WHAT’S HOT NOW

ads header

News

Gambar tema oleh kelvinjay. Diberdayakan oleh Blogger.

Sosok

Kabar Dari Manca

Sambang Klub

Kontrak Yong-dae hanya untuk Jadi Penasihat


LEE Yong-dae laris manis. Pebulu tangkis spesialias ganda asal Korea Selatan tersebut tercantum namanya di dua liga yang tengah berlangsung, Purple League Malaysia dan Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.
 Di SBI  2015, Yong-dae tercatat membela juara bertahan Musica Champions. Sebenarnya, tahun lalu, dia juga sudah siap membela klub asal Kudus, Jawa Tengah, tersebut.
 Namun, dia absen karena masih menjalani sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena menolak saat menjalani tes doping. Imbasnya,  dia dilarang  tampil selama dua tahun. Tapi, menjelang putaran final Piala Thomas 2015 yang dilaksanakan di New Delhi, India, pada Mei, sanksinya dicabut.  
 Kini, dalam SBI 2015, Yong-dae pun baru bisa membela Musica Champions. Dia satu tim dengan compatriot (rekan satu negara), Lee Hyun-il. Dua tahun beruntun, 2013 dan 2014, Hyun-il menjadi bagian Musica Champions memenangi nomor beregu putra dalam SBI.
 Ternyata, di Purple League atau yang dikenal Liga Bulu Tangkis Malaysia, Yong-dae dan Hyun-il juga satu tim di Muar City. Hanya, Hyun-il sudaah dari awal sudah bergabung dengan klub yang kini ada di posisi teratas tersebut.
 Sementara, Yong-dae baru bergabung pekan lalu. Status pasangan Yoo Yeon-seong di ranking teratas dunia nomor ganda putra itu juga bukan sebagai atlet tapi penasihat teknis. Dia bertugas memberi masukan kepada pasangan yang ada di Muar City.
 “Saya gembira menjadi bagian dari Muar City. Tim ini mempunyai semangat juang yang tinggi,’’ kata Yong-dae seperti dikutip media Malaysia.
Dia mengakui sebenarnya ingin turun sebagai pemain di Purple League.Namun, itu tidak memungkinkan.
 ‘’Tapi tetap menjadi sebuah kehormatan menjadi penasihat tim. Saya berharap musim depan bisa tampil membela Muar City,’’ ungkap Yong-dae.
Sebagai penasihat, dia tak yakin bisa memberikan lebih kepada Muar City. Alasannya, tim tersebut sudah sangat bagus dengan bukti berada di puncak klasemen sementara.
 ‘’Saya akan memberikan tambahan semangat dan berharap pasangan Muar City bisa melakukan yang lebih baik,’’ ujar lelaki 27 tahun tersebut. (*)

Masih Sempatkan Main di Purple League


MARKIS Kido/Agrpinna Prima Rahmanto tercatat membela Jaya Raya dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Ajang yang digelar di Denpasar, Bali, itu pun mulai digelar 25 Januari 2015.
 Namun, sehari sebelumnya atau tepatnya 24 Januari, Kido/Agripinna masih turun membela Puchong United dalam Purple League atau liga bulu tangkis Malaysia. Mereka mampu mengalahkan pasangan Petaling Chen Jia Huo/Shia Chun Kang dengan 7-11, 11-10,7-11, 11-5,10-11.
 Sayang, donasi kemenangan tersebut tak mampu menolong Puchong United dari kekalahan. Mereka menyerah 236-254 atas Petaling.
 Meski sebenarnya, tiga kemenangan dipetik wakil Puchong United. Selain Kido/Agripinna, Liew Daren dan pasangan ganda putra keduanya,Tan Wee Gieen/Yew Hong Kheng juga melibas lawan-lawannya.
 Sementara, dari Petaling, kemenangan disumbangkan Jan O Jorgensen dari tunggal pertama putra dan Ardiansyah/Chen Jiao dari  ganda campuran. Sistem yang dipakai dalam Purple League memang beda dengan liga di negara-negara lain. Selain tidak mempertandingan ganda putri, kemenangan diamil dari game kemenangan yang dipetik dalam tiap pertandingan.  Kekalahan ini membuat Puchong United ini membuat Kido dkk gagal naik ke puncak klasemen yang ditempati Muar City.
 Di SBI 2015, Kido/Agripinna, menjadi andalan di nomor ganda selain Hendra Setiawan,  Muhammad Rian Ardianto,dan  Alfian Eko. (*)

Berikut daftar pemain di Djarum Superliga Badminton 2015 :

Putra
Djarum Kudus
Dionysius Hayom Rumbaka, Ihsan Maulana Mustofa, Riyanto Subagja, Son Wan Ho (Korea), Mohammad Ahsan, Berry Angriawan, Praveen Jordan, Kevin Sanjaya Sukamuljo, Tontowi Ahmad, Fran Kurniawan

Suryanaga Surabaya
Kenta Matsumura (Jepang), Alamsyah Yunus, Fauzi Adnan, Jeffer Rosobin, Alvent Yulianto Chandra, Rian Agung Saputro, Ronald Alexander, Tri Kusumawardhana, Christopher Rusdianto, Siswanto.

Mutiara Cardinal Bandung
Firman Abdul Kholik, Eska Rifan Jaya, Panji Ahmad Maulana, Vega Vio Nirwanda, Ricky Karanda Suwardi, Hardianto, Stefan Indra Hapsara, Rian Syaoqi, Althof Baariq, Reinard Dhanriano.

Musica Champion Kudus
Chou Tien Chen (Taiwan), Simon Santoso, Lee Hyun Il (Korea), Jonatan Christie, Lee Yong Dae (Korea), Marcus Fernaldi Gideon, Vladimir Ivanov (Rusia), Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira, Edi Subaktiar, Fajar Alvian.

Jaya Raya Jakarta
Tommy Sugiarto, Wei Nan (Hong Kong), Tanongsak Saensomboonsuk (Thailand), Sony Dwi Kuncoro, Hendra Setiawan, Markis Kido, Angga Pratama, Agrippina Primarahmanto Putera, Muhammad Rian Ardianto, Alfian Eko Prasetya.

Tonami (Jepang)
Sho Sasaki, Riichi Takeshita, Tatsuya Watanabe, Noriyasu Hirata, Hirokatsu Hashimoto, Keigo Sonoda, Takeshi Kamura, Hoki Takuro, Yugo Kobayashi, Kohei Gondou.

Granular (Thailand)
Chayut Triyachart, Koo Kean Keat, Pakkawat Vilailak, Moh. Arif Bin Abd Latif, Bodin Issara, Parinyawat Thongnuam, Takdanai Boonrawd, Warut Tankmanustong, Trawut Potieng, Watchara Buranakuea.

USM Blibli
Reksy Aureza Megananda, Thomi Azizan Mahbub, Shesar Hiren Rhustavito, Kho Henriko Wibowo, Andrei Adistia, Afiat Yuris Wirawan, Arya Maulana Aldiartama, Kenas Adi Harjanto, Hantoro, Yohanes Rendy Sugiarto.

Hitachi (Jepang)
Ryotaro Maruo, Koji Naito, Naohiro Matsukawa, Hendra Aprida Gunawan, Kazuaki Oshima, Yuki Umino, Yuki Umino, Yuta Yamasaki, Yoshiki Tsukamoto, Tomoki Mitsuhashi, Flandy Limpele.

Hi Qua Wima Surabaya
Anthony Sinisuka Ginting, Panji Akbar, Febriyan Irvanaldi, Rizki Antasari, Riky Widianto, Ade Yusuf Santoso, Selvanus Geh, Muhammad Ulinnuha, Risky Hidayat Ismail, Riyo Arief.

Putri
Hokuto Bank (Jepang)
Kusunose Yuka, Murayama Yumi, Yonemoto Koharu, Nagahara Wakana, Matsumoto Mayu, Nagata Rei, Miyoshi Nao, Tanaka Shiho, Uratani Natsumi, Kaori Imabeppu.

Granular (Thailand)
Saniru Sannatasah (Malaysia), Rusydina Antardayu Riodingin (Indonesia), Kuljira Khongdee, Sarita Suwannakitborihan, Natcha Saengchote, Chayanit Chaladchalam, Kunchala Voravichitchaikul, Duanganong Aroonkesorn, Kilasu Ostermeyer, Pataimas Muenwong.

Renesas (Jepang)
Satoko Suetsuna, Miyuki Maeda, Reika Kakiiwa, Mizuki Fujii, Kana Ito, Yui Miyauchi, Naoko Fukuman, Ayumi Mine, Yuki Fukushima, Sayaka Hirota.

Djarum Kudus
Maria Febe Kusumastuti, Dinar Dyah Ayustine, Intan Dwi Jayanti, Sung Ji Hyun (Korea), Vita Marissa, Shendy Puspa Irawati, Melati Daeva Oktavianti, Rosyita Eka Putri Sari, Komala Dewi, Jenna Gozali.

Suryanaga Surabaya
Linda Wenifanetri, Mayu Sekiya, Aprilia Yuswandari, Febby Angguni, Milicent Wiranto, Ni Ketut Mahadewi Istarani, Meirisa Cindy Sahputri, Devi Tika Permatasari, Keshya Nurvita Hanadia, Meiliana Jauhari.

Jaya Raya Jakarta
Ratchanok Intanon (Thailand), Adriyanti Firdasari, Busanan Ongbumrungpan (Thailand), Bellaetrix Manuputty, Greysia Polii, Nitya Krishinda Maheswari, Rizki Amelia Pradipta, Pia Zebadiah Bernadet, Anggia Shitta Awanda, Della Destiara Haris.

Mutiara Cardinal Bandung
Nitchaon Jindapon, Hanna Ramadini, Gregoria Mariska, Tiara Rosalia Nuraidah, Suci Rizki Andini, Gebby Ristiyani Imawan, Maretha Dea Giovani, Melvira Oklamona, Nisak Puji Lestari, Rika Rositawati.

USM Blibli
Rina Andriani, Arinda Sari Sinaga, Fitriani, Devi Yunita Indah Sari, Ghaida Nurul Ghaniyu, Debby Susanto, Ririn Amelia, Marsheila Gischa Islami, Annisa Saufika, Gloria Emanuelle Widjaja.

Jaya Raya New Star
Ruselli Hartawan, Jauza Fadhila Sugiarto, Priskilia Siahaya, Gabriela Meilani Moningka, Aurum Oktavia Winata, Weni Anggraini, Shela Devi Aulia, Apriani Rahayu, Zarra Faza Azka, Phyta Haningtyas Mentari

Gifu Tricky Panders (Jepang)
Cheng Wen Hsing (Taiwan), Pai Hsiao Ma (Taiwan), Eto Rie, Aoi Matsuda, Saya Yamamoto, Arisa Hashizume, Serina Matsui.

Giliran Jorgensen Geser Posisi Chong Wei

Jorgensen bersama Rizky Hidayat

POSISI Lee Chong Wei kembali turun. Dalam rilis yang dikeluarkan BWF Kamis lalu, pebulu tangkis tunggal putra andalan Malaysia  tersebut turun satu setrip di posisi ketiga.
 Sebelumnya, di awal akhir 2014, Chong Wei juga tergeser dari singgasananya oleh Chen Long dari Tiongkok. Kini, lelaki bergelar datuk tersebut digusur oleh O Jorgensen dari Denmark.
 Ini dikarenakan Chong Wei lama absen dari berbagai turnamen sejak dia dinyatakan terkena doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia di Kopenhagen, Denmark, pada Agustus 2014 lalu. Namun, tes itu baru keluar ketika Chong Wei usai pulang dari  Asian Games di Inchen, Korea Selatan, 18 Agustus-4 September 2014.
 Posisi teratas ditempati Chong Wei cukup lama, hampir enam tahun. Dia hanya sekali tergusur oleh Lin Dan dari Tiongkok.
 Tanpa kehadiran Chong Wei di berbagai turnamen membuat peta persaingan menjadi pebulu tangkis nomor satu bakal sengit. Selain Jorgensen yang terus on fire,
 Ada juga Lin Dan yang kembali aktif mengayunkan raket. Lelaki berjuluk Superdan tersebut sudah menembus 10 besar dunia dengan ada di posisi keenam dunia.
 Sayang, dalam ranking terbaru, Indonesia tak punya wakil lagi di 10 besar. Tommy Sugiarto terpental ke posisi 11 atau turun tiga setrip.
 Selama 2014, penampilan Tommy bisa dikatakan jeblok. Jangankan bicara juara, lolos ke final pun tak bisa digapai.
 Hanya, putra salah satu legenda bulu tangkis Indonesia, Icuk Sugiarto, bisa lama di 10 besar karena mampu menembus semifinal di tiga turnamen besar yakni Australia Super Series 2014, Jepang Super Series 2014, dan Kejuaraan Dunia 2014. (*)

Ranking 10 Besar Tunggal Putra (per 22/1)
1.Chen Long (Tiongkok)
2.Jan O Jorgensen (Denmark)
3.Lee Chong Wei (Tiongkok)
4.Son Wan-ho (Korea Selatan)
5.K. Srikanth
6.Lin Dan (Tiongkok)
7.Chou Tien Chen (Taiwan)
8.Hans-Kristian Vittinghus (Denmark)
9.Wang Zhengming (Tiongkok)
10. Viktor Axelsen (Denmark)

Incar Gelar di Turnamen Perdana


JALAN menjadi juara terbuka bagi Indonesia di awal 2015. Pasangan Riky Widianto/Richi Dili Puspita menjadi tumpuan untuk itu setelah lolos ke babak final India Grand Prix Gold 2015.
 Dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Lucknow pada Sabtu waktu setempat, pasangan Pelatnas Cipayung tersebut menangn straight game 21-16, 21-12 atas pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Lai Pei Jin.  Untuk bisa juara, Riky/Richi harus bisa mempermalukan pasangan tuan rumah Manu Attri/K. Maneesha yang di empat besar menumbangkan unggulan ketiga Evgenij Dremin/Evgenia Dimova asal Rusia dengan straight game 24-22, 21-19.
 Riky/Richi belum pernah bersua dengan lawannya. Hanya, dari sisi peringkat, keduanya unggul jauh.
 Pasangan merah putih tersebut duduk di posisi sembilan sedangkan lawannya di posisi ke-540. Hanya, Manu/Maneesha tengah percaya diri dengan dukungan publik. Tahun lalu yang dilaksanakan  21-26 Januari , Riky/Richi absen .
 ‘’Semoga kami bisa juara di India,’’ tulis singkat Riky kepada smashyes.
 Pada 2014, mereka mampu mengoleksi dua gelar dari ajang  India Grand Prix Gold dan Belanda Grand Prix. Sayang, di level super series atau super series premier, Riky/Richi masih belum pernah juara.
  Capaian yang diraih ‘’hanya’ menembus babak final final Singapura Super Series 2014. Di final, mereka dikalahkan seniornya di Pelatnas Cipayung, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.  (*)

Jadwal  final India Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:K. Srikanth (India x1) v Parupalli Kashyap (India x3)

Tunggal putri:Saina Nehwal (India x1) v Carolina Marin (Spanyol x2)

Ganda putra:Mathias Boe/Carsten Mogensen (Denmark x1) v Vladimir Ivanov/Ian Sozonov (Rusia x4)

Ganda putri: Vivian Kah Mun Hoo/Khe Wei Woon (Malaysia x1) v Amelia Alicia Anscelly/Fie Cho Soong (Malaysia x4)

Ganda campuran:  Riky Widianto/Richi Dili (Indonesia x1) v Manu Attri/K. Maneesha (India)

X=unggulan

Berangkat Senin, Riky Telat Gabung

WIMA: Riky Widianto
KESETIAAN Riky Widianto layak dapat acungan jempol. Dia rela langsung ke Denpasar, Bali, guna membela klub asalnya, Wima Surabaya, yang berlaga dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.
 ‘’Ya, habis dari India, saya ke Bali. Memang telat karena pertandingan liganya dimulai 25 Januari,’’ kata Riky kepada smashyes.
  Ya, saat ini, Riky tengah mengikuti India Grand Prix Gold 2015. Dalam event berhadiah total Usd 120 ribu tersebut, dia masih bertahan hingga babak semifinal nomor ganda campuran. Berpasangan dengan Richi Dili Puspita, mereka menjadi unggulan teratas.
 ‘’Saya balik Senin. Mungkin baru mau main Selasa (27/1),’’ ungkapnya.
 Keikutsertaan Riky akan menjadi pengobat kegagalan tahun lalu. Pada 2014, dia urung membela klub binaan Ferry Setwart tersebut karena tengah dipersiapkan menghadapi All England 2014.
 Tanpa Riky, langkah Wima terhenti di babak semifinal. Meski, sebenarnya, capaian tersebut sudah merupakan sebuah kejutan.
 Dalam SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, Wima hanya diperkuat pebulu tangkis lokal. Ini beda dengan klub-klub lain yang mengandalkan bintang-bintang mancanegara.
 Tiga pemain yang bukan dari Wima adalah dua tunggal putra, Arif Gifar Ramadhan dari Djarum Kudus dan Fauzi Adnan (Suryanaga Surabaya). Selain itu, ada Ronald Alexander dari Suryanaga di nomor ganda.
 Kini, Wima juga masih memakai dua tamu di nomor tunggal yakni Anthony Sinisuka Ginting (SGS Bandung) dan Panji Akbar (Pelita Bakrie). Dua tunggal lainnya adalah Febriyan Irvannaldy dan Riski Antasari. Di ganda, selain Riky, ada Rizky Hidayat, Riyo Arief, Selvanus Geh, dan Ade Yusuf. Nama terakhir merupakan penghuni Pelatnas Cipayung.  Satu nama lagi adalah pemain tamu yakni Muhammad Ullinuha. (*)


Riky/Richi Masih di Jalan Juara

SEMIFINAL: Riky Widianto
PELUANG juara di ganda campuran dalam India Grand Prix Gold 2015 masih terjaga. Indonesia menempatkan satu wakilnya, Riky Widianto/Richi Dili Puspita, ke babak semifinal turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebyut.
 Ini setelah Riky/Richi menghentikan perlawanan unggulan kedelapan asal Malaysia Yin Wong Fai/Chow Mei Kuan dengan tiga game 17-21, 21-18, 21-17 pada laga perempat final yang dilaksanakan di Lucknow pada Jumat waktu setempat (23/1).  Kemenangan ini membawa pasangan merah putih yang juga menduduki unggulan teratas tersebut ditantang pasangan Malaysia lainnya, Chan Peng Soon/Lai Pei Jing. Unggulan keempat ini di perempat final menundukkan Chayut Triyachart/Shinta Mulia Sari (Singapura) dengan straight game 21-17, 21-17.
 ‘’Ya, kami akan berhadapan dengan pasangan Malaysia lainnya,’’ kata Riky melalui pesan singkat kepada smashyes.
Riky/Richi belum pernah bersua dengan Peng Soon/Pei Jing. Hanya, dalam ranking dunia, ganda Indonesia masih unggul. Riky/Richi di posisi kesembilan sedangkan pasangan negeri jiran di posisi 44.
 ‘’Kami yakin menang. Insha Allah,’’ ucap pemain binaan Wima Surabaya tersebut.
 Tiket final lainnya akan diperebutkan antara unggulan ketiga asal Rusia Evgenij Dremin/Evgenia Dimova dengan ganda tuan rumah Manu Attri/K. Maneesha.
  Riky/Richi menjadi satu-satunya wakil Pelatnas Cipayung di Indonesia Grand Prix Gold 2015. Pertimbangannya, banyak penghuninya yang berlaga di Purple League (Liga Bulu Tangkis Malaysia). Selain itu, waktunya juga berdekatan dengan Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) yang digelar di Bali pada 25 Januari-1 Februari. Hampir semua pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tampil di Pulau Dewata, julukan Bali, membela klubnya masing-masing.
Sejak 2009, hanya Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati yang mampu menjadi juara. Pasangan asal klub Djarum Kudus tersebut naik podium terhormat pada 2012. (*)

Juara Ganda Campuran India Grand Prix Gold
2009:Arun Vishnu/Aparna Balan (India)
2010:Liu Peixuan/Tang Jinhua (Tiongkok)
2011: Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand)
2012:Fran Kurniawan/Shendy Puspa Irawati (Indonesia)
2014: Wang Yilu/Huang Yaqiong (Tiongkok)

Tak Masalah Jadi Tunggal Ketiga


POSISI Sony Dwi Kuncoro di Jaya Raya bukan lagi tunggal pertama dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015.  Dalam event yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, tersebut, besar kemungkinan arek Suroboyo tersebut turun sebagai tunggal ketiga.
 ‘’Jaya Raya di Superliga mengambil Tanongsak (Saensomboonsuk) dan Wei Nan. Ranking keduanya lebih bagus dibandingkan saya,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Dalam rangking terbaru BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 22 Januari, Tanongsak yang berasal dari Thailand ada di posisi 20. Sementara, Wei Nan asal Hongkong empat setrip di bawah Tanongsak.
 Sony sendiri rankingnya tengah jeblok. Di 2015, dia terpuruk di posisi 129.
 ‘’Saya sih siap main di tunggal ketiga. Memang ranking Tanongsak dan Wei Nan lebih bagus,’’ ujar bapak dua anak tersebut.
 Meski bukan tunggal teratas, tapi Sony tak kendur mempersiapkan diri. Mantan tunggal nomor satu dunia tersebut berlatih rutin di GOR Sudirman, Surabaya.
 ‘’Saya latihan bareng anak-anak PON Jatim,’’ ungkapnya.
  Di ajang SBI, Sony pernah membawa Suryanaga menjadi juara pada 2007. Saat itu, dia turun sebagai tunggal kedua. Tunggal teratas dipercayakan kepada Chen Hong asal Tiongkok.
 Hasilnya, klub asal Surabaya tersebut mengalahkan Tangkas dengan 3-0 dalam babak final. Sony ikut menyumbangkan poin usai membekal  Alamsyah Yunus dua game langsung 21-18, 21-15.
 Tahun lalu, sebenarnya dia juga ikut dalam skuad Musica Champions yang keluar sebagai juara SBI. Hanya, karena cedera membuat  Sony tak sekalipun turun ke lapangan.
 Sebenarnya, Suryanaga juga masih ingin memakai kembali peraih medali perunggu Olimpiade Athena 2004 tersebut. Namun, klub binaan mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto tersebut kalah cepat. (*)

Gagal Deal, Absen SBI 2015


KOMPETISI di Jerman, Bundesliga, sudah menjadi rutinitas bagi Andre Kurniawan Tedjono. Klub yang dibelanya pun bisa menjadi juara di negeri yang juga dikenal sebagai salah satu kiblat di sepak bola.
 Namun, di negeri sendiri,  susah baginya untuk ikut ambil bagian dalam Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SI). Dua kali beruntun, 2014 dan 2015, dia tak tampil dalam ajang bergengsi tersebut. Padahal, klub asalnya, Djarum Kudus, ikut ambil bagian.
 ‘’Saya nggak diajak Djarum Kudus,’’ ungkap pebulu tangkis 29 tahun tersebut.
 Sebenarnya, ada klub yang berniat merekrutnya, Wima. Namun, antara Andre dan klub asal Surabaya tersebut tidak ada kecocokan.
 ‘’Harganya terlalu murah,’’ ucap mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung itu.
 Tentu, ini menjadi ironis. Dalam SBI selalu jor-joran memakai pebulu tangkis mancanegara yang bandrolnya tentu sangat tinggi. Namun, klub melupakan atlet negerinya sendiri.
 Wima sendiri akhirnya merekrut dua pebulu tangkis luar yakni Anthony Sinisuka Ginting dari SGS yang kini tengah digemleng di Pelatnas Cipayung dan Panji Akbar  Sudrajat dari Pelita Bakrie. Selain keduanya, masih ada pebulu tangkis asli produk Wima Febriyan Irvannaldy dan Rizki Antasari.
 Pada SBI 2014, Wima membuat kejutan dengan menembus posisi ketiga. Padahal, mereka tak diperkuat pebulu tangkis asing. (*)

Lega Kantongi Dispensasi

WIMA akhirnya bisa turun dengan kekuatan terbaik di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Ini setelah Riyo Arief mendapat izin dari bank swasta tempatnya bekerja.
 ‘’Sudah ada izin. Jadi tak ada kendala lagi untuk bisa turun di Superliga,’’ kata Riyo.
 Sebelumnya, dia sempat pesimistis membela klub asalnya di ajang bergengsi yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada 25 Januari-1 Februari 2015 tersebut. Surat dispensasi yang dibutuhkannya belum kunjung keluar,’’ ungkapnya.
 Meski sudah tak seaktif dulu hadir di latihan, namun sosok Riyo tetap memegang peranan penting. Sebagai spesialis ganda, dia bisa berpasangan dengan siapa pun.
 Tahun lalu, dalam SBI yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya,Riyo berpasangan dengan Ronald Alexander. Peran mereka mampu mengantarkan Wima menembus posisi ketiga.
 Padahal, tim binaan tokoh bulu tangkis Ferry Stewart tersebut bukan tim unggulan. Apalagi, mereka hanya mengandalkan pebulu tangkis lokal non asing.
 Hanya, tahun ini, Riyo bakal berpasangan dengan atlet lain. Kehadiran Suryanaga, Surabaya, di SBI 2015 membuat Ronald kembali ke klub asalnya.
 Hanya, rekannya di Pelatnas Cipayung yang spesialis ganda campuran, Riky Widianto, akan ikut serta. Selain Riyo dan Riky, di ganda Wima masih memiliki Ade Yusuf, Selvanus Geh, dan Rizky Hidayat. 
 Nomor ganda diharapkan bisa menjadi kunci Wima mengulang sukses 2014. Untuk tunggal,  mereka diperkuat Anthony Sinisuka Ginting, Panji Akbar, Febriyand Irvannaldy, dan Rizki Antasari. (*)

Atlet Wima Siap Persunting Ganda Andalan Singapura

PASANGAN: Destyan Nanda Nobela dan Shinta Mulia Sari.

TERPISAH negara tak membuat benih kasih Destyan Nanda Nobela dan Shinta Mulia Sari redup. Bahkan, dua insan yang sama-sama terjun di bulu tangkis tersebut sudah siap naik ke pelaminan.
 ‘’Kami akan menikah pada 19 Oktober mendatang. Semoga semua akan lancar,’’ kata Destyan kepada smashyes.
 Namun, pernikahan tersebut tidak dilangsungkan di Sidoarjo yang menjadi tempat tinggal Destyan   ataupun Jogjakarta asal Shinta. Acara tersebut akan dilaksanakan di Singapura, tempat Shinta kini tinggal dan menjadi warga negara.
 Memang, banyak yang kaget saat Destyan melamar Shinta kepada Oktober lalu di Singapura. Bahkan, pelatihnya sejak kecil di klub Wima, Surabaya, Ferry Stewart pun tak menyangka anak asuhnya itu melamar gadis yang menjadi andalan Negeri Pulau di pentas internasional. Ini disebabkan Destyan termasuk lelaki yang yak banyak bicara.
 ‘’Sebenarnya, sejak 2006, saya sudah kenalan dengan Shinta. Lama kelamaan hubungan kami pun serius,’’ ujar Destyan yang orang tuanya tinggal di kawasan Waru,Sidoarjo, tersebut.
 Selain itu, selama ini, keduanya juga tinggal di tempat yang berjauhan. Hanya, sejak tahun lalu, Destyan tinggal di Kuala Lumpur.
 ‘’Sudah setahun ini, saya melatih di Michael Badminton Academy. Jadi, sudah tak di Sidoarjo atau Surabaya lagi,’’ ungkap lelaki 26 tahun tersebut.
 Secara karir di bulu tangkis, Destyan kalah jauh dengan Shinta. Calon istrinya tersebut termasuk salah satu pebulu tangkis ganda putri papan atas dunia.
 Saat berpasangan dengan Yao Lei, keduanya pernah menjadi ganda nomor delapan dunia. Dia telah dua kali menyumbangkan medali bagi Singapura di ajang pesta olahraga persemakmuran (Commonwealth Games, 2010 dan 2014). Kini, Shinta berpasangan dengan Vanessa Neo.
 Sementara Destian, saat masih menjadi atlet,  hanya berada di lingkup sirkuit nasional. Hanya, itu tak membuat lelaki alumnus D3 Perikanan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) tersebut memilik Shinta sebagai pendamping hidup.
 ‘’Saya undang ya. Usahakan bisa datang,’’ harap Destyan.(*)
 

Marin Ingin Akhiri Puasa

DAHAGA: Carolina Marin (foto:victor)

CAROLINA Marin kembali mengejar gelar. Tidak harus di level super series atau super series premier, ajang grand prix gold pun diburu tunggal putri asal Spanyol tersebut.
 Apalagi, dia tak lagi pernah naik ke podium terhormat setelah menjadi juara dunia di Kopenhagen, Denmark, Agustus lalu. Setelah itu, kegagalan demi kegagalan mengiringi langkah gadis 21 tahun tersebut.
 Terakhir,langkahnya sampai babak semifinal Hongkong Super Series 2014. Marin dengan mudah dikalahkan Nozomi Okuhara dari Jepang 13-21, 19-9-21.
 Bahkan, sepekan sebelumnya dalam Tiongkok Super Series Premier, juara Eropa 2014 itu langsung tumban di babak pertama. Pebulu tangkis Taiwan Tai Tzu Ying mempermalukannya 14-21, 17-21.
 Kini, Marin pun unjuk kekuatan di turnamen level III BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), India Grand Prix 2015. Dalam event yang digeber di Lucknow pada 20-25 Januari itu, dia diunggulkan di posisi kedua.
 Di babak pertama, pebulu tangkis yang kini di ranking ketujuh tersebut ditantang wakil tuan rumah Gadde Ruthvika Shiani.Di atas kertaas, Gadde bukan lawan sepada baginya. Dari ranking, pebulu tangkis tuan rumah tersebut ada di posisi 201. Marin merupakan perempuan pertama Eropa yang menjadi juara dunia.
 Di India Grand Prix Gold 2015, unggulan teratas ditempati pujaan India Saina Nehwal. Dia merupakan juara bertahan. Tahun lalu, perempuan 24 tahun tersebut mengalahkan kompatriot (rekan satu negara) yang juga rivalnya, Pusarla Venkata (PV) Sindhu, dengan 21-14, 21-17. Sania juga pernah menjadi juara pada 2009. (*)

Juara Tunggal Putri di India Grand Prix Gold
2009; Sania Nehwal
2010: Zhou Mi (Tiongkok)
2011: Ratchanok Inthanon (Thailand)
2012: Lindaweni Fanetri (Indonesia)
2014: Sania Nehwal (India)

Praveen/Debby Telan Kekalahan Keempat

TAKLUK: Praveen Jordan/Debby Susanto (foto:badzine)

PACEKLIK gelar masih terjadi pasangan pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto. Selama dipasangkan sejak awal 2014, keduanya belum pernah naik ke podim terhormat.
 Capaian tertinggi yang diraih adalah menembus babak final. Menariknya, itu hanya terjadi dalam Malaysia Grand Prix Gold.  Pada 2014, Praveen/Debby menyerah kepada pasangan Tiongkok Kai Liung/Yaqiong Huang dengan 14-21, 13-21, tahun ini keduanya juga kembali menelan pil pahit.
 Dalam final yang dilaksanakan di Kuching, Serawak, pada Minggu (18/1), pasangan yang sama-sama berasal dari Djarum Kudus tersebut takluk kepada Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen dari Denmark dengan dua game langsung 18-21, 18-21.
 Ini merupakan kekalahan keempat secara Praveen/Debby kepada ganda unggulan teratas dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 120 ribu tersebut. Tiga kali pil pahit ditelan di Malaysia Super Series, Indonesia Super Series Premier, dan Kejuaraan Dunia.
 Selain itu, kekalahan Praveen/Debby juga membuat Indonesia pulang dengan tangan hampa. Tahun lalu, merah putih masih menempatkan Simon Santoso sebagai juara tunggal putra.
 Sementara bagi Praveen, dia juga gagal mengulangi sukses 2012. Hanya, saat itu, dia berpasangan dengan Vita Marissa. (*)

Hasil Final Malaysia Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Jeon Hyeok-jin (Korea Selatan) 19-21, 21-13, 21-15

Tunggal putri:Nozomi Okuhara (Jepang x4) v Sayaka Takahashi (Jepang x3) 21-13, 21-17

Ganda putra:Kenta Kazuno/Kazuhi Yamada (Jepang) v Chen Hung Ling/Wang Chi-Lin (Taiwan x8) 21-19, 14-21, 21-17

Ganda putri:Christinna Pedersen/Kamilla Rytter Juhl (Denmark x1) v Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang) 21-14, 21-14

Ganda campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x1) v Praveen Jordan/Vita Marissa (Indonesia x2) 21-18, 21-18

X=unggulan

Lee Hyun-il Kejar Gelar Kedua

TANGGUH: Lee Hyun-il lolos ke final Malaysia GPG 2015
USIA Lee Hyun-il semakin uzur. Tahun ini, dia bakal menginjak 35 tahun.
 Di pentas bulu tangkis dunia, tentu susah bersaing melawan pebulu tangkis yang semakin banyak dijubeli atlet muda. Namun, itu tak berlaku bagi Hyun-il.
 Bertambahnya usia tak mengurangi kualitas. Buktinya, pada 2014, dia menjadi salah satu kunci Korea Selatan meraih emas beregu putra. Dalam event yang dilaksanakan di kandangnya sendiri, Incheon, Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, mampu mempermalukan tim kuat Tiongkok dengan skor 3-2.
 Hyun-il menjadi pahlawan berkat kemenangan 21-14, 21-18 atas Gao Huan.
 Ini membuat tuan rumah mengulangi hasil 12 tahun lalu atau 2002 di Busan. Ketika itu, negeri beribu kota Seoul menundukkan Indonesia dengan 3-1. Hyun-il melibas Rony Agustinus di tunggal kedua dengan 15-3, 15-5. (saat itu pertandingan dengan game 15).
 Sebelum berangkat ke Malaysia Grand Prix Gold 2015, Hyun-il punya bekal berharga. Dia belum terkalahkan selama berlaga dalam Purple League atau Liga Bulu Tangkis Malaysia dengan membela Muar City. Hasilnya, klub itu pun memimpin klasemen sementara.
 Kini, dalam Malaysia Grand Prix Gold 2015, Hyun-il pun selangkah lagi menjadi juara. Itu setelah dalam babak semifinal yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Sabtu waktu setempat (17/1), mantan pebulu tangkis nomor satu tunggal putra tersebut menjungkalkan Tanongsak Saensomboonsuk dari Thailand dengan dua game langsung 21-19, 21-15.
 Pada babak final yang digelar Minggu (18/1), Hyun-il menantang rekan senegaranya sendiri, Jin Jeon-Hyeok, yang di semifinal unggul 10-21, 21-17, 21-16 atas Ajay Jayaram (India).
 Jika menang, ini akan mengulangi sukses pekan lalu. Dalam Thailand International Challenge, dia juga menjadi juara. Pada babak final di Bangkok (11/1), Hyun il melibas Suppanyu Avihingsanon (Thailand) 21-13, 21-10. (*)

Angga/Ricky Gagal Hat-trick

TERHENTI: Angga Pratama/Ricky Karanda (foto:pbsi)

HARAPAN juara Indonesia di Malaysia Grand Prix Gold 2015 tinggal bertumpu kepada Praveen Jordan/Debby Susanto. Itu setelah pasangan ganda putri Greysia Polii/Nitya Krishinda dan Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menyerah kepada lawan-lawannya di babak semifinal.
 Dalam pertandingan  yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, Sabtu waktu setempat (17/1), Greysia/Nithya, yang diunggulkan di posisi ketiga, menyerah kepada unggulan teratas ganda putri Christinna Pedersen/Kamilla Rytter-Juhl dengan dua game langsung 21-13, 23-21.
 Sementara, Angga/Ricky takluk kepada pasangan Jepang Kenta Kazuno/Kazushi Yamada dengan rubber game 17-21, 21-14, 18-21. Kegagalan ini membuat pasangan asal Pelatnas Cipayung gagal mencetak hat-trick menembus babak final.
 Dalam dua turnamen sebelumnya, Makau Grand Prix Gold dan Thailand International Challenge, keduanya mampu menembus babak pemungkas. Meski, akhirnya, Angga/Ricky gagal menjadi juara.
 Praveen/Debby sendiri lolos ke babak akhir berkat kemenangan atas rekanntya sendiri Edi Subaktiar/Gloria Emanulle Widjaja dengan 19-21, 21-10, 21-18. Pada pertandingan final yang dilaksanakan Minggu (18/1), Praveen/Debby yang merupakan unggulaan kedua akan menantang unggulan teratas asal Denmark Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, yang di babak semifinal menghentikan langkah pasangan tuan rumah Chan Peng Soon/Lai Pei Jing 21-10, 21-7.
Dari pertemuan sebelumnya,Praveen/Debby punya rekor buruk jika bertemu Joachim/Christinna. Mereka tak pernah menang dalam tiga kali pertemuan yakni di Malaysia Super Series Premier 2014, Indonesia Super Series Premier, dan Kejuarana Dunia 2014. (*)

Agenda Final Malaysia Grand Prix Gold 2014
Tunggal Putra:Lee Hyun-il (Korea Selatan) v Jin Jeon-Hyeok (Korea Selatan)

Tunggal Putri:Sayaka Takahashi (Jepang) v Nazomi Okuhara (Jepang x4)

Ganda Putra:Ling Chen Hung/Wang Chi-Lin (Taiwan) v Kenta Kazuno/Kazushi Yamada (Jepang)

Ganda Putri: Christinna Pedersen/Kamilla Rhytter Juhl (Denmark x1) v Naoko Fukuman/Kurumi Yonao (Jepang)

Ganda campuran:Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark x1) v Praveen Jordan/Debby Susanto (Indonesia x2)

X=unggulan

Balik Lagi ke Posisi II

NAIK: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (foto;PBSI)

POSISI Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan naik turun. Sempat duduk di posisi teratas, turun ke posisi kedua, terus merosot di posisi kelima.
Duduk di tangga kelima  yang terjadi pada 18 Desember 2014 merupakan ranking terburuk bagi mereka dalam setahun terakhir.
Kini mereka naik satu setrip di posisi ketiga. Dalam rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Hendra/Ahsan menggeser posisi  pasangan Jepang Hiroyuki Endo/Kenichi Hayakawa.  Bahkan, tak menutup kemungkinan, dalam waktu dekat ranking kedua yang kini ditempati Mathias Boe/Carsten Mogensen asal Denmark.
 Hanya, untuk melakukan kudeta kepada pasanga Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong butuh perjuangan ektraskeras. Poin yang dikumpulkan keduanya, 90188, masih jauh di atas Hendra/Ahsan, 68750.
 Selain itu, Yong-dae/Yeon-seong relati stabil. Pasangan Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, itu juara enam turnamen selama 2014 yakni di Jepang Super Series, Indonesia Super Series Premier, Australia Super Series, Korea Grand Prix,Tiongkok Super Series Premier, dan Super Series Finals. Sedangkan Hendra/Ahsan hanya dua kali naik ke podium terhormat di All England Super Series Premier dan Hongkong Super Series.
Hendra/Ahsan juga akan menjadi pasangan Indonesia yang  akan sendirian di 10 besar. Meski saat ini, pasangan Markis Kido/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi masih di big ten.
 Namun, mulai 2015 ini, keduanya berpisah. Kido berpasanga dengan rekan satu klubnya, Agripinna Putra Rahmanto, dan sudah berlaga di Malaysia Grand Prix Gold yang tengah berlangsung. Sementara, Sinyo kembali ke Pelatnas Cipayung dan belum dipastikan bakal digandengkan dengan siapa.
 Selain itu, pasangan yang juga pernah menembus 10 besar, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, juga sudah dipisah. Kini, Angga berduet dengan Ricky Karanda Suwardi. (*)

Hanya Perempat Final di Turnamen Perdana

KALAH: Kido/Agripinna
PASANGAN Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto gagal bersinar di turnamen perdana. Langkahnya terhenti di babak perempat final Malaysia Grand Prix Gold 2015.
 Dalam pertandingan yang dilaksanakan di Kuching Sarawak, pada Jumat (16/11), Kido/Agripinna menyerah dua game langsung 14-21, 15-21 kepada sesama pasangan Indonesia Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi.
 Sebenarnya, dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut, Kido/Agripinna lebih diunggulkan. Ganda asal klub Jaya Raya tersebut ada di posisi kelima. Sementara. Angga/Ricky yang datang dengan bendera Pelatnas Cipayung nonunggulan.
 Selain itu, meski berstatus pasangan anyar, keduanya sudah bermain bareng dalam Purple League. Bahkan, dalam kompetisi bulu tangkis Malaysia tersebut, Kido/Agripinna belum terkalahkan.
 Kondisi on fire juga pada Angga/Agripinna. Dalam dua turnamen terakhir, mereka mampu menembus babak final. Sayang, di Makau Grand Prix Gold 2014 dan Thailand Challenge 2015, mereka tumbang di babak pemungkas.
 Di Makau, mereka menyerah kepada pasangan Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart dari Singapura dengan dua game langsung 19-21, 20-22. Sementara di Negeri Gajah Putih, julukan Thailand, Angga/Ricky menyerah 14-21, 21-13, 14-21 kepada Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan).
 Kemenangan atas Kido/Agripinna membawa Angga/Ricky menantang pasangan Jepang  Kenta Kazuno/Kazushi Yamada yang di perempat final menundukkan kompatriot (rekan senegara) Takuto Inoue/Yuki Kaneko 21-18, 21-13.  Ini menjadi pertemuan pertama dari kedua pasangan.
 Tapi, dari ranking dunia yang dimiliki, pasangan merah putih tersebut kalah jauh. Dari rilis BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Angga/Ricky di posisi 109 sementara ganda Negeri Sakura, julukan Jepang, di posisi 41.
 Selain Angga/Ricky, di semifinal, Indonesia juga menempatkan wakilnya di ganda putri melalui Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta serta dua pasangan ganda campuran Praveen Jordan/Debby Susanto dan Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja. (*)

Gagal Total dari Nomor Tunggal

HABIS: Ihsan Maulana Mustofa

INDONESIA sudah tak punya peluang menjadi juara nomor tunggal putra Malaysia Grand Prix Gold 2015. Dua wakil yang tersisa. Alamsyah Yunus dan Ihsan Maulana Mustofa, sudah tersingkir pada babak  ketiga.
 Alamsyah menyerah rubber game 17-21, 21-19, 18-21 saat berhadapan dengan tunggal putra Korea Selatan Jin Jeon-hyeok di  Stadium Perpaduan Kuching, Sarawak, Jumat waktu setempat (16/11). Ini juga membuat mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut gagal mengulangi kenangan manis 2013. Saat itu, dia mampu menjadi juara. Sementara,Ihsan takluk 21-23, 21-11,14-21 kepada Soo Teck Zi dari Malaysia.
 Kegagalan ini membuat merah putih gagal mencetak hat-trick (tiga kali beruntun) menjadi juara nomor tunggal putra.Setelah Alamsyah pada 2013, tahun lalu gelar juara jatuh ke tangan Simon Santoso.
 Sebenarnya,pada 2015 ini, wakil Indonesia di nomor tunggal putra tidak terlalu lemah. Selain Alamsyah, ada tiga pebulu tangkis senior yang ikut memanaskan persaingan juara di turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut yakni Sony Dwi Kunccoro, Dionysius Hayom Rumbaka, dan Andre Kurniawan Tedjono. Sayang, ketiganya sudah harus angkat koper di babak pertama.
 Hasil jeblok juga terjadi di tunggal putri. Sehari sebelumnya (15/1), Indonesia juga sudah tak bisa menempatkan wakil di perempat final. Millicent Wiranto dan Hana Ramadhini, dua asa terakhir, menyerah kepada lawan-lawannya. (*)
 Kini, gelar juara ditumpukan kepada ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran. (*)

Peluang Host Indonesia GPG

BERSAMA PBSI: Wali Kota Malang M. Anton (dua dari kiri)
JAWA Timur berpeluang menjadi tuan rumah event  bulu tangkis bergengsi. Bukan Indonesia Super Series Premier karena event berhadiah total USD 700 ribu tersebut sudah dipastikan digelar di Jakarta pada 2-7 Juni.
 Namun, provinsi paling timur Pulau Jawa itu punya kans jadi host Indonesia Grand Prix Gold.
 ‘’Wali Kota Malang (H.Muhammad Anton) sudah mensupport, Indonesia Grand Prix Gold dilaksanakan di sana,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.
 Hanya, itu, tambahnya, belum cukup. Kunci dipilih nanti akan di tangan PP PBSI. ‘’Ada beberapa penilaian yang akan dilakukan PP PBSI. Setelah lulus baru digedok,’’ ungkap Wijanarko.
 Pada tahun ini, Jawa Timur tak kebagian tuan rumah ajang bergengsi. Superliga Bulu Tangkis Indonesia yang biasanya digeber di Surabaya dipindah ke Bali. Begitu juga Indonesia Challenge yang dulu rutin dilaksanakan di Kota Pahlawan, julukan Surabaya. Sudah beberapa tahun, event level keempat BWF itu tak singgah lagi. 
 Sebenarnya, Surabaya pernah menjadi tempat langganan ajang bergengsi. Mulai dari Indonesia Open (kini berlabel super series premier), SBI, dan juga Axiata Cup.
 Namun, setelah itu, publik bulu tangkis Surabaya hanya dapat tontonan event sirkuit nasional ataupun Piala Wali Kota. (*)

Alamsyah Buka Jalan Ulangi Sukses

KEJAR SEJARAH: Alamsyah Yunus
ALAMSYAH Yunus tengah meretas jalan menjadi juara. Kini, langkahnya sudah sampai di babak ketiga Malaysia Grand Prix Gold 2015.
 Itu setelah dia mampu mengalahkan Chao Huang dari Singapura dengan dua game langsung 21-18, 21-17 dalam pertandingan babak kedua yang dilaksanakan di Kuching, Sarawak, pada Kamis waktu setempat (14/1). Untuk bisa menembus perempat final, Alamsyah harus bisa menyingkirkan wakil Korea Selatan Jin Jeon-hyeok yang di babak kedua menang 21-12, 16-21, 21-9 atas Tan Kian Meng (Malaysia).
 Alamsyah belum pernah menghadapi pebulu tangkis Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan. Namun, dari sisi ranking, mantan penghuni Pelatnas Cipayung itu  tak jauh beda dengan Jeon-hyeok.
 Dari ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir, Alamsyah ada di posisi 190 atau satu setrip di bawah lawannya.
 Bagi Alamsyah, Malaysia Grand Prix Gold punya kenangan manis baginya. Dua tahun lalu, lelaki asal JR Enkei tersebut sukses naik ke podium juara.  Dalam babak final, Alamsyah menumbangkan pebulu tangkis tuan rumah Goh Soon Huat dengan rubber game 10-21, 21-9, 21-19.
 Sayang, pada 2014, dia tak bisa mempertahankan gelar. Raja sirnas tersebut absen karena cedera.
 Selain Alamsyah, wakil Indonesia yang lolos babak ketiga adalah Ihsan Maulana Mustofa. Atlet gebuk shuttlecock ini melibas finalis 2013 Soon Huat dalam pertarungan tiga game 11-21, 22-20, 21-12.
 Namun, langkah Alamsyah dan Ihsan gagal diikuti empat atlet lainnya yakni Fikri Ihsan Hadmadi, Thomi Azizan Mahbub, Anthony Sinisuka Ginting, dan Jonatan Christie.
 Sebelumnya  di babak pertama, tiga pebulu tangkis senior Indonesia, Sony Dwi Kuncoro, Andre Kurniawan Tedjono, dan Dionysius Hayom Rumbaka sudah angkat koper. (*)

Seragamkan Pola Pembinaan dengan PP PBSI

BUPATI:Fannan Hasib (tengah) bersama pengurus PBSI Jatim

PENGPROV PBSI Jatim baru saja menggelar musyawarah kerja (muker) 2015. Agenda tersebut dilaksanakan di Sampang, Madura, pada Minggu (11/1). Dalam mukerprov tersebut hadir juga Bupati Sampang KH Fannan Hasib.
 ‘’Kebetulan dia juga ketua PBSI Sampang. Jadi, dia sangat mendukung kegiatan bulu tangkis ,’’ kata Ketua Pengprov PBSI Jatim Wijanarko Adi Mulya kepada smashyes.
 Dalam mukerprov tersebut, tambah dia, pengkot/pengkab, tambah dia, memberikan apresiasi kepada pengurus.Alasanya, mereka menilai kerjanya baik.
 ‘’Selain itu, pengprov juga akan membuat coaching clinic di tiap korwil. Kegiatan ini akan mulai dilaksanakan tahun ini,’’ ujar Wijanarko.
 Tujuannya, tambah dia, menghasilkan out put yang lebih sempurna untuk pebulu tangkis muda sesuai dengan standar PP PBSI.Ini, ungkapnya, semacam blueprint pembinaan.
 ‘’Semua akan diseragamkan,’’ lanjut Wijanarko. (*)

Batal Bela Ampang Jaya

URUNG: Andre Kurniawan Tedjono.

ANDRE Kurniawan Tedjono sempat dikabarkan bergabung dengan dengan Ampang Jaya dalam Purple League. Bahkan, mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut kan turun ke lapangan mulai Januari 2015 dalam kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 ‘’Seharusnya 2, 8, dan 11  Januari, saya tampil membela Ampang Jaya. Namun, malah tak ada satu pun dari jadwal itu yang bisa saya lakoni,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Pada 2 Januari, tambahnya, dibatalkan karena dia ada acara. Sedangkan, pada 8 dan 11 Januari, kebalikannya, Ampang Jaya yang membatalkan.
 Tanpa kehadirannya, klub itu pun kalah. Pada 2 Januari, Ampang Jaya harus mengakui ketangguhan Puchong United 190-204. Saat itu, posisinya sebagai tunggal putra pertama digantikan seniornya di Pelatnas Cipayung dulu, Sony Dwi Kuncoro.  Hasilnya, Sony dipaksa takluk oleh bintang Puchong yang juga atlet nasional Malaysia Daren Liew 6-11, 4-11, 11-10, 8-11.
 Kemudian, pada 8 Januari, Ampang tumbang kepada Kepong dengan 215-198. Posisi tunggal teratas dipercayakan kepada Muhammad Syawal yang menyerah 11-4, 9-11, 9-11, 5-11 kepada Chong Wei Feng.
 Tiga hari kemudian,giliran Petaling Jaya menundukkan Ampang Jaya 230-204. Posisi tunggal pertama diisi Hong Woon Kok. Dia menyerah 11-6, 9-11, 6-11, 7-11 kepada Goh Giap Chin.
 ‘’Keuangannya juga nggak terlalu besar he he he,’’ ujar Andre.
 Tiga kali kekalahan beruntun ini membuat Ampang Jaya pun terlempar ke posisi enam. Setelah sebelumnya, mereka sempar bertengger di posisi ketiga.  (*)

Tunggal Putri Dapat Tambahan

GABUNG: Rusydina Antardayu (foto:djarum)

SLOT pebulu tangkis Indonesia di babak utama nomor tunggal putri di Malaysia Grand Prix Gold 2015 bertambah. Dua wakil merah putih, Ruselli Hartawan dan Rusydina Antardayu Riodingin, lolos dari jeratan babak kualifikasi  yang dilaksanakan di di Stadium Perpaduan, Kuching, Sarawak, Selasa, waktu setempat (13/1).
 Ruselli, yang pernah digembleng di Pelatnas Cipayung, harus berjuang tiga game dalam dua kali penampilan. Di babak pertama, dia menundukkan Lim Chiew Sien (Malaysia) 17-21,21-12, 21-18. Tiket ke babak elite digenggam usai melibas Liang Xiaoyu (Singapura) 6-21, 22-20, 21-15.
 Sementara Antardayu dalam penampilan perdanya dipaksa kerja keras sebelum menyingkirkan Chochuwong Pornpawee (Thailand) 22-20, 9-21,21-14. Di babak penentuan, dia menghentikan ambisi Lim Peiy (Malaysia) 21-15, 21-13.
 Di babak utama, Ruselli berhadapan dengan sesama pebulu tangkis Indonesia Millicent Wiranto. Dalam turnamen yang masuk kalender resmi BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), keduanya belum pernah bertemu.
 Namun, dari ranking dunia yang dimiliki, Millicent lebih unggul. Perempuan yang sekarang ditempa di klub Malaysia tersebut ada di posisi 65 sedang Ruselli di ranking 119.
 Antardayu untuk bisa lolos ke babak kedua harus bisa mengalahkan Kim Hyo-min. Meski, secara ranking, dia kalah. Antardayu di posisi 106 dan lawannya di 79.
 Pada babak utama tunggal putri ini, wakil Indonesia juga terdapat Maria Febe Kusumastuti, Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini,dan Bellaetrix Manuputty.
 Sejak dilaksanakan 2009, Indonesia belum pernah menjadi juara di nomor tunggal putri. Tahun lalu, posisi terhormat jatuh ke tangan Yao Xue dari Tiongkok. (*)

Wakil Indonesia di Babak Utama Malaysia Grand Prix Gold 2015
Tunggal putra:Alamsyah Yunus,Ihsan Maulana Mustofa, Fikri Ihsandi,Dionysius Hayom Rumbaka, Reksy Aureza,Thomi Azizan,Nathaniel Ernestan, Anthony Ginting, Alvindo Saputra,Andre Kurniawan Tedjono,Jonatan Christie,Andre Marteen, Sony Dwi Kuncoro,Evert Sukamta

Tunggal putri:Maria Febe Kusumastuti, Ruselli Hartawan, Millicent Wiranto,Dinar Dyah Ayustine, Hana Ramadhini, Bellaetrix Manuputty, Rusydina Antardayu Riodingin

Ganda putra:Christopher Rusdianto/Trikusuma Wardhana, Wahyu Nayaka/Ade Yusuf,Andrei Adistia/Hendra Aprida Gunawan,Fran Kurniawan/Alfiat Yuris,Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto,Angga Pratama/Ricky Karanda

Ganda putri: Pia Zebadiah/Rizki Amelia Pradipta, Dian Fitriani/Nadya Melati,Keshya Nurvita/Devi Tika,Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi,Apriani/Jauziah Sugiarto,Gebby Ristiani/Tiara Rosalia,Shendy Puspa Irawati/Vita Marissa, Komala Dewi/Jenna Gozali,Greysia Polii/Nitya Krishinda

Ganda campuran: Didit Juang/Keshya Nurvita,Alfiat Yuris Wirawan/Vita Marissa,Markis Kido/Pia Zebadiah,Fran Kurniawan/Komala Dewi,Edi Subaktiar/Gloria Emanuelle Widjaja,Hendra Aprida Gunawan/Nadya Melati,Agripinna Prima/Rizki Amelia,Ronald Alexander/Melati Daeva,Alfian Eko/Annisa Saufika,Praveen Jordan/Debby Susanto

Saling Jegal sebelum Gabung Musica

KAWAN: Vladimir Ivanov (foto: rediff.com)

TAHUN lalu, Vladimir Ivanov dan Lee Hyun-il berjuang bersama membawa Musica Champions juara Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI). Keduanya mampu menyumbangkan kemenangan setelah Musica sempat ketinggalan 0-2 dari Jaya Raya Jakarta dalam pertandingan final nomor beregu putra yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya, pada 13 Februari 2014.
 Ivanov, yang berasal dari Rusia, mendonasikan satu poin dari nomor ganda. Berpasangan dengan pebulu tangkis Indonesia Hardianto, mereka pasangan Jaya Raya yang sama-sama pernah ditempa di Pelatnas Cipayung Bona Septano/Markus ‘’Sinyo’’ Fernaldi dengan rubber game 21-13,14-21, 21-17.
 Ini membuat kedudukan menjadi imbang 2-2. Musica Champions sempat tertinggal 0-2. Tunggal putra andalannya Alamsyah Yunus menyerah kepada bintang Jaya Raya asal Jepang 16-21, 16-21. Setelah itu,pasangan Rian Agung Saputro/Wahyu Nayaka menyerah kepada  juara Olimpiade Beijing 2008 Hendra Setiawan/Markis Kido 11-21, 21-18, 17-21.
 Asa Musica kembali hidup berkat kemenangan Simon Santoso atas Nguyen Tien Minh dengan dua game langsung 16-21, 18-21 dan membuat skor 1-2 bagi Jaya Raya. Nah, berkat Ivanov, tim asal Kudus itu pun membuat imbang 2-2. Nah, Lee Hyun-il menjadi bintang kemenangan bagi Musica. Lelaki asal Korea Selatan tersebut memetik kemenangan 21-10, 21-13 atas Wisnu Yuli Prasetyo.
 Rencananya, tahun ini, Ivanov dan Hyun-il akan kembali berkostum Musica Champions. Namun, sebelum bergabung dalam satu tim, mereka harus saling mengalahkan dalam pertandingan babak pertama Malaysia Grand Prix Gold 2015 yang dilaksanakan di Stadium Perpaduan Kuching,Kuching, Sarawak, pada Rabu (14/1).
 Secara peringkat, Hyun-il masih unggul. Dalam ranking terbaru yang dikeluarkan BWF, lelaki yang pernah menjadi pebulu tangkis nomor satu dunia tersebut ada di posisi 51. Sementara, Ivanov di ranking 63. (*)

Gagal Boyong Titel Pertama


ANGGA Pratama/Ricky Karanda Suwardi gagal menjadi pembuka gelar bagi Indonesia di 2015. Pasangan anyar Pelatnas Cipayung tersebut takluk rubber game 14-21,21-13, 14-21 kepada Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan) dalam pertandingan final ganda putra Thailand International Challenge  2015 yang dilaksanakan di Bangkok pada Minggu (11/1).
 Sebenarnya, di atas kertas, Angga/Ricky bisa memenangkan pertandingan. Dalam turnamen yang menyediakan hadiah total USD 15 ribu tersebut, mereka diunggulkan di posisi keempat.
 Ini dikarenakan dalam ranking BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia), Angga/Ricky ada di posisi 147. Sementara, ganda Negeri Ginseng, julukan Korea Selatan, masih di 300. Sayang, ketika di atas lapangan, pasangan merah putih tersebut kalah kompak.
 Indonesia sendiri hanya meloloskan Angga/Ricky di babak pemungkas. Pasangan tersebut merupakan pasangan yang baru turun dalam tiga turnamen.
 Sebelumnya, Angga berpasangan dengan Rian Agung Saputro dan Ricky dengan Berry Anggriawan.  Keduanya dipisah setelah prestasinya kurang moncer selama 2014.  Meski, secara peringkat, kedua pasangan belum terlalu jeblok. Angga/Rian masih ada di posisi 14 dan Ricky/Berry di tangga 27. (*)

Hasil Thailand  International Challenge 2015
Tunggal putra: Lee Hyun-il (Korea Selatan x1) v Suppanyu Avihingsanon (Thailand x2) 21-13, 21-10

Tunggal putri: Supanida Katethong (Thailand) v Kim Hyon-min (Korea Selatan x3) 21-16, 21-16

Ganda putra: Chan Jun-bong/Kim Duck-young (Korea Selatan) v Angga Pratama/Ricky Karanda (Indonesia) 21-14, 13-21,21-14

Ganda putri:Duanganong Aroonkesorn/Kunchala Voravichitchaikul (Thailand x1) v Chae Yoo-jung/Kim Ji-won (Korea Selatan) 21-17, 21-19

Ganda campuran:Sol Kyu-choi/Chae Yoo-jung (Korea Selatan x3) v Tan Chee Tean/Lai Shevon  Jemie (Malaysia) 18-21, 21-19,21-12

X=unggulan

Singa Tua Bawa Muar Pimpin Klasemen

GARANG: Lee Hyun-il (foto:badzine)

MUAR City memimpin sementara Purple League 2014-2015.Mereka mempunyai  selisih game menang-kalah 64 dalam ajang yang merupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 Dalam pertandingan Minggu (11/1), Muar mampu mengalahkan Klang United dengan 222-180. Dalam enam partai yang digelar, Muar hanya kehilangan satu partai di tunggal putra pertama.
 Sebenarnya, Muar juga tak diperkuat pebulu tangkis dengan label bintang. Praktis hanya Tai Tzu Ying asal Taiwan yang berada di papan atas jajaran pebulu tangkis dunia.
 Saat ini, dia duduk di posisi ketujuh  nomor tunggal putri.Penampilan perempuan 20 tahun itu memang tengah moncer.
 Tzu Ying mampu menjadi juara dalam dua turnamen terakhir, Hongkong Super Series 2014 dan Super Series Finals 2014.
 Di Hongkong, Tzu Ying menghentikan langkah Nozomi Okuhara dari Jepang dengan 21-19, 21-11. Sementara di Super Series Finals yang dilaksanakan di Dubai, Uni Emiret Arab (UEA), dia melibas Sing Ji-hyun (Korea Selatan) 21-17, 21-12.
 Satu nama pebulu tangkis asing lainnya adalah Ronald Susilo. Secara usia, lelaki kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini sudah tak muda lagi. Dia bakal berusia 35 tahun ini.
 Meski sudah gaek, tapi di atas lapangan, Ronald tetap disegani. Sebelum isirahat lama karena cedera, pebulu tangkis yang berbendera Singapura sejak 2004 tersebut duduk di jajaran papan atas.
 Hanya, posisi Muar belum 100 persen. Dengan masih banyak menyisakan pertandingan, posisinya pun rawan gusur. Petaling Jaya dan Puchong United pun siap melakukan kudeta.
 Sementara, Purple League break hingga 21 Januari. Ini disebabkan di negeri jiran bakal berlangsung Malaysia Grand Prix Gold 2015 di Kuching, Sabah, pada 13-18 Januari. (*)

Klasemen Sementara Purple League
  Tim SG
1.Muar City   64
2.Petaling Jaya 46
3.Puchong United 46
4.Kepong         36
5.Petaling         14
6.Ampang Jaya 11
7.Cheras           3
8.Klang United -20
9.Nusajaya -40
10.Serdang -40
11.Kajang -55
12.Bangsar Hawks -65

SG=selisih game menang-kalah

Berburu Gelar Turnamen Pembuka

KEJAR:Angga Pratama/Ricky Karanda (foto;PBSI)

INDONESIA masih punya meraih gelar perdana 2015. Ini setelah Angga Pratama/Ricky Karanda Suwardi menembus babak final Thailand International Challenge.
 Tiket ke babak pemungkas digapai pasangan unggulan keempat turnamen berhadiah total USD 15 ribu tersebut setelah mengalahkan Tan Wee Gieen/Teo Ee Yi dari Singapura dengan dua game yang ketat 26-24, 21-19 pada babak semifinal di Bangkok pada Sabtu waktu setempat (10/1). Pada babak final yang dilaksanakan Minggu (11/1), ganda Pelatnas Cipayung itu akan menjajal ketangguhan pasangan Korea Selatan Chan-Jun-bong/Kim Duck-young yang di babak empat besar menghentikan ambisi ganda tuan rumah Cholprasertsuk Krritti/Tovannakasem Samatcha dengan straight game 21-12, 21-15.
 Bagi Angga/Ricky, lolos ke babak final merupakan kali kedua. Sebelumnya,pasangan yang baru tampil dalam tiga turnamen tersebut menembus babak puncak Makau Grand Prix Gold 2014 pada November lalu.  Tapi, langkahnya di hentikan unggulan kedua asal Singapura Danny Bawa Chrisnanta/Chayut Triyachart 19-21, 20-22.
 Angga/Ricky kali pertama tampil dalam Hongkong Super Series 2014 atau sepekan sebelum Makau Grand Prix Gold.  Mereka langsung tersingkir di pertandingan perdana usai dilibas pasangan nomor satu dunia asal Korea Selatan Lee Yong-dae/Yoo Yeon-seong dengan 20-22, 23-25.
 Meski baru tampil di tiga turnamen, namun ranking Angga/Ricky sudah ada 147. Melihat trennya, kans menjadi juara sangat terbuka.
 Angga sempat mencuat saat berpasangan dengan Rian Agung Saputro. Mereka sempat menembus 10 besar dunia. Bahkan, kini, Angga/Rian masih ada di posisi 14.
 Mereka dipisahkan setelah kegagalan mengiringi selama 2014. Ricky sebelumnya berpasangan dengan Berry Anggriawan yang kini ditandemkan dengan Rian. (*)

Liliyana Ikut Panaskan Purple League

HADIR:Liliyana Natsir (foto: PBSI)

PEBULU tangkis papan atas yang berlaga di Purple League  bertambah. Dalam transfer window di jeda kompetisi bulu tangkis Malaysia itu kini ada nama Liliyana Natsir.
 Dia membela klub Kajang. Liliyana pun sudah turun saat timnya kalah melawan Petaling dalam pertandingan yang dilaksanakan Sabtu waktu setempat (10/1). Meski kalah 173-202, dia tetap mampu menyumbangkan kemenangan.
 Turun di nomor spesialisnya, ganda campuran, perempuan asal Sulawesi Utara tersebut berpasangan dengan Songphon Anugritayawon dari Thailand.Mereka mengalahkan ganda Petaling yang berasal dari Indonesia Ardiansyah/Tike Arieda Ningrum11-9,11-8, 10-11,11-9.
 Sayang, rekan Liliyana yang juga berasal dari Indonesia Hendra Setiawan/Afiat Yuris Wirawan. Mereka menyerah 7-11, 11-6, 10-11, 9-11 kepada Goh V Shem/Iskandar Zulkarnain.
 Sebelum Liliyana, para jago tepok bulu tangkis Indonesia sudah membela klub negeri jiran sejak November atau dimulainya Purple League. Perempuan yang juga akrab disapa Butet tersebut merupakan pebulu tangkis spesialis ganda campuran terbaik yang dimiliki Indonesia.Bersama Tontowi Ahmad, mereka mampu menjadi juara dunia pada 2013.
 Kekalahan atas Petaling membuat mereka terpaku di posisi ke-11 atau dua dari bawah. Juru kunci ditinggali oleh Bangsar Hawks. (*)

Sinyo Tetap Kompak dengan Pia

MUKA BARU: Lee Yong-dae (foto:victor.com)

MARKUS ‘’Sinyo’’ Fernaldi boleh berpisah dengan Markis Kido. Namun, itu tak membuat duetnya dengan adik Kido, Pia Zebadiah, tak kompak.
 Buktinya, pasangan yang sama-sama pernah digembleng di Pelatnas Cipayung tersebut mampu menyumbangkan kemenangan bagi Cheras dalam lanjutan pertandingan Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan Purple League pada Rabu waktu setempat (7/1).
 Sinyo/Pia menundukkan Tan Kian Meng/Sannatash Saniru yang membela Serdang dengan 11-4, 9-11, 11-8, 11-10. Donasi ini menjadi elemen penting kemenangan 229-163 Cheras.
 Bahkan, Cheras mampu menyapu bersih kemenangan dari enam partai yang digelar. Salah satu kemenangan Cheras juga lahir dari pebulu tangkis asal Indonesia Febby Angguni.  Turun di nomor spesialisnya, tunggal putri, mantan pebulu tangkis Pelatnas Cipayung tersebut menang mudah 11-3, 11-5, 11-5 atas Goh Jin Wei.
 Hanya, kemenangan atas Serdang belum melambungkan posisi Cheras. Pia dkk masih tertahan di posisi ketujuh dari 12 peserta.
 Mulai akhir Desember lalu, Sinyo sudah tak berpasangan dengan Kido. Dia sempat berpartner dengan Kaizar Bobby Alexander dalam turnamen di Turki. Sedangkan Kido lebih memilik rekan satu klubnya di Jaya Raya, Agripinna Prima Rahmato. Namun, mulai awal 2015, Sinyo kembali dipanggil berlatih di Pelatnas Cipayung. Hanya, dia belum ditentukan pasangannya.
 Sebelumnya, di ganda campuran, Sinyo berpasangan dengan Rizky Amelia Pradipta, yang menjadi tandem Pia di ganda putri. (*)


Chong Wei Out, Yong-dae Gabung


LEE Yong-dae bakal turun di ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Pebulu tangkis spesialis ganda tersebut siap mengayunkan raket dalam event yang dilaksanakan di Denpasar, Bali, pada 25 Januari-1 Februari tersebut.
 Tentu, ini menjadi pengobat kecewa bagi public bulu tangkis Indonesia. Alasannya, tahun lalu, sebenarnya, Yong-dae sudah ikut ambil bagian ketika hajatan tersebut dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya.
 Sayang, ketika itu, dia gagal turun. Penyebabnya, Yong-dae masih terkena sanksi dari BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) karena menolak menjalani tes doping.
 Tapi, belum disebutkan klub mana yang akan dibela Yong-dae. Bisa jadi, Jaya Raya Jakarta ataupun Musica Champion Kudus akan membayar mahalnya.
 Hanya, SBI kali ini kehilangan bintangnya yang lain, Lee Chong-Wei. Lelaki asal Malaysia tersebut dipastikan absen karena dia masih menjalani saksi dari BWF.Bedanya dengan Yong-dae, Chong Wei bukan menolak tes doping tapi terbukti memakai doping saat mengikuti Kejuaraan Dunia 2014 di Kopenhagen, Denmark. Pada 2014, lelaki bergelar Datuk tersebut sukses mengantarkan Musica menjadi juara. (*)

Daftar legiun asing di SBI 2015.
Pemain Asing :
Jepang: Reika Kakiiwa, Miyuki Maeda, Hirokatsu Hashimoto , Noriyasu Hirata

Korea Selatan: Lee Yong-dae , Lee Hyun-il, Son Wan-ho, Sung Ji-hyun

Thailand: Tanongsak Saensomboonsuk, Ratchanok Intanon, Busanan Ongbumrungpan

Taiwan: Chou Tien Chen

Rusia: Vladimir Ivanov

Main Perdana, Tago Dongkrak Petaling

SAPU BERSIH: Petaling usai mengalahkan Bangsar Hawks

KENICHI Tago memberikan suntikan semangat bagi klub, Petaling. Buktinya, kali pertama hadir, pebulu tangkis asal Jepang tersebut mampu membawa  Petaling menang telak 233-169 atas Bangsar Hawks dalam pertandingan lajutkan Liga Bulu Tangkis Malaysia yang akrab disebut Purple League pada Selasa waktu setempat (6/1).
 Tago turun sebagai tunggal putra kedua. Dia tak mengalami kesulitan untuk mengalahkan wakil Bangsar Hawks yang juga pebulu tangkis nasional Malaysia Zuladli Zulkifli dengan 11-9, 11-8, 11-1.
 Petaling pun mampu memenangkan enam partai yang dipertandingkan. Tago baru turun karena lelaki yang kini masuk posisi lima besar dunia tersebut bergabung usai jeda kompetisi. Apalagi, awal Januari ini tidak ada turnamen besar yang diikuti.
 Salah satu sumbangan kemenangan Petaling juga didonasikan oleh pebulu tangkis Indonesia. Pasangan ganda campuran Ardiansyah/Tike Arieda Ningrum mempermalukan ganda top Singapura yang membela Bangsar Hawks Danny Bawa Chrisnanta/Vanessa Neo 11-10,11-8, 6-11, 11-7.
 Namun kehadiran Tago juga membuat pebulu tangkis merah putih lainnya, Rizky Hidayat, tak bisa turun. Dia terbentur regulasi.
 ‘’Hanya dua partai yang boleh menurunkan pebulu tangkis asing. Adanya Tago dan pasangan Ardiansyah/Tike membuat saya tak bisa turun,’’ ungkap Rizky.
 Namun, dia mengaku dengan lapang dada menerima. Alasannya, semua tergantung strategi dan kebutuhan tim.
 Kemenangan atas Bangsar Hawks juga menaikan posisi Petaling ke ranking keenam dalam kompetisi bulu tangkis yang diikuti oleh 12 tim itu. Sebaliknya, pil pahit atas Petaling membenamkan Bangsar ke posisi juru kunci. (*)

Sony Bela Jaya Raya Jakarta

LEBIH CEPAT: Sony Dwi Kuncoro
TJAKRINDO Masters punya pebulu tangkis dengan nama-nama besar. Sayang, dalam ajang Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015, klub asal Surabaya, Jawa Timur, tersebut memutuskan absen.
 Imbasnya, para atletnya pun membela klub lain dalam ajang yang dilaksanakan di Bali pada 25Januari-1Februari tersebut. Salah satunya Sony Dwi Kuncoro.
 Namun, mantan tunggal putra terbaik Indonesia tersebut bukan membela klub yang pernah membesarkan namanya, Wima Surabaya dan Suryanaga Surabaya.
 ‘’Saya membela Jaya Raya Jakarta. Mereka terlebih dahulu menghubungi saya,’’ ungkap Sony kepada smashyes.
 Sebenarnya, tambah dia, pihak Suryanaga juga mengkontaknya. Sayang, klub yang dipimpin oleh mantan Sekjen PP PBSI Yacob Rusdianto tersebut kalah cepat dengan Jaya Raya.
 ‘’Jadi, saya nggak bisa membela Suryanaga,’’ tambah bapak dua putri ini.
 Sony sendiri pernah membela Suryanaya. Bahkan, klub tersebut pernah dibawanya menjadi juara pada SBI 2007.
 Tahun lalu, Sony juga mampu membawa Musica Champions Kudus naik ke podium terhormat. Sayang, cedera yang masih membekap membuat dia tak bisa turun sekalipun dalam SBI 2014 yang dilaksanakan di DBL Arena, Surabaya.
 Sony hanya sekali mengayunkan raket. Itu terjadi dalam laga ekshibisi melawan Ariel Noah yang berpasangan dengan salah satu tunggal putra terkuat di dunia, Lee Chong Wei. Sedangkan Sony berpartner dengan pemilik Djarum Victor.
 Tahun 2014 memang menjadi tahun yang kurang bagus buat Sony.Lelaki peraih perunggu Olimpiade Athena 2004 itu mengalami cedera yang membuatnya absen lama dari pentas bulu tangkis. Cedera itu pula yang membuatnya harus terpental dari Pelatnas Cipayung yang sudah hampir 12 tahun ditinggalinya. Kini, Sony pun kembali ke kota asalnya, Surabaya. (*)

Paksa Simon Tampil Lima Game


PERLAWANAN: Goh Soon Huat (foto:thestar)
SIMON Santoso balikkan keadaan. Sempat tertinggal di dua game awal, dia mampu menang 3-11, 9-11, 11-8, 11-5, 11-7 atas
Goh Soon Huat dalam lanjutan pertandingan Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan Purple League pada Sabtu waktu setempat (3/1).
 Sayang, kemenangan tersebut tak mampu menolong klub yang dbela Simon,Klang United, dari kekalahan. Mereka kalah 112-122 oleh Kepong. Sebenarnya, skor kedua tim imbang 3-3.Namun, dari game per pertandingan Klang kalah.
 Di Klang sendiri, dalam pertandingan Sabtu itu hanya diperkuat satu wakil dari Indonesia, Simon. Satu lagi pebulu tangkis asingnya berasal dari Singapura, Derek Wong.
 Tapi, finalis Pesta Olahraga Persemakmuran (Commonwealth Games) 2014 itu takluk kepada Chong Wei Feng tiga game langsung 6-11, 5-11, 10-11.  Kemenangan ini mengangkat Kepong ke posisi tiga klasemen sementara Purple League.
 Pebulu tangkis Indonesia memang banyak yang tampil dalam Purple League 2014-2015. Bahkan, klub yang berada di pucak klasemen Puchong United juga ada wakil merah putih,Markis Kido. Dia langsung tampil dengan pasangan barunya, Agripinna Prima Rahmanto. (*)

Sony Kalah, Ampang Melorot

PENAKLUK: Daren Liew (foto:thestar)

AWAL kurang memuaskan bagi Sony Dwi Kuncoro di 2015. Dia dipaksa menelan kekalahan oleh Daren Liew 6-11, 4-11, 11-10, 8-11 pada Jumat (2/1).
 Hanya, kekalahan tersebut terjadi bukan di turnamen yang masuk kalender BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia). Sony kalah oleh pebulu tangkis Malaysia tersebut dalam Liga Bulu Tangkis Malaysia atau yang lebih dikenal dengan sebutan Purple League. Dalam ajang yang dimulai sejak November itu, Sony membela klub Ampang Jaya dan Daren memperkuat Puchong United
 ‘’Kalah menang tetap main terus. Nggak ada pengaruhnya di ranking dunia,’’ kata Sony kepada smashyes.
 Ini juga menjadi  kekalahan perdana Arek Suroboyo tersebut. Bukan hanya dari Liew tapi juga di ajang Purple League.
 Tumbangnya Sony juga membuat Ampang Jaya menyerah 190-204. Menariknya, salah satu kemenangan Puchong disumbangkan pasangan anyar, Markis Kido/Agripinna Prima Rahmanto. Mereka mengalahkan pasangan Ampang Jaya Muhammad Amzzar/Ong Yew Sin 11-7, 7-11, 11-7, 11-7.
Kemenangan ini semakin mengukuhkan Puchong United di puncak klasemen. Sementara, Ampang Jaya turun dua setrip ke posisi kelima. (*)

Wima Tarik Antony Ginting

TUNGGAL:Anthony Ginting

WIMA Surabaya mulai menyusun kekuatan untuk Superliga Bulu Tangkis Indonesia (SBI) 2015. Mereka melakukan perubahan di sektor tunggal dan mengandalkan mula-muka lama di nomor ganda dalam kejuaraan yang dilaksanakan di Bali pada 25 Januari-1 Februari.
 ‘’Di tunggal, ada dua pemain dari luar dan dua pemain dari Wima sendiri,’’ kata Ferry Stewart, pelatih yang juga Pembina Wima Surabaya, kepada smashyes.
 Dua pebulu tangkis tamu tersebut, jelasnya, adalah Anthony Sinisuka Ginting dan Panji Akbar. Saat ini, Antony berstatus pebulu tangkis yang digembleng di Pelatnas Cipayung.Klub asalnya SGS Bandung. Panji merupakan pebulu tangkis yang saat ini bernaung di Puslatprov DKI dari klub Pelita Jaya.
Sementara, dua tunggal yang merupakan didikan Wima adalah Febriyan Irvannaldy dan Rizki Antasari. Komposisi ini hampir tak pernah berubah dibandingkan Superliga Bulu Tangkis Indonesia 2014.
 Ketika itu, di tunggal juga ada nama Febriyan dan Rizki. Hanya, mereka didampingi Fauzi Adnan dari Suryanaga dan  Arief Gifar Ramadan (Djarum).
 ‘’Kalau di ganda, Wima akan menurunkan Riki Widianto, Selvanus Geh, Ade Yusuf, Rizky Hidayat, dan Riyo Arief. Semuanya merupakan anak-anak Wima,’’ ungkap Ferry.
 Tahun lalu, Wima membuat kejutan dengan menembus babak semifinal dalam event yang digelar di DBL Arena, Surabaya, tersebut. Mereka gagal menembus babak pemungkas setelah dikalahkan Musica Champions Kudus dengan skor tela 0-3. Musica akhirnya menjadi juara kelompok putra usai menundukkan Jaya Raya. (*)

Pulang untuk Sembuhkan Sakit

OUT: Selvanus Geh

NAMA Selvanus Geh tak ada dalam daftar penghuni Pelatnas Cipayung 2015. Seharusnya, pebulu tangkis asal Wima, Surabaya, tersebut masuk dalam skuad ganda putra atau juga bisa ke ganda campuran.
 ‘’Iya, nama Selvanus memang nggak ada. Dia lagi sakit dan pulang ke Samarinda, Kalimantan Timur,’’ kata Ferry Stewart, pelatih Wima, kepada smashyes.
 Menurutnya, anak asuhnya tersebut pulang kampung untuk proses penyembuhan. Selvanus, terang Ferry, akan kembali ke Pelatnas Cipayung jika sudah sembuh.
 Sebenarnya, Selvanus termasuk pebulu tangkis yang punya potensi. Saat masih berpasangan dengan Ronald Alexander, yang juga berasal dari klub asal Surabaya Suryanaga, mereka mampu menembus babak final Indonesia Grand Prix Gold 2013. Salah satu lawan yang dikalahkan adalah pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang baru saja pulang menjadi juara dunia. Sayang, di final, Selvanus/Ronald kalah kepada seniornya di Pelatnas Cipayung, Angga Pratama/Rian Agung Saputro.
 Setelah itu, keduanya dipisah. Selvanus lebih banyak tampil dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo.
 Hasil yang diraih keduanya selama 2014 cukup bagus untuk pasangan yang baru digabungkan. Selvanus/Kevin mampu menjadi juara di Vietnam Challenge dan Bulgaria Challenge.
 Selain itu, di Indonesia Grand Prix Gold juga melaju hingga babak akhir. Namun, di final, Selvanus/Kevin dihentikan Markis Kido/Markus ‘Sinyo’ Fernaldi.
 Di nomor ganda putra di Pelatnas Cipayung 2015, masih terdapat muka-muka lama. Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan masih menjadi andalan. (*)

Penghuni Pelatnas Cipayung Nomor Ganda Putra
1.       Hendra Setiawan (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
2.       Mohammad Ahsan (Djarum, Jawa Tengah)
3.       Angga Pratama (Jaya Raya Jakarta, Jakarta)
4.       Rian Agung Saputro (Jaya Raya Suryanaga, Jawa Timur)
5.       Ricky Karanda Suwardi (Mutiara Bandung, Jawa Barat)
6.       Berry Angriawan (Djarum, Jawa Tengah)
7.       Wahyu Nayaka Arya Pankaryanira (Tangkas, Jakarta)
8.       Ade Yusuf (Wima Surabaya, Jawa Timur)
9.       Kevin Sanjaya Sukamuljo (Djarum, Jawa Tengah)
10.   Marcus Fernaldi Gideon (Tangkas, DKI Jakarta)
11.   Muhammad Rian Ardianto (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
12.   Fajar Alvian (SGS Bandung, Jawa Barat)
13.   Hardianto (Mutiara Cardinal Bandung, Jawa Barat)
14.   Kenas Adi Haryanto (Djarum, Jawa Tengah)
15.   Rian Swastedian (Jaya Raya Jakarta, DKI Jakarta)
16.   Hantoro (Djarum, Jawa Tengah)

Andre Tedjono Susul Sony

KE MALAYSIA: Andre Kurniawan Tedjono (kanan)

PEBULU tangkis Indonesia yang membela Ampang Jaya di Purple League bertambah. Kali ini, giliran Andre Kurniawan yang akan memperkuat klub yang saat ini duduk di posisi ketiga dalam event yangmerupakan kompetisi bulu tangkis di Malaysia tersebut.
 ‘’Saya akan mulai membela AmpangJaya 8 Januari mendatang. Saya akan berangkat sehari sebelum pertandingan,’’ kata Andre kepada smashyes.
 Rencananya, lelaki yang pernah menjadi penghuni Pelatnas Cipayung tersebut turun sebagai tunggal pertama. Ini disebabkan ranking dunia nomor tunggal putra miliknya masih yang terbaik di antara skuad Ampang Jaya. Dari rilis yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) terakhir pada 24 Desember lalu, Andre berada di posisi 46.
 Di negeri jiran, lelaki binaan Djarum Kudus tersebut akan bergabung dengan Sony Dwi Kuncoro. Mantan pebulu tangkis nomor satu Indonesia tersebut sudah bergabung sejak Desember.
 ‘’Saya baru bergabung Januari karena November-Desember masih di Eropa,’’ terang Andre.
 Ya, saat Purple League mulai digelar November, dia tengah berada di Eropa. Selain mengikuti beberapa turnamen, Andre juga unjuk kemampuan di kompetisi bulu tangkis Liga Jerman (Bundesliga).
 Selain Andre dan Sony, wakil Indonesia di Ampang Jaya masih ada Aprilia Yuswandari. Dia turun di tunggal putri, yang menjadi spesialisnya. (*)

Alamsyah Langsung Ketemu Kandidat Utama Juara

TERJAL: Alamsyah Yunus (foto:zimbio.com)

MALAYSIA Grand Prix Gold pernah memberi kenangan yang manis bagi Alamsyah Yunus. Mantan penghuni Pelatnas Cipayung tersebut pernah menjadi juara pada edisi 2013 atau dua tahun lalu. Di babak final, wakil merah putih tersebut menundukkan Goh Soon Huat dengan rubber game 10-21, 21-19, 21-19.
 Tahun lalu,Alamsyah gagal mempertahankan gelar. Dia mundur karena cedera dalam turnamen berhadiah total USD 120 ribu tersebut.
 Kini, tantangan berat menghadang lelaki binaan Jaya Raya tersebut. Pada babak pertama turnamen yang dilaksanakan pada 13-18 Januari 2015, dia langsung berhadapan dengan kandidat utama juara tunggal putra, K. Srikanth.
 Bagi Alamsyah, pebulu tangkis India itu bukan lawan yang asing. Hanya, dia punya pengalaman pahit.
 Alamsyah kalah dua game langsung Makau Grand Prix Gold 2012. Saat itu, 27 November 2012, dia kalah dua game langsung 10-21, 18-21.
 Selain itu, kini rankingnya jauh di bawah Srikanth. Dari rilis peringkat terakhir yang dikeluarkan BWF (Federasi Bulu Tangkis Dunia) per 24 Desember lalu, Alamsyah di ranking 190 sedangkan Srikanth di posisi keempat.
 Jebloknya ranking Alamsyah ini dikarenakan jarangnya dia berlaga di event internasional. Toh, kalaupun tampil, raja sirnas itu hanya bertahan di babak-babak awal.
 Beda dengan Srikanth. Tahun 2014 merupakan tahun terbaik sepanjang karir pemuda 21 tahun tersebut.
 Dia mampu menjadi juara turnamen bergengsi, Tiongkok Super Series Premier. Lawan yang dikalahkannya di final pun bukan sembarang pebulu tangkis, Lin Dan, juara dunia lima kali dan dua kali peraih emas olimpiade.
 Setelah itu, Srikanth juga memetik hasil bagus dalam dua turnamen terakhir yakni menembus semifinal Hongkong Super Series 2014 dan Super Series Finals 2014 di Dubai,Uni Emirat Arab (UEA).
 Hal yang sama juga dialami Evert Sukamta. Dia langsung berhadapan dengan unggulan kedua Hu Yu nasal Hongkong. (*)

Jorgensen-Tago Panaskan Purple League

HADIR: Jan O Jorgensen (foto:zimbio.com)
LIGA Bulu Tangkis Malaysia atau yang dikenal dengan Purple League makin panas.  Dua pebulu tangkis papan atas dunia masuk dalam bursa transfer yang ditutup akhir pekan lalu.
Mereka adalah Jan O Jorgensen, tunggal putra peringkat tiga dunia asal Denmark, dan Kenichi Tago, tunggal putra peringkat keempat asal Jepang. Keduanya akan membela Petaling.
 Sebelumnya, kompetisi yang dimulai sejak November 2014 itu sudah diikuti oleh para atlet olahraga tepok bulu seperti Hendra Setiawan dan Tommy Sugiarto dari Indonesia, Lee Hyun-il dari Korea Selatan, dan Nguyen Tien Minh dari Vietnam.
 Purple League akan kembali diputar pada 2 Januari setelah libur selama tiga minggu. Dalam rentang itu, dibuka transfer.
‘’Jendela transfer dibuka mulai 8-22 Desember. Kami pun sudah menyelesaikannya,’’ kata Datuk Jack Koh, chief executive Purple League.
 Dia berharap liga bakal semakin menarik dengan kehadiran muka muka baru tersebut. Apalagi, tambah Jack, semua tim all out untuk bisa menjadi juara.
 ‘’Kami berharap penonton juga akan memberikan dukungan,’’ ungkapnya.
Selain itu, Puprple League bisa disaksikan melalui televisi di enam negara yakni Taiwan, India, Tiongkok, Hongkong, Thailand, dan Singapura.
 Saat ini, posisi puncak liga ditempati PUchong United. Tim ini diperkuat tunggal putra nomor 26 dunia asal Thailand Tanongsak Saensomboonsuk dan mantan juara junior tunggal putri Asia Aya Ohori. (*)