (Jerman) yang mulai memudar, gadis asal Huelva, Spanyol, ini layak di kedepankan.
 Buktinya pun sudah ada. Selama 2013 ini, sudah tiga gelar mampu dikoleksinya. Terakhir, Marin naik ke podium terhormat pada Skotlandia Grand Prix 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Emirate Arena, Glasgow, pada Minggu waktu setempat (24/11) atau Senin dini hari WIB (25/11), remaja 20 tahun tersebut menundukkan andalan tuan rumah Kirsty Gilmour dengan rubber game 21-14, 11-21,21-13.
 Dua gelar sebelumnya diraih Marin di London Grand Prix. Dalam laga pemungkas, dia juga menang atas Gilmour 21-19,21-9 (6/10). Satu lagi digenggamnya di Finlandia Challenge setelah memupus asa rekan senegaranya Beatriz Corrales 21-10, 21-15 (7/4). Sayang, kesempatan menambah gelar kandas di kandang sendiri. Marin gantian yang mengalahkannya di Spanyol  Challenge dengan dua game 19-21, 18-21.
  Dalam peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir per 21 November 2013,Marin ada di posisi ke-18. Pebulu tangkis tunggal putri Eropa yang peringkatnya tertinggi masih diduduki Juliane Schenk asal yang ada di tangga ketujuh. (*)

HASIL FINAL SKOTLANDIA GRAND PRIX 2013

Tunggal Putra;Brice Leverdez (Prancis x3) v Henri Hurskainen (Swedia x2) 21-8, 16-21, 21-16

Tunggal Putri: Carolina Marin (Spanyol x1) v Kirsty Gilmour (Skotlandia x2) 21-14,11-21,21-13

Ganda Putra: Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding (Denmark x5) v Anders Skaarup/Kim Astrup (Denmark) WO

Ganda Putri: Eefje Muskens/Selena Piek (Belanda) v Ng Hui Ern/Ng Hui Lin (Malaysia x4) 25-23, 15-21, 21-16

Ganda Campuran:   Robert Blair/Imogen Bankier (Skotlandia x5) v Chris Langridge/Heather Olver (Inggris x1) 21-16, 21-14


Kado Terindah Dua Bulan Pernikahan Adcock/W

PODIUM: Chris Adcock/Gabrielle White 

PASANGAN Chris Adcock/Gabrielle White dapat kado manis di dua bulan usia pernikahan. Mereka mampu menjadi juara Hongkong Super Series 2013.
 Dalam final yang dilaksanakan di Kowloon pada Minggu waktu setempat (24/11),Adcock/White mampu mengalahkan pasangan Tiongkok  Liu Cheng/Bao Yixin dengan dua game langsung 21-14, 24-22.
 Ya, Adcock menikahi White pada 20 September lalu. Sebelumnya, mereka hanya berpasangan di lapangan.
 Keduanya pun baru digabungkan pada 2013 ini. Sebelumnya, Adcock berpasangan dengan Imogen Bankier.
 Tapi, pasangan ini berpisah karena Bankier memilih membela negara asalnya Skotlandia dan berpasangan dengan pebulu tangkis yang berasal dari negara yang sama.
 Adcock/Bankier tahun lalu membela Inggris Raya dalam Olimpiade London 2012. Namun, langkahnya sudah terhenti pada babak pertama setelah kalah oleh pasangan Tiongkok yang juga diunggulkan di posisi teratas Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Namun, tahun lalu, Adcock/Bankier membuat kejutan dengan mengalahkan pasangan Indonesia Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir di perempat final Prancis Super Series dengan dua game langsung 21-18, 22-20. Selain di ganda campuran, Adcock juga berlaga di ganda campuran berpasangan dengan rekan senegaranya, Andrew Ellis.
Dengan White, keduanya kali pertama tampil di Korea Super Series Premier. Sayang, pasangan Tiongkok Xu Chen/Ma Jin menghentikannya di perempat final.
 Setelah menikah September, penampilan keduanya mulai moncer. Meski telah berpasangan dengan White di dalam dan di luar lapangan, Adcock kembali mampu menang atas Tontowi/Liliyana yang menyandang status juara dunia 2013  dengan dua game langsung 22-20, 21-17 dalam babak perempat final Prancis Super Series. Sayang, lagi-lagi pasangan Tiongkok Zhang Nan/Zhao Yunlei menundukkanya di semifinal.
 Pekan lalu, di Tiongkok Super Series Premier 2013, Zhang/Zhao juga menjadi momok. Mereka menghentikannya di babak perempat final.
 Namun, tak mau mengulangi kesalahan yang sama, Zhang/Zhao dibuatnya tak berdaya di semifinal Hongkong Super Series 2013. Mereka menang 21-12, 21-16 atas pasangan Negeri Panda, julukan Tiongkok, tersebut. Ini melapangkan jalan Adcock/White untuk menjadi juara turnamen berhadiah total USD 350 ribu tersebut. (*)



HASIL FINAL HONGKONG SUPER SERIES 2013
Tunggal Putra: Lee Chong Wei (Malaysia x1) v Sony Dwi Kuncoro (Indonesia) 21-13, 21-9

Tunggal Putri: Wang Yihan (Tiongkok x3) v Wang Shixian (Tiongkok x4) 21-13, 16-21, 21-15

Ganda Putra: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel) v Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel x4) 12-21, 21-15, 21-18

Ganda Putri:Bao Yixin/Tang Jinhua (Tiongkok x5) v Ou Dongni/Tang Yuanting (Tiongkok) 18-21, 21-16, 21-15

Ganda Campuran: Chris Adcock/Gabrielle White (Inggris) v Liu Cheng/Bao Yixin (Tiongkok) 21-14, 24-22