WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Pulang, Sony Nikmati Malioboro

NAIK KUDA: Sony bersama keluarga di Malioboro, Jogja.

SONY Dwi Kuncoro benar-benar kembali ke Surabaya. Itu setelah dia memboyong keluarganya ke Kota Pahlawan, julukan Surabaya, pada Sabtu lalu (28/6).
 Bahkan, Sony melakukan perjalanan darat dari ibu kota. Hanya, peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 nomor tunggal putra tersebut melakoninya sambil berwisata.
 ‘’Saya nikmati perjalanan ke Surabaya. Kapan lagi bisa seperti ini,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Buktinya, saat berada di Jogja padaSabtu malam, dia memutuskan untuk menikmati suasana Malioboro. Bersama istri, Gading Safitri,  dan kedua anaknya,Divya Amanta Kuncoro (3) serta Naraya Aisha Kuncoro (1), mereka pun naik kuda yang melintas di jalan legendaris di Kota Gudeg, julukan Jogja, tersebut.
 Barulah esoknya, mereka melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Nah, di kota kelahirannya itu, lelaki 29 tahun tersebut tinggal di kawasan Rungkut.
 ‘’ Bukan di rumah orang tua yang ada di Lebak, Kenjeran. Ini rumah yang ditempati istri,’’ ungkap Sony.
 Sebelumnya, selama berada di pelatnas, Sony tinggal di Cipayung. Lokasinya pun tak jauh dari pelatnas.
 ‘’Rencananya akan saya jual. Saya akan tinggal di Surabaya,’’ jelas Sony.
 Ya, setelah 13 tahun hidup di Pelatnas Cipayung, mulai Juli 2014, putra Sumadji itu kembali ke kota kelahiran. Itu setelah PP PBSI mengancam akan memulangkannya.
 Tanpa menunggu SK (surat keputusan) PP PBSI, Sony memutuskan kembali ke klub lamanya, Suryanaga. Dia berharap bisa kembali bangkit dan bisa membela Indonesia di ajang internasional.  (*)

Ada Indonesia di Final Antarklub Eropa

MASIH EKSIS: Atu Rosalina

KEJUARAAN Antarklub Eropa sudah berakhir. Primorye Vladivostok, Rusia, telah menjadi juara. Ini membuat Negeri Beruang Merah, julukan Rusia, mencetak hat-trick dalam event yang dilaksanakan di Prancis dan berakhir Sabtu lalu (28/6).
 Namun, di balik kejuaraan tahunan tersebut, tetap ada wajah Indonesia. Beberapa klub tetap mengandalkan pebulu tangkis merah putih.
 Bahkan, kehadiran darah Indonesia membuat AIX Universite melaju ke babak final. Mereka adalah Atu Rosalina dan Rosy Pancasari.
 Sayang, di babak pemungkas, keduanya gagal menyumbang kemenangan. Rosy yang tampil di nomor ganda bersama Elsa Danckers menyerah 11-21, 7-21 kepada pasangan Primorye Nina Vislova/Zhang Yeqi. Sementara, Atu urung berlaga di tunggal putri kedua karena skor sudah 4-1.
 Ya, dalam Kejuaraan Antarklub Eropa memang memakai sistem yang berbeda dengan Piala Thomas, Uber, dan Sudirman. Dalam event tersebut, ada dua nomor tunggal putra dan putri, ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. Sehingga, total partai yang dipertandingkan ada tujuh nomor.
 ‘’Memang banyak pebulu tangkis Indonesia di klub-klub Eropa,’’ jelas Imam Teguh Santoso, salah satu pelatih Indonesia yang menangani klub di Finlandia.
 Memang, di antara dua nama itu, nama Atu lebih familiar. Dia pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung di awal 2000-an.
 Namun setelah tak lagi di sana,  Atu berkelana dari satu negara ke negara lain. Brunei Darussalam, Denmark, Inggris, dan Prancis disinggahinya.
 ‘’Kalau Rosy memang anak Suryanaga. Dia masih muda, kelahiran 1995,’’ ucap Wijanarko Adimulya, ketua umum Pengprov PBSI Jatim yang pernah menjadi pengurus Suryanaga.
 Hanya, perempuan yang juga adik Gustiani Megawati itu, jelas dia, belum pernah merasakan kerasnya gemblengan Pelatnas Cipayung.(*)


Darah Indonesia di Kejuaraan Antarklub Eropa 2014
AIX Universite CB (Prancis) : Indra Bagus Ade Candra, Liane Tan

BC Chambly Oise (Prancis): Atu Rosalina, Rosy Pancasari


Siapa Bisa Hadang Yong-dae/Yeon-seong

PODIUM: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong

LEE Yong-dae/Yoo Yeon-seong tengah on fire. Pasangan Korea Selatan ini mampu mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara di nomor ganda putra.Setelah Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier, kini mereka naik ke podium terhormat dalam Australia Super Series 2014.
 Dalam final yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, pada Minggu waktu setempat (29/6), Yong-dae/Yeon-seong menundukkan unggulan kedua asal Taiwan Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan) dengan dua game langsung 21-14, 21-18. Ini menjadi kemenangan kedua ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut atas Sheng Mu/Chia Hsin. Kemenangan perdana dipetik dalam Hongkong Super Series 2013.
 Setelah kembali tampil Mei lalu, Yong-dae/Yeon-seong tak terkalahkan. Bahkan, juara dunia 2014, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pun dibuat trauma. Dalam lima kali pertemuan, mereka hanya sekali menang.
 Itupun bukan terjadi dalam putaran final Piala Thomas 2014. Saat itu, Yong-dae/Yeon-seong baru kali bergabung kembali setelah berpisah sejak Februari. Perpisahan tersebut terjadi karena Yong-dae menjalani sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena menolak menjalani tes doping.
 Ketangguhan Yong-dae/Yeon-seong juga membuat Hendra/Ahsan tak berani tampil dalam Australia Super Series 2014. Mereka disimpan dan digembleng di Pelatnas Cipayung sebagai upaya memperbaiki kelemahan. Ini sebagai upaya mempertahankan gelar juara dunia yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, akhir Agustus mendatang. (*)

Perjalanan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong
Babak I: Chan Yun Lung/Lee Chun Hei (Hongkong) 21-17, 21-19
Babak II: Hirokatsu Hashimoto/Noriyasu Hirata (Jepang) 21-18, 20-22, 21-12
Perempat final: Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) 21-15, 24-22
Semifinal: Tan Boon Heong/Hoon Thien How (Malaysia) 21-14, 21-16
Final: Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x2) 21-14, 21-18

X=unggulan

Simon Gagal Tambah Koleksi

TANGGUH: Lin Dan mengangkat trofi juara

SIMON Santoso gagal menambah koleksi gelar tahun ini. Dia harus mengakui ketangguhan Lin Dan asal Tiongkok dengan rubber game 24-22, 16-21, 7-21 pada pertandingan final tunggal putra Australia Super Series yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, pada Minggu waktu setempat (29/6).
 Sebelumnya, pada 2014 ini, Simon sudah menjadi juara di ajang Malaysia Grand Prix Gold dan Singapura Super Series. Kekalahan ini juga membuat lelaki asal Tegal, Jawa Tengah, tersebut hanya menang sekali dalam 12 kali pertemuan dengan Superdan, julukan Lin Dan.
 Dalam final di Negeri Kanguru, julukan Australia, Simon sempat memberi harapan. Pada game pertama, pebulu tangkis yang akan kembali ke Pelatnas Cipayung tersebut mencuri kemenangan 24-22.
 Sayang, di game kedua, Lin Dan mulai bangkit. Juara dunia lima kali itu tak memberi kesempatan Simon berkembang.
 Game kedua pun diambilnya dengan 21-16. Nah, di game ketiga, stamina Simon terlihat menurun. Ini dimanaatkan Lin Dan dengan baik.
 Apalagi, dia mulai membaca kelemahan Simon. Dengan postur yang tak terlalu tinggi, Simon selalu diberi shuttlecock ke pojok kiri. Akibatnya, pengembalian Simon selalu tanggung dan menjadi santapan empuk Lin Dan untuk menambah pundi-pundi poin.
 Bagi Lin Dan, gelar di Australia Super Series 2014 menjadi yang ketiga setelah comeback April lalu. Suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingang tersebut naik ke podium terhormat di Tiongkok Masters Grand Prix 2014 dan Kejuaraan Asia 2014.
 Kegagalan Simon juga membuat Indonesia puasa gelar sejak Jepang Super Series 2014 pada awal Juni lalu. Bahkan, saat tampil di kandang sendiri dalam Indonesia Super Series 2014 di Istora Senayan, Jakarta, 17-22 Juni. (*)

Hasil Final Australia Super Series 2014
Tunggal Putra: Lin Dan (Tiongkok) v Simon Santoso (Indonesia) 22-24, 21-16, 21-11
Tunggal Putri: Saina Nehwal (India x6) v Carolina Marin (Spanyol) 21-18, 21-11

Ganda Putra:Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel x4) v Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x2) 21-14, 21-18

Ganda Putri: Tian Qing/Zhao Yunlei (Tiongkok x5) v Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x2) 21-15, 21-9

Ganda Campuran: Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x6) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman) 21-16, 21-17

X=unggulan

Primorye Vladivostok Ukir Hat-trick

KUNCI: Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov

PRIMORYE Vladivostok tampil perkasa di Kejuaraan Antarklub Bulu Tangkis Eropa 2014. Dalam pertandingan final yang dilaksanakan di Amiens, Prancis, klub Rusia tersebut menang 4-1 atas wakil tuan rumah BC Chambly Oise dalam pertandingan yang dilaksanakan pada Sabtu waktu setempat (27/6).
 Hasil ini membuat Primorye mengikuti jejak klub Denmark Gentofte dengan tiga kali beruntun (hat-trick) menjadi juara dalam event tahunan tersebut.  Sebelumnya, klub Beruang Merah, julukan Rusia, tersebut memang sudah difavoritkan mampu mempertahankan gelar.
 Apalagi, setelah mereka mampu menundukkan klub Prancis lainnya, AIX Universite, di babak semifinal dengan skor 4-2. Dalam pertandingan itu, Primorye sempat tertinggal 1-2.
 Pada pertandingan final, Vladimir Ivanov menjadi bintang kemenangan klubnya. Peraih medali perunggu Kejuaraan Eropa 2014 itu menundukkan Thomas Rouxel. Dengan dua game langsung 21-9 21-19.
 Namun, Chambly mampu mencuri kemenangan dari tunggal putri. Melalui pebulu tangkis asal Skotlandia Kirsty Gilmour, mereka menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Kirsty memetik kemenangan 19-21, 21-6, 21-12 atas Olga Golovanova.
 Ivanov mampu membangkit kepercayaan lagi rekan-rekannya. Turun bersama Ivan Sozonov, pasangan juara Eropa 2014 ini menang dua game langsung 21-15, 21-16 atas Bastian Kersaudy/Robert Matuesiak.
‘’Sebenarnya, kami tak tampil dalam kondisi terbaik. Namun, saya tetap senang bisa memberikan poin kepada tim dan menjadi juara tiga kali beruntun dalam kejuaraan ini,’’ kata Sozonov setelah pertandingan.
 Peraih perunggu Olimpiade London 2012, Nina Vislova, yang berpasangan dengan pebulu tangkis Tiongkok Zhang Yeqi,memperbesar kemenangan Primorye menjadi 3-1. Mereka menang 21-11, 21-7 atas Rosy Pancasari/Elsa Danckers.
 Akhirnya, pasangan ganda campuran Sozonov/Valeria Sorokina memastikan Primorye menjadi juara. Keduanya menghentikan perlawanan Matuesiak/Kirsty 21-11, 21-18.
 Hasil ini membuat partai tunggal putra dan putri kedua tak jadi dimainkan karena kedudukan sudah 4-2.
 Setelah dua tahun dilaksanakan di Prancis, tahun depan, Kejuaraan Antarklub Eropa akan dilaksanakan di Lublin, Polandia. (*)

Hasil Kejuaraan Antarklub Eropa 2014
Emas: Primorye Vladivostok (Rusia)
Perak: BC Chambly Oise (Prancis)
Perunggu: AIX Universite (Prancis) dan TJ Sokol Vesely Jehnice (Rep Ceko)

Bukan Lagi Milik Tiongkok

FINAL: Saina Nehwal (foto:ndtvimg)

DOMINASI Tiongkok dalam nomor tunggal putri dalam event super series/super series premier selama 2014 patah. Negeri Panda, julukan Tiongkok, tak mampu menempatkan wakilnya dalam Australia Super Series 2014.
 Ini setelah satu-satunya wakil Tiongkok yang masih tersisa di babak semifinal turnamen berhadah total USD 750 ribu tersebut, Wang Shixian, menyerah rubber game 19-21, 21-16, 15-21 kepada Saina Nehwal (India) dalam pertandingan di States Sports Centre pada Sabtu waktu setempat (28/6).
Ini menjadi kemenangan kelima Saina dalam delapan kali pertemuan dengan Wang, yang di Australia Super Series 2014  menduduki unggulan teratas. Hanya, dalam dua kali pertemuan terakhir, Saina tak pernah menang yakni di All England 2014 dan Swiss Open 2013.
 Sebenarnya, selain Wang, Tiongkok juga mengirim dua wakil lainnya di Australia Super Series 2014. Hanya, langkah Sun Yu dan Han Li, sudah tersandung sebelum menembus babak semifinal.  Sun Yu dijinakkan Saina di babak pertama dengan 24-22, 21-17, 21-10 dan Han Li menyerah 18-21, 18-21 kepada Yui Hashimoto (Jepang).
  Di babak final, Saina akan bersua dengan Carolina Marin. Pebulu tangkis Spanyol ini memegang tiket final setelah menundukkan Yui Hashomoto dengan 21-17, 21-16. Saina pernah mengalahkan Marin dalam Indonesia Super Series 2013 dengan straight game 21-16, 21-19.
 Hanya, kini, Marin tak boleh dipandang sebelah mata. Dia merupakan juara Eropa 2014 dan sempat menembus posisi 10 besar dunia. (*)

Juara Tunggal Putri Super Series/Super Series Premier 2014
1.Korea Super Series (7-12 Januari): Wang Yihan (Tiongkok)
2.Malaysia Super Series Premier (14-19 Januari) : Li Xuerui (Tiongkok)
3.All England Super Series Premier (4-9 Maret): Wang Shixian (Tiongkok)
4. India Super Series (1-6 April): Wang Shixian (Tiongkok)
5. Singapura Super Series (8-13 April):  Wang Yihan (Tiongkok)
6. Jepang Super Series (10-15 Juni): Li Xuerui (Tiongkok)
7. Indonesia Super Series Premier (17-22 Juni): Li Xuerui (Tiongkok)

Cari Kemenangan setelah Tujuh Tahun

Simon Santoso (foto: sidiq)

TUJUH tahun bukan waktu yang pendek. Selama rentang waktu itu pula, Simon Santoso belum pernah memetik kemenangan lagi atas wakil Tiongkok Lin Dan.
 Dia mengalahkan Superdan, julukan Lin Dan, di Swiss Open 2007. Saat itu, pada babak semifinal, Simon menang 25-27, 5-0 (ret).
 Di game kedua, Lin Dan tak bisa melanjutkkan pertandingan. Ini menjadi kemenangan semata wayang alias satu-satunya yang dipetik Simon atas Lin Dan dalam 11 kali pertemuan.
 Kali terakhir kedua pebulu tangkis berhadapan di putaran final Piala Thomas 2012. Hasilnya, Simon menyerah 10-21, 17-21.
 Kini, Simon dan Lin Dan kembali adu kecerdikan dalam final Australia Super Series 2014. Itu setelah keduanya mengalahkan lawan-lawannya di babak semifinal yang dilaksanakan di States Sports Centres, Sydney, pada Sabtu waktu setempat.
 Simon mengalahkan rekannya sesama penghuni Pelatnas Cipayung yang diunggulkan di posisi ketiga, Tommy Sugiarto, 21-16, 21-13.  Hasil ini merupakan kemenangan ketiga atas putra legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, tersebut dalam tiga kali perjumpaan. Simon mengalahkan Tommy di Malaysia Super Series 2012 dan Indonesia Grand Prix Gold 2013.
 Sementara, Lin Dan juga menundukkan compatriot (rekan senegaranya) Tian Houwei dengan dua game yang ketat 23-21, 21-19. Ini mengulangi hasil dalam final Tiongkok Masters Grand Prix Gold 2014. Saat itu, Lin Dan menang atas juniornya itu dengan 21-14. 21-9. (*)

Jadwal Final Australia Super Series 2014
Tunggal Putra: Simon Santoso (Indonesia) v Lin Dan (Tiongkok)

Tunggal Putri: Saina Nehwal (India x6) v Carolina Marin (Spanyol)

Ganda Putra: Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan x3) v Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korea Selatan x4)

Ganda Putri: Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi (Jepang x2) v Zhao Yunlei/Tian Qing (Tiongkok x5)

Ganda Campuran:Ko Sung-hyun/Kim Ha-na (Korsel x6) v Michael Fuchs/Brigit Michels (Jerman)

X=unggulan

Alamsyah pun Akhirnya Kebagian Gelar

PERDANA: Alamsyah Yunus

GELAR sirkuit nasional (sirnas) akhirnya digapai Alamsyah Yunus. Itu setelah pebulu tangkis JR Enkei tersebut mengalahkan Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya) dengan straight game 21-12, 21-12 dalam pertandingan final tunggal putra kelompok dewasa Sirnas Seri Jawa Tengah yang dilaksanakan di Sritex Arena, Solo, pada Sabtu WIB (28/6).
 Sebelumnya, hingga lima seri (Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Tengah), posisi terhormat tak penah singgah kepada Alamsyah. Padahal, tahun lalu, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menguasai sirnas dengan menjuarai sembilan dari sepuluh seri yang diikuti.
 Sebaliknya, bagi Febri, sapaan Karin Febriyan Irvannaldy, kekalahan dari Alamsyah membuat dia gagal merebut gelar ketiga. Sebelumnya, anak didik Ferry Stewart tersebut menjadi juara di Sulawesi Selatan dan Kalimantan Tengah.
 Ini juga membuat Febri gagal membalas kekalahan dari seniornya di Cipayung itu. Dalam Seri Jakarta, dia menyerah di tangan Alamsyah pada babak semifinal.
 ‘’Iya saya kalah dari Alamsyah,’’ ucap Febri singkat melalui smartphonenya.
 Sebenarnya, pada babak semifinal, Febri sudah kembali menemukan kepercayaan diri. Alasannya, dia hanya butuh dua game untuk memulangkan wakil Djarum Thomi Azizan Mahbub 21-10, 21-14.
 Ini menjadi kemenangan perdana bagi Febri dengan dua game langsung. Sejak babak kedua, pebulu tangkis yang menolak dinaturalisasi oleh Singapura tersebut harus berjuang susah payah selama tiga game untuk mengatasi lawan-lawannya. Setelah ini, sirnas akan dilanjutkan pada 22-27 September di Denpasar, Bali. (*)


Hasil Final Sirnas Jawa Tengah (Kelompok Dewasa)

Tunggal Putra:Alamsyah Yunus (JR Enkei Jakarta x1) v Febriyan Irvannaldy (Wima Surabaya x2) 21-12, 21-12

Tunggal Putri:Gregoria Mariska Tunjung Cahyaning (Pelatnas) v Ana Rovita (Djarum Kudus x1) 27-25, 12-21, 24-22

Ganda Putra:Ardiansyah Putra/Fajar Alfian (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung) v Alfiat Yuris Wirawan/Yohanes Rendy Sugiarto (Djarum) 21-13, 15-21, 21-19

Ganda Putri:Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa (Djarum x8) v Melati Daeva Oktavianti/Melvira Oklamona (Pelatnas x6) 21-19, 21-17

Ganda Campuran: Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati (Djarum x2) v Ardiansyah Putra/Devi Tika (Berkat Abadi Banjarmasin/SGS Bandung  x2) 21-14, 21-7

X=unggulan

Cari Tiket ke Kopenhagen Lewat Taiwan

NGOTOT: Lin Dan (foto:badzine)

LIN Dan haus poin. Sejak memutuskan kembali ke lapangan setelah menjadi juara dunia 2013, berbagai turnamen telah diikuti lelaki asal Tiongkok tersebut.
 Dua gelar sudah digapai dalam Tiongkok Masters Grand Prix Gold dan Kejuaraan Asia 2014. Di kandang sendiri, Lin naik ke podium terhormat setelah menundukkan compatriot (rekan senegara) Tian Houwei dengan 21-14, 21-9 (20/4). Sepekan kemudian, Superdan, julukan Lin Dan, menjadi juara Asia usai kemenangan 14-21, 21-9, 21-15 atas Sho Sasaki (Jepang).
 Dua gelar tersebut langsung melambungkan ranking Lin Dan. Sempat berada di luar orbit 100 besar, juara dunia lima kali itu masuk ke jajaran one hundred.
 Setelah itu, Lin Dan sempat membela Tiongkok di Piala Thomas 2014. Dalam ajang yang dilaksanakan di New Delhi, India, tersebut, suami mantan ratu bulu tangkis dunia Xie Xingfang tersebut tak terkalahkan dalam dua kali penampilannya.
 Namun, keperkasaan pebulu tangkis 32 tahun tersebut akhirnya terhenti di Jepan Super Series 2014. Di babak perempat final, dia harus mengakui ketangguhan Jan O Jorgensen dari Denmark pada babak perempat final dengan rubber game 19-21, 21-13, 16-21.
 Rankingnya pun terus melonjak. Dalam daftar terbaru, Lin Dan ada di posisi 22 dunia.
 Sayang, di Indonesia Super Series Premier 2014, dia memilih absen. Sebagai ganti, dia mengikuti Australia Super Series dan Taiwan Grand Prix Gold.
 Di Australia, hingga berita ini ditulis, Lin Dan sudah sampai babak semifinal. Kini, peraih dua emas olimpiade, Beijing 2008 dan London 2012, nomor tunggal tersebut terdaftar tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold yang dilaksanakan di  Taipei City pada 15-20 Juli.  Terdaftar dengan ranking 21 dunia, Lin Dan langsung tampil di babak utama.
 Lin Dan berusaha meraih poin sebanyak-banyak agar bisa berlaga dalam Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, pada 25-31 Agustus mendatang.  Tahun ini, dia tak bisa mengandalkan lagi fasiltas wild card seperti yang diraihnya tahun lalu. (*)

Selalu Harus Tampil Tiga Game


TAMPIL tiga game sudah jadi langganan bagi Febriyan Irvannaldy. Hingga babak semifinal Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah, dia selalu kecolongan satu game oleh lawan-lawannya.
 Di babak perempat final, Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, kehilangan di game pertama saat menundukkan wakil Pelatnas Cipayung Rivan Fauzin Ivanudin 18-21, 21-13, 21-14 di Sritex Arena, Solo, pada Jumat waktu setempat (27/6). Sehari sebelumnya, di babak ketiga, unggulan kedua tersebut juga menang rubber game 20-22, 21-5, 21-17 atas Eka Fajar Kusuma (Jaya Raya Jakarta).
 Hal yang sama juga dialami pebulu tangkis Wima Surabaya tersebut di babak kedua. Lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung itu nyaris tersingkir ketika dijajal M. Hadiyat Mustaqien (SGS Bandung). Dia hanya menang 21-18, 19-21, 21-13.
Hanya di babak pertama, dia tak perlu banyak keluar keringat. Ini dikarenakan lawannya, Alvindo Saputra, dari Tangkas mengundurkan diri.
 Di semifinal yang dilaksanakan Sabtu WIB, Febri akan menghadapi Thomi Azizan Mahbub (Djarum Kudus). Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut lolos ke semifinal usai menundukkan Hardianto Kurniawan (Tangkas Jakarta) 21-14, 21-10.
 Semifinal lain mempertemukan Alamsyah Yunus (JR Enkei) melawan Anthony Sinisuka Ginting (Pelatnas). (*)  

Satu Tiket Final untuk Bertemu Wakil Tiongkok

KETEM TEMAN: Tommy Sugiarto (foto:zimbio)


SATU tempat di babak final tunggal putra turnamen Australia Super Series 2014 di tangan Indonesia. Dua wakil merah putih, Tommy Sugiarto dan Simon Santoso, akan adu kecerdikan dalam babak semifinal di States Sports Centre, Sydney, pada Sabtu waktu setempat (28/6).
 Ini terjadi setelah keduanya menekuk lawan-lawannya dalam babak perempat final pada Jumat (27/7). Tommy, yang diunggulkan di posisi ketiga, memetik kemenangan straight game 21-18, 21-7 atas Kento Momota, unggulan ketujuh asal Jepang.
 Ini menjadi kemenangan kedua Tommy atas wakil Negeri Matahari Terbit, jululan Jepang, tersebut. Tahun lalu, dia dan Momota saling mengalahkan.
 Tommy sempat kalah dalam pertemuan perdana di Tiongkok Masters Super Series 2013. Namun, putra legenda bulu tangkis Indonesia Icuk Sugiarto itu membalasnya di Denmark Super Series Premier.
 Sementara, Simon juga menang dua game 21-17, 21-15 atas Wong Wing Ki asal Hongkong. Hasil ini semakin mempertegas dominasinya atas lelaki yang mempunyai darah Surabaya dan Tasikmalaya tersebut. Simon tak pernah kalah dalam empat kali pertemuan.
 Dari rekor pertemuan, Simon lebih diunggulkan. Dia selalu memetik kemenangan dari dua kali perjumpaan yakni di Malaysia Super Series 2012 dan Indonesia Grand Prix Gold 2013.
Pemenangan duel Tommy versus Simon akan menantang wakil Tiongkok. Alasannya, dua wakil Negeri Panda, julukan Tiongkok, itu Lin Dan dan Tian Houwei, berebut tiket ke babak pemungkas.
 Di perempat final, Lin Dan, juara dunia lima kali, menundukkan Son Wan-ho, unggulan keempat asal  Korea Selatan, 21-17, 21-10. Sedang Tian menghentikan langkah rekan senegaranya, Wang Zhengming, 25-23, 21-16. (*)  

Febri Dekatkan Langkah Gelar Ketiga

PEREMPAT: Febriyan Irvannaldy (foto: sidiq)

DUA gelar nomor tunggal putra dalam sirkuit nasional (sirnas) sudah ada di tangan Febriyan Irvannaldy. Kini, lelaki asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut berburu gelar ketiga.
 Langkah itu pun semakin dekat. Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, sudah menjejakkan kakinya di babak perempat final. Ini setelah lelaki yang membela bendera Wima, Surabaya, tersebut menang 20-22, 21-5, 21-17 atas Eka Fajar Kusuma dari Jaya Raya dalam pertandingan babak ketiga di Sritex Arena, Solo, pada Kamis WIB (26/6). Dalam Sirnas Seri Jawa Tengah ini, Febri menduduki unggulan kedua di bawah Alamsyah Yunus (JR Enkei).  
 ‘’Alhamdulillah, saya menang,’’ tulis Febri dalam pesan singkatnya kepada smashyes.
 Untuk bisa lolos semifinal, dia harus mengalahkan Rifan Fauzin Ivanudin. Wakil Pelatnas Cipayung ini lolos dari hadangan pebulu tangkis senior Nugroho ‘’Gepeng’’ Andi Saputro 21-19, 22-20.
 Gelar juara sirnas digapai Febri di Seri Sulawesi Selatan di Makassar dan Seri Kalimantan Tengah di Palangkaraya.
 Sementara, Alamsyah juga melaju ke perempat final. Kemenangan 21-17, 21-15 atas Muhammad Bayu Pangistu (Pelatnas) membuatnya ditantang Panji Akbar Sudrajat (Pelatprov DKI). Dia di babak kedua menjungkalkan unggulan ketujuh Evert Sukamta (Tangkas) dengan straight game 21-13, 21-10. (*)

Menang untuk Bisa Bersua di Semifinal

Simon Santoso

DUA tunggal Indonesia, Tommy Sugiarto dan Simon Santoso, masih bertahan di Australia Super Series 2014. Bahkan, langkahnya sudah sampai ke babak perempat final turnamen yang menyediakan hadiah total USD 750 ribu tersebut.
 Itu setelah Tommy dan Simon mengalahkan lawan-lawannya. Pada babak kedua yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, pada Kamis waktu setempat (26/6), Tommy menang dua game 21-16, 21-14 atas Brice Leverdez dari Prancis. Ini merupakan pertemuan perdana dari kedua pebulu tangkis tersebut.
 Untuk bisa menembus semifinal, Tommy, yang diunggulkan di posisi ketiga, akan dijajal Kento Momota. Unggulan ketujuh asal Jepang tersebut di babak sebelumnya mengalahkan rekannya sendiri, Sho Sasaki, 21-15, 19-21, 21-12.
 Kedua pebulu tangkis pernah dua kali bertemu dan saling mengalahkan. Tommy kalah di Tiongkok Masters 2013. Namun, putra legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto tersebut membalasnya sebulan kemudian di Denmark Super Series Premier 2013.
 Sementara, Simon melaju ke perempat final usai melibas Lee Dong-keun (Korea Selatan) 21-18, 21-16.  Ini menjadi kemenangan ketiga Simon atas pebulu tangkis berperingkat 33 dunia tersebut.
 Di perempat final, Simon, yang kini melonjak ke posisi 18 dunia, akan menjajal ketangguhan Wong Wing Ki asal Hongkong. Lelaki yang mempunyai darah Indonesia tersebut di babak kedua menjungkalkan unggulan kedelapan asal Jerman Marc Zwiebler 21-18, 21-18.
 Simon punya rekor bagus jika bersua dengan Wing Ki, yang kini duduk di posisi 44 dunia tersebut. Dia belum pernah kalah.
 Pertemuan terakhir terjadi pada Indonesia Super Series Premier 2012. Saat itu, Simon menang 15-21, 21-16, 21-19. Saat itu, Simon akhirnya Simon menjadi juara.
 Jika Tommy dan Simon menang, kedua pebulu tangkis yang kini sama-sama berstatus penghuni Pelatnas Cipayung tersebut akan bersua di semifinal. Sebenarnya, Cipayung juga mengirimkan Wisnu Yuli Prasetyo. Sayang, dia sudah tersingkir di babak kualifikasi. (*)  

Yong-dea/Yeon-seong Siap Menggusur

NAIK: Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong
POSISI Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan terusik. Musuh besarnya di nomor ganda putra, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong asal Korea Selatan, kini ada di possi kedua.
 Ini tak lepas dari capaian yang dipetik oleh ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut dalam dua turnamen terakhir, Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier 2014. Yong-dae/Yeon-seong mampu menjadi juara. Menariknya, dalam final, mereka mengalahkan lawan yang sama, Hendra/Ahsan.
 Bahkan, tak menutup kemungkinan, poin Yong-dae/Yeon-seong bakal bertambah. Ini disebabkan mereka masih bertahan di Australia Super Series 2014.
 Pasangan yang pernah duduk di posisi teratas dunia tersebut melaju ke babak perempat final. Jalan menuju juara pun terbentang lebar.
 Sebelumnya, peringkat Yong-dae/Yeon-seong mengalami penurunkan. Penyebabnya, sejak Februari lalu, keduanya absen dari berbagai turnamen karena sanksi yang diterima Yong-dae.
 Pebulu tangkis yang digandrungi banyak perempuan itu terkena sanksi selama 1 tahun oleh BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Dia menolak saat harus menjalani tes doping.
 Untung, hukuman tersebut tak dilakoni selama satu tahun. Baru dua bulan, Yong-dae mendapat pengampunan.
 Faktor Yong-dae/Yeon-seong juga yang membuat PP PBSI tak jadi mengirimkan Hendra/Ahsan ke Australia Super Series 2014. Alasannya, agar mental juara dunia 2013  tersebut bisa pulih.
 Ya, selama lima kali pertemuan, Hendra/Ahsan hanya menang sekali atas Yong-dae/Yeon-seong. Itu terjadi pada babak perempat final Piala Thomas 2014 di New Delhi, India, pada Mei lalu.
 Dalam ranking ganda putra yang dikeluarkan 26 Juni itu, Pelatnas Cipayung masih menempatkan Angga Pratama/Rian Agung Saputra di posisi 10 besar. Meski, capaian mereka di Indonesia Super Series Premier 2014 tak sesuai harapan karena tersingkir di babak awal. Padahal, Angga/Rian diharapkan mampu menembus babak final sehingga All Indonesian Finals bisa tercipta. (*)

Ranking Ganda Putra (10 besar)

1.Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (Indonesia)
2. Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong (Korsel)
3. Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa (Jepang)
4. Mathias Boe/Cartsen Mogensen (Denmark)
5. Kim Ki-jung/Kim Sa-rang (Korsel)
6. Lee Sheng-Mu/Tsai Chia Hsin (Taiwan)
7. Hoon Thien How/Tan Wee Kiong (Malaysia)
8. Markis Kido/Markus Gideon Fernaldi
9. Liu Xialong/Qiu Zihan
10. Angga Pratama/Rian Agung Saputro

Jauh dari Finlandia hanya untuk Kalah WO

KEKECEWAAN ada di benak Anton Johan Kaisti/Iikka Johanes Heino. Niatnya bisa menjajal pasangan Indonesia kandas.
 Bukan karena kalah di atas lapangan. Anton/Likka dinyatakan kalah WO (walk over) atas pasangan Gesttano Ganedra/Viky Anindita dari Tangkas Jakarta dalam pertandingan nomor ganda putra Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jaw Tengah yang dilaksanakan di Sritex Arena, Solo.
 ‘’Mereka nggak terima dinyatakan kalah WO. Jam main mereka Rabu pukul 23.00 WIB. Infonya telat sampai jam 02.00 Kamis pagi,’’ kata Imam Teguh Santoso, pelatih Anton/Likka, yang saat ini masih berada di Finlandia.
 Saat anak asuhnya datang pukul 01.00 WIB, ternyata keduanya sudah dinyatakan kalah WO. Mereka, tambah Imam, mengaku kecewa sekali.
 Padahal, lanjut dia, kedatangannga ke Indonesia untuk menjajal atmosfer persaingan sirnas. Hanya, Imam menjelaskan kepada anak asuhnya bahwa kondisi Indonesia memang seperti itu.
 Di nomor tunggal, keduanya juga tumbang. Iikka kalah di babak kedua oleh Hardianto dari Tangkas Jakarta dengan 7-21, 10-21. Sedangkan Anton takluk 18-21, 21-19, 8-21 kepada unggulan ketiga Senatria Agus Setia Putra (SGS Bandung). ‘’Yang Anton kalah karena kepanasan. Game ketiga dia benar-benar sudah habis,’’ ungkap lelaki asal Jakarta itu.
 Mantan asisten pelatih di Cipayung itu menambahkan, bahwa Anton dan Likka bakal menimba ilmu di Djarum Kudus hingga Agustus. Di sela-sela menimba ilmu itu, keduanya akan tampil dalam Taiwan Grand Prix Gold pada 15-20 Juli dan Indonesia Challenge pada 12-16 Agustus.
Dalam daftar peringkat BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Johan mempunyai ranking 191 di nomor tunggal putra, 181 di ganda putra, dan 99 di ganda campuran.  Sedangkan Iika ada di 397 di nomor tunggal putra, 181 di nomor ganda, dan 1131 di nomor ganda campuran. (*)

Lala Cari Pasangan yang Pas

MANTAN: Lala (kiri) dan Vita Marissa (foto:PBSI)
VARIELLA ‘’Lala’’Aprilsasi punya pasangan baru. Pebulu tangkis spesialis ganda asal Suryanaga Surabaya tersebut bertandem dengan Meiliana Jauhari dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Seri Jawa Tengah yang tengah berlangsung di Sritex Arena, Solo. Bahkan, keduanya langsung ditempatkan sebagai unggulan teratas.
 ‘’Saya ganti pasangan lagi. Maunya sama Vita (Marissa) sih,’’ kata Lala.
 Hanya, pihak Djarum Kudus, klub Vita, tak mengizinkan. Mereka memilihkan Vita dengan Shendy Puspa Irawati.
  ‘’Sebenarnya, klop dengan Vita,’’ terang dia.
 Ya, harus diakui bersama pebulu tangkis putri senior tersebut, Lala mampu mengukir prestasi. Tahun lalu, meski baru berpasangan, Lala/Vita mampu menjadi juara di Australia Grand Prix Gold. Saat ini, turnamen yang dilaksanakan di States Sports Centre, Sydney, itu tengan berlangsung dan naik status menjadi super series karena hadiah yang naik tajam.
 ‘Sedih juga nggak bisa mempertahankan gelar di Australia,’’ ungkap perempuan yang juga pernah digembleng di Pelatnas Cipayung itu.
 Dalam final, Lala/Vita menundukkan pasangan Thailand Taerattanachai Sapsiree/Amitrapai Savitree dengan dua game langsung 21-19, 21-15 (13/4/2013). Sepekan kemudian, di Selandia Grand Prix, mereka nyaris kembali naik ke podium terhormat. Sayang, langkah pasangan yang sama-sama dikenal tomboy tersebut dihentikan Vivian Kah/Woon Khe Wei dari Malaysia dengan tiga game 19-21, 21-15, 17-21.
 Setelah itu, dalam Malaysia Grand Prix Gold 2013, Lala/Vita melaju hingga babak semifinal. Langkahnya ke babak pemungkas digagalkan sesama pasangan Indonesia Pia Zebadiah/Rizky Amelia Pradipta 17-21, 21-16, 17-21 (4/5/2013).
 Capaian ini membuat ranking pebulu tangkis Suryanaga/Djarum Kudus tersebut melompat tingga hingga masuk 10 besar. Namun, setelah itu, pelahan tapi pasti, prestasi keduanya mengalami penurunan.
Puncaknya, setelah mengikuti Malaysia Grand Prix Gold  2014, Lala dan Vita berpisah. Apalagi, dalam turnamen tersebut,  mereka langsung tersingkir di babak I. Padahal, dalam turnamen itu, Lala/Vita menempati unggulan teratas.
 Setelah Malaysia Grand Prix Gold, Lala sempat berpasangan dengan Sri Wulan Sari dalam Indonesia Super Series Premier 2014. Namun, mereka langsung kalah dalam penampilan perdana saat berhadapan dengan sesama pasangan merah putih Gebby Ristiyani/Ni Ketut Mahadewi.
 ‘’Setelah ini, saya belum punya jadwal main di turnamen mana lagi. Masih nyari pasangan yang pas,’’ pungkas Lala. (*)

Angga/Rian Menunggu Vonis

DOWN: Angga Pratama (kiri)/Rian Agung  (foto: PBSI)
POSISI Angga Pratama/Rian Agung Saputro di Pelatnas Cipayung semakin tertekan. Kegagalan demi kegagalan teus ditelan ganda nomor dua di kawah candradimuka Pelatnas Cipayung tersebut.
 Terakhir, Angga/Rian kembali gagal naik ke podium terhormat dalam Australia Super Series 2014. Pada pertandingan yang dilaksanakan di States Sports Centre pada Rabu waktu setempat (25/6), mereka langsung tersingkir di babak pertama.
 Angga/Rian dipermalukan pasangan Jepang Kenta Kazuno/Kazushi Yamada 20-22, 17-21. Selama 2014, hasil yang dicapai dalam turnamen berhadiah total USD 750 ribu tersebut merupakan yang terburuk. Sebelumnya, Angga/Rian mentok di babak kedua dalam dua turnamen yakni India Super Series dan Singapura Super Series.
 Kegagalan di Negeri Kanguru, julukan Australia, ini juga menambah panjang paceklik gelar mereka. Kali terakhir, Angga/Rian juara di Indonesia Grand Prix Gold 2013. Selain itu, mereka datang ke Australia juga dengan status juara bertahan. Hanya, tahun lalu, kejuaraan yang dilaksanakan di Sydney tersebut masih berada di level grand prix gold.
 Sebenarnya, jika menang, Angga/Rian besar kemungkinan besar bersua dengan musuh beratnya asal Korea Selatan Kim Ki-jung/Kim Sa-rang. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, tersebut tak bisa dikalahkan dalam tiga pertemuan.
 Pada babak kedua Australia Super Series 2014, Indonesia hanya menyisakan Markis Kido/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi. Dalam penampilan perdananya, pasangan yang diunggulkan di posisi keenam tersebut menang dua game 21-15, 21-18 atas Philip Chew/Sattawat Pongnairat (AS).
 Untuk bisa menembus perempat final, Kido/Sinyo akan bersua dengan Goh V Shem/Tan Wee Kiong. Pasangan Malaysia ini melibas Magnaye Peter Gabriel/Paul Jeerson (Filipina) 21-12, 21-9. (*)

Mendadak Ikuti Jejak Ahsan/Hendra

MUNDUR: Tontowi (kanan)/Liliyana (foto:victor)
PP PBSI  tengah membenahi kekuatan. Buktinya, para andalannya di nomor ganda putra dan ganda campuran batal berlaga dalam Australia Super Series 2014.
 Setelah Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan mengundurkan diri, kali ini giliran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir melakukan langkah serupa dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 750 ribu tersebut. Hanya, bedanya, posisi Hendra/Ahsan masih bisa digantikan pasangan Filipina Philip Joper/Ronel Estanislao. Sedangkan, posisi Tontowi/Liliyana tak bisa digantikan karena mendadak. Ini membuat lawannya, Phillip Chew/Jamie Subandhi dari Amerika Serikat (AS), langsung lolos ke babak kedua tanpa memeras keringat.
 Tampaknya, kegagalan di Indonesia Open Super Series 2014 membuat Tontowi/Liliyana tak sembarangan dikirim ke berbagai event. Dalam turnamen yang juga menyediakan hadiah utama USD 750 ribu tersebut, Tontowi/Liliyana gagal menjadi juara.
 Bermain di depan publiknya sendiri, mereka dipermalukan pasangan Tiongkok yang menjadi musuh beratnya, Xu Chen/Ma Jin, dari Tiongkok pada babak semifinal. Mereka menyerah 21-18, 12-21, 15-21.
 Sebelum berlaga di Indonesia, pada April lalu, Tontowi/Liliyana sukses naik ke podium terhormat dalam Singapura Super Series. Kini, PP PBSI berharap agar Tontowi/Liliyana hanya konsentrasi kepada Kejuaraan Dunia 2014 yang dilaksanakan di Kopenhagen, Denmark, 25-30 Agustus.
 Apalagi, status pasangan tersebut merupakan juara bertahan. Selain itu, pada Juli mendatang, tidak ada turnamen super series premier yang mewajibkan Tontowi/Liliyana turun.
 Dengan absennya mereka, di Australia Super Series 2014, Indonesia hanya mengandalkan Riki Widianto/Richi Dili Puspita dan Markis Kido/Pia Zebadiah. Keduanya pun sudah lolos ke babak kedua.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di States Sports Centre pada Rabu waktu setempat (25/6), Riki/Puspita menang dua game langsung 24-22, 21-13 atas Kim Ki-jung/Kim So-young (Korea Selatan). Ini menjadi pertemuan perdana bagi kedua pasangan.
 Sayang di babak kedua, Riky/Dilli, yang kini terperosok di posisi 16, akan bertemu dengan Kido/Pia. Ini setelah pasangan kakak beradik tersebut menang 21-16, 21-19 atas pasangan Jerman Peter Kaesbauer/Isabel Herttrich. Dalam dua kali pertemuan, Kido/Pia selalu menang yakni di Indonesia Grand Prix Gold 2012 dan Thailand Grand Prix 2013.(*)

Lolos tanpa Keluar Keringat

FEBRIYAN Irvannaldy beda dengan para unggulan. Pebulu tangkis asal Wima, Surabaya, itu  tak perlu memeras keringat untuk bisa menembus babak II.
Febriyan (foto:sidiq)
 Ini dikarenakan lawannya, Alvindo Saputra, dari Tangkas Jakarta mengundurkan diri dalam pertandingan Sirkuit Nasional (Sirnas) Jawa Tengah di Sritex Arena, Solo, pada Selasa waktu setempat (24/6).
 Pada babak kedua yang dilaksanakan Rabu  (25/6), Febri, sapaan karib Febriyan Irvannaldy, akan dijajal M. Hadiyat Mustaqien (SGS Bandung) yang di babak pertama menang rubber game 21-10, 19-21, 21-10 atas wakil Latansa Lebak Eric Romadon.
 Dalam seri yang dilaksanakan di Kota Bengawan, julukan Solo, itu, Febri diunggulkan di posisi kedua. ‘’Unggulan teratas tetap diduduki Alamsyah Yunus,’’ kata Febri.
 Pada babak perdana, Alamsyah juga tak mengalami hambatan berarti. Dia mengalahkan Rohmat Abdul Rohman(Exist) dengan straight game 21-17, 21-18. Kemenangan ini membuat mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu bersua Muh Sulton (Mutiara Bandung), yang menang 21-12, 21-19 atas rekan Febri, Rizky Antasari.
 Pada Seri Jawa Tengah ini, Pelatnas Cipayung juga menurunkan wakilnya. Mereka adalah Muhammad Bayu Pangisthu, Anthony Sinusuka Ginting, dan Firman Abdul Kholiq. Ketiga juga menembus babak II. (*)

Tak Mau Bertemu Yong-dae/Yeon-seong

NYALI: Hendra Setiawan (kanan)/Ahsan (foto:PBSI)

TIDAK ada nama Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di Australia Super Series 2014. Mulai Selasa pagi (24/6), nama pasangan Pelatnas Cipayung tersebut digantikan Philip Joper Escueta/Ronel Estanislao dari Filipina.
 Ini tentu sangat mengejutkan. Alasannya, selama ini, Hendra/Ahsan belum pernah mundur dari jadwal turnamen yang diagendakan.
 Bisa jadi, ini imbas dari kegagalan meraih juara dalam dua turnamen terakhir, Jepang Super Series 2014 dan Indonesia Super Series Premier 2014.
 Ironisnya, lawan yang mengalahkannya sama, Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong, dari Korea Selatan. Skor pertemuan kedua pasangan pun sangat jomplang.
 Hendra/Ahsan hanya menang sekali dalam lima kali pertemuan. Satu-satunya hasil manis dipetik pasangan merah putih tersebut dalam putaran final Piala Thomas 2014 yang dilaksanakan di New Delhi, India, Mei lalu.
 Sebenarnya, peluang Hendra/Ahsan untuk bisa bertemu pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, di Australia Super Series 2014 terbuka. Ini disebabkan,kedua pasangan menghuni grup atas. Hendra/Ahsan menempati unggulan pertama dan Yong-dae/Yeon-seong diunggulkan di posisi keempat.
 Memang, Yong-dae/Yeon-seong menjadi momok bagi ganda putra terbaik Indonesia tersebut. Dua gelar bergengsi, juara dunia 2013 dan juara All England Super Series 2014 digapai karena tak bersua dengan mereka.
 Bahkan, juara All England Super Series 2014 dipetik ketika Yong-dae/Yeon-seong tak tampil. Ini dikarenakan Yong-dae masih menjalani sanksi akibat menolak menjalani tes doping.
 Dengan mundurnya Hendra/Ahsan, di Australia Super Series 2014, Indonesia bertumpu kepada Markis Kido/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi dan Angga Pratama/Rian Agung Saputro. Pasangan terakhir menyandang status juara bertahan. Hanya, tahun lalu, event ini masih bertitel grand prix gold.  (*)